Anda di halaman 1dari 7

Makalah Kimia Unsur

Gas Mulia

Anggota :
1. Aviela Vanalika W (07)
2. Dinda Sayyidah N D U (09)
3. Kornelius Mart Dwi P (21)
4. Malika Ayu S (23)
A. Pembahasan:
1. Kelimpahan
2. Sifat unsur
3. Pembuatan
4. Kegunaan
PEMBAHASAN
Kelimpahan
Secara umum, semua unsur anggota golongan gas mulia merupakan gas yang terdapat di
udara, kecuali radon. Unsur yang paling melimpah keberadaannya di udara dari golongan gas
mulia ini adalah unsur Argon. Kelimpahan unsur Argon di udara sebanyak 0,93%. Adapun
kelimpahan unsur gas mulia lainnnya memiliki kelimpahan yang beragam, yaitu Helium
memiliki kelimpahan sebanyak 5,2 x 10-4 %, Neon memiliki kelimpahan sebanyak 1,8 x 10-3 %,
Kripton memiliki kelimpahan sebanyak 1,1 x 10-4 % dan Xenon memiliki kelimpahan sebanyak
8,7 x 10-6 %. Sementara itu unsur Radon merupakan unsur radioaktif yang memiliki waktu paruh
yang pendek sehingga kelimpahan di alam sangat sedikit. Gas radon jika disimpan selama
kurang lebih 38 hari maka akan berubah menjadi unsur lainnya. Oleh karena itu unsur radon ini
sangat sedikit ditemukan di alam karena akan cepat berubah menjadi unsur lain pada waktu
paruh yang singkat.

Sifat Gas Mulia


1. Sifat umum gas mulia
Secara umum gas mulia merupakan unsur yang tidak reaktif atau sulit bereaksi dengan
unsur lain. Hal ini dikarenakan gas mulia sudah memiliki konfigurasi dengan elektron valensi
duplet atau oktet. Adapun konfigurasi elektron untuk unsur-unsur anggota dari gas mulia adalah
sebagai berikut:
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
Pada konfigurasi elektron tersebut terlihat bahwa elektron valensi (elektron pada kulit
terakhir) unsur golongan gas mulia adalah 2 (duplet) untuk He, dan 8 (oktet) untuk Ne, Ar, Kr,
Xe, dan Rn. Jika elektron valensinya sudah duplet (elektron valensi = 2) dan oktet (elektron
valensi = 8), maka unsur tersebut termasuk unsur yang stabil. Unsur stabil akan sangat sulit
untuk melepas atau menangkap elektron sehingga memiliki sifat tidak reaktif atau sukar bereaksi
dengan unsur lain.
Sifat umum lainnya, karena unsurnya termasuk unsur yang stabil maka unsur gas mulia
ditemukan di alam dalam keadaan tunggal atau gas monotatomik. Jadi unsur gas mulia ini
hampir semuanya tidak ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Namun demikian unsur
gas mulia ini sudah ada dalam bentuk senyawa yang merupakan hasil sintesis di laboratorium.
Senyawa yang mengandung gas mulia yang pertama kali di sintesis adalah XePtF6.
Senyawa gas mulia XePtF6 ini ditemukan pada tahun 1962 oleh seorang ilmuwan kimia bernama
Niels Bartlet yang mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 pada suhu kamar dan ternyata dapat
menghasilkan senyawa XePtF6 dalam bentuk kristal merah yang stabil.

\
2. Sifat Kimia Gas Mulia
Sifat kimia gas mulia yang dipaparkan terdiri dari kereaktifan, jari-jari atom dan energi
ionisasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
A. Tidak reaktif. sifat ini sudah dibahas sebelumnya. Sifat ini merupakan akibat dari konfigurasi
elektron unsur gas mulia yang sudah memenuhi kaidah oktet dan duplet sehingga termasuk unsur
yang stabil atau tidak reaktif.
B. Jari-jari atom. Jari-jari atom gas mulia bertambah seiring penambahan nomor atomnya
sehingga dari He sampai Rn jari-jarinya semakin bertambah besar.
C. Energi ionisasi. Energi ionisasi unsur golongan gas mulia berturut-turut mulai dari He, Ne,
Ar, Kr, Xe, Rn adalah 2377, 2088, 1527, 1356, 1176, 1042.
Berdasarkan data energi ionisasi tersebut menunjukkan bahwa energi ionisasi gas mulia
dari He sampai Rn semakin kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil harga energi
ionisasi maka semakin reaktif unsur tersebut, oleh karena itu unsur-unsur seperti Kr dan Xe
sudah bisa dibuat senyawanya karena memiliki energi ionisasi yang kecil. Sementara He, Ne dan
Ar memiliki energi ionisasi yang besar sehingga sulit untuk dibentuk dalam senyawanya

3. Sifat Fisika Gas Mulia


Secara sifat fisika, gas mulia merupakan unsur yang berwujud gas, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa. Untuk sifat fisika yang lain penjelasannya berikut ini:
a.Kelarutan Argon, kripton, dan xenon dalam air sangat kecil sebagai akibat unsur-unsur tersebut
terjebak di antara molekul air. Sementara itu, unsur Helium dan neon tidak dapat larut dalam air.
Hal itu dikarenakan jari-jari atomnya terlalu kecil sehingga dapat meninggalkan molekul air.
b. Secara umum kerapatan gas mulia dari He sampai Rn semakin besar.
c.Titik didih dan titik leleh. Titik didih dan titik leleh gas mulia memiliki nilai di bawah nol.
Secara umum keduanya mengalami kenaikan dari unsur He menuju unsur Rn.
Cara Pembuatan
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena
itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Perkecualian adalah
Radon yang diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.

1. Ekstraksi Helium (He) dari gas alam


Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya.
Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada
tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses
pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan
pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon
tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas
yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan
proses antara lain:
 Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas diberi tekanan,
lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran
dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang
sangat murni.
 Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang
secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau
lebih.
2. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm
diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan
gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa
udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses,
antara lain:
 Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi
kimia. O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe,
dan Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan,
pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada
suhu sekitar -80 , sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
 Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi.
Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka
N2 terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini
lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98%
(Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas,
yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya
Kegunaan Gas Mulia
Gas mulia sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan banyak memberi manfaat
bagi kehidupan manusia. Adapun penjelasan mengenai kegunaan unsur-unsur gas mulia adalah
sebagai berikut:
 Helium merupakan gas yang banyak digunakan untuk pengisi balon udara. Massa jenis
yang ringan dan unsur yang stabil menjadikan gas helium banyak dimanfaatkan untuk mengisi
balon udara. Gas helium juga banyak digunakan sebagai gas campuran pada tabung gas untuk
penyelam, pada tabung tersebut helium dicampurkan dengan oksigen. Kelarutan yang kecil
dalam darah dan ksetabilanny menjadikan helium ini cocok digunakan sebagai campuran pada
tabung gas untuk menyelam.
 Neon merupakan gas yang banyak dimanfaatkan sebagai gas pengisi lampu dan
memberikan warna merah terang. Lampu-lampu dibandara banyak yang menggunakan neon
karena cahaya yang dihasilkan bisa menembus kabut.
 Argon banyak digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar listrik, hal ini dikarenakan
argon memiliki sifat yang tidak bereaksi dengan unsur wolfram yang panas. Selain itu, argon
juga digunakan sebagai gas inert yang dapat melindungi dari bunga api listrik dalam proses
pengelasan.
 Kripton dan xenon secara umum banyak digunakan sebagai gas pengisi lampu yang
berwarna warni. Kripton juga digunakan dalam lampu kilat pada blitz pada kamera dengan
kecepatan tinggi. Gas kripton juga sering digunakan sebagai pengisi lampu menara pada
mercusuar.
 Xenon juga banyak digunakan sebagai pengisi lampu yang berwarni warni sama seperti
kripton. Selain itu digunakan juga sebagai obat bius pada pembedahan dan isotopnya dapat
digunakan sebagai reaktor nuklir.
 Radon merupakan unsur gas mulia yang bersifat radioaktif. Oleh karena itu unsur ini
banyak digunakan dalam bidang kedoketeran untuk radioterapi. Selain itu radon yang terdapat di
dalam tanah diteliti untuk digunakan juga sebagai alat pendeteksi gempa. Pada kegunaan lain,
radon digunakan untuk penelitian dan pengamatan interaksi antara air tanah dengan air sungai.

Anda mungkin juga menyukai