Anda di halaman 1dari 55

ASAM BASA

Asam as.sitrat (sari buah jeruk)


as. Asetat (cuka)
as. Askorbat (vit. C)

Basa  amoniak (dalam pupuk)


Natrium hidroksida
I. Konsep Arhenius
Asam : Zat yang dalam larutan air akan
menambah konsentrasi ion hidronium (H2O+
atau H+).
secara umum dinyatakan dengan rumus HX
HX + H2O  H3O + X- atau HX  H+ + X-

Contoh:
HCl + H2O  H3O++ Cl-
Atau HCl  H+ + Cl-
Secara umum dapat dinyatakan dengan rumus
MOH
MOH  M+ + OH-
Contoh :
NaOH  Na+ + OH-
Amonia : NH3 + H2O  NH4+ + OH-
Oksida logam : Na2O + H2O  2 Na++ 2OH-

Konsentrasi asam ditentukan oleh konsentrasi H+


di dalam air
Konsentrasi Basa ditentukan oleh konsentrasi ion
OH- dalam air
Konsep Arhenius berlaku pada :
 Hanya berlaku pada air
 Ada asam atau basa yang tidak mengandung
H+ dan OH-

II. Konsep Bronsted – Lowry


Asam : zat yang memberikan proton kpd zat
lain

Basa : zat yang nerima proton dari zat lain


Asam (x) + Basa (y)  basa lemah + as. Lemah
Asam (x) dan basa (x) pasangan asam basa
Basa (y)dab asam (y) konjugasi

Contoh :
HCl dengan Cl-
H3O+ dengan H2O
Reaksi autoinisasi : reaksi asam basa yang
mengangkut hanya satu zat saja [berlaku
sebagai asam basa]
contoh: reaksi antar molekul asam asetat

Dalam reaksi netralisasi Bronsted – Lowry:


Semakin kuat suatu asam menhgasilkan
semakin lemah basa konjugasinya,demikian
sebaliknya
Asam kuat + basa kuat  bs lemah + as lemah
Asam : zat yang dapat menerima pasangan
elektron ( akseptor pasangan elektron untuk
membentuk ikatan kovalen)

Basa : zat yang dapat memberikan pasangan


elektron [donor pasangan elektron] untuk
membentuk ikatan kovlen koordinat

Reaksi netralisasi : asam basa lewis  membentuk


ikatan kovalen koordinat
H+ + :O:H-  H:O:H
Asam basa air
H2O  H+ + OH-
[H+][OH-]
K = ---------- = 1,8x10-16 (pd suhu 25oC)
[H2O]
Konsentrasi dalam larutan encer tetap (tidak
terdisosiasi)
[H2O]= 1000 = 55,6M
18
K [H2O] = [H+] x [OH-]
1,8x10-16 x 55,6 = 1x10-14
Diperoleh Kw = [H+][OH-]=1x10-14
Kw= tetapan ionisasi / deionisasi air
Dalam air murni = [H+]=[OH-]= 1 x 10-7
Larutan Netral [H+] = [OH] = 1,0 x 10-7
Larutan Asam [H+] > [OH-]
Larutan Basa [H+] < [OH-]
atau [H+] = 1,0 x 10-14
[OH-]

Konsentrasi [H+] dan [OH-] sangat kecil atau


besar sekali [bisa 10 sampai 10-14]
 Harga logaritma : px = - logx.
 Konsep pH : yaitu pH = - log [H+]
Asam dan Basa merupakan larutan elektrolit
Elektrolit : zat yang dilarutkan dalam air akan
mengurai menghasilkan ion-ion yang
bermuatan sehingga menghantarkan listrik.
Asam : HA  H+ + A-
Ka = [H+] [A-]
[HA]
pKa = - log Ka.
Basa : BOH  B+ + OH-
Kb = [B+] [OH-]
[BOH]
pKb = - log Kb.
Sifat larut [H+] [OH_] pH pOH
Asam >10-7 <10-7 <7 >7
Basa <10-7 >10-7 >7 <7
Netral =10-7 =10-7 =7 =7
 Elektrolit dapat dibagi atas elektrolit kuat dan
elektrolit lemah.
 Konsetrasi elektrolit di tentukan oleh harga K.

Ka >> atau pKa <<  makin kuat asam.


Kb >> atau pKb <<  makin kuat basa.
 Kekuatan elektrolit ditentukan oleh besarnya
derajat disosiasi / derajat ionisasinya.
= jumlah mol yang terdisosiasi
jumlah mol semula
Jadi >>  makin kuat elektrolitnya
Contoh : hitung persen derajat ionisasi dalam
asam asetat dalam 1 mol asam asetat.
Dik Ka = 1,4 x10-5
HC2H3O2  H+ + C2H3O2-
Ka = [H+] [C2H3O2-]
[HC2H3O2]

[H+] = Ka [HC2H3O2]
[C2H3O2-]
Ka = x2 > Ka = x2  x= Ka
1-x
= x x 100%
1
 Zat yang bereaksi sama hasil reaksi berbeda
 Keasaman berbeda

PH mempengaruhi reaksi
Supaya PH tetap selama reaksi  diperlukan
Zat tertentu  larutan dafar / buffer.
 1 ml 0,1M, pH = 4
[H+] = 10-4
 40 mg NaOH dalam 1 liter air.
40 BM = 1 m mol POH = 3
OH- = 10-3 mol PH = 11
 Larutan Buffer : larutan yang dapat
mempertahankan pH larutan relatif hampir
tetap pada temperatur tertentu walaupun ada
penambahan asam / basa pada jumlah
tertentu.

 Cara Membuat Larutan Buffer


 Untuk pH > 7 : dibuat dengan
mencampurkan basa lemah dengan garam
dari basa lemah tersebut.
Contoh : amoniak dan garam NH4Cl
 Untuk pH < 7 : dengan mencampurkan suatu
asam lemah dengan garam asam lemah itu.
Contoh : asam asetat & garam Na asetat
as.lemah garam lemah
HC2H3O2  H+ + C2H3O2-
NaC2H3O2  Na+ + C2H3O2-

Ka = 7,5 x 10-5
HC2H3O2  H+ + C2H3O2-
0,1 M - -
x x
0,1 – x x (x+ 0,1)M.
Ka = x (0,1 + x)
(0,1 – x)
= 7,5 x 10-5
Secara umum :
[H+] = Ka [asam]
[garam]
pH = pKa + log [garam]
[asam]
(Persamaan Haderson – Hasselbach)
 Jika larutan dafar ini ditambahkan

Contoh : pH > 7 : [OH-] = Kb [basa]


[garam]
garam NH4Cl terionisasi sempurna sebagian
kecil basa lemah NH3
NH3 + H2O  NH4+ + OH-
Kb = [NH4+] [OH_]
[NH3]
contoh : suatu larutan buffer dengan
mencampurkan 200 ml larutan NH3 0,6M
dengan 300 ml larutan NH4Cl 0,30M.
a. hitung pH dari buffer tersebut.
b. hitung pH larutan setelah ditambahkan
0,02 mol H+

Kb = 1,8 x 10-5
a]. NH3 yang dicampur = 200 x 0,6 = 0,12mol.
1000
NH4+ = 300 x 0,3 = 0,09 mol.
1000

konsentrasi dalam 500 ml = 0,5 l.


[NH3] = 0,12 = 0,24 M.
0,5
[NH4+]= 0,09 = 0,18 M.
0,5
[OH] = Kb [NH3] = 1,8 . 10-5 [0,24] = 2,4 x 10-5M
[NH4+] [0,18]
pOH = - log. 2,4 x 10-5 = 4,62
pH = 14 – 4,62 = 9,38.
b]. Setelah ditambah H+  bereaksi dengan
buffer.
H+ + NH3  NH4+
ditambah H+ = 0,02 mol = 0,02 = 0,04 M.
0,5
konsentrasi masing2 ion
[NH3] = 0,24 – 0,04 = 0,2 M.
[NH4+] = 0,18 + 0,04 = 0,22 M.
[OH-] = 1,8 x 10-5 . [0,2]
[0,22].
[OH-] = 1,6 x 10-5
pOH = - log. 1,6 x 10-5 = 4,8
pH = 14 – 4,8 =9,2.
Contoh : untuk pH < 7 (asam)
 Bagaimanakah pengaruhnya pada pH, jika
pada 1liter larutan penahan yang terbuat dari
0,1M HC2H3O2, 0,1M NaC2H3O2 ditambahkan :
a. 0,001 M H+ b. 0,001 M OH-
[H+] = Ka x [asam]
[garam]
= 1,74 x 10-5 [0,1]
[0,1]
pH = 5 – log 1,74
= 4,76.
a]. [C2H3O2-] = 0,1 – 0,001 = 0,099 M
[HC2H3O2] = 0,1 + 0,001 = 0,101 M
pH = pKa + log [C2H3O2-]
[HC2H3O2-]
= 4,76 – 0,01
= 4,75 C2 H3 O2- + H+  HC2H3O2
(garam) (asam)
b]. HC2H3O2 + OH-  C2H3O2- + H2O
asam 0,001

[HC2H3O2] = 0,1 – 0,001 = 0,099 M


[C2H3O2-] = 0,1 + 0,001 = 0,101 M
pH = 4,76 + 0,01
= 4,77
 Bagaimana membuat larutan buffer pH 5,7.
Ka = 1,8 x 10-5
[H+] = Ka [asam]
[garam]
[asam] = [H+]
[garam] Ka
[H+] = 10-pH = 10-5,7 = 2 x 10-6
[asam] = [H+]
[garam] Ka
= 2 x10-6 = 1
1,8 x 10-5 9
Larutan buffer dibuat dengan perbandingan
asam : garam = 1 : 9
Bila suatu garam dilarutkan kedalam air akan
terjadi kesetimbangan.
MZ  M+ + Z-
H2O  OH- + H+
a. Garam berasal dari asam kuat & basa kuat
(NaCl)
NaCl  terionisasi dengan sempurna dalam
air.
reaksi : NaCl  Na+ + Cl-
H2O  OH- + H+
b. Garam berasal dari asam lemah dan basa
kuat.
CH3COONa  CH3COO- + Na+
H2O  H+ + OH-
Ion CH3COO- akan terhidrolisis dalam air dan
mengikat ion H+ sehingga terjadi reaksi
hidrolisa :
CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH-
Maka : K = [CH3COOH] [OH-]
[CH3COO-] [H2O]

K [H2O] = [CH3COOH] [OH-]


[CH3COO-]
K [H2O] disebut sebagai tetapan hidrolisa
(Kh) yang harganya tetap / konstan.
Kh = Kw
Ka
Ka = tetapan kesetimbangan asam yang
terjadi
Kw = tetapan kesetimbangan air (1x10-14)

[OH-] = √ Kw [garam]
Ka Basa
c. Bila garam berasal dari asam kuat dan basa
lemah. Dalam air terjadi reaksi
ionisasi : NH4Cl  NH4+ + Cl-
H2O  OH- + H+
NH4+ akan terhidrolisa dalam air dan mengikat
ion OH- sehingga terjadi reaksi :
NH4+ + H2O  NH4OH + H+
Maka didapat:
Kh = Kw / Kb
Kb : tetapan kesetimbanganbasa yang terbentuk
[H+] = √Kw
_____ [garam]
Kb
Jika [H+] dan [OH-] dapat dicari dengan harga Ka
dari asam dan Kb dari basa
Contoh soal ;
20 ml larutan KOH 0,5M direaksikan dengan
20ml larutan CH3COOH 0,5M berapakan pH
larutan tersebut? Dik Ka = 1,82 x 10-5
KOH + CH3COOH  CH3COOK + H2O
CH3COOK  CH3COO- + K+
CH3COO- + H2O  CH3COOH + OH-
Jumlah mol KOH = 20 x 0,5M = 0,01 mol
1000

Jumlah mol CH3COOH = 20 x 0,5M = 0,01 mol


1000

Jumlah mol CH3COOK yg terbentuk = 0,01 mol


[CH3COOK] = 1000 x 0,01 mol/liter
40
= 0,25 mol/liter

CH3COOK terbentuk dari garam yg berasal dr


asam lemah dan basa kuat
[OH-]= √Kw [garam]
Ka
= √ 10-14 [0,25] = 1,17 x 10-5 mol/lt
1,82x 10-5
pOH = - log [OH-] = 1,17 x 10-5 = 4,9
pH = 14- pOH = 14 – 4,9 = 9,1
Jenuh : konsentrasi max suatu zat terlarut
dalam air sehingga mencapai keadaan tepat
jenuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi larutan :


1. Temperatur tinggi  S tinggi
2. Ion sejenis  dengan adanya ion sejenis
maka S turun,semakin tinggi konsentrasi
ion sejenis maka S semakin kecil
 Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut adalah
[max] dari zat tersebut yang dapat larut dalam
pelarutnya.
 Senyawa denngan ikatan ion pada umumnya
melarut dengan baik dalam pelarut polar.
 Senyawa yang tidak polar lebih mudah larut
dalam pelarut yang tidak polar. Misal: minyak
dalam heksana
 Senyawa ion pada umumnya akan melarut
dengan baik bila reaksi pelarutnya eksoterm
(melepas panas)
 Contoh garam yang mudah larut,melarut secara
endoterm : NaCl, NH4Cl, KCl
Kelarutan garam dalam air

misal suatu garam MZ dilarutkan dalam air,
maka reaksi ionisasi secara umum:
MZ  aM+ + bZ-

Maka untuk larutan jenuh :


Ksp = [M+]a [Z-]b
Misal : AgCl(s)  Ag+(aq) +Cl-(aq)
Ksp = [Ag+][Cl-]

CaCO3(s)  Ca2+ + CO32-


Ksp = [Ca2+][CO32-]
 Ksp = hasil kelarutan MZ
 [M+] = [M+] dalam larutan (mol/liter)
 [Z-} = [Z-] dalam larutan (mol/liter)

 Bila [M+]a [Z-]b < Ksp => larutan tidak jenuh


[M+]a [Z-]b = Ksp => larutan tepat jenuh
[M+]a [Z-]b > Ksp => terjadi endapan

hal tersebut merupakan syarat2


terbentuknya endapan
1. AgBr
2. HgCl2
3. AgI
4. BaSO4
5. CaF2
6. AlOH3
7. Ag3PO4
AB  mA+ + nB-
S mS nS

Ksp AB = [A+]m [B-]n


Ksp AB = [mS]m [nS]n
Contoh :
1) AgCl  Ag+ + Cl-
S S
Ksp AgCl = S.S

= S2
S = √Ksp AgCl
2) HgI2  Hg2+ + 2I-
S 2S
Ksp HgI2 = S.(2S)2

= 4S3
S = 3√Ksp HgI2
4

3) AlOH3  Al3+ + 3OH-


S 3S
Ksp = S(3S)3
= 27S4
S4 = Ksp
27
Tentukan kelarutan dari :
1. Ksp AgBr = 1x 10-13
jawab:
AgBr  Ag+ + Br-
S S
Ksp AgBr = SxS
= S2
S = √ Ksp
S = √ 1x10-13
S = 10-6,5
2. Ksp Mg(OH)3 = 27x10-12
3. L(OH)3 dengan pH = 9
4. HgI2 dengan Ksp = 3,2x10-29
5. CaCO3 dengan Ksp = 9x10-9

Tentukan Ksp nya:


1. Kelarutan AgCl adalah 10-5
2. Kelarutan Ca(OH)2 adalah 10-9,berapa gram
CaCO3 max yang dapat larut dalam 250ml
air
Menentukan konsentrasi suatu asam atau
basa yanng tidak diketahui dengan metode
titrasi.
Cara titrasi : menambahkan asam atau basa
yang telah diketahui konsentrasinya sedikit
demi sedikit kedalam zat yang belum
diketahui konsentrasinya sampai mencapai
titik ekivalen / setara.

Va Na = Vb Nb
 Perubahan pH selama etitrasi dapat diukur
dengan menggunakan pH meter, tetapi untuk
menentukan titik ekivalen lebih sering
digunakan indikator pH, yaitu asam/basa
lemah yang dalam keadaan pH tertentu
warnannya berubah menjadi merah muda.

 Jika suatu indikator asam ditulis dengan


rumus H In, maka dalam larutan mengalami
disosiasi
 2H+ + OH-

H2O + HIn  H2O+ + In-


asam basa
• Dalam asam : ion H+ banyak  kesetimbangan
bergeser ke kiri sehingga : [HIn] > [In-].
• Dalam basa OH- banyak  kesetimbangan
bergeser ke kanan sehingga : [In-] > [HIn].
• Indikator berfungsi karena bentuk dalam media
asam [HIn] mempunyai warna berdbeda dengan
bentuk dalam media basa [In-].
Misal HIn = fenol ftalin.
Larutan indikator membentuk kesetimbangan :
HIn  H+ + In-
Ka = KIn = [H+] [In-] atau [In-] = KIn
[HIn] [HIn] [H+]
jadi [H+] = KIn [HIn]
[In-]
KIn tetap pada suhu tertentu  warna
indikator nisbah [HIn] tergantung dari pH
[In-]
atau [H+]

Diasumsikan :
[HIn] > 10 warna indikator = warna HIn
(bentuk asam)
[In-] < 1 warna indikator = warna In_
10 (bentuk basa)
Kisaran pH Indikator
1,2 – 2,8 Biru timol
3,0 – 4,6 Biru bromotenol
4,2 – 6,3 Merah metil
6,0 – 7,6 Biru bromotimol
7,2 – 8,2 Merah kresol
8,2 – 10,10 Fenol ftalein
Misal : asam kuat yang akan ditentukan
konsentrasinya , dititrasi dengan basa kuat yang
diketahui konsentrasinya [ ] .
A. Pada keadaan awal
yang ada hanya asam kuat  pH larutan
ditentukan oleh konsentrasi H+ asam kuat tersebut.
HA terdisosiasi sempurna :
HA  H+ + A-
pH = - log [H+]
B. Selama titrasi sebelum titik ekivalen pH ditentukan
oleh konsentrasi sisa [H+] yang tidak bereaksi
dengan basa kuat yang ditambah  konsentrasi
disesuaikan dengan volume larutan.
C. Pada saat titik ekivalen.
jumlah mol asam = jumlah mol basa.
 asam kuat + basa kuat  garam tidak
mengalami hidrolisis  pH pada titik
ekivalen = 7 atau netral
pH = 7

D. Setelah titik ekivalen terlampaui


pOH ditentukan oleh klebihan ion [OH-]
yang ditambahkan : pH = pKw – pOH
Ex: 50 ml HCl 0,1M hitung pH pada :
a. Keadaan awal.
b. Setelah ditambah 10 ml NaOH.
c. Titik ekivalen.
d. Setelah ditambah 50,1 ml NaOH.
Jawab :
a. [H+] = 0,1 M
pH = 1
b. Jumlah HCl yang ditinggal = (50 x 0,1) – (10 x 0,1)
= 40 mol.
[H+] = 4/60 = 0,067 M.
pH = - log 0,067
= 1,18
c. pH = 7
d. Kelebihan basa = 50,10 – 50 = 0,1 ml
= 0,1 x 0,1 = 0,01 M mol
[OH-] = 0,01/100,1 = 10 x 10-5
= 1 X 10-4 M
pOH = 4
pH = 10.
 Pada keadaan awal
[H+] = √ Ka [asam]

pH = ½ pKa – ½ log [asam]


 Selama titrasi sebelum titik ekivalen.
- Asam lemah + basa kuat  garam
- Ada sisa asam lemah yang tidak bereaksi 
terjadi campuran asam lemah dengan
garam dari asam lemah tersebut  larutan
Buffer
pH = pKa + log [garam]
[asam]
 Pada titik ekivalensi
jumlah mol asam = jumlah mol basa
- Membentuk garam asam lemah dengan
basa kuat.
- Garam ini mengalami hidrolisa anion.
- Harga pH ditentukan dengan rumus
hidrolisa anion
pH = ½ pKw + ½ pKa + ½ log [garam]
 Setelah titik ekivalensi

terjadi kelebihan ion OH-  menentukan


hidrolisa.
pOH = - log [OH-]
pH = pKw – pOH.
50 ml larutan CH3COOH 0,1M dititrasi
dengan NaOH 0,1M bila diketahui Ka = 1,75
x 10-5 dan pKa = 4,74. hitung pH pada :

a. Keadaan awal b. setelah ditambah 10


ml NaOH
c. Titik ekivalensi d. setelah ditambah 50,1
ml NaOH
Jawab :
a. [H+] = (Ka [asam])1/2
= (1,75 x 10-5 x 10-1)1/2
pH = 2,88
b. Setelah ditambah 10 ml NaOH.
[asam] berlebih : (50,1) – (10 x 0,1) = 4M mol
[H+] = 4/60 M.
[garam] = 10 x 0,1 = 1/60 M
60
pH = pKa + log 1/60 4,16.
4/60
c. Pada titik ekivalensi.
pH = ½ pKw + ½ pKa + ½ log [garam]
= 8,68.
d. Setelah ditambah 50,1 ml NaOH.
[OH] = (50,1 – 50) x 0,1 = 0,01 M mol
pOH = p – 0,01/100,1 = 4.
pH = 14 – 4 = 10
Titrasi Basa Lemah Dengan Asam Kuat
cara : basa lemah [yang belum diketahui
konsentrasinya] dititrasi dengan asam kuat
[yang diketahui konsentrasinya].
a. Keadaan awal
yang ada hanya basa lemah saja  pH
ditentukan oleh Kb basa lemahnya.
[OH-] = (Kb [basa] )1/2
pH = pKw – pOH
b. Selama titrasi sebelum titik ekivalen.
- Basa lemah + asam kuat  garam
- Ada sisa basa lemah

- Campuran basa lemah dengan garam dari basa


lemah tersebut.
- Larutan Buffer

pOH = pKb + log [garam]


[basa]
pH = pKw – pOH
c. Pada titik ekivalensi
Terjadi garam basa lemah dan asam kuat
mengalami hidrolisa kation
pH = ½ pKw – ½ pKb – ½ log [garam].
d. Setelah titik ekivalensi
terjadi kelebihan ion H+
pH = - log [H+]

Anda mungkin juga menyukai