Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

INDIKATOR ASAM BASA

Disusun oleh :
Kelas : XI MIPA 2
Kelompok …
1. Rafli Ramadhan
2. Tri Sukma Rifaldi Danuarta
3. Daffa Abdur Rosyid
4. Alif Mutawaqqil Billah
5. Reihan Putra Desta
6. Ali Muhammad Gifary Aswan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUYAAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SMA NEGERI 5 SAMARINDA
2023
1. Judul Praktikum
Indikator Asam Basa
2. Tujuan Praktikum
Tujuan
3. Kajian pustaka
3.1 Sifat Asam dan Basa
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, zat-zat yang berasa masam
mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada cuka
makan, serta asam benzoat yang digunakan sebagai pengawet makanan.
Basa merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, rasanya pahit, dan
jenis basa tertentu bersifat caustic atau membakar, misalnya natrium
hidroksida atau soda api.
Meskipun asam dan basa dapat dibedakan dari rasanya, tetapi tidak
disarankan (dilarang) untuk mencicipi asam atau basa yang ada di
laboratorium. Asam dan basa dapat dibedakan menggunakan zat tertentu
yang disebut indikator atau dengan menggunakan alat khusus.
Larutan asam dan basa dapat diperoleh dengan melarutkan asam
atau basa secara langsung ke dalam air. Selain itu, larutan ini juga dapat
diperoleh melalui reaksi antara senyawa oksida dengan air. Reaksi antara
oksida asam dengan air akan menghasilkan larutan asam, sedangkan reaksi
antara oksida basa dengan air akan menghasilkan larutan basa. Larutan
basa juga dapat dihasilkan dari reaksi antara logam reaktif dengan air.
3.2 Teori Asam basa Arrhenius

Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat


yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H).
Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat
asam jika sudah larut di dalam air. Sebagai contoh gas hidrogen klorida
bukan merupakan asam, tetapi jika sudah dilarutkan di dalam air akan
menghasilkan ion H. Reaksi yang terjadi adalah:
HCl → H+ + Cl-

satu molekul asam dapat melepaskan satu, dua, atau tiga ion H. Asam
yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam monoprotik
atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap
molekulnya disebut asam diprotik atau berbasa dua.

Menurut Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat


ionisasinya besar atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H dalam
larutannya. Contoh asam kuat antara lain HCl, HB, HI, H₂SO, HNO3, dan
HCIO.

Menurut Arrhenius, basa adalah suatu senyawa yang di dalam air


(larutan) dapat menghasilkan ion OH. Umumnya, basa terbentuk dari
senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH) di dalamnya. Akan
tetapi, amonia (NH) meskipun merupakan suatu senyawa kovalen, tetapi di
dalam air termasuk senyawa basa, sebab setelah dilarutkan ke dalam air
dapat menghasilkan ion OH.

Tidak semua senyawa yang mengandung gugus -OH merupakan suatu


basa. Contohnya CH,COOH dan C.HOH justru merupakan asam. Sementara
itu, CH,OH tidak menunjukkan sifat asam atau basa di dalam air.

Menurut Arrhenius, terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa kuat
merupakan basa yang mudah terionisasi dalam larutannya dan banyak
menghasikan ion OH. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH), dan Ca(OH)2.

3.3 Larutan asam


3.3.1 Asam kuat
Asam kuat adalah senyawa asam yang mudah melepaskan ion
H+ dalam air dan mengalami disosiasi total dalam larutannya. Contoh
asam kuat yaitu HCl, HNO3, H2SO4, dan HCIO4. Jika di dalam air
terlarut asam kuat, misalnya HCI 0.1 M; kesetimbangan air akan
terganggu.
H 2O(l )→ H+(l )+ OH-(l )

10-7 10-7
HCl → H+ + Cl-
0,1M 0,1M 0,1M
Adanya ion H+ yang berasal dari HCl menyebabkan
kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga [H+] dan [OH-] dari air menjadi
kurang dari 107. Dengan demikian. [H+] dari air pada dapat diabaikan
terhadap [H+] dari HCI. sebab dalam air murni saja hanya terdapat
sebuah ion H+ dari sepuluh juta molekul air.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk larutan asam kuat,
[H+]hanya dianggap berasal dari asam saja, sedangkan ion [H +] dari air
dapat diabaikan karena terlalu kecil jika dibandingkan dengan H + berasal
dari HCI 0,1 M.
Secara umum, apabila di dalam air terdapat asam kuat (H nA)
dengan konsentrasi a mol/liter, konsentrasi ion H + dalam asam tersebut
dapat dihitung dengan cara:
HnA → H+ + An-
n
a mol/L (n x a) mol/L
[H+] = (n x a ) mol/L
Dengan: a = kemolaran asam.
n= jumlah ion H+ yang dihasilkan dari ionisasi asam.
3.3.2 Asam lemah
Menurut arrhenius, asam lemah adalah asam yang ada di dalam
larutannya hanya sedikit terionisasi atau mempunyai derajat ionisasi yang
kecil. Reaksi ionisasi pada asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan
ionisasi, misalnya untuk asam HA:
−¿¿
+¿+ A(aq) ¿
H A (aq ) ⇌ H (aq )
Tetapan ionisasi pada asam lemah diberi lambang Ka:
Ka=¿ ¿
Dari persamaan ionisasi asam:
−¿ ¿
+¿+ A ¿
H A (aq ) ⇄ H(aq) aq
Setiap satu molekul HA yang terionisasi akan menghasilkan
sebuah ion H+ dan sebuah ion A-. Oleh karena itu, konsentrasi ion H +
yang berasal dar HA akan selalu sama dengan konsentrasi ion A -
sehingga konsentrasi ion A- dapat disubstitusikan ke dalam persamaan:
K a =¿ ¿
Oleh karena [H+] = [A-], maka:
K a =¿ ¿
atau
¿¿
¿
Dengan: Ka = tetapan ionisasi asam
[HA] = konsentrasi asam

3.4 Larutan Basa


3.4.1 Basa kuat
Asam kuat seperti halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang di
dalam larutannya dianggap terionisasi sempurna. Basa kuat di dalam
larutan akan mengganggu kesetimbangan air. Misalnya, di dalam air
terlarut NaOH 0,1 M; maka terdapat reaksi kesetimbangan:
−¿¿
+¿+O H ¿
H 2 O(l) ⇄ H .................................................(1)
10-7 10-7 10-7
−¿¿
+¿+O H ¿
NaO H (aq) → N a( aq) .........................................(2)
0,1 M 0,1 M
Adanya ion OH- dari NaOH akan menggeser kesetimbangan air
(reaksi 1) ke kiri. Konsentrasi H+ dan OH- dari air menjadi berkurang.
Konsentrasi ion-ion ini sangat sedikit dibandingkan dengan konsentrasi
OH- yang berasal dari NaOH. Oleh karena itu, [OH -] yang berasal dari air
dapat diabaikan.
Secara umum, jika di dalam air terdapat basa kuat (L(OH) n)
dengan konsentrasi b mol/liter, konsentrasi ion OH dalam basa tersebut
dapat dihitung dengan cara:
−¿¿
n+¿ +¿n O H( aq) ¿¿
L ( OH )n(aq) → L
b mol/L (n x b) mol/L
dengan: b = kemolaran basa
n = jumlah ion OH- yang dihasilkan dalam ionisasi basa
3.4.2 Basa lemah
Seperti halnya asam lemah, basa lemah hanya sedikit mengalami ionisasi
sehingga ionisasi basa lemah merupakan kesetimbangan:
−¿¿
+¿+O H (aq) ¿
BO H (aq) ⇌ B(aq)
Dengan cara penurunan yang sama. Didapatkan rumus untuk menghitung
konsentrasi ion OH- dalam larutan adalah sebagai berikut.
¿

3.5 Nilai PH dan sifat larutan

Anda mungkin juga menyukai