Disusun Oleh : 1. Bayu Rafiq Z 2. M. Alfarizi 3. M. Naufal G 4. M. Rizky F 5. Taufiq Y Kelimpahan Di Pengertian Alam
Sifat Kimia Sifat Fisika
Cara Pembuatan Kegunaan
PENGERTIAN GAS MULIA Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Gas mulia terdiri dari Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon, serta Radon. Disebut mulia karena unsur- unsur ini sangat stabil. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah. Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert KELIMPAHAN DI ALAM Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 % Neon = 0,00182 % Argon = 0,934 % Kripton = 0,00011 % Xenon = 0,000008 Radon = Radioaktif* SIFAT KIMIA
Semakin besar jari-jari atom
Kereaktifan Gas Mulia maka kereaktifan gas mulia Sangat Rendah semakin bertambah KEREAKTIFAN GAS MULIA SANGAT RENDAH Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun senyawa dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan konfigurasi electron yang dimilikinya. Electron valensi gas mulia adalah 8 (kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas mulia memiliki energy pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsure-unsur gas mulia melepaskan elektron sedangkan afinitas elektron yang rendah menunjukkan kecilnya kecendrungan untuk menyerap electron. Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya. Jadi, kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap electron kulit terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. SEMAKIN BESAR JARI-JARI ATOM MAKA KEREAKTIFAN GAS MULIA SEMAKIN BERTAMBAH Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon yaitu XePtF6. Penemuan ini membuktikan bahwa gas mulia dapat bereaksi dengan unsur lain, meskipun dalam reaksi yang sangat terbatas dan harus memenuhi kriteria berikut : 1) Harga energy ionisasi gas mulia yang akan bereaksi haruslah cukup rendah (terletak dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai sekarang gas mulia yang sudah dapat dibuat senyawanya barulah Kripton, Xenon dan Radon. 2) Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsur - unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen. Dari He ke Rn energy ionisasinya semakin kecil. Artinya semakin besar nomor atom gas mulia, maka jari-jari atomnya semakin besar pula dan kereaktifannya semakin bertambah besar. Jika jari-jari atom bertambah besar maka gaya tarik inti atom terhadap electron terluar makin lemah sehingga electron lebih mudah tertarik ke zat lain. Senyawa gas mulia yang berhasil dibuat adalah senyawa dari xenon, krypton dan radon karena memang helium, neon dan argon sangat stabil sedangkan xenon, krypton dan radon lebih reaktif. Di dalam gas mulia senyawa xenon merupakan senyawa yang paling banyak dibuat. No. Sifat Kimia 1 Kereaktifan rendah
2 Tidak cenderung melepas atau
menyerap elektron
3 Jari-jari atom berpengaruh pada
kereaktia gas 4 Tidak berwarna 5 Tidak berbau 6 Tidak berasa
7 Mudah terbakar dalam keadaan
normal SIFAT FISIKA
Gas-gas mulia memiliki gaya interatomik yang
lemah, sehingga membuat gas mulia memiliki leleh dan titik didih sangat rendah. Seluruh unsur gas mulia bersifat monoatomik(*) dalam kondisi standar, termasuk unsur-unsur yang mempunyai masa atom lebih besar dari unsur padat.
dibandingkan dengan unsur gas mulia lainnya. Yang pertama adalah helium mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih rendah daripada unsur lain. Sifat itu dikenal sebagai superfluiditas. Helium adalah satu-satunya unsur yang tidak bisa dipadatkan dengan pendinginan di bawah standar.
No. Sifat Fisika 1 Gaya Interatomik lemah; 2 Titik leleh dan titik didih tinggi; 3 Helium bersifat superfluiditas; Radon tidak memiliki isotop 4 stabil; Berjari-jari atom yang meningkat ke periode yang 5 lebih tinggi saat meningkatnya jumlah elektron; 6 Energi ionisasi besar. CARA PEMBUATAN GAS MULIA Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Perkecualian adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif.
Ekstraksi He, Ne, Ar,
Ekstraksi Helium (He) Kr, dan Xe dari dari gas alam udara EKSTRAKSI HELIUM (HE) DARI GAS ALAM
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO 2,
uap air, He, dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO 2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. • . Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain: • · Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat murni. • · Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih. EKSTRAKSI HE, NE, AR, KR, DAN XE DARI UDARA
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan
udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. • . Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain: • · Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia. O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu sekitar -80 , sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi. • · Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya. KEGUNAAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KEGUNAAN HELIUM (HE) a) Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca, karena sifatnya yang sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan. b) Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang rendah karena memiliki titik uang yang sangat rendah c) Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan dan tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi. d) Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada penderita asma. KEGUNAAN NEON (NE)
a) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu
neon b) Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir dan untuk pengisi tabung-tabung televisi. c) Neon cair digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir. KEGUNAAN ARGON (AR) a) Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas b) Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda c) Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal, titanium, magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket KEGUNAAN KRIPTON (KR)
a) Gas krypton bersama dengan argon digunakan
untuk mengisi lampu tioresensi (lampu neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala menjadi putih. b) Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi c) Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan retina. KEGUNAAN XENON (XE) a) Untuk pembuatan tabung electron b) Untuk pembiusan pasien pada saat pembedahan karena xenon bersifat anestetika (pemati rasa) c) Sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa xenon d) Untuk membuat lampu-lampu reklame yang member cahaya biru. e) Pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) f) Untuk mengeluarkan cahaya pada kamera saat pemotretan (blitz) KEGUNAAN RADON (RN) a) Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihsilkan. Namun demikian, jika radon terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru b) Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai c) Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.