Anda di halaman 1dari 53

Kesetimbangan Kimia

Klasifikasi larutan elektrolit


• Larutan elektrolit membentuk kation/ anion ketika dilarutkan dalam air
atau pelarut lain sehingga menimbulkan konduktivitas elektrik.
• Elektolit kuat dapat terionisasi dengan sempurna, sedangkan elektrolit
lemah hanya terionisasi sebagian.
• Garam terbentuk dari reaksi asam dan basa

Kuat Lemah
1. Asam anorganik seperti HNO3, 1. Asam anorganik, seperti H2CO3,
HClO4, H2SO4, HCl, HI, HBr, HClO3, H3BO3, H3PO4, H2S, H2SO3 HF
HBrO3
2. Hidroksida alkali dan alkali tanah 2. Asam organik
3. Garam( cont. NaCl, CH3COONa) 3. Ammonia dan basa organik

4. Halida, sianida, and tiosianat pada


Hg, Zn, dan Cd
Teori Asam dan Basa
1) Arrhenius
Asam = senyawa yang akan meningkatkan konsentrasi H3O+ dalam air
HA + H2O = A– + H3O+
Basa = senyawa yang dapat menghasilkan ion OH– dalam larutan
B + H2O = BH+ + OH–

Svante Arrhenius (1859-


1927), Swedish chemist.
Struktur ion hidronium.
a) The species H9H4+ has been observed in the solid state and may be an important
contributor in aqueous solution.
b) The species (H2O)21H+ exhibits a dodecahedral caged in the hydrogen bonded
cage with 10 non-hydrogen-bonded protons protruding from its surface.
2) Konsep Proton ( Brönsted-Lowry) 
Asam = donor proton A = B + H3O+
Basa =akseptor proton B + H3O+ = BH+ + OH–

Selain molekul, kation dan anion juga dapat betindak sebagai asam maupun basa.

Reaksi asam dan basa dapat menghasilkan asam dan basa konjugasi ;
A1 + B2 = B1 + A2 Protolysis or reaksi protolisis

Pasangan asam- basa konjugasi


Ex. HCl + H2O = Cl– + H3O+
NH3 + H2O = NH4+ + OH– air = spesi amphiprotic
CH3COOH + CH3NH2 = CH3COO– + CH3NH3+
3) Konsep pasangan elektron ( Lewis )

Asam = akseptor pasangan elektron


Basa = donor pasangan elektron

Ex. 1) H3O + + :OH– = H2O + H:OH


2) BCl3 + :NH3 = Cl3B:NH3
3) dalam pelarut non-aqueous
SbCl5 + :Cl– = [SbCl6]–
Tipe Pelarut:
1) Pelarut amphiprotic
- possess both acidic and basic properties
- self-ionization (=autoprotolysis)
ex. Water, lower alcohols, acetic acid, ammonia
ethylenediamine
2) Pelarut Aprotic
- have no appreciable acidic or basic character
- do not undergo autoprotolysis
- ex. Benzene, carbon tetrachloride, pentane
3) Basic solvents
- have basic properties but essentially no acidic
tendencies
- do not undergo autoprotolysis
ex. Ketones, ethers, esters, pyridine and amines
Kekuatan asam dan basa
Dalam pelarut yang berbeda, asam terdiosiasi dengan derajat yang berbeda-beda dan
mempunyai kekuatan asam yang berbeda pula.
Dalam pelarut tertentu, beberapa asam terdisosiasi dengan sempurna dan mempunyai
kekuatan asam yang sama.

HCl + H2O = Cl– + H3O+


HClO4 + H2O
H2SO4 acid base base acid
HCl
HNO3
H3O+

NaH + H2O NaOC2H5 + H2O = C2H5OH + OH–


NaNH2
NaOC2H5 OH –
Kekuatan asam dan basa yang tidak dapat dibedakan dalam pelarut air, dapat dibedakan
dalam pelarut non-aqueous.

Ex. Asam perklorat merupakan asam yang lebih kuta dibanding asam klodida dalam
pelarut asam asetat,
kedua asam terdisosiasi dengan sempurna.
HClO4 + CH3COOH = ClO4– + CH3COOH2+ K = 1.3×10–5
asam kuat basa basa lemah asam lemah

HCl + CH3COOH = Cl– + CH3COOH2+ K = 5.8×10–8

Pelarut untuk membedakan asam…… asam asetat, isobutyl ketone


Pelarut untuk membedakan basa …… ammonia, pyridine
Asam dan Basa Kuat

Ketika asam kuat HCl dilarutkan dalam air, maka reaksi yang akan terjadi:
HCl + H2O = Cl– + H3O+
2H2O = H3O+ + OH–
The charge balance :
[H3O+] = [Cl–] + [OH–]
Pada konsentrasi asam( [HCl] > 4.5×10–7 M) konsentrasi [OH–] sangat kecil jika
dibandingkan dengan [Cl–], sehingga nilainya dapat diabaikan, maka persamaan charge
balance menjadi :
[H3O+] = [Cl–] = [HCl]
0.1 M HCl  [H3O+] = 0.1 M  pH = – log (0.1) = 1.00
Key points 

Asam kuat Terdisosiasi [CAcid] = [H3O+ ]


atau basa kuat sempurna [CBase] = [OH–]
Asam dan Basa kuat
Asam atau basa kuat dapat terdisosiasi dengan sempurna dalam pelarut air.
Konstanta kesetimbangan pada reaksi berikut mempunyai nilai yang sangat
besar.
HCl (aq) = H+ + Cl–
KOH (aq) = K+ + OH–
Contoh asam dan basa kuat
HCl Asam Klorida LiOH Lithium hidroksida
HBr Asam Bromida NaOH Natrium hidroksida
HI Asam Iodida KOH Kalium hidroksida
H2SO4 Asam Sulfat RbOH Rubidium hidroksida
HNO3 Asam Nitrat CsOH Cesium hidroksida
HClO4 Asam Perklorat R4NOH Quaternary ammonium hidroksida
Ex. 1) 0.10M HBr pH=?
[HBr] = [H+] = 0.1 pH = – log (0.1) = 1.00
2) Kuat ion HBr 0.1 M = 0.83 M
pH = – log [H+] f = – log (0.10)(0.83) = 1.08
3) 0.10M NaOH pH = ?
[OH–] = 0.10 M pOH =1.00
pH = pKw – pOH = 14.00 – 1.00 = 13.00

4) NaOH 1.0 ×10–8 M pH = ?


[OH–] = 1.0 ×10–8 M pOH =8.00
pH = pKw – pOH = 14.00 – 8.00 = 6.00

Betul/ Salah????
PH larutan asam atau basa encer 
Ex. 1.0 ×10–8 M NaOH pH = ? Jika [Casam/basa] <10–6M,
1) NaOH → Na+ + OH– Maka ionisasi air tidak dapat diabaikan.

H2O = H+ + OH–
2) [Na+] + [H+] = [OH–]
3) [Na+] = 1.0 ×10–8 M
4) Kw = [H+][OH–] = 1.0 ×10–14
5) Tiga persamaan, Tiga yang tidak diketahui
6) Kw = [H+][OH–] = [H+] ([Na+] + [H+])
= x(1.0 ×10–8 + x) = 1.0 ×10–14
 x2 +(1.0 ×10–8) x– 1.0 ×10–14 = 0
 x = 9.6×10–8 or – 1.1 ×10–7

 [H+] = x = 9.6×10–8 pH = 7.02


pH larutan asam dan basa yang sangat encer 
Ex. 1.0 ×10–7 M HCl pH = ?
Ex. 3. 1.0 ×10–10 M HCl
1) HCl → H+ + Cl–
pH = ?
+ –
H2O = H + OH
HCl termasuk penyumbang
+ – –
2) [H ] = [Cl ] + [OH ] ion H+, tetapi dapat diabaikan
3) [Cl–] = 1.0 ×10–7 M karena nilainya yang sangat
kecil.
4) Kw = [H+][OH–] = 1.0 ×10–14
Jadi hanya terjadi ionisasi air.
5) Tiga persamaan, tiga yang tidak diketahui.
H2O = H+ + OH–
6) Kw = [H+][OH–] = [H+] ([H+] – [Cl–])
Kw = [H+][OH–]
= x( x –1.0 ×10–7) = 1.0 ×10–14
x2 = 1.0 ×10–14
 x2 –(1.0 ×10–7) x– 1.0 ×10–14 = 0
 [H+] = x = 1.0×10–7
 [H+] = x = 1.62×10–7 pH = 6.79
pH = 7.00
Perhitungan pH: asam dan basa kuat

Key points 

No Penghasil ion H+ kondisi yang diperhatikan


1. Asam/ basa kuat Casam/basa>> 10–6 M
2. Asam dan basa kuat 10–6 < Casam/basa< 10–8 M
3. Air Casam/basa<< 10–8 M
Konsep Kesetimbangan Kimia
1) Macroscopic : statis, tidak
ada perubahan sifat fisik
maupun kimia
aA + bB = cC + dD
2) Microscopic (molecular) :
dinamis, sesuai dengan
kecepatan reaksi pembentukan
Reaktan Produk atau penguraian
3) Energi minimum : Energi
minimum yang diperlukan
untuk pembentukan produk/
Konstanta Kesetimbangan:  penguraian.
4) Mathematical expression :
Konstanta kesetimbangan, K.
[C]c[D]d Kondisi standar :
K= [1M] or [1atm]
[A]a[B]b padat, liquid, pelarut =1
Reaktan A dan B

Konsentrasi
kesetimbangan

Produk C dan D

0
Mula-mula Waktu

setimbang
Perubahan Kesetimbangan

Reaksi kimia A+B = C+D


Prinsip Le Châtelier’s
Ketika sistem dalam kesetimbangan dinamis mengalami gangguan, maka sistem
akan berusaha mencapai kesetimbangan itu kembali.
1) Perubahan konsentrasi reaktan/ produk
Kesetimbangan akan bergeser kearah zat yang dikurangi
Kesetimbangan akan bergeser ke arah berlawanan terhadap zat yang
ditambahkan
RP quosien reaksi: Q = [P] / [R]  K
if Q = K  setimbang
Q < K  kesetimbangan ke arah produk, spontan
Q > K  Kesetimbangan ke arah reaktan, spontan
F
A+B = C+D Penambahan A
+ R

Kecepatan reaksi
excess

F
F=R
Ex.
BrO3– + 2Cr3+ + 4H2O F=R R Kesetimbangan
baru
= Br– + Cr2O72– + 8H+
Kesetimbangan
K= 1×1011 (25oC) awal

[Cr2O72–] = 0.10M  0.20 M


Q = [(1.0)(0.20)(5.0)8]/[(0.043)(0.003)2]
= 2 ×1011 > K Waktu
2) Efek perubahan temperatur terhadap konstanta kesetimbangan

–Go/RT –(Ho –TSo)/RT (–Ho/RT+So/R)


K=e =e =e
–Ho/RT• So/R
=e e

Bergantung pada suhu T jika Ho>0 Independen

Reaksi endoterm : T  K
Reaksi eksoterm : T  K

Ex. N2 (g) + O2 (g) = 2NO(g) Ho =+181kJ if T  Produk


N2 (g) +3H2 (g) = 3NH3(g) Ho = –92.2kJ if T  Reaktan
3) Efek perubahan tekanan sistem terhadapo kesetimbangan

Pada fasa gas, Tekanan banyak berpengaruh pada posisi kesetimbangan,


sehingga nilai K berubah.
Pengurangan volume sistem membuat kesetimbangan bergeser ke arah
jumlah mol yang lebih kecil.

Ex. N2(g) + 3H2 (g) = 2NH3(g) if P   produk

2 mol
4 mol

Perubahan tekanan pada sistem yang mempunyai fasa liquid/ padat tidak
akan mempengaruhi kesetimbangan
Kesetimbangan dalam kimia analitik

1) Disosiasi
HA  H+ + A– K = [H+ ][A–] / [HA]
MA2 (s)  M2+ + 2A– Ksp = [M2+ ][A–]2 / [MA2]
H2O  H3O+ + OH – Kw = [H3O+][OH–]
2) Reaksi pembentukan
M2+ + A2–  MA K = [MA] / [M2+ ][A2–]
3) Redox
Ox1 + Red2  Red1 + Ox2 K = [Red1][ Ox2] / [Ox1][ Red2]
4) Kesetimbangan distribusi
X(aq)  X(org) Kd = [X](aq) / [X](org)
Ionisasi dan Disosiasi air
H2O = H+ + OH–
Kw = AH+ AOH– = [H+ ]fH+ [OH–]fOH– = 1.008 ×10–14 (25oC)
[H+] = [OH–] = 1.0 ×10–7
pH = – log AH+ = – log[H+ ]fH+ = 7.00
pKw = pH + + pOH–

Ex. [H+] in 0.10M KCl at 25 oC


kuat ion = 0.10M
Kw = AH+ AOH– = [H+ ]fH+ [OH–]fOH– = 1.008 ×10–14
= xfH+ xfOH– = x (0.83) x (0.76) = 1.008 ×10–14
x = 1.26 ×10–7
AH+ = [H+ ]fH+ = (1.26 ×10–7 )(0.83) = 1.05 ×10–7
pH = – log AH+ = – log[H+ ]fH+ = 6.98 efek matrix
Kesetimbangan Kelarutan
Tetapan ini berhubungan dengan zat-zat yang sukar larut
dalam air seperti PbCl2, BaSO4 dan AgCl. Kesetimbangan ini
dapat diperoleh dengan melarutkan garam-garam tersebut
dalam air atau sebagai hasil reaksi 2 atau lebih spesi yang larut
dan membentuk produk yg disebut endapan. Istilah zat-zat
yang sukar larut bukan berarti tidak ada yang larut sama sekali
namun terdapat sejumlah kecil zat yang terdisosiasi sempurna
dalam larutan.
Kesetimbangan kelarutan, Ksp

Ex. AB(s)  A+(aq) + B–(aq) Contoh


+
Ksp = K[AB] = [A ][B ]
– Disosiasi Hg2Cl2

KspIP sangat jenuh(ppt) Hg2Cl2  2Hg+ + 2Cl– ( ×)

Hg2Cl2  Hg22+ + 2Cl– ( O)


awal 0 0
setimbang x 2x
Ksp = [Hg22+][Cl–]2 = (x)(2x)2
= 4x3 =1.2×10-18
 x =[(1.2×10 )/4]
-18 1/3

= 6.7×10-7 M
Larutan jenuh Ba(IO3)2 dalam air
Ba(IO3)2 (s) ↔ Ba2+ (aq) + 2IO3- (aq)
Tetapan kesetimbangan Ba(IO3)2 dalam air dapat dituliskan
sebagai :
𝐵𝑎2+ 𝐼𝑂3 − 2
𝐾=
𝐵𝑎(𝐼𝑂3 )2 (𝑠)

• Ba(IO3)2 (s) berupa padatan yang terpisah dengan larutan


jenuh dan mempunyai nilai konstan sehingga K Ba(IO3)2 (s) =
Ksp = [Ba2+][IO3-]2
• Tetapan kesetimbangan baru disebut Ksp, tetapan hasil kali
kelarutan yang tidak bergantung pada jumlah padatan
Efek ion senama pada kelarutan

Ex. Hitung kelarutan merkuri dalam


larutan NaCl 0.030M yang mengandung
Ion senama akan mengurangi mercurius klorida !
kelarutan Hg2Cl2  Hg22+ + 2Cl–
Awal 0 0
Cf. Ksp = [Hg22+][Cl–]2 Akhir x 2x +0.03
= (x)(2x)2 Ksp = [Hg22+][Cl–]2
= 4x3 =1.2×10-18 = (x)(2x+0.03)2 =1.2×10-18
 x = 6.7×10-7 M 2x<<0.03  2x+0.03 0.03
 Ksp  (x)(0.03)2 =1.2×10-18
 x = 1.3×10-15 M
Pemisahan dengan presipitasi: selektif atau presipitasi bertingkat

Ag+

CrO42– ,
Cl -

2 Ag+ + CrO4 2 –  Ag2CrO4 Ag+ + Cl –  AgCl


Ksp = (2x) 2(x) = 1.1×10-12M Ksp = (x)(x) = 1.0×10-10M
x = 6.5×10-5M x = 1.0×10-5M
[Ag+] = 2x = 1.3 ×10-4M [Ag+] = x = 1.0 ×10-5M
Efek pembentukan kompleks pada kelarutan

Pembentukan kompleks ion akan meningkatkan kelarutan.

Ex. 1) AgCl(solid)  Ag+ (aq) + Cl– (aq)


Ag+ (aq) + 2NH3 (aq)  Ag(NH3)+ (aq)
soluble complex

2) Al(OH)3 (solid)  Al+3 (aq) + 3OH– (aq)


Al+3 (aq) + 6F– (aq)  AlF6–3 (aq)
soluble complex
Asam lemah dan basa lemah: nilai Ka atau Kb kecil

Konstanta disosiasi asam: Ka


HA + H2O  A– + H3O+
Ka = AA– AH3O+ /AHA
 [A–] [H3O+] / [HA]

Konstanta disosiasi basa: Kb


B + H2O  BH+ + OH–
Kb = ABH+ AOH– /AB
 [BH+] [OH–] / [B]
Asam lemah dan Basa lemah

Semua senyawa yang mengandung asam karboksilat adalah asam lemah, dan semua
anion karboksilat adalah basa lemah.
RCOOH  RCOO– + H+
Amina adalah basa lemah, and ion ammonium adalah asam lemah.
RNH2  RNH3+ + OH–
R2NH  R2NH2+ + OH–
R3N  R3NH+ + OH–

ex. CH3COOH  CH3COO– + H+ Ka = 1.75×10–5

CH3NH2  CH3NH2+ + OH– Kb = 4.4 ×10–4


Ex. Hitung nilai Kb pada basa konjugasi
HAC Ka = 1.75×10–5 AC– Kb = ?
Kb = Kw/ Ka = 1.0×10–14 / 1.75×10–5 = 5.7×10–10

Ex. Hitung nilai Ka pada asam konjugasi


methylamine Kb = 4.4×10–4 methylammonium ion pKa = ?
Ka = Kw/ Kb = 2.3×10–11
pKa = 10.64
Ex. pH asam lemah
1) Hitung pH and pOH pada larutan CH3COOH 1.00 ×10–3 M
Ka = 1.75×10–5

Jawab : HOAC  H+ + OAC–


awal 1.00×10–3 0 0
akhir 1.00×10–3–x x x
Ka = [OAC–][H+] / [HOAC] = x2 / (1.00×10–3 – x)
1.00×10–3>> x , 1.00×10–3 – x  1.00×10–3
Ka  x2 / 1.00×10–3 =1.75×10–5
 x  [H+]  1.32×10–4
pH = – log 1.32×10–4 = 4 – log 1.32 = 4 – 0.12 = 3.88
pOH = 14.00 – 3.88 = 10.12
Ex. pH asam lemah

+
H3 O O

N Cl – HN NH
CH3
CH3 O
H3C

Trimethyl ammonium chloride Barbituric acid

HA ➔ H+ + A–
(CH3)3NH3+Cl– → (CH3)3NH3+ + Cl– 0.01M – x x x
0.1 M 0.1 M Ka = (x)(x) / (0.01 –x)
(CH3)3NH3+  H+ + (CH3)3NH2  x2 / 0.01 =9.8×10–5
0.1M – x x x x = [H+] = 9.90×10–4
Ka = (x)(x) / (0.1 –x)  x2/ 0.1 =1.58×10–10 pH= 3.00
x = [H+] = 3.97×10–6 pH= 5.40
Ex. pH basa lemah
1) Hitung pH basa konjugasi dari larutan CH3COONa 0.05 M.
Ka asam asetat 1.75×10–5
Jawab : NaOAC → Na+ + OAC–
OAC– + H2O  HOAC + OH–
awal 0.05 0 0
reaksi x x x
akhir 0.05–x x x
Kb = Kw / Ka = 1.00×10–14 / 1.75×10–5 = 5.71×10–10
= [OH–] [HOAC] / [OAC–]
0.05>> x , 0.05 – x  0.05
 x  [OH–] = Kb [OAC–]/ [HOAC] = 5.71×10–10 × 0.05 = 5.34 ×10–6 M
pOH = – log 5.34 ×10–6 = 5.27  pH = 14.00 – 5.27 = 8.73
Asam dan Basa Poliprotik

Asam atau basa poliprotik adalah senyawa yang dapat menjadi donor atau akseptor lebih
dari satu proton
Monoprotik : HA = A– + H+
B = BH+ + OH–

Diprotik : H2A = HA– + H+ Ka1 (COOH)2 , H2CO3


HA– = A–2 + H+ Ka2
Triprotik : H3A = H2A– + H+ Ka1 H3PO4
H2A– = HA–2 + H+ Ka2
HA– = A–3 + H+ Ka3
 Larutan Buffer
Larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya meskipun ada
penambahan asam/ basa kuat
Buffer asam terdiri dari asam lemah dengan basa konjugasinya
Reaksi disosiasi: HA  A– + H+
Konstanta kesetimbangan:
Ka = [A–][H+] / [HA]  [H+] = Ka [HA] / [A–]
– log [H+] = – log Ka [HA] / [A–]
= – log Ka – log [HA] / [A–]
= – log Ka + log [A–]/[HA]
pH = pKa+ log [A–] / [HA]
[A–]/[HA]  pH
100:1 atau 1:100 pKa 2
10:1 atau1:10 pKa 1
Henderson-Hasselbalch
1:1 pKa 0 equation
Ex. Buffer Tris

N+H3 NH2

C C
HOH2C < = > HOH2C + H+
CH2OH CH2OH
HOH2C HOH2C

Tris (hydroxymethyl)aminomethane
Tris hydrochloride(Mr=157.597) : BH+Cl– → BH+ + Cl–
BH+ = B + H+
Hitung pH larutan yang dibuat dengan melarutkan 12.43g tris, 4.67g tris hydrochloride
dalam 1.00 L air. pKa = 8.075
Tris = B : 121.136 g/L = 1.00M Tris hydrochloride = BH+ : 157.597 g/L = 1.00 M
12.43 g/L = x M 4.67 g/L = y M
x = 0.1026 M y = 0.0296 M
pH = pKa+ log [B] / [BH+] = 8.075 + log (0.1026 / 0.0296)
= 8.61
Pengaruh pengenceran pada larutan buffer

Ex. 1) Hitung pH larutan yang mengandung 0.250 mol asam asetat dan
0.100 mol natrium asetat yang dilarutkan dalam 1.00 L air.
pKa = – log 1.75×10–5 = 4.75
2) Hitung pH larutan jika 10.0 ml buffer (1) diencerkan dalam 250 mL air.

HOAC = H+ + OAC–
Ka = [OAC–][H+] / [HOAC] [H+] = Ka [HOAC] / [OAC–]
pH = pKa+ log [OAC–] / [HOAC] = 4.75 + log ( 0.100M)/(0.250M) = 4.36

HOAC 0.250 M×10.0 ml = x M×250 ml x = 0.0100 M


NaOAC 0.100 M ×10.0 ml = x M×250 ml x = 0.00400 M
pH = pKa+ log [OAC–] / [HOAC] = 4.75 + log ( 0.00400M)/(0.0100M) = 4.36
Pengaruh penambahan asam/ basa kuat pada larutan buffer.
HCl + NaA → HA + NaCl
NaOH + HA → NaA + H2O

Ex. Buffer mengandung HA 0.20M dan NaA 0.10M


pH = pKa+ log [NaA] / [HA] = pKa+ log (0.10/0.20) = pKa+ 0.30
Jika basa kuat (1/2 HA) ditambahkan kedalam larutan buffer,
maka konsentrasi HA yang tersisa adalah 0.10M.
Reaksi basa kuat dengan HA akan menghasilkan NaA,
sehingga konsentrasi NaA menjadi 0.20M.
NaOH + HA → NaA + H2O
pH = pKa+ log [NaA] / [HA] = pKa+ log (0.20/0.10) = pKa– 0.30

pH = pKa+ 0.30 pKa– ( pKa– 0.30 ) = 0.60


Kapasitas Buffer
Larutan yang mengandung pasangan asam basa konjugasi
mempunyai kemampuan untuk menahan perubahan pH.
Kemampuan larutan buffer untuk mencegah perubahan pH
secara signifikan berhubungan langsung dengan konsentrasi
total spesi larutan buffer dan rasio konsentrasi. Kapasitas
buffer dari satu larutan buffer adalah jumlah mol asam kuat
atau basa kuat yang perlu ditambahkan untuk merubah pH
larutan sebesar satu satuan pH.
Kapasitas Buffer
Kemampuan larutan buffer untuk mempertahankan pH nya ketika terjadi
penambahan asam/ basa kuat

 = dCb / dpH = – dCa / dpH

Buffer sangat efektif untuk mempertahankan pH ketika pH= pKa


(i.e., jika [HA] = [A–]).

Pada percobaan/ praktikum/ penelitian gunakan buffer dengan pKa yang


mendekati pH yang diinginkan.

Range pH pada buffer yang digunakan pKa  1 pH unit.


(a) Cb vs pH pada larutan yang mengandung HF 0.100F dengan pKa =5.00.
(b) Kapasitas buffer vs pH pada larutan yang sama ketika pH = pKa.
pH buffer dipengaruhi kuat ion dan temperatur

Kuat ion pada larutan akan mempengaruhi pH buffer


– log f = kZ2 / (1+) – 0.1Z2
pH = pKa+ log [A–]f /[HA]f

pH buffer berubah karena adanya perubahan suhu


dpKa / dT = (pKa– 0.9 )/T

Pengaruh tekanan terhadap perubahan pH larutan buffer


Ketika tekanan ditambahkan maka tingkat ionisasi larutan elektrolit akan
bertambah, tetapi perubahan yang terjadi tidak terlalu berpengaruh
Komposisi larutan buffer sebagai fungsi pH : 

CT = CHOAC + CNaOAC
0 : jumlah asam yang tidak terdisosiasi
0 = [HOAC] / CT
1 : yang terdisosiasi
1 = [OAC–] / CT
Ka = [OAC–][H3O+] / [HOAC] [OAC–] = Ka [HOAC] /[H3O+]
CT = CHOAC + CNaOAC = [HOAC] + [OAC–]
= [HOAC] + Ka [HOAC] /[H3O+] = [HOAC] {([H3O+]+ Ka) / [H3O+] }
0 = [HOAC] / CT = [H3O+] / ([H3O+]+ Ka)
1 = [OAC–] / CT = Ka / ([H3O+]+ Ka)
Variasi  pada HOAC dan pH
Kapasitas buffer sebagai fungsi
logaritma dari CNaA/CHA.
Kapasitas buffer maksimum
terjadi ketika konsentrasi asam
dan basa konjugasi dalam larutan
sama, 0 = 1 = 0.5.
Contoh :
Benzoic acid Ka = 6.26 x 10-5
HA  H+ + A– Salicylic acid Ka = 1.07 x 10-3
p-Hydroxybenzoic acid Ka = 2.63 x 10-5
F–x x x
1.0
 = [A–] / ([HA] + [A–])
= x / {(F–x)+ x} .8

= x/F

Fraction of dissociation ()


.6

Ex. Asam Benzoat 0.0500 M .4

Ka = [A–][H+] / [HA] = (x)(x) / (F –x)


 x = [H+] = [A–] = 1.77 × 10–3
.2

  = x / F = 1.77 × 10–3 / 0.05 0.0


0 -1 -2 -3 -4 -5
= 0.0354
logarithmic formal concentration of weak acid
= 3.54 %
B + H2O  BH+ + OH–
awal F 0 0
akhir F–x x x
H2O = H+ + OH–
 = [BH+] / {[B ] + [BH+] }
= x / {(F–x)+ x}
= x/F

Ex. Larutan kokain 0.0372 M


Kb = 2.6× 10–6 x = [BH+] = [OH–] = KbF = 3.10 × 10–4
  = x / F = 3.10 × 10–4 /0.0372
= 0.0083
= 0.83 %

Anda mungkin juga menyukai