Anda di halaman 1dari 10

Mengapa kandungan gas helium dalam tabung untuk menyelam lebih

besar daripada oksigen?


Tabung gas yang digunakan menyelam ada tiga macam yaitu campuran
antara nitrogen-oksigen, helium-oksigen dan campuran ketiga-tiganya.
Ketika seorang penyelam menyelam pada kedalaman lebih dari 30 meter,
nitrogen akan lebih mudah larut dalam darah dan akan mengakibatkan
keracunan nitrogen dengan gejala seperti mabuk alkohol. Menyelam lebih
dari 100 meter akan mengakibatkan kehilangan kesadaran, kebutaan bahkan
kematian. Mengapa hal ini terjadi? Karena sesuai dengan Hukum Tekanan
Dalton : Jumlah tekanan pada zat gas sama dengan jumlah tekanan pada
zat cair. Semakin dalam kita menyelam, tekanan udara akan semakin
besar, sehingga semakin banyak jumlah nitrogen yang larut dalam darah.
Kenaikan konsentrasi nitrogen dalam darah akan merangsang jaringan syaraf
sehingga menimbulkan efek alkohol atau narkotik.
Mengapa di dalam tabung selam tidak seluruhnya oksigen (hal yang sama:
mengapa udara di bumi terdiri hanya 20% oksigen) ? Karena kelarutan
oksigen pun akan bertambah seiring dengan dalamnya kita menyelam.
Oksigen yang berlebihan juga akan merusak sistem syaraf utama manusia
(keracunan oksigen), pemakaian yang berlebihan akan merusak jaringanjaringan syaraf sehingga diusahakan kadar oksigen dalam tabung gas pun
tidak lebih dari 20%. Sebagai tambahan, oksigen murni yang dipakai untuk
perawatan di rumah sakit pun hanya dapat dihirup tidak lebih dari 2 jam.
Helium merupakan salah satu alternatif yang baik untuk mengganti nitrogen
karena selain tidak berbau, tidak berwarna, gas helium relatif tidak reaktif
secara kimia. Hanya saja helium relatif mahal dan pemakaian yang
berkepanjangan akan mengkonsumsi daya panas tubuh kita yang juga akan
mengakibatkan gejala pening, rabun dan sebagainya. Namun gejala yang
ditimbulkan jauh lebih sedikit dibanding dengan keracunan nitrogen.
Golongan gas mulia atau golongan 0 (nol) terdiri atas unsur Helium (He),
Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn)

A. Sifat fisika

Golongan gas mulia tidak ditemukan senyawa alami di alam

Golongan ini sudah memenuhi aturan oktet dan duplet. Duplet untuk
helium (2 elektron terluar), sedangkan oktet (8 elektron terluar) untuk unsur
selain helium dalam gas mulia

Kestabilannya sangat tinggi, dicermikan dari energi ionisasinya yang


sangat besar dan afinitas elektronnya sangat kecil

Titik didih dan beku gas mulia meningkat dari atas ke bawah,
dicerminkan oleh gaya London yang lemah. Nah, titik bekunya mencapai
absolut (0 K) terutama helium

Konfigurasi elektron gas mulia selalu berakhir ns2 ns6, kecuali helium
berakhiran ns2

Gas mulia tidak bersifat kovalen dan ionik

Senyawa gas mulia paling sering digunakan untuk lampu


B. Sifat kimia

Gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin panjang hingga Radon,
sehingga semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der Waals
Kereaktifan gas mulia bertambah besar seiring bertambahnya jari-jari
atom

Gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang memiliki


keelektronegatifan yang sangat tinggi, seperti fluor. Contoh senyawa yang
berhasil dibuat adalah XePtF6

Gas mulia sering dikatakn gas inert (lembam) karena tidak ikut
bereaksi
C. Keunikan gas mulia

Unsur-unsur gas mulia paling lama diteliti oleh ilmuwan karena untuk
membuatnya saja, memerlukan suhu yang tinggi seperti XePtF6

Unsur-unsur gas mulia memiliki arti:


*Helium = dari matahari
*Kripton = tersembunyi
*Neon = baru
*Xenon = tak dikenal atau asing
*Radon = radioaktif

Radon dapat bereaksi spontan (E sel bertanda positif) dengan fluorin

Xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi

Kripton sangat susah untuk bereaksi makanya dikatakan sebagai unsur


yang pelit. Namun, kripton akan bereaksi jika digunakan sistem koloid
loncatan bunga api listrik

Helium, neon, dan argon lebih sukar bereaksi dan belum berhasil
dibuat suatu senyawa

Helium adalah unsur yang paling ringan, makanya digunakan untuk


pengisi balon dan tabung penyelam

Lampu warna-warni digunakan dari unsur kripton dan xenon

Ternyata, sinar laser digunakan dari campuran antara 10% Xe, 89% Ar,
dan 19% F2

Argon adalah unsur gas mulia paling banyak digunakan. Contohnya


utuk pengelasan logam (1 tahun, digunakan sebanyak 30.000 ton di Inggris)

Senyawa oksida gas mulia (seperti XeO3) langsung meledak jika diberi
sedikit tekanan (bahkan tekanan yang kecil) atau digosok. Ledakannya
setara dengan mesiu berjenis TNT. Gila ya -_C. Warna unsur-unsur gas mulia

Helium = tidak berwarna, tetapi dalam lampu berwarna merah orange

Neon = merah

Argon = merah muda (tekanan rendah) dan biru (tekanan tinggi)

Kripton = putih kebiruan

Xenon = biru

Radon = sinar radioaktif (alpha, beta, dan gamma)


SIFAT UMUM GAS MULIA

Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron
valensinya 2,sudah stabil sehingga sukar membentuk senyawa dengan
unsur lain.

Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).

Bersifat inert

Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya
beberapa derajat di atas titik cairnya.

Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring


bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

SIFAT KIMIA GAS MULIA

Radon ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan


Xenon memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai
bereaksi.

Kripton lebih sukar bereaksi, hanya bereaksi dengan fluorin jika


disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik.

Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan


jari-jari atomnya, yaitu dari atas ke bawah.

Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap


elektron kulit luar berkurang, sehingga elektronnya semakin mudah
ditarik oleh atom lain.

Unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif, seperti fluorin dan oksigen.

Radon bersifat radioaktif

Argon terbanyak di atmosfer, sedangkan Helium terbanyak di alam


semesta.

B. KEBERADAAN DI ALAM
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIII A dan memiliki
kestabilan yang sangat tinggi. Gas mulia terdiri atas unsur Helium (He), Neon (Ne),
Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Semua gas mulia dapat dijumpai
di atmosfir. Perbandingan gas mulia di udara dalam bagian per sejuta volumenya yaitu:
Helium = 0,000524 %
Neon
= 0.00182 %
Argon = 0.934 %
Kripton = 0,000114 %
Xenon = 0.000008 %
Radon = 6x10-18 %
Di alam semesta kandungan Helium adalah yang paling banyak di antara gas mulia lain,
karena Helium merupakan bahan bakar dari matahari dan merupakan komponen (unsur)
yang diproses dari gas alam. Argon merupakan gas yang paling banyak dijumpai di
atmosfir. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara dan bersifat radioaktif.
Gas mulia kecuali Radon diperoleh dengan cara destilasi bertingkat udara cair, sedangkan
Radon dapat diperoleh dari peluruhan radioaktif unsur Radium.
Kerapatannya bertambah dari Helium ke Radon
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan gaya London.
Nilai kerapatan semakin besar dengan besar dengan pertambahan massa atom dan kekuatan gaya
London, sebaliknya semakin kecil dengan pertambahan jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan
gas mulia bertambah dari He ke Rn maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London
dari He ke Rn lebih dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
2. Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom
gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energi dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk
mengatasi gaya London yang semakin kuat.
3. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron suatu atom.
Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin ke bawah semakin kecil potensial ionisasinya
sedangkan untuk unsur seperiode (kiri-kanan), semakin ke kanan semakin besar potensial
ionisasinya.

4. Afinitas elektron
Afinitas electron adalah energi yang dibebaskan atom netral dalam pengikatan electron
untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia
sangat sukar untuk menerima elektron.
5. Jari-jari Atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia sangat kecil (dalam satu golongan,
semakin ke atas semakin kecil) sehingga elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom.
Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi.

6.

Wujud Gas Mulia


Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar
0
(25 C atau 298K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsurunsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik.

7.

Kelarutan
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon
(Rn). Pada suhu 0C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar dan 50 ml Rn.

8.

Konfigurasi Elektron
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia:
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

b.

Sifat Kimia
Selama bertahun-tahun unsur-unsur golongan VIIIA disebut sebagai gas inert(tak
bereaksi), sebab masing-masing nampak sama sekali tidak reaktif secara kimia. Pada
tahun 1962 dunia menyaksikan seorang ahli kimia Canada Neil Barlett, membuat sebuah
senyawa stabil yang dianggap mempunyai rumus XePtF 6 yang berwarna kuning. Dalam
waktu yang singkat, ahli riset yang lainnya pun menunjukan bahwa xenon dapat langsung
bereaksi dengan flour dengan membentuk senyawa biner sederhana, seperti XeF 2,
XeF4 dan XeF6. Lambat laun istilah inert untuk gas mulia tidak sesuai lagi dan kebanyakan
ahli menyimpulkan bahwa sifat gas mulia ini ialah agak tidak reaktif atau secara kimia
bersifat menyendiri dan disebut logam mulia. Ada juga produk dari unsur-unsur lainya yaitu
XeOF4, XeO2F4, XeO3, KrF2 dan lain-lain.
C.

Persenyawaan Gas Mulia

Pada awalnya para ahli kimia berpendapat bahawa gas mulia tidak
dapat membentuk senyawa karena konfigurasi elektron yang stabil. Tetapi,
Pada tahun 1962, Neil Bartlett dari Universitas British Columbia melakuan

suatu percobaan.[5] Bartlett mereaksikan Platina Heksana Fluorida( PtF6 )


dengan O2 dan diperoleh senyawa O2PtF6 . karena harga ionisasi O2 dan Xe
berdekatan, membuat Bartlett menduga bahwa Xe mungkin dapat bereaksi
dengan PtF6. Ternyata dugaan Bartlett benar dan Bartlett berhasil
mensintesa senyawa gas mulia yang pertama XePtO6 ( Xenon Heksafluoro
Plainat ), suatu padata berwarna kuning.[6]
Semenjak saat itulah runtuhlah anggapan umum para ahli kimia
bahwa gas mulia benar benar tidak dapat membentuk senyawa. Ternyata
gas mulia disamping memiliki konfigurasi elektron yang stabil dapat juga
bereaksi dengan atom lain, meskipun reaksi reaksinya terbatas dan harus
memenuhi syarat. Umumnya syarat yang diperlukan dalam pembentukan
senyawa gas mulia adalah:2
1.

Gas mulia yang bereaksi itu harus cukup rendah energi ionisasinya.

2.
Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur unsur yang sangat
elektronegatif yaitu fluor dan oksigen.[7]
Sampai saat ini yang baru ditemukan adalah persenyawaan dari unsur
Xenon, Kripton dan radon . Yang lainnya masih dalam tahap penelitian.
Senyawaan gas mulia yang paling banyak disintesis adalah Xenon. Ini
disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah daripada kripton. Adapun
radon mengalami masalah bahan baku, unsur radon sangat sedikit terdapat
di alam. Karena bersifat radioaktif.
Kira kira ada 200 senyawaan xenon yang dikenal orang, termasuk halida
( kebanyakan fluorida), oksida, oksi-fluorida, fluorosulfat, garam-garam senat
dan persenat serta senyawa adisi dengan asam dan basa lewis. Sedangkan
senyawa-senyawa kripton dan radon masih dapat dihitung dengan jari
misalnya , , , . Hal ini disebabkan karena energi ionisasi kripton cukup tinggi
dan radon di alam hanya terdapat dalam jumlah yang sedikit sekali.
Xenon - Fluorida
, dan diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan fluor dalam kuantitas
yang semakin bertambah. Dalam persenyawaan ini, xenon mempunyai
bilangan oksidasi genap +2,+4,dan +6 yang khas bagi setiap persenyawaan
xenon.[8]Karena sulitnya mengoksidasi Xe sampai pada bilangan oksidasi
tsb. Senyawa-senyawa Xe diharapkan merupakan senyawa pengoksidasi
kuat atau senyawa ini mudah tereduksi, misalnya dalam larutan berair.

Ketiga senyawaan fluor ini mudah menguap, menyublim dengan cepat pada
suhu 25. Senyawa ini dapat disimpan dalam wadah nikel, kecuali bagi dan ,
sangat mudah terhidrolisis dan mantap bila tidak berhubungan dengan air.
Tingka
t
Senyawa
Oksida an
si

Bentuk

Titik
didih

Struktur

Tanda-tanda

(C)

II

Kristal
tidak
berwarna

129

linear

Terhidrolisis
menjadi Xe
+ O2, sangat
larut dalam
HF

IV

Kristal
tidak
berwarna

117

Segi- 4

Stabil

Kristal
tidak
berwarna

Komplek
s
49,6

Padatan
kuning
VI

Cairan
tidak
berwarna
Kristal
tidak
berwarna

VIII

Antipris
ma

-46

Piramid
segi-6
Piramidal

Gas tidak
berwarna

Tetra
hedral

Garam
tidak
berwarna

Oktahedr
al

Stabil pada
400
stabil

stabil

Mudah
meledak
higroskopik,
stabil dalam
larutan

Mudah
meledak
Anion-anion,

Senyawa Kripton
Satu-satunya produk yang diperoleh bila Kripton bereaksi dengan
fluor adalah difluoridanya, .[9] Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain
+2. Dari kira-kira selusin senyawaan kripton yang dikenal semuanya
merupakan garam kompleks yang diturunkan dari . Satu contoh
pembentukan garam demikian adalah :
Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari,
kekimiaannnya sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluoride, baik yang
mudah menguap maupun yang tidak mudah menguap telah
didemontrasikan.

Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia


Gas Mulia

Reaksi

Ar(Argon) Ar(s) + HF HArF

Nama senyawa
yang terbentuk

Cara peraksian

Senyawa ini dihasilkan oleh


Argonhidroflourida fotolisis dan matriks Ar padat
dan stabil pada suhu rendah

Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) KrF2 (s)

Reaksi ini dihasilkan dengan


cara mendinginkan Kr dan
Kripton flourida F2pada suhu -196 0C lalu diberi
loncatan muatan listrik atau
sinar X

Xe(Xenon)

Xenon flourida
Xe(g) + F2(g) XeF2(s)
Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)

XeF2 dan XeF4 dapat


diperoleh dari pemanasan Xe
dan F2pada tekanan6 atm, jika
umlah peraksi F2 lebih besar
maka akan diperoleh XeF6

Xe(g) + 3F2(g) XeF6(s)

XeF6(s) + 3H2O(l)
XeO3(s) +6HF(aq)
6XeF4(s) + 12H2O(l)

Xenon oksida
XeO4 dibuat dari reaksi
disproporsionasi(reaksi dimana

unsur pereaksi yang sama


sebagian teroksidasi dan
sebagian lagi tereduksi) yang
kompleks dari larutan
XeO3yang bersifat alkain

2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)


(g) + 24HF(aq)

Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) RnF

Radon flourida

Bereaksi secara
spontan.

Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor dalam
kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan
oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-fluorida
adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah
difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin
senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari
KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya
sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak
mudah menguap, telah didemonstrasikan.

Anda mungkin juga menyukai