Anda di halaman 1dari 29

Unsur Unsur Kimia Periode Ketiga dan Periode Keempat

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Efrida Fitriani Harahap
Miftha Maulida Anggi Natama
Muhammad Farhan Hasibuan
Nanda Aprianty
Raihan Padli Nasmita
Tiara Maharani
Zahra Arridhani Siregar

MAN 2 MODEL MEDAN


TAHUN AJARAN 2019/2020
Kata Pengantar

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Unsur
Unsur Kimia Periode Ketiga dan Periode Keempat” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu dalam rangka memenuhi tugas
pelajaran Kimia.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Riduan Pohan S.pd. selaku guru mata
pelajaran Kimia, serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses terciptanya makalah ini.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna
memperbaiki makalah ini.

Medan, Oktober 2019

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata pengantar …………………………………………………………………………………….……2


daftar isi ……………………………………………………………………………………………..… 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………….. …..5


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………… ……………………..5

BAB II PEMBAHASAN

1. Periode Ketiga

A. Macam – Macam Unsur Periode Ketiga………………………………………………….…… 6


B. Sifat-Sifat Fisis Periode Ketiga…………………………………………. ……………….…….8
C. Sifat Pereduksi Dan Pengoksidasi Unsur Periode Ketiga………………………………………9
D. Sifat Asam- Basa Hidroksida Unsur Periode Ketiga………………………………………..….9
E. Kegunaan Unsur Transisi Periode Ke Tiga……………………………….. ………………….10
F. Bahaya Unsur Unsur Periode Ke Tiga………………………………………………….……. 12

2. Periode Keempat

A. Komponen Unsur Transisi Periode Keempat…………………………………………..…….. 13


B. Sifat Unsur Transisi Periode Keempat………………………………………………….……. 16
C. Sumber Unsur Transisi Periode Keempat Di Alam………………………………….……….20
D. Pengolahan Unsur Transisi Periode Keempat……………………………………….………..21
E. Kegunaan Unsur Transisi Periode Keempat………………………………………..……….. 24
F. Bahaya Unsur Unsur Transisi Periode Ke Empat……… ………………………..….….…….26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………….. 27
B. Saran ……………………………………………………………………….........…………………27
C. Penutup ………………………………………………………………........………….....................27

Daftar Pustaka ………………………………………………………........…………… ……………….28

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hingga saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur kimia banyak membantu
kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena
semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur
kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-
unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur
tersebut.Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit terluar dan kulit pertama
terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.

Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-
unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon
(Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-
jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain
itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P,
S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur
semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul).

Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas
mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga
dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena
itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi
penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode
keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr),
Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat
maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak
mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa.

Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik. Unsur
transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,
warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.

4
Unsur- unsur transisi pada perioda 4 terdiri atas 10 unsur, yaitu : Skandium, Titanium, Vanadium,
Kromium, Mangan, Besi, Kobalt, Nikel, Tembaga dan Seng.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
2. Bagaimana sifat fisik unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
3. Bagaimana sifat kimia unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
4. Apa saja sumber / persenyawaan dari unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat di
alam?
5. Bagaimana pengolahan unsur unsur periode ketiga dan unsur-unsur transisi periode keempat ?
6. Bagaimana kegunaan dan bahaya unsur unsur periode ketiga dan unsur-unsur transisi periode
keempat ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan komponen unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
2. Untuk menjelaskan sifat fisik unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
3. Untuk menjelaskan sifat kimia unsur periode ketiga dan unsur transisi periode keempat ?
4. Untuk menjelaskan sumber / persenyawaan dari unsur periode ketiga dan unsur transisi periode
keempat di alam?
5. Untuk menjelaskan pengolahan unsur unsur periode ketiga dan unsur-unsur transisi periode
keempat ?
6. Untuk menjelaskan kegunaan dan bahaya unsur unsur periode ketiga dan unsur-unsur transisi
periode keempat ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. periode ketiga

A. Macam – Macam Unsur Periode Ketiga


Unsur periode ketiga dalam sistem periode unsur terdiri dari delapan unsur yaitu natrium(Na),
magnesium(Mg), aluminium(Al), silikon(Si), fosfor(P), sulfur(S), klorin(Cl) dan argon(Ar).

a. Natrium (Na)
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor
atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam
alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna
kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas. Natrium
juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi. Unsur ini
merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.

b. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang terletak pada golongan IIA, memiliki simbol
Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang
membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam
alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-
magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".

c. Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur kimia dalam tabel periodik unsur yang terletak pada golongan IIIA, dengan
simbol Al dan nomor atom 13. Aluminium adalah logam yang paling berlimpah, merupakan
konduktor listrik yang baik, terang dan kuat serta tahan terhadap korosi. Aluminium dapat ditempa menjadi
lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang.
Aluminium banyak digunakan dalam kabel bertegangan tinggi, bingkai jendela dan badan pesawat terbang,
ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu. Aluminium juga digunakan
untuk melapisi lampu mobil.

d. Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si dan nomor
atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur
kimia ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam

6
bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam
operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

e. Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi walaupun
sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau
senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung
sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis
mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).

f. Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor
atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni
atau sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan
ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga
dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.

g. Klorin(Cl)
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom
17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen (VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur
ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah
dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas,
klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan
sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

h. Argon(Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom 18. Gas mulia
ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.

Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif", sebuah referensi
untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron) di kulit
atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu
83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.

Unsur-unsur dalam satu periode tidaklah mempunyai sifat-sifat yang mirip, tetapi sifat-sifatnya
berubah secara beraturan. Perubahan sifat unsur-unsur dalam satu periode dapat dilihat pada unsur-unsur

7
periode ketiga. Dari kiri ke kanan sifat unsur periode ketiga berubah ddari logam metaloid nonlogam dan
gas mulia.

Logam Metaloid Nonlogam Gas Mulia


Na-Mg-Al Si P-S-Cl Ar

Sifat- sifat unsur-unsur periode ketiga sebagai berikut :

B. Sifat-Sifat Fisis Periode Ketiga

Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18
Konfigurasi K 2 2 2 2 2 2 2 2
Elektron L 8 8 8 8 8 8 8 8
M 1 2 3 4 5 6 7 8
Energi ionisasi 496 738 578 786 1.012 1.000 1.251 1.527
(KJ/mol)
Titik Cair, 0 C 97,8 649 660 1.410 44 113 -101 -184,2
Titik Didih, 0 C 883 1.090 2.467 2.680 280 445 -35 -185,7
Struktur Kristal Kristal Kristal Kristal Molekul Molekul Molekul Molekul
logam logam logam kovalen poliatom poliatom diatom monoatom
raksasa
Tingkat oksidasi +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 –
tertinggi
Afinitas elektron -53 230 -44 -134 -72 -200 -349 35
(KJ/mol)
Keelektronegatifan 0,9 1,2 1,5 1,8 2,1 2,5 3,0 –

a. Titik Cair dan titik didih

Seperti yang sugad kita lihat, titik cair dan titikdidih unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan
meningkat secara bertahap dan mencapai puncaknyapada Golongan IVA(silikon), kemudian secara drastis
pada golongan VA(fosforus). Jadi, titik tertinggi dimiliki oleh silikon, sedangkan titik cair terendah dimiliki
oleh argon.

Kecenderungan titik cair dan titik didih unsur periode ketiga dapat dipahami sbb :

 Natrium,magnesium, dan alumunium mempunyai ikatan logam. Seiring dengan bertambahnya jumlah
elektron valens, kekuatan ikatan logam meningkat dari natrium hingga alumunium. Oleh karena itu,
titik cair dan titik didihnya meningkat.
 Silikon mempunyai struktur kovalen raksasa ( seperti intan ),setiap atom silikon terikat secara kovalen
pada empat atom silikon. Zat dengan struktur kovalen raksasa mempunyai titik leleh serta titik didih
yang sangat tinggi.
 Forforus, belerang, klorin, dan argon terdiri dari molekul-molekul nonpolar, sehingga hanya
dikukuhkan oleh gaya van der Waals yang relatif lemah. Oleh karena itu, tititk leleh dan titik didihnya
relatif rendah. Gaya van der Waals bergantung pada massa molekul reletif.

8
b. energi ionisasi
Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat. Akan tetapi energi
ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P. Hal ini
disebabkan oleh susunan elektron dalam orbital yang penuh atau setengah penuh memiliki kestabilan
yang lebih besar.

c. sifat logam dan nonlogam


Sifat logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang. Dari Na sampai Al
merupakan unsur logam dengan titik leleh, titik didih, kerapatan dan kekerasan meningkat, hal ini
disebabkan pertambahan elektron valensi yang mengakibatkan ikatan logam semakin kuat. Dengan
demikian daya hantar listrik (sifat konduktor) juga semakin kuat. Silikon merupakan semilogam
(metaloid) bersifat semikonduktor, sedangkan fosfor, belerang dan klor merupakan nonlogam yang
tidak menghantarkan listrik.

C. sifat pereduksi dan pengoksidasi unsur periode ketiga


Daya pereduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan, sedangkan sebaliknya daya
pengoksidasinya bertambah. Jadi, pereduksi terkuat adalah Natrium, sedangkan pengoksidasi terkuat
adalah klorin. Kecenderungan tersebut sesuai dengan energi ionisasi yang cenderung bertambah dari kiri
ke kanan.

2Na (s) 2Na + 2e E = +2,71 volt +


(aq)
0

2H O + 2e
2 (l) 2OH + H E = -0,83 volt –
(aq) 2
0

2Na + 2H O(s) 2Na + 2OH + H


2 (l) E = +1,88 volt + –
(aq) 2
0

Reaksi sejenis dengan logam magnesium dan alumunium dengan air mempunyai potensial standar
berturut-turut +1,54 volt dan +0,83 volt. Akan tetapi, pada kenyataannya magnesium hanya bereaksi lambat
dengan air pada suhu kamar dan sedikit lebih cepat dengan air mendidih.

Mg + 2H O
(S) Mg(OH) + H
2 (l) 2(S) 2(g)

Natrium, magnesium, dan alumunium tergolong pereduksi kuat, tetapi berkurang dari natrium ke
alumunium. Daya pereduksi dari natrium, magnesium, dan alumunium dapat dibandingkan dari reaksi
unsur-unsur tersebut dengan air. Natrium bereaksi hebat dengan air (dengan mudan mereduksi air)
membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen.

Reaksi magnesium dengan air terhambat lapisan endapan magnesium hidrosida/ Mg(OH) yang menutupi 2

permukaan logam itu, karena magnesium hidroksida sukar larut dalam air. Alumunium sama sekali tidak
bereaksi dengan air tetapi bereaksi dengan uap air panas membentuk ( Al O ) dan gas hidrogen. 2 3

2Al + 3H O
(S) Al O + 3H2 (g) 2 3(S) 2(g)

D. sifat asam- basa hidroksida unsur periode ketiga


Hidroksida unsur periode ketiga dapat dinyatakan sebagai M(OH) , dengan M= unsur periode ketiga x

( kecuali argon ), dan x =nomor golongan. Hidroksida unsur periode ketiga terdiri atas NaOH, Mg(OH) , 2

Al(OH) , Si(OH) , P(OH) , S(OH) , dan Cl(OH) . Namun Si(OH) , P(OH) , S(OH) , dan Cl(OH) tidak stabil.
3 4 5 6 7 4 5 6 7

Hidroksida-hidroksida itu melepas satu, dua, atau tiga molekul air.

Si(OH) 4 SiO(OH) atau H SiO + H O


2 2 3 2

P(OH) 5 PO(OH) atau H PO +H O


3 3 4 2

S(OH) 6 SO (OH) atau H SO + 2H O


2 2 2 4 2

Cl(OH) 7 ClO OH atau HclO + 3H O


3 4 2

9
Sifat hidroksida unsur ketiga bergantung pada pebedaan keelektronegatifan dari unsur periodeketiga dan
oksigen. Jika perbedaan itu besar, maka ikatanM-O bersifat ionikdan hidroksida bersifat basa, dalam air
melepas ion OH . –

MOH M + OH + –

Sebaliknya, jika perbedaan itu kecil, maka ikatan ion M-O akan bersifat kovalen dan tidak dapat lagi
melepas ion OH . Oleh karena ikatan O-H bersifat polar, maka ikatan itu dapat mengalami hidrolisis,

sehingga melepas ion H dan larutannya bersifat asam.


+

MOH MO + H – +

Dari natrium ke klorin energi ionosasi bertambah. Oleh karena itu, sifat basa berkurang dan sifat asam
bertambah. Sifat asam – basa unsur periode ketiga dapat disimpulkan sbb:

 Sifat asam-basa hidroksida unsur periode ketiga


Rumus kimia NaOH Mg(OH)2 Al(OH)3 Si(OH)4 P(OH)5 S(OH)6 Cl(OH)7
hidroksida (H2SiO3) (H3PO4) (H2SO4) (HclO4)
Jenis ikatan Ionic ionik Ionik- kovalen Kovalen kovalen kovalen
kovalen
Sifat asam- Basa Basa kuat amfoter Asam Asam Asam Asam
basa kuat sangat lemah kuat sangat
lemah kuat

E. KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KE TIGA


1. Natrium (Na)
Kegunaan :
•Dipakai dalam pebuatan ester
•Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
•Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
•Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
•NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
•NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
•Memurnikan logam K, Rb, Cs
•NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
•Mereduksi lelehan KCl, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
•Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
2. Magnesium (Mg)
Kegunaan :
•Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
•Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
•Pemisah sulfur dari besi dan baja
•Dipakai pada lempeng yang digunakan di industry percetakan
•Untuk membuat lampu kilat
•Sebagai katalis reaksi organik

10
•Untuk antasid (Mg(OH)2) , pencahar (MgSO4) , bata tahan api (MgO) , tapal gigi dankosmetik
(MgCO3)
3. Alumunium (Al)
Kegunaan :
•Banyak dipakai dalam industri pesawat
•Untuk membuat konstruksi bangunan
•Dipakai pada berbagai macam aloi
•Untuk membuat magnet yang kuat
•Tawas sebagai penjernih air
•Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
•Membuat berbagai alat masak (Al 90% Mg 10%)
•Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll
4. Silikon (Si)
Kegunaan :
•Dipakai dalam pembuatan kaca (SiO2)
•Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
•Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
•Untuk membuat enamel
•Untuk membuat IC
•Tanah liat untuk membuat semen
•SiC untuk pemotong
5. Fosfor (P)
Kegunaan :
•Fosforus putih untuk pembuatan asam sulfat.
•Fosforus merah untuk korek api.
•Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amohpos, atau NPK di industri
pupuk
6. Sulfur (S)
Kegunaan :
•Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
•Digunakan dalam baterai
•Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
•Digunakan pada korek dan kembang api
•Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
•Elektrolit accu
•Tawas
•Pupuk ZA (NH4)SO4
•Gips MgSO4

11
•Obat pencahar / garam inggris
•Bahan vulkanisasi karet
•Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televise
7. Chlor (Cl)
Kegunaan :
•Dipakai pada proses pemurnian air
•Cl2 dipakai pada disinfectan
•KCl digunakan sebagai pupuk
•ZnCl2 digunakan sebagai solder dan NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
•Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
•Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
•Dipakai pada berbagai macam industri
•PVC, polimer viniklorida
•Klorat dan perklorat untuk bahan peledak dan roket
8. Argon (Ar)
Kegunaan :
•Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
•Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
•Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
•Untuk mendeteksi sumber air tanah
•Dipakai dalam roda mobil mewah
•Pembuatan silikon
•Lampu bohlam (pink dan biru)
F. BAHAYA UNSUR UNSUR PERIODE KE TIGA
1. Natrium (Na)
jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika terjadi kontak
dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan membentuk dan mulai larut
melalui kulit.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang sangat besar
mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan dapat membutakan
mata.
3. Alumunium (Al)
Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika dipanaskan ,
dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan menyebabkan pemanasan global.
4. Silikon (Si)
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan bentuk wajah
dan melumpuhkan beberapa otot wajah.

5. Fosfor (P)
Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan terjadinya limbah
radioaktif.

12
6. Sulfur (S)
Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian, sedangkan dalam
bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
7. Chlor (Cl)
Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan bentuk cairnya
bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada
konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
8. Argon (Ar)
Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena udara yang
mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.

2. Periode Keempat
A. KOMPONEN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik. Unsur
transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh
(kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
1. Skandium
Skandium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Sc dan nomor
atom 21. Skandium berupa logam transisi yang lembut dan warnanya putih keperakan, merupakan
mineral yang langka dari Skandinavia dan kadang-kadang diklasifikasikan
bersama yttrium dan lantanida sebagai elemen mineral langka. (Anonim, 2014)
2. Titanium
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan nomor atom 22.
Dia merupakan logam transisi yang ringan, kuat, berkilau, tahan korosi (termasuk tahan terhadap air
laut dan klorin dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan
(terutama dengan besi dan aluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida,
digunakan dalam pigmen putih. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit, yang tersebar luas di
seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop alami dari unsur ini; Ti-46 sampai Ti-50 dengan
Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%). Sifat Titanium mirip dengan zirkonium secara kimia
maupun fisika. (Anonim, 2014)
3. Vanadium
Vanadium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang V dan nomor
atom 23. Salah satu senyawa yang mengandung vanadium antara lain vanadium pentaoksida
(V2O5).Vanadium juga merupakan Logam mulia yang cukup keras, Logam ini hanya bisa ditemukan di
tempat-tempat tertentu,dan Jarang Ditemukan Di toko perhiasan. (Anonim, 2014)

13
4. Kromium
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor
atom 24.
Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada
manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan
kromium (chromium deficiency).
Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat
ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen
kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang
dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih. Perpaduan Kromium dengan besi dan
nikel menghasilkan baja tahan karat. (Anonim, 2014)
5. Mangan
Mangan bernomor atom 25. Mangan relatif melimpah di alam (0,1% kulit bumi). Salah satu sumber
mangan adalah batuan yang terdapat di dasar lautan dinamakan pirolusit. Suatu batuan yang mengandung
campuran mangan dan oksida besi. (Fitrya, Dina, 2013)
6. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam
penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
· Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar
· Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
· Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian
karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.
Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan
tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. (Anonim, 2014)

7. Kobalt
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27.
Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari
peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak yang keras dan berkilau. Ketersediaan: unsur
kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai,
dan kawat. (Anonim, 2014)
8. Nikel
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28.
Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan
dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel,

14
krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan
dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
(Anonim, 2014)
9. Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29.
Lambangnya berasal dari bahasa Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang
baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak,
dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk
membuat perunggu. Logam ini dan aloinya (campuran) telah digunakan selama empat hari. Di era Roma,
tembaga umumnya ditambang di Siprus, yang juga asal dari nama logam ini (сyprium, logam Siprus),
nantinya disingkat jadi сuprum). Ikatan dari logam ini biasanya dinamai dengan tembaga(II).
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, dimana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah
sebagai agen anti bakteri, fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka tembaga
akan bersifat racun, tapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting bagi kehidupan
manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan di bagian hati, otak,
usus, jantung, dan ginjal. (Anonim, 2014)
10. Seng
Seng (bahasa Belanda: zink), zink, atau timah sari adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn,
bernomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur
paling melimpah ke-24 di kerak bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak
ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10
SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala
logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16.
Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih"
ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai
penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil
menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada
baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di
laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua miliar orang
di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan
banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, memengaruhi
pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar
800.000 anak-anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah
lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang
digunakan sebagai bahan bangunan. (Anonim, 2014)

15
B. SIFAT UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Sifat Fisik
Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik khas yang berbeda dengan sifat unsur utama. Berikut
merupakan sifat fisik dari unsur transisi periode keempat.
a. Sifat Logam
Tabel 2.1 sifat logam unsur transisi periode keempat

Unsur Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Jari-jari atom 0,16 0,15 0,14 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13
(nm)

Titik leleh (0C) 1540 1680 1900 1890 1240 1540 1500 1450 1080 420

Titik didih (0 C) 2370 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910

Kerapatan (g/cm3) 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1

E ionisasi I 6,30 660 650 6500 720 760 760 740 750 910
(kJ/mol)

E ionisasi II 1240 1310 1410 1590 1510 1560 1640 1750 1960 1700
(kJ/mol)

E ionisasi III 2390 2650 2870 2990 3260 2960 3230 3390 3560 3800
(kJ/mol)

E0 red M2+ (aq) - - -1,2 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 0,25 +0,34 0,76

E0 red M3+ (aq) -2,1 -1,2 -0,-86 -0,74 -0,28 -0,04 +0,44 - - -

Kekerasan (skala - - - 9,0 5,0 4,5 - - 3,0 2,5


mohs)

(Masghon, Aminah, 2012)


b. Sifat Kemagnetan
Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur-unsur transisi
bersifat paramagnetic (dapat ditarik oleh medan magnet) seperti : Sc, Ti, V, Cr dan Mn. Makin banyak
electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula sifat paramagnetknya. Unsur yang memiliki
elektron berpasangan (Zn dan Cu) bersifat diamagnetic (tidak tertarik oleh medan magnet. Unsur Fe, Co,
Ni bersifat Ferromagnetic meski logam ini dijauhi medan magnet, tetapi induksi magnet logam ini
tidak hilang. (Fitrya, Dina, 2013)
c. Warna Senyawa
Senyawa unsur transisi (kecuali scandium dan seng), memberikan bermacam warna baik padatan maupun
larutannya. Warna senyawa dari unsure transisi juga berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang

16
terisi tidak penuh. Peralihan electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan
bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi. Senyawa dari Sc3+ dan
Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena
subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga tidak terjadi peralihan elektron. (Fitrya, Dina, 2013)
2. Sifat Kimia
a. Tingkat Oksidasi
Kecuali Sc dan Zn, unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai beberapa tingkat oksidasi. Senyawa-
senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan
oksidasi lebih dari satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi
ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan
utama. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat dikenali.
Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan
keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan
konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, akan
berbilangan oksidasi maksimum +7. (Fitrya, Dina, 2013)
Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-
1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6.
Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal Co, Nikel Ni, tembaga Cu dan
zink Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n–1)d dan ns-nya. Di
antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan oksidasi semakin
penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih besar. (Fitrya, Dina, 2013)
b. Ion Kompleks
Ion pusat berfungsi sebagai akseptor pasangan elektron (asam lewis), sedangkan ligan berfungsi
sebagai donor pasangan elektron (basa lewis). Dengan demikian ion kompleks dapat terbentuk jika
terjadi ikatan antara ion pusat yang memiliki orbital kosong dan ligan yang memiliki pasangan
elektron bebas. Jika ligan menyumbangkan sepasang elektron disebut ligan unidentat, jika ligan
menyumbangkan dua pasang elektron disebut ligan bidentat, dan jika ligan menyumbangkan lebih dari
satu atau dua pasang elektron disebut ligan polidentat. Berikut adalah istilah yang terdapat dalam ion
kompleks.
· Ion Pusat
Adalah asam lewis sebagai ekseptor (penerima) elektron dari ligan. Ion pusat adalah kation dan biasanya
ion logam transisi.
· Bilangan Koordinasi
Adalah jumlah donor atom yang terikat pada ion pusat / menyatakan jumlah ligan, dimana bilangan
koordinasi suatu ion pusat sama dengan dua kali bilangan oksidasinya.
· Ligan
Adalah basa lewis yang memiliki pasangan elektron bebas atau memiliki pasangan elektron π (donor
sepasang elektron kepada ion pusat). Berikut ini adalah tabel beberapa jenis ligan beserta muatannya.
Tabel 2.2 Daftar ligan ion kompleks

17
Ligan Nama Muatan Ligan Nama Muatan

H2O Akuo / A qua - H- Hidro / Hidrido -1

NH3 Amina / Amin / Azana - OH- Hidrokso -1

H2S Sulfan - RO- Alkoksi -1

H2Te Telan - C6H5O- Fenoksi -1

CO Karbonil - CN- Siano -1

CS Tiokarbonil - ONO- Nitrito -1

NO Nitrosil - NO2- Nitro -1

NO2 Nitril - ONO2- Nitrato -1

NS Tionitrosil - OSO22- Sulfito -2

SO Sulfinil / Tionil - OSO32- Sulfato -2

SO2 Sulfonil / Sulfuril - S2O32- Tiosulfato -2

NH2- Amido -1 OCN- Sianato -1

NH2- Imido -2 NCO- Isosianato -1

N(CH3)2- Dimetilamido -1 SCN- Tiosianato -1

N3- Nitrido -3 NCS- Isotiosianato -1

N3- Azido -1 CH3COO- Asetato -1

S2- Tio/Tiokso/Sulfido -2 CO32- Karbonato -2

O3- Ozonido -1 C2O42- Oksalato -2

F- Floro -1 H- Hidro / Hidrido -1

Cl- Kloro -1 OH- Hidrokso -1

Br- Bromo -1 RO- Alkoksi -1

I- Iodo -1 C6H5O- Fenoksi -1

O2- Okso / Oksido -2 CN- Siano -1

O22- Perokso -2 ONO- Nitrito -1

Se2- Selenokso / Selenido -2 NO2- Nitro -1

Te2- Telurokso / Telurido -2 ONO2- Nitrato -1

SH- Merkapto / Sulfanido -1

(Susilowati, Endang, 2009)

18
· Muatan Ion kompleks
Muatan ion pusat ditambah dengan muatan ligan-ligannya. Contohnya ion kompleks yang terdiri atas ion
pusat Al3+, empat ligan H2O dan dua ligan OH- memiliki muatan : (+3) + (4 x 0) + (2 x -1) = +1 ,
sehingga ion kompleks dapat ditulis : [Al(H2O)4(OH)2]+
· Tata Nama Ion Kompleks
Ligan + Ion Pusat , artinya ligan ditulis terlebih dahulu kemudian diikuti oleh ion pusat.
Aturan Penamaan Ligan :
1. Jika terdapat jumlah ligan lebih dari satu (jenis ligan sama), maka penulisan ligan diawali dengan
kata :
2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa
2. Jika terdapat jenis ligan lebih dari satu, maka penulisannya mengikuti abjad. Tetapi biasanya ligan
netral ditulis terlebih dahulu kemudian ligan anion.
Aturan Penamaan Ion Pusat :
1. Jika ion kompleks bermuatan positif (ion kompleks yang terbentuk adalah kation), maka penamaan
ion pusat menggunakan nama Bahasa Indonesia kemudian diikuti dengan biloksnya yang ditulis dalam
angka romawi di dalam kurung.
2. Jika ion kompleks bermuatan negatif (ion kompleks yang terbentuk adalah anion), maka penamaan
ion pusat menggunakan nama Bahasa Latin ditambah akhiran -at kemudian diikuti dengan biloksnya yang
ditulis dalam angka romawi di dalam kurung. (Susilowati, Endang, 2009)
Tabel 2.3 Daftar unsur aturan penamaan ion kompleks anion dan kation

Unsur Kation Anion

Al Aluminum Aluminat

Ag Perak Argentat

Cr Krom Kromat

Co Kobalt Kobaltat

Cu Tembaga Kuprat

Ni Nikel Nikelat

Zn Seng Zinkat

Fe Besi Ferrat

Mn Mangan Manganat

Pb Timbal Plumbat

Au Emas Aurat

19
Sn Timah Stannat

(Krisbiyantoro, Adi, 2009)


Contoh :
Ion kompleks positif
[Cr(HN3)4Cl2]+
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 6
Ligan : 1) NH3 sebanyak 4 = tetraamin
2) Cl- sebanyak 2 = dikloro
Penamaan : tetraamindiklorokrom(III)
Ion kompleks negatif
[Cr(CN)4]-
Atom pusat : Cr3+ = Krom (III)
Bilangan koordinasi : 4
Ligan : 1) CN sebanyak 4 = tetrasiano
Penamaan : tetrasianokromat(III)
· Geometri Ion Kompleks
Ikatan Yang terjadi adalah ikatan koordinasi. Bentuk Geometri pada ion kompleks Berdasarkan teori
VSEPR (teori tolakan pasangan elektron valensi) dengan ketentuan :
1. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 2 memiliki bentuk geometri linear
2. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri tetrahedral
3. Ion kompleks memiliki bilangan koordinasi 4 memiliki bentuk geometri oktahedral. (Susilowati,
Endang, 2009)

C. SUMBER UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT DI ALAM


Logam golongan transisi periode keempat terdapat dialam dalam bentuk mineral. Dimana mineral
adalah Suatu Zat Yang Terdapat Dalam Alam Dengan Komposisi Kimia Yang Khas Dan Biasanya
Mempunyai Struktur Kristal Yang Jelas, Yang Kadang-Kadang Dapat Menjelma Dalam Bentuk
Geometris Tertentu. (Anonim, 2014)

20
D. PENGOLAHAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Pengolahan Unsur Skandium
Kebanyakan skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium. Skandium metal pertama kali diproses pada tahun 1937 oleh Fischer, Brunger dan
Grienelaus yang mengelektrolisis cairan eutectic kalium, litium dan skandium klorida pata suhu 700 dan
800 derajat Celcius. (Fitrya, Dina, 2013)
2. Pengolahan Unsur Titanium
Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry
pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium
dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat
(mempunyai kerapatan yang tinggi).
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO2 menjadi
TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut :
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) => TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) => Ti(s) + 2MgCl2(g)
Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl2. Keduanya
kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan
dicampur dengan logam lain sebelum digunakan. (Fitrya, Dina, 2013)
3. Pengolahan Unsur Vanadium
Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium
dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium.
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi campuran silicon dan besi.
SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO3(l). reaksinya sebagai berikut.
2 V205(s) + 5Si(s) => { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)
SiO2(s) + CaO(s) => CaSiO3
Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO3. (Fitrya, Dina, 2013)
4. Pengolahan Unsur Kromium
Krom merupakan salah satu logam yang terpenting dalam industri logam dari bijih krom utama yaitu
kromit, Fe(CrO2)2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(CrO2)2(s) +4C(s) => Fe(s)+2Cr(s) + 4CO(g)
Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja. (Fitrya, Dina, 2013)
5. Pengolahan Unsur Mangan

21
Logam mangan diperoleh dengan (1) Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminium
atau dengan proses elektrolisis dan (2) Proses aluminothermy dari senyawa MnO2. (Fitrya, Dina, 2013)
6. Pengolahan Unsur Besi
Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi
sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja.Peleburan
besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya
sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi
dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C
4Fe + 3CO2. (Fitrya, Dina, 2013)
1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO2 dan panas. Gas CO2 yang naik C
menjadi gas CO.
C + O2 → CO2
CO2 + C → 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO → 3Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi (1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 → CaO + CO2
CaO + SiO2 → CaSiO3 kerak
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian
dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C
mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses
lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

4. Proses Pembuatan Baja


Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3
cara :

22
a. Proses Bessemer
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas
sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam
dihentikan lalu dituang dan dicetak.
b. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi
dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2.
dengan demikian kadar C berkurang.
c. Dengan dapur listrik
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran
dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu. (Fitrya, Dina, 2013)
7. Pengolahan Unsur Kobalt
Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi
dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut :
Pemanggangan :
CoAs (s) → Co2O3(s) + As2O3(s)
Co2O3(s) + 6HCl → 2 CoCl3(aq) + 3 H2O(l)
Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S
Bi2O3(s) + 3 H2S(g) → Bi2S3 (aq) + 3 H2O(l)
PbO(s) + H2S(g) → PbS(s) + H2O(l)
Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan
penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3. Selanjutnya
CoCO3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi :
Co2O3 (s) + H2(g) → 2 CO(s) + 3 H2O (g)
Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co. (Fitrya, Dina,
2013)
8. Pengolahan Unsur Nikel
Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel
di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:
Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari
bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.
Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian
nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan
matte dan terak

23
Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi
di atas 75 persen.
Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang
siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. (Fitrya, Dina, 2013)
9. Pengolahan Tembaga
Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga.
Reaksi proses pengolahannya adalah :
2 CuFeS2(s) + 4 O2 800 0 C → Cu2S(l) + 2 FeO (s) + 3 SO2 (g)
FeO(s) + SiO2 (s) 14000C → FeSiO3 (l)
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut:
2 Cu2S(l) + 3 O2 (g) → 2 Cu2O(l) + 2 SO2(g)
2 Cu2O(l) + Cu2S(s) → 6 Cu(l) + SO2 (g)
3 Cu2S(l) + 3 O2 → 6 Cu(l) + 3 SO2(g)
Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini
disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung
gelembung gas SO2 bebas.
Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit
CuSO4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai
electrode positif (anode) adalah tembaga blister. (Fitrya, Dina, 2013)
10. Pengolahan Zink
Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-
bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang
menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih
seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat)
dan franklinite (zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya
adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan
arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi. (Fitrya, Dina, 2013)
E. KEGUNAAN UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
1. Kegunaan Titanium
· Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik
1. Rapatannya rendah (logam ringan)
2. Kekuatasn struktrurnya tinggi
3. Tahan panas
4. Tahan terhadap korosi
· Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic

24
· Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik
2. Kegunaan Vanadium
Banyak digunakan dalam industry-industri,
· Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per
mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi
· Untuk membuat logam campuran
3. Kegunaan Kromium
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry
· Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan
permukaanya tetap mengkilap.
· Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam
· Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya
digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.
4. Kegunaan Mangan
· Untuk produksi baja
· Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi
· Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1.
5. Kegunaan Besi
· Membuat baja
· Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit,
paku, mesin, dan sebagainya.
6. Kegunaan kobalt
· Sebagai aloi
· Larutan Co2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system
peramalan cuaca
7. Kegunaan Nikel
· Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik
· Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat
· Pelapis besi (pernekel)
· Sebagai katalis
8. Kegunaan Tembaga
· Bahan kabel listrik

25
· Bahan uang logam
· Untuk bahan mesin tenaga uap
· Dan untuk aloi
9. Kegunaan Zink
· Bahan cat putih
· Pelapis lampu TL
· Layar TV dan monitor computer
· Campuran logam dengan metal lain
(Masghon, Aminah, 2012)
9. Kegunaan Skandium
· Digunakan pada berbagai perkakas seperti televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi, dan
kacamata.
· Memproduksi catalyser serta untuk memoles kaca.
· Untuk membuat paduan aluminium-skandium yang digunakan oleh industri kedirgantaraan dan
peralatan olahraga (sepeda, tongkat bisbol, dll) yang membutuhkan material kinerja tinggi. (anonim,
2014)

F. BAHAYA UNSUR UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT


Pada dasarnya dampak dari unsur transisi disebabkan adanya pemanfaatan unsur transisi. Jadi selain
bermanfaat ternyata juga menimbulkan masalah lingkungan. Adapun dampak negatif dari pemanfaatan
unsur transisi antara lain, sebagai berikut.

1. Limbah Fe
Pada pengolahan logam besi, jika limbahnya dibuang ke sungai dapat menyebabkan pertumbuhan
fitoplankton yang tidak terkendali. Hal ini menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam air sehingga
akan mengganggu pertumbuhan ikan dan hewan air lainnya.

2. Cr dalam penyamakan kulit


Krom digunakan dalam penyamakan kulit untuk mencegah mengerutnya bahan sewaktu pencucian.
Krom ini sangat beracun dan menyebabkan kanker.

3. Mn dalam pengelasan dan pembuatan baja


Pada pengelasan dan pembuatan baja dengan logam Mn akan dihasilkan suatu asap dalam jumlah yang
banyak. Asap ini bersifat racun dan dapat mengganggu sistem saraf pusat.

4. Cu
Pada penambangan tembaga, akan terbuang pasir sisa yang masih mengandung logam Cu. Jika pasir
sisa ini dibuang ke perairan maka akan membahayakan organisme-organisme di perairan tersebut.

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Unsur-unsur dalam satu periode tidaklah mempunyai sifat-sifat yang mirip, tetapi sifat-sifatnya
berubah secara beraturan. Perubahan sifat unsur-unsur dalam satu periode dapat dilihat pada
unsur-unsur periode ketiga.
2. titik cair dan titikdidih unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat secara bertahap
dan mencapai puncaknyapada Golongan IVA(silikon), kemudian secara drastis pada golongan
VA(fosforus).
3. Secara umum energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan meningkat. Akan tetapi
energi ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg dan energi ionisasi S lebih rendah dari P.

4. Daya pereduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan, sedangkan sebaliknya
daya pengoksidasinya bertambah.

5. Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam sistem periodik
dimana terdiri atas Skandium, Titaniun, Vanadium, Krom, mangan, Besi, Kobalt, Nikel,
Tembaga, dan Seng.
6. Unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisik maupun sifat kimia diantaranya sifat
kelogaman, kemagnetan, warna, bilangan oksidasi dan ion kompleks.
7. Unsur trasisi periode keempat dapat diperoleh dengan berbagai cara pengolahan misalnya :
Skandium sekarang ini diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi pemurnian
uranium
8. Unsur trasisi periode keempat memiliki banyak manfaat dalam kehidupan seperti Pembuatan aloi,
electrode baterai, keramik, bahan kontruksi, bahan pemutih kertas, kaca, kosmetik, logam
campuran, baja, badan pesawat, layar TV dan monitor computer, pelapis lampu TL, bahan cat
putih, bahan uang logam, untuk bahan mesin tenaga uap, bahan kabel listrik, katalis, catalyser
serta untuk memoles kaca, untuk penyepuhan, televisi warna, lampu neon, lampu hemat energi,
dan kacamata, pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku,
mesin
B. SARAN
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan periode ke empat dalam kehidupan
sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode ketiga dan periode
keempat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.
C. PENUTUP
Demikian makalah yang kami buat Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
khususnya kita semua. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

27
Daftar Pustaka
Sutresna, nana, dkk. 2016.Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Kimia kelas XII. Bandung : Grafindo
http://www.nafiun.com/2013/08/kelimpahan-pembuatan-kegunaan-unsur-transisi-dampak-negatif-
bahaya.html
http://khairanidinda.blogspot.com/2014/12/makalah-unsur-periode-ke-iv.html
https://opiindri6.wordpress.com/2014/12/10/makalah-kimia-unsur-periode-tiga/
http://damaryana21.blogspot.com/2018/11/contoh-makalah-tentang-unsur-periode-3.html
https://mikyalaky.blogspot.com/2014/11/makalah-kimia-unsur-peride-3.html
http://noviendahdewisartika.blogspot.com/2013/12/makalah-unsur-periode-ketiga.html
http://imaabelajarlagi.blogspot.com/2013/05/unsur-periode-ketiga_6787.html
http://nettihariani.blogspot.com/2008/07/unsur-unsur-periode-ketiga-unsur-unsur.html
http://tulisan-fikiran.blogspot.com/2010/11/kegunaan-unsur-periode-3.html
https://mikyalaky.blogspot.com/2014/11/makalah-kimia-unsur-peride-3.html
Anonim, (2014), Besi, http://id.wikipedia.org/wiki/Besi
Anonim, (2014), Daftar Mineral, http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_mineral
Anonim, (2014), Kobalt, http://id.wikipedia.org/wiki/Kobalt
Anonim, (2014), Kromium, http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium
Anonim, (2014), Mangan, http://id.wikipedia.org/wiki/Mangan
Anonim, (2014), Nikel, http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel
Anonim, (2014), Seng, http://id.wikipedia.org/wiki/Seng
Anonim, (2014), Skandium (Sc) : Fakta, Sifat, Kegunaan & Efek
Kesehatan, http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/
Anonim, (2014), Skandium, http://id.wikipedia.org/wiki/Skandium
Anonim, (2014), Tembaga, http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
Anonim, (2014), Titanium, http://id.wikipedia.org/wiki/Titanium
Anonim, (2014), Vanadium, http://id.wikipedia.org/wiki/Vanadium
Arianto, Aris, (2014), Kimia Unsur, http://arisarianto.files.wordpress.com/2013/09/untuk-blog-kimia-
unsur.pdf
Fitrya, Dina, (2013), Unsur Transisi Periode
Keempat, http://dinafitrya.blogspot.com/2013/10/unsurtransisi-periode-keempat-unsur.html
Krisbiyantoro, Adi, (2009), Buku Sakti Kimia SMA, PT. Buku Kita, Jakarta

28
Masghon, Aminah, (2012), Kimia Golongan Unsur Transisi Periode
Keempat, http://aminahhareem.blogspot.com/
Muchtaridi, Sandri Justiana, (2007), Kimia 3, Yudistira, Jakarta
Susilowati, Endang, (2009), Theory and Application of Chemistry 3, Tiga Serangkai, Solo
Sunardi. 2009. Makala Unsur Periode ke3.
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
Purba, Michael. 2007. Unsur-unsur Periode ke3
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.

29

Anda mungkin juga menyukai