HIDROLISIS
GARAM
DAN
LARUTAN
PENYANGGA
KELOMPOK 4
1. NURITA SARI A25120023
2. MUTIA INTAN NURAISYA A25120029
3. NOFELLISA RAHMADANI PARMAN A25120028
4. TRI UNA A25120011
5. SRI RAHAYU NINGSIH A25121022
6. MUFIDA A25121009
HIDROLISIS GARAM
Sebagaimana kita ketahui bahwa jika larutan asam direaksikan dengan larutan basa
akan membentuk senyawa garam. Jika kita melarutkan suatu garam ke dalam air, maka akan
ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu: Ion-ion yang berasal dari asam lemah (misalnya
CH3COO– , CN– , dan S2– ) atau ion-ion yang berasal dari basa lemah (misalnya NH4+, Fe2+,
dan Al3+) akan bereaksi dengan air.
Reaksi suatu ion dengan air inilah yang disebut hidrolisis. Air seperti yang kita
tahu, adalah pelarut yang unik. Salah satu sifat khususnya adalah kemampuannya untuk
bertindak sebagai asam atau basa. Fungsi air sebagai dasar dalam reaksi dengan asam seperti
HCl dan CH3COOH, dan berfungsi sebagai asam dalam reaksi dengan basa seperti NH3.
(Chang, 2008: 531). Berlangsungnya hidrolisis disebabkan adanya kecenderungan ion-ion
tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
Contoh:
Ion-ion yang berasal dari asam kuat (misalnya Cl–, NO3–, dan SO42–) atau ion-ion yang
berasal dari basa kuat (misalnya Na+, K+, dan Ca2+) tidak bereaksi dengan air atau tidak
terjadi hidrolisis. Hal ini dikarenakan ion-ion tersebut tidak mempunyai kecenderungan
untuk membentuk asam atau basa asalnya. (Ingat kembali tentang kekuatan asam-basa).
Hidrolisis hanya dapat terjadi pada pelarutan senyawa garam yang terbentuk dari ion-ion
asam lemah dan ion-ion basa lemah. Jadi, garam yang bersifat netral (dari asam kuat dan
basa kuat) tidak terjadi hidrolisis. Ionisasi HCl dalam larutan air berjalan sempurna karena
HCl adalah asam kuat yang mudah melepaskan proton. Pada saat yang sama, ion, basa
1
konjugat HCl, memiliki kecenderungan yang sangat kecil untuk mengambil proton dari basa
yang sangat lemah.
HI + OH- I- + H2O
Dalam larutan air, semua asam lemah berperilaku dengan cara yang sama karena adanya
donor proton. Beberapa contoh adalah HC2H3O2, HSO4-, dan NH4+. Dalam air, ini
berpartisipasi dalam keseimbangan berikut.:
Asam bereaksi dengan air untuk menghasilkan H3O+ dan basa konjugat yang dapat mewakili
reaksi-reaksi ini secara umum menggunakan HA untuk merepresentasikan formula asam
lemah dan A- untuk anion:
HA + H2O H3O+ + A-
[H3O+][A-] = Ka
[HA]
Konstanta baru Ka disebut konstanta ionisasi asam. Singkatan H3O+ sebagai H+, persamaan
untuk ionisasi asam dapat disederhanakan sebagai berikut:
HA H+ + A-
2
Dimana Ka dapat ditulis persamaannya:
Ka = [H+] [A-]
[HA]
Seperti halnya asam lemah, semua basa lemah berperilaku sama didalam air air merupakan
akseptor proton. Contohnya adalah amonia, NH3, dan ion asetat, C2H3O2-. Reaksinya adalah:
Basa bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH- dan asam konjugasi yang sesuai. Jika
basa diwakili dengan simbol B, reaksinya adalah:
(Seperti halnya asam lemah, B tidak harus netral secara listrik.) menghasilkan hukum
keseimbangan, di mana air dihilangkan seperti biasa dengan memiliki konstanta
kesetimbangan baru yang disebut konstanta ionisasi basa, dengan simbol Kb:
Kb = [BH+] [OH-]
[B]
Karena nilai Kb untuk basa lemah biasanya angka kecil, jenis yang sama notasi logaritmik
sering digunakan untuk mewakili konstanta kesetimbangannya. Jadi, pKb didefinisikan
sebagai:
pKb = -log Kb
3
konsentrasi air, [H2O], tetap tidak berubah. Oleh karena itu, konstanta kesetimbangan untuk
autoionisasi air, dengan persamaan:
Kc= [H3O+][OH-]
Karena kita menggunakan H+ (aq) dan H3O+ (aq) secara bergantian untuk mewakili proton
terhidrasi, konstanta kesetimbangan juga dapat dinyatakan sebagai berikut:
Kc = [H+][OH-]
Kw = [H3O+][OH-]= [H+][OH-]
di mana Kw disebut konstanta produk ion, yang merupakan produk konsentrasi molar ion
H+ dan OH- pada suhu tertentu. Dalam air murni pada 25 oC, konsentrasi ion H+ dan OH-
sama dan ditemukan [H+] =1,0 10 7 M dan [OH-] =1,0 10 7 M pada 25 oC.
Jadi pada air murni maupun larutan air pada 25oC dinyatakan sebagai berikut:
Setiap kali [H+] [OH-] larutan air bersifat netral. Dalam larutan asam, ada kelebihan ion H+
dan [H+] [OH-]. Dalam larutan dasar, ada kelebihan ion hidroksida, jadi [H+] [OH-]. Dalam
praktiknya, dapat diubah konsentrasi ion H+ atau OH- dalam larutan, tetapi tidak dapat
mengubah keduanya secara terpisah. Jika disesuaikan sehingga [H+]=1,0 x 10 6 M,
konsentrasi OH- harus berubah menjadi:
4
Karena konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan air sering kali jumlahnya sangat kecil dan
karenanya tidak nyaman untuk digunakan, kimiawan Denmark Soren Sorensen pada tahun
1909 mengusulkan ukuran yang lebih praktis yang disebut pH.
[H+] = 10-pH
5
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam air mengalami
hidrolisis sebagian. Komponen garam (anion asam lemah) mengalami hidrolisis
menghasilkan ion OH-, maka pH > 7 sehingga larutan garam bersifat basa. Contoh
CH3COOK, CH3COONa, KCN, CaS, dan sebagainya.
Reaksi ionisasi : CH3COOK(aq) → K+(aq) + CH3COO–(aq)
Reaksi hidrolisis : K+(aq) + H2O(l) -/-> (tidak terhidrolisis)
CH3COO–(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH–(aq) bersifat basa
Rumus :
Keterangan :
Kh = konstanta hidrolisis
Kw = konstanta air
Ka = konstanta asam
[G] = konsentrasi garam
h = derajat hidrolisis
Untuk menentukan besarnya derajat hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat di gunakan rumus berikut:
Contoh:
Jawab:
6
M : 25 mmol 25 mmol 0 mmol 0 mmol
pH = 14 – (5 – log 5) = 9 + log 5
Rumus:
Keterangan:
Kh = konstanta hidrolisis
Kw = konstanta air
Kb = konstanta basa
[G] = konsentrasi garam
h = derajat hidrolisis
Untuk menentukan besarnya derajat hidrolisis garam yang berasal dari asam kuat dan
basa lemah digunakan rumus:
7
larutan tersebut!
Jawab:
pH = – log 10-5 = 5
Jadi pH larutan tersebut adalah 5.
Rumus:
Keterangan:
Kw = konstanta air
Ka = konstanta asam
Kb = konstanta basa
Kh = konstanta hidrolisis
Harga pH dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah tergantung
harga Ka dan Kb
1. Jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
2. Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
3. Jika Ka < Kb, maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)
8
Contoh: Hitunglah pH larutan CH3COONH4 0,1 M. Jika di ketahui Ka CH3COOH
= 10-10 !
Jawab:
9
OCl- akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis. Jadi, garam NaOCl yang
menjadi bahan untuk membuat bayclin mengalami hidrolisis parsial. Garam yang
dihasilkan bersifat basa.
2. Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah pada lahan
pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga pH-nya agar tetap
sama, diperlukan pupuk agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani
menggunakan senyawa (NH₄)₂SO₄ untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH₄)₂SO₄
berasal dari H₂SO₄ (asam kuat) dan NH₄OH (basa lemah).
(NH₄)₂SO₄ → NH₄+ + SO₄2-
NH₄+ akan terhidrolisis, sedangkan SO₄2- tidak terhidrolisis. Jadi, garam (NH₄)₂SO₄
mengalami hidrolisis parsial. Garam yang dihasilkan bersifat asam.
3. Penjernihan air
Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan
senyawa aluminium fosfat yang mengalami hidrolisis total. Hidrolisis total merupakan
reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang mana komponen garam terdiri dari
asam lemah dan basa lemah.
4. Pelarutan Sabun
Sabun cuci atau garam natrium stearat (C₁₇H₃₅COONa) akan mengalami hidrolisis jika
dilarutkan dalam air, menghasilkan asam stearat dan basa NaOH.
C₁₇H₃₅COONa +H₂O → C₁₇H₃₅COO + NaOH
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan
tidak mengandung garam Ca2+ atau Mg2+. Garam Ca2+ atau Mg2+ banyak terdapat dalam
air sadah. Jika air yang digunakan untuk mencuci mengandung garam Ca2+ atau Mg2+,
buih yang dihasilkan akan menjadi sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena
fungsi buih adalah untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
5. Penyedap Makanan
Agar lebih terasa gurih dan enak, biasanya ke dalam makanan ditambahkan monosodium
glutamat (MSG) yang berfungsi sebagai penyedap makanan. Monosodium glutamat
yang memiliki rumus kimia C₅H₈NO₄Na merupakan garam yang bersifat basa.
10
6. Pelapukan Batuan
Reaksi hidrolisis berperan penting dalam proses pelapukan batuan. Proses ini penting
dalam pembentukan tanah, dan membuat mineral penting tersedia bagi tanaman.
Berbagai mineral silikat, seperti feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat dengan air,
membentuk tanah liat dan lumpur, bersama dengan senyawa larut.
7. Kompres Dingin
8. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terciptanya banyak
benda-benda yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Dulu kita menggunakan
kain dan es batu untuk mengompres ketika demam. Namun sekarang sudah tersedia
kompres dingin instan yang diperjualbelikan di pasar. Kompres ini menggunakan garam
ammonium nitrat (NH₄NO₃) yang bersifat asam.
(Keenan, Charles W – Pudjaatmaka (1999)
11
Larutan Buffer
A. Pengertian Larutan Buffer
Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah yang
sedikit, harga pH dapat berubah secara drastis. Sebagaimana kita ketahui bahwa air murni
mempunyai pH = 7. Penambahan 0,001 mol HCl (1 mL HCl 1 M) ke dalam 1 liter air murni
akan menghasilkan ion H+ sebanyak 10–3M, sehingga pH turun menjadi 3. Di lain pihak,
penambahan 0,001 mol NaOH (40 mg NaOH) ke dalam 1 liter air murni akan menghasilkan
penambahan asam maupun basa. Sekarang jika HCl yang sama (1mL HCl 1 M) ditambahkan
ke dalam 1 liter air laut, ternyata perubahan pH-nya jauh lebih kecil, yaitu dari 8,2 menjadi
7,6. Larutan seperti air laut ini, yaitu larutan yang mampu mempertahankan nilai pH tertentu
ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan penyangga merupakan
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dengan asam
Pembuktian
12
Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit HCl, maka pH larutan tidak berubah. Hal
ini disebabkan H+ yang berasal dari HCl dalam larutan akan dinetralkan dengan
Reaksi ini menyebabkan jumlah H+ dalam larutan tidak berubah. Akibatnya, pH larutan
tidak berubah.
Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit NaOH, maka pH larutan tidak berubah. Hal
ini disebabkan OH- yang berasal dari NaOH dalam larutan akan dinetralkan CH3COOH
Reaksi ini menyebabkan jumlah OH- atau H+ dalam larutan tidak berubah. Akibatnya, pH
c. Pengeceran.
Jika larutan ini diencerkan hingga volumenya = 10 kali volume semula, maka CH3COOH
13
buffer? Larutan apa saja yang dapat bersifat sebagai buffer? Simaklah penjelasan
lengkapnya.
1. Larutan buffer dari asam lemah dan basa konjugasinya
Larutan penyangga ini terdiri dari campuran asam lemah dengan basa
konjugatnya. Salah satu contoh adalah larutan penyangga yang mengandung CH3COOH
dan CH3COO- . larutan ini dapat dibuat dengan mencampurkan larutan CH3COOH
dengan larutan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam tersebut, misalnya
garam CH3COONa. Kedua larutan dalam air akan terionisasi sebagai berikut.
Sebaliknya, ketika menambahkan sedikit basa kuat ke dalam larutan, iom OH- dari basa
btersebut akan bereaksi dengan asam lemah dari larutan penyangga dan membentuk
basa konjugat menurut reaksi berikut.
14
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)
Basa yang ditambahkan hanya bereaksi dengan sedikit asam lemah sehingga
hanya sedikit mengurangi konsentrasi asam lemah. Basa konjugat yang terbentuk juga
hanya sedikit meningkatkan konsentrasi basa konjugat yang terbentuk juga hanya
sedikit meningkatkan konsentrasi basa konjugat larutan penyangga sehingga
perbandingan [CH3COOH]/[CH3COO-] dapat dikatakan relatif tetap. Oleh karena itu,
pH larutan penyangga praktis tidak berubah.
15
dapat dikatakan bahwa sedikit asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan ke dalam
larutan penyangga praktis tidak akan mengubah harga pH larutan penyangga tersebut.
Ketika kedalam dua jenis larutan penyangga tersebut ditambahkan air sehingga
larutan menjadi encer, konsentrasi dari asam lemah dan basa konjugatnya maupun
konsentrasi basa lemah dan asam konjugatnya akan menurun dengan faktor yang sama.
Akan tetapi perbandingan konsentrasi dari spesi penyusunnya dalam kedua jenis larutan
penyangga tersebut tidak mengalami perubahan sehingga harga pH juga dikatakan tidak
berubah.
Jadi penambahan sedikit asam kuat maupun basa kuat dan pengenceran pada
larutan penyangga praktis tidak akan mengubah pH larutan penyangga kecuali jumlah
asam atau basa atau air yang ditambahkan relatif lebih besar dibandingkan jumlah
laruutan penyangga. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa larutan penyangga
merupakan larutan yang dapat mempertahankan harga pH. Agar larutan penyangga
dapat berfungsi secara efektif, konsentrasi asam lemah dan basa konjugatnya atau
konsentrasi basa lemah dan asam konjugatnya dijaga tetap tinggi dan hampir sama satu
sama lain. (Petrucci, H. Ralph. 2011)
pH larutan penyangga asam tergantung dari tetapan ionisasi asam (Ka) dan
perbandingan molaritas asam lemah dan basa konjugasinya. Sedangkan pH larutan
penyangga basa tergantung dari tetapan ionisasi basa (Kb) dan perbandingan molaritas basa
lemah dan asam konjugasinya.
1. pH larutan penyangga asam
Perhatikan larutan penyangga CH3COOH/CH3COO– yang terbuat dari asam
lemah CH3COOH dan garam CH3COONa. Asam lemah CH3COOH akan mengion
sebagian menurut persamaan reaksi kesetimbangan berikut.
16
CH3COON(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Karena asam lemah CH3COOH dan basa konjugasinya CH3COO dalam volume
sama, maka tidak perlu menuliskan molaritas asam lemah CH3COOH dan basa
konjugasinya CH3COO dalam molaritas (mol L-1) cukup dengan mol saja. Sehingga
secara umum, pH larutan penyangga asam HA/A- dapat dirumuskan sebagai berikut.
17
Contoh :
Suatu larutan penyangga mengandung CH3COONa 0,4 mol dan CH3COOH 0,25 mol.
Jika Ka = 1,8 × 10–5, maka tentukan pH larutan penyangga.
Jawab
Jumlah mol basa konjugasi (CH3COO–) diperoleh dari garam CH3COONa
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
Mula-mula 0,4 mol - -
Reaksi 0,4 mol 0,4 mol 0,4 mol
Akhir 0 0,4 mol 0,4 mol
𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻
pH = pKa – log 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂−
0,25
pH = -log (1,8 x 10-5) – log 0,4
= 4, 74 – (- 0,20)
= 4, 94
18
kenaikan molaritas NH4+ hanya menggeser kesetimbangan sedikit sekali, sehingga
tetapan kesetimbangannya dapat dituliskan.
[𝑁𝐻4+ ][ 𝑂𝐻 − ]
Ka =
[𝑁𝐻3 ]
Sehingga
[𝑁𝐻 ]
pOH = pKb – log [𝑁𝐻 3+ ]
4
secara umum, untuk larutan penyangga basa B/BH+, persamaan di atas dapat dituliskan
sebagai berikut.
𝑛𝐵
pOH = pKb – log 𝑛
𝐵𝐻+
19
jawab
jumlah mol asam konjugasi ( NH4+) diperoleh dari ionisasi NH4Cl
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
Mula – mula 0,2 mol - -
Reaksi 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol
Akhir 0 0,2 mol 0,2 mol
0,15
= 4,74 – log 0,2
= 4,74 – (-0,12)
= 4,86
pH larutan penyangga basa NH3 / NH4+ dapat dihitung dengan cara berikut.
pH = 14 – pOH
= 14 – 4,86 = 9,14
Jadi, larutan penyangga basa NH3/NH4+ sebesar 9,14. (Purba, M.1994)
3. Pengaruh pengenceran, penambahan sedikit asam, dan basa terhadap pH larutan
penyangga.
pH suatu larutan penyangga ditentukan oleh komponenkomponennya. Komponen-
komponen itu dalam perhitungan membentuk perbandingan tertentu. Jika campuran
tersebut diencerkan, maka harga perbandingan komponen-komponennya tidak berubah
sehingga pH larutan juga tidak berubah.
Secara teoritis, berapapun tingkat pengenceran tidak akan merubah pH. Akan
Tetapi dalam praktiknya, jika dilakukan pengenceran yang berlebihan, maka pH larutan
penyangga akan berubah. Misal 1 L larutan penyangga diencerkan dengan 100 L
akuades, maka pH larutan akan berubah.
20
Rumus pengenceran dapat dituliskan sebagai berikut.
V1M1 = V2M2
contoh
Larutan penyangga sebanyak 1 L mengandung NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M. Jika
diketahui Kb NH3 = 1,8 × 10–5, maka tentukan
a. pH larutan penyangga,
b. pH larutan penyangga jika ditambahkan akuades sebanyak
19 L.
Jawab
a. Molaritas asam konjugasi NH4 + diperoleh dari ionisasi NH4Cl
NH4Cl(aq) → NH4 +(aq) + Cl–(aq)
Mula-mula 0,1 mol - -
Reaksi 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
Akhir 0 0,1 mol 0,1 mol
pOH larutan penyangga dapat ditentukan sebagai berikut.
21
[𝑁𝐻 ]
pOH = pKb – log [𝑁𝐻 3+ ]
4
0,1
= -log ( 1,8 x 10-5) – log 0,1
= - (log 1,8 x 10-5 ) – log 1
= - (0,26 – 5 ) – 0
= 4,74
pH larutan penyangga NH3 / NH4 + dapat dihitung sebagai berikut.
pH = 14 – pOH
= 14 – 4,74 = 9,26
Jadi, pH larutan penyangga NH3 / NH4+ dapat dihitung sebagai berikut.
pH = 14 - pOH
= 14 – 4,74 = 9,26
Jadi pH larutan penyanga NH3 / NH4+ sebesar 9,26
Seperti sebelumnya, molaritas asam konjugasi ( NH4+) diperoleh dari ionisasi NH4Cl.
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
Mula – mula 0,005 mol - -
Reasksi 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
Akhir 0 0,005 mol 0,005 mol
pOH larutan penyangga setelah pengenceran dapat dihitung sebagai berikut.
[𝑁𝐻3 ]
pOH = -log Kb - log
[𝑁𝐻4+ ]
0,005
= -log ( 1,8 x 10-5) – log 0,005
= - (log 1,8 x 10-5 ) – log 1
= - (0,26 – 5 ) – 0
= 4,74
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 4,74 = 9,26
22
jadi, pH larutan penyangga NH3 / NH4+ setelah pengenceran sebesar 9,26
23
Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa membentuk
senyawa H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3- . Penambahan H+
dalam tubuh akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2
dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin.
b. Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi
kesetimbangan yang terjadi sebagai berikut.
H+(aq) + HCO-(aq) ↔ H2CO3(aq) ↔ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk
mempertahankan pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3- yang relatif jauh lebih
banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah
lebih banyak bersifat asam.
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga
ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4– dan basa konjugasinya, yaitu HPO42
Jika dari proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam,
maka akan segera bereaksi dengan ion HPO42–
HPO42–(aq) + H+(aq) ↔ H2PO4–(aq)
Jika pada proses metabolisme sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa,
maka ion OH akan bereaksi dengan ion H2PO4–
H2PO4–(aq) + OH–(aq) ↔ HPO4–(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4–]/[HPO42–] selalu tetap dan akibatnya pH
larutan tetap. Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu,
penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.
2. Larutan Buffer dalam Obat – obatan
Sebagai obat penghilang rasa nyeri, aspirin mengandung asam asetilsalisilat.
Beberapa merek aspirin juga ditambahkan zat untuk menetralisir kelebihan asam di
perut, seperti MgO. Obat suntik atau obat tetes mata, pH-nya harus disesuaikan dengan
pH cairan tubuh. Obat tetes mata harus memiliki pH yang sama dengan pH air mata agar
24
tidak menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Begitu pula obat
suntik harus disesuaikan dengan pH darah.
3. Larutan Buffer dalam industri
Dalam industri, larutan penyangga digunakan untuk penanganan limbah. Larutan
penyangga ditambahkan pada limbah untuk mempertahankan pH 5-7,5. Hal itu untuk
memisahkan materi organik pada limbah sehingga layak di buang ke perairan.
Contohnya asam sitrat. Keasaman asam sitrat dari 3 gugus karboksil (COOH) yang dapat
melepaskan proton dari larutan ion yang dihasilkan adalah ion sitrat.
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang
rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat
mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga
fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya dikerjakan dalam
kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut
dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga. Didalam tanah secara
alami sudah ada penyangga yaitu penyangga tanah. Jika pH tanah rendah ion-ion H+ yang
terserap diganti oleh ion-ion Ca+2 maka terjadi peningkatan pH tanah berarti keasaman tanah
25
telah dinetralkan. Dengan adanya sifat penyangga dalam tanah, menyebabkan pH dalam
tanah dapat stabil.
26
DAFTAR PUSTAKA
Brady, JE.- Pudjaatmaka & Suminar (1994). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta:
Erlangga
Channg, Raymond. 2012. General Chemistry: The Essential Concepts, Fifth Edition. Amerika:
New York
Darrell D. Ebbing, Steven D.2007. Gammon General Chemistry.Eighth Edition.USA:Wayne
State University Emeritus
Denniston, K. J. (Katherine J.) 2008. General, organic, and biochemistry–6th ed. Towson
University Erlangga Hall
Keenan, Charles W – Pudjaatmaka (1999). Ilmu Kimia Universitas. Jakarta:Erlangga
Klug, S William, Cummings R. M. (1996). Essentials of Genetics. New Jersey: Prentice
Martin S. Silberberg.2008. Principles of General Chemistry Second Edition:Library of Congress
Cataloging-in-Publication Data
Petrucci, H. Ralph. 2011. General Chemistry: Principle and Modern Application, Tenth Edition :
Canada
Purba, M.1994. Kimia untuk SMA kelas XI:2B. Jakarta:Penerbit Erlangga
Syukri, S.1999.Kimia Dasar 2. Bandung: ITB Press
27