Disusun oleh :
RISMA WURI KINANTHI (A29237366)
ANDINI RAHMAWATI SALEHA (A29237367)
AULIYA NISA AFIDA (A29237368)
CINDY AYUNINGTYAS NURJANAH (A29237369)
ANJELIYA TRESYA (A29237376)
M. ARDIYANSYAH (A29237377)
IRFAN FAIZ MAULANA (A29237378)
MUTIARA GALUH DEWI TSABITAH (A29237379)
AUDINA DWI RAHAYU (A29237381)
ALVIA FEBIOLA (A29237383)
AMELIA AGUSTIN (A29237389)
IREMITA DESTYA FLARHISA (A29237391)
FARHAN ATHAYA RYANZA (A29237392)
Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur atas karunia Tuhan YME, yang mana
berkat tuntunan dan kemudahan dari-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Pancasila sebagai dasar negara nilai pengembangan ilmu” tanpa halangan yang berarti.
Penyusunan makalah ini didasarkan atas pemenuhan tanggung jawab tugas dan
ditunjukkan sebagai sarana penampung informasi berdasarkan judul yang kami tinjau secara
lugas makalah ini terinterpretasi oleh usaha maksimal yang tidak luput dari kontribusi
anggota kelompok 4, bantuan para kerabat dasn teman. Penulis mengucapkan terimakasih
pada dosen mata kuliah, yang telah membimbing penulis yang telah menyelesaikan makalah
ini.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa makalah masih memiliki
kekurangan dari berbagai segi. Kritik dan saran akan kami perlukan agar makalah ini dapat di
sempurnakan
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
a. Bagi Pembaca
Dapat mengetahui Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sehingga dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan penuh rasa tanggung
jawab dan bermoral.
b. Bagi Penulis
Dapat mengetahui cara memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dengan menerapkan dan mengembangkan ilmu berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.
BAB 2
PEMBAHASAN
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu
kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip
kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf
fisiokismis, biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental.
Dengan pendekatan pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka
terhadap berbagai aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).Tekhnologi telah merambah berbagai
bidang dan memengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia bahkan nyaris menggoyahkan
ekstensi kodrat manusia itu sendiri,contohnya anak-anak yang permainannya serba
tekhnologi,mereka tidak sadar dengan hal tersebut membuat mereka menjadi manusia
individualis dan masih banyak lagi persoalan yang lain.Problematika keilmuan dalam era
milenium ketiga ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan ilmu pada masa- masa
sebelumnya.dari sini problematika keilmuan dapat segera diantisipasi dengan merumuskan
kerangka dasar nilai bagi pengembangan ilmu .Kerangka dasar nilai ini harus
menggambarkan suatu suatu sistem filosofi kehidupan yang dijadikan prinsip kehidupan
masyarakat yang sudah mengakar dan membudaya dalam kehidupan masyarakat
indonesia,yaitu nilai-nilai pancasila.
2.2 Penerapan Nilai Ketuhanan sebagai Dasar Pengembangan dan Teknologi (IPTEK)
ilmu pengetahuan harus tetap menjaga perimbangan antara rasional dan irasional,
Mengembangkan perimbangan antara akal, rasa, dan kehendak. Pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud dan
akibatnya apakah merugikan manusia dan sekitarnya. Sila pertama ini menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai sentral, melainkan sebagai bagian yang
sistemik dari alam yang diolahnya. Ketuhanan dalam kerangka Pancasila mencerminkan
komitmen etis bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politik
yang berlandaskan nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang lihur. Ilmu
pengetahuan dan teknologi dimanfaatkan untuk mengamalkan komitmen etis ketuhanan
ini. Pancasila harus didudukkan secara proporsional, bahwa ia bukanlah agama yang
berpretensi mengatur sistemkeyakinan, sistem peribadatan, sistem norma dan identitas
keagamaan dalam ranah privat dan ranah komunitas agama masing-masing.
2.3 Penerapan Nilai Kemanusiaan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Nilai kemanusiaan memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah beradab demi kesejahteraan umat
manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan untuk peningkatan harkat dan
martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan
sombong akibat memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga ilmu harus dikembalikan
pada fungsinya semula,yaitu untuk kemanusiaan,tidak hanya untuk kelompk atau lapisan
tertentu.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeadilan harus disertai
sikap empati, solidaritas, dan kepedulian yang merupakan nilai-nilai manusiawi. Visi
kemanusiaan yang adil dan beradab bisa menjadi panduan bagi proses peradaban yang
meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara, dan dalam pergaulan
antara bangsa.
2.8. Penerapan Nilai Persatuan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Sila persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk mengembangkan IPTEK untuk seluruh
tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa
nasionalisme bangsa Indonesia akibat adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan
dan kesatuan bangsa dapat berwujud, persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat
terjalin. (T. Jacob, 2000;155)
Contoh persoalan atau kebijakan dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu adanya media sosial seperti facebook atau twitter
yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia untuk membantu warga negara Indonesia yang
membutuhkan bantuan seperti adanya Laskar Sedekah yang menyalurkan sedekah
masyarakat kepada yang berhak untuk menerima.
2.9. Pengaruh Nilai Kerakyatan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu
karya cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia.
2.10. Penerapan Nilai Keadilan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK)
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari
teknik radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari proses
akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Dalam
kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil
akulturasi budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan
dan saling melandasi.
Perkembangan iptek adalah lewat kelembagaan pendidikan, hal ini didasarkan pada semangat
‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Para
ilmuwan dan cendikiawan harus memiliki semangat mengembangkan dan menciptakan iptek
yang ditujukan bagi kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Syarbaini, Syahrial. 2012. Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai – Nilai Karakter Bangsa) Di
Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Amran, Ali. 2017. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Depok: PT. RajaGrafndo.
htp://ejournal.sainupacian.ac.id/index.php/Transormasi/arcle/view/48
htps://www.academia.edu/38484631/PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_NILAI_PENGEMBANGAN_ILM1.
docx.docx