Anda di halaman 1dari 7

A.

Judul :
Sintesis SiO2 Menggunakan Metode Kopresipitasi
B. Tujuan :
MenSintesis SiO2Menggunakan Metode Kopresipitasi
C. DasarTeori
Keberadaan sumber daya alam khususnya sumber daya mineral di muka bumi ini
sangat melimpah. Potensi tersebut meliputi minyak, gas dan bahan-bahan mineral. Salah
satu mineral yang terdapat di alam yang potensial untuk dikembangkan adalah silika
(SiO2). Perkembangan teknologi menjadikan aplikasi silika pada bidang industri semakin
banyak terutama silika dalam ukuran partikel yang lebih kecil sampai skala nanometer.
Ukuran partikel bahan baku yang diperkecil membuat produk memiliki sifat yang berbeda
yang dapatmeningkatkan kualitas produk[1].

Sintesis silika memerlukan perlakuan khusus untuk sampai pada skala nano, yaitu
menggunakan beberapa metode, seperti metode sol-gel process, metode gas phase
process, metode kopresipitasi, metode emulsion techniques, dan metode plasma spraying
dan fogingprocess (polimerisasi silika terlarut menjadi organo silika). Metode kopresipitasi
merupakan salah satu metode sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada
pengendapan lebih dari satu yang menjanjikan karena prosesnya menggunakan
temperatur rendah sehingga waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat, yaitu 12 jam.
Beberapa zat yang paling umum digunakan sebagai zat pengendap dalam kopresipitasi
adalah hidroksida, karbonat, sulfat, dan oksalat dan juga merupakan metode yang paling
sederhana dan mudah dilakukan. Selain itu metode kopresipitasi menggunakan alat dan
bahan yang mudah diperoleh, sehingga proses sintesis dilakukan secara fleksibel[2].

Silika terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti
kuarsa dan feldspar, yang berwujud bubuk putih. Silika merupakan senyawa yang tidak
reaktif dan hanya dapat dilarutkan dalam asam kuat, contohnya dengan menggunakan
asam klorida,.Silika mempunyai tiga bentuk kristal yaitu quartz, cristobalitetry dimite. Nano
partikel silika memiliki beberapa sifat diantaranya: luas permukaan besar, ketahanan
panas yang baik, kekuatan mekanik yang tinggi dan inert sehingga digunakan sebagai
perkursos katalis, adsorben dan fllter komposit, juga memilki kestabiilan yang bagus,
bersifat biokompatbel yang mampu bekerja selaras dengan sistem kerja tubuh dan
membentuk sperik tunggal. Nano partikel SiO2 amorf bisa digunakan dalam proses
pembuatan substrat elektronik, substrat lapisan tipis, insulator listrik dan insulator termal.
Selain itu juga diungkapkan bahwa nano partikel SiO2 dapat digunakan sebagai suatu
material pendukung yang ideal untuknanopartikelmagnetik, karena sangat mudah untuk
mencegah tarikan magnetik dipolar anistropik ketika diberikan medan magnet luar dan
meningkatkan daya tahan terhadap korosu dari nano partikel magnetik. Partikel silika
memiliki peran yang berbeda-beda untuk masing-masing produk yang dihasilkan, dimana
kualitas produk ditentukan dari ukuran dan distribusi ukuran partikel silika itu sendiri di
dalam sistemnya. Selain itu juga dapat diaplikasikan sebagai bahan filler untuk pembuatan
keramik, dimana filler berguna untuk memperkuat keramik karena filler tersebut dapat
mengisi kekosongan pada matriks[3]

Bahan oksida khususnya silika (SiO2) telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai
aplikasi. Pemanfaatan silika yang paling umum dan komersial adalah sebagai bahan
utama industri gelas, dengan kaca serta sebagai bahan baku pembuatan selsurya.
Beberapa tahun terakhir pemanfaatan silika dan kalsium yang dibuat nano komposit
menjadikan didat bahan bioaktif yang menjanjikan untuk aplikasi perbaikan jaringan
tulang, serta aplikasi di industri yang berkaitan dengan produksi pigmen, pharmaceutical
keramik, dan katalis. Pemurnian silika yang diperoleh dari bahan alam kemudian disintesis
hingga menjadi nanosilika, dan telah berhasil disintesis nano silika dari abu sekam padi
dengan kemurnian 98% dengan menggunakan metode kopresipitasi dan dengan
menggunakan high energy milling. Bahkan telah berhasil diperoleh silika dengan kadar
kemurnian tinggi>99% dari abu/limbahs ampingan industri gula[4].

Dalam kimia analisa, khususnya dalam menyatakan pengotoran suatu endapan, istilah
kopresipitasi diartikan sebagai ikut mengendapan satu atau lebih zat asing bersama
endapan dari komponen zat uji, namun zat asing tersebut yang digunakan. Contoh lainnya
adalah kalsium sebagian ikut mengendap pada pengendapan besi (III) sebagai hidroksida
dengan menetralkan larutan asam hingga Ph 4 sampai 5. Pada kondisi yang sama, tanpa
besi, kalsium tidak mengendap[5].
Hasil Pengamatan dan Pembahasan

1.Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamtan

1. Merendam sampel skam padi, Sampel berada dalam gelas kimia


botol kaca, dan pasir sungai
selama 12 jam kemudian di cuci
debgan aquadest

2. Menimbang sampel sekam padi, - Sekam padi 36 gram


botol kaca, dan pasir sungai - Botol kaca 36 gram
selama 12 jam - Pasir sungai 36 gram

3. Membagi 3 hasil timbanhan - Sekam padi 5 M = 12 gram


sampel, memasukan kedalam 6 M = 12 garm
gelas kimia
7 M = 12 gram

- Botol kaca 5 M = 12 gram


6 M = 12 garm

7 M = 12 gram

- Pasir sungai 5 M =12 gram


6 M = 12 gram
7 M = 12 gram

4. Mereaksikan sekam padi, botol - Sekam padi 5M = tidak larut


kaca, dan pasir sungai dengan 6M = tidak larut
KOH 5M, 6M, dan 7M
7M = tidak larut

- Botol kaca 5M= larut dalam


KOH
6M = larut dalam
KOH
7M = larut dalam
KOH
- Pasir sungai 5M = tidak larut
6M = tidak larut
7M = tidak larut

5. Menambahkan aquadest - Sekam padi 5M


kemudian di titrasi sedikit demi pH 7-8 = penambahan HCl 15 mL
sedikit den HCl dengan pH 4-5 = penambahan KOH
mengontrol pH 7-8 hingga pH 1-2 = penambahan KOH
terbentuk silika dan melanjutkan - 6M
itrasi sampai pJ 4-5 dan 1-2 pH7-8 =penambahan HCl 11 mL
pH 4-5 = penambahanKOH
pH 1-2 = penambahan HCl
10 mL
- 7M
pH 7-8 = penambahan KOH 10 mL
pH 4-5 = penambahan HCl 10 mL
pH 1-2 = penambahan HCl 10 mL
- Botol kaca 5M
pH 7-8 = penambahan KOH 10 mL
pH 4-5 = penambahan HCl 10 mL
PH 1-2 = penambahan HCl 11 mL
- 6M
pH 7-8 = penambahan KOH 5 mL
pH 4-5 = penambahan KOH 10 mL
pH 1-2 = penambahan HCl 5 mL
- 7M
pH 7-8 = penambahan KOH 10 mL
pH 4-5 = penambahan KOH 12 mL
pH 1-2 = penambahan HCl 5 mL
- Pasir sungai 5 M
pH 7-8 = 13 mL HCl
pH 4-5 = 13 mL HCl
pH 1-2= 13 mL
- 6M
pH 7-8 = 8,5 mL
pH 4-5 =8,5 mL
pH 1-2 = 8,5
- 7M
pH 7-8 = 11 mL
pH 4-5 = 11 mL
pH 1-2 = 11 mL

6. Mencuci gel hasil titrasi


kemudian d saring
mengeringkan dalam oven pada
suhu < 800 C

7. Menggerus dengan mortar


sehinggadidapatkanserbuk silika

8. Menimbang serbuk silika yang - Serbuk padi


di peroleh 5 M = 0,9679 gram
6 M = 0,8270 gram
7 m = 8180 gram
- Botol kaca 5 M
pH 7-8 =0,0326 gram
pH 4-5 = 0,0301 gram
pH 1-2 = 0,0321 gram
- 6M
pH 7-8 = 0,0013 gram
pH 4-5 = 0,001 gram
pH 1-2 = 0,0493 gram
- 7M
pH 7-8 = 0,0153 gram
pH 4-5 = 0,0347 gram
pH 1-2 = 0,0461 gram
- Pasir sungai 5 M
pH 7-8 = 0,054 gram
pH 4-5 = 0,0331 gram
pH 1-2 = 0,0053 gram
- 6M
pH 7-8 = 0,1027 gram
pH 4-5 = 0,0414 gram
pH 1-2 = 0,1455 gram
- 7M
pH 7-8 = 0,6634 gram
pH 4-5 = 0,0524 gram
pH 1-2 = 0,0185 gram

2. Pembahasan

Gel silika adalah butiranseperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori, silika di buat
secara si tesis dari Natrium silikat, walaupun dinama kan gel silika bentuknya adalah padat
silika gel adalah mineral alami yang di murnikan dan di olh menjadi salah satu bentuk butiran
atau manik-manik.

Pada percobaan ini digunakan tiga bahan yang berbeda yaitu sekam padi, botol kaca
dan pasir sungai. Sebelum digunakan ketiga sampel ini direndam terlebih dahulu dengan HCl
2M selama 12 jam yang kemudian dicuci dengan aquades dan disaring. Tahapan
pembentukan silika gel dilakukan dengan menambahkan atau mereaksikan larutan asam.
Larutan asam yang digunakan adalah larutan kalium hidroksida. Sebelum penambahan asam,
larutan KOH terlebih dahulu diukur pH awal kemudian ditambahkan larutan kalium hidroksida
hingga pH 7. Pada kondisi pH 7 silika gel yang dihasilkan memiliki rendemen dan luas
permukaan yang paling besar. Proses pembentukan gel terjadi melalui reaksi pembentukan
siloksan-Si-O-Si- dan silikat, sebagaimana reaksi berikut ini :

NaSiO3 + XH2O + 2H+ → SiO2. H2O + 2Na+

1. Sekam Padi
Pada percobaan sekam padi dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan HCl 2 M
kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80oC. setelah proses penyaringan
kemudian ditimbang dan hasil timbangan yaitu dan dibagi menjadi tiga bagian masing-masing
7 M , 6 M, dan 5 M dan selanjutnya direaksikan dengan KOH pada sekam padi ketika
direaksikan dengan KOH tidak larut dan terbentuk endapan. Selanjutnya dilakukan pengujian
pH 7-8 hingga terbentuk gel. Atau dengan pH 4-5 dan 1-2 hingga proses pembentukan gel
terjadi. Penambahan HCl berfungsi untuk mengasamkan larutan agar pH yang diinginkan
dapat diperoleh dan sebaliknya untuk penambahan KOH berfungsi untuk membasakan larutan
hingga pH 7-8 tercapai. Setelah proses pengujian pH dilakukan penyaringan dan kemudian
kertas sariing yang berisi gel dipanaskan dalam oven dan ditimbang hasil yang diperoleh yaitu
1.27 gram Berdasarkan hasil percobaan berat silika yang diperoleh adalah 0, 870 gram dengan
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut dapa di lihat pada gambar
SiO2 + KOH → KSi + H2O

Gambar 1: proses penyaringan gel

dari sekam padi Gambar 2: gel telah keringkan

2. Botol Kaca
Pada percobaan botol kaca dilakukan perendaman terlebih dahulu dengan HCl 2 M
selama 12 jam kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80oC. setelah
proses penyaringan kemudian ditimbang dan hasil timbangan yaitu dan dibagi menjadi tiga
bagian masing-masing 7 M , 6 M, dan 5 M dan selanjutnya direaksikan dengan KOH pada
botol kaca ketika direaksikan dengan KOH larut dan tidak terbentuk endapan dan berwarna
putih keruh. Selanjutnya dilakukan pengujian pH 7-8 hingga terbentuk gel. Atau dengan pH 4-
5 dan 1-2 hingga proses pembentukan gel terjadi. Penambahan HCl berfungsi untuk
mengasamkan larutan agar pH yang diinginkan dapat diperoleh dan sebaliknya untuk
penambahan KOH berfungsi untuk membasakan larutan hingga pH 7-8 tercapai. Setelah
proses pengujian pH dilakukan penyaringan dan kemudian kertas sariing yang berisi gel
dipanaskan dalam oven kemudian ditimbang hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil
percobaan berat silika yang diproleh adalah 0.0321 gram
3. Pasir sungai
pada percobaan ini pasir yang digunakan adalah pasir sungai yang berada di talumolo
kecamatan dumbo raya. hal pertama yang dilakukan adalah perendaman terlebih dahulu
dengan HCl 2 M kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80oC. setelah
proses penyaringan. kemudian ditimbang dan hasil timbangan yaitu dan dibagi menjadi tiga
bagian masing-masing 7 M , 6 M, dan 5 M dan selanjutnya direaksikan dengan KOH pada
pasir sungai ketika direaksikan dengan KOH tidak larut dan terbentuk endapan. Selanjutnya
dilakukan pengujian pH 7-8 hingga terbentuk gel. Atau dengan pH 4-5 dan 1-2 hingga proses
pembentukan gel terjadi. Penambahan HCl berfungsi untuk mengasamkan larutan agar pH
yang diinginkan dapat diperoleh dan sebaliknya untuk penambahan KOH berfungsi untuk
membasakan larutan hingga pH 7-8 tercapai. Setelah proses pengujian pH dilakukan
penyaringan dan kemudian kertas sariing yang berisi gel dipanaskan dalam oven dan
ditimbang hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil percobaan berat silika yang diproleh adalah
0,6634 gram. berat dari silika gel di pangaruhi oleh konsentrasi dan pH dari sebuah larutan
pada setiap pH berat yang di dapat berbeda sekain tinggi konsentrasi dari larytan, dimana gel
yang terbentuk lebih banyak di dapat pada sekam padi dan yang terkecil terdapat pada botol
kaca
Daftar Pustaka

[1 ]. Atkins, P. (2011). Inorganic chemistry. 5th ed. Oxford University Press. UKK

[2]. Hadi, S., Munasir., danTriwikantoro., 2011, Sintesis Silika Berbasis Pasir Alam Bancar
Menggunakan Metode Kopresipitasi, Jurna lFisika dan Aplikasinya, Vol, No 2,
JurFisika ITS.

[3]. Kalapathy., Proctor, A., Shultz. J., 2000, Simple Method for Production of Pure Silica from
Rice Hull Ash, Bioresource Technology. Vol. 73, hal. 257-262.

[4. ]. Wilson, and Gisvold. (2014). Textbook of Organic Medical and Pharmaceutica

Chemistry. JB Lippincolt Company.

Anda mungkin juga menyukai