Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Semua bahan
yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun atas unsur-unsur
kimia, baik sebagai unsur bebas maupun dalam bentuk senyawa. Misalnya
vaksin Covid-19 yang bernama Sinovac. Vaksin ini mengandung aluminium
hidroksida yang berfungsi meningkatkan kemampuan vaksin tersebut.
Penggunaan unsur maupun senyawa didasarkan pada sifat-sifat dan
karakteristiknya masing-masing.
Sampai saat ini sudah dikenal sekitar 118 unsur sistem periodik unsur.
Unsur-unsur tersebut dapat ditemukan secara alami di alam maupun dibuat di
laboratorium (unsur buatan).
Unsur-unsur tersebut dikelompokan berdasarkan kesamaan sifatnya ke
dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan
B (golongan transisi). Unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu unsur logam, semilogam, dan non logam. Pada makalah ini, kami
akan membahas tentang “Unsur-Unsur Periode Ketiga dan Unsur-Unsur
Golongan Transisi Periode Keempat”.
Beberapa unsur maupun senyawa kimia banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur
kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia,
baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan
logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur
kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan
menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

1
Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat memahami dan
mengetahui tentang kimia unsur, mulai dari unsur atau senyawa yang
termasuk periode ketiga dan golongan transisi periode keempat, sifat-sifat
golongan periode ketiga dan golongan transisi periode keempat, pembuatan,
kegunaan, serta dampak penggunaan unsur-unsur golongan periode ketiga dan
golongan transisi periode keempat.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa yang dimaksud dengan kimia unsur?
b) Apa saja termasuk unsur-unsur periode ketiga dan golongan transisi
periode keempat?
c) Bagaimana sifat dari masing-masing unsur ataupun senyawa kimia
periode ketiga dan golongan transisi periode keempat?
d) Bagaimana cara memperoleh unsur-unsur periode ketiga dan golongan
transisi periode keempat dari alam?
e) Bagaimana pembuatan unsur-unsur golongan periode ketiga dan
golongan transisi periode keempat?
f) Apa saja kegunaan unsur-unsur golongan periode ketiga dan golongan
transisi periode keempat?
g) Bagaimana dampak penggunaan unsur-unsur golongan periode ketiga
dan golongan transisi periode keempat?

1.3 Tujuan
a) Mengetahui apa yang dimaksud dengan kimia unsur
b) Mengetahui apa saja yang termasuk unsur-unsur golongan periode
ketiga dan golongan transisi periode keempat
c) Mengetahui sifat dari masing-masing unsur ataupun senyawa kimia
golongan periode ketiga dan golongan transisi periode keempat
d) Mengetahui cara memperoleh unsur-unsur periode ketiga dan golongan
transisi periode keempat dari alam

2
e) Mengetahui cara pembuatan unsur-unsur golongan periode ketiga dan
golongan transisi periode keempat
f) Mengetahui kegunaan unsur-unsur golongan periode ketiga dan
golongan transisi periode keempat
g) Mengetahui dampak penggunaan unsur-unsur golongan periode ketiga
dan golongan transisi periode keempat

1.4 Metode Penulisan


Studi Pustaka
Penulis browsing internet, panduan yang berkaitan dengan kimia unsur,
dalam bentuk unsur maupun senyawanya yang dapat digunakan sebagai buku
acuan untuk menyusun makalah ini.

1.5 Sistematika Penulisan


1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
5. BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kimia Unsur dan Sistem Periodik Unsur
2.2 Unsur-Unsur Periode Ketiga
A. Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga
B. Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
C. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan
Unsur-Unsur Periode Ketiga
2.3 Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Keempat
A. Kelimpahan Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat

3
B. Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Keempat
C. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur Golongan
Transisi Periode Keempat
6. BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan Saran
7. DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kimia Unsur dan Sistem Periodik Unsur


Kimia Unsur adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari sifat fisis dan
sifat kimia unsur. Sistem periodik unsur modern sampai tahun 2011 terdiri
atas 118 unsur, 98 diantaranya ditemukan secara alami, dan 20 lainnya
disintesis di laboratorium.

Gambar 1.1 Tabel periodik unsur kimia

2.2 Unsur-Unsur Periode Ketiga


Unsur periode ketiga meliputi natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium
(Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (Cl) dan argon (Ar). Di alam
unsur periode ketiga ditemukan dalam bentuk mineral, kecuali belerang (S)
(dalam bentuk unsur bebas dan senyawa) serta argon (Ar) (dalam unsur
bebas). Unsur-unsur tersebut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
baik sebagai unsur bebas maupun dalam bentuk senyawanya. Misal, senyawa
silikon karbida (SiC) yang bersifat kuat dan tahan panas sehingga digunakan
pada tungku listrik.
A. Kelimpahan Unsur-Unsur Periode Ketiga

5
Beberapa senyawa mineral unsur tersebut dapat dicermati dalam
tabel berikut.
No. Unsur Mineral
1. Natrium NaCl dan kriolit (Na3AlF6)
Dolomit (CaCO3•MgCO3), karnalit
2. Magnesium
(KCl•MgCl•6H2O), MgSO4, dan MgO
3. Aluminium Al2SiO5, Na3AlF6, dan Al2O3
KALSi3O8, kaolin, albit (Na2O•Al2O3•6SiO2), dan
4. Silikon
SiO2
5. Fosfor Ca3(PO4)2, mineral apatit, tulang, dan putih telur
S8, senyawa sulfida (PbS, ZnS, CuS, FeS), CaSO4,
6. Belerang
dan BaSO4
7. Klor NaCl, Cl2, dan senyawa ion
Kelimpahan unsur natrium, magnesium, aluminium, silikon,
fosfor, belerang, dan klor di alam berturut-turut adalah 2,63%; 1,93%;
7,5%; 25,7%; 0,11%; 0,06%; dan 0,19%. Sementara itu, argon
berwujud gas yang dihasilkan dari gunung api. Kelimpahan unsur
argon di udara sebesar 0,93%.
B. Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
Sifat-sifat unsur periode ketiga meliputi sifat logam dan non
logam, sifat keperiodikan, sifat reduktor dan oksidator, sifat konduktor
listrik, serta sifat asam-basa.
1. Sifat Logam Dan Non Logam Unsur-Unsur Periode Ketiga
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam makin
berkurang. Oleh karena itu, unsur-unsur periode ketiga dikelompokkan
menjadi 3 sebagai berikut.
a) Kelompok unsur logam: Na, Mg, dan Al.
b) Kelompok unsur semilogam: Si.
c) Kelompok unsur nonlogam: P,S,Cl, dan Ar.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke
kanan disebabkan oleh harga keelektronegatifannya makin besar

6
sehingga makin sukar membentuk ion positif. Pada kenyataannya,
unsur logam cenderung membentuk ion positif. Itulah sebabnya, sifat
logamnya makin ke kanan makin berkurang.
2. Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom,
energi ionisasi, keelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih. Harga
setiap sifat periodik tersebut ditampilkan dalam tabel berikut.
No. Sifat Keperiodikan Na Mg Al Si P S Cl Ar
1. Jari-jari atom (pm) 157 136 125 177 110 104 99 -
Energi ionisasi pertama
2. 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
(kJ mol-1)
Keelektronegatifan _
3. 1.00 1.25 1.45 1.75 2.05 2.45 2.85
(skala pauling)
4. Titik leleh (°C) 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189
5. Titik didih (°C) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186
Sifat keperiodikan unsur periode ketiga sebagai berikut.
1. Jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil.
Unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan memiliki
jumlah proton dan elektron makin banyak. Hal ini
mengakibatkan gaya tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron-elektronnya makin kuat. Oleh karena itu, jari-jari atom
unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan makin kecil,
meskipun kulit elektronnya sama-sama tiga.
2. Energi ionisasi dari kiri ke kanan makin besar.

Gambar 1.2 Grafik energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga

7
Energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom.
Pada umumnya makin kecil jari-jari atom suatu unsur, energi
ionisasinya makin besar. Namun, energi ionisasi juga
dipengaruhi oleh struktur elektron dalam orbital-orbital
terluarnya. Oleh karena itu, ada sedikit penyimpangan energi
ionisasi unsur-unsur pada periode ketiga ini. Energi ionisasi
Mg lebih besar daripada Al, dan energi ionisasi P lebih besar
daripada S. Penyimpangan ini dikarenakan atom Mg memiliki
orbital 3s penuh dan atom P memiliki orbital-orbital 3p
setengah penuh. Konfigurasi elektron seperti ini relatif stabil
sehingga lebih sukar melepaskan elektron.
3. Keelektronegatifan
Dari kiri ke kanan pada sistem tabel periodik unsur,
keelektronegatifan cenderung makin besar, kecuali argon tidak
mempunyai keelektronegatifan.

Gambar 1.3 Grafik keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga

Keelektonegatifan unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke


kanan makin besar. Oleh sebab itu, kemampuan atom untuk
menarik elektron dari atom lain untuk memenuhi kaidah oktet
makin bertambah. Unsur pada periode ketiga yang
keelektronegatifannya terbesar adalah klor, sedangkan argon
tidak mempunyai keelektronegatifan karena merupakan gas
mulia dan struktur elektronnya sudah stabil.
4. Titik Didih dan Titik Leleh

8
Gambar 1.4 Grafik titik leleh unsur-unsur periode ketiga

Gambar 1.5 Grafik titik didih unsur-unsur periode ketiga

Titik leleh dan titik didih cenderung naik dari natrium


hingga unsur silikon. Setelah itu, titik didih dan titik leleh
cenderung menurun.
Unsur silikon mempunyai titik didih dan titik leleh paling
tinggi di antara unsur-unsur periode ketiga lainnya. Faktor
penyebabnya adalah atom-atom dalam silikon mampu
membentuk jaringan tiga dimensi menggunakan empat buah
ikatan kovalen sehingga terbentuk struktur kovalen raksasa.
Oleh karena itu, untuk melelehkan silikon diperlukan banyak
energi guna memutuskan ikatan-ikatan kovalen tersebut.
C. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-Unsur
Periode Ketiga

9
Selain memiliki sifat yang khas, setiap unsur periode ketiga dibuat
dengan cara yang berbeda-beda serta memiliki kegunaan dan dampak
negatif yang berbeda-beda pula.
1. Natrium (Na)
a) Pembuatan Logam Natrium
Garam natrium klorida merupakan sumber utama untuk
memperoleh logam natrium. Logam natrium yang berasal
dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis.
Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk
lelehannya dengan elektrode karbon. Sementara itu, NaCl
sendiri dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam
natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Selain dari garam NaCl, logam natrium juga dapat
diperoleh dari oksidanya seperti Na2O atau dari mineral
kriolit (Na3AlF6).
b) Kegunaan Natrium
 Berdasarkan sifat reduktornya, logam natrium
digunakan untuk mereduksi lelehan KCl. Proses
reduksi ini bertujuan memperoleh logam kalium.
 Logam natrium direaksikan dengan gas asetilena
untuk membentuk natrium karbida (Na2C2).
c) Dampak Penggunaan Logam Natrium
Meskipun natrium merupakan mineral yang penting
bagi tubuh, terlalu banyak mengonsumsi natrium dapat
merusak ginjal dan meningkatkan tekanan darah sehingga
memicu hipertensi. Selain itu, natrium hidroksida dapat
mengiritasi kulit mata, hidung, dan tenggorokan. Akibat
yang paling parah dari natrium hidroksida antara lain sulit
bernapas, batuk, bronkitis, kerusakan kulit, dan kehilangan
penglihatan.

10
2. Magnesium (Mg)
a) Pembuatan Logam Magnesium
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara
mengelektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode karbon.
Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut.
MgCl2(l) → Mg2+(l) + 2Cl-(l)
Katode : Mg2+(l) + 2e- → Mg(s)
Anode : 2Cl-(l) → Cl2(g) + 2e- +
Reaksi : MgCl2(l) → Mg(s) + Cl2(g)
b) Kegunaan Logam Magnesium
Logam magnesium digunakan membuat paduan logam
atau aloi (lakur). Beberapa logam yang banyak digunakan
untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan
Mn. Logam paduan magnesium bersifat ringan, tetapi keras dan
kuat serta tahan terhadap korosi.
c) Dampak Penggunaan Magnesium
Mengonsumsi suplemen magnesium secara berlebihan
dapat memicu kelemahan otot, lesu, dan kebingungan. Paparan
uap magnesium oksida hasil pembakaran, pengelasan atau
pencairan logam dapat mengakibatkan berbagai keluhan,
seperti demam, menggigil, mual, muntah, dan nyeri otot.
Serbuk magnesium yang tercampur udara juga dapat
mengakibatkan ledakan.
3. Aluminium (Al)
a) Pembuatan Aluminium
 Proses Bayer
Proses bayer merupakan proses pemurnian bijih
bauksit untuk memperoleh aluminium oksida (alumina).
 Proses Hall-Heroult

11
Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan
aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium
murni.
b) Kegunaan Logam Aluminium
 Digunakan di industri pesawat terbang karena
aluminium bersifat ringan.
 Sebagai katalis pada industri plastik.
 Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam
seperti MnO2 dan CrO3.
 Sebagai termit yaitu campuran antara serbuk aluminium
dengan oksida besi, digunakan untuk mengelas baja.
 Garam sulfatnya (Al2(SO4)3•17H2O) digunakan dalam
proses pewarnaan di industri tekstil dan digunakan di
industri kertas.
 Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan
paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan lebih tahan
karat, misalnya sebagai berikut.
(1) Duralumin (96%Al, 4%Cu): sangat tahan karat.
(2) Alnico (50%Fe, 20%Ni, 20%Al, 10%Co): magnet
yang sangat kuat.
(3) Magnalium (90%Al, 10% Mg): membuat badan
pesawat terbang.
d) Dampak Penggunaan Logam Aluminium
Paparan aluminium dalam jangka panjang dengan
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf pusat, kelesuan,
dan demensia. Bagi pekerja pabrik yang berhubungan
dengan aluminium dapat mengalami masalah paru-paru
ketika menghirup debu aluminium. Aluminium juga
mengakibatkan masalah bagi penderita gagal ginjal ketika
aluminium memasuki tubuh selama proses cuci darah.

12
Aluminium mempunyai sifat asam-basa yang berbeda
dibanding unsur sebelum ataupun sesudahnya dalam
periode ketiga. Aluminium bersifat amfoter yaitu dapat
bersifat asam atau basa dalam keadaan yang berbeda.
4. Silikon (Si)
a) Pembuatan Silikon
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi
SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan dalam tungku listrik dengan
batang karbon atau kalsium karbida (CaC2). Dalam tungku ini,
barang karbon dialiri arus listrik dan berpijar sehingga kristal
SiO2 direduksi. Reaksi yang terjadi:
SiO2(s) + 2C(s) → Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan mereduksi SiO2, silikon juga dapat
diperoleh dengan cara memanaskan silikon tetrahalida. Proses
Pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi menggunakan
pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4(g) + 2H2(g) → Si(s) + 4HCl(g)
b) Kegunaan Silikon
Silikon digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup
jantung, dan persendian buatan. Silikon cair dalam dunia
kedokteran digunakan untuk operasi retina yaitu sebagai
perekat saat pemasangan retina yang terlepas dari posisinya.
Senyawa-senyawa silikon seperti silikon oksida digunakan
dalam pembuatan gelas, kaca, dan semen.
c) Dampak Penggunaan Silikon
Silikon dapat mengakibatkan efek pernapasan kronis,
terutama dalam bentuk kristal silika (silikon dioksida). Kristal
silika yang terhirup pernapasan dapat menyebabkan iritasi pada
paru-paru dan selaput lendir. Silikon dioksida umumnya
ditemukan di daerah pertambangan granit, industri tembikar,

13
dan industri yang melibatkan tanah diatom. Kristal silika juga
mampu mengiritasi kulit dan mata.
5. Fosfor (P)
a) Pembuatan Fosfor
Proses pembuatan fosfor tergantung pada jenis fosfor yaitu
fosfor putih atau fosfor merah.
 Pembuatan Fosfor Putih
Wohler memperkenalkan cara modern untuk
memperoleh fosfor putih. Caranya dengan mereduksi
kalsium fosfat, pasir, dan batang karbon pada suhu
1.300°C dalam tungku listrik. Fosfor yang diperoleh
didistilasi, lalu dikondensasikan di dalam air sebagai
molekul P4.
Reaksi utama yang terjadi.
2Ca3(PO4)2(s) + 6SiO2(s) + 10C(s) → 6CaSiO3(l) +
10CO(g) + P4(g)
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi ke dalam
air hingga diperoleh kristal fosfor putih murni. Fosfor
putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga mudah
terbakar dan menghasilkan gelembung-gelembung.
Oleh karena itu, fosfor disimpan di dalam air.
 Pembuatan Fosfor Merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan
fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni dapat
diperoleh dengan cara kristalisasi larutannya
menggunakan bantuan Pb. Namun, fosfor merah sulit
diperoleh dalam keadaan murni.
b) Kegunaan Fosfor
 Untuk membuat dinding kemasan dan kepala korek di
industri korek api kayu.
 Untuk membuat asam fosfat.

14
 Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan
superfosfat, amohpos, atau NPK di industri pupuk,
pestisida, dan bom asap.
 Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada
lampu natrium.
 Sebagai bahan pembuat baja, perunggu fosfor, dan
merupakan unsur penting bagi tulang dan gigi.
c) Dampak Penggunaan Fosfor
Fosfor yang bersifat racun berupa fosfor putih. Fosfor
putih bersifat mematikan dengan dosis fatal 50mg. Uap fosfor
putih dapat mengakibatkan kerusakan hati, jantung, atau ginjal.
6. Belerang (S)
a) Pembuatan Belerang
Belerang dari alam dapat diolah secara industri melalui tiga
cara yaitu cara Sisilia, cara Frasch, dan cara Claus. Cara Sisilia
digunakan untuk mengambil belerang yang ada di permukaan
tanah. Cara Frasch digunakan untuk mengolah belerang yang
ada di dalam tanah. Cara Claus mengolah belerang dari H2S.
 Cara Sisilia
Proses Sisilia digunakan untuk mengolah batuan
belerang yang berada di atas permukaan tanah.
Batuan yang mengandung belerang dipanaskan hingga
belerang melebur dan terpisah dari batuan.
Selanjutnya, belerang dimurnikan dengan cara
sublimasi.
 Cara Frasch

15
Gambar 1.6 Metode Frasch untuk memperoleh sulfur dari bawah tanah

Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan


oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H. Frasch
pada 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch
dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam
tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang dibor
menggunakan bor khusus yang terdiri atas pipapipa
yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara
simetris. Pada bor ini dialirkan air dan udara panas
untuk melelehkan belerang. Oleh karena adanya gaya
tekan ke atas dari udara dan air panas, belerang cair
akan terpompa naik ke atas permukaan tanah.
 Cara Claus
Pengolahan belerang dengan cara Claus
menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H2S). Gas
H2S dapat diperoleh dari hasil penambangan minyak
bumi atau dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas
H2S dioksidasi dengan oksigen agar menghasilkan gas
SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan
sebagian gas H2S sehingga dihasilkan belerang cair.
Reaksinya sebagai berikut.
H2S(g) + O2(g) → SO2(g) + H2O(g) ∆H = –123,9 kkal
SO2(g) + 2H2S(g) → 3S() + 2H2O(g) ∆H = –34,2 kkal

b) Kegunaan Belerang

16
 Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
 Sebagai bahan baku pembuatan korek api.
 Sebagai bahan baku pada proses vulkanisasi karet.
 Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada
layar televisi.
 Digunakan di industri kimia seperti cat, plastik, kertas,
aki, bahan peledak, dan ban.
 Digunakan di industri pertenunan, film dan fotografi,
serta industri logam, besi, dan baja.
c) Beberapa senyawa belerang yang penting sebagai berikut.
 Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi
pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain itu,
belerang dioksida dapat diperoleh dengan cara
memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Di
laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara
mereaksikan garam-garam sulfit dengan asam kuat.
 Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara
mengoksidasi belerang dioksida dengan oksigen.
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
Pada suhu kamar belerang trioksida berbentuk
padat. Padatan SO3 mudah menguap. Apabila SO
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
SO2 dan SO3 dapat terlarut dalam air hujan
menghasilkan senyawa asam penyebab hujan asam.
 Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat merupakan salah satu senyawa belerang
yang banyak digunakan, di antaranya sebagaí bahan baku
pembuatan pupuk ZA (zwavelzuur ammonia) dan

17
superfosfat. Oleh karenanya, asam sulfat diproduksi secara
besar-besaran dalam skala industri. Asam sulfat diproses
dengan dua cara yaitu proses kontak dan proses bilik
timbal. Proses kontak menggunakan bahan baku belerang
dioksida, sedangkan proses bilik timbal menggunakan
belerang atau pirit (FeS2).
d) Dampak Penggunaan Belerang
Adanya uap belerang di udara dapat mengakibatkan
pencemaran. Jika larut dalam air, belerang akan meningkatkan
kadar senyawa asam dalam air sehingga banyak organisme
akan mati dan keseimbangan ekosistem terganggu. Selain itu,
belerang oksida yang bercampur air hujan akan mengakibatkan
hujan asam. Seseorang yang menghirup belerang dalam jumlah
banyak dapat mengalami kesulitan bernapas.
7. Klor (CI)
a) Pembuatan Klorin
 Elektrolisis Larutan Garam Dapur
Dalam dunia industri, klorin diproduksi secara besar-
besaran dengan proses elektrolisis larutan garam dapur.
Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
NaCl(aq) → Na+(aq) + CI(aq)
Anode (+) : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
Katode (-) : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g) +
Reaksi : 2CI-(aq) + 2H2O(l) → Cl2(g) + 2OH-(aq) + H2(g)
 Mereaksikan Klorida dengan MnO2 dalam H2SO2 Pekat
Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai
oksidator. Reaksi yang terjadi:
MnO2(s) + 2CI-(aq) + 4H+(aq) → Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)

b) Kegunaan Klorin

18
 Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) digunakan
sebagai pemutih.
 Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2)
dan kaporit (Ca(OCI)2). Kedua bahan ini merupakan
bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkan
kaporit sendiri dapat digunakan sebagai disinfektan.
 Kalium klorat (KCIO3) digunakan sebagai zat
pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan atau
kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek
api.
 Cl2 dipakai pada disinfektan.
 KCl digunakan sebagai pupuk.
 ZnCl2 digunakan sebagai solder.
 NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai.
 Senyawa-senyawa klorin dapat juga digunakan sebagai
pelarut, antiseptik, dan plastik.
c) Dampak Penggunaan Klor
Klorin sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh.
Klorin dapat masuk ke dalam tubuh bersama udara yang
terhirup atau tertelan bersama makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Uap klorin yang terhirup dapat mengganggu
pernapasan sehingga menimbulkan batuk, nyeri dada, serta
gangguan paru-paru.
8. Argon (Ar)
Argon tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sedikit
larut dalam air. Argon digunakan sebagai bahan pengisi bola lampu
pijar dan neon serta campuran gas lain. Adanya bahan ini membuat
logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Argon juga digunakan
sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik dalam
proses pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainnya,
serta sebagai pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan

19
germanium. Kelebihan unsur argon pada tanaman dapat
mengakibatkan keracunan akar. Keracunan akar oleh argon banyak
dijumpai di tanah persawahan.

2.3 Unsur-Unsur Golongan Transisi Periode Keempat


Unsur transisi merupakan unsur yang terletak pada blok d dalam sistem
periodik unsur. Unsur transisi periode empat meliputi unsur-unsur periode
empat yang terdapat di golongan B yaitu skandium (Sc), titanium (Ti),
vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan zink atau seng (Zn). Di alam, unsur-unsur transisi periode
keempat terdapat dalam bentuk senyawa/mineral.
A. Kelimpahan Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam sebagian besar
ditemukan dalam bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi
karena unsur-unsur transisi periode empat sangat mudah teroksidasi
dan mempunyai afinitas yang cukup besar terhadap oksigen dan
belerang.
 Oksigen dan belerang termasuk unsur yang sangat reaktif
terhadap logam dan tersebar di kerak bumi.
 Kelimpahan skandium (Sc) di kulit bumi sekitar 0,0025%.
Jumlah skandium di alam sangat terbatas. Di alam, skandium
terdapat hanya sedikit bersama dengan unsur-unsur lantanida.
Kandungan unsur ini mineral hanya berkisar 5 sampai 30 ppm
dan sangat sulit dipisahkan dari mineralnya. Akibatnya
produksi skandium hanya dalam satuan gram atau kilogram
(tidak sampai ton). Oleh karna itu, harganya sangat mahal
sehingga sangat jarang ditemukan dan dimanfaatkan.
 Kelimpahan titantum di kulit bumi cukup banyak sekitar 0.6%.
Selain rutil dan ilmenit, mineral yang mengandung titanium
adalah perovskite (CaTiO3) dan titanit (CaTiOSiO4).

20
 Vanadium (V) di kulit bumi terdapat sekitar 0,02%. Meskipun
sedikit, vanadium tersebar luas di alam.
 Kromium dapat diperoleh dari mineral cromite (FeOCr2O3).
Kelimpahan kromium di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun
demikian, kromium banyak digunakan dalam industri logam
karena menjadi komponen paling penting.
 Mangan terdapat di alam dalam jumlah melimpah. Selain
dalam bentuk mineral pirolusit, mangan dapat dijumpai dalam
bentuk spat mangan (MnO3) dan manganit (Mn2O3•H2O).
 Kelimpahan besi di alam menempati urutan keempat terbanyak
di kulit bumi. Fe merupakan logam kedua yang melimpah di
alam setelah aluminium. Di alam, besi tidak didapatkan dalam
keadaan bebas.
 Kobalt murni tidak ditemukan di alam. Kobalt ditemukan
dalam persenyawaannya dengan nikel. Kobalt juga ditemukan
dalam meteorit.
 Nikel menduduki urutan ke-24 dalam jumlah kandungannya di
kerak bumi.
 Unsur tembaga (Cu) selain sebagai senyawa juga terdapat
dalam bentuk bebas. Hal ini karena tembaga relatif lebih sukar
mengalami oksidasi. Di alam, tembaga terdapat dalam bentuk
bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga diperoleh sebagai sulfida.
 Seng di alam diperoleh dalam bentuk persenyawaan.

B. Sifat-Sifat Unsur Golongan Transisi Periode Keempat


Unsur-unsur transisi dalam sistem periodik unsur dinyatakan
sebagai unsur golongan B. Golongan ini dimulai dari IB, IIB, IIIB,
IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIlIB. Berdasarkan konfigurasi elektronnya,
unsur-unsur transisi dalam sistem periodik unsur terletak pada blok d.
Keberadaan unsur-unsur transisi dalam sistem periodik unsur dimulai
dari periode 4 sehingga unsur transisi terdapat pada periode 4, periode

21
5, periode 6, dan periode 7. Yang termasuk unsur-unsur transisi
periode 4 yaitu skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu),
dan seng (Zn). Secara terinci, sifat-sifat unsur-unsur transisi periode
empat dijelaskan sebagai berikut.
1) Sifat Logam
Semua unsur transisi mempunyai sifat logam. Adanya
ikatan logam ini mengakibatkan titik leleh, titik didih, dan
densitas unsur transisi cukup besar sehingga bersifat keras
dan kuat.

Sifat Skandium Titanium Vanadium Kromium Mangan Besi Kobalt Nikel tembaga Seng
30
Nomor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Konfigurasi 4s23d10
4s23d1 4s23d2 4s23d3 4s23d4 4s23d5 4s23d6 4s23d7 4s23d8 4s23d9
elektron
138
Jari-jari atom 162 147 134 130 135 126 125 124 128

Energi
ionisasi
(eV/atom)
9.39
Pertama 6.54 6.82 6.74 6.77 7.44 7.87 7.86 7.64 7.73

17.96
Kedua 12.80 13.58 14.65 16.50 15.64 16.18 17.06 18.17 20.29

39.72
Ketiga 24.76 27.49 29.31 30.96 33.67 30.65 33.50 35.17 36.83

Potensial -0.76
-2.08 -1.63 -1.2 -0.91 -1.18 -0.44 -0.28 -0.23 +0.34
reduksi (V)
Bilangan +2, +3, +2, +3, +2, +3, +2, +3, +2
+3 +2, +3 +2, +3 +2 +1, +2
oksidasi +4 +4, +5 +6 +4, +7
Titik leleh 419
1397 1672 1710 1900 1244 1530 1495 1455 1083
(°C)
Massa jenis 7.14
2.99 4.49 5.96 7.20 7.43 7.86 8.9 8.90 8.92
(g/cm3)
Konduktivitas 27
- 2 3 10 2 17 24 24 97
elektrik

2) Bilangan Oksidasi
Unsur transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi maksimum yang dicapai suatu unsur transisi
menyatakan jumlah elektron pada subkulit 3d dan 4s.

Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

22
+1 +2
Bilanga +2
+2 +2 +2 +3
n +3 +2 +2 +1
+3 +3 +3 +3 +4 +2
oksidas +4 +3 +3 +2
+4 +4 +6 +6
i +6
+5 +7
Konfig
urasi 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2 4s2 4s2 4s2 4s13 4s23

elektro 3d1 3d2 3d3 3d5 3d5 3d6 3d7 3d8 d10 d10

n
3) Senyawa Berwarna

Gambar 1.7 Warna ion logam transisi Co2+, Mn2+, Cr3+, Fe3+, dan Ni2+ dalam
air dari kiri ke kanan

Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi


sebagian besar berwarna. Misalnya ion Mn2+ berwarna merah
muda, ion Fe2+ berwarna hijau, dan ion Ti2+ berwarna ungu.
Senyawa yang dibentuk dari ion-ion logam transisi
sebagian besar berwarna. Warna ini disebabkan oleh tingkat
energi elektron pada unsur-unsur transisi hampir sama. Oleh
karena itu, elektron-elektron dapat bergerak ke tingkat yang
lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak.
Unsur Ion Konfigurasi Elektron Warna
Sc 4s03d0
Sc3+ Tidak berwarna

Ti2+ 4s03d2 Ungu


Ti
Ti3+ 4s03d1 Ungu hijau

23
Ti4+ 4s03d2 Tidak berwarna

V2+ 4s03d3 Ungu

V3+ 4s03d2 Hijau


V Biru
VO2+ 4s03d1
VO43- 4s03d0 Merah

Cr2+ 4s03d4 Biru

Cr3+ 4s03d3 Hijau


Cr Kuning
CrO42- 4s03d0
Cr2O72- 4s03d0 Jingga

Mn2+ 4s03d5 Merah muda

Mn3+ 4s03d4 Merah kecoklatan


Mn Hijau
MnO42- 4s03d1
MnO4- 4s03d0 Cokelat-ungu

Fe2+ 4s03d6 Hijau


Fe 3+ 0 5
Fe 4s 3d Jingga

Co2+ 4s03d7 Merah muda


Co Biru
Co3+ 4s03d6

Ni2+ 4s03d8 Hijau


Ni Merah
Ni3+ 4s03d07

Cu+ 4s03d10 Tidak berwarna


Cu Biru
Cu2+ 4s03d9

Zn Zn2+ 4s03d10 Tidak berwarna

4) Sifat Magnetik
Berdasarkan sifat magnetiknya, unsur-unsur transisi pada
periode empat dikelompokkan menjadi diamagnetik,
paramagnetik, dan feromagnetik.
 Diamagnetik adalah unsur transisi yang menolak medan
magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur transisi
yang seluruh elektron pada orbitalnya telah
berpasangan. Contohnya unsur Zn dengan konfigurasi
elektron sebagai berikut

24
Semua elektron Zn pada orbital s dan d telah
berpasangan sehingga bersifat diamagnetik.
 Paramagnetik adalah unsur transisi yang sedikit dapat
ditarik medan magnet. Sifat ini dimiliki oleh unsur
transisi yang memiliki elektron tidak berpasangan pada
orbital d-nya. Sebagian besar unsur transisi periode
empat bersifat paramagnetik. Contohnya unsur Sc
dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.

Terdapat satu elektron Sc yang tidak berpasangan pada


orbital d sehingga unsur Sc bersifat paramagnetik.
 Feromagnetik adalah unsur transisi yang dapat ditarik
dengan sangat kuat oleh medan magnet. Makin
banyak elektron dari unsur transisi yang tidak
berpasangan pada orbitalnya mengakibatkan unsur
tersebut bersifat feromagnetik. Unsur Fe, Co, dan Ni
termasuk unsur yang bersifat feromagnetik. Perhatikan
konfigurasi elektron unsur Fe berikut.

Empat elektron Fe yang tidak berpasangan pada orbital


d mengakibatkan Fe bersifat feromagnetik. Sifat unik
logam feromagnetik yaitu induksi magnet tetap
terkandung dalam logam (tidak menghilang) meskipun
logam telah dijauhkan dari medan magnet. Oleh karena
itu, logam feromagnetik dapat dijadikan magnet
permanen.
5) Ion Kompleks

25
Unsur transisi dapat membentuk ion kompleks karena
memiliki orbital-orbital yang masih kosong. Ion kompleks
merupakan gabungan antara atom pusat dengan molekul
atau ion-ion lain yang disebut ligan. lon logam transisi
bertindak sebagai atom pusat. lon logam transisi
menyediakan orbital-orbital kosong, sedangkan molekul
netral atau ligan akan menyediakan pasangan elektron
untuk mengisi orbital-orbital kosong yang tersedia. Ligan-
ligan tersebut akan berikatan dengan atom pusat melalui
ikatan kovalen koordinasi.
Contoh pembentukan ion kompleks:
Cu2+ + 4CN- → [Cu(CN4)]2-
(ion logam transisi) (ligan) (ion kompleks tetrasiano kuprat (II)

6) Tata Nama Senyawa Kompleks


Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung
ion kompleks. lon kompleks tersebut dapat bertindak
sebagai kation maupun anion. Tata nama senyawa atau ion
kompleks menurut IUPAC (International Union of Pure
Applied Chemistry) sebagai berikut.
a) Nama kation disebutkan terlebih dahulu diikuti nama
anion.
Contoh:
[Ag(NH3)2]Cl: diamina perak(I) klorida
(kation) (anion)

Na2[Cu(OH)4]: natrium tetrahidrokso


(kation) kuprat(II)
(anion)

b) Jumlah ligan yang sama diberi awalan sebagai berikut.


1 = mono 4 = tetra
2 = di 5 = penta
3 = tri 6 = heksa
Khusus untuk ligan tertentu seperti etilendiamina diberi
awalan sebagai berikut.

26
2 = bis
3 = tris
4 = tetrakis
c) Apabila dalam ion kompleks terdapat lebih dari satu
ligan, penamaan ligan diurutkan abjad.
d) Dalam ion kompleks, ligan disebutkan terlebih dahulu
diikuti nama logam atom pusat.
e) Nama ligan anion diakhiri dengan huruf "O".
f) Ligan molekul netral diberi nama sesuai nama
molekulnya, kecuali H2O, NH3+, NO, dan CO.
Beberapa Contoh Ligan sebagai berikut.
Muatan ligan Rumus Nama Ligan
Netral H2O akua/akuo
NH3 amin/amina
NO nitrosil
CO karbonil
-CH3 metil
-C6H5 fenil
NH2-CH2-CH2-NH3-NH3 (en) etilendiamina
py piridin

-1 OH- hidrokso
NO2- nitro
-
F fluoro
-
Cl kloro
Br- bromo
I- iodo
-
CN siano
-
SCN tiosiano
CH3COO- asetato

-2 O2- okso
2-
SO4 sulfato
S2O32- tiosulfato
CO32- karbonato

27
C2O42- oksalato

g) Nama ion kompleks bermuatan positif diawali dengan


nama ligan diikuti dengan atom pusatnya. Bilangan
oksidasi atom pusat ditulis dengan bilangan Romawi
dalam tanda kurung.
Contoh:
[Fe(H2O)6]2+ : ion heksaakuo besi(II)
(Cr(NH3)4CI2]+ : ion tetraamina dikloro krom(III)
h) Nama ion kompleks bermuatan negatif diawali dengan
nama ligan diikuti dengan nama atom pusat (nama
Latin) yang diberi akhiran "at". Bilangan oksidasi atom
pusat ditulis dengan bilangan Romawi dalam tanda
kurung.
Contoh:
[Co(Br)6]3-: ion heksabromo kobaltat (III)
[Cu(NO2)2(OH)2]2- : ion dihidrokso dinitro kuprat(II)
i) Bilangan koordinasi merupakan jumlah ligan yang
diilkat oleh atom pusat.
j) Muatan ion kompleks merupakan jumlah dari muatan
ion pusat dan muatan ligan-ligan yang diikatnya.
Berikut daftar nama ion pusat dalam kation kompleks
dan anion kompleks.

Logam
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni
ion pusat
Muat skand titani vanad krom/kro mang besi/fe koba nike
+
an ium um ium mium an rum lt l
ion
skand titan vanad mang koba nike
komp - kromat ferat
at at at anat ltat lat
leks

28
Logam
Cu Zn Al Hg Ag Pt Au
ion pusat
Muat temb zin alumi raksa/ perak/arg platina/pl emas/a
an aga/ k nium hidrag entum atinum urum
+
ion cupru irum
komp m
leks kupra zin alumi hidrag argentat platinat aurat
-
t kat nat irat
7) Sifat Kimia
Selain sifat-sifat fisik, unsur-unsur transisi juga
memiliki sifat kimia yaitu kereaktifan dan kelarutan. Unsur-
unsur transisi bereaksi lambat dengan air, oksigen, dan
halogen. Unsur-unsur transisi periode empat kurang reaktif
dibanding alkali dan alkali tanah. Kereaktifan yang lemah
mengakibatkan unsur transisi tahan terhadap korosi. Korosi
terjadi apabila suatu unsur bereaksi cepat dengan oksigen
dan air. Sementara itu, sebagian besar unsur transisi bersifat
larut dalam asam mineral encer. Tabel kereaktifan dan
kelarutan unsur-unsur transisi periode empat sebagai
berikut.

Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu

Hcl HN HCl HCl HCl HC HCl HN


Kelarut
pan O3, ence ence ence l ence O3,
an
as, Hf, r, r, r, enc r, H2S
dalam
HF H2S H2S H2S H2S er H2S O4
asam
O O4 O4 O4 O4
Tah Tah Tah reak reak Tah Tah Tah
Kereak
an an an tif tif an an an
tifan
kor koro koro kor koro koro

29
osi si si osi si si-

C. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Unsur Golongan Transisi


Periode Keempat
1. Skandium (Sc)
Logam skandium diperoleh dari elektrolisis cairan ScCl3 yang
dicampurkan dengan klorida lain. Skandium digunakan sebagai
komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain itu, skandium
dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis
[Sc(H2O)6)]3+ dan membentuk senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit
(Na3AlF6). Skandium juga dimanfaatkan sebagai bahan
pembentukan gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter.
Uap skandium yang terhirup dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan emboli paru-paru. Skandium juga dapat memicu
penyakit organ hati. Pada hewan air, skandium mengakibatkan
kerusakan membran sel serta memiliki pengaruh negatif pada
sistem reproduksi dan sistem saraf.
2. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang,
mesin turbin, dan peralatan kelautan. Logam titanium (Ti)
diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2, sehingga
terbentuk TiCl4, reaksinya:
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g) → TiCI4(s) + 2CO(g)
TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi
yang bebas oksigen.
Reaksinva:
TiCI4(s) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCI2(s)
Paparan titanium berlebihan pada tubuh manusia dapat
mengakibatkan perubahan paru-paru sehingga memicu keluhan
keluhan seperti sesak napas, nyeri dada dan batuk. Kontak

30
langsung dengan kulit dan mata dapat mengakibatkan iritasi.
Dalam bentuk serbuk logam, titanium dapat menimbulkan bahaya
kebakaran. Jika terpapar panas di udara, titanium dapat meledak.
3. Vanadium (V)
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran
silikon (Si) dan besi (Fe).
Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) + Fe(s)→ (4V + Fe)(s) + 5SiO2(s)
∆ (ferovanadium)
Ferovanadium banyak digunakan dalam pembuatan peralatan
teknik yang tahan getaran, misal pegas, per mobil, pesawat terbang,
dan kereta api. Vanadium dapat memengaruhi kesehatan jika
diserap tubuh dalam jumlah banyak. Efek akut vanadium adalah
memicu iritasi paru-paru, tenggorokan, mata, dan rongga hidung.
Pada hewan, vanadium menghambat enzim tertentu sehingga
berdampak secara neurologis. Vanadium dapat pula memicu
gangguan pernapasan, kelumpuhan, dan gangguan hati serta ginjal.
4. Kromium (Cr)
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan
ferokrom.
Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s) → (Fe+ 2Cr)(s) + 4CO(g)
∆ (ferokrom)
Logam kromium dibuat menurut proses Goldschmidt dengan
jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium.
Reaksinya:
Cr2O3(s) + 2Al(s) → Al2O3(s) + 2Cr(s)
Logam kromium reaktif terhadap oksigen dan membentuk
oksida yang berupa lapisan tipis di permukaan logam. Lapisan
tersebut melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Oleh karena
itu, logam kromium banyak digunakan untuk melapisi logam lain
agar tahan karat secara elektroplating, misal nikrom pada alat

31
pemanas (stainless steel) mengandung 18% kromium. Selain itu,
kromium digunakan sebagai bahan dasar dalam industri baja
sehingga dihasilkan baja yang lebih kuat dan mengilap. Kromium
(VI) mengakibatkan efek kesehatan, seperti alergi, iritasi hidung
mimisan, ruam kulit, serta gangguan paru-paru dan perut. Bahkan,
kromium (VI) bersifat racun bagi organisme dan mengubah materi
genetik yang memicu kanker. Konsentrasi tinggi kromium dalam
pembuangan limbah dapat merusak insang ikan.
5. Mangan (Mn)
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO,
dengan campuran besi oksida dan karbon.
Reaksinya:
MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5C(s) → (2 Fe + Mn)(s) + 5CO(g)
∆ (feromangan)
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi
seperti pembuatan logam krom.
Reaksinya:
Tahap 1: 3MnO2(s) → Mn3O4(s) + O2(g)
Tahap 2: 3Mn3O4(s) + 8Al(s) → 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
Mangan banyak digunakan pada industri baja sebagai
carmpuran (aloi) mangan dengan besi yang disebut feromangan.
Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat
berat karena sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan gesekan.
Selain itu, mangan dalam bentuk senyawa MnO2 digunakan pada
baterai kering. Dampak negatif kelebihan mangan terjadi terutama
di saluran pernapasan dan otak. Mangan juga mengakibatkan
Parkinson, emboli paru, dan bronkitis. Pria yang terpapar mangan
dalam jangka waktu lama berpotensi mengalami impoten.
6. Besi (Fe)
Proses pengolahan bijih besi menjadi logam besi dilakukan
dalam tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi

32
menggunakan gas karbon monoksida. Bijih besi hematit (Fe2O3),
pasir (SiO2), kokas (bahan pereduksi), dan CaCO3 (pengikat zat
pengotor) merupakan bahan-bahan pembuatan logam besi. Besi
bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi
digunakan sebagai bahan pembuatan perangkat elektronik, memori
komputer, dan pita rekaman. Kompleks besi juga berperan penting
dalam proses biologis, di antaranya untuk membentuk hemoglobin
dalam darah dan klorofil pada tanaman. Besi murni bersifat lunak,
liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu dipadukan
dengan logam lain membentuk aloi, misal baja atau stainless steel
agak lebih keras. Asap atau debu oksida besi yang terhirup dalam
jumlah banyak dapat mengakibatkan timbulnya pneumokoniosis
atau siderosis. Jika konsentrasi oksida besi yang terhirup
berlebihan, risiko timbulnya kanker paru-paru akan meningkat.
7. Kobalt (Co)
Kobalt digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran
besi-kobalt mempunyai sifat tahan karat. Alnico merupakan
paduan aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersitat
feromagnetik. Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan
mesin jet, mesin turbin, dan peralatan tahan panas. Isotop
radioaktif kobalt (Co-60) digunakan dalam pengobatan kanker. lon
Co dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta yang tidak
berwarna. Sementara itu, kertas yang mengandung ion Co2+
digunakan untuk mendeteksi perubahan cuaca. Jika cuaca lembap
(akan turun hujan), kertas berwarna merah karena mengandung ion
Co2+. Jika cuaca cerah, kertas berwarna biru karena mengandung
ion Co3+, Kobalt yang terhirup dalam konsentrasi tinggi dapat
mengalkibatkan asma dan pneumonia. Radiasi isotop radioaktif
kobalt dapat memicu kemandulan, rambut rontok, muntah,
perdarahan, diare, koma, bahkan kematian.
8. Nikel (Ni)

33
Nikel merupakan logam putih mengilap seperti perak dan
dapat digunakan sebagai penghantar panas atau listrik yang baik.
Selain dalam bentuk senyawa mineral, nikel juga dijumpai sebagai
senyawa kompleks, misal [Ni(NH3)6]Cl2 dan [Ni(NH3)6]SO4 yang
digunakan dalam elektroplating. Nikel juga berfungsi melapisi
logam agar tahan karat dan sebagai campuran logam, misal monel
(paduan 60% Ni, 40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico.
Serbuk nikel biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi
senyawa hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada
pembuatan margarin. Nikel(III) oksida (Ni2O3) digunakan dalam
sel Edison. Paparan nikel dalam jumlah besar dapat mengakibatkan
kanker paru-paru, kanker hidung, kanker laring, kanker prostat,
sakit kepala, emboli paru, janin lahir cacat, asma, bronkitis, ruam
kulit, dan gangguan jantung. Konsentrasi nikel yang tinggi pada
tanah berpasir dapat merusak tanaman. Pada permukaan air,
konsentrasi nikel yang tinggi dapat mengurangi tingkat
pertumbuhan alga.
9. Tembaga (Cu)
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan
kalkopirit (CuFeS2) atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan
dioksidasi dalam oksigen. Tembaga yang dihasilkan dimurnikan
secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga dengan
elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di
anode menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga
murni akan diperoleh di katode.
Reaksinya:
CusO4(aq) → Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Anode: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e-
(Cu kotor)
2+ -
Katode: Cu (aq) + 2e → Cu(s)
(Cu murni)
Tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik. Tembaga
mudah ditepa dan bercampur dengan emas sehingga digunakan

34
pada pembuatan kerajinan. Tembaga juga banyak digunakan untuk
membuat paduan logam seperti kuningan (tembaga dan seng),
perunggu (tembaga dan timah), monel, dan ainico. Paparan jangka
panjang tembaga dapat mengakibatkan iritasi hidung, mulut. mata,
serta inengakibatkan sakit kepala, sakit perut, pusing, muntah,
diare, kerusakan hati, dan kerusakan ginjal. Tembaga dalam tanah
akan mengganggu aktivitas mikroorganisme dan cacing tanah serta
mengganggu kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan di atas
tanah.
10. Seng (Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi
periode empat. Pembuatan logam Seng dilakukan dengan
pemanggangan seng sulfida (ZnS), lalu oksida seng direduksi
dengan karbon pijar.
Reaksinya sebagai berikut.
2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s) → Zn(s) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu +1.200°C. Seng dalam
bentuk gas dikondensasikan menjadi debu seng. Seng digunakan
sebagai logam pelapis besi agar tahan karat. Seng juga digunakan
untuk membuat paduan logam (misal kuningan), zat antioksidan
pada pembuatan ban mobil. bahan pembuat cat putih, dan bahan
untuk melapisi tabung gambar televisi karena dapat berfluoresensi
(mengubah berkas elektron menjadi cahaya tampak). Lembaran
seng dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan. Seng merupakan
salah satu mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Manfaat seng bagi
tubuh, yaitu memperkuat daya tahan tubuh, mempercepat
penyembuhan luka, dan menjaga tumbuh kembang agar optimal.
Namun, asupan seng yang terlalu berlebihan dapat mengakibatkan
masalah kesehatan, berupa kram perut, iritasi kulit, mual, muntah,

35
anemia, kerusakan pankreas, mengganggu metabolisme protein,
serta mengakibatkan arteriosklerosis.

36
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita ketahui dari sifat fisis dan kimianya.
Dari sifat fisis, kita dapat mengetahui penampilan dari suatu unsur namun
tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari sifat kimianya
kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti
kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa.
Penggunaan unsur maupun senyawa didasarkan pada sifat-sifat dan
karakteristiknya masing-masing. Beberapa unsur maupun senyawa kimia
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan
manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia
beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut.

3.2 Kritik dan Saran


Agar lebih memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
unsur-unsur kimia, perbanyaklah membaca referensi baik melalui artikel-
artikel, jurnal maupun buku-buku yang berkaitan tentangnya.

37
DAFTAR PUSTAKA
Qurniawati, Annik. Jane Maureen., dan Narum Yuni Margono. 2022. PR Buku
Interaktif: Kimia: Untuk SMA/MA: Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
Klaten: PT Penerbit Intan Pariwara.

Sumber Internet:

https://bit.ly/3E127xM, diakses 31 Oktober 2022

https://bit.ly/3E22JD, diakses 31 Oktober 2022

https://bit.ly/3U6Qc7k, diakses 1 November 2022

https://bit.ly/3FOS9B7, diakses 1 November 2022

https://bit.ly/3Usfnkf, diakses 3 November 2022

38

Anda mungkin juga menyukai