Anda di halaman 1dari 24

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Golongan 12 terdiri dari Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg). Unsur-unsur ini
secara khas membentuk kation 2+, Golongan 12 tidak mempunyai banyak kesamaan
dengan golongan Be, Mg, Ca-Ra, kecuali pada beberapa kemiripan antara Zn, Be, dan
Mg. BeO, Be(OH)2, dan BeS mempunyai struktur seperti ZnO, Zn(OH) 2, dan ZnS, dan
juga terdapat beberapa kesamaan dalam kimiawi larutan dan kompleks Zn2+ dan Mg2+.
Perbedaan utama antara ion-ion IIA dan IIB timbul dari kemudahan terdistorsi kulit d
yang terisi penuh dibandingkan dengan ion-ion dari unsur-unsur IIA yang mirip dengan
gas mulia. Sifat kimia dari unsur Zn dan Cd sama, tetapi untuk Hg berbeda dan tidak
dapat sebagai suatu homolog.
Seng (Zn), Kadmium (Cd), dan Merkuri (Hg) bereaksi langsung dengan halogen dan
dengan non logam seperti sulfur, selenium, dan timbal. Seng dan kadmium dapat
membentuk beberapa paduan diantaranya kuningan (aliansi tembaga dengan seng).
Merkuri bergabung dengan beberapa logam lainnya seperti Na atau K, bereaksi sangat
kuat menghasilkan amalgam.
Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat. Jumlah
kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai
pada permukaan sampel tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn).
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Dan kelimpahan Hg
di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Untuk
lebih memahami mengenai unsur Zn, Cd, dan Hg, maka dibuat makalah mengenai
golongan 12 ini.

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah sumber dan kelimpahan pada unsur Zn, Cd, dan Hg?
2. Bagaimanakah sifat fisika dan kimia unsur Zn, Cd, dan Hg?
3. Bagaimanakah cara pembuatan atau isolasi unsur Zn, Cd, dan Hg?
4. Bagaimanakah reaksi dan senyawaan yang terdapat pada unsur Zn, Cd, dan Hg?
5. Apasajakah kegunaan dari unsur Zn, Cd, dan Hg?
1.3.

Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sumber dan kelimpahan unsur Zn, Cd, dan Hg


2. Mengetahui sifat fisika dan kimia unsur Zn, Cd, dan Hg
3. Mengetahui cara pembuatan atau isolasi unsur Zn, Cd, dan Hg
4. Mengetahui reaksi dan senyawaan pada unsur Zn, Cd, dan Hg
5. Mengetahui kegunaan dari unsur Zn, Cd, dan Hg

II. ISI
2.1.

Sumber dan Kelimpahan


A. Sumber dan Kelimpahan Seng

Zink (bahasa Indonesia: seng) merupakan unsur yang melimpah dengan urutan
ke-24 di kerak bumi, memiliki kelimpahan sebanyak 76 ppm di kerak bumi.
Kelimpahannya tidak berbeda jauh dengan rubidium yang memiliki kelimpahan
sebanyak 78 ppm di kerak bumi, dan sedikit lebih melimpah dibandingkan
tembaga yang memiliki kelimpahan sebanyak 68 ppm. Dalam tanah mengandung
sekitar 5770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut
kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,14 g/m3.
Bijih utama dari seng adalah ZnS (yang dikenal dengan nama zink blende di
Eropa dan spalerit di Amerika Serikat) dan ZnCO3 (yang dikenal dengan nama
kalamin di Eropa dan smithsonit di Amerika Serikat). Sebagian besar ditemukan
di Kanada, Amerika Serikat, dan Australia. Zink juga terkandung pada beberapa
mineral lain, yaitu pada hemimorfit Zn4Si2O7(OH).2 H2O dan franklinit
(Zn,Fe)O.Fe2O3.

B. Sumber dan Kelimpahan Kadmium

Kadmium ditemukan oleh Fredrich Stromeyer di Jerman pada tahun 1817 M.


Logam ini memiliki kelimpahan sebanyak 0,16 ppm di kerak bumi. Kelimpahan
kadmium dua kali lebih banyak dibandingkan merkuri yang hanya memiliki
kelimpahan sebanyak 0,08 ppm. Nama unsur ini diturunkan dari nama kalamin,
yaitu zink karbonat (ZnCO3), sebab kadmium biasa dijumpai bersama-sama
dalam bijih zink seperti sfalerit (ZnS), walaupun juga dijumpai sebagai mineral
grinolit (CdS). Kadmium biasa dihasilkan bersamaan ketika bijih zink, tembaga,
dan timbal direduksi.
Umumnya kadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti
Oksigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang
(Cadmium Sulfide). Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari
pengecoran seng, timah atau tembaga kadmium yang banyak digunakan berbagai
industri, terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik.
Umumnya terdapat bersama-sama dengan Zn dalam bijinya, sehingga Cd
diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng.
Kadmium banyak ditemukan sebagai greenrockite (CdS) yang ditemukan
bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greenrockite (CdS) sangat
jarang ditemukan di alam, sehingga dalam eksploitasi logam cadmium biasanya
merupakan produksi sampingan dari peristiwa peleburan bijih seng dengan
jumlah ditemukannya sebanyak 0,2-0,4 % dalam sebagian besar bijih seng
tersebut.
C. Sumber dan Kelimpahan Raksa

Raksa merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua logam, dan
satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Kelimpahan raksa di muka
bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi, yaitu
sebanyak 0,08 ppm. Raksa jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam tetapi
berupa bijih cinnabar (HgS). Cinnabar (HgS) merupakan sumber paling utama dari
raksa dan ditemukan di sepanjang garis aktivitas vulkanik. Untuk mendapatkan raksa
dari bijih sinnabar, dilakukan pemanasan bijih sehingga dihasilkan logam raksa. Di
alam, raksa (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur raksa (Hg0), raksa monovalen (Hg1+),
dan bivalen (Hg2+).
Raksa di atmosfer sebagian besar berasal dari limbah industri yang melepaskan
gas/uap raksa ke atmosfer, kemudian terdeposisi kembali ke permukaan bumi
bersamaan dengan proses presipitasi (hujan). Pelindian raksa yang ada di kerak bumi
juga terjadi bersamaan dengan aliran air hujan di permukaan bumi dan juga akibat
aliran air permukaan maupun air tanah yang melewati endapan sinnabar (HgS).
Begitu raksa mencapai permukaan tanah, raksa akan diikat menjadi raksa organik dan
anorganik di dalam tanah, misalnya HgCl. Sehingga di alam raksa ditemukan dalam
bentuk logam raksa (Hg0), anorganik garam raksa (HgCl) dan metal raksa (MeHg).
2.2.

Sifat Fisik dan Sifat Kimia


Logam-logam golongan ini dan logam-logam golongan alkali tanah mempunyai
konfigurasi elektron terluar yang sama, yaitu elektron valensi ns 2. Perbedaan antara
kedua golongan ini adalah, bahwa untuk periode yang sama logam-logam golongan
12 memiliki elektron penuh (n-1)d10 sedangkan pada logam-logam golongan 2 tidak

memiliki elektron penuh (n-1)d0. Oleh karena itu dalam beberapa hal logam-logam
pada golongan 12 mempunyai kemiripan sifat kimiawi dengan golongan 2. Maka dari
itu sering dipertimbangkan sebagai golongan unsur utama atau representatif.
A. Sifat Fisik
Tabel 10.1. Sifat fisik logam golongan 12
No Sifat-sifat

Zn

Cd

Hg

1.

Nomor atom

30

48

80

2.

Warna logam

Abu-abu

muda Putih perak

Putih keperakan

kebiruan

3.

Fase

Padat

Padat

Cair

4.

Massa jenis

7,14 g/cm3

8,65 g/cm3

13,534 g/cm3

5.

Konfigurasi elektron

[Ar]3d104s2

[Kr]4d105s2

[Xe]4f145d106s2

6.

Titik leleh, oC

419,6

320,9

-38,87

7.

Titik didih, oC

907

765

357

8.

Jari-jari

(bilangan 134

151

151

95

102

atom

koordinasi 12), pm

9.

Jari-jari ionik, M2+ pm

74

119 (M+)

Energi ionisasi, kJ/mol


10. Pertama

906,1

876,5

1007

Kedua

1733

1631

1809

+2

+2

+1, +2

-0,763

-0,403

+0,851

13. Keelektronegatifan

1,6

1,7

1,9

14. Sifat Kemagnetan

Diamagnetik

Diamagnetik

Diamagnetik

11. Bilangan oksidasi utama (p)

12. Potensial elektrode Eo, V


[M2+(aq) +2e

M]

Berdasarkan tabel sifat fisika tersebut, golongan 12 mempunyai:


1. Pada logam Zn dan Cd memiliki bentuk padatan, sedangkan pada logam Hg
memiliki bentuk cairan pada temperatur ruang. Hal ini dapat dijelaskan melalui
teori relativitas dari Einsten. Berdasarkan teori relativitas tersebut, massa suatu
partikel bertambah besar dengan semakin bertambahnya kecepatan gerak partikel
tersebut. Massa partikel dalam keadaan gerak disebut massa relatif, sedangkan
massanya dalam keadaan diam disebut dengan massa diam. Baik atom Hg
maupun atom H memiliki orbital 1s yang terisi elektron. Menurut Bohr kecepatan
gerak relatif elektron pada orbital 1s atom hidrogen adalah 137 kali kecepatan
cahaya apabila elektron tersebut mengorbit dengan jari-jari orbit 53 pm. Untuk
atom dengan muatan inti yang lebih besar maka kecepatan relatif elektron pada
orbital 1s harus semakin besar agar elektron tersebut tetap berada pada orbit
stasioner.
Bertambahnya muatan inti menyebabkan jari-jari orbit dari elektron pada orbital
1s atom raksa menyusut menjadi 0,77 kali jari-jari orbit elektron pada orbital 1s
atom hidrogen. Karena semua orbital dalam satu atom sifatnya harus ortogonal
satu terhadap yang lain, maka penyusutan jari-jari orbit elektron pada orbital 1s

atom Hg akan diikuti dengan menyusutnya jari-jari orbit elektron-elektron pada


orbital-orbital lainnya.
Pada keadaan dasar raksa memiliki konfigurasi elektron Hg: [Xe] 4f14 5d10 6s2.
Akibat efek relativitas maka dua elektron pada orbital 6s atom raksa akan tertarik
dengan kuat oleh inti atomnya dan tidak dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembentukan ikatan logam antara atom-atom raksa. Dengan kata lain
dua elektron pada orbital 6s atom-atom Hg dapat dianggap sulit untuk membentuk
awan atau lautan elektron. Sulitnya elektron-elektron pada orbital 6s atom-atom
Hg membentuk awan elektron menimbulkan anggapan bahwa logam raksa
tersusun atas atom-atom raksa, bukan terdiri dari ion-ion Hg 2+ yang disekitarnya
terdapat awan atau lautan elektron. Anggapan bahwa logam raksa terdiri atas
atom-atom Hg, bukannya spesies yang lain seperti molekul-molekul Hg 2, hal ini
dapat diterangkan berdasarkan teori orbital molekul. Bila ada dua atom Hg
berinteraksi maka akan diperoleh orbital molekul Hg2.
Hg2 memiliki orde ikatan nol, hal ini menunjukkan bahwa Hg 2 tidak dapat
terbentuk. Sehingga logam raksa dapat dianggap terdiri dari atom-atom Hg, bukan
molekul Hg. Atom-atom Hg dalam logam raksa dapat dianggap bersifat nonpolar.
Atom-atom tersebut dapat dianggap berinteraksi satu dengan yang lain melalui
gaya London. Gaya London tersebut adalah lemah sehingga logam raksa memiliki
titik lebur yang rendah dan pada temperatur ruang berupa cairan.
2. Massa jenis dari logam Zn, Cd, Hg semakin besar. Hal ini dikarenakan nomor
atom dari logam Zn, Cd, Hg semakin besar.
3. Titik leleh dan titik didih dari Zn, Cd, Hg semakin rendah. Hal ini dikarenakan
lemah nya ikatan logam yang berhubungan dengan konfigurasi elektron. Titik
didih dan titik leleh Zn, Cd, dan Hg menurun dari atas kebawah hal ini disebabkan
oleh energi kohesi (energi tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin
kecil, sehingga diperlukan suhu yang rendah untuk memutuskan ikatan antar
atom.
4. Dari atas ke bawah dalam satu golongan terlihat bahwa jari-jari atom bertambah
dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya
nomor atom maka jumlah kulit juga akan semakin banyak sehingga jarak inti
dengan elektron terluar akan semakin jauh.

5. Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil, sebab jari-jari atom semakin
besar, sehingga daya tarik antara inti dengan elektron terluar semakin lemah.
Kecuali pada Hg (merkuri atau raksa), perbedaan ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa elektron 4f bukan merupakan perisai yang baik bagi elektron kulit terluar
jika dibandingkan dengan elektron dalam sub kulit bagian dalam lainnya. Ini
menyebabkan muatan inti efektif dan ukuran atom Hg yang lebih kecil dari yang
diharapkan. Akibatnya, energi pengionan Hg lebih tinggi dibandingkan Zn dan
Cd.
6. Zn, Cd dan Hg tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua
elektronnya telah berpasangan.
B. Sifat Kimia
a. Sifat Kimia Seng
Bersifat lunak, dan sangat reaktif, misalnya bereaksi dengan asam encer
menghasilkan ion dipositif menurut persamaan berikut :
Zn(s) + 2H3O+(aq) Zn2+(aq) + H2(g) + 2H2O (l)
Logam ini juga terbakar jika dipanaskan secara perlahan dalam gas klorin
menghasilkan ZnCl2 :
Zn(s) + Cl2(g) ZnCl2(s)
Seng mengalami korosi yang ditandai perubahan warna dengan cepat di
udara lembab
Bereaksi dengan oksigen, sulfur, fosfor, dan halogen ketika dipanaskan
Larut dalam asam non-pengoksidasi dengan pelepasan gas hidrogen
Reaksi dengan asam pengoksidasi lebih sulit, reaksi dengan asam nitrat untuk
membentuk berbagai oksida nitrogen bergantung pada konsentrasi dan suhu
Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, dan nitrogen
Larut dalam basa kuat membentuk ion zinkat
Zn(s) + 2 OH-(aq) ) ZnO22-(aq) + H2(g)
Membentuk aloi dengan logam-logam lain
b.

Sifat Kimia Kadmium


Lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan zink
Bereaksi dengan oksigen, sulfur, fosfor, dan halogen ketika dipanaskan
Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, atau nitrogen
Larut dalam asam non-pengoksidasi dengan pelepasan gas hidrogen
Reaksi dengan asam pengoksidasi lebih sulit, reaksi dengan asam nitrat untuk

membentuk berbagai oksida nitrogen bergantung pada konsentrasi dan suhu


Tidak larut dalam basa

Membentuk kadmium oksida yang berwarna cokelat dari hasil pembakaran


kadmium di udara
Semua senyawaan kadmium larut dalam larutan kalium iodida berlebihan
karena membentuk ion kompleks yang larut tetraiodokadmat (II), [CdI4]2 Membentuk aloi dengan logam-logam lain
c.

Sifat Kimia Merkuri


Larut dalam cairan polar maupun tidak polar
Merkuri bereaksi dengan oksigen, sulfur, halogen, ketika dipanaskan, namun
tidak bereaksi dengan fosfor
Reaksi merkuri dengan oksigen hanya terjadi cukup besar pada temperatur
350 , tetapi di atas temperatur 400

HgO terdekomposisi kembali

menjadi unsur-unsurnya
Tidak bereaksi dengan hidrogen, karbon, atau nitrogen
Tidak reaktif terhadap asam non-pengoksidasi namun larut dalam HNO3
pekat dan dalam H2SO4 yang pekat dan panas membentuk garam Hg (II)
bersama oksida nitrogen dan sulfur, dengan HNO 3 encer lambat membentuk
garam Hg2(NO3)2
Logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam
yang lain. Karena penguapan dan toksisitas yang tinggi, air raksa harus
disimpan dalam kemasan tertutup dan ditangani dalam ruang yang cukup
pertukaran udaranya
Apabila air raksa direaksikan dengan zat pengoksidasi berlebih, seluruhnya
akan berubah menjadi Hg (II)
Membentuk aloi dengan logam-logam lain
2.3.
Cara Isolasi
A. Isolasi Zink
Sumber utama logam zink adalah bijih zink blende (ZnS), namun ekstraksi logam
ini tidak sederhana. Tahap pertama dalam ekstraksi ini adalah pemanggangan bijih
zink sulfida di udara pada suhu~800C untuk mengubah bijih menjadi oksidanya
menurut persamaan reaksi :

2ZnS(s) + 3O2 (g) 2ZnO (s) + 2SO2(g)


Tahap berikutnya adalah mereduksi oksida ini dengan kokas berlebihan pada suhu
~1400C untuk memperoleh logamnya menurut persamaan reaksi :

ZnO(s) + C(s) Zn(s) + CO (g)

Tujuan penggunaan kokas berlebih adalah untuk mencegah terjadinya reaksi dari zink
menjadi oksidannya oleh gas CO2 yang terbentuk pada proses reduksi tersebut
melainkan justru mereduksi gas CO2 menjadi gas CO menurut persamaan reaksi :
CO2 (g) + C(s)

2CO (g)

Selain itu, gas zink yang terbentuk sangat panas dan didinginkan secara tiba-tiba
dengan menyemprotkan timbel pada proses ini. Kedua jenis logam ini kemudian
dengan mudah dapat dipisahkan karena kedua cairan logam ini tidak bercampur, zink
dengan densitas lebih rendah 7 g cm-3, mengapung di atas timbel yang mempunyai
densitas lebih tinggi, 11 g cm-3.
Zink terutama digunakan sebagai pelapis besi untuk mencegah terjadinya korosi.
Proses pelapisan ini dikenal sebagai proses galvanisasi bersangkutan. Logam zink
sebenernya tidak begitu reaktif. Hal ini disebabkan oleh pembentukan lapisan
pelindung pada permukaan logamnya, pada awalnya sebagai oksidanya, tetapi
kemudian oksida ini bereaksi lebih lanjut dengan uap air dan gas karbon dioksida dari
udara membentuk karbonat basa , Zn2(OH)2CO3. Pelapisan ini mempunyai
keuntungan yaitu bahwa logam zink akan teroksidasi lebih dulu bahkan sekalipun
lapisan zink telah terkoyak, sehingga besinya nampak keluar. Hal ini sebagai
konsekuensi dari nilai potensial reduksi zink yang lebih negatif daripada besi,
sehingga zink bertindak sebagai anode yang terkorbankan menurut persamaan reaksi :
Anode : Zn (s) Zn2+(aq) + 2e

E= +0,76 V

Katode : Fe2+(aq) + 2e Fe(s)

E= -0,44 V

B. Isolasi Kadmium
Umumnya kadmium terdapat bersama-sama dengan Zn dalam bijinya, sehingga
kadmium diperoleh sebagai hasil sampingan produksi seng. Karena titik didihnya
rendah, kadmium dapat dipisahkan dari seng melalui penyulingan bertahap. Dalam
metode reduksi elektrolisis dan penyulingan seng maka sebelum terjadi reaksi :
Katode : Zn2+(aq) + 2e- Zn(s)
Anoda : H2O O2(g) + 2H+(aq) + 2e
SO42-(aq) SO42-(aq)
setimbang : Zn2+ + SO42- + H2OZn(s) +2H+ + SO42- + O2

Larutan yang mengandung Zn2+ diberi serbuk seng, yang larut (sebagai Zn2+) dan
kemudian menggantikan Cd2+. Reaksinya sebagai berikut :
Zn(s) + Cd2+(aq) Zn2+(aq) + Cd(s)
Kemudian Cd disaring, dilarutkan dalam larutan asam dan dielektrolisis
mengahasilkan cadmium murni.
C. Isolasi Raksa
Satu-satunya bijih raksa adalah mineral sinabar, raksa (II) sulfida (HgS). Kira-kira
75% logam ini di dunia terdapat sebagai endapan di Spanyol dan Italia. Banyak bijih
raksa mengandung kurang dari 1% HgS, sehingga menyebabkan mahalnya logam ini.
Raksa secara sederhana dapat diekstrak dengan pemanasan bijih raksa(II) sulfida di
udara. Jika sinabar (HgS) dipanaskan, senyawa ini mengurai langsung menjadi Hg
(g), kemudian mengembun menjadi Hg (l)

HgS (s) + O2 (g) Hg (l) + SO2 (g)


Alternatif lain, dalam kondisi terutama kaya akan bijih sinabar, bisa dilakukan
pemanggangan bijih sinabar (HgS) dengan besi atau kapur

HgS (s) + Fe (s) FeS (s) + Hg (g)


4 HgS (s) + 4 CaO (s)

3 CaS (s) + CaSO4 (s) + 4 Hg (g)

Pemanggangan HgS tidak menghasilkan HgO. HgO tidak mantap pada suhu tinggi,
mengurai menjadi Hg (g) dan O2(g).
Raksa dimurnikan dengan mereaksikannya dengan HNO3(aq), yang mengoksidasi
hampir semua pengotor. Hasilnya (tak larut) mengembang ke permukaan cairan dan
dapat diambil. Pemurnian terakhir adalah melalui penyulingan. Raksa mudah
diperoleh dengan kemurnian yang paling tinggi dari kebanyakan logam (99,9998%
Hg atau lebih).
2.4.
Reaksi dan Senyawaan
1. Reaksi
a. Reaksi dengan udara :
Zn: Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk
membentuk seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi,
maka warna akan berubah menjadi kuning.
2Zn(s) + O2(g) 2ZnO(s)

Cd: Senyawa biner, oksida CdO dibentuk dengan pembakaran logamnya di


udara atau dengan pirolisis karbonat atau nitratnya. Asam oksida dapat
diperoleh dengan pembakaran alkil, asap cadmium oksida luar biasa
beracun. Cadmium oksida warnanya beragam mulai dari kuning kehijauan
sampai coklat mendekati hitam bergantung pada proses pemanasannya.
Warna-warna ini adalah hasil dari keragaman jenis kerusakan kisinya.

Oksida menyublim pada suhu yang sangat tinggi.


2Cd(s) + O2(g) 2CdO(s)
Hg: Merkuri dibakar hingga suhu 350C untuk membentuk merkuri (II)
oksida.
2Hg(s) + O2(g) 2HgO(s)

b.

Reaksi dengan halogen


Seng bereaksi dengan unsur halogen membentuk seng (II) dihalida.
Zn(s) + F2(g) ZnF2(s)
Zn(s) + Cl2(g) ZnCl2(s)
Zn(s) + Br2(g) ZnBr2(s)
Zn(s) + I2(g) ZnI2(s)

Larutan Cd halida mengandung semua spesies Cd2+, CdX+, CdX2+, dan


CdX3 dalam kesetimbangan
Cd(s) + F2(g) CdF2(s)
Cd(s) + Cl2(g) CdCl2(s)
Cd(s) + Br2(g) CdBr2(s)
Cd(s) + I2(g) CdI2(s)

Logam merkuri bereaksi dengan fluorin, klorin, bromine dan iodine untuk
membentuk merkuri (II) dihalida.
Hg(s) + F2(g) HgF2(s)
Hg(s) + Cl2(g) HgCl2(s)
Hg(s) + Br2(g) HgBr2(s)
Hg(s) + I2(g) HgI2(s)

c. Reaksi dengan asam


Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas
hidrogen.
Zn(s) + H2SO4(aq) Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)

Kadmium larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas
hidrogen.
Cd(s) + H2SO4(aq) CdSO4(aq) + H2(g)
Raksa bereaksi dengan asam sulfat pekat membentuk Hg2SO4.
2Hg(s) + 2H2SO4(aq) pekat Hg2SO4(s) + H2O(l)

SO2(g)

d. Reaksi dengan basa


Seng larut dalam larutan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH) dan

KOH akan membentuk zinkat.


Zn (s) + 2 NaOH (aq) + 2 H2O Na2[Zn(OH)4] (aq) + H2 (g)
kadmium larut dalam larutan alkali seperti natrium hidroksida (NaOH) dan
KOH akan membentuk Cd(OH)2 yang merupakan endapan berwarna putih.
Cd2+ + 2NaOH Cd(OH)2 (putih) + 2Na+

Pada larutan Hg2+ jika direaksikan dengan larutan basa (misalkan NaOH

atau KOH) akan menghasilkan endapan HgO berwarna kuning.


Hg2+(aq) + 2 OH(aq)HgO(s) + H2O(l)
e. Reaksi dengan amonia kuat
Hidroksida Zn mudah larut dalam amonia kuat berlebih membentuk

kompleksamin [Zn(NH3)4]2+.
Zn(OH)2(s) + 4 NH3(aq) [Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
Hidroksida Cd mudah larut dalam amonia kuat berlebih membentuk
kompleksamin [Cd(NH3)4]2+.
Cd(OH)2(s) + 4NH3(aq) [Cd(NH3)4]2+(aq) + 2OH(aq)

HgCl2 bereaksi dengan amonia kuat membentuk senyawa kompleks,


begitu juga dengan Hg2Cl2 . Hg2Cl2 sukar larut dalam air dan bereaksi
dengan larutan amonia membentuk padatan hitam.
HgCl2(s) + 2 NH3(aq) HgNH2Cl(s) + NH4Cl(aq)
Hg2Cl2(s) + 2 NH3(aq) Hg(s) + HgNH2Cl(s) + NH4Cl(aq)

f. Reaksi dengan asam sulfida


Senyawa sulfida diperoleh dari interaksi langsung/pengendapan oleh H2S

dari larutan aqua, larutan asam untuk ZnS.


Zn + H2S ZnS + H2
Senyawa sulfida diperoleh dari interaksi langsung/pengendapan oleh H2S

dari larutan aqua, larutan asam untuk CdS.


Cd + H2S CdS +H2
g. reaksi dengan asam pengoksidasi/ asam nitrat

Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO 3

sangat kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.


4 Zn + 10 HNO3 4 Zn(NO3)2 + NH4NO3 + 3 H2O
Reaksi kadmium dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO 3
sangat kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.
4 Cd + 10 HNO3 4 Cd(NO3)2 + NH4NO3 + 3 H2O
Merkuri tidak bereaksi dengan asam non oksidasi, tetapi bereaksi dengan
asam nitrit terkonsentrasi atau asam sulfur terkonsentrasi untuk
membentuk komposisi merkuri (II) dengan nitrogen atau sulfur oksida.
Hg + 8 HNO3 3 Hg(NO3)2 + 2 NO + 4 H2O
6 Hg + 8 HNO3 3 Hg2(NO3)2 + 2 NO + 4 H2O

h. Reaksi garam okso dengan ion akuo


Seng : Zn2+ (aq) + H2O ZnOH+ (aq) + H+
Kadmium :Garam dari okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan
asetat larut dalam air. Ion aquo bersifat asam dan larutan garamnya
terhidrolisis bagi larutan Cd Yang lebih pekat, spesies yang utama adalah
Cd2OH3+.
2Cd2+(aq) + H2O(l) Cd2OH3+(aq) + H+
Dengan adanya anion pengompleks, misalnya halida, spesies seperti
Cd(OH)Cl

atau

CdNO3+

dapat

diperoleh.

i. Reaksi dengan kalium Iodida


Semua senyawa kadmium larut dalam larutan kalium iodida berlebih
membentuk ion kompleks yang mudah larut yaitu tetraiodokadmat

[CdI4]2- .Cd2+(aq) + 4KI(aq) [CdI4]2- (aq)+ 4K+(aq)


Ion iodida mengendapkan ion raksa(II) dari larutannya sebagai endapan
merah orange HgI2, dan endapan ini larut dalam iodida berlebih karena
membentuk ion kompleks tetraiodomerkurat(II), [HgI4]2-.
Hg2+(aq) + 2 I(aq) HgI2(s)
HgI2(s) + 2 I(aq) HgI42-(aq)
Senyawa komplek HgI diberi nama Nessler yang dapat digunakan untuk
menetapkan ion ammonium (NH4+).

j. Reaksi dengan hidrogen sulfida

Hidrogen sulfida dapat mengendapkan ion raksa(II) dari larutannya


menjadi endapan hitam HgS.
Hg2+ (aq) + S2- (aq) HgS(s) + Hg(l)
HgS larut dalam larutan natrium sulfida dalam suasana basa berlebih

membentuk ion kompleks tiomerkurat(II) [HgS2]2-.


HgS+Na2S [HgS2]2- + 2Na+
k. . Reaksi dengan timah(II) klorida
Raksa(II) klorida mudah tereduksi oleh timah(II) klorida menjadi endapan
putih raksa(I) klorida, dan kemudian tereduksi lebih lanjut menjadi logam
raksa hitam, dan ini merupakan uji konfirmasi untuk ion raksa(II) menurut
persamaan reaksi:
HgCl2 (aq) + SnCl2 (aq) Hg2Cl2 (s) + SnCl4 (aq)
Hg2Cl2 (s) + SnCl2 (aq) 2Hg (l) + SnCl4 (aq)
1) Senyawaan
2.1 senyawaan zink

a) Seng klorida (ZnCl2)


Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh lebih rendah dan
mudah menyublim. Zink klorida merupakan salah satu senyawa zink yang paling banyak
digunakan. Senyawa ini dapat diperoleh sebagai dihidrat, ZnCl2.2H2O, dan bagai
batangan-batangan zink klorida anhidrat. Zink klorida anhidrat sangat mudah larut baik
dalam air maupun dalam pelarut-pelarut organic seperti alcohol dan aseton , dan sifat ini
menunjukkan adanya karakter kovalen dalam ikatannya. Zink klorida dapat digunakan
sebagai fluks dalam pengelasan , dan sebagai pengawet kayu gelondongan. Kedua
manfaat ini berkaitan dengan sifat senyawa ini sebagai asam lewis. Dalam pengelasan,
film oksida pada permukaan logam yang akan disambung harus dihilangkan terlebih
dahulu, jika tidak bahan solder tidak akan melekat (tidak menyambung). Pada
temperature diatas ~ 275C , zink klorida melelh dan menghilangkan film oksida dengan
pembentukan senyawa kompleks melalui ikatan kovalen dengan ion oksigen. Solder
kemudian dapat melekat atau menempel pada permukaan logam yang telah bersih.
Apabila hal ini diperlakukan pada gelondongan kayu , maka zink klorida membentuk
ikatan kovalen dengan atom-atom oksigen dari molekul-molekul selulosa. Akibatnya
kayu terlapisi dengan lapisan zink klorida sebagai senyawa yang beracun terhadap
kehidupan organisme.

2.

Zink oksida (ZnO)

Zink oksida dapat diperoleh dari pembakaran logam zink diudara atau dekomposisi
termal dari zink karbonat menurut persamaan reaksi :
2Zn(s) +O2(g) ZnO(s)
ZnCO3(s)

ZnO(s) + CO2(g)

Zink oksida bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida berupa
padatan putih dan mempunyai struktur intan dengan jaringan ikatan kovalen. Dalam
kristalnya , setiap atom zink dikelilingi oleh empat atom oksigen dikelilingi oleh empat
atom zink dalam geometri tetrahedron. Tidak seperti oksida logam putih yang lain, zink
oksida menunjukkan perubahan warna menjadi kuning pada pemanasan dan kembali
menjadi putih pada pendinginan. Perubahan warna seperti ini yang terjadi oleh karena
perbedaan temperatur, dikenal sebagai sifat termokromik. Perubahan warna zink oksida
tersebut karena pada pemanasan beberapa atom oksigen hilang dari kisi kristalnya
sehingga meninggalkan kisi kristal dalam keadaan kelebihan muatan negatif (elektron)
dapat dipindahkan via kisi kristal dengan perbedaan potensial. Jadi, oksida zink ini
bersifat sebagai semikonduktor. Pada pendinginan, atom-atom oksigen yang keluar dari
kisi kristal pada pemanasan tersebut kembali lagi keposisi semula sehingga diperoleh
warna semula.
3.

Zinkat

Zinkat adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali.
Rumusnya sering ditulis ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah
ion kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO 22- dapat berada
sebagai lelehan natriumzinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari
berbagai oksida.
4.

Zink blende (ZnS)

Senyawaan sulfida diperoleh dengan mereaksikan ion aquo dengan gas H2S untuk
membentuk ZnS. Zink blende adalah struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi
oleh empat atom sulfur pada sudut-sudut tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh empat
atom zink. Kristal ini tergolong sistem kubus.
5.

Zink sulfat

Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air diatas 30C
menghasilkan heksahidrat dan molekul air selanjutnya dilepaskan diatas 100C
menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat terbentuk pada 450C dan ini mengurai diatas
500C.
6.

Zink hidroksida Zn(OH)2

Zink hidroksi bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan
dengan ammonia kuat berlebih.
7.

Garam Zink

Sebagian besar garam zink larut dalam air, dan larutan ini mengandung ion kompleks tak
berwarna heksaakuazink(II) [Zn(H2O)6]2+. Padatan garamnya umumnya terhidrat,
misalnya heksahidrat untuk zink nitrat, haptahidrat untuk zink sulfat, dan ini mirip dengan
magnesium dan kobalt (II). Struktur zink sulfat heptahidrat adalah [Zn(H2O)6]2+
[SO4.H2O]2. Larutan garam zink bersifat asam karena terjadi hidrolisis bertahap seperti
halnya garam alumunium Menurut persamaan reaksi :
[Zn(H2O)6]2+(aq)

[Zn(H2O)3(OH)]+(aq) + H3O+ (aq) + H2O (l)

Penambahan basa menyebabkan terjadinya endapan putih gelatin zink hidroksida :


[Zn(H2O)3(OH)]+(aq) + OH-(aq) Zn(OH)2(s)

+ 3H2O (l)

Tetapi, endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan
membentuk ion kompleks tetrahidroksozinkat(II):
Zn(OH)2(s) + OH-(aq) [Zn(OH)4]2-(aq)
Endapan zink hidroksida juga larut dalam ammonia membentuk ion kompleks
tetraaminzink(II), [Zn(NH3)4]2+, menurut persamaan reaksi:
Zn(OH)2(s) + 4NH3(aq) [Zn(NH3)4]2+(aq) + 2OH-(aq)
8.

ZnF2

Zink flourida benar-benar ionik, padatannya bertitik leleh tinggi, sedangkan halida
lainnya bersifat lebih kovalen. Flourida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan dari
energi kisi yang tinggi bagi struktur-struktur ZnF2 (rutil).

2.2 senyawaan kadmium


1. Kadmium sulfida (CdS)
Merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan dijumpai sebagai mineral grinolit.
2. Kadmium oksida (CdO)
Memiliki beberapa warna dari kuning kehijauan sampai coklat yang mendekati hitam
tergantung dengan kondisi suhu pemanasan. Warna tersebut merupakan akibat dari
beberapa jenis terputusnya kisi kristal.
3. Kadmium seng telurida (CdZnTe)
Sangat beracun untuk manusia, tidak boleh tertelan, terhirup dan tidak boleh dipegang
tanpa sarung tangan yang tepat.
4. Kadmium hidroksida (Cd(OH)2)
Tidak larut dalam basa. Cd hidroksi dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan
dengan amonia kuat berlebih. Cd(OH)2 lebih bersifat asam daripada Zn(OH)2 yang
bersifat amfoter. Cd(OH)2 menunjukan sifat basa karena larut dalam asam. Sifat asamnya
lebih lemah dibanding Zn(OH)2, dan hanya larut dalam NaOH(aq) yang sagat pekat
5. CdF2 (flourit).
Kadmium flourida benar-benar ionik, dan padatan bertitik leleh tinggi, sedangkan halide
lainnya bersifat lebih kovalen. Flourida larut sebagian dalam air, sebagai cerminan dari
energy kisi yang tinggi bagi struktur- CdF2 (flourit).Halide lainnya lebih mudah larut
tidak hanya dalam air tetapi dalamalkohol, keton dan pelarut donor lainnya.
6. Garam okso dan ion akuo.
Garam dari asam okso seperti nitrat, sulfat, sulfit, perklorat, dan asetat larut dalam air.
Bagi larutan cadmium yang lebih pekat, spesies yang utama adalah Cd 2OH3+ . Dengan
adanya anion pengompleks, misalnya halide, spesies seperti Cd(OH)Cl atau CdNO 3+
dapat diperoleh.

2.3 senyawaan merkuri


1. Merkuri Sulfida (HgS)
HgS diendapkan dari larutan aqua sebagai senyawaan hitam yang sangat tidak larut.
Sulfida hitam tidak stabil apabila dibandingkan dengan bentuk merah yang lebih mirip

dengan mineral cinnabar, dan berubah menjadi bentuk merah bila dipanaskan atau
dihancurkan dengan alkali polisulfida atau air raksa (I) klorida.
2. Merkuri(II) Sulfida
Mengkristal dalam struktur fluorit dan benar-benar ionik. Terdekomposisi sempurna
walau dengan air dingin.
3. Garam Okso Air Raksa(II)
Dalam larutan akua Hg(NO3)2 spesies yang utama adalah Hg(NO3)2, Hg(NO3)+ dan Hg2+
4. Merkuri (II) fulminat (Hg(ONC)2)
Sangat beracun serta sangat sensitif terhadap gesekan dan goncangan.
5. Merkuri (II) sulfat (HgSO4)
Merkuri sulfat digunakan sebagai katalis dalam produki asetaldehid dari asetilen dan air.
6. Merkuri hidroksida (Hg(OH)2)
Merupakan basa lemah.
7. Raksa(II) nitrat
Merupakan salah satu dari beberapa senyawa raksa yang larut dalam air, dan diduga
mengandung

Hg2+.

ion

8. Raksa (II) klorida


Dapat terbentuk dengan mereaksikan kedua unsur-unsurnya secara langsung yaitu raksa
dengan gas klorin. Senyawa ini larut dalam air hangat, tetapi bersifat bukan penghantar
listrik dan sifat ini menunjukan bahwa dalam larutannya spesies ini berada sebagai
molekul HgCl2, bukan sebagai ion-ionnya. Kelarutan raksa (II) klorida bertambah dengan
penambahan

ion

klorida

berlebihan

oleh

karena

terbentuk

ion

kompleks

tetrakloromerkurat(II), [HgCl4]2-. Raksa(II) klorida mudah tereduksi oleh timah(II) klorida


menjadi endapan putih raksa(I) klorida, dan kemudian tereduksi lebih lanjut menjadi
logam raksa hitam, dan ini merupakan uji konfirmasi untuk ion raksa(II)
9. Raksa (II) oksida
Berwarna merah yang dapat terbentuk ketika logam raksa dipanaskan di udara pada suhu
350oC dalam waktu yang lama. Raksa (II) oksida tidak stabil terhadap panas, dan terurai
kembali menjadi logam raksa dan oksigen pada pemanasan yang lebih kuat. Reaksi

dekomposisi ini cukup menarik untuk kegiatan demonstrasi, sebab warna serbuk merah
raksa(II) oksida pada pemanasan menjadi hilang dan terbentuk butiran-butiran logam
raksa dengan warna keperakan.
10. Senyawa raksa(I) klorida, Hg2Cl2, dan raksa(I) nitrat, Hg2(NO3)2,
T elah dikenal, tetapi sulfidanya belum pernah berhasil disintesis. Hal ini dapa dipahami
melalui sifat keseimbangan disproporsionasi sebagai berikut: Hg22+ (aq) Hg(l) + Hg2+
(aq)
2.5 Kegunaan Zink (Zn) , Kadmium(Cd), Dan Raksa (Hg)
1. Zink (Zn)
(1) Digunakan sebagai pelapis beberapa logam seperti besi atau baja untuk
mencegah atau menghambat korosi. Pelapisan ini disebut galvanizing. Logam
zink sebenernya tidak begitu reaktif. Hal ini disebabkan oleh pembentukan
lapisan pelindung pada permukaan logamnya, pada awalnya sebagai
oksidanya, tetapi kemudian oksida ini bereaksi lebih lanjut dengan uap air dan
gas karbon dioksida dari udara membentuk karbonat basa , Zn2(OH)2CO3.
Pelapisan ini mempunyai keuntungan yaitu bahwa logam zink akan teroksidasi
lebih dulu bahkan sekalipun lapisan zink telah terkoyak, sehingga besinya
nampak keluar. Hal ini sebagai konsekuensi dari nilai potensial reduksi zink
yang lebih negatif daripada besi, sehingga zink bertindak sebagai anode yang
terkorbankan menurut persamaan reaksi Anode : Zn (s) Zn2+(aq) + 2e
E= +0,76 V
Katode

Fe2+(aq)

2e

Fe(s)

E= -0,44 V
a. Digunakan sebagai pelat (elektroda) pada sel listrik.
b. Seng oksida (ZnO) digunakan sebagai zat warna putih pada cat,
sebagai antioksidan pada pembuatan ban mobil, sebagai
antiseptik, sebagai senyawa penguat dalam karet, pigmen,
kosmetik, mineral untuk makanan, fotokonduktor dalam mesin
fotokopi.
c. Seng sulfida (ZnS) untuk melapisi tabung layar televisi (karena
dapat

berfluoresensi),

sebagai

bahan

fotokonduktor,

semikonduktor, cat luminensi, industri pigmen dan lampu


pendar, layar sinar-X dan televisi, serta lampu fluorescence dan
alat-alat elektronik lainnya.
d. ZnSO4 digunakan dalam industri rayon, makanan ternak,
pengawet.
e. Senyawa ZnCl2 digunakan sebagai tambahan dalam deodorant,
balsam, dan pengawet kayu.
f. Untuk industri baterai.
g. Bahan aloi seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin tik, dan
penyepuhan listrik.
h. Zn-metil (Zn(CH)) untuk pembuatan berbagai senyawa
organik.
i. Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastik.
j. Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion
pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.
k. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki
aktivitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta
mempercepat proses penyembuhan.
l. Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai
pelega tenggorokan (throat lozenges) saat musim dingin.
2. Cadmium (Cd)
a. Digunakan untuk melapisi beberapa logam, seperti besi atau
baja
b. Digunakan sebagai campuran dengan timbal, timah dan bismut
pada pembuatan logam yang mudah melebur, untuk digunakan
pada alarm pemadam api, kawat sekring dan lain-lain
c. Campuran kadmium dan timah dan seng digunakan sebagai
logam solder.
d. Garam-garam kadmium digunakan dalam fotografi, pada
pembuatan petasan, kembang api, cat fluoresensi, kaca dan
porselin
e. Digunakan sebagai bahan pelindung pada pembangkit listrik
tenaga atom
f. Kadmium sulfida (CdS) digunakan sebagai bahan sel
fotovoltanik, sel matahari, fotokonduktor dalam fotokopi,
fosfor dan pigmen
g. Bersama nikel digunakan pada pembuatan baterai.
h. Kadmium sulfat digunakan sebagai zat pengerut (astringent).

i. Senyawa kadmium digunakan dalam fosfor tabung TV hitamputih dan fosfor hijau dalam TV bewarna.
j. CdO digunakan dalam penyepuhan kayu, baterai, katalis,
nematosida
k. Sebagai katalis.
l. Kadmium selenide digunakan sebagai pigmen (warna merah)
dan semi konduktor.
m. CdI2.digunakan dalam fotografi,
n. CdSO4 digunakan dalam elektroplating sel volta baku ( sel
weston)
o. Logam Cd dan senyawa Kadmium Nitrat sangat berguna dalam
pengembangan reaktor nuklir,berfungsi sebagai bahan untuk
mengontrol kecepatan pemecahan inti atom dalam rantai
reaksi(reaksi berantai).
p. Senyawa Kadmium

Bromida(CdBr2)

dan

kadmium

ionida(CdI2) secara tebatas digunakan dalam dunia fotografi.


q. Senyawa Cd-strearat banyak digunakan dalam perindustrian
manufaktur polyvinil clorida(PVC) sebagai bahan yang
berfungsi untuk stabilizer.
r. Kadmium banyak digunakan dalam industri-industri ringan
seperti

pada

proses

pengolahan

roti,pengolahan

ikan,pengolahan ikan,industri tekstil dan lain-lain.


3. Raksa atau Merkuri (Hg)
a. Digunakan sebagai cairan pengisi termometer, karena mempunyai sifat
pemuaian yang teratur
b. Digunakan pada pompa vakum, barometer, penyearah listrik, dan saklar
c. Lampu uap raksa digunakan sebagai sumber ultraviolet dan digunakan
untuk sterilisasi air
d. Digunakan dalam industri farmasi, kedokteran dan pertanian
e. Digunakan sebagai campuran pada pembuatan amalgam.
f. Merkuri oksida (HgO) dapat digunakan sebagai komponen obat atau salep
pada mata (tidak larut dalam air), sebagai senyawa pemoles, baterai
kering, aditif dalam cat, pigmen, fungisida
g. Pembuatan topi dapat dibuat dengan menggunakan Hg(NO 3)2. Tetapi dapat
menimbulkan bahaya sebab dapat menimbulkan gangguan pada jiwa.
h. HgCl2 digunakan untuk pengolahan senyawa Hg, disinfektan, fungisida,
insektisida, pengawetan kayu.
i. Hg2Cl2 digunakan untuk elektrode, farmasi fungisida

j. Merkuri mampu untuk melarutkan logam lain dan membentuk logam


paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam.
k. Untuk memutihkan kulit wajah mercuri merupakan zat radioaktif yang
membuat kulit seolah-olah bercahaya.
l. Digunakan dalam bidang perindustrian seperti industri khlor-alkali,
industri kertas, dan industri cat.
m. Merkuri juga sangat dibutuhkan dalam bidang petambangan, terutama
tambang emas, merkuri dalam pertambangan emas berguna untuk
mengikat dan memurnikan emas.
n. Berguna di dunia kedokteran gigi, untuk penambalan gigi, pemutih gigi.
(i) Sebagai pelapis cermin, pembuatan lampu, pembuatan alat listrik, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai