Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul ”PERIODE 3 dan PERIODE 4 “ yang saya susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran kimia. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.

Saya mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh
dari kesempurnaan. Saya sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun.

Besar harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
penilaian guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan mudah-mudahan isi dari
makalah saya ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mata
pelajaran kimia

Terima Kasih.
i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................i

Daftar Isi ......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Unsur-Unsur Periode 3..........................................................................................3

2.2 Sifat Kimia Unsur Periode 3..................................................................................3

2.3 Sifat Fisika Unsur Periode 3..................................................................................6

2.4 Proses pembuatan dan Manfaat Periode 3...........................................................6

2.5 Unsur Transisi Periode 4.......................................................................................9

2.6 Sifat-sifat Unsur Transisi Periode 4.....................................................................10

2.6.1 Sifat Fisik Unsur Transisi Periode 4............................................................10

2.6.2 Sifat Kimia Unsur Periode 4........................................................................12

2.7 Proses pembuatan dan Manfaat Periode 4.........................................................12

2.8 Kegunaan unsur Transisi dalam kehidupan........................................................14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................15

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................15

DaftarPustaka..........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron
valensi, dan jumlah kulit elektron. Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokkan menjadi
logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia
dikelompokkan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA.
IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan
transisi dalam, lantanida danaktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur
kimia dapat dikelompokkan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. Sifat logam unsur-unsur
seperiode dari kiri ke kanan semakin bersifat nonlogam.

Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi.
Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium
(Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan
(Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan
Keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al)
menjadi semilogam/metaloid (Si), non logam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya
membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul
raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul
sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomku. Variasi inilah
yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang
berbeda unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.

Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B,
dimulai dari IB –VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada sub kulitnya, unsur ini termasuk unsur
blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada sub kulit d dalam konfigurasi
elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada
periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V),krom (Cr),mangan (Mn), besi
(Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn)

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan unsur periode ketiga?

2.Bagaimana sifat fisik dan kimia dari unsur-unsur periode ketiga?

3. Bagaimana Proses pembuatan dan Manfaat Periode 3?

4. Apa yang dimaksud dengan unsur transisi?

5. Bagaimana sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi periode keempat?

6. Bagaimana Proses pembuatan dan Manfaat Periode 4?


1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur-unsur periode ke-3.

2. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia apa saja unsur-unsur periode ke-3.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan dan manfaat periode 3

4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan unsur transisi.

5. Untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi.

6. Untuk mengetahui proses pembuatan dan manfaat periode 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Unsur-Unsur Periode 3

Unsur-unsur periode ketiga adalah unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit utama 3 dan jumlah
elektron valensi yang berbeda. Elektron valiensinya dimulai dari satu hingga delapan. Unsur-unsur
periode ketiga adalah natrium (Na), magnesium (mg), alumunium (Al), silikon (Si), fosforus atau
fosfor (P), belerang (S), klorin(Cl) dan argon (Ar).

Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia. Unsur-
unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut

Unsur Konfigurasi Elektron

11Na
12Mg

13Al

14Si

15P

16S

17Cl

18Ar [Ne] 3s1

[Ne] 3s2

[Ne] 3s2 3p1

[Ne] 3s2 3p2

[Ne] 3s2 3p3

[NE] 3s2 3p4

[Ne] 3s23p5

[Ne] 3s23p6

2.2 Sifat Kimia Unsur Periode 3

1) Sifat Logam dan Nonlogam


Na, Mg, dan Al larut dalam asam membentuk kation tunggal Na+, Mg, dan Al 2Na(s) + 2H+(aq)
2Na+(aq) + H2(g). Silikon tergolong metaloid membentuk jaring tiga dimensi ( struktur kovalen
raksasa ). P, S dan Cl merupakan nonlogam yang mampu membentuk ion negatif.

Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalam 3 sifat, yaitu logam, semilogam,
dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik lebur tinggi, dapat
dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur nonlogam bersifat tidak
mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik
kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam. Dalam satu
periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang.

unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.

1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al

2. Kelompok unsur semilogam : Si

3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.

Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga
keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka dari itu,
sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.

2) Sifat Pereduksi dan Pengoksidasi

Dari Na ke Cl dalam periode ketiga sifat pereduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah.
Daya pereduksi dan daya pengoksidasi juga berkaitan dengan kecenderungan melepas atau
menyerap elektron. Kita ingat kembali bahwa zat pereduksi (reduktor) melepas elektron pada reaksi
redoks, sedangkan zat pengoksidasi (oksidator) menyerap elektron. Jadi, makin mudah suatu spesi
melepas elektron makin kuat daya pereduksinya. Sebaliknya, makin kuat menyerap elektron makin
kuat daya pengoksidasinya.

Untuk reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan, kecenderungan untuk mereduksi atau
mengoksidasi dinyatakan oleh harga potensial elektrode. Makin besar (makin positif) harga potensial
elektrode, makin mudah mengalami reduksi, sebaliknya makin kecil (makin negatif) harga potensial
elektrode, makin mudah teroksidasi.

Jadi, reduktor kuat mempunyai harga potensial elektrode yang sangat negatif, sedangkan oksidator
kuat mempunyai harga potensial yang sangat positif. Harga potensial elektrode dari beberapa unsur
periode ketiga adalah sebagai berikut.

Na+ (aq) + e ↔ Na(s) E0 = -2,71 volt

Mg2+ (aq) + 2e ↔ Mg (s) E0 = -2,37 volt

Al3+ (aq) + 3e ↔ Al (s) E0 = -1,66 volt

CI2 (g) + 2e ↔ 2Cl– (aq) E0 = + 1,36 volt


Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa dari Na ke Cl dalam periode ketiga daya
pereduksi berkurang, sedangkan daya pengoksidasi bertambah: natrium merupakan pereduksi
terkuat, sedangkan klorin merupakan pengoksidasi terkuat. Natrium, magnesium, dan aluminium
tergolong pereduksi kuat, tetapi berkurang dari Na ke Al. Daya pereduksi dari atrium, magnesium,
dan aluminium dapat diperbandingkan dari reaksi unsur-unsur itu dengan air. Natrium bereaksi
hebat dengan air (dengan mudah mereduksi air) membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen.

3) Sifat Asam Basa Dari Na ke Cl energi ionisasi bertambah sehingga sifat basa berkurang dan sifat
asam bertambah. Sifat asam basa unsur periode ketiga sebagai berikut.

• NaOH ↔ Basa Kuat

• Mg(OH)2 ↔ Basa Kuat

• Al (OH)3 ↔ Amfoter

• H2SiO3 ↔ Asam sangat lemah

• H3PO4 ↔ Asam lemah

• H2 S04 ↔ Asam lemah

• HCIO4 ↔ Asam sangat kuat

Hidroksida adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH-.Senyawa hidroksida umumnya
bersifat basa, Rumus senyawa hidroksida secara umum dapat ditulis LOH. Jika Keelektronegatifan L
kecil maka ikatan antara L dengan O lemah dan ikatan O dengan H kuat, sehingga ikatan antara L
dengan O lebih mudah putus dan OH– akan lepas akibatnya LOH bersifat basa.

Hidroksida unsur periode ketiga yang bersifat basa adalah NaOH dan Mg(OH)2. NaOH bersifat basa
kuat , Mg(OH)2 basa lemah. Jika Keelektronegatifan unsur L besar, ikatan antar L dengan O kuat,
sedangkan ikatan antara O dengan H lemah, maka ikatan O dengan H mudah putus dan terbentuk
LO- dan H+ yang mengakibatkan LOH bersifat asam.

Sifat asam mulai terjadi pada senyawa Si(OH)4, oleh karena keelektronegatifan

dari Si ke Cl makin besar maka kekuatan asamnya dari Si ke Cl bertambah.

Senyawa-senyawa hidroksida unsur periode ketiga dari kiri ke kanan sifat basanya berkurang dan
sifat asamnya bertambah sedangkan Al (OH)3 bersifat amfoter.

2.3 Sifat Fisik Unsur Periode 3

Tabel sifat fisik Unsur-Unsur Periode Ketiga

Sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar

Nomor atom
Massa atom relatif

Konfigurasi elektron

Energi ionisasi

(kJ/mol)

Titik cair (0 C)

Titik didih (0 C)

Tingkat oksidasi tertinggi

Afinitas elektron (kJ/mol)

Keelektronegatifan 11

22,99

2.8.1

496

97,8

883

+1
-53

0,9 12

24,31

2.8.2

738

649

1.090

+2

230

1,2 13

26,98

2.8.3
578

660

2.467

+3

-44

1,5

14

28,09

2.8.4

786

1.410

2.680

+4
-134

1,8 15

30,97

2.8.5

1.012

44

280

+5

-72

2,1 16

32,06

2.8.6
1.000

113

445

+6

-200

2,5 17

35,45

2.8.7

1.251

-101

-35

+7

-349
3,0 18

39,95

2.8.8

1.527

-184,2

-185,7

35

Berdasarkan sifat fisisnya, Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga akan meningkat semakin
kanan pada tabel periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atomnya yang semakin kanan, semakin
kecil.

2.4 Proses Pembuatan dan Manfaat Periode 3

a) Natrium

Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber utamanya
adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan proses
Downs , yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai kering
kemudian padatan yang terbentuk untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan untuk mengurangi biaya
pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu
lebur hingga 580 °C.

- Manfaat

Dipakai dalam pembuatan ester

- Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

- NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas

- NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue

- Memurnikan logam K, Rb, Cs- NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah

b) Magnesium

Magnesium dapat diperoleh melalui proses Downs:

Magnesium diendapkan sebagai magnesium hidroksida dengan menambahkan Ca(OH)2 ke dalam air
laut. Tambahkan asam klorida untuk mendapatkan klorida, yang kemudian diperoleh kristal klorida
Klorida (MgCl.6H2O). Elektrolisis leburan kristal magnesium dengan terlebih dahulu menambahkan
magnesium klorida yang mengalami hidrolisis sebagian campuran leburan natrium dan klorida
klorida. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya MgO saat kristal MgCl.6H2O.

Magnesium akan terbentuk pada katode. Reaksi:

Mg2 Ca(OH)2 (s) → Mg(OH)2 (s) Ca2

Mg(OH)2 (s) 2 H Cl– → MgCl.6H2O

Katoda : Mg2 2e– → Mg

Anoda : 2 Cl– → Cl2 (g) 2e-

-Manfaat

Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

- Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum

- Pemisah belerang dari besi dan baja

- Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan

- Untuk membuat lampu kilat


- Sebagai katalis reaksi organik

C) Aluminium

Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini dikenal
dengan proses Hall Heroult. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi
karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anoda berupa batang-batang karbon yang dicelupkan
dalam campuran.

- Manfaat

- Banyak dipakai dalam industri pesawat

- Untuk membuat konstruksi

- Dipakai pada berbagai macam aloi

- Untuk membuat magnet yang kuat

- Tawas sebagai penjernih air

- Untuk membuat logam hybrid yang dipakai di pesawat luar angkasa

- Membuat berbagai alat masak

- permata berwarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

d) Silikon

Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi, dengan
reaksi seperti berikut:

4Al(s) 3SiO2(s) → 2Al2O3(l) 3Si(s)

-Manfaat

- Dipakai dalam pembuatan kaca

- Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor

- Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga

- Untuk membuat enamel

- Untuk membuat IC
e) Fosfor

Fosfor atau fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir, dan kokas dengan
reaksi seperti berikut:

Ca3(PO4)2(l) 3SiO2(s) → 3CaSiO3(l) P2O5 (s)

2P2O5(s) 10C(s) → P4(s) 10CO(g)

Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun fosfor merah yang dihasilkan dengan jalan
memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 °C tanpa udara.

- Manfaat

- Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

- Untuk membuat konstruksi pesawat.

- Pemisah belerang dari besi dan baja

- Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan

- Untuk membuat lampu kilat

- Sebagai katalis reaksi organik

f) Sulfur

Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch yang
mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch.

- Manfaat

- Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat

- Digunakan dalam baterai

- Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk

- Digunakan pada korek dan kembang api

- Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses

8
g) Kloro

Klorin dapat dibuat menggunakan beberapa cara, yaitu:

Proses Deacon (oksidasi) HCl dicampur dengan udara, kemudian melalui CuCl2 yang bertindak
sebagai katalis.

Reaksi yang terjadi pada suhu ± 430 °C dan tekanan 20 atm.

Elektrolisis solusi NaCl menggunakan diafragma.

Elektrolisis lelehan NaCl

-Manfaat

Dipakai pada proses pemurnian udara

- Cl2 dipakai saat disinfektan

- KCl digunakan sebagai pupuk

- ZnCl2 digunakan sebagai solder

- NH4Cl digunakan sebagai pengisi baterai

- Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas

- Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum

- Dipakai pada berbagai macam industri

h) Argon

Argon dapat diperoleh dari atmosfer/udara bebas secara destilasi fraksional pada udara cair atau
dengan mengemisikan positron/elektron ke atom K.

K 1e → Ar(40) isotop Ar dengan proton 40

-Manfaat

- Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu

- Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya

- Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses

- Untuk mendeteksi sumber air tanah

- Dipakai dalam roda mobil mewah.


2.4 Unsur Transisi

Unsur transisi terletak antara unsur golongan alkali tanah dan golongan boron, merupakan unsur
logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem periodik. Adapun sifat-sifat khas dari unsur transisi yaitu
mempunyai berbagai bilangan oksidasi, kebanyakan senyawanya bersifat paramagnetik, senyawa
berwarna, dan unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks. Semua sifat-sifat khas itu akibat
dari konfigurasi elektron pada orbital d belum terisi penuh. Unsur transisi dalam bentuk logam
umumnya bersifat keras, tahan panas, penghantar panas dan listrik yang baik serta bersifat inert.
Ada beberapa pengecualian untuk logam transisi. Tembaga (Cu) bersifat lunak dan mudah ditarik.

Mangan (Mn) dan besi (Fe) bersifat sangat reaktif terutama dengan oksigen, halogen, sulfur, dan non
logam lain (seperti karbon dan boron).

2.5 Sifat-Sifat Unsur Transisi

Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan B.
Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan konfigurasi elektronnya,
unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur transisi periode
4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co)
nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).

2.5.1 Sifat Fisik Unsur Transisi

Sifat Fisis Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat

Sifat SC TI V Cr Mn Fe Co Nl Cu Zn

Nomor

Atom

Massa

Atom

Relatif

Jari-jari

Atom

Titik

Didih

Titik
Leleh

Rapatan

Energi

Ionisasi

Ke-

Elektro

negatifan 21

44,96

1,44

2.831

1.541

3,0

631

1,3 22
47,90

1,32

3.287

1.660

4,5

658

1,5 23

50,94

1,22

3.380
1.890

6,0

650

1,6 24

51,99

1,18

2.672

1.857

7,2

652
1,6 25

54,94

1,17

1.962

1.244

7,2

717

1,5 26

55,85

1,17
2.750

1.535

7,9

759

1,8 27

58,93

1,16

2.870

1.495

8,9

758
1,8 28

58,71

1,15

2.732

1.453

8,9

737

1,8 29

63,54

1,17
2.567

1.083

8,9

745

1,9 30

65,

38

1,25

907

420

7,1

906
1,6

10

A. Sifat Magnetik pada Unsur Transisi

Pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat.

B. Sifat Logam

Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan
panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi
pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur
logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan
karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat. Kecuali
seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih
memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom logam transisi.

Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d.
Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam
golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding logam golongan utama.

C. Memiliki titik leleh dan titik didih tinggi

Keunggulan ini disebabkan ikatan antar atom pada logam di unsur tersebut lebih kuat. Dari 9
logam pada unsur transisi periode 4, hanya seng yang titik leleh dan titik didihnya paling rendah. Hal
itu dipicu keadaan pada seng yang orbital d-nya telah terisi penuh dan menyebabkan antar atom sen
tidak bisa membentuk ikatan kovalen.

D. Memiliki sifat tipe

Dalam periode transisi 4, logam-logamnya bersifat- bersifat tipe ini dapat berupa paramagnetik,
diamagnetik, dan feromagnetik.

E. Bilangan Oksidasi

Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur
logam transisi mempunyai bilangan oksidasi yang lebih sejenis. Hal ini disebabkan karena beberapa
atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-sama dengan elektron valensi
(elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa D. Ion Berwarna Tingkat energi elektron pada
unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam
transisi.Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak.

11

Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit
itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya
dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke
keadaan dasar.

F. Jari-jari atom lebih besar dan tidak teratur dari kiri ke kanan.

Keadaan ini dipengaruhi oleh elektron 3d yang saling tolak-menolak sehingga memperkecil gaya
tarik inti atom terhadap elektron. Elektron pun akan lebih mengikat inti atom dan jari-jari atomnya
lebih besar.

G. Ion berwarna

Hampir sama dengan tingkat energi elektron pada unsur transisi, memicu munculnya warna pada
ion-in pada logam transisi. Elektron akan bergerak pada tingkat lebih tinggi dengan menyerap sinar
tampak.

2.5.2 Sifat Kimia Unsur Transisi

A. Keraktifan

Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial
elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut
dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur
nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.2Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) Skandium dapat bereaksi
dengan air menghasilkan gas hidrogen. 2Se(s) + 6H2O(l) 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

B. Pembentukan Ion Kompleks

Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation logam
dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan
ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia
pasangan elektron).

Contoh: [Cu(H2O)4] 2+ [Fe(CN)6] 4+ [Cr(NH3)4Cl2]+

Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron yang terjadi
pada pengisian sub kulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.

2.7 Proses Pembuatan dan Manfaat Periode 4

1. Skandium (Sc). Logam ini ditemukan pada mineral torvetit. Skandium dibuat dengan elektrolisis
cairan ScCl3 yang dicampur dengan kloridaklorida lain.

- Manfaat logam ini terutama ketika dipaukan lain. Misalnya paduan alumunium - skandium yang
dipakai pada industri aero angkasa dan peralatan sukan.
12

2. Titanium (Ti)

Ditemukan pada mineral rutil yang di bijih besi sebagai ilmenit dan ferrotitanate. Titanium terdapat
pula pada karang, silikat, bauksit, batu bara, dan tanah liat. Titanium dibuat dengan Metode Kroll
yang banyak menggunakan klor dan karbon Titanium dipakai pada badan pesawat terbang dan
pesawat supersonik. Pada suhu tingga, kekuatan titanium cenderung stabil.

3. Vanadium (V).

Vanadium terdapat pada senyawa karnotit dan vanadinit. Frevonadium (logam campuran dengan
besi) yang dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Vanadium kerap
digunakan untuk membuat peralatan dengan kekuatan dan kelenturan tinggi. Contohnya per mobil
dan alat mesin tinggi.

4. Kromium (Cr)

Tidak ada penemuan pada krommit dan jumlah kecil kromoker. Logam krom dibuat menurut
proses goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Krom sering digunakan
untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat, hinga membentuk banyak aloi (logam
campuran) yang bermanfaat.

5. Mangan (Mn)

Mangan bisa ditemukan pada biji berupa pirulosit dan rodokrosit. Pembuatan feromangan
dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Mangan dipakai pada
produksi baja yang berguna saat pemurnian besi. Selain itu digunakan pula untuk mengeraskan baja.

6. Besi (Fe)

Besi jarang ditemui secara bebas di bumi, namun berada dalam wujud bijih besi, seperti hematite,
siderite, dan magnetite. Besi dibuat menggunakan bijih besi dengan cara mereduksi bijih dalam
tanur (tungku). Digunakan dalam bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok. Dapat pula
tidak unsur ini untuk bahan tinta atau mengkilapkan kaca.

7. Nikel (Ni)

Nikel bisa ditemui sebagai senyawa, seperti sulfida, arsen, dan silikat. Nikel sering ditemukan pada
komponen pemanas listrik sebagai logam campuran. Nikel juga untuk alias seperti pada baja
stainless, monel, alnico, dan nikrom

8. Tembaga (Cu)

Tidak dapat ditemukan pada Pirit tembaga, bornis, kuprit, melakonit, dan malasit. Tembaga
diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2 melalui tahapan pengapungan, pemanggangan, reduksi, dan
elektrolisis. Tembaga kerap digunakan sebagai kabel jaringan listrik. Pipa ledeng juga sebagian
memakai bahan dari campuran tembaga.

13

2.6 Kegunaan Unsur Transisi dalam Kehidupan


Umumnya unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam bentuk oksida,Sulfida, dan
Karbonat. Hanya tembaga yang dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk
senyawanya. Hal ini disebabkan tembaga tergolong unsur logam yang relatif sukar dioksidasi.
Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-unsur transisi
dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-unsur logam yang berasal dari perut bumi
terdesak menuju kerak bumi akibat tekanan magma. Selama dalam perjalanan menuju kerak bumi,
unsur-unsur logam bereaksi dengan belerang atau oksigen yang terdapat di kerak bumi sehingga
terbentuk mineral dari unsur-unsur transisi.

Sumber Mineral Unsur Transisi

Logam Mineral Komposisi

Titanium

Rutil

IImenit TiO

FeTiO

Vanadium Vanadit

Pb3(VO4)2

Kromium Kromit

FeCr2O4

Mangan Pirolusit

MnO2

Besi

Hematit

Magnetit

Pirit

Siderit

Fe2O3
Fe3O4

FeS

FeCO3

Kobalt

Smaltit

Kobaltit CoAs2

CoAsS

Nikel Nikelit

NiS

Tembaga

Kalkosit

Kalkofrint

Malasit Cu2S

CuFeS

Cu2CO3(OH)2

Seng Sparelit ZnS

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut:

- Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al

- Kelompok unsur semilogam : Si

- Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar

2. Unsur Transisi yaitu Unsur yang terletak antara unsur golongan alkali tanah dan

golongan boron, merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem

periodik.

3. Adapun Sifat-sifat Unsur Transisi, yaitu:

1. Sifat Fisik.

- Sifat Magnetik pada Unsur Transisi

- Sifat Logam

- Bilangan Oksidasi

- Ion Berwarna

2. Sifat Kimia.

- Kereaktifan

- Pembentukan Ion Kompleks

4. Kegunaan Unsur Transisi dalam Kehidupan

Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-

unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak bumi akibat tekanan

15

DAFTAR PUSTAKA
https://usaha321.net/sifat-pereduksi-dan-pengoksidasi-unsur-periode-ketiga.html

https://amp.tirto.id/sifat-kimia-unsur-transisi-periode-4-proses-pembuatan-dan-manfaat-gizl

https://tirto.id/rangkuman-sifat-kimia-unsur-periode-3-proses-pembuatan-manfaat-git4

https://www.edura.id/blog/kimia/unsur-periode-ketiga/

https://bisakimia.com/2020/06/23/6-sifat-unsur-periode-ketiga-sifat-fisika-dan-kimia/

16

Anda mungkin juga menyukai