Gas mulia
merupakan monoatomik dengan reaktivitas kimia sangat rendah. Atau dengan kata lain,
gas mulia sangat stabil. Karena sangat stabil, gas mulia mudah dijumpai di alam. Unsur
– unsur tersebut adalah Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr),
Xenon (Xe), Radon (Rn).
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain, karena
Helium merupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau
udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat
radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas
jarang. Semua unsur gas mulia terdapat di udara. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat
di udara adalah argon, sedangkan unsur gas mulia yang paling sedikit adalah radon yang bersifat
radioaktif dengan waktu paruh yang pendek ( 4 hari ) dan meluruh menjadi unsur lain.
SIFAT-SIFAT UNSUR
a) Sifat Umum
Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8 (octet) dan khusus untuk Helium mempunyai elektron
valensi 2 (duplet).
Terdiri atas satu atom (monoatomik).
Kulit terluarnya sudah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif.
Jadi, afinitas elektronnya mendekati nol.
b) Sifat Fisika
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan gaya London.
Semakin besar massa atom dan kekuatan gaya Londonnya, maka semakin BESAR nilai
kerapatannya. Sebaliknya, semakin bertambah jari-jari atomnya, maka semakin KECIL nilai
kerapatannya.
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas
mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energi dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk
mengatasi gaya London yang semakin kuat. TITIK DIDIH DAN TITIK LELEH GAS MULIA
SEMAKIN TINGGI DENGAN MAKIN BESARNYA NOMOR ATOM. Titik didihnya
beberapa derajat dibawah titik lelehnya. Titik didih dan titik leleh gas mulia sangat rendah hal
tersebut menunjukkan bahwa gaya tarik menarik antar atom (ikatan van der waals) sangat lemah.
Helium merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dibandingkan dengan semula zat di
alam semesta.
Energi ionisasi
Energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-
bawah), semakin ke BAWAH semakin KECIL POTENSIAL IONISASINYA. Sedangkan untuk
unsur seperiode (Kiri-kanan), semakin ke KANAN semakin BESAR POTENSIAL
IONISASINYA. Begitu juga dengan unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah
cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif namun jari-jari
atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron
terluar semakin lemah sehingga energi ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia
lebih besar dibandingkan dengan golongan lainnya.
Afinitas elektron
Energi yang dibebaskan atom netral dalam pengikatan elektron untuk membentuk ion negatif.
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima
elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. Karena unsur-unsur gas
mulia memiliki kestabilan tinggi yang disebabkan kulit terluarnya terisi penuh, maka afinitas
elektronnya mendekati nol. Atom-atom unsur gas mulia sangat sulit untuk menerima elektron
lagi pada kulit terluarnya.
c) Sifat Kimia
Gas mulia memiliki energi pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi pengionan yang
BESAR memperlihatkan SUKARNYA unsur-unsur gas mulia MELEPASKAN elektron,
sedangkan afinitas elektron yang KECIL menunjukkan kecilnya kecendrungan untuk
MENYERAP elektron. Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap.
Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin bertambah
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon yaitu XePtF6.
Penemuan ini membuktikan bahwa gas mulia dapat bereaksi dengan unsur lain, meskipun dalam
reaksi yang sangat terbatas dan harus memenuhi kriteria berikut :
*Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsur-unsur yang
sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
*Harga energi ionisasi gas mulia yang akan bereakssi haruslah cukup rendah (terletak
dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai sekarang gas mulia yang sudah
dapat dibuat senyawanya barulah Kripton, Xenon dan Radon.
*Gas mulia memiliki karakteristik
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Tidak berasa
4. Pada keadaan standar, gas mulia tidak dapat terbakar
Reaksi-reaksi senyawa
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur–unsur gas mulia tidak beraksi.
Kemudian seorang ahli kimia bernama Neil Bartlett berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada
reaksi: PtF6 + O2 -------> (O2)+ + (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki energi ionisasi 1165 kj/mol, harga
energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kj/mol. Atas dasar
data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan
ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 --------> Xe+ + (PtF6)
SenyawaKripton : Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi waktu hidupnya
singkat karena radon merupakan unsur radiaktif. Senyawa krypton hanya membentuk senyawa
dengan tingkat oksidasi +2 membentuk senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi dengan F2 dan
menghasilkan RnF2 hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil.
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya.
Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada
tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses
pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan
pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon
tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas
yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan
proses antara lain:
1. Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin): campuran gas diberi tekanan, lalu
didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran
dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang
sangat murni.
2. Proses adsorpsi : campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang
secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau
lebih.
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm
diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan
gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa
udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses,
antara lain:
1. Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia.
O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg, sisa campuran (Ar, Xe, dan
Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada
kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu
sekitar 80⁰C, sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
2. Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip
pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih
dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu
dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar
dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni
Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.
Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca,
karena sifatnya yang sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan.
Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang rendah
karena memiliki titik uang yang sangat rendah.
Udara yang dipakai oleh penyelam adalah campuran 80 % He dan 20 % oksigen.
Helium digunakan untuk menggantikan nitrogen karena jika penyelam berada
pada tekanan yang tinggi (dibawah laut) maka kemungkinan besar nitrogen larut
dalam darah. Dalam jumlah sedikit saja nitrogen larut dalam darah, maka akan
terjadi halusinasi yang disebut narkos nitrogen. Akibat halusinasi ini penyelam
mengalami seperti terkena narkoba sehingga membahayakan penyelam. Selain
itu, ketika nitrogen banyak larut dalam darah dan penyelam kembali ke keadaan
normal maka timbul gelembung gas nitrogen dalam darah yang menimbulkan
rasa nyeri yang hebat karena nitrogen melewati pembuluh-pembuluh darah
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Inilah yang disebut benos.
Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan dan
tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi.
Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada
penderita asma.
Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas.
Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda.
Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal, titanium,
magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada pembuatan pesawat
terbang atau roket.
Gas krypton bersama dengan argon digunakan untuk mengisi lampu tioresensi
(lampu neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala
menjadi putih.
Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi
Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan
retina.
Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi
penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihasilkan. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru.
Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang
mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai.
Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur
Sifat-sifat
Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin
Nomor atom 9 17 35 53 85
Massa atom
relative 18,99 35,5 79,90 126,90 (210)
Titik leleh (°C) -219,62 -100,98 -7,25 113,5 302
Titik didih (°C) -188,14 -34,6 58,78 184,35 337
Rapatan pada 25°C
(Gram/liter) 1,108 1,367 3,119 4,930 ¯
Kunung- Ungu-
Warna Kuning Hijau Merah tua hitam
Energi ionisasi
(kJ/mol) 1681,0 1251,0 1139,9 1008,4 930
Afinitas elektron
(kJ/mol) 328,0 349,0 324,7 295,2 270
Keelektronegatifan 3,98 3,16 2,96 2,66 2,20
Jari-jari ion 1,33 1,81 1,96 2,20 2,27
jari-jari atiom 0,64 0,99 1,14 1,33 1,40
Penjelasan :
1. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari
ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik
semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya
juga makin besar. Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor
atom.
3. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-
menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-
molekul berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks yang
memiliki banyak elektron.
4. Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah
menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
5. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin berwarna
merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.
6. Kelarutan fluorin,klorin,dan bromin dalam air besar atau mudah sekali larut,sedangkan kelarutan
iodin dalam air sangat kecil(sukar larut)
3. Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan
mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia
laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung.
Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat
menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan
dengan Klor.
4. Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-
biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai
mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
5. Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor
selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion
I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan
disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi
terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-
Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion
iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.
8. Sifat asam
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.
Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar
molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.
b. Asam Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan
oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya
:
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4
Halogen tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, karena sangat reaktif.
Unsur-unsur ini terdapat di alam sebagai senyawa garam. Flourin terdapat dalam flourit (Ca F₂)
dan Kriolit (Na₃AlF6). Klorin terdapat dalam air laut sebagai NaCl. Dalam bentuk ion klorida,
unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang
sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk
manusia. Bromin terdapat sebagai garam-garam natrium dan magnesium. Diperoleh air garam
alamiah dari sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Bromin juga diekstrak dari air laut,
dengan kandungan hanya sebesar 82 ppm. Iodin terdapat di alam dalam bentuk senyawa iodat
dan iodida dalam lumut-lumut laut. Terdapat juga dalam bentuk iodida dari air laut yang
terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis,
yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan
di dalam air payau dari sumur minyak dan garam.
2. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk senyawanya.
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
Di alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa oksida,
sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting dari unsur-unsur transisi
periode keempat.
a. CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
b. Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
c. Teflon, bahan plastik tahan panas.
d. Asam fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca karena dapat bereaksi
dengan kaca.
2. Klorin
Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinilklorida
(CH2=CHCl) untuk industri PVC (bahan untuk pipa plastik). Cl2 juga digunakan sebagai
disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Adapun
kegunaan senyawa klorin, antara lain:
3. Bromin
Bromin digunakan dalam industri untuk membuat senyawa metilbromida. Kegunaan senyawa-
senyawa bromin antara lain:
4. Iodin
Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film fotografi dan KI
sebagai nutrisi dan makanan ternak.
a. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.
b. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.
c. NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan
yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok.
d. Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk mengobati luka pada kepala.
Pada tahun 1825 Alexadro Geosepp Volta dari Italia yang menyusun deret – deret
logam mulai dari reduktor terkuat sampai terlemah. Dan deret tersebut disebut Deret Volta, unsur
H meskipun bukan logam dimasukkan pula sebagai anggota deret.
1. Logam yang direaksikan harus terletak disebelah kiri H dalam deret volta
1. Logam yang direaksikan harus terletak di sebelah kiri logam pada garam.
2. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan, garam
yang terbentuk mengandung ion logam yang bermuatan +2.
Contoh :
kecualian :
1. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluarnya adalah gas NO.
2. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas NO2.
Contoh : Zn + HNO3 (p) ——> Zn(NO3)2 + H2O + NO2
3. Bila asamnya H2SO4 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas SO2.
Contoh : Al + H2SO4 (p) ——> Al2 (SO4)3 + H2O + SO2
2. Sebagian besar basa tidak larut Kekecualian : NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2 larut.
4. Garam – garam sulfat umumnya larut. Kekecualian BaSO4, PbSO4 dan AgSO4.
5. Garam Florida F- umunya larut kekecualian MgF2, CaF2, dan BaF2 tidak larut.
6. Garam Klorida Cl-, Bromida Br-, I-, umumnya larut. Kekecualian AgCL,HgI, PbI2 umumnya
larut.
7. Garam sulfida S2- umumnya tidak larut Kekecualian Na2s, K2s,MgS,BaS larut.
8. Garam – garam yang belum disebutkan ( CrO4- dan No2-) tidak larut kekecualian membentuk
garam Na+, K+, NH4+ (lihat no.3 diatas).
BAB III
PEMBAHASAN
Nama “alkali” berasal dari bahasa Arab, al-qali,yang artinya “abu”,sebab para ilmuan
Muslim pada abad pertengahan mendapatkan garam-garam alkali dari abu tumbuhan laut yang
dibakar. Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA yaitu litium
(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr) disebut logam alkali.
Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1 elektron yang
terletak pada kulit terluar. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki sifat kimia
yang mirip.
Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang berbentuk
cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan
pisau. Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu elektron pada kulit terluarnya.
Beberapa sifat fisik logam alkali seperti yang tertera di bawah ini.
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain.
Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih
kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam
alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada
jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida,
sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk
superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam
bentuk senyawa. Berikut ini tabel kadar unsur-unsur alkali di kerak bumi dalam satuan bpj (bagian
per sejuta).
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu
umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.
1. Elektrolisis Litium
1. Logam alkali
Karena mudah bereaksi dengan air atau O2 logam alkali bisa digunakan sebagai pengikat air atau
O2 pada pembuatan tabung vakum alat elektronik.
Logam alkali Na bisa digunakan sebagai lampu penerangan karena mampu menem-bus
kabut.Selain itu, Na bisa juga digunakan pada pembuatan TEL (ditambahkan pada bensin).
Logam alkali/ karena mempunyai titik leleh yang rendah, bisa digunakan sebagai
medium pemindahan panas pada reaktor nuklir.
2. Senyawa Alkali
NaCl. Senyawa alkali NaCI bisa digunakan sebagai garam dapur dan pengawet makanan.
NaOH. senyawa alkali NaOH bisa digunakan pada pembuatan sabun, kertas, dan tekstil.
Na2C03. Senyawa alkali Na2CO3 bisa digunakan sebaqai pembersih peralatan rumah tangga.
NaHCO3. Senyawa alkali NaHC03 bisa digunakan sebagai bahan pembuat kue dan campuran pada
minuman yang menghasilkan C02.
Na-Benzoat. Senyawa Na-benzoat bisa digunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
Na-Glutamat. Senyawa alkali Na-glutamat bisa digunakan pada pembuatan penyedap rasa (vetsin).
Na-Salisilat. Senyawa alkali Na-salisilat, dalam bidang farmasi, bisa digunakan sebagai obat penurun
panas.
KCI. Senyawa alkali KCI, dalam bidang pertanian, bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.
KOH. Senyawa alkali KOH bisa digunakan pada pembuatan sabun mandi.
KCIO3. Senyawa alkali KC1O3 bisa digunakan sebagai bahan korek api dan zat peledak.
KIO3. Senyawa alkali KIO3 bisa digunakarl sebagai campuran garam dapur, yakni sebagaj
sumber iodin.
Dalam golongan alkali tanah, sifat-sifat dari golongan alkali berkurang ke alkali tanah.
Dikatakan alkali tanah karena rata-rata seluruh unsur mempunyai Ksp yang rendah sehingga
sukar larut dalam air dan juga banyak ditemukan di tanah atau kulit bumi. Seperti biasa juga,
alkali tanah memiliki sifat fisis dan kimia:
C. Tidak beraturan
Titik didih
Titik didih alkali tanah tidak beraturan karena dari Be turun ke Mg, lalu naik ke Ca, terus
turun ke Sr, dan naik lagi ke Ba. Jadi, pola titik didih alkali tanah adalah turun-naik-
turun-naik.
Titik leleh
Titik lelehnya juga begitu. Dari Be turun drastis ke Mg, naik ke Ca, turun ke Sr, dan
turun lagi ke Ba. Jadi, pola titik leleh alkali tanah adalah turun-naik-turun-turun.
F. Warna nyala
Berilium = putih
Magnesium = putih
Kalsium = jingga merah
Stronsium = merah pekat
Barium = hijau
CONTOH SOAL:
1. Urutan unsur-unsur alkali tanah berdasarkan sifat reduktor dari lemah ke reduktor kuat
adalah …
A. Ca, Mg, Sr, Ba D. Ca, Mg, Ba, Sr
B. Mg, Ca, Ba, Sr E. Ca, Ba, Mg, Sr
C. Mg, Ca, Sr, Ba
–> Penyelesaian:
Sifat reduktor berarti sifat oksidasi. Berdasarkan yang saya telah jelaskan di atas, toh
jawabannya C.
2. Untuk mengetahui jenis logam yang terkandung dalam cuplikan garam, dilakukan uji
nyala. Jika ternyata pada uji nyala tersebut memberikan warna merah ungu, garam
tersebut mengandung kation dari …
A. Na C. Sr E. K
B. Ba D. Ca
3. Barium bereaksi dengan asam perklorat (HClO4) menghasilkan produk berupa …
A. larutan BaClO4 dan padatan hidrogen
B. padatan BaClO4 dan padatan hidrogen
C. larutan Ba(ClO4)2 dan gas hidrogen
D. padatan Ba(ClO4)2 dan gas hidrogen
E. larutan Ba(ClO4)2 dan gas oksigen
–> Penyelesaian:
Reaksinya sebagai berikut:
Barium + asam perklorat –> barium perklorat dan hidrogen
Ba (s) + HClO4(aq) —> Ba(ClO4)2 (aq) + H2(g)
***Barium dimasukkan ke dalam larutan asam perklorat maka hasilnya pasti larutan
barium perklorat dan gas hidrogen. Kenapa Ba(ClO4)2 karena berasal dari Ba2+ + ClO4-