Mengapa proton
sebagai penyusun
inti tidak saling tolak
Proton (+)
menolak/ dapat
menyatu ?
Netron (o)
Ada 3 Pendekatan tentang kesetabilan inti Atom
1.Pita kesetabilan.
Diidentifikasi perbandingan n/p isotop-isotop yang
terdapat di alam.
Contoh
Isotop 6C12 memiliki n=6 dan p= 6 maka n/p = 1
Isotop 11Na23 memiliki n= 12 dan p=11 maka
n/p=12/11 = 1,09.
Isotop 20Ca40 mempunyai n=20 dan p=20 maka n/p=1
Dari perhitungan diatas maka diperoleh diagram
berikut yang disebut diagram pita kesetabilan.
Catatan:
1. Isotop yang stabil
adalah isotop yang n/p isotop stabil
memiliki n/p berada
pada pita kesetabilan.
2. Isotop dengan No atom
lebih dari 82 semua
radio aktif.
3. Ada 3 kelompok isotop
tidak stabil;
a.Di atas pita kestabilan.
b.Di bawah pita kestabilan
c. Atom berat dengan
No > 82
82
Kecenderungan mencapai kestabilan
1. Isotop di atas pita kesetabilan berarti kelebihan n dan
kekurangan p. Maka akan mencapai kesetabilannya
dengan cenderung mengubah n menjadi p
1 1 + -1 0 Memancarkan
0n 1p sinar beta
1
+ +1 e 0 Memancarkan
0n
1
1p positron
Cara II
0
1p
1 + -1e 0n
1
Memancarkan sinar X
e
K
92 U 238
90 Th234
+ 2 4
90Th234
88 Ra23
+ 2 4
0
POLA PELURUHAN ZAT RADIOAKTIF
238
92U
230
90Th
226
88Ra
222
86Rn
218
84Po
214
82Pb 83Bi
214 214
84Po
210
82Pb 83Bi
210
84Po
210
206
82Pb
2. Energi Bonding
Menurut kajian ini kesetabilan inti atom disebabkan karena
adanya energi bonding pernukleon yang cukup besar.
Menurut konsep ini sebagian massa dari partikel inti
diubah menjadi energi ikat antar nukleon (penyusun inti).
Hal ini dapat dilihat dari selisih massa secara teori dan
massa secara kenyataan, selisih massa tersebut
kemudian diubah menjadi energi dengan konversi Einstein
E = mc2 dan kemudian dibagi jumlah nukleonnya,
sehingga akan diperoleh energi ikatan pernukleon.
Nuclear binding energy (BE) is the energy required to break
up a nucleus into its component protons and neutrons.
BE + 199F 911p + 1010n
E = mc2
BE = 9 x (p mass) + 10 x (n mass) – 19F mass
binding energy
binding energy per nucleon =
number of nucleons
2.37 x 10-11 J
= = 1.25 x 10-12 J
19 nucleons
23.2
Nuclear binding energy per nucleon vs Mass number
Nuclear Transmutation
14N
7 + 24 17O
8
+ 11p
27Al
13 + 24 30P
15
+ 01n
14N
7 + 11p 11C
6
+ 42
23.4
Balancing Nuclear Equations
1 x Waktu paruh
50%
2 x Waktu paruh
Waktu ( t )
HUBUNGAN t½ DENGAN SISA ISOTOP
Periode Waktu Sisa Isotop Rumus
paruh: t / t½ Nt
0 100% = 1 bagian (½)0 bagian
1 50% = ½ bagian (½)1 bagian
2 25 % = ¼ bagian (½)2 bagian
3 12,5% = 1/8 bagian (½)3 bagian
4 6,25% = 1/16 bagian (½)4 bagian
- -
n Maka sisa isotop ( Nt ) (½)n bagian
Non-critical
Critical
23.5
Schematic Diagram of a Nuclear Reactor
23.5
Natural Uranium
0.7202 % U-235 99.2798% U-238
Measured at Oklo
0.7171 % U-235
Tokamak magnetic
plasma
confinement
23.6
Radioisotopes in Medicine
• 1 out of every 3 hospital patients will undergo a nuclear
medicine procedure
• 24Na, t½ = 14.8 hr, emitter, blood-flow tracer
• 131I, t½ = 14.8 hr, emitter, thyroid gland activity
• 123I, t½ = 13.3 hr, -ray emitter, brain imaging
• 18F, t½ = 1.8 hr, + emitter, positron emission tomography
• 99mTc, t½ = 6 hr, -ray emitter, imaging agent
Brain images
with 123I-labeled
compound
23.7
Radioisotopes in Medicine
Research production of 99Mo
98Mo + 10n 99Mo
42 42
99Mo
42
99mTc
43 + -10 + n t½ = 66 hours
99mTc
43
99Tc
43 + -ray t½ = 6 hours
23.7
Pakai oksigen berlabel
23.7
Biological Effects of Radiation
Radiation absorbed dose (rad)
1 rad = 1 x 10-5 J/g of material
Roentgen equivalent for man (rem)
1 rem = 1 rad x Q Quality Factor
-ray = 1
=1
= 20
23.8
Chemistry In Action: Food Irradiation
Dosage Effect