2. Sifat Kimia
a. Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun senyawa dari gas
mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan konfigurasi electron yang
dimilikinya. Electron valensi gas mulia adalah 8 (kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan
konfigurasi yang paling stabil. Gas mulia memiliki energy pengionan yang besar dan afinitas
yang kecil. Energy pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsure-unsur gas mulia
melepaskan electron sedangkan afinitas electron yang rendah menunjukkan kecilnya
kecendrungan untuk menyerap electron.
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas ataupun
menyerap electron. Jadi, unsure-unsur dalam gas mulia sukar untuk bereaksi. Namun, untuk
unsure gas mulia yang mempunyai energy ionisasi yang kecil dan afinitas electron yang besar
mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk
senyawa XeF2, XeF4 dan XeF6.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya. Jadi,
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap electron kulit terluar berkurang, sehingga
semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun, demikian unsure gas mulia hanya dapat
berikatan dengan unsure yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
b. Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin bertambah.
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon yaitu XePtF6.
Penemuan ini membuktikan bahwa gass mulia dapat bereaksi dengan unsure lain, meskipun
dalam reaksi yang sangat terbatas dan harus memenuhi criteria berikut :
1) Harga energy ionisasi gas mulia yang akan bereakssi haruslah cukup rendah (terletak
dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai sekarang gas mulia yang sudah dapat
dibuat senyawanya barulah Kripton, Xenon dan Radon.
2) Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsure-unsur yang sangat
elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
Dari He ke Rn energy ionisasinya semakin kecil. Artinya semakin besar nomor atom gas
mulia, maka jari-jari atomnya semakin besar pula dan kereaktifannya semakin bertambah
besar. Jika jari-jari atom bertambah besar maka gaya tarik inti atom terhadap electron terluar
makin lemah sehingga electron lebih mudah tertarik ke zat lain. Hal tersebut terbukti karena
sampai saat ini belum ada senyawa gas mulia dari Helium, Neon dan Argon. Senyawa gas
mulia yang berhasil dibuat adalah senyawa dari xenon, krypton dan radon karena memang
helium, neon dan argon sangat stabil sedangkan xenon, krypton dan radon lebih reaktif. Di
dalam gas mulia senyawa xenon merupakan senyawa yang paling banyak dibuat.
Sifat kereaktifan unsure-unsur gas mulia berurut Ne > He > Ar > Kr > Xe. Radon
radioaktif. Konfigurasi electron gas mulia dijadikan sebagai acuan bagi unsure-unsur lain
dalam system periodik.
No. Sifat Kimia
1 Kereaktifan rendah
Tidak cenderung melepas atau menyerap
2
elektron
3 Jari-jari atom berpengaruh pada kereaktia gas
4 Tidak berwarna
5 Tidak berbau
6 Tidak berasa
7 Mudah terbakar dalam keadaan normal
c. Keberadaan di Bumi
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik.
unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar),
Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain
karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di
atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga
sebagi gas jarang.
Semua unsure gas mulia terdapat di udara. Unsure gas mulia yang paling banyak
terdapat di udara adalah argon, sedangkan unsure gas mulia yang paling sedikit adalah radon
yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek ( 4 hari ) dan meluruh menjadi
unsure lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh dengan cara destilasi bertingkat udara cair.
Sedangkan radon hanya dapat diperoleh dari peluruhan radioaktif unsure radium, berdasarkan
reaksi inti berikut :
226
88 Ra 222
86Rn + 42He
Helium merupakan komponen (unsure) terbanyak di alam semesta yang diproses dari
gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung helium. Secara spektoskopik helium
telah terdeteksi keberadaanya di bintang-bintang, terutama di bintang yang panas ( seperti
matahari). Helium juga merupakan komponen penting dalam reaksi proton–proton dan siklus
karbon yang merupakan bahan bakar matahari dan bintang lainnya.
d. Cara Pembuatan
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh
karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Perkecualian
adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.