Anda di halaman 1dari 8

MANFAAT PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)


Pupuk Nitrogen
Pupuk merupakan sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang

diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen,

fosfor, dan kalium. Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi,

tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam

jumlah sedikit (mikronutrien) (Heryanita, 2017).

Pupuk diberikan agar tanaman dapat tumbuh, berkembang dan

menghasilkan sesuai yang diharapkan. Karena tumbuhan mampu mengambil

unsur hara yang tersedia di lingkungan hidupnya namun pada tanah yang telah

kehilangan unsur hara maka perlu diadakan pemberian pupuk agar unsur hara

yang telah hilang dapat di hasilkan kembali dari pupuk yang diberi. Pada lahan

yang tidak terusik manusia, kesuburan tanah selalu meningkat, karena terjadi

penyimpanan materi dan energi di tempat tersebut. Mineral dari penyimpanan

yang lebih dalam diangkut ke daun dan digugurkan ke permukaan tanah. Gas-gas

di udara terutama CO2 dimasukkan dan digunakan sebagai penyusun tubuh

tumbuhan. Tumbuhan selalu hidup bersama dengan mikrobia (Riady, 2015).

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfir, namun demikian

N merupakan unsur hara yang paling sering defisien pada tanah-tanah pertanian.

Paradog ini muncul karena N adalah unsur hara yang dibutuhkan paling besar

jumlahnya dalam pertumbuhan tanaman. Fungsi hara N sangat penting terutama

pada pembentukan senyawa-senyawa protein dalam tanaman. Dengan demikian

dinamika hara N sangat penting untuk dipelajari (Ibrahim dan Kasno, 2008).
10

Sebagian besar N di dalam tanah dalam bentuk senyawa organik tanah dan

tidak tersedia bagi tanaman. Fiksasi N organik ini sekitar 95% dari total N yang

ada di dalam tanah. Nitogen dapat diserap tanaman dalam bentuk ion NO3- dan

NH4+ (Winarso,2003).

Sumber pupuk nitrogen antara lain adalah Urea dengan rumus kimia

CO(NH2)2 yang mengandung kadar N sekitar 45-46 %. Nitrogen dimanfaatkan

oleh tanaman dalam bentuk amonium dan nitrat setelah melalui amonifikasi dan

nitrifikasi. Pupuk Urea diberikan ke dalam tanah terjadi proses hidrolisis sehingga

menguap sebagai amonia (Leiwakabessy, 2004).

Pada umumnya kemampuan tanah menyediakan unsur hara, dapat

mencerminkan tingkat kesuburan tanah dan berkorelasi positif dengan hasil

tanaman yang diusahakan. Di lain pihak tingkat kesuburan tanah berkorelasi

negatif dengan kebutuhan pupuk atau dapat diartikan semakin tinggi tingkat

kesuburan tanah, maka makin rendah penggunaan pupuk buatan dan tidak perlu

ditambahkan (Suyamto dan Arifin, 2002).

Kelebihan Pupuk Nitrogen

Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menunjukkan gejala defisiensi,

yakni daun mengalami klorosis seperti warna keunguan pada batang, tangkai

daun, permukaan bawah daun, sedangkan tanaman yang terlalu banyak

mengandung nitrogen biasanya pertumbuhan daun lebat dan sistem perakaran

yang kerdil sehingga rasio tajuk dan akar tinggi, akibatnya pembentukkan bunga

atau buah akan lambat, kualitas buah menurun, da pemasakan buah terhambat

(Salisbury dan Ross, 2002).


11

Nitrogen merupakan unsur hara makro yang paling banyak dibutuhkan

tanaman dan unsur nitrogen sangat berperan dalam fase vegetatif tanaman.

Adapun tolak ukur berhasilnya efisiensi dalam pemupukan bergantung pada

komponen produksi tanaman per hektar yang meliputi hasil per satuan luas, bobot

100 atau 1000 butir, bobot kering brangkasan, dan laju pengisian biji (Kadarwati,

2006).

Untuk meningkatkan efisiensi agronomis maka perlu dilakukan perbaikan

dalam pengelolaan tanaman serta penggunaan dosis pupuk yang tepat sehingga

mampu meningkatkan komponen produksi tanaman (Siregar dan Marzuki, 2011).

Nitrogen dapat meningkatkan hasil fotosintat untuk membangun sel-sel

baru pada tanaman sehingga nitrogen sangat berpengaruh terhadap morfologi

tanaman seperti tinggi tanaman, diameter tanaman dan jumlah anak daun

(Rahhutami, 2015).

Nitrogen apabila ditambahkan kedalam tanah akan mengalami reaksi atau

perubahan baik sifat fisik atau sifat kimianya. Perubahan-perubahan ini mulai

terjadi apabila nitrogen bereaksi dengan air tanah. Setelah bereaksi air dan pupuk

akan melarut, sebagian pupuk akan diserap tanaman, sebagian ada yang terfikasasi

menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman dan sebagian lagi hilang karna

tercuci air hujan (leaching) atau penguapan (volatilation) (Hasibuan, 2006).

Dampak Penggunaan Pupuk Nitrogen Berlebih

Ada beberapa kekurangan dari pupuk nitrogen ini jika diberi melebihi batas,

di antaranya sebagai berikut, yang pertama, tanaman menjadi rebah karena ruas

bagian bawah menjadi lemah, daya tahan tanaman terhadap penyakit menurun
12

karena kondisi tanaman sangat lemah, sedangkan tubunhya sangat subur. Lalu

buah terlambat matang karena nitrogen masih merangsang pertumbuhan cabang,

ranting, dan daun, sedangkan pembentukan buah terabaikan. Hal ini menyebabkan

kualitas panen menjadi kurang baik (Litbang Pertanian Kaltim, 2017).

Kandungan N yang optimum akan meningkatkan laju fotosintesis

tanaman. Akan tetapi, kandungan hara N yang terlalu tinggi dalam jaringan

tanaman akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pemupukan N dengan dosis berlebih menyebabkan gangguan serapan hara oleh

akar tanaman dan keseimbangan hara di dalam jaringan tanaman. Kelebihan

aplikasi pupuk N dapat menyebabkan defisiensi unsur boron dan klorosis pada

daun (Jacquemard et al. 2006).

Salah satu jenis pupuk nitrogen yang dapat diberikan ke tanah untuk

menggantikan hara yang hilang karena terserap tanaman adalah pupuk

Zwavelzure amoniak (ZA). Sifat pupuk ZA ini ialah sedikit higrokopis (menarik

air), tetapi baru menarik uap air pada kelembaban 80% dan suhu 30o C. Kendati

demikian, ZA harus disimpan di tempat kering. Sifat lain pupuk ini ialah reaks

kerjanya agak lambat dan akar tanaman tidak dapat menyerapnya bersama air

tanah, tetapi harus mendapatkannya secara langsung. Pupuk ini pun kurang

terkuras oleh air. Bila ingin dipakai sebagai pupuk dasar sebelum tanam, pupuk

ZA ini tergolong cocok. Sayangnya ia agak masam sehingga dapat membuat tanah

menjadi masam jika terlalu sering diberi pupuk ZA. Pupuk ini pun tidak cocok

diberikan pada tanah muda yang baru dibuka dan tanah yang kurang mengandung

kalsium (Litbang Pertanian Kaltim, 2017).


13

Yang kedua adalah urea yang termasuk pupuk yang higroskopis (mudah

menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air

dari udara. Oleh karena itu, urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh

tanaman. Kalu diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah berubah menjadi

amoniak dan karbondioksida, padahal kedua zat ini berupa gas yang mudah

menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air dan mudah tebakar pleh sinar

matahari. Itu, sebabnya banyak yang menganjurkan pemberian urea ini lewatdaun,

tetapi harus hati – hati. Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang

memiliki daun yang amat peka (Litbang Pertanian Kaltim, 2017).

Penentuan Dosis Optimum Pemupukan

Pengelolaan pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman ditentukan oleh

penggunaan hara yang efektif oleh tanaman. Hasil analisis jaringan daun dapat

menunjukkan status kecukupan hara tanaman sehingga dapat menentukan

kebutuhan pupuk yang dapat diintegrasikan dengan pertumbuhan vegetatif

(Witt et al., 2005).

Penambahan dosis pupuk pada tanaman kelapa sawit ada batasnya karena

di atas batas dosis tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap produksi atau

menimbulkan kerugian ekonomi (Sastrosayono 2003).

Dosis pupuk pada tanaman kelapa sawit ditentukan berdasarkan hasil

analisis daun, kesuburan tanah, produksi tanaman, percobaan lapangan, dan

pengamatan visual tanaman. Hasil analisis daun memberikan indikasi kekurangan

hara pada tanaman, tetapi tidak menjelaskan penyebab dan jumlah pupuk yang

diperlukan untuk mencapai kondisi hara yang optimum. Pemahaman mengenai


14

kondisi kesuburan tanah sangat penting dilakukan dalam menentukan

rekomendasi pemupukan yang tepat. Hal tersebut lebih lanjut dikaitkan dengan

pengamatan di lapangan, hasil percobaan pemupukan, potensi produksi, dan

realisasi pemupukan sebelumnya (Winarna et al. 2007).

Pemberian nitrogen dosis tinggi dapat meningkatkan laju fotosintesis

tanaman sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen berperan dalam

sintesis protein dan asam nukleat dalam sel yang berperan dalam pembentukan sel

baru sebagai indikator pertumbuhan tanaman (Darmawan, 2006).

Pemberian suatu hara ke dalam tanah akan merubah keseimbangan hara

lainnya sehingga walaupun dosis pupuk yang dihasilkan dari percobaan

pemupukan, bila diterapkan pada tanah yang sama, peluang terjadinya

penyimpangan akan tetap ada. Adanya perbedaan cuaca, jenis tanah, bahan

tanam, dan umur tanaman menjadi batasan untuk mendiagnosa hara daun dalam

menentukan status hara sawit, dan bahkan perlu dibuat rekomendasi pupuk yang

spesifik lokasi (Darmawan, 2006).

Manfaat Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq.)

Nitrogen di dalam daun berperan dalam proses fotosintesis. Permukaan

daun yang semakin luas akan meningkatkan jumlah cahaya yang mampu

ditangkap tanaman sehingga laju fotosintesis juga akan meningkat

(Sudradjat et al. 2014).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang berperan dalam sintesis

klorofil sehingga aplikasi pupuk N pada tingkat dosis yang tepat akan
15

meningkatkan warna kehijauan daun dan kandungan klorofil daun tanaman kelapa

sawit (Sutarta et al., 2007).

Kandungan N yang optimum akan meningkatkan laju fotosintesis

tanaman. Akan tetapi, kandungan hara N yang terlalu tinggi dalam jaringan

tanaman akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pemupukan N dengan dosis berlebih menyebabkan gangguan serapan hara oleh

akar tanaman dan keseimbangan hara di dalam jaringan tanaman. Kelebihan

aplikasi pupuk N dapat menyebabkan defisiensi unsur boron dan klorosis pada

daun (Jacquemard et al. 2006).

Hasil analisis N di dalam daun dapat dijadikan sebagai indikator untuk

mengetahui status N pada tanaman, tetapi perlu kehati-hatian dalam

mengintepretasikan nilai kritis hara tersebut agar tidak terjadi kesalahan. Nilai

kritis dan optimum hara pada setiap tanaman dapat bervariasi bergantung pada

beberapa faktor seperti umur tanaman, kelembaban tanah, rasio terhadap

konsentrasi hara lain, bahan tanam yang digunakan, jarak tanam, dan kompetisi

antar tanaman (Fairhurst, 2000).

Kandungan klorofil yang optimum akan meningkatkan laju fotosintesis

sehingga asimilat yang terbentuk semakin banyak. Asimilat tersebut kemudian

ditranslokasikan ke organ-organ tanaman yang membutuhkan seperti akar, batang,

daun, dan buah. Hal ini diduga bahwa dosis aplikasi pupuk N yang optimal akan

meningkatkan pembentukan bunga betina menjadi buah. Pembentukan bunga

menjadi buah akan terhambat apabila dosis pupuk N yang diberikan melebihi

batas kecukupan hara bagi tanaman. Kandungan hara N di dalam 1 ton TBS yaitu

3.1 kg N (Tarmizi dan Tayeb 2006).


16

Penerapan nitrogen akan meningkatkan jumlah anak daun -daun baru. Hal

ini sesuai dengan sifat nitrogen yang merupakan unsur yang bersifat mobile yang

memiliki pergerakan yang tinggi dan mengalami pergerakandari jaringan yang tua

ke jaringan tanaman yang muda sehingga kelebihan atau pengaruh dari unsur

nitrogen dapat mudah terlihat pada jaringan jaringan muda tanaman seperti

terbentuknya daun-daun baru TBM kelapa sawit (Manurung, 2015).

Pengaruh perlakuan nitrogen pada peubah panjang pelepah menunjukkan

bahwa pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap panjang pelepah.

Kalium bukan merupakan unsur penyusun jaringan tanaman. Kalium lebih

berpengaruh pada proses fisiologis tanaman sehingga respon kalium tidak begitu

terlihat pada respon panjang pelepah tanaman (Rahhutami, 2015).

Anda mungkin juga menyukai