I. 1 Larutan Asam
Asam yang banyak digunakan adalah asam sulfat (air aki), asam klorida (air keras), asam nitrat,
dan asam fosfat. Asam-asam ini biasa disebut sebagai asam mineral atau asam anorganik. Sedangkan
asam yang terdapat pada makluk hidup disebut asam organik. Larutan asam dalam air bersifat sebagai
elektrolit, karena sebagian atau semua partikel zat yang terlarut mengalami ionisasi. Perhatikan reaksi
ionisasi beberapa asam berikut ini:
HCl(aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
HNO3(aq) H+ (aq) + NO-3(aq)
CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq)
Adanya ion H+ dalam larutan inilah yang menyebabkan larutan bersifat asam, dan berdasarkan
reaksi ionisasi Svante August Arrhenius (1859-1927) menyimpulkan bahwa senyawa asam dalam air
terionisasi menjadi ion H+ (ion hidrogen) dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Adanya ion H +
dalam larutan inilah yang menyebabkan larutan asam dapat merubah warna lakmus biru menjadi merah.
Bagaimana kekuatan keasaman suatu larutan?
Karena ion H+ merupakan ion pembawa sifat asam, tentu dapat dipahami bahwa kekuatan asam
suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Larutan yang bersifat sebagai elektrolit
kuat banyak mengandung ion dan partikel terlarut terionisasi sempurna. Jadi asam klorida dan asam
sulfat terionisasi sempurna dan banyak menghasilkan ion H +. Asam yang banyak menghasilkan ion H+
disebut sebagai asam kuat. Berlainan dengan asam cuka, daya hantar listriknya kurang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa partikel terlarut hanya sebagian kecil yang terionisasi, sehingga hanya sedikit
menghasilkan ion H+. Zat terlarut yang menghasilkan sedikit ion H+ disebut asam lemah. Reaksi ionisasi
asam lemah, dituliskan sebagai persamaan reaksi kesetimbangan:
Karena jumlah molekul CH3COOH yang terionisasi sangat kecil, maka [CH3COOH] dalam larutan dapat
dianggap tetap. Sedangkan [CH3COO-] dan [H+] sama besarnya sehingga rumus tetapan kesetimbangan
asam dapat ditulis sebagai:
[H ]2
Ka = [CH 3COOH]
atau [H+] = Ka.[CH3COOH]
[H+] =
Ka [HA]
Daftar beberapa asam lemah beserta harga tetapan kesetimbangan asamnya (K a) dapat dilihat pada tabel
di bawah:
Tabel 4.1 Beberapa asam lemah dan harga konstanta ionisasi asam pada suhu 25oC.
Jawab:
Asam lemah HA akan mengion menurut persamaan:
HA (aq) H+ (aq) + A- (aq)
HA mula-mula 0,1 M
Terbentuk 0,001 M 0,001 M
Terurai 0,001 M
Sisa 0,1 M - 0,001 M
Pada saat setimbang 0,099 M 0,0001 M 0,0001 M
K=
H
2
HA
(0,0001)(0,0001) 1 x 10 8
Ka = = = 1,11 x 10-5
(0,0009) 9 x 10 4
2. Tentukan konsentrasi ion H+ dalam 100 ml larutan asam formiat 0,1 mol dm-3.
Diketahui Ka = 1,7 x 10-4
Jawab:
[H+] = Ka.[HCOOH]
I. 2 Larutan Basa
Contoh larutan basa yang sering dijumpai adalah air kapur, kalium hidroksida, air barit, dan
amonia. Larutan ini bersifat elektrolit (dapat menghantarkan arus listrik). Partikel-partikel terlarut dalam
larutan terionisasi. Reaksi ionisasi beberapa larutan basa dapat ditulis sebagai berikut:
Ba(OH)2 (aq) Ba2+ (aq) + 2 OH- (aq)
KOH (aq) K+ (aq) + OH- (aq)
NH3 (aq) + H2O (l) NH4+ (aq) + OH- (aq)
Jadi larutan basa terdiri atas ion hidroksida (OH-) dan kation. Pada umumnya kation meru pakan
ion logam, kecuali beberapa ion seperti NH4+. Berdasarkan data di atas, maka Svante Arrhenius
menyimpulkan bahwa basa adalah suatu zat elektrolit yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion
OH-. Adanya ion OH- dalam larutan inilah yang menyebabkan sifat basa suatu larutan, sehingga larutan
dapat mengubah lakmus merah menjadi biru. Sifat lain basa adalah rasanya pahit seperti sabun dan jika
terkena kulit akan terasa licin, seperti berlendir (sifat kaustik).
Seperti pada larutan asam, daya hantar listrik larutan basa sangat dipengaruhi oleh jumlah ion-
ion di dalam larutan. NaOH dan Ca(OH)2 merupakan zat elektrolit kuat, berarti di dalam larutan
terionisasi sempurna. Zat ini tergolong basa kuat, karena dalam air menghasilkan banyak ion OH-.
Sedangkan daya hantar listrik larutan NH 3 sangat lemah. Berarti larutan NH3 sedikit
menghasilkan ion, baik ion OH- maupun ion NH4+. Senyawa basa yang sedikit menghasilkan ion OH-
disebut basa lemah.
[ NH 4 ][OH ]
K =
[ NH 3 ]
Di dalam larutan, [NH4+] = [OH-]dan [NH3] dapat dianggap tetap, sehingga [OH-]2 = Kb.
Kekuatan basa tergantung pada harga Kb artinya bahwa kekuatan basa akan bertambah jika harga
Kb semakin besar. Dengan memperhatikan tabel 4.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa kekuatan basa
bertambah menurut urutan: Urea-Anilin-Piridin-Hidrazin-Amonia-Metilamine-Etilamine-Dimetilamine.
Contoh Soal:
Tentukan konsentrasi ion OH- pada larutan yang mengandung:
a. 0,005 M Ba(OH)2
b. 0,1 M amonia, jika Kb NH3 = 1,8 x 10-5
Jawab:
a. Ba(OH)2 merupakan basa kuat dan terionisasi sempurna dalam air.
[OH-] = 2 [Ca(OH)2]
= 2 x 0,005 M
= 0,01 M
b. Amonia merupakan basa lemah, sehingga:
[OH-] = Kb.[ NH 3 ]
= 1,8.10 5 x0,1
= 1,34 x 10-3 M
Soal Latihan
1. Tuliskan masing-masing tiga contoh rumus dan nama kimia asam kuat dan asam lemah yang anda
jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tuliskan masing-masing tiga contoh rumus dan nama kimia basa kuat dan basa lemah.
3. Tentukanlah konsentrasi ion H+ dan OH- dari larutan-larutan di bawah ini:
a. 0,01 M HCl b. 0,002 M H2SO4 c. 0,01 M NaOH d. 0,05 M
Ba(OH)2
4. Tentukan konsentrasi ion H+ pada larutan 0,1 M HA, jika diketahui harga tetapan kesetimbangan
asamnya (Ka) = 1 x 10-5.
AKPER SEMESTER 1 -3-
5. [H+] asam lemah HA 0,1 M sama dengan [H +] larutan HCl 0,001 M. Tentukanlah harga tetapan
kesetimbangan asam (Ka) HA tersebut.
6. Perhatikan tabel berikut:
CH3COO
Senyawa asam HF HCOOH HClO HNO2
H
Harga Ka 6,8 . 10-4 1,7 . 10-4 3,5 . 10-8 1,7 . 10-5 4,5 . 10-4
a. Berdasarkan data tersebut susunlah urutan kenaikan kekuatan asamnya
b. Berapa [H+] dari larutan HCN 0,1 M?
7. Berapa persen asam HX terionisasi dalam larutan yang berkonsentrasi 0,1 M; 0,01 M dan 0,001 M?
Diketahui harga Ka HX = 1,8 . 10-5. Bagaimana pengaruh pengenceran terhadap jumlah molekul
HX yang terionisasi?
I.3 pH larutan
Larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
tersebut. Berdasarkan konsentrasi ion hidrogen pula, dapat ditentukan keasaman dari larutan tersebut.
Tetapi karena harga konsentrasi ion H + sangat kecil maka digunakan ukuran keasaman atau pH. Untuk
mempelajari hubungan pH dengan konsentrasi ion H+, marilah kita lihat data suatu percobaan
pengukuran pH beberapa larutan asam yang konsentrasinya berbeda dengan indikator universal.
pH = - log [H+]
Rumus itu pertama kali disarankan oleh Sorensen (1868-1939). Harga pH larutan berkisar antara 0
sampai dengan 14. Selain untuk [H+] berlaku pula untuk [OH-], Ka, Kb dan Kw. Sehingga didapat rumus
sebagai berikut.
Berdasarkan reaksi kesetimbangan di atas maka dapat ditentukan rumus tetapan kesetimbangan air
sebagai:
[ H ][OH ]
K =
[ H 2 O]
Karena jumlah molekul air yang terionisasi sangat kecil, maka konsentrasi H 2O dapat dianggap tetap.
sehingga rumus tetapan kesetimbangan di atas dapat ditulis sebagai:
Kw = [H+] [OH-]
Kw = 10-7 x 10-7 = 10-14
pKw = pH + pOH
atau
pH + pOH = 14
Harga tetapan kesetimbangan air (Kw) dan pKw hanya akan berubah karena perubahan suhu.
Akibat penambahan asam, [H+] dalam larutan semakin besar, sehingga reaksi kese-timbangan
akan bergeser ke kiri, [H+] dalam larutan lebih besar dari 10-7 M dan [OH-] lebih kecil dari 10-7 M; pH
larutan lebih kecil dari 7. Untuk lebih memahami hubungan antara konsentrasi asam dan pH larutan,
lakukanlah kegiatan berikut:
Kegiatan 3
Cara Kerja:
1. Ambil 3 buah tabung reaksi yang kering dan bersih, dan deretkan tabung- tabung itu dalam rak
tabung reaksi.
2. Ukurlah 10 ml larutan HCl 0,1 M dan masukkan ke dalam tabung 1. Encerkan 1 ml larutan tabung
1 hingga diperoleh larutan 0,01 M dan tempatkan pada tabung 2. Encerkan 1 ml larutan tabung 2
hingga diperoleh larutan 0,001 M dan tempatkan pada tabung 3.
3. Masukkan sehelai kertas indikator universal pada tiap-tiap tabung dan segera bandingkan warnanya
dengan warna pada peta warna pH. Catat pH itu pada tabel pengamatan di bawah ini.
4. Ulangi eksperimen ini dengan menggunakan larutan CH3COOH 0,1 M.
Pertanyaan
1. Hitunglah [H+] setiap larutan HCl dan masukkan hasilnya pada tabel di atas.
2. Bagaimanakah hubungan pH dan [H+]
………………………………………………………………………………………………..
3. Berapakah pH larutan HCl 0,0001 M dan 0,00001 M?
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
4. Bandingkan pH HCl 0,001 M dengan CH3COOH 0,1 M.
………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
5. Berapakah [H+], [CH3COO-] dan [CH3COOH] dalam larutan CH3COOH 0,1M?
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
6. Hitunglah harga Ka (Tetapan kesetimbangan ionisasi asam) CH3COOH.
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
7. Bagaimana % ionisasi CH3COOH jika larutan makin diencerkan? (Bandingkan pH CH3COOH 0,1 M
dengan pH CH3COOH 0,001 M)
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
8. Digolongkan dalam asam apakah asam-asam seperti HCl dan CH3COOH?
………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………..
Dengan memperhatikan data eksperimen pada kegiatan (3), dapat disimpulkan bahwa pH
larutan asam akan semakin bertambah jika larutan asam itu diencerkan atau dengan kata lain semakin
kecil konsentrasi asam, pH larutan semakin besar. Karena asam kuat terionisasi sempurna, maka [H +]
dalam larutan minimal akan sama dengan [asam]. Sedangkan untuk asam kuat polivalen (HnX), [H+]
dapat ditentukan dengan rumus:
[H+] = n [HnX]
pH = - log n [HnX]
Dan [H+] dapat dihitung dengan rumus : [H+] = Ka.[CH 3 COOH ] , dan pH = -log [H+], maka pH
larutan asam CH3COOH dapat dihitung dengan rumus:
pH = - log [H+]
- log Ka.[CH 3 COOH ]
1
- 2 log Ka. [CH3COOH]
Contoh soal:
1. Berapa pH larutan yang terbentuk jika 1 ml larutan HNO3 0,1M ditambah air sampai 100 ml?
Jawab : V1 M1 = V2. M2
1 ml x 0,1 M = 100 ml x M2
1 ml x 0,1 M
M2 = = 0,001 M
100 ml
2. Larutan H2SO4 sebanyak 500 mL pada saat diukur pHnya dengan pH meter menunjukkan angka 3.
Berapa konsentrasi H2SO4 terlarut dalam mol dm-3
[H+] = 10-3 M
10 3
[H2SO4] = M = 5 x 10-4 M
2
3. Berapa pH 100 ml larutan asam formiat (HCOOH) 0,1 M, jika diketahui harga tetapan
kesetimbangan asamnya = 1,6 x 10-4?
Jawab:
[H+] = Ka.[HCOOH ]
Akibat penambahan ion sejenis (OH -), kesetimbangan air bergeser ke kiri, sehingga jumlah ion
H dalam larutan semakin kecil. Sehingga [H+] lebih kecil dari 10-7 M, sedangkan [OH-] dalam larutan
+
Sebelum menghitung harga pH larutan basa, hitunglah harga pOH dari [OH-].
Contoh:
Larutan jenuh air kapur mempunyai konsentrasi 0,005 mol dm-3. Berapa pH 100 ml larutan air kapur
{Ca(OH)2} tersebut?
NH3 yang larut dalam air, akan bereaksi dengan molekul-molekul pelarut menurut persamaan:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)
Ionisasi pada basa lemah hampir sama dengan ionisasi pada asam lemah, yaitu tidak terionisasi
sempurna. Berdasarkan eksperimen, larutan NH3 0,1 M mempunyai pH = 11. Dari data tersebut dapat
dihitung bahwa:
pOH = 14 - 11 = 3,
[OH-] = 10-pOH
[OH-] = 10-3 mol dm-3
Ternyata tidak semua NH3 yang terlarut dalam air menghasilkan ion OH-. NH3 yang bereaksi dengan air
hanya sekitar 1%.
Analog dengan perhitungan pH pada asam lemah monovalen, maka perhitungan pOH pada basa lemah
(LOH) dapat dihitung menurut rumus:
Contoh:
1. Gas NH3 sejumlah 0,1 mol dilarutkan dalam 1 liter air. Jika diketahui Kb NH 3 = 10-5, tentu- kanlah
pH larutan yang terbentuk.
Soal Latihan
1. Hitunglah pH larutan-larutan di bawah ini:
a. 100 ml larutan HCl 0,01 M.
b. 500 ml larutan H2SO4 0,05 M!
c. 250 ml larutan HF 0,1 M, Ka HF = 6,4. 10-5
d. 4 gram NaOH (Mr = 40) di dalam 10 L larutan!
e. 200 ml larutan Ca(OH)2 0,005 M
2. Berapa gram NaOH (Mr = 40) padat harus dilarutkan dalam air agar diperoleh 800 ml larutan dengan
pH = 12?
3. Berapa ml air harus ditambahkan kedalam 250 ml larutan H2SO4 0,1M untuk memperoleh larutan
yang mempunyai pH = 2?
4. Berapa pH larutan, jika 50 ml larutan H2SO4 0,01 M diencerkan dengan air sampai 500 ml?
6. Tentukan harga tetapan ionisasi asam propanoat, CH 3-CH2COOH, jika diketahui larutan asam
propanoat 0,05 M mempunyai pH = 3.
7. Suatu minuman setelah di uji dengan pH meter menunjukkan pH = 6. Berapa konsentrasi [H +] dan
[OH-] dalam minuman tersebut?
Warna HIn berbeda dengan warna In-. Jika indikator ini ditambahkan asam atau basa, maka
terjadi pergeseran letak kesetimbangan indikator, sehingga warna indikator akan berubah. Titik
tengah perubahan warna pada indikator terjadi jika:
[HIn] = [In-]
maka Ka = [H+], atau pKa = pH
Berdasarkan pengamatan, perubahan warna indikator ini dimulai pada pH larutan antara pKa
–1 sampai dengan pKa + 1. Harga pH alarutan dimana suatu indikator mengalami perubahan warna,
disebut trayek pH indikator. Beberapa indikator yang sering kita jumpai beserta trayek pH-nya dapat
anda baca pada tabel dibawah
Maka dari data tersebut di atas, dapat dibuat garis bilangan yang memenuhi pH larutan tersebut:
Kegiatan 4:
Cara kerja dan pengamatan:
1. a. Jatuhkan setetes larutan elektrolit A pada pelat tetes yang berisi:
i. sepotong kertas lakmus merah
ii. sepotong kertas lakmus biru
b. Tuangkan 3 cm3 larutan elektrolit A kedalam masing-masing 4 tabung reaksi dan tambahkan 3
tetes larutan indikator pada setiap tabung yaitu:
- metil merah pada tabung 1,
- metil jingga pada tabung 2,
- brom timol biru pada tabung 3,
- phenolptalein pada tabung 4
Catat pengamatan anda dan perkirakan pH larutan A.
AKPER SEMESTER 1 - 10 -
2. Lakukan pemeriksaan yang sama terhadap larutan-larutan elektrolit B, C dan D.
1. larutan A : …………………………………………………………………………………..
2. larutan B : …………………………………………………………………………………..
3. larutan C : …………………………………………………………………………………..
4. larutan D : ……………………………………………………………………………………..
Jelaskan jawaban anda!
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………
I. 5. Netralisasi asam basa
Senyawa asam dalam air menghasilkan ion H+, sedangkan senyawa basa dalam air menghasilkan
ion OH-. Jika larutan asam dan basa direaksikan dalam jumlah yang tepat habis bereaksi dihasilkan
larutan yang bersifat netral. Olehkarena itu reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan atau
reaksi netralisasi. Misalnya jika 25 ml larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 25 ml larutan HCl 1M
akan terjadi reaksi sebagai berikut:
Jika campuran di atas diuapkan akan dihasilkan kristal NaCl(aq) dan persamaannya dapat ditulis
menjadi:
AKPER SEMESTER 1 - 11 -
Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l) NaCl(s) + H2O(g)
Contoh Soal:
1. 50 ml larutan HCl dapat dinetralkan oleh 200 ml larutan NaOH 0,1 M. Pertanyaan:
a. Tuliskan persamaan reaksi ionnya.
b. Tentukanlah konsentrasi HCl yang terlarut.
Jawab :
a. Reaksi yang terjadi dapat ditulis:
NaOH (aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Na+(aq) + OH (aq) + H (aq) + Cl-(aq)
- +
Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
- +
OH (aq) + H (aq) H2O(l)
b. Berdasarkan koefisien reaksi, dapat disimpulkan bahwa:
mol HCl(aq) = mol NaOH(aq)
V. M HCl = V. M NaOH
200 ml x 0,1 mol dm-3
M HCl = = 0,4 mol dm-3
50 ml
Titrasi asam basa ini juga dapat menggunakan alat-alat yang sederhana, misalnya tabung reaksi
dan pipet tetes serta gelas ukur. Pada waktu indikator berubah warna kita harus secepatnya menghentikan
titrasi. Pada saat itu dinamakan “titik akhir titrasi”. Pada titrasi dikenal “titik ekivalen” yaitu
menunjukkan keadaan dimana kedua larutan pada titrasi tersebut tepat habis bereaksi.
Selama titrasi berlangsung pH larutan yang dititer selalu berubah sesuai dengan jumlah
penambahan larutan standar. Sebagai contoh pada saat titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan 5 mL
larutan NaOH 0,1 M diperoleh larutan dengan pH
Mol HCl = 25 ml x 0,1 mmol/ml = 2,5 mmol
Mol NaOH = 5 ml x 0,1 mmol/ml = 0,5 mmol
Mol HCl bereaksi = mol NaOH ditambahkan = 0,5 mmol
Mol HCl sisa = 2,5 mmol – 0,5 mmol = 2 mmol
[HCl] sisa = 2 mmol / 30 ml = 0,067 M
pH larutan = - log 67. 10-3
= 1,6
dan pada saat penambahan larutan NaOH 0,1 M mencapai 20 mL
Mol HCl = 25 ml x 0,1 mmol/ml = 2,5 mmol
Mol NaOH = 20 ml x 0,1 mmol/ml = 2,0 mmol
Mol HCl bereaksi = mol NaOH ditambahkan = 2,0 mmol
Mol HCl sisa = 2,5 mmol – 2,0 mmol = 0,5 mmol
[HCl] sisa = 0,5 mmol / 45 ml = 0,011 M
AKPER SEMESTER 1 - 12 -
pH larutan = - log 2
pada titik ekivalensi mol asam sama dengan mol basa dan larutan bersifat netral, pH larutan = 7
Jika perubahan pH selama titrasi ini dilukiskan akan diperoleh kurva seperti dibawah ini.
pH
12
10
8 Titik
ekivalensi
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Volume NaOH
Kegiatan 5:
Alat yang diperlukan :
Labu ukur, Neraca, gelas ukur, Biuret, pipet ukur, pipet tetes
Bahan :
Kristal NaOH, larutan HCl pekat, larutan cuka dapur (25%), indikator PP.
Tujuan Kegiatan:
Membuat larutan baku dan menentukan kadar asam klorida dalam larutan HCl pekat dan menentukan
kadar asam asetat dalam cuka dapur 25%
Kegiuatan:
1. Dengan menggunakan labu ukur buatlah larutan baku NaOH 0,1 M
2. encerkan larutan HCl pekat sehingga anda perkirakan memperoleh larutan HCl 0,1 M (larutan HCl
pekat kira-kira mempunyai konsentrasi 10 – 12 M)
3. Titrasi larutan HCl encer yang anda buat dengan larutan baku NaOH 0,1 M
4. Ulangi titrasi ini sampai anda memperoleh 5 data yang sama
5. Dengan cara yang sama tentukan konsentrasi larutan cuka 25% (catat merek pabrik yang
mengeluarkan cuka yang anda selidiki)
6. Catat hasil pengamatanmu dan buatlah laporan praktikum lengkap dengan Dasar Teori, langkah-
langkah kegiatan, hasil pengamatan, pengolahan data dan kesimpulan.
7. Berilah saran kepada konsumen Merk cuka dapur yang paling murah (berikan alasanmu memilih
merk tersebut).
I. 6. Asam-Basa Bronsted-Lowry
Pada konsep Arrhenius dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang terionisasi menjadi ion H + dan
anion sisa asam dalam air. Sedangkan basa ialah senyawa yang terionisasi menjadi ion OH - dan kation
logam dalam air. Ion H+ dari asam dapat bereaksi dengan ion OH- dari basa menghasilkan air yang
bersifat netral. Perhatikan reaksi dibawah ini.
HCl(aq) + NaOH(aq) H2O(l) + NaCl(aq) (reaksi ...1)
asam basa netral
AKPER SEMESTER 1 - 13 -
Reaksi ke dua berlangsung dalam NH3 cair, oleh karena itu tidak dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori asam - basa Arrhenius. Untuk menjelaskan reaksi ini terlebih dahulu perhatikan
reaksi pertama. Dalam reaksi pertama HCl merupakan asam, karena melepaskan ion H +. Sedangkan ion
OH penyebab sifat basa, dalam reaksinya menerima ion H+.
Sekarang perhatikan persamaan reaksi ke dua. NH +
2 dalam reaksinya menerima ion H sehingga
membentuk NH3, oleh karena itu NH 2 dinamakan basa. Sedangkan NH4Cl memberikan ion H
+
berarti
bertindak sebagai asam.
Atom hidrogen terdiri dari satu proton dan satu elektron. Sedangkan ion H + merupakan atom
hidrogen yang telah melepaskan elektronnya. Oleh karena itu ion H + biasa disebut sebagai proton.
Berdasarkan teori Arrhenius, CH3COOH merupakan asam lemah, Mengapa dalam reaksi
dikatakan sebagai basa? Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Untuk menjelaskan hal tersebut,
perhatikan reaksi antara CH3COOH dengan H2O dibawah ini.
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO (aq) + H3O+(aq)
Dalam reaksinya dengan air CH3COOH melepaskan ion H+, sehingga disebut sebagai asam.
Sedangkan ion H+ berikatan koordinasi dengan H2O membentuk ion H3O+. Dapat dikatakan bahwa air
sebagai penerima ion H+ dan dinamakan basa.
Sebaliknya ion CH3COO dapat membentuk CH3COOH dengan jalan menerima ion H+ dan
disebut sebagai basa. H3O+ melepaskan ion H+, membentuk kembali H2O. Oleh karena itu, ion H3O+
disebut sebagai asam. Antara CH3COOH dengan CH3COO dan H3O+ dengan H2O disebut sebagai
asam basa pasangan atau asam basa konjugasi.
Teori asam-basa yang menitik beratkan pada reaksi pelepasan dan penerimaan ion H + (proton)
pertama kali dikemukakan oleh Bronsted dan Lowry. Sehingga teori asam-basa ini dikenal sebagai teori
asam basa BRONSTED-LOWRY
Menurut Bronsted dan Lowry, asam didefinisikan sebagai senyawa yang dapat melepas- kan
proton, sedangkan basa adalah senyawa yang dapat menerima proton. Dalam reaksi
NaOH + NH3 NaNH2 + H2O,
NaOH bertindak sebagai basa karena dapat menerima proton membentuk H2O. Sedangkan NH3
bertindak sebagai asam, karena dapat melepaskan proton.
Untuk memperjelas penentuan asam basa pada reaksi di atas perhatikan persamaan
setengah reaksinya di bawah ini:
NH3 NH 2 + H+
asam basa
NaOH + H+ Na+ + H2O
basa asam
Antara NH3 dengan NH2- dan H2O dengan NaOH dinamakan asam-basa pasangan.
Dengan memperhatikan reaksi-reaksi di atas, dapat dikatakan bahwa antara asam dengan basa
pasangannya berselisih satu ion H +. Untuk lebih memahami konsep asam-basa menurut bronsted
Lowry tersebut, lakukanlah kegiatan berikut ini.
Kegiatan 6
Perhatikan reaksi-reaksi berikut:
1. H2O(l) + HCl(aq) H3O+(aq) + Cl (aq)
2. CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COO (aq)+ Na+(aq) + H2O(l)
3. NH3(aq) + HCl(aq) NH 4 (aq) + Cl (aq)
4. NH3(l) + NaOH(l) NH +
2 (aq) + Na (aq) + H2O(l)
AKPER SEMESTER 1 - 14 -
6. NH 4 (l) + NH
2 (aq) 2 NH3(l)
Berdasarkan pembicaraan di atas maka reaksi asam basa Bronsted-Lowry sebenarnya hanyalah
merupakan suatu proses perpindahan proton (protolisa). Arah perpindahan proton ini bergantung pada
kekuatan jenis larutan yang terlibat dalam reaksi. Misalnya NH 3 dalam air dapat menerima proton
membentuk NH4+, sehingga NH3 dalam air dikatakan bersifat basa. Jika sebaliknnya, NH 3 bereaksi
dengan NaOH bertindak sebagai pemberi proton atau bersifat asam. Jadi sifat suatu zat/ion tergantung
pada spesi yang menjadi pasangannya. Zat/ion yang dapat bertindak sebagai asam maupun basa, disebut
zat ampiprotik.
Contoh:
CH3COOH(aq) + H2O(l) CH3COO- (aq) + H3O+(aq)
Pada reaksi ini, H2O bertindak sebagai basa karena menerima proton.
NH3 (aq) + H2O (l) NH 4 (aq) + OH- (aq)
Dalam hal ini H2O merupakan zat pemberi proton, sehingga H2O disebut sebagai asam. Zat yang bersifat
ampiprotik dapat mengalami autoprotolisa, yaitu terjadi perpindahan antar proton molekul sendiri.
NH3 (l) + NH3 (l) NH 4 (l) + NH 2 (l)
Soal Latihan
Tentukan zat/ion yang bertindak sebagai asam atau basa menurut Bronsted-Lowry, serta asam-basa
pasangan dari reaksi-reaksi di bawah ini:
AKPER SEMESTER 1 - 15 -
2. Kekuatan asam lemah berbanding lurus dengan harga Ka, sedangkan kekuatan basa lemah sebanding
dengan Kb.
3. Keasaman suatu larutan dapat dinyatakan dengan pH, dan didefinisikan sebagai – log [H+].
4. Larutan yang bersifat asam mempunyai pH < 7 dan larutan yang bersifat basa mempunyai pH > 7.
5. PH suatu larutan dapat ditentukan dengan beberapa indikator, indikator universal dan alat pengukur
pH (pH meter).
6. Senyawa asam dapat dinetralkan oleh basa dan reaksinya disebut reaksi penetralan.
7. Menurut Bronsted-Loery asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton dan basa adalah
senyawa yang dapat menerima proton.
8. Asam basa konjugasi adalah ion atau senyawa yang berbeda satu ion H+.
KESETIMBANGAN
DALAM LARUTAN
Pada waktu membahas kesetimbangan di SMA Kelas XI, perhatian kita dipusatkan pada
kesetimbangnan yang mencakup molekul-molekul, terutama sistem kesetimbangan gas. Konsep
kesetimbangan juga perlu untuk memahami reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan. Dalam
suatu larutan elektrolit dapat terjadi kesetimbangan ion, apabila zat terlarut tidak dapat terionisasi
sempurna. Kesetimbangan ion dalam larutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesetimbangan
disosiasi dan kesetimbangan kelarutan. Kesetimbangan disosiasi terjadi pada molekul-molekul dan
ion-ion yang terdapat dalam larutan, sedang kesetim-bangan kelarutan terjadi pada zat padat yang
tidak larut dan ion-ion dalam larutan.
Kesetimbangan disosiasi yang dibicarakan pada bab ini meliputi larutan penyangga dan hidrolisis
garam. Sedang kesetimbangan kelarutan dibahas setelah ke dua kesetimbangan disosiasi.
Pada pelajaran biologi telah anda pelajari bahwa pH darah di dalam tubuh selalu tetap sekitar 7,4
sangatlah penting. Perubahan pH darah 0,1 unit dapat menyebabkan kematian. Di antara faktor-faktor
yang dapat menyebabkan asidosis, yaitu penurunan pH darah ialah penyakit jantung, penyakit ginjal,
kencing manis, diarhe secara terus menerus atau makanan berkadar protein tinggi selama jangka waktu
yang lama. Alkalosis atau peningkatan pH darah dapat terjadi akibat muntah-muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan, cemas, histeris atau berada pada ketinggian (pada ketinggian 8848 m) dapat
menyebabkan pH darah sampai 7,8.
Bagaimana pH normal darah ini dapat dipertahankan? Didalam darah terdapat campuran zat yang
dapat mempertahan pH tersebut diantaranya campuran Hb4O8 dan Hb4O4-, HCO3- dan H2CO3, Hb4- dan
Hb4. Larutan yang dapat mempertahankan pH suatu larutan disebut sebagai larutan penyangga atau
larutan Buffer (dapar).
Dalam kehidupan sehari-hari larutan buffer dapat terbentuk dari campuran H2CO3 dan HCO3-,
H2PO4- dan HPO42- serta berbagai jenis campuran asam lemah atau basa lemah dengan ion-ion
pasangannya.
Ada dua macam larutan penyangga yaitu :
1. Larutan penyangga dari asam lemah dengan basa konjugasi/garamnya.
2. Larutan penyangga dari basa lemah dengan asam konjugasi/garamnya.
Contoh : campuran larutan CH3COOH dengan larutan CH3COONa; larutan HCN dengan larutan KCN;
dan larutan NH3 dengan larutan NH4Cl.
Bagaimana larutan penyangga mempertahankan pH? Telah kita pelajari bahwa pH suatu larutan
tergantung pada konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam larutan. Jika [H+]=[OH-] dikatakan larutan
bersifat netral dan pH = 7, bila [H +] > [OH-] larutan bersifat asam dan pH < 7 serta bila [H +] < [OH-]
larutan dikatanan bersifat basa, pH > 7.
AKPER SEMESTER 1 - 16 -
Larutan penyangga merupakan campuran antara asam lemah atau basa lemah dengan ion garamnya dan
selalu berada dalam sistem kesetimbangan seperti digambarkan pada contoh penyangga di bawah ini:
CH3COOH(aq) CH3COO- + H+
Penambahan sedikit asam (H+) akan diikat oleh CH3COO- dan reaksi bergeser kekiri, sedangkan
penambahan ion ion OH- akan bereaksi dengan CH3COOH membentuk ion CH3COOH (ingat azas Le
Chatelier, penambahan salah satu zat pada sistem kesetimbangan akan menyebabkan terjadinya
pergeseran kesetimbangan sehingga pengaruhnya terhadap sistem sekecil mungkin). Begitu juga larutan
penyangga dari basa lemah dengan ion pasangannya (asam pasangan), jika ditambah asam akan
dinetralkan oleh basa sedangkan penambahan sedikit basa akan dinetralkan oleh asam pasangannya.
Untuk lebih memahami sifat larutan penyangga lakukanlah kegiatan berikut ini:
Kegiatan 2.1.1
Cara kerja
1 a. Masukkan 10 mL larutan 0,001M HCl. Ukur pH dengan kertas indikator universal.
b. Ukur pH larutan setelah ditetesi 5 tetes 0,01 M NaOH.
c. Ukur pH larutan setelah diencerkan 10 kali dengan cara menambahkan 90 mL air.
Hasil Pengamatan :
a. ……………………………………………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………………………………………….
Hasil Pengamatan :
a. ……………………………………………………………………………………………….
b. ……………………………………………………………………………………………….
c. ……………………………………………………………………………………………….
Hasil Pengamatan :
a. ………………………………………………………………………………………………….
b. ………………………………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………………………………….
d. ………………………………………………………………………………………………….
Pertanyaan
1. Larutan manakah yang tidak mengalami perubahan pH jika ditambah sedikit asam/basa?
…….………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………
2. Larutan manakah yang mengalami perubahan pH jika ditambah sedikit asam/basa?
…….………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
AKPER SEMESTER 1 - 17 -
3. Larutan manakah yang tidak mengalami perubahan pH jika diencerkan?
…….………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
Kegiatan di atas menunjukkan bahwa larutan penyangga tidak mengalami perubahan pH, walaupun
ditambah sedikit asam/basa atau diencerkan. Fungsi larutan penyangga dalam kehidupan, antara lain:
1. Untuk mempertahankan pH darah, karena enzim hanya bekerja pada rentang pH yang kecil. Darah
merupakan larutan penyangga yang mengandung ion-ion CO32- dan HCO3-
2. Untuk membuat larutan yang mempunyai pH tetap baik di laboratorium maupun di industri, beberapa
reaksi seperti protein dan enzim pada umumnya peka terhadap perubahan pH.
3. Beberapa reaksi menghasilkan atau memerlukuan baik sebagai pereaksi atau katalis, oleh karena itu
untuk mempelajari mekanisme reaksinya atau laju reaksinya diperlukan larutan penyangga.
Soal Latihan
1. Terangkan bagaimana campuran NH3 dan NH4Cl dapat mempertahankan pH larutan jika
a. ditambah sedikit asam
.…………………………………………………………………………………………………
b. ditambah sedikit basa
………………………………………………………………………………………………….
2. Sebutkan pasangan ion-ion yang menyebabkan pH darah tetap sekitar 7,4.
…………………………………………………………………………………….………………..
3. Sebutkan masing-masing dua contoh larutan penyangga yang terbuat dari:
a. asam lemah dan garamnya
..………………………………………………………………………………………………..
b. basa lemah dan garamnya
….………………………………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………………………
2.1.2 Harga pH Larutan Penyangga
Karena larutan penyangga merupakan campuran dari asam lemah dengan ion garam pasangannya
atau basa lemah dengan ion pasangannya dan asam lemah/basa lemah selalu dalam kesetimbangan, maka
konsentrasi ion H+ atau konsentrasi ion OH- dapat diturunkan dari harga tetapan ionisasi asam/ basanya.
1. Larutan penyangga dari asam lemah dan basa konjugasi Misalnya, larutan penyangga dari asam
lemah HA dan garam NaA. HA adalah elektrolit lemah, sedangkan NaA adalah elektrolit kuat.
Ionisasi dalam larutan sebagai berikut:
Dengan memperhatikan persamaan kesetimbangan asam lemah HA, dapat dijelaskan bahwa adanya
penambahan larutan garam NaA/basa konjugasi A- menyebabkan reaksi kesetim-bangan bergeser ke kiri.
Sehingga jumlah HA yang terionisasi sangat kecil. Dari persamaan ionisasi HA dapat diturunkan rumus
tetapan kesetimbangan asam (Ka).
AKPER SEMESTER 1 - 18 -
[H ][A ]
Ka
[HA]
[HA]
[H ] Ka
[A ]
Karena HA yang terionisasi sangat kecil, [HA] dapat dianggap tetap atau sama dengan konsentrasi
asam semula. Begitu juga [A -] dapat dianggap hanya berasal dari ionisasi garamnya, sehingga [A -]
dianggap sama dengan [NaA]. Secara umum untuk larutan penyangga dari campuran asam lemah dengan
garam/basa konjugasinya dapat dirumuskan
sebagai:
[Asam]
[H ] Ka
[Garam pasangan]
1. Berapa pH larutan, jika ke dalam 0,5 L larutan 0,1 M CH 3COOH dilarutkan 0,05 mol CH3COONa?
Harga Ka CH3COOH = 10-5.
Jawab:
0,05
[CH3COONa] = 0,5
mol/L = 0,1 M
mol CH 3COONa
pH = pKa + log
mol CH 3COOH
= - log 10-5 +log 0,1 M/0,1 M = 5
Atau
Mol CH3COOH = 0,5 L x 0,1 mol L-1 = 0,05 mol
Mol CH3COONa = 0,05 mol
mol CH 3COONa
pH = pKa + log
mol CH 3COOH
0,05 mol
pH =5+ log 0,05 mol
pH = 5
2. 100 mL larutan penyangga diperoleh dari percampuran antara 0,05 mol CH 3COOH dan 0,1 mol
CH3COONa. Jika Ka CH3COOH = 2.10-5, hitung pH larutan penyangga:
a. yang terbentuk;
b. setelah ditambah 10 mL HCl 0,1 M;
AKPER SEMESTER 1 - 19 -
c. setelah ditambah 10 mL NaOH 0,1 M.
Jawab:
[CH3COOH] = 0,05 mol/100 mL = 0,5 mol/1 liter = 0,5 M
[CH3COONa] = 0,1 mol/100 mL = 1 mol/ 1 liter = 1,0 M
mol CH 3COONa
a. pH larutan penyangga = pKa + log
mol CH 3COOH
-5
= - log 2.10 + log 1,0/0,5
= - log 4 x 10-5
= 5 - 0,602 = 4,398
mol CH 3COONa
pH larutan penyangga = pKa + log
mol CH 3COOH sisa
= - log 2.10-5 + log 0,099/0,051
= - log 3,88 x 10-5
= 5 - 0,602 = 4,398
mol CH 3COONa
pH larutan penyangga = pKa + log
mol CH 3COOH
= - log 2.10-5 + log 0,101/0,049
= - log 4,12 x 10-5
= 5 - 0,602 = 4,398
3. Larutan 0,3 mol asam propanoat (C2H5COOH) direaksikan dengan 0,1 mol NaOH dalam 500 mL
larutan. Jika Ka C2H5COOH = 1,4.10-5, berapa pH larutan?
Jawab:
Cara I.
C2H5COOH + NaOH C2H5COONa + H2O
Awal reaksi : 0,3 mol 0,1 mol - -
Bereaksi : 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol 0,1 mol
Akhir reaksi : 0,2 mol - 0,1 mol 0,1 mol
AKPER SEMESTER 1 - 20 -
[C2H3COONa] = 0,1 mol/500 mL = 0,2 mol/L
[ C 2 H 5 COONa]
pH = pKa + log
[ C 2 H 5 COOH]
Cara II.
mol C 2 H 5 COONa
pH = pKa + log
mol C 2 H 5 COOH
Akibat penambahan NH4Cl, menyebabkan reaksi kesetimbangan basa bergeser ke kiri. Sehingga,
jumlah NH3 yang bereaksi dengan air sangat kecil. Dari reaksi kesetimbangan basa dapat diturunkan
rumus:
[NH 4 ][OH ]
Kb
[NH3 ]
[NH 3 ]
[OH ] Kb
[NH 4 ]
Karena NH3 yang bereaksi dengan air (terionisasi) sangat kecil, maka [NH3] dapat dianggap tetap.
Sedangkan [NH4+] dianggap sama dengan konsentrasi NH4Cl. [OH-] dan pOH dapat dinyatakan sebagai:
[basa]
[OH ] Kb
[garam pasangan]
1. Dalam 1 liter larutan terdapat campuran 0,1 mol NH 3 dan 0,1 mol NH4Cl. Jika pH larutan adalah 9,
tentukan harga tetapan kesetimbangan untuk NH3.
Jawab:
[NH3] = 0,1 mol/L [NH4Cl] = 0,1 mol/L
pH = 9, maka pOH = 5
AKPER SEMESTER 1 - 21 -
[garam pasangan]
pOH = pKb + log
[basa]
0,1
5 = - log Kb + log 0,1
2. Larutan yang diperoleh dengan men- campurkan 50 mL NH 3(aq) 0,2 M dan 50 mL HCl 0,1 M,
mempunyai volume akhir 100 mL. Bila konstanta ionisasi NH 3(aq) dalam air adalah Kb. Maka pH
larutan adalah ....
A. pH = - log Kb C. pH = - 14 – log Kb E. pH = 14 + log Kb
B. pH = log Kb D. pH = 14 - log Kb
mol basa
Jawab : (OH-) = Kb mol garam
5 mmol
(OH-) = Kb
5 mmol
(OH-) = Kb
pOH = pKb
pH = 14 – pKb atau pH = 14 + log Kb
Dengan memperhatikan rumus pH campuran penyangga dari basa lemah dan garamnya dapat
dikatakan bahwa pH larutan penyangga tersebut ditentukan oleh harga K b dan perbandingan konsentrasi
basa lemah dengan garam pasangannya atau perbandingan mol basa lemah dengan mol garam
pasangannya. Perbandingan mol basa dengan garam pasangannya yang paling efektif adalah 1 : 10 atau
10 : 1
AKPER SEMESTER 1 - 22 -