Anda di halaman 1dari 7

Oleh karena

+
konsentrasi ion H dan
ion OH - dalam air
Literature 4
murni adalah sama
Kesetimbangan
besarnya,Air Murni
maka air
bersifat netral. Jika
Air murni jika diukur daya hantar listriknya dengan amperemeter yang peka merupakan
keadaan air ditambah
zat elektrolit, tapi elektrolit sangat lemah dan memiliki hantaran listrik. Adanya hantaran ini
asam, maka asam
menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni sebagai hasil dari swa-ionisasai air.
tersebut akan
melepaskan
Persamaan ion H +airyang
ionisasi :
berakibat konsentrasi
+
ion H akan bertambah
banyak sehingga akan
menggangu
kesetimbangan air.
Karena berada dalam kesetimbangan maka,
Karena harga Kw tetap,
akibatnya konsentrasi
-
ion OH akan
berkurang. Sedangkan
jika air ditambahkan
basa kedalamnya, maka
basa tersebut akan
terionisasi dengan
melepaskan ion OH -,
akibatnya konsentrasi
ion OH - dalam air akan
menjadi lebih besar dan
konsentrasi ion H + akan
berkurang.

Oleh karena [H2O]


dapat dianggap konstan,
maka hasil kali
Kc[H2O] adalah suatu
konstanta yang disebut
tetapan kesetimbangan
yang disebut tetapan
kesetimbangan air (Kw).
II.5 Kesetimbangan Asam dan Basa Kuat

II.5.1 Asam Kuat

Pada saat kita melarutkan gas hidrogen klorida ke dalam air, HCl tersebut akan bereaksi
dengan molekul air dan memberikan sebuah proton (ion H+) kepada molekul air.

HCl(g) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)

Ion H3O+ disebut ion hidronium. Reaksi ini terjadi hingga kondisi sempurna, yang berarti
bahwa reaktan tetap berubah menjadi produk sampai semua habis digunakan. Pada kasus ini,
semua HCl terionisasi sempurna menjadi ion H 3O+ dan ion Cl-, sehingga tidak ada lagi HCl-nya.
Asam seperti HCl, yang terionisasi 100% di dalam air, disebut asam kuat. Sebagai catatan,
bahwa air disini, bertindak sebagai basa, menerima proton dari hidrogen klorida.

Asam kuat terionisasi sempurna, maka mudah untuk menghitung konsentrasi ion
hidronium dan ion klorida di dalam larutan jika kita mengetahui konsentrasi awal asam kuat
tersebut. Sebagai contoh, misalkan kita melarutkan gas HCl 0,1 mol ke dalam satu liter air.
Dengan demikian, konsentrasi HCl mula-mula adalah 0,1 mol/L (0,1 M). Kita dapat menuliskan
konsentrasi HCl 0,1 M dengan lambang [HCl] = 0,1 M. Senyawa HCl terionisasi sempurna
sesuai dengan persamaan reaksi berikut :

HCl(g) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)

Berdasarkan persamaan reaksi di atas, terlihat bahwa setiap mol HCl yang terionisasi,
akan menghasilkan satu mol ion H3O+ dan satu ion mol Cl-. Dengan demikian, konsentrasi ion
dalam larutan HCl 0,1 M adalah :

[H3O+] = 0,1 M

[Cl-] = 0,1 M
Tabel II.3 asam kuat yang paling umum kita temukan dalam kehidupan sehari-hari

Nama Kimia Rumus Molekul


Asam Hidroklorat/Asam Klorida HCl
Asam Hidrobromat/Asam Bromida HBr
Asam Hidroiodat/Asam Iodida HI
Asam Nitrat HNO3
Asam Perklorat HClO4
Asam Sulfat (hanya ionisasi pertama) H2SO4

Asam sulfat disebut pula sebagai asam diprotik, sebab asam tersebut dapat memberikan
dua proton, tetapi hanya pada ionisasi pertama yang terjadi 100% secara sempurna. Asam-asam
lain yang ditampilkan dalam tabel merupakan asam monoprotik, sebab hanya memberikan satu
proton.

II.5.2 Basa Kuat

Menghitung konsentrasi ion hidroksida sangat mudah. Sebagai contoh, kita memiliki 1,5
mol/L (1,5 M) larutan NaOH. Larutan natrium hidroksida tersebut akan terdisosiasi
(pecah/terurai) sempurna menjadi ion-ion.

NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

Konsentrasi ion yang dihasilkan masing-masing 1,5 M.


II.6 Kesetimbangan Asam dan Basa Lemah

II.6.1 Asam Lemah

Saat kita melarutkan asam asetat (CH 3COOH) ke dalam air, yang akan terjadi adalah
asam tersebut akan bereaksi dengan molekul-molekul air, memberikan sebuah proton dan
membentuk ion hidronium (ion H3O+). Dalam hal ini, terjadi kesetimbangan, di mana kita masih
tetap memiliki sejumlah asam asetat yang tidak terionisasi (pada reaksi sempurna, irreversible
seluruh reaktan digunakan untuk membentuk produk). Pada sistem kesetimbangan asam lemah,
ion-ion berkesetimbangan dengan molekul asam.

Reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan air adalah sebagai berikut :

CH3COOH(aq) + H2O(l) <—> CH3COO-(aq) + H3O+(aq)

Asam asetat yang ditambahkan ke dalam air akan terionisasi sebagian. Pada reaksi
kesetimbangan ini, hanya sekitar 5% asam asetat yang terionisasi. Sementara 95% lainnya masih
dalam bentuk molekul. Jumlah ion hidronium (ion H 3O+) yang diperoleh dalam larutan asam
yang tidak terionisasi sempurna jauh lebih sedikit dibandingkan yang diperoleh dari asam kuat.
Asam yang hanya terionisasi sebagian disebut asam lemah.

Menghitung konsentrasi ion hidronium pada asam lemah tidak sama dengan menghitung
pada larutan asam kuat, sebab tidak semua asam lemah yang larut dapat terionisasi. Untuk
menghitung konsentrasi ion hidronium, kita harus menggunakan konstanta kesetimbangan untuk
asam lemahnya. Untuk larutan asam lemah, kita menggunakan konstanta kesetimbangan asam
lemah, Ka. Secara umum :

HA(aq) + H2O(l)<—> H3O+(aq) + A-(aq)

Nilai Ka untuk asam lemah tersebut adalah :


Ka = {[H3O+][A-]} / [HA]

Sebagai catatan, [HA] menunjukkan konsentrasi molar HA pada kesetimbangan, bukan


konsentrasi awal. Konsentrasi air tidak ditunjukkan pada persamaan K a, sebab konsentrasi air
([H2O]) merupakan konstanta yang akan tergabung dengan Ka.

Tabel II.4 asam lemah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Nama Asam Rumus Kimia Ka Basa Konyugasi Kb


Asam Fluorida HF 7,1 x 10-4 F- 1,4 x 10-11
Asam Nitrit HNO2 4,5 x 10-4 NO2- 2,2 x 10-11
Asam Asetil C9H8O4 3,0 x 10-4 C9H7O4- 3,3 x 10-11
Salisilat (Aspirin)
Asam Format HCOOH 1,7 x 10-4 HCOO- 5,9 x 10-11
Asam Askorbat C6H8O6 8,0 x 10-5 C6H7O6- 1,3 x 10-10
(Vitamin C)
Asam Benzoat C6H5COOH 6,5 x 10-5 C6H5COO- 1,5 x 10-10
Asam Asetat CH3COOH 1,8 x 10-5 CH3COO- 5,6 x 10-10
Asam Sianida HCN 4,9 x 10-10 CN- 2,0 x 10-5
Fenol C6H5OH 1,3 x 10-10 C6H5O- 7,7 x 10-5

Sekarang kita kembali ke kesetimbangan asam asetat. Nilai K a untuk asam asetat adalah
1,8 x 10-5. Persamaan Ka ionisasi asam asetat adalah sebagai berikut:

Ka = 1,8 x 10-5 = {[H3O+][CH3COO-]} / [CH3COOH]

Kita dapat menggunakan nilai Ka ini untuk menghitung konsentrasi ion hidronium.
Misalkan diberikan larutan asam asetat 2 M. Kita ketahui bahwa konsentrasi awal asam asetat
tersebut adalah 2 M. Kita juga mengetahui bahwa sebagian kecil asam asetat tersebut telah
terionisasi, menghasilkan sedikit ion hidronium dan ion asetat. Melalui persamaan reaksi
kesetimbangan asam asetat, terlihat bahwa untuk setiap ion hidronium yang terbentuk, akan
disertai pula pembentukan ion asetat. Akibatnya, konsentrasi kedua ion tersebut sama. Kita dapat
memisalkan nilai [H3O+] dan [CH3COO-] masing-masing sebesar x M.
[H3O+] = [CH3COO-] = x M

Dengan demikian, untuk menghasilkan sebanyak x M ion hidronium dan ion asetat,
dibutuhkan asam asetat yang terionisasi sebanyak x M pula. Sehingga, kita dapat menuliskan
jumlah asam asetat yang tersisa pada saat kesetimbangan sebagai jumlah asam asetat mula-mula,
2 M, dikurangi dengan yang mengalami ionisasi, sebesar x M.

[CH3COOH] = (2 – x) M

Pada kondisi umum, kita dapat menganggap nilai x sangat kecil dibandingkan dengan
konsentrasi asam lemah mula-mula. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa nilai 2 – x mendekati 2.
Ini berarti bahwa kita dapat sering menganggap konsentrasi asam lemah pada saat
kesetimbangan sama dengan konsentrasi mula-mulanya. Persamaan konstanta kesetimbangan
asam lemah sekarang dapat dituliskan sebagai berikut :

Ka = 1,8 x 10-5 = {(x)(x)} / (2 – x) = {(x)(x) / (2)}

1,8 x 10-5 = (x)2 / 2

Selanjutnya kita dapat menentukan nilai x, yang sama dengan nilai [H3O+].

x2 = 1,8 x 10-5 x 2

x = (1,8 x 10-5 x 2)1/2 = 6 x 10-3

[H3O+] = 6 x 10-3 M

Salah satu cara untuk membedakan antara asam kuat dengan asam lemah adalah dengan mencari
nilai konstanta ionisasi asam (Ka). Jika asamnya memiliki nilai Ka, berarti asam lemah. Jika
tidak, berarti asam kuat.

II.6.2 Basa Lemah


Basa lemah juga bereaksi dengan air untuk mencapai sistem kesetimbangan. Amonia
merupakan salah satu basa lemah. Amonia dapat bereaksi dengan air untuk membentuk ion
amonium dan ion hidroksida.

NH3(g) + H2O(l)<—> NH4+(aq) + OH-(aq)

Seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya terionisasi sebagian. Konstanta
kesetimbangan basa lemah adalah Kb. Kita menggunakannya sama persis seperti pada saat kita
menggunakan Ka (lihat pembahasan Asam Lemah di atas). Yang dicari pada basa lemah adalah
[OH-]-nya.

Berikut ini adalah tabel beberapa contoh basa lemah yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari beserta nilai Kb masing-masing basa lemah :

Tabel II.5 basa lemah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

Nama Basa Rumus Kimia Kb Asam Konyugasi Ka


Etil Amina C2H5NH2 5,6 x 10-4 C2H5NH3+ 1,8 x 10-11
Metil Amina CH3NH2 4,4 x 10-4 CH3HN3+ 2,3 x 10-11
Amonia NH3 1,8 x 10-5 NH4+ 5,6 x 10-10
Piridina C5H5N 1,7 x 10-9 C5H5NH+ 5,9 x 10-6
Anilina C6H5NH2 3,8 x 10-10 C6H5NH3+ 2,6 x 10-5
Kafeina C8H10N4O2 5,3 x 10-14 C8H11N4O2+ 0,19
Urea CO(NH2)2 1,5 x 10-14 H2NCONH3+ 0,67

Anda mungkin juga menyukai