Judul :
Sintesis Zeolit dari Abu Sekam Padi
B. Tujuan:
Mahasiswa mampu mensintesis Zeolit dari Abu Sekam Padi
C. Dasar Teori
Zeolit merupakan Aluminosilikat dengan struktur kerangka berpori yang
berhubungan kesegala arah yang menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat luas
sehingga dapat digunakan sebagai penyerap. Selain itu harga zeolit relatif terjangkau
yaitu Rp 650/Kg. sehingga pengaplikasian zeolit sebagai bahan penyerap sangat
memungkinkankan untuk dilakukan. Desain eksperimen atau perancangan percobaan
adalah suatu rancangan percobaan (dengan setiap langkah tindakan yang benar-
benar terdefinisikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan dengan
atau yang diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Selain
itu, desain eksperimen juga didefinisikan sebagai suatu pengujian atau serangkaian
pengujian yang bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap variabelvariabel input
dari proses atau sistem sehingga dapat meneliti dan mengidentifikasi sebab
perubahan dari output [1].
Sintesis zeolit dari abu layang batubara PLTU Tanjung Jati Japara telah
dilakukan dengan alkali hidrotermal. Preparasi dilakukan pada abu layang yang telah
direfluks dengan HCl 1M dan tanpa refluks. Larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu
( 2, 3, dan 4 M ) dicampur dengan abu layang batu bara dengan rasio 10 ml larutan
tiap 1 gram abu layang ke dalam tabung Teflon 100 ml dalam suatu autoclave
stainlesssteel. Autoclave kemudian dipanaskan dalam oven pada temperatur 120-
1600C. Zeolit sintesis yang dihasilkan selanjutnya diuji secara kualitatif dengan
menggunakan Spektroskopi Inframerah, Difraksi Sinar- X dan SEM. Hasil penelitian
menunjukkan konsentrasi NaOH, temperatur dan waktu proses alkali hidrotermal abu
layang batubara berpengaruh terhadap karakteristik produk zeolit yang dihasilkan.
Temperatur yang cukup untuk proses hidrotermal yang optimal ada pada rentangan
140 –160oC. Kenaikan temperatur menyebabkan kristalinitas produk zeolit yang
dihasilkan meningkat. Produk sintesis hidrotermal dari abu layang adalah berupa
senyawa silika-alumina, yang merupakan campuran dari beberapa Kristal seperti zeolit
P, zeolit Y, sodalit, mullit dan quartz[2].
Pencemaran lingkungan yang terjadi banyak disebabkan oleh limbah dari
logam berat suatu industri, terutama industri pelapisan logam. Logam berat seperti
kadmium (Cd) merupakan limbah dari pelapisan logam yang memiliki efek negatif bagi
makhluk hidup. untuk mengetahui pengaruh penggunaan zeolit dalam menurunkan
kadar limbah kadmium (Cd) dari proses pelapisan logam. Bahan kajian ini adalah
kemampuan zeolit dalam menurunkan limbah kadmium (Cd) pada proses pelapisan
logam. untuk mengoptimalkan paduan parameter-parameter dan variabel yang ada
dan hal yang berkaitan dengan penetapan baku mutu limbah agar dapat dibuang ke
\lingkungan. sehingga hasil ini mengemukakan bahwa zeolit memberikan manfaat
yang nyata terhadap penurunan kadar kadmium (Cd) limbah pelapisan logam.
Disarankan bagi perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam
mengatasi limbah ini, harus ada penggunaan bahan alternatif yang dapat digunakan
untuk mengatasi limbah kadmium agar dapat dibuang ke lingkungan dan sesuai
ketetapan kementerian lingkungan hidup tanpa mengakibatkan polusi dan merusak
ekosistem makhluk hidup lainnya[3]
Cara yang umum telah dilakukan untuk pengurangan sulfur dalam bahan bakar
yaitu dengan teknik desulfurisasi konvensional hydrodesulfurisation (HDS) yang
membutuhkan investasi tinggi untuk mereduksi sulfur yang terikat sebagai organosulfur
aromatik. Teknologi alternatif pengurangan sulfur dengan menggunakan adsorben
zeolit cukup menjanjikan dikarenakan kondisi operasi yang ambien dan teknologinya
yang sederhana. Percobaan penurunan sulfur dilakukan secara batch dengan suhu
sekitar 25oC dan waktu kontak sekitar 2 jam dengan pengocokan dengan strirer
magnetik berkecepatan 100 RPM dan penambahan sejumlah bobot zeolit ke dalam
100 mL solar. Pemakaian zeolit alam lampung dan malang pada percobaan
pengurangan sulfur dalam solar yang ditambahkan sebanyak 1 g menunjukkan
kapasitas sorpi (q) zeolit malang (0,58—0.60) lebih besar daripada zeolit lampung
(0,12) yang sejalan dengan penurunan sulfur (h) zeolit malang (7,17%) lebih besar
daripada zeolit lampung (1,48%). Perlakuan penambahan logam Ni ke dalam zeolit
meningkatkan kapasitas adsorbsi pada penurunan sulfur dalam solar. Peningkatan
kapasitas sorbsi tertinggi pada penambahan sebanyak 0.5 g Ni-zeolit Malang yaitu
sebesar 1.72[4]
D. Metode Percobaan
1. Alat
1.1. Alat
No Nama alat Kategori Gambar Fungsi
1 Kaca arloji 1 Wadah pada saat
menimbang
1.2. Bahan
No Nama bahan kategori Sifat fisik Sifat kimia
1 Aquadest Umum - Titik didih 1000C - Merupakan
- Titik beku 00C pelarut universal
- Bersifat polar
2 Al2(SO4)3 Khusus - Bebentuk Larut dalam air
padatan
- Berawa puti
3 Abu sekam padi umum
mulai
sampel berubah
menjadi gel
selesai
E. Hasil Pengamatan dan pembahasan
Hasil Penagamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Menimbang abu sekam padi Putih abu abu
sebanyak 13 gram diatas kaca arlogi
2 Menimbang Al2(SO4)3 dengan masing putih
masing 3,75 gr ditas kaca arlogi
3 Menimbang KOH sebanyak 8,75 gram putih
4 Mengukur 40 mL aquadest
5 Menempatkan abu sekam padi 15
gram dengan Al2(SO4)3 3,75 garm
KOH 8,75 Gram dan aqudest 40 mL
6 Mengaduk campuran tersebut Tercampur sempurna
7 Memanaskan campuran pada suhu Campuran kental
800C sambil diaduk hingga mengental
8 Mengeringkan dalam oven selama1,5 Sampel menjadi kering denganwarna
jam kecoklatan
Pembahasan
Sekam padi yang digunakan berasal dari pasar sentral Gorontalo. Hasil yang diperoleh
dalam proses pegabuan sekam padi adalah abu sekam yang berwarna putih dan
bercampur sedikit warna hitam. Selanjutnya abu sekam kemudian digerus denga mortar
hingga halus, sehingga diperoleh abu sekam padi halus. Reaksi pembentukan larutan
kalium silikat dan larutan kalium aluminat dengan reaksi
SiO2 (abu sekam padi) + 2 KOH (aq) → K2SiO3 (aq) + H2O(aq)
Al2(SO4)3(s) + 2 KOH(aq)→ 2KAl(OH)4(aq)
Pada percobaan ini, sintesis zeolit dilakukan dengan mereaksikan larutan kalium silikat
dengan larutan kalium aluminat. Larutan kalium silikat dibuat dengan melarutkan KOH
dengan aquades, kemudian ditambahkan dengan abu sekam padi yang telah halus.
Pencampuran disertai dengan pengadukan menggunakan batang pengaduk selama 1 jam.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat reaksi antara larutan KOH dengan silika
yang terkandung dalam abu sekam padi sehingga diperkirakan silika dapat terlarut secara
sempurna membentuk larutan kalium silikat. Sedangkan larutan kalium aluminat dibuat
dengan melarutkan KOH ke dalam akuades, ditambahkan Al2(SO4)3 dan dilarutkan dengan
pemanasan disertai pengadukan pada skala selama 1 jam. Pemanasan dan pengadukan
dilakukan agar kristal Al2(SO4)3 dapat melarut sempurna dalam larutan KOH membentuk
larutan kalium aluminat.
F. kesimpulan
Dari hasil percobaan yang di lakukan bahwa abu sekampadi adalah salah satu
penghasil zeolite dengan warna padatan coklat,dan di sintesis dengan KOH dan Al2(SO4)3
yang menghasilkan aluminum silikat dan kalium silikat
Daftar pustaka
[1]. Merry Siska and Rudi Salam, (2012), Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit
Terhadap Penurunan Limbah Cadmium, Jurnal Ilmiah Teknik
Industri, Vol, 11, No, hal 23-25.
[2]. Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
[3]. Setiadji, A. H. B. 1996. Zeolit Material Unggulan Masa Depan. Makalah dalam
Lokalakarya Nasional Kimia, Yogyakarta
[4]. Tsitsislivili, G.V., T.G. Andronikashvili, and G.N. Kirov. L.D. Filizova. 1992.
Natural Zeolites. Ellis Harvard, New York
[5]. Ahmahdi, (2013), Kinerja Zeolit Alam Teraktivasi Pada Penjernihan Miyak
Bekas Penggorengan Kripik Tempe, Jurnal Nasional, Vol 10, No 2, Hal
34-36