Anda di halaman 1dari 29

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIIIA.

Gas mulia
merupakan monoatomik dengan reaktivitas kimia sangat rendah. Atau dengan kata lain,
gas mulia sangat stabil. Karena sangat stabil, gas mulia mudah dijumpai di alam. Unsur
– unsur tersebut adalah Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr),
Xenon (Xe), Radon (Rn).

KEBERADAAN UNSUR DALAM SENYAWA ALAM


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk
monoatomik. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai
berikut :
UNSUR KANDUNGAN
Helium 0,00052 %
Neon 0,00182 %
Argon 0,934 %
Kripton 0,00011 %
Xenon 0,000008
Radon Radioaktif*

Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain, karena
Helium merupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau
udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat
radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas
jarang. Semua unsur gas mulia terdapat di udara. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat
di udara adalah argon, sedangkan unsur gas mulia yang paling sedikit adalah radon yang bersifat
radioaktif dengan waktu paruh yang pendek ( 4 hari ) dan meluruh menjadi unsur lain.

SIFAT-SIFAT UNSUR

a) Sifat Umum

 Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
 Mempunyai elektron valensi 8 (octet) dan khusus untuk Helium mempunyai elektron
valensi 2 (duplet).
 Terdiri atas satu atom (monoatomik).
 Kulit terluarnya sudah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif.
Jadi, afinitas elektronnya mendekati nol.

b) Sifat Fisika

 Kerapatannya bertambah dari He ke Rn (Helium ke Radon)

Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan gaya London.
Semakin besar massa atom dan kekuatan gaya Londonnya, maka semakin BESAR nilai
kerapatannya. Sebaliknya, semakin bertambah jari-jari atomnya, maka semakin KECIL nilai
kerapatannya.

 Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn (Helium ke Radon)

Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas
mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energi dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk
mengatasi gaya London yang semakin kuat. TITIK DIDIH DAN TITIK LELEH GAS MULIA
SEMAKIN TINGGI DENGAN MAKIN BESARNYA NOMOR ATOM. Titik didihnya
beberapa derajat dibawah titik lelehnya. Titik didih dan titik leleh gas mulia sangat rendah hal
tersebut menunjukkan bahwa gaya tarik menarik antar atom (ikatan van der waals) sangat lemah.
Helium merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dibandingkan dengan semula zat di
alam semesta.

 Energi ionisasi

Energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-
bawah), semakin ke BAWAH semakin KECIL POTENSIAL IONISASINYA. Sedangkan untuk
unsur seperiode (Kiri-kanan), semakin ke KANAN semakin BESAR POTENSIAL
IONISASINYA. Begitu juga dengan unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah
cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif namun jari-jari
atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron
terluar semakin lemah sehingga energi ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia
lebih besar dibandingkan dengan golongan lainnya.

 Afinitas elektron

Energi yang dibebaskan atom netral dalam pengikatan elektron untuk membentuk ion negatif.
Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima
elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. Karena unsur-unsur gas
mulia memiliki kestabilan tinggi yang disebabkan kulit terluarnya terisi penuh, maka afinitas
elektronnya mendekati nol. Atom-atom unsur gas mulia sangat sulit untuk menerima elektron
lagi pada kulit terluarnya.

c) Sifat Kimia

 Kereaktifan gas mulia sangat rendah

Gas mulia memiliki energi pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi pengionan yang
BESAR memperlihatkan SUKARNYA unsur-unsur gas mulia MELEPASKAN elektron,
sedangkan afinitas elektron yang KECIL menunjukkan kecilnya kecendrungan untuk
MENYERAP elektron. Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap.

 Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin bertambah
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon yaitu XePtF6.
Penemuan ini membuktikan bahwa gas mulia dapat bereaksi dengan unsur lain, meskipun dalam
reaksi yang sangat terbatas dan harus memenuhi kriteria berikut :
*Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsur-unsur yang
sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
*Harga energi ionisasi gas mulia yang akan bereakssi haruslah cukup rendah (terletak
dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai sekarang gas mulia yang sudah
dapat dibuat senyawanya barulah Kripton, Xenon dan Radon.
*Gas mulia memiliki karakteristik
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Tidak berasa
4. Pada keadaan standar, gas mulia tidak dapat terbakar

 Reaksi-reaksi senyawa

Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur–unsur gas mulia tidak beraksi.
Kemudian seorang ahli kimia bernama Neil Bartlett berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada
reaksi: PtF6 + O2 -------> (O2)+ + (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki energi ionisasi 1165 kj/mol, harga
energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kj/mol. Atas dasar
data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan
ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 --------> Xe+ + (PtF6)
SenyawaKripton : Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi waktu hidupnya
singkat karena radon merupakan unsur radiaktif. Senyawa krypton hanya membentuk senyawa
dengan tingkat oksidasi +2 membentuk senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi dengan F2 dan
menghasilkan RnF2 hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil.

PEMBUATAN/PROSES PENGOLAHAN DARI ALAM

 Ekstraksi Helium (He) dari gas alam

Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya.
Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada
tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses
pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan
pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon
tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas
yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan
proses antara lain:
1. Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin): campuran gas diberi tekanan, lalu
didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran
dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang
sangat murni.
2. Proses adsorpsi : campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang
secara selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau
lebih.

 Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara

Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air
dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm
diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan
gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa
udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut
sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses,
antara lain:
1. Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia.
O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg, sisa campuran (Ar, Xe, dan
Kr) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada
kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu
sekitar 80⁰C, sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
2. Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip
pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling rendah, maka N2 terlebih
dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu
dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar
dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni
Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.

MANFAAT GAS MULIA

a) Kegunaan Helium (He)

 Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca,
karena sifatnya yang sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan.
 Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang rendah
karena memiliki titik uang yang sangat rendah.
 Udara yang dipakai oleh penyelam adalah campuran 80 % He dan 20 % oksigen.
Helium digunakan untuk menggantikan nitrogen karena jika penyelam berada
pada tekanan yang tinggi (dibawah laut) maka kemungkinan besar nitrogen larut
dalam darah. Dalam jumlah sedikit saja nitrogen larut dalam darah, maka akan
terjadi halusinasi yang disebut narkos nitrogen. Akibat halusinasi ini penyelam
mengalami seperti terkena narkoba sehingga membahayakan penyelam. Selain
itu, ketika nitrogen banyak larut dalam darah dan penyelam kembali ke keadaan
normal maka timbul gelembung gas nitrogen dalam darah yang menimbulkan
rasa nyeri yang hebat karena nitrogen melewati pembuluh-pembuluh darah
bahkan dapat mengakibatkan kematian. Inilah yang disebut benos.
 Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan dan
tambang bawah tanah yang bertekanan tinggi.
 Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada
penderita asma.

b) Kegunaan Neon (Ne)

 Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.


 Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal
petir dan untuk pengisi tabung-tabung televise.
 Neon cair digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir

c) Kegunaan Argon (Ar)

 Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas.
 Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda.
 Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal, titanium,
magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada pembuatan pesawat
terbang atau roket.

d) Kegunaan Kripton (Kr)

 Gas krypton bersama dengan argon digunakan untuk mengisi lampu tioresensi
(lampu neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala
menjadi putih.
 Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi
 Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan
retina.

e) Kegunaan Xenon (Xe)

 Untuk pembuatan tabung elektron.


 Untuk pembiusan pasien pada saat pembedahan karena xenon bersifat anestetika (pemati
rasa).
 Sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa xenon.
 Garam Perxenan (Na4XeO3) sebagai oksidator paling kuat.
 Untuk membuat lampu-lampu reklame yang member cahaya biru.
 Pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri).
 Untuk mengeluarkan cahaya pada kamera saat pemotretan (blitz).

f) Kegunaan Radon (Rn)

 Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi
penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihasilkan. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru.
 Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang
mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai.
 Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Halogen


Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit
ns²np⁵. Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’ karena unsur-unsur tersebut
dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur
nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk
molekulnya diatomik.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara
bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima
elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam
yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya
membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-
unsurnya memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br),
Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.

2.2. Sifat-Sifat Unsur Halogen

Unsur halogen memiliki sifat-sifat sebagai berikut:


a. Sifat fisika halogen.

Tabel 1.1 sifat fisika

Unsur
Sifat-sifat
Fluorin Klorin Bromin Iodin Astatin
Nomor atom 9 17 35 53 85
Massa atom
relative 18,99 35,5 79,90 126,90 (210)
Titik leleh (°C) -219,62 -100,98 -7,25 113,5 302
Titik didih (°C) -188,14 -34,6 58,78 184,35 337
Rapatan pada 25°C
(Gram/liter) 1,108 1,367 3,119 4,930 ¯
Kunung- Ungu-
Warna Kuning Hijau Merah tua hitam
Energi ionisasi
(kJ/mol) 1681,0 1251,0 1139,9 1008,4 930
Afinitas elektron
(kJ/mol) 328,0 349,0 324,7 295,2 270
Keelektronegatifan 3,98 3,16 2,96 2,66 2,20
Jari-jari ion 1,33 1,81 1,96 2,20 2,27
jari-jari atiom 0,64 0,99 1,14 1,33 1,40

Penjelasan :
1. Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin,demikian juga dengan jari-jari
ion negatifnya. Semakin ke bawah kulit elektron semakin banyak sehingga dalam sistem periodik
semakin ke bawah maka jari-jari atom tambah besar.
2. Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin bertambah besar,karena ikatan antar molekulnya
juga makin besar. Kenaikan titik didih dn titik lebur halogen sebanding dengan naiknya nomor
atom.
3. Hal ini berhubungan dengan banyaknya energy yang harus dipakai untuk mengatasi gaya tarik-
menarik antara molekul-molekul zat, contohnya gaya van der waals yang menarik molekul-
molekul berdekatan satu sama lain. Gaya ini makin tinggi untuk molekul-molekul kompleks yang
memiliki banyak elektron.
4. Wujud fluorin dan klorin pada temperatur kamar adalah gas,bromin berwujud cair dan mudah
menguap,dan iodin berwujud padat dan mudah menyublim.
5. Warna gas fluorin adalah kuning muda,gas klorin berwarna kuning hijau.Cairan bromin berwarna
merah coklat,dan zat padat iodin berwarna hitam,sedangkan uap iodin berwarna ungu.
6. Kelarutan fluorin,klorin,dan bromin dalam air besar atau mudah sekali larut,sedangkan kelarutan
iodin dalam air sangat kecil(sukar larut)

b. Sifat kimia halogen


Terdiri atas:
1. Kereaktifan
Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga kereaktifan halogen F >
Cl > Br > I, kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari
atom.
Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron.
( F > Cl > Br > I )
Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan tersebut
sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )
Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin bertambah dari flour
sampai astatin makin besar jari jari atom semakin kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )

2. Kereaktifan fluor dan klor


Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-kuningan dan
klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu
dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas
inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih besar dibandingkan dengan
klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic
apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.

3. Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan
mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia
laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung.
Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat
menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila dibandingkan
dengan Klor.

4. Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-
biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai
mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.

5. Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor
selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif membentuk asam florida
2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion
I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

6. Titik didih dan titik lebur


Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana molekul-molekul
halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan
untuk mengatasinya. Semakin ke bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.

7. Titik didih dan titik lebur


Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.
Data potensial reduksi:
F2 + 2e- → 2F- Eo = +2,87 Volt
Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo = +1,36 Volt
Br2 + 2e- →2Br- Eo = +1,06 Volt
I2 + 2e- → 2I- Eo = +0,54 Vol

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami reduksi dan
disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2 karena memiliki potensial reduksi
terkecil.
Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2
Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas elektron ion
iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak sebagai reduktor kuat.

8. Sifat asam
Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX), dan oksilhalida.

a. Asam halida (HX)


Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak berwarna dan berbau
menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF), asam klorida (HCl), asam bromida (HBr),
dan asam iodida (HI). Kekuatan asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau
kemudahan senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.
Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat. Urutan
kekuatan asam :
HF < HCl < HBr < HI
Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan ikatan antar molekul
:
1. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.
2. Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.
3. Pengurutan titik didih asam halida:
HF > HI > HBr > HCl

Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki ikatan antar
molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik didihnya paling tinggi.

b. Asam Oksihalida
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan
oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Pembentukannya
:
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4

Tabel 1.2 Asam oksihalida

Biloks Oksida Asam Asam Asam Asam penama


Halogen Oksilhalida Oksilklo Oksilbromida Oksiliodida an
rida
+1 X2O HXO HclO HBrO HIO Asam
hipohalit
+3 X2O3 HXO2 HClO2 HBrO2 HIO2 Asam
halit
+5 X2O5 HXO3 HClO3 H
2.3 Hubungan halogen dengan alam

Halogen tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, karena sangat reaktif.
Unsur-unsur ini terdapat di alam sebagai senyawa garam. Flourin terdapat dalam flourit (Ca F₂)
dan Kriolit (Na₃AlF6). Klorin terdapat dalam air laut sebagai NaCl. Dalam bentuk ion klorida,
unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang
sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk
manusia. Bromin terdapat sebagai garam-garam natrium dan magnesium. Diperoleh air garam
alamiah dari sumber mata air di Michigan dan Arkansas. Bromin juga diekstrak dari air laut,
dengan kandungan hanya sebesar 82 ppm. Iodin terdapat di alam dalam bentuk senyawa iodat
dan iodida dalam lumut-lumut laut. Terdapat juga dalam bentuk iodida dari air laut yang
terasimilasi dengan rumput laut, sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis,
yakni batuan sedimen kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan
di dalam air payau dari sumur minyak dan garam.

Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan


bebas sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia
ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon,
kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam, sedangkan
sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisium. Beberapa unsur logam dapat
ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa seperti emas, perak, platina, dan
tembaga. Unsur nonlogam juga ada yang dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa seperti
oksigen, belerang, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang banyak terdapat dalam
bahanbahan alam disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil unsurnya, sehingga dapat
digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak semua mineral dilakukan pengolahan, tergantung
besarnya kandungan unsur di dalamnya dan tingkat kesukaran proses pengolahannya. Dewasa ini
orang lebih memilih mendaur ulang aluminium bekas daripada mengambil dari bijihnya karena
biayanya lebih murah.
1. Komposisi alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam
keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling
banyak adalah Na dan K. Kedua
unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.

2. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk senyawanya.
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).

c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).

3. Unsur-unsur periode ketiga di alam

Tabel 2.1 Unsur-unsur periode di alam

Tabel 2.2 Unsur-unsur periode di alam

4. Unsur-unsur transisi periode keempat di alam

Di alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa oksida,
sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting dari unsur-unsur transisi
periode keempat.

Tabel 2.3 Unsur-unsur transisi

2.4 kegunaan halogen


1. Florin
Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir uranium, berfungsi
untuk memisahkan U-235 dan U-238 dengan cara difusi. Logam uranium direaksikan dengan gas
fluorin berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan berwarna putih dan mudah
menguap). Adapun senyawa-senyawa flourin digunakan sebagai: Kegunaan senyawa fluorin,
antara lain:

a. CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
b. Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
c. Teflon, bahan plastik tahan panas.
d. Asam fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca karena dapat bereaksi
dengan kaca.

2. Klorin
Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinilklorida
(CH2=CHCl) untuk industri PVC (bahan untuk pipa plastik). Cl2 juga digunakan sebagai
disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Adapun
kegunaan senyawa klorin, antara lain:

a. NaCl, digunakan sebagai garam dapur.


b. KCl, digunakan untuk pupuk.
c. NH4Cl, digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.
d. NaClO, dapat mengoksidasi zat warna (pemutih), sehingga dapat digunakan sebagai bleaching
agent, yaitu pengoksidasi zat warna.
e. Kaporit (Ca(OCl)2), digunakan sebagai disinfektan pada air.
f. ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder.
g. Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada pembedahan.

3. Bromin
Bromin digunakan dalam industri untuk membuat senyawa metilbromida. Kegunaan senyawa-
senyawa bromin antara lain:

a. NaBr, sebagai obat penenang saraf.


b. AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan dalam film gelatin, kemudian film dicuci dengan
larutan Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr sehingga perak akan tertinggal pada film
sebagai bayangan hitam.
c. CH3Br, sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.
d. C2H4Br2, ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak mengendap karena
diubah menjadi PbBr2.

4. Iodin
Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film fotografi dan KI
sebagai nutrisi dan makanan ternak.

a. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.
b. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.
c. NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan
yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok.
d. Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk mengobati luka pada kepala.

2.5 Reaksi Pendesakan

Pada tahun 1825 Alexadro Geosepp Volta dari Italia yang menyusun deret – deret
logam mulai dari reduktor terkuat sampai terlemah. Dan deret tersebut disebut Deret Volta, unsur
H meskipun bukan logam dimasukkan pula sebagai anggota deret.

Ada 2 jenis reaksi pendesakan logam dalam larutan elektrolit :

1. Logam + asam ——-> garam + gas H2

2. Logam I + garam I ——–> garam II + logam II

Syarat berlangsung reaksi :

1. Logam yang direaksikan harus terletak disebelah kiri H dalam deret volta

2. Asam yang direaksikan bukanlah HNO3 atau H2SO4 (pekat)


3. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan, garam
yang terbentuk mengandung ion logam yang bermuatan +2.

Syarat berlangsung reaksi :

1. Logam yang direaksikan harus terletak di sebelah kiri logam pada garam.

2. Jika logam yang direaksikan memiliki 2 macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan, garam
yang terbentuk mengandung ion logam yang bermuatan +2.

Contoh :

1. Logam + asam ——–> garam + gas H2

Zn + H2SO4 (e) ——–> ZnSO4 + H2

2. Logam I + garam I —–> garam II + Logam II


Zn + CuSO4 ——> ZnSO4 + Cu

kecualian :

1. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluarnya adalah gas NO.

Contoh : Mg + HNO3 (e) —–> Mg (NO3)2 + H2O + NO

2. Bila asamnya HNO3 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas NO2.
Contoh : Zn + HNO3 (p) ——> Zn(NO3)2 + H2O + NO2

3. Bila asamnya H2SO4 (pekat) maka gas yang keluar adalah gas SO2.
Contoh : Al + H2SO4 (p) ——> Al2 (SO4)3 + H2O + SO2

Daftar Kelarutan elektrolit dalam air :

1. Semua asam larut

2. Sebagian besar basa tidak larut Kekecualian : NaOH, KOH, Ba(OH)2, Ca(OH)2 larut.

3. Garam – garam K+,Na+,NH4+,NO3-,CH3COO-,CLO-,CLO2-,BrO3-,IO3- semuanya larut.

4. Garam – garam sulfat umumnya larut. Kekecualian BaSO4, PbSO4 dan AgSO4.

5. Garam Florida F- umunya larut kekecualian MgF2, CaF2, dan BaF2 tidak larut.
6. Garam Klorida Cl-, Bromida Br-, I-, umumnya larut. Kekecualian AgCL,HgI, PbI2 umumnya
larut.

7. Garam sulfida S2- umumnya tidak larut Kekecualian Na2s, K2s,MgS,BaS larut.

8. Garam – garam yang belum disebutkan ( CrO4- dan No2-) tidak larut kekecualian membentuk
garam Na+, K+, NH4+ (lihat no.3 diatas).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Golongan Alkali

Nama “alkali” berasal dari bahasa Arab, al-qali,yang artinya “abu”,sebab para ilmuan
Muslim pada abad pertengahan mendapatkan garam-garam alkali dari abu tumbuhan laut yang
dibakar. Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA yaitu litium
(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr) disebut logam alkali.

B. Sifat-sifat Unsur Golongan Alkali

Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur alkali memiliki 1 elektron yang
terletak pada kulit terluar. Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki sifat kimia
yang mirip.

1. Sifat Fisik Unsur golongan Alkali

Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali sesium yang berbentuk
cair. Padatan logam alkali sangat lunak seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan
pisau. Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu elektron pada kulit terluarnya.
Beberapa sifat fisik logam alkali seperti yang tertera di bawah ini.

Sifat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium


No. Atom 3 11 19 37 55
Konfigurasi
[He] 2s1 [Ne] 3s1 [Ar] 4s1 [Kr] 5s1 [Xe] 6s1
elektron
Jari-jari atom 1,34 1,54 1,96 2,16 2,35
Titik leleh 181 98 64 39 29
Titik didih 1.336 881 766 694 679
Massa jenis 0,54 0,97 0,87 1,53 1,88
Energi ionisasi
520 496 419 403 376
pertama
Energi ionisasi
7.298 4.562 3.051 2.632 2.420
kedua
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Merah
Warna nyala Merah Kuning Ungu Biru
biru
Potensial reduksi -3,04 -2,71 -2.92 -2,92 -2,92
Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan elektron valensinya yang berjumlah satu dan
mudah lepas. Kereaktifan itu bertambah makin besarnya jari-jari logam alkali. Jadi, dari litium ke
fransium makin reaktif. Berdasarkan tabel di atas, dalam satu golongan jari-jari atom dan massa
jenis logam alkali bertambah, sedangkan titik didi, titik leleh, energi ionisasi, dan
keelektronegatifan berkurang. Selain litium, potensial reduksi alkali dari atas ke bawah cenderung
bertambah (negatif). Litium merupakan unsur yang memiliki potensial reduksi yang paling besar.
Hal ini disebabkan volume atom litium sangat kecil sehingga terletak pada periode kedua.
Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum emisi
yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi,
elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju kulit yang lebih tinggi
dengan ringkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali keadaan dasar
atau mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar
menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya.

2. Sifat Kimia Unsur golongan Alkali

Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain.
Hal ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih
kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam
alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.

 Reaksi dengan Air


Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen dan logam
hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat
logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat yaitu
dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) ―→ 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi
dengan tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan
rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.

 Reaksi dengan Udara


Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk
menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak
tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk
Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur yang
dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni berupa oksida
logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 ―→ 2L2O (L = logam alkali)

Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada
jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida,
sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk membentuk
superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) ―→ Na2O2(s)
L(s) + O2(g) ―→ LO2(s) (L = kalium, rubidium dan sesium)

 Reaksi dengan Hidrogen


Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa
hidrida. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan
oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) ―→ 2LH(s) (L = logam alkali)

 Reaksi dengan Halogen


Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali merupakan
reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan halogen merupakan
reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 ―→ 2LX (L = logam alkali, X = halogen)

 Reaksi dengan Senyawa


Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan terbakar
dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl ―→ LCl + H2
2L + 2NH3 ―→ LNH2 + H2 L = logam alkali
C. Keberadaan Unsur Golongan Alkali di Alam

Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam
bentuk senyawa. Berikut ini tabel kadar unsur-unsur alkali di kerak bumi dalam satuan bpj (bagian
per sejuta).

Unsur Kadar ( bpj)


Li 65
Na 28.300
K 25.900
Rb 310
Cs 7
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa natrium dan
kalium. Unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab unsur ini bersifat
radioaktif dengan waktu paro pendek 21 menit, sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
Sebagai unsur-unsur alkali yang paling banyak dijumpai di alam, tidak aneh jika unsur
natrium dan kalium ikut berperan dalam metabolisme pada makhluk hidup. Pada tubuh manusia
dan hewan, ion-ion Na+ dan K+ berperan dalam menghantarkan konduksi saraf, serta dalam
memelihara keseimbangan osmosis dan pH darah. Pada tumbuh-tumbuhan, ion K+ jauh lebih
penting dari pada ion Na+, sebab ion K+ merupakan zat esensial untuk pertumbuhan.
Adapun logam-logam alkali lainnya sedikit dijumpai di alam. Jumlah litium relatif lebih
banyak daripada sesium dan rubidium. Ketiga unsur ini (Li,Cs dan Rb) terdapat dalam mineral
fosfat trifilit, dan pada mineral silikat lepidolit kita temukan litium yang bercampur dengan
alumunium.

D. Cara Pembuatan Unsur Golongan Alkali

Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu
umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.

1. Elektrolisis Litium

Gambar logam litium


Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3). Spodumene dipanaskan pada suhu
o
100 C kemudian ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li2SO4. Campuran yang
terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na2CO3. Dari
reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) ―→ Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)
Setelah dilakukan pemisahan Li2CO3 yang diperoleh direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh
garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) ―→ 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan dasar elektrolisis litium. Namun karena titik
lebur LiCl yang sangat tinggi sekitar 600 °C maka ditambahkan KCl dengan perbandingan volume
55% LiCl dan 45% KCl. Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik lebur LiCl
menjadi 430 ºC. Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e ―→ Li
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li+ dari leburan garam klorida akan bergerak menuju
katoda. Ketika tiba dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi menjadi padatan Li
yang menempel pada permukaan katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara periodik,
dicuci kemudian digunakan untuk proses selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl‾ akan
bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi gas Cl2.
2. Elektrolisis Natrium

Gambar logam natrium


Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl 2
menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh
NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda
dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-
ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda,
sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses
elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl ―→ Na+ + Cl‾
Katoda : Na+ + e ―→ Na
Anoda : 2Cl‾ ―→ Cl2 + 2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾―→ Na + Cl2
3. Metode Reduksi
Gambar logam kalium
Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena logam-
logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan.
Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium, rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode
reduksi.

Gambar logam sesium


Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa yaitu dengan mereaksikan
lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl ―→ L + NaCl (L= kalium, rubidium dan sesium)
Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas yang keluar kemudian
dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena
jumlah produk berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga
semua logam L habis bereaksi.
Gambar logam rubidium
E. Kegunaan Unsur Golongan Alkali

1. Logam alkali

Logam alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut.

 Karena mudah bereaksi dengan air atau O2 logam alkali bisa digunakan sebagai pengikat air atau
O2 pada pembuatan tabung vakum alat elektronik.
 Logam alkali Na bisa digunakan sebagai lampu penerangan karena mampu menem-bus
kabut.Selain itu, Na bisa juga digunakan pada pembuatan TEL (ditambahkan pada bensin).
 Logam alkali/ karena mempunyai titik leleh yang rendah, bisa digunakan sebagai
medium pemindahan panas pada reaktor nuklir.

2. Senyawa Alkali

Senyawa alkali mempunyai kegunaan sebagai berikut.

 NaCl. Senyawa alkali NaCI bisa digunakan sebagai garam dapur dan pengawet makanan.
 NaOH. senyawa alkali NaOH bisa digunakan pada pembuatan sabun, kertas, dan tekstil.
 Na2C03. Senyawa alkali Na2CO3 bisa digunakan sebaqai pembersih peralatan rumah tangga.
 NaHCO3. Senyawa alkali NaHC03 bisa digunakan sebagai bahan pembuat kue dan campuran pada
minuman yang menghasilkan C02.
 Na-Benzoat. Senyawa Na-benzoat bisa digunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
 Na-Glutamat. Senyawa alkali Na-glutamat bisa digunakan pada pembuatan penyedap rasa (vetsin).
 Na-Salisilat. Senyawa alkali Na-salisilat, dalam bidang farmasi, bisa digunakan sebagai obat penurun
panas.
 KCI. Senyawa alkali KCI, dalam bidang pertanian, bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.
 KOH. Senyawa alkali KOH bisa digunakan pada pembuatan sabun mandi.
 KCIO3. Senyawa alkali KC1O3 bisa digunakan sebagai bahan korek api dan zat peledak.
 KIO3. Senyawa alkali KIO3 bisa digunakarl sebagai campuran garam dapur, yakni sebagaj
sumber iodin.
Dalam golongan alkali tanah, sifat-sifat dari golongan alkali berkurang ke alkali tanah.
Dikatakan alkali tanah karena rata-rata seluruh unsur mempunyai Ksp yang rendah sehingga
sukar larut dalam air dan juga banyak ditemukan di tanah atau kulit bumi. Seperti biasa juga,
alkali tanah memiliki sifat fisis dan kimia:

A. Semakin bertambah dari atas ke bawah


Di sini artinya, dari sifat unsur berilium (Be) akan semakin bertambah hingga unsur barium (Ba).
Apa saja itu?

 Jari-jari atom dan ion


 Nomor atom
 Sifat reduktor (oksidasi) atau daya reduksi
 Sifat logam
 Sifat basa
 Kereaktifan

B. Semakin berkurang dari atas ke bawah


Artinya, dari sifat unsur berilium (Be) akan semakin berkurang toh sampai unsur barium (Ba).
Apa saja itu?

 Afinitas elektron (kemampuan menyerap elektron)


 Energi ionisasi (kemampuan melepaskan elektron
 Keelektronegatifan
 Sifat oksidator (reduksi) atau daya oksidasi
 Sifat asam
 Potensial elektrode sel (E sel)

C. Tidak beraturan

 Titik didih
Titik didih alkali tanah tidak beraturan karena dari Be turun ke Mg, lalu naik ke Ca, terus
turun ke Sr, dan naik lagi ke Ba. Jadi, pola titik didih alkali tanah adalah turun-naik-
turun-naik.
 Titik leleh
Titik lelehnya juga begitu. Dari Be turun drastis ke Mg, naik ke Ca, turun ke Sr, dan
turun lagi ke Ba. Jadi, pola titik leleh alkali tanah adalah turun-naik-turun-turun.

D. Jenis senyawa alkali tanah

 Senyawa ion = Kalsium (Ca), stronsium (Sr), dan barium (Ba)


 Senyawa kovalen = Magnesium (Mg) dan berilium (Be)
 Senyawa amfoter (bersifat asam maupun basa) = berilium (Be)

E. Reaksi-reaksi alkali tanah


 Reaksi dengan H2O (air)
Reaksi ini menghasilkan basa bervalensi 2 (biner) dan gas hidrogen. Contohnya:
Ca + 2H2O –> Ca(OH)2 + H2
 Reaksi dengan udara
Reaksi ini di mana unsur alkali tanah bereaksi dengan oksigen dan nitrogen berbentuk
gas (di udara). Makanya, nanti pas udah bereaksi timbullah korosi membentuk oksida,
hidroksida, karbonat kecuali Be dan Mg. Reaksi ini jika dipanaskan akan mengasilkan
oksida dan nitrida. Contoh:
2Be(s) + O2(g) —> 2BeO(s) (Berarti terbentuk logam BeO berupa endapan)
3Ba(s) + N2(g) —> Ba3N2(s)
 Reaksi dengan halogen
Seperti golongan alkali, reaksi ini menghasilkan garam. Daya listrik halida alkali tanah
garamnya baik (tidak lebih baik daripada halida alkali), tetapi sangat buruk pada halida
berilium (berilium bereaksi dengan salah satu unsur halogen ; contoh BeCl2). Contohnya:
Mg + I2 –> MgI2
 Reaksi dengan asam
Reaksi ini menghasilkan garam berspesi kuat (pH netral) dan gas hidrogen. Contoh:
Sr + 2HCl —> SrCl2 + H2
Sr + 2HI —> SrI2 + H2
 Reaksi dengan basa
Reaksi ini menghasilkan spesi yang mempunyai muatan, yaitu M(OH)4 2- (M adalah
logam alkali tanah) dan gas hidrogen. Contohnya:
Ca + 2LiOH + 2H2O –> Li2Ca(OH)4 + H2

F. Warna nyala

 Berilium = putih
 Magnesium = putih
 Kalsium = jingga merah
 Stronsium = merah pekat
 Barium = hijau

CONTOH SOAL:

1. Urutan unsur-unsur alkali tanah berdasarkan sifat reduktor dari lemah ke reduktor kuat
adalah …
A. Ca, Mg, Sr, Ba D. Ca, Mg, Ba, Sr
B. Mg, Ca, Ba, Sr E. Ca, Ba, Mg, Sr
C. Mg, Ca, Sr, Ba
–> Penyelesaian:
Sifat reduktor berarti sifat oksidasi. Berdasarkan yang saya telah jelaskan di atas, toh
jawabannya C.
2. Untuk mengetahui jenis logam yang terkandung dalam cuplikan garam, dilakukan uji
nyala. Jika ternyata pada uji nyala tersebut memberikan warna merah ungu, garam
tersebut mengandung kation dari …
A. Na C. Sr E. K
B. Ba D. Ca
3. Barium bereaksi dengan asam perklorat (HClO4) menghasilkan produk berupa …
A. larutan BaClO4 dan padatan hidrogen
B. padatan BaClO4 dan padatan hidrogen
C. larutan Ba(ClO4)2 dan gas hidrogen
D. padatan Ba(ClO4)2 dan gas hidrogen
E. larutan Ba(ClO4)2 dan gas oksigen
–> Penyelesaian:
Reaksinya sebagai berikut:
Barium + asam perklorat –> barium perklorat dan hidrogen
Ba (s) + HClO4(aq) —> Ba(ClO4)2 (aq) + H2(g)
***Barium dimasukkan ke dalam larutan asam perklorat maka hasilnya pasti larutan
barium perklorat dan gas hidrogen. Kenapa Ba(ClO4)2 karena berasal dari Ba2+ + ClO4-

4. Diketahui empat unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut:


A = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 4f6 5s2 5p6 6s2
B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2
C = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 5s2
D = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
E = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
Pasangan unsur di atas yang termasuk logam yang termasuk logam alkali tanah adalah …
A. A dan B C. C dan D E. D dan E
B. B dan C D. C dan E
–> Penyelesaian:
Gini lho, soal ini menghubungkan konfigurasi elektron modern dengan kimia unsur. Nah,
keempat unsur itu disusun berdasarkan kulitnya (n ; kuantum utama). Coba deh kita
susun berdasarkan sub kulit (l ; azimut) jadi supaya ketahuan di orbital terakhir nanti
pokoknya yang ada sub kulit d dan f itu masuk ke golongan b. Oke susun ulang keempat
unsur:
***A = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 5s2 4f6 (berakhiran sub
kulit f berarti golongan lantanida)
***B = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 (sub kulit d berarti golongan b)
***C = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 (sub kulit s berarti golongan a)
***D = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 (sub kulit d berarti golongan b)
***E = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 (sub kulit s berarti golongan A)
5. Basa alkali tanah yang bisa bertahan pada pH 6,9 dan pH 7,08 adalah senyawa ….
A. Be(OH)2 C. Ca(OH)2 E. Ba(OH)2
B. Mg(OH)2 D. Sr(OH)2
—> Penyelesaian:
pH 6,9 (asam) dan pH 7,08 (basa) adalah pH yang berada paling dekat dengan pH netral
(7), maka dikatakan bersifat amfoter. Maka, berilium hidroksida (Be(OH)2) jawaban
paling tepat.
6. Antasida yang dikenal sebagai obat penyakit maag mengandung …
A. Mg(OH)2 C. Ba(OH)2 E, Ca(OH)2
B. NaOH D. Sr(OH)2
–> Penyelesaian:
Antasida mengandung Mg(OH)2. Cukup jelas dong, lihat aja di komposisi obat maag.
Ada kok hehe.
7. Unsur ini terkandung dalam senyawa yang digunakan untuk membuat cetakan gigi dan
pembalut patah tulang. Ion dari unsur ini juga dapat mengakibatkan timbulnya air sadah.
Unsur yang dimaksud terdapat dalam senyawa …
A. CFC D. CaSO4
B. KrF6 E. Na2CO3
C. KNO3
–> Penyelesaian:
Kuncinya: patah “tulang”. Orang yang ada penyakit pada tulang pasti kekurangan unsur
kalsium (Ca), begitu juga air sadah yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ (air sadah
dibahas lebih lanjut ya :D)
8. Senyawa berikut mengandung unsur golongan IA dan IIA.
1) Na2SO4
2) Na2CO3
3) SrSO4
4) CaSO4
5) KNO3
6) KOH
Senyawa yang digunakan untuk pembuatan kembang api dan penyambungan patah tulang
adalah …
A. 1) dan 2) D. 3) dan 5)
B. 2) dan 3) E. 5) dan 6)
C. 3) dan 4)
–> Penyelesaian:
Pembuatan kembang api memerlukan unsur stronsium dan penyambungan patah tulang
oleh unsur kalsium.
9. Pernyataan yang benar mengenai magnesium adalah …
A. Jika dibakar tidak menyala
B. Jika dibakar membentuk jelaga
C. Membentuk paduan logam dengan aluminium
D. Membenteuk ion negatif karena menangkap dua elektron
E. Menempati posisi golongan alkali dalam tabel periodik unsur
–> Penyelesaian:
***Obsein A = salah karena magnesium menghasilkan nyala sangat terang dan
menyilaukan ketika dibakar
***Obsein B = salah karena magnesium dibakar menghasilkan abu saja, tidak asap hitam
(jelaga)
***Obsein C = benar karena membentuk magnelium (paduan antara keduanya)
***Obsein D = salah karena membentuk ion positif, bukan negatif
***Obsein E = salah karena berada di golongan alkali tanah (IIA), bukan alkali (IA)
10. Setengah reaksi dari unsur magnesium (Mg –> Mg2+ + 2e) memiliki potensial sel di
bawah potensial sel hidrogen yaitu 0 volt. Hal itu menyatakan bahwa magnesium …
A. terjadi reaksi tidak spontan
B. terjadi reaksi spontan
C. terjadi endapan keruh
D. adanya peristiwa sel galvani
E. terjadi reaksi hidrolisis
–> Penyelesaian:
Mg –> Mg2+ + 2e adalah reaksi oksidasi. Nah, reaksi oksidasi itu rata-rata memiliki
potensial sel bertanda negatif artinya tidak spontan.
***Obsein B = salah
***Obsein C = salah karena unsur yang terjadi setengah reaksi tidak bisa dipastikan
apakah endapan keruh benar-benar keruh, namun bisa dipastikan dengan senyawa alkali
tanah dengan sulfat, oksalat, dsb (dibahas setelah ini)
***Obsein D = salah
***Obsein E = salah karena dalam reaksi hidrolisis memerlukan air sebagai pemecahnya

Anda mungkin juga menyukai