Anda di halaman 1dari 61

Makalah Unsur Transisi Periode 4

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

berkat rahmat dan karunia kami dapat menyelesaikan makalah kami yang

berjudul “Unsur Unsur Transisi Periode Keempat”

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Orang tua,yang selalu memberi arahan dan kasih sayang yang tak henti-

hentinya.
2. Nurbaeti S.Pd,selaku guru Kimia yang selalu membina dan membimbing

sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.


3. Teman-teman yang selalu memberi semangat dan saran kepada penulis.

Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai Unsur unsure Transisi

Periode Keempat secara umum. Adapun tujuan kami membuat makalah ini yang

utama untuk memenuhi tugas dari guru pembimbing kami dalam mata pelajaran

KIMIA. Di sisi lain, kami membuat makalah untuk mengetahui lebih rinci

mengenai Unsur-unsur transisi Periode Keempat.


Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,

diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk ke

depannya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

terutama bagi siswa/siswi yang mau mempelajari lebih luas tentang Unsur-Unsur

Transisi Periode Keempat.

Soroako, 19 November 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantari

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 1

1.3 Rumusan Masalah 2

1.4 Manfaat Penulisan ………………………..…………………………………………………….2

1.5 Metode Penulisan ……………………………………………………………………………….2

1.6 Sistematika Penulisan ………………………………………………………………………….2

BAB II ISI …………………………………………………………………………………………………………3

2.1 Pengertian unsure transisi beserta produk-produknya

……………………………………….………3

2.2 Sifat-sifat Fisis dan kimia unsur-unsur transisi

………………………………………………………..5
2.3 Manfaat unsure-unsur transisi …………………………………………………………............

…….8

2.4 Dampak Unsur-unsur transisi ……………………………………………………….......

………….16

2.5 Proses pembuatan unsure-unsur transisi ………………………………………………...........

……..17

2.6 Unsur-unsur golongan III B ……………………………………..............……………..............

…..22

2.7 Unsur-unsur Golongan VIII ..………………………………………………………...……………25

2.8 Sifat Magnet ……………………………………………………………………….....…………..32

2.9 Senyawa-senyawa berwarna ………………………………………………………......………….32

2.10 Tingkat Oksidasi ………………………………………………………………............…………33

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………………..34

3.1 Simpulan ………………………………………………………………………………......………34

3.2 Saran …………………………………………………………………………………...................34

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………35


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sangat banyak unsur-unsur yang dapat ditemui di alam ini. Sampai saat ini

saja sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Unsur-unsur tersebut

memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk

mempelajarinya. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-

unsur tersebut, para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur

tersebut berdasarkan kemiripan sifat dan karakteristik unsure-unsur tersebut.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada

subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).

Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas

yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,

warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.

Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),

Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),

Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur

hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan

signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode

keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan

unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu

periode.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.2.1 Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat pada unsur transisi

periode keempat

1.2.2 Manfaat dan kegunaan dari unsur transisi periode keempat

1.2.3 Untuk menjelaskan sifat fisis dan sifat kimia unsur-uns periode ke empat.

1.2.4 untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan unsur-

unsur transisi periode keempat

Rumusan masalah
1.3.1Apa yang dimaksud dengan unsur transisi ?

1.3.2produk-produk apa sajakah yang mengandung unsur transisi periode

keempat ?

1.3.3Apa saja sifat-sifat fisis unsure-unsur transisi?

1.3.4Apa saja sifat sifat kimia unsur-unsur transisi ?

1.3.5Apa saja manfaat unsure-unsur transisi periode keempat ?

1.3.6Apa saja dampak unsur-unsur transisi periode keempat ?

1.3.7Bagaimana proses pembuatan unsure-unsur transisi periode keempat ?

1.3.8Apa sajakah yang termasuk unsure golongan III B ?

1.3.9Apa saja yang termasuk unsure logam golongan VIII B ?

1.3.10 Bagaimana dengan sifat magnet pada unsure transisi ?

1.3.11 Bagaimana dengan warna senyawa pada unsure transisi ?

1.3.12 Bagaimana dengan tingkat oksidasi unsure transisi ?

Manfaat penulisan.
Adapun manfaat penulisan makalah ini diharapkan agar dapat berguna bagi

penulis sendiri, pembaca, serta siswa-siswi menengah atas.

Metode Penulisan.

Metode yang kami gunakan pada penulisan makalah ini adalah metode deskriptif

Sistematika Penulisan.

Karya tulis atau makalah ini tersusun atas 3 bab.

Bab 1 memuat pendahuluan, yang berisi latar belakang, tujuan, rumusan masalah,

manfaat, metode, serta sistematika penulisan.

Bab 2 memuat pembahasan dari rumusan masalah.

Bab 3 memuat kesimpulan dan saran.

PEMBAHASAN
Pengertian Unsur Transisi Periode Keempat dan produk-produk yang
mengandung unsur- unsur transisi periode keempat.

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit

terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang

lain.Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada

subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).

Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas

yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik,

warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks.

Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),

Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),

Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Adapun produk-produk yang mengandung unsure-unsur transisi periode keempat:

Skandium (Sc) skandium ditemukan dalam berbagai bijih logam, tetapi

keberadaannya di alam jarang ditemukan. Keberadaannya di alam diperkirakan

antara 5 ppm hingga 30 ppm. Contoh senyawa yang mengandung skandium

adalah Sc(OH)3 dan Na3ScF6.

Titanium (Ti)
merupakan logam ke sembilan terbanyak 0,6 persen kerak bumi. Titanium di alam

dapat ditemukan dalam mineral rutil (TiO 2) dan ilmenit (FeTiO3). Contohnya

senyawa yang mengandung unsur Titanium TiCl4.

Vanadium (V) adalah logam abu-abu yang keras dan tersebar luas dikulit bumi

sekitar 0,02 % massa. Vanadium ditemukan dalam mineral vanadit (Pb3(VO4)2),

patronit (V2S5), dan karnotit (K2(UO2)2(VO4)3H2O). Contoh senyawa yang

mengandung unsur vanadium adalah V2O5 yang digunakan untuk katalis pada

pembuatan asam sulfat.

Kromium (Cr), terletak pada golongan VI B periode keempat dan merupakan salah

satu logam yang penting ditemukan sekitar 122 ppm dalam kerak bumi.

Kromonium ditemukan dalam mineral kromit (FeCr2O4).

Mangan (Mn), ditemukan dalam mineral pirolusit (MnO 2). Contoh senyawa yang

mengandung unsur mangan adalah KMnO4, yang banyak digunakan sebagai zat

pengoksidasi dalam analisi di labolatorium.

Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa

kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya

ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite
(FeCO3), dan magnetite (Fe3O4). Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida

menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)

Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+.

Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang

dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk

senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)

antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion

Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen

yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi

(III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat)

Kobalt (Co) di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs 2) dan kobaltit (CoAsS)

yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu.

Bijih nikel (Ni) di alam banyak ditemukan dalam mineral petlantdit [(Fe,Ni) 9S8) dan

gernarit(H2(NiMg)SiO4-.2H2O).

Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal).

Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral,


seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O), melakonit

(CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2). Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik

dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua

senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang

mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung

Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).

Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS), dan

calamine (ZnCO3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit (ZnO.ZnSiO3.H2O).

2.2 Sifat-sifat fisis dan Kimia unsur- unsure transisi periode keempat.

2.2.1 Sifat fisis unsur-unsur transisi periode keempat.

Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat

khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :

Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.

Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya

lebih dari satu.

Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.

Pada umumnya senyawanya berwarna.


Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.

Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.

Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.

Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.

Dapat menghantarkan arus listrik.

Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

b. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena

konfigurasi elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada

orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron

dengan energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi

(tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya energi cahaya dengan panjang

gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur

elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.

Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion

pusat yang menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-

elektron yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan

ligan. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan
(ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi)

adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH 3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing

ligan (molekul NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation

logam transisi) adalah +2.

Ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen

koordinasi. Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam

dinamakan bilangan koordinasi.

2.2.2Sifat-sifat kimia unsure transisi periode keempat.

Jari-Jari Atom.

Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin

bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,

sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.

Energi Ionisasi

Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit

fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn.

Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron

pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian
dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih

dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang

fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu

besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang

terlebih dahulu terionisasi.

Konfigurasi Elektron

Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai

elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit

4s1.

Bilangan Oksidasi

Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi

lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi,

keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima

elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d

(selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi

elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)

d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7.


Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan

konfigurasi elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3.

Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah

logam transisi penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn)

lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d

dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin

tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar.

Manfaat unsur-unsur transisi periode keempat.

Skandium (Sc)

Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada

cenderung dalam bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3 misalnya ScCl 3,

Sc2O3. Senyawa tidak berwarna dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion

Sc3+ sudah tidak memiliki elektron dalam orbital d nya.

Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc2O3) skandium digunakan setiap tahun di Amerika

Serikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium iodida yang

dicampur ke dalam lampu wap raksasa akan menghasilkan sumber cahaya buatan

kecekapan tinggi yang menyerupai cahaya matahari dan membolehkan salinan

warna yang baik untuk kamera televisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan
sejagat setiap tahun dalam pembuatan lampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46

digunakan dalam peretak pelapis minyak sebagai agen penyurih.

Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk

industri aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata

api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur

dengan aluminium.

Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam lampu

halide, serat optic, keramik elektrolit dan laser.

Aplikasi utama dari unsure scandium dalah sebagai alloy alumunium- skandium

yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk perlengkapan olahraga

( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas yang tinggi.

Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang

memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis dalam

pembuatan Aseton.

Titanium Titanium (Ti)

Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :

a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik :


Rapatannya rendah (logam ringan),

Kekuatan strukturnya tinggi,

Tahan panas,

Tahan terhadap korosi,.

b. Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat

supersonik, karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan

(strenght).

c. Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.

d. Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca,

keramik, dan kosmetik.

e. Titanium digunakan sebagai katalis pada industri polimer.

f. Karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi. Logam ini

digunakan untuk bahan struktural terutama dalam mesin jet, karena mesin jet

memerlukan massa yang ringan tetapi stabil pada suhu tinggi.

g. Karena logam titanium tahan terhadap cuaca, sehingga dapat digunakan untuk

bahan pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi dalam industri kimia.
3. Vanadium (V)

Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :

a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan

yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,

b. Untuk membuat logam campuran,

c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam

sulfat dengan proses kontak.

d. Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja tahan

karat dan baja untuk peralatan berat karena sifatnya merupakan logam putih

terang, relatif lunak dan liat, tahan terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.

e. V2O5 digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan

digunakan sebagai reduktor.

4. Khromium (Cr)

Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :

1. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat

dan membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.


2. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam untuk

menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah

korosi.

3. Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.

4. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.

5. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata,

karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan

kestabilan struktur kristal.

6. Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.

7. Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan

pembersih yang dapat digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang

menempel pada alat-alat laboratorium dengan hasil yang sangat bersih, tetapi

larutan ini bersifat karsinogenik (menyebabkan penyakit kanker).

5. Mangan (Mn)

Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras (lebih

keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan untuk
panduan logam dan membentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor pada

pemboran batuan.

Di samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan sebagai depolariser

dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang

disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada

kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam

pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan

digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga banyak

tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk penggunaan

vitamin B.

6. Besi (Fe)

Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang

digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang

mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu

contoh baja yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan

karat.

Berikut urai beberapa kegunaan dari besi :


1. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti

untuk kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan

kendaraan, tulkit mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-

lain. Mutu dari semua bahan yang terbuat dari besi tergantung pada jenis besi

yang digunakan, seperti:

a. Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)

b. Baja mangan (11-14%Mn)

c. Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)

d. Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)

2. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat

tembok.

3. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk

mengkilapkan kaca.

4. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.

7. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok

langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan terhadap

udara, sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga digunakan

sebagai katalis, untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai bahan

magnet permanen. Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan berat dan

alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel) digunakan untuk

elemen pemanas listrik.

Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat

alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy

stellit, mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk

peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan

yang digunakan pada kecepatan yang tinggi.

Kobalt juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain alloy,

digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam diguanakan dalam

elektropalting karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan

oksidasinya.

Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna

biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-mail
gigi. Garam kobalt adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru

Thenard. Larutan kobalt klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobalt

digunakan secraa hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, dan nitrat karena

telah dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral tertentu

pada binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm kobalt

untuk makanan binatang.

Sifat Fisika :

1. Berwarna abu-abu metalik

2. Kobal bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel.

Kobal memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobal

cenderung terdapat sebagai campuran dua allotrop pada kisaran suhu yang sangat

lebar. Transformasi antara dua bentuk ini bersifat lembam dan ditemukan dengan

variasi tinggi sebagaimana dilaporkan pada sifat fisik kobal.

3. Massa jenis (mendekati suhu kamar) 8.90 g·cm−3

3200 K, 2927 °C, titik lebur sebesar 1768 K, 5301 °F 1495 °C, 4. Memiliki 2723

°F sedangkan titik didihnya mencapai

5. Kalor peleburan 16.06 kJ·mol−1


6. Kalor penguapan 377 kJ·mol−1

7. Kapasitas kalor 24.81 J·mol−1·K−1

Sifat Kimia Kobalt :

1. Mudah larut dalam asam – asam mineral encer

2. Kurang reaktif

3. Dapat membentuk senyawa kompleks

4. Senyawanya umumnya berwarna

5. Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah

6. Senyawa – senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara

biru.

7. Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks – kompleksnya stabil baik dalam bentuk

larutan maupun padatan.

8. Kobalt (II) dapat dioksidasi menjadi kobalt(III)

9. Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam

10. Tahan korosi


Sifat Atom :

1. Bilangan oksidasi 5, 4 , 3, 2, 1, -1 (oksida amfoter)

2. Elektronegativitas 1.88 (skala Pauling)

3. Energi ionisasi

Pertama 760.4 kJ·mol−1

kedua 1648 kJ·mol−1

ketiga 3232 kJ·mol−1

4. Jari-jari atom 125 pm

5. Jari-jari kovalen 126±3 (low spin), 150±7 (high spin) pm

Sifat lainnya :

1. Struktur kristal hexagonal

2. Pembenahan magnetik feromagnetis

3. Keterhambatan elektris (20 °C) 62.4 nΩ·m

4. Konduktivitas termal 100 W·m−1·K−1

5. Ekspansi termal (25 °C) 13.0 µm·m−1·K−1


6. Kecepatan suara (batang ringan) (20 °C) 4720 m·s−1

7. Modulus Young 209 GPa

8. Modulus Shear 75 GPa

9. Bulk modulus 180 GPa

10. Rasio Poisson 0.31

11. Kekerasan Mohs 5.0

12. Kekerasan Viker 1043 MPa

13. Kekerasan Brinell 700 MPa

14. Nomor CAS 7440-48-4

8. Nikel (Ni)

Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:

1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas

yang baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang

mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik

(nikrom) yang merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.


2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.

3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.

4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.

5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.

6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan

karat.

7. Pelapis besi (pernekel).

8. Sebagai katalis.

10. Seng (Zn)

Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan

dalam udara lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan

seng terbentuk lapisan karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat menghambat

oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk

melapisi logam besi (disebut kaleng)


2. Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel

elektrokimia dan untuk pembuatan paduan logam.

3. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan

digunakan untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).

4. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan

metal lain. Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder

aluminium adalah beberapa contoh campuran logam tersebut.

5. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri

otomotif, listrik, dan peralatan lain semacamnya.

6. Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium

dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat

mudah dibentuk dengan cetakan murah dari keramik atau semen.

7. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan

listrik seperti besi untuk menghindari karatan.

8. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi,

alas lantai, plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk

lainnya.
9. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang

penting. Seng sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-

kaca TV, dan bola-bola lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga

merupakan senyawa yang banyak gunanya.

10. Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan

binatang. Banyak tes menunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan

tambahan untuk mencapai berat yang sama dibanding binatang yang disuplemen

dengan zat seng yang cukup.

Dampak unsur-unsur transisi periode keempat.

Dampak negative unsure-unsur transisi periode keempat.

Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa

kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga

mudah terbakar dalam bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl 2 melalui

pernapasan dapat menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO3 beracun dan

bersifat karsinogenik.

Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa senyawa

scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat


menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama

dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel, sehingga

memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf.

Sc dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari

pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di

dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia dan

hewan.

Proses Pembuatan unsure transisi periode keempat.

A. PENGOLAHAN LOGAM DARI BIJIH (METALURGI)

Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian

kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga.

Pada umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena

senyawa ini sukar larut dalam air. Contohnya : Fe2O3, Cu2S, NiS, ZnS, MnO2.

Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Bijih adalah mineral atau benda

alam lainnya yang secara ekonomis dapat diambil logamnya. Karena logam banyak

terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi.

Ada tiga tingkat proses pengolahan, yaitu :


1. Menaikan konsentrasi bijih.

2. proses reduksi

3. Pembersihan, pembuatan aliase dan pemurnian

1. Menaikan Konsentrasi Bijih.

Memisahkan bijih dari campurannya misalnya dengan ditumbuk, lalu dipisahkan

dengan berbagai cara, misalnya :

a. Dicuci dengan air.

b. Diapungkan dengan deterjen atau zat pembuih (flotasi)

c. Dipisahkan dengan magnet

d.Dengan pemanggangan. Bijih dipanaskan di udara terbuka,menghasilkan

oksidanya.

ZnS + 3 O2 2ZnO + 2 SO2

e.Dilarutkan sehingga terbentuk senyawa kompleks.

2. Proses Reduksi
Umumnya menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk logam

yang reaktif digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, logam alkali

tanah dan alumunium. Logam-logam yang sangat reaktif dilakukan reduksi

elektrolisis (reduksi katodik)

a. Reduksi dengan karbon (C) :

ZnO + C Zn + CO

Fe2O3 + 3 CO 2 Fe + 3CO2

b. Reduksi dengan logam yang lebih reaktif :

TiCl4 + 2 Mg Ti + 2MgCl2

Cr2O3 + 2 Al 2 Cr + Al2O3

3. Proses Pemurnian (refining)

Dengan proses-proses peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses

peleburan misalnya untuk memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan

sebagainya. Untuk memperoleh tembaga yang murni untuk keperluan teknik

listrik dilakukan dengan elektrolisis. Dengan destilasi misalnya pada pembuatan air

raksa dan seng. Berikut ikhtisar mineral dan cara memperoleh logam transisi

periode 4.
Tabel Mineral dan cara memperoleh logam transisi periode keempat

Unsur Bijih/mineral Senyawa yang direduksi Pereduksi Keterangan

Tidak dibuat dalam skala

industry

Rutile, TiO2 TiCl4 Mg atau Na

Carnolite, V2O5 V2O5

Chromite, FeCr2O4 Na2Cr2O7 C lalu Al

Pyrolucite, MnO2 Mn3O4

Haematite, Fe2O3 Fe2O3 C atau CO Dapur tinggi

Magnetite, Fe3O4

Cobaltite, Co As S Co3O4

Millerite, NiS

Copper glance,
Cu2S
CuS

Zink blende, ZnS C(CO) Dapur tinggi


* Reduksi sendiri : Cu2S(s) + O2 (g) 2 Cu(s) + SO2(g)

B. BESI DIEKSTRAKSI DARI OKSIDA BESI DENGAN REDUKTOR KARBON

PENGOLAHAN BESI BAJA.

Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu

gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C)


Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C

Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.

Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada

penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton besi

kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO 3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan

0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.

Reaksi yang terjadi :

1. Reaksi pembakaran.

Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO 2 dan panas.

Gas CO2 yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO.

C + O2 CO2

CO2 + C 2CO

2. Proses reduksi

Gas CO mereduksi bijih.

Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2

Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2


Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian mleleh karena suhu t inggi (1.5000C)

3. Reaksi pembentukan kerak

CaCO3 CaO + CO2

CaO + SiO2 CaSiO3 kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di

bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan

kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar

yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja

dengan kadar C sebagai berikut :

baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %

baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %

baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

Pembuatan baja :

Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur

campuran yang lain. Ada 3 cara :

1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah

dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar

gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.

2. Open-hearth process

Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi

(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan

oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.

3. Dengan dapur listrik.

Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur

listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C

yang tertentu.

C. EKSTRAKSI TEMBAGA DARI BIJIHNYA DILAUKAN MELALUI RANGKAIAN REAKSI

REDOKS.

Pengolahan tembaga

Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu 2S, Cu2O. Bijih tembaga

dinaikan konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan


proses pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh

tembaga.

Reaksinya :

Cu2S + O2 2 Cu + SO2

2 Cu2S + 3 O2 2 Cu2O + 2 SO2

Cu2S + 2 Cu2O 6 Cu + SO2

Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk

berbagai keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk

penghantar listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.

Proses pemurnian tembaga :

Susunan : - Katode : logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.

- Anode : logam Cu tak murni

- Elektrolit : larutan CuSO4

Reaksi : Katode : Cu+2 + 2 e- Cu menempel katode.

Anode : Cu (An) Cu+2 + 2e-


Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan kalkopirit, seperti yang

dinyatakan dalam persamaan reaksi di bawah ini :

2 CuFeS2(s) + 4 O2(g) ——> Cu2S(s) + 2 FeO(s) + 3 SO2(g)

Cu2S(s) + O2(g) ——> 2Cu(l) + SO2(g)

Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis. Logam Tembaga

memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam tembaga

sering digunakan sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga juga

digunakan pada pembuatan alloy (sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari

Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin (uang

logam).

Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat

pekat panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga adalah

+1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan cenderung mengalami disproporsionasi dalam

larutan.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

2 Cu+(aq) ——> Cu(s) + Cu2+(aq)

Cu(Anode) Cu (katode)
Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam yang kurang reaktif (Ag,

Au) mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih reaktif (Fe) tetap dalam

larutan, sebagai ion Fe2+, Ag dan Au merupakan hasil tambahan.


Unsur golongan III B

Skandium (Sc)

YITRIUM (Itrium)

Itrium merupakan logam berwarna keperakan. Kebanyakan yttrium komersial

dihasilkan dari pasir monasit yang juga merupakan sumber bagi sebagian besar

unsur-unsur tanah.

Itrium memiliki kilau metalik-keperakan. Itrium menyala di udara. Itrium

banyak ditemukan dalam mineral bumi. Batuan Bulan mengandung yttrium dan

itrium digunakan sebagai fosfor untuk menghasilkan warna merah di layar televisi.

Yttrium merupakan unsur golongan IIIB yang berada pada periode 5. Yttrium

termasuk dalam logam transisi. Yttrium ditemukan oleh peneliti dari Finlandia

bernama Johan Gadolin tahun 1794 dan diisolasi oleh Friedrich Wohler tahun

1828 berupa ekstrak tidak murni yttria dari reduksi yttrium klorida anhidrat (YCl 3)

dengan potassium.
- Yttrium Allumunium garnet Y3All5O12 senyawa ini digunakan sebagai laser selain

itu untuk perhiasan yaitu stimulan pada berlian.

- Yttrium(III)Oksida Y2O3 senyawa ini digunakan untuk membuat YVO 4 ( Eu + Y2O3)

dimana phosphor Eu memberikan warna merah pada tube TV berwarna. Yttrium

oksida juga digunakan untuk membuat Yttrium-Iron-garnet yang dimanfaatkan

pada microwave supaya efektif

- Selain itu Yttrium juga digunakan untuk meningkatkan kekuatan pada logam

alumunium dan alloy magnesium. Penambahan Yttrium pada besi membuat nya

mempunyai efektifitas dalam bekerja.

Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

Bahaya Yttrium jika bereaksi dengan udara adalah jika terhirup oleh manusia

dapat menyebabkan kanker dan jika terakumulasi dalam jumlah berlebih dalam

tubuh menyebabkan kerusakan pada liver. Pada binatang air terpaan Yttrium

menyebabkan kerusakan pada membrane sel, yang berdampak pada system

reproduksi dan fungsi pada system saraf. Yttrium tidak beracun tetapi beberapa

dari senyawa scandium bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat

menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh.


Yttrium dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan

dari pembuangan perabot rumah tangga. Yttrium secara terus-menerus

terakumulasi di dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam

tubuh manusia dan hewan.

LANTHANUM

Lanthanum adalah unsur kimia dengan simbol La dan nomor atom 57. Lanthanum

adalah unsur logam berwarna putih perak yang dimiliki oleh kelompok 3 dari tabel

periodik dan merupakan lantanida . Lanthanum merupakan logam lunak, ulet, dan

lembut yang mengoksidasi cepat ketika terkena udara. Hal ini dihasilkan dari

mineral monasit dan bastnäsite menggunakan multistage proses ekstraksi

kompleks. Senyawa lanthanum memiliki banyak aplikasi sebagai katalis, aditif

dalam kaca, pencahayaan karbon untuk pencahayaan studio dan proyeksi, elemen

pengapian dalam korek api dan obor, katoda elektron,scintillators,dan lain-

lain. Lanthanum karbonat (La2(CO3)3) telah disetujui sebagai pengobatan terhadap

gagal ginjal.

La2O2 digunakan untuk membuat kaca optic khusus (kaca adsorbsi infra merah,

kamera dan lensa teleskop). Jika La ditambahkan di dalam baja maka akan

meningkatkan kelunakan dan ketahanan baja tersebut. La digunakan sebagai


material utama dalam elektroda karbon (carbon arc electrodes). Garam-garam La

yang terdapat dalam katalis zeolit digunakan dalam proses pengkilangan minyak

bumi. Salah satu kegunaan senyawa-senyawa gol Lanthanida adalah pada industri

perfilman untuk penerangan dalam studio dan proyeksi.

Lanthanum dapat mengadsorbsi gas H2 sehingga logam ini disebut

dengan “hydrogen sponge” atau sepon hydrogen. Gas H2 tersebut terdisosiasi

menjadi atom H, yang mana akan mengisi sebagian ruangan (interstice) dalam

atom-atom La. Ketika atom H kembali lepas ke udara maka mereka kembali

bergabung membentuk ikatan H-H.

Aktinium

Aktinium juga merupakan logam radioaktif langka yang terpancar dalam

gelap. Isotop aktinium yang paling lama hidup (Ac-227) memiliki paruh 21,8 tahun.

Unsur ini diperoleh sebagai kotoran dalam bijih-bijih uranium, sebuah bijih

ditambang untuk konten uranium. Sepersepuluh dari satu gram aktinium dapat

dipulihkan dari 1 ton bijih-bijih uranium.

Sifat keradioaktifan dari aktinium 150 kali lebih besar dari radium, sehingga

memungkinkan untuk menggunakan Ac sebagai sumber neutron. Sebaliknya,

aktinium jarang digunakan dalam bidang Industri. Ac-225 digunakan dalam


pengobatan, yaitu digunakan dalam suatu generator untuk memproduksi Bi-213.

Ac-225 juga dapat digunakan sebagai agen untuk penyembuhan secara “radio-

immunoterapi”.

Efek Bagi Kesehatan dan Lingkungan

Aktinium-227 bersifat sangat radioaktif dan berpengaruh buruk pada kesehatan.

Bahaya dari aktinium sama dengan bahaya dari plutonium. Bahaya terbesar dari

raioaktif unuk kehidupan sebagaimana kita ketahui adalah bahaya bagi sistem

reproduksi dan penurunan sifat. Bahkan dengan dosis rendah bersifat

karsinogenik yang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh.

Pertumbuhan teknologi nuklir telah membawa sejumlah besar pengeluaran zat

radioaktif ke atmosfir, tanah, dan lautan. Radiasi membahayakan dan

terkonsentrasi dalam rantai makanan, sehingga membahayakan bagi manusia dan

hewan.

Unsur Logam Golongan VIII B (9) dan VIII B (10).

Golongan VIII B (9)

Co (Kobalt)
Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co

dan nomor atom 27.

Ditemukan oleh Brandt pada tahun 1735.

Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen

bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu

perak yang keras dan berkilau.

Ketersediaan: unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang

mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat

Kobal terdapat dalam mineral kobaltit, smaltit dan eritrit. Sering terdapat

bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi, yang mana umum

didapatkan sebagai hasil samping produksi. Kobal juga terdapat dalam meteorit.

Bijih mineral kobal yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan Kanada. Survei

badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan bahwa di dasar bagian

tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya kobal dengan kedalaman yang

relatif dangkal, lebih dekat ke arah Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika

Serikat lainnya.

Proses Pembuatan Kobalt


Unsur cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga

dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), cobalttite

(CoAsS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama cobalt disebut “Speisses” yang

merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.

Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium

( NaOCl) . Berikut reaksinya :

2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)

Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk

oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur

kobalt metal. Berikut reaksinya :

2Co(OH)3 (heat) Co2O3 + 3H2O

2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g)

Kegunaan :

Kobal dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat Alnico,

alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy stellit,

mengandung kobal, khrom, dan wolfram, yang bermanfaat untuk peralatan berat,
peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang digunakan

dengan kecepatan tinggi.

Kobal juga digunakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Sebagai alloy,

digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam digunakan dalam

elektroplating karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan

oksidasinya.

Garam kobal telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan warna

biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik dan lapis e-mail gigi.

Garam kobal adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan biru

Thenard. Larutan kobal klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta. Kobal

digunakan secara hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, nitrat karena telah

ditemukan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral tertentu pada

binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm kobal untuk

makanan binatang.

Penggunaan kobalt di Industri

1. Radioisotop dalam industri.


2. Kobal-60: Digunakan untuk sterilisasi gamma, radiografi industri, kepadatan

dan ketinggian mengisi.

3. Industri mobil memakai paduan bahan kobalt.

4. Paduan baja dan kobalt banyak digunakan untuk konstruksi pesawat terbang

atau konstruksi yang harus tahan panas dan tahan aus.

Logam Cobalt sebenarnya dibutuhkan manusia dalam jumlah yang sangat sedikit

untuk proses pembentukan butir darah merah. Cobalt (Co) dalam jumlah tertentu

dibutuhkan tubuh melalui Vitamin B12 yang masuk ke tubuh manusia

Tingkat Bahaya Kobalt

1. Toksisitas kobalt cukup rendah dibandingkan dengan logam lain dalam tanah.

2. Hewan diberikan kobalt klorida perorally atau melalui suntikan menunjukkan

konsentrasi yang lebih tinggi dalam hati, dengan konsentrasi agak rendah di ginjal

dan limpa.

3. Kobalt garam terhirup menyebabkan iritasi pernafasan mungkin menyebabkan

oedema paru (pneumonia kimia) pada hewan.

4. Cobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam tubuh akan

merusak kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah, tekanan darah
menjadi tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit gagal jantung, sesak

nafas, batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah.

Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Kobalt

Wabah keracunan Cobalt pernah terjadi di Amerika tahun 1964-1966 di kota

Nebraska dan Ohama. Masyarakat kedua kota tersebut mengalami gagal jantung.

Penyebabnya adalah beberapa Industri menggunakan Cobalt (Co) dalam proses

produksi misalnya : produksi minuman kaleng.

Cara pencegahannya dan penanggulangan yang dapat dilakukan terhadap

pencemaran kobalt adalah:

Melakukan pengolahan terhadap air limbah yang mengandung logam Co sehingga

aman dibuang ke lingkungan.

Menanam tanaman eceng gondok di badan air yang tercemar oleh logam Co.

Melakukan pengolaham kembali atau recovery.

Rh (Rodium)

Rhodium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

Rh dan nomor atom 45


Wollaston menemukan rodium di antara tahun 1803 dan 1804 pada bijih mentah

platina,yang kemungkinan didapat dari Amerika Selatan.

Rodium terjadi di alam dengan logam grup platina lainnya dari pasir di sungai Ural

dan Amerika Utara dan Selatan. Juga ditemukan bersama logam grup platina

lainnya dari area penambangan tembaga-nikel sulfide di Sudbury, kawasan

Ontario. Meskipun kuantitas yang didapatkan sangat kecil, maka produksi dalam

jumlah komersial dimungkinkan dari proses nikel dalam jumlah berton-ton.

Produksi rodium tahunan hanya sebanyak 7-8 ton.

Kegunaan

Kegunaan utama rodium adalah bagian dari alloy untuk mengeraskan platina dan

paladium. Alloy semacam ini digunakan untuk rakitan gulungan kawat koil dalam

tungku pemanas, pembuatan termokopel, bushing (proses pembentukan garis

silindris untuk menahan gerakan mekanis) pada produksi serat kaca, elektroda

pada kabel kontak pemercik api pada pesawat terbang, dan pembuatan cawan

porselen. Rodium sangat berguna sebagai bahan kontak listrik karena rodium

memiliki hambatan listrik yang rendah, hambatan kontak yang rendah dan stabil,

dan sangat tahan terhadap korosi. Lapisan rodium, dihasilkan dengan metode

electroplating atau dengan evaporasi (penguapan), bersifat keras dan digunakan


untuk instrument optis. Rodium juga digunakan untuk perhiasan wanita, dekorasi,

dan sebagai katalis.

Penggunaan utama dari unsur ini adalah sebagai agen untuk platinum paduan

pengerasan dan paladium. Paduan ini digunakan dalam gulungan tungku, ring

untuk produksi serat gelas, elemen termokopel, elektroda untuk busi pesawat

terbang, dan cawan lebur laboratorium. Kegunaan lain meliputi:

a) Hal ini digunakan sebagai bahan kontak listrik karena resistansi rendah listrik,

resistansi kontak rendah dan stabil, dan ketahanan korosi yang tinggi.

b) rhodium Disepuh, yang dibuat oleh elektroplating atau penguapan, sangat

keras dan digunakan untuk instrumen optik.

c) logam ini menemukan digunakan dalam perhiasan dan dekorasi. Hal ini dilapisi

pada emas putih dan platinum untuk memberikan permukaan putih reflektif. Hal

ini dikenal sebagai rodium berkedip dalam bisnis perhiasan.

d) Hal ini juga dapat digunakan dalam lapisan perak sterling untuk memperkuat

logam dari noda, sebagai akibat dari senyawa tembaga ditemukan di sterling

silver.
e) Ini juga merupakan katalis yang sangat berguna dalam sejumlah proses industri

(terutama digunakan dalam sistem katalitik konverter mobil katalitik dan katalitik

untuk karbonilasi metanol untuk menghasilkan asam asetat oleh proses

Monsanto). Hal ini digunakan untuk mengkatalisis penambahan hydrosilanes ke

ikatan rangkap, sebuah proses penting dalam pembuatan karet silikon tertentu.

f) kompleks ion rodium dengan BINAP memberikan katalis kiral banyak digunakan

untuk sintesis kiral, seperti dalam sintesis menthol.

g) Hal ini juga digunakan sebagai filter dalam sistem mamografi karena

karakteristik sinar-x yang dihasilkan.

h) Hal ini juga digunakan di permukaan pena kualitas tinggi karena tinggi

ketahanan karakteristik. Pena ini termasuk Graf von Faber-Castell yang agak

kurang terkenal dari Montblanc, tapi menghasilkan pena yang sangat terbatas.

3. Ir (Iridium)

Iridium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ir

dan nomor atom 77.


Tennant menemukan iridium pada tahun 1803 dalam residu yang tersisa ketika

platinum mentah dilarutkan dengan aqua regia. Penamaan iridium sangat layak

karena garam-garamnya berwarna terang.

Iridium tidak terdapat di alam bersama dengan platinum dan logam satu grup

platinum platinum dalam mineral tanah. Iridium didapatkan seagai hasil samping

dari industri penambangan nikel.

Kegunaan:

Meskipun kegunaan utamanya dalah sebagai zat pengeras untuk platinum, iridium

juga digunakan untuk membuat cawan dan peralatan yang membutuhkan suhu

tinggi. Iridium juga digunakan sebagai bahan kontak listrik.

Unsur ini membentuk alloy dengan osmium yang digunakan untuk mata pulpen

dan bearing kompas.

GOLONGAN VIII B (10)

Ni (Nikel)

Pd (Paladium)
Paladium yang sangat halus adalah katalis yang baik dan digunakan untuk

proses hidrogenasi dan dehidrogenasi. Juga digunakan dalam campuran alloy

untuk perhiasan yang diperdagangkan.

Emas putih adalah alloy emas yang diawawarnakan dengan penambahan

paladium. Seperti emas, paladium dapat dibentuk menjadi lembaran setipis

1/250000 inch. Logam ini digunakan dalam dunia kedokteran gigi, pembuatan

jam, pembuatan alat-alat bedah, dan kontak listrik.

3. Pt (Platina)

Platina adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pt

dan nomor atom 78. Platinum digunakan besar-besaran sebagai perhiasan wanita,

kawat, dan bejana untuk aplikasi laboratorium dan banyak instrumen berharga

lainnya termasuk termokopel. Platinum juga digunakan untuk bahan kontak listrik,

peralatan tahan korosi dan kedokteran gigi.

Alloy platinum-kobalmemiliki sifat magnetis. Salah satunya terdiri dari 76.7% berat

Pt dan 23.3% berat Co, merupakan magnet yang sangat kuat hampir dua kali lipat

dari Alnico

Sifat magnet.
Sifat Logam

Sifat

Jari-jari atom

Jari-jari ion X2+

Titik lebur (oC) 1.541 1.660 1.890 1.857 1.224 1.535 1.495 1.455 1.083

Titik didih (oC) 2.831 3.287 3.380 2.672 1.962 2.750 2.870 2.732 2.567

Massa jenis (g cm-3)

Kekerasan (skala

Mohs)

Energi ionisasi (kJ

mol-1)

Keelektronegatifan

E0 red X2+(aq) (volt) -0.91 -1.19 -0.44 -0.28 -0.25 +0.34 -0.76

E0 red X3+(aq) (volt) -0.86 -0.74 -0.28


Semua unsur transisi periode keempat bersifat logam. Sifat itu disebabkan semua

unsur transisi memiliki energi ionisasi yang rendah, yaitu kurang dari 1.000 kJ mol -

1
dan keelektronegatifannya rendah, yaitu kurang dari 2.

Sifat Magnet

Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan

unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik (sedikit ditarik ke dalam medan


magnet). Makin banyak elektron yang tidak berpasangan, maka makin kuat pula

sifat paramagnetknya. Pada seng dimana orbital pada sub kulit d terisi penuh,

maka bersifat diamagnetik (sedikit ditolak keluar medan magnet).

Membentuk senyawa-senyawa Berwarna

Senyawa unsur transisi (kecuali skandium dan seng), memberikan bermacam

warna baik padatan maupun larutannya. Warna senyawa dari unsur transisi juga

berkaitan dengan adanya orbital sub kulit d yang terisi tidak penuh. Peralihan

electron yang terjadi pada pengisian subkulit d (sehingga terjadi perubahan

bilangan oksidasi) menyebabkan terjadinya warna pada senyawa logam transisi.

Senyawa dari Sc3+ dan Ti4+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya kosong, serta

senyawa dari Zn2+ tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh, sehingga

tidak terjadi peralihan elektron.

Tingkat Oksidasi

Unsur transisi periode keempat memiliki beberapa tingkat oksidasi. Misalnya, Mn

dapat memiliki tingkat oksidasi +2 (terdapat pada MnSO 4), +4 (terdapat pada

MnO2), +6 (terdapat pada K2MnO4), dan +7 (terdapat pada KMnO4).

Unsur Tingkat Oksidasi Tingkat Oksidasi yang stabil


+2,+3,+4

+2,+3,+4,+5

+2,+3,+4,+5,+6 +3,+6

+2,+3,+4,+6,+7 +2,+4,+7

+2,+3 +2,+3

+2,+3 +2,+3

+1,+2 +1,+2
Keberagaman tingkat oksidasi unsur transisi periode ke empat disebabkan

elektron valensinya menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi ke 2 subkulit itu

sangat berdekatan sehingga unsur transisi periode keempat dapat menggunakan

elektron pada sub kulit 3d dan 4s untuk membentuk ikatan. Misalnya, besi (Fe)

dapat memiliki tingkat oksidasi +2 dan +3. Tingkat oksidasi +2 terjadi karena besi

melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s. Serta tingkat oksidasi +3 terjadi karena

besi melepaskan 2 elektron pada subkulit 4s dan 1 elektron pada subkulit 3d.

Fe : [Ar] 3d6, 4s2 26 Fe2+ : [Ar] 3d6

Fe3+ : [Ar] 3d5

Skandium (Sc) dan Seng (Zn) hanya memiliki satu tingkat oksidasi. Sc dengan

konfigurasi 21Sc: [Ar] 3d1,4s2 cenderung melepaskan semua elektron valensinya

sehingga memiliki konfigurasi sama dengan argon. Zn dengan konfigurasi 30Zn: [Ar]
3d10,4s2 cenderung melepaskan elektron pada subkulit 4s sehingga memiliki

konfigurasi elektron argon ditambah dengan subkulit d yang penuh. Konfigurasi itu

disebut pseudo gas mulia.

Sc: [Ar] 3d1,4s2 30 Zn: [Ar] 3d10,4s2

Sc3+: [Ar] 30 Zn2+: [Ar] 3d10

KESIMPULAN

3.1 Simpulan.

Dari materi yang telah dibahas dapat di analisis Bahwa Unsur transisi periode

keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium

(V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu),

dan Seng (Zn).

Dari sepuluh unsur tersebut masing – masing unsur memiliki sifat yang berbeda,

tingkat oksidasi yang berbeda, dan kegunaan yang berbeda.

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah jari-jari semakin bertambah besar.

Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari semakin pendek.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah densitas semakin besar


Dalam satu golongan, dari atas ke bawah nilai energi ionisasi unsur golongan IIIB

semakin menurun.

- Dalam satu golongan, dari atas ke bawah elektronegatifitas semakin kecil.

- Unsur golongan IIIB terdiri dari : Skandium

(Sc), yitrium (Itrium), lanthanum, dan Aktinium.

Dari pembahasan Unsur Transisi Periode 4 ini kami dapat menyimpulkan bahwa di

dalam Unsur Transisi Periode 4 memiliki Sifat yang tidak dimiliki Unsur lainnya.

Unsur Transisi Periode 4 memiliki 10 Senyawa yang terdapat diantara golongan III

B dan II B.

Dan Unsur Transisi Periode 4 banyak digunakan dalam kehidupan seperti di bidang

Analisis Kimia, Industri, dll.

.2 Saran

Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ke empat dalam kehidupan

sehari-hari, maka siswa/siswi harus benar-benar memahami mengenai unsur-

unsur periode ke empat, sehingga menjadi sebuah pengetahuan di masa depan.

maka untuk pembuatan makalah selanjutnya diharapkan penulis dapat

menyajikan penjabaran materi yang lebih banyak lagi.


DAFTAR PUSTAKA

http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/kimia-unsur-unsur-transisi-periode-

4.html

http://www2.jogjabelajar.org/modul/adaptif/kimia/22_UNSUR_TRANSISI_PERIOD

E_KEEMPAT.swf

http://www.google.co.id

http://andykimia03.wordpress.com/2009/10/15/kimia-unsur-golongan-transisi-

periode-keempat/

http://yu-mhi.blogspot.com/2011/12/makalah-kimia-unsur-transisi-periode.html

http://belovediinsblog.blogspot.com/2012/01/makalah-unsur-unsur-transisi-

periode-ke.html

http://www.scribd.com/upload-document?archive_doc=49928932#files
Anonim. 29 Juni 2009. Golongan IIIB. (Online),

(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/golongan-iii-b.html, diakses tanggal 2

Oktober 2011).

http://ichanurfa.irvanriswanto.com/2010/12/15/golongan-iii-b/#more-12

Anda mungkin juga menyukai