Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan penulisan Makalah yang berjudul ”PERIODE 3 dan PERIODE 4 “ yang saya susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran kimia. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya.
Saya mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh
dari kesempurnaan. Saya sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran
yang sifatnya membangun.
Besar harapan saya dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi
penilaian guru bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan mudah-mudahan isi dari
makalah saya ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan
terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mata
pelajaran kimia
Terima Kasih.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
DaftarPustaka..........................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron
valensi, dan jumlah kulit elektron. Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokkan menjadi
logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia
dikelompokkan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA.
IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA.Adapun golongan transisi dapat dibagi lagi menjadi golongan
transisi dalam, lantanida danaktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur
kimia dapat dikelompokkan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. Sifat logam unsur-unsur
seperiode dari kiri ke kanan semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi.
Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium
(Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan
(Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan
Keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al)
menjadi semilogam/metaloid (Si), non logam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya
membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk struktur molekul
raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul
sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomku. Variasi inilah
yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang
berbeda unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk
mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B,
dimulai dari IB –VIIIB. Sesuai dengan pengisian elektron pada sub kulitnya, unsur ini termasuk unsur
blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada sub kulit d dalam konfigurasi
elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada
periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V),krom (Cr),mangan (Mn), besi
(Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn)
Rumusan Masalah
5. Bagaimana sifat-sifat fisik dan kimia dari unsur transisi periode keempat?
2. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia apa saja unsur-unsur periode ke-3.
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur-unsur periode ketiga adalah unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit utama 3 dan jumlah
elektron valensi yang berbeda. Elektron valiensinya dimulai dari satu hingga delapan. Unsur-unsur
periode ketiga adalah natrium (Na), magnesium (mg), alumunium (Al), silikon (Si), fosforus atau
fosfor (P), belerang (S), klorin(Cl) dan argon (Ar).
Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia. Unsur-
unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut
11Na
12Mg
13Al
14Si
15P
16S
17Cl
[Ne] 3s2
[Ne] 3s23p5
[Ne] 3s23p6
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalam 3 sifat, yaitu logam, semilogam,
dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik lebur tinggi, dapat
dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur nonlogam bersifat tidak
mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik
kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam. Dalam satu
periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga
keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka dari itu,
sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
Dari Na ke Cl dalam periode ketiga sifat pereduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah.
Daya pereduksi dan daya pengoksidasi juga berkaitan dengan kecenderungan melepas atau
menyerap elektron. Kita ingat kembali bahwa zat pereduksi (reduktor) melepas elektron pada reaksi
redoks, sedangkan zat pengoksidasi (oksidator) menyerap elektron. Jadi, makin mudah suatu spesi
melepas elektron makin kuat daya pereduksinya. Sebaliknya, makin kuat menyerap elektron makin
kuat daya pengoksidasinya.
Untuk reaksi-reaksi yang berlangsung dalam larutan, kecenderungan untuk mereduksi atau
mengoksidasi dinyatakan oleh harga potensial elektrode. Makin besar (makin positif) harga potensial
elektrode, makin mudah mengalami reduksi, sebaliknya makin kecil (makin negatif) harga potensial
elektrode, makin mudah teroksidasi.
Jadi, reduktor kuat mempunyai harga potensial elektrode yang sangat negatif, sedangkan oksidator
kuat mempunyai harga potensial yang sangat positif. Harga potensial elektrode dari beberapa unsur
periode ketiga adalah sebagai berikut.
3) Sifat Asam Basa Dari Na ke Cl energi ionisasi bertambah sehingga sifat basa berkurang dan sifat
asam bertambah. Sifat asam basa unsur periode ketiga sebagai berikut.
• Al (OH)3 ↔ Amfoter
Hidroksida adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH-.Senyawa hidroksida umumnya
bersifat basa, Rumus senyawa hidroksida secara umum dapat ditulis LOH. Jika Keelektronegatifan L
kecil maka ikatan antara L dengan O lemah dan ikatan O dengan H kuat, sehingga ikatan antara L
dengan O lebih mudah putus dan OH– akan lepas akibatnya LOH bersifat basa.
Hidroksida unsur periode ketiga yang bersifat basa adalah NaOH dan Mg(OH)2. NaOH bersifat basa
kuat , Mg(OH)2 basa lemah. Jika Keelektronegatifan unsur L besar, ikatan antar L dengan O kuat,
sedangkan ikatan antara O dengan H lemah, maka ikatan O dengan H mudah putus dan terbentuk
LO- dan H+ yang mengakibatkan LOH bersifat asam.
Sifat asam mulai terjadi pada senyawa Si(OH)4, oleh karena keelektronegatifan
Senyawa-senyawa hidroksida unsur periode ketiga dari kiri ke kanan sifat basanya berkurang dan
sifat asamnya bertambah sedangkan Al (OH)3 bersifat amfoter.
Sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor atom
Massa atom relatif
Konfigurasi elektron
Energi ionisasi
(kJ/mol)
Titik cair (0 C)
Titik didih (0 C)
Keelektronegatifan 11
22,99
2.8.1
496
97,8
883
+1
-53
0,9 12
24,31
2.8.2
738
649
1.090
+2
230
1,2 13
26,98
2.8.3
578
660
2.467
+3
-44
1,5
14
28,09
2.8.4
786
1.410
2.680
+4
-134
1,8 15
30,97
2.8.5
1.012
44
280
+5
-72
2,1 16
32,06
2.8.6
1.000
113
445
+6
-200
2,5 17
35,45
2.8.7
1.251
-101
-35
+7
-349
3,0 18
39,95
2.8.8
1.527
-184,2
-185,7
35
Berdasarkan sifat fisisnya, Keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga akan meningkat semakin
kanan pada tabel periodik. Hal ini disebabkan oleh jari-jari atomnya yang semakin kanan, semakin
kecil.
a) Natrium
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber utamanya
adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan proses
Downs , yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai kering
kemudian padatan yang terbentuk untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan untuk mengurangi biaya
pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½ bagian CaCl2 untuk menurunkan suhu
lebur hingga 580 °C.
- Manfaat
- Memurnikan logam K, Rb, Cs- NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
b) Magnesium
Magnesium diendapkan sebagai magnesium hidroksida dengan menambahkan Ca(OH)2 ke dalam air
laut. Tambahkan asam klorida untuk mendapatkan klorida, yang kemudian diperoleh kristal klorida
Klorida (MgCl.6H2O). Elektrolisis leburan kristal magnesium dengan terlebih dahulu menambahkan
magnesium klorida yang mengalami hidrolisis sebagian campuran leburan natrium dan klorida
klorida. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya MgO saat kristal MgCl.6H2O.
-Manfaat
C) Aluminium
Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini dikenal
dengan proses Hall Heroult. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi
karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anoda berupa batang-batang karbon yang dicelupkan
dalam campuran.
- Manfaat
d) Silikon
Silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu tinggi, dengan
reaksi seperti berikut:
-Manfaat
- Untuk membuat IC
e) Fosfor
Fosfor atau fosfor dibuat dalam tanur listrik dengan memanaskan fosforit, pasir, dan kokas dengan
reaksi seperti berikut:
Dalam proses ini dihasilkan fosfor kuning. Adapun fosfor merah yang dihasilkan dengan jalan
memanaskan fosfor kuning pada suhu 250 °C tanpa udara.
- Manfaat
f) Sulfur
Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch yang
mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch.
- Manfaat
8
g) Kloro
Proses Deacon (oksidasi) HCl dicampur dengan udara, kemudian melalui CuCl2 yang bertindak
sebagai katalis.
-Manfaat
h) Argon
Argon dapat diperoleh dari atmosfer/udara bebas secara destilasi fraksional pada udara cair atau
dengan mengemisikan positron/elektron ke atom K.
-Manfaat
- Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
- Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
Unsur transisi terletak antara unsur golongan alkali tanah dan golongan boron, merupakan unsur
logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem periodik. Adapun sifat-sifat khas dari unsur transisi yaitu
mempunyai berbagai bilangan oksidasi, kebanyakan senyawanya bersifat paramagnetik, senyawa
berwarna, dan unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks. Semua sifat-sifat khas itu akibat
dari konfigurasi elektron pada orbital d belum terisi penuh. Unsur transisi dalam bentuk logam
umumnya bersifat keras, tahan panas, penghantar panas dan listrik yang baik serta bersifat inert.
Ada beberapa pengecualian untuk logam transisi. Tembaga (Cu) bersifat lunak dan mudah ditarik.
Mangan (Mn) dan besi (Fe) bersifat sangat reaktif terutama dengan oksigen, halogen, sulfur, dan non
logam lain (seperti karbon dan boron).
Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan B.
Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan konfigurasi elektronnya,
unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsur transisi periode
4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co)
nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Sifat SC TI V Cr Mn Fe Co Nl Cu Zn
Nomor
Atom
Massa
Atom
Relatif
Jari-jari
Atom
Titik
Didih
Titik
Leleh
Rapatan
Energi
Ionisasi
Ke-
Elektro
negatifan 21
44,96
1,44
2.831
1.541
3,0
631
1,3 22
47,90
1,32
3.287
1.660
4,5
658
1,5 23
50,94
1,22
3.380
1.890
6,0
650
1,6 24
51,99
1,18
2.672
1.857
7,2
652
1,6 25
54,94
1,17
1.962
1.244
7,2
717
1,5 26
55,85
1,17
2.750
1.535
7,9
759
1,8 27
58,93
1,16
2.870
1.495
8,9
758
1,8 28
58,71
1,15
2.732
1.453
8,9
737
1,8 29
63,54
1,17
2.567
1.083
8,9
745
1,9 30
65,
38
1,25
907
420
7,1
906
1,6
10
Pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat.
B. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan
panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi
pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur
logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan
karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat. Kecuali
seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan. Hal ini lebih
memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen antar atom logam transisi.
Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d.
Dengan demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam
golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding logam golongan utama.
Keunggulan ini disebabkan ikatan antar atom pada logam di unsur tersebut lebih kuat. Dari 9
logam pada unsur transisi periode 4, hanya seng yang titik leleh dan titik didihnya paling rendah. Hal
itu dipicu keadaan pada seng yang orbital d-nya telah terisi penuh dan menyebabkan antar atom sen
tidak bisa membentuk ikatan kovalen.
Dalam periode transisi 4, logam-logamnya bersifat- bersifat tipe ini dapat berupa paramagnetik,
diamagnetik, dan feromagnetik.
E. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur
logam transisi mempunyai bilangan oksidasi yang lebih sejenis. Hal ini disebabkan karena beberapa
atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-sama dengan elektron valensi
(elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa D. Ion Berwarna Tingkat energi elektron pada
unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam
transisi.Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan
mengabsorpsi sinar tampak.
11
Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit
itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya
dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke
keadaan dasar.
F. Jari-jari atom lebih besar dan tidak teratur dari kiri ke kanan.
Keadaan ini dipengaruhi oleh elektron 3d yang saling tolak-menolak sehingga memperkecil gaya
tarik inti atom terhadap elektron. Elektron pun akan lebih mengikat inti atom dan jari-jari atomnya
lebih besar.
G. Ion berwarna
Hampir sama dengan tingkat energi elektron pada unsur transisi, memicu munculnya warna pada
ion-in pada logam transisi. Elektron akan bergerak pada tingkat lebih tinggi dengan menyerap sinar
tampak.
A. Keraktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial
elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut
dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur
nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.2Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s) Skandium dapat bereaksi
dengan air menghasilkan gas hidrogen. 2Se(s) + 6H2O(l) 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation logam
dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan
ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia
pasangan elektron).
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan elektron yang terjadi
pada pengisian sub kulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.
1. Skandium (Sc). Logam ini ditemukan pada mineral torvetit. Skandium dibuat dengan elektrolisis
cairan ScCl3 yang dicampur dengan kloridaklorida lain.
- Manfaat logam ini terutama ketika dipaukan lain. Misalnya paduan alumunium - skandium yang
dipakai pada industri aero angkasa dan peralatan sukan.
12
2. Titanium (Ti)
Ditemukan pada mineral rutil yang di bijih besi sebagai ilmenit dan ferrotitanate. Titanium terdapat
pula pada karang, silikat, bauksit, batu bara, dan tanah liat. Titanium dibuat dengan Metode Kroll
yang banyak menggunakan klor dan karbon Titanium dipakai pada badan pesawat terbang dan
pesawat supersonik. Pada suhu tingga, kekuatan titanium cenderung stabil.
3. Vanadium (V).
Vanadium terdapat pada senyawa karnotit dan vanadinit. Frevonadium (logam campuran dengan
besi) yang dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Vanadium kerap
digunakan untuk membuat peralatan dengan kekuatan dan kelenturan tinggi. Contohnya per mobil
dan alat mesin tinggi.
4. Kromium (Cr)
Tidak ada penemuan pada krommit dan jumlah kecil kromoker. Logam krom dibuat menurut
proses goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Krom sering digunakan
untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat, hinga membentuk banyak aloi (logam
campuran) yang bermanfaat.
5. Mangan (Mn)
Mangan bisa ditemukan pada biji berupa pirulosit dan rodokrosit. Pembuatan feromangan
dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Mangan dipakai pada
produksi baja yang berguna saat pemurnian besi. Selain itu digunakan pula untuk mengeraskan baja.
6. Besi (Fe)
Besi jarang ditemui secara bebas di bumi, namun berada dalam wujud bijih besi, seperti hematite,
siderite, dan magnetite. Besi dibuat menggunakan bijih besi dengan cara mereduksi bijih dalam
tanur (tungku). Digunakan dalam bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok. Dapat pula
tidak unsur ini untuk bahan tinta atau mengkilapkan kaca.
7. Nikel (Ni)
Nikel bisa ditemui sebagai senyawa, seperti sulfida, arsen, dan silikat. Nikel sering ditemukan pada
komponen pemanas listrik sebagai logam campuran. Nikel juga untuk alias seperti pada baja
stainless, monel, alnico, dan nikrom
8. Tembaga (Cu)
Tidak dapat ditemukan pada Pirit tembaga, bornis, kuprit, melakonit, dan malasit. Tembaga
diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2 melalui tahapan pengapungan, pemanggangan, reduksi, dan
elektrolisis. Tembaga kerap digunakan sebagai kabel jaringan listrik. Pipa ledeng juga sebagian
memakai bahan dari campuran tembaga.
13
Titanium
Rutil
IImenit TiO
FeTiO
Vanadium Vanadit
Pb3(VO4)2
Kromium Kromit
FeCr2O4
Mangan Pirolusit
MnO2
Besi
Hematit
Magnetit
Pirit
Siderit
Fe2O3
Fe3O4
FeS
FeCO3
Kobalt
Smaltit
Kobaltit CoAs2
CoAsS
Nikel Nikelit
NiS
Tembaga
Kalkosit
Kalkofrint
Malasit Cu2S
CuFeS
Cu2CO3(OH)2
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Unsur Transisi yaitu Unsur yang terletak antara unsur golongan alkali tanah dan
golongan boron, merupakan unsur logam dan unsur-unsur blok d dalam sistem
periodik.
1. Sifat Fisik.
- Sifat Logam
- Bilangan Oksidasi
- Ion Berwarna
2. Sifat Kimia.
- Kereaktifan
Keberadaan unsur-unsur transisi dalam bentuk oksidasi dan sulfida disebabkan unsur-
unsur logam yang berasal dari perut bumi terdesak menuju kerak bumi akibat tekanan
15
DAFTAR PUSTAKA
https://usaha321.net/sifat-pereduksi-dan-pengoksidasi-unsur-periode-ketiga.html
https://amp.tirto.id/sifat-kimia-unsur-transisi-periode-4-proses-pembuatan-dan-manfaat-gizl
https://tirto.id/rangkuman-sifat-kimia-unsur-periode-3-proses-pembuatan-manfaat-git4
https://www.edura.id/blog/kimia/unsur-periode-ketiga/
https://bisakimia.com/2020/06/23/6-sifat-unsur-periode-ketiga-sifat-fisika-dan-kimia/
16