Guru Pengajar :
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Gas mulia adalah unsur-unsur yang berada di golongan VIIIA. Hal ini
sebagaimana selain berfase gas pada suhu ruang, unsur-unsur ini bersifat sangat stabil
(sukar bereaksi). Pada awalnya, unsur-unsur ini dikenal dengan istilah gas inert
karena tidak ada satupun unsur yang bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa.
Barulah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia asal Kanada, berhasil
mensintesis senyawa xenon XePtF6. Sejak saat itu, berbagai senyawa gas mulia
berhasil disintesis. Unsur-unsur gas mulia terdiri dari helium (He), neon (Ne), argon
(Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn).
Oleh karena sifatnya yang stabil, di alam gas mulia ditemukan dalam bentuk
monoatomik (atom tunggal). Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, dapat ditemukan
di udara pada atmosfer meskipun dalam konsentrasi yang sangat kecil. Di antara gas
mulia, argon merupakan yang paling banyak terdapat di udara dengan kadar 0,93%
dalam udara kering (bebas uap air). Helium lebih banyak ditemukan dalam gas alam
(dengan kadar ~1%) daripada dalam udara (~0,00052%). Sementara radon berasal
dari peluruhan radioaktif radium dan uranium. Radon juga bersifat radioaktif dan
memiliki waktu paro yang relatif pendek sehingga radon akan kembali meluruh
menjadi unsur lainnya.
RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan saya bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
TUJUAN
1. Sifat Fisika
Gas mulia memiliki gaya antar atom yang rendah sehingga menghasilkan titik
leleh dan titik didih yang sangat rendah. Semua unsur gas mulia adalah atom murni
dalam kondisi standar termasuk unsur dengan massa atom leih besar dari unsur padat.
Helium memiliki sejumlah sifat unik dibandingkan dengan gas mulia lainnya. Yang
pertama adalah helium memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih rendah daripada
unsur lainnya. Sifat ini diseut superfluiditas. Helium adalah satu-satunya elemen yang
tidak dapat dipadatkan dengan pendinginan di bawah standard.
Helium, neon, argon, krypton, dan xenon memiliki beberapa isotop stabil.
Sedangkan radon tidak memiliki isotop stabil. Isotop yang berumur panjang adalah
222Rn yang memiliki waktu paruh 38 hari dan kemudian meluruh menjadi helium dan
polonium dan akhirnya meluruh menjadi timah.
Monoatomik adalah unsur selain hidrogen H2, nitrogen N2, oksigen O2, fluor F2,
klor Cl2, iod I2, brom Br2, fosfor P4, belerang S8 dan selenium Se8.
Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki
massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama,
tetapi jumlah neutron berbeda.
Atom-atom gas mulia mempunyai jari-jari atom yang meningkat ke periode yang
lebih tinggi meningkatnya jumlah elektron. Ukuran atom berhubungan dengan
beberapa sifat. Misalnya, energi ionisasi menurun seiring meningkatnya jari-jari atom
karena elektron valensi gas mulia yang lebih besar akan lebih jauh dari inti. Maka dari
itu, ikatan inti atom ke elektron valensi menjadi lemah. Gas mulia memiliki energi
ionisasi terbesar di antara unsur-unsur dari setiap periode, yang mencerminkan
stabilitas konfigurasi elektron dan berhubungan dengan kurang reaktifnya gas mulia.
Gas mulia tidak dapat menerima elektron untuk membentuk anion stabil. Itulah
mengapa gas mulia memiliki afinitas elektron negatif.
2. Sifat Kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia
cenderungtidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di
alam, gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom tunggal).
Namundemikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe,
danRn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi
denganfluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau
penyinarandengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika
diberimuatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah. Unsur He dan Ne
ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuksenyawa. Unsur Ar
diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF padasuhu 18 K. Unsur Kr
dapat bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada
−196°C dan diberi loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat
bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda — XeF2,
XeF4, dan XeF6 — bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur
Rn bereaksi secara spontan dengan F2 membentuk senyawaRnF2. Menurut
percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas muliahanya dapat bereaksi
dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F).
1. Helium
Helium adalah unsur kedua terbanyak dan kedua teringan di jagad raya,
mencakupi 24% massa keunsuran total alam semesta dan 12 kali jumlah massa
keseluruhan unsur berat lainnya. Keberlimpahan helium yang sama juga dapat
ditemukan pada Matahari dan Jupiter. Hal ini dikarenakan tingginya energi
pengikatan inti (per nukleon) helium-4 berbanding dengan tiga unsur kimia lainnya
setelah helium. Energi pengikatan helium-4 ini juga bertanggung jawab atas
keberlimpahan helium-4 sebagai produk fusi nuklir maupun peluruhan radioaktif.
Kebanyakan helium di alam semesta ini berupa helium-4, yang dipercaya terbentuk
semasa Ledakan Dahsyat. Beberapa helium baru juga terbentuk lewat fusi
nuklir hidrogen dalam bintang semesta.
2. Neon
Zat neon ini juga memberikan pendar khas berwarna kemerahan apabila
digunakan dalam tabung hampa dan lampu neon. Sifat inilah yang membuat neon
digunakan, terutama dalam bahan pembuatan tanda (sign).
Neon sendiri merupakan senyawa yang gas monoatomik tidak berbau dan
tidak berwarna dalam kondisi standar, dengan sekitar dua pertiga densitas di udara.
Sebenarnya, unsur kimia ini ditemukan bersamaan dengan krypton dan xenon pada
tahun 1898 sebagai salah satu dari tiga sisa unsur lembam langka yang tersisa di
udara kering, setelah nitrogen, argon, oksigen dan karbon dioksida di hapus.
Neon juga sering disebut sebagai anak kedua dari tiga gas mulia yang
ditemukan dan segera diakui sebagai elemen baru dari spectrum emisi merah terang.
Kata neon sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti baru.
Secara kimiawi, neon merupakan inert atau lembam dan tidak membentuk
senyawa kimia bermuatan. Meskipun neon ini merupakan unsur yang sangat umum di
alam semesta dan tata surya, dimana merupakan unsur kelima yang paling melimpah
setelah hydrogen, helium, oksigen dan karbon, namun unsur ini sangat langka di
Bumi.
Alasan relatif atas kelangkaan unsur ini di Bumi dan pelanet dalam adalah
neon tidak membentuk senyawa untuk memperbaikinya, sehingga melarikan diri dari
planetesimal ke bawah kehangatan matahari.
Bahkan suasana di planet Jupiter sendiri juga kehabisan neon. Pada umumnya,
neon memberikan cahaya yang berwarna orange dan kemerahan yang berbeda apabila
digunakan dalam baik tegangan rendah lampu neon cahaya atau di dalam tabung
tegangan tinggi.
3. Argon
Argon diduga terdapat dalam udara oleh Henry Cavendish pada tahun 1785,
tapi tidak ditemukan sampai tahun 1894 oleh Lord Rayleigh dan Sir William Ramsay.
Argon adalah unsur kimia dengan simbol Ar dan nomor atom 18. Ia berada pada
golongan 18 tabel periodik dan merupakan gas mulia.[n 1] Argon adalah gas ketiga
yang paling umum di atmosfer bumi, dengan kelimpahan 0,934% (9.340 ppmv),
menjadikannya gas dengan kelimpahan dua kali kelimpahan uap air (rata-rata 4.000
ppmv, tetapi bervariasi) dan 23 kali kelimpahan gas atmosfer lainnya, karbon
dioksida (400 ppmv), dan lebih dari 500 kali kelimpahan gas mulia berikutnya, neon
(18 ppmv).
Nama argon diturunkan dari bahasa Yunani αργον, bentuk tunggal dari αργος
yang berarti "malas" atau "tak aktif", sebagai rujukan kepada kenyataan bahwa unsur
ini hampir tidak pernah mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap (delapan elektron)
pada kulit elektron luarnya membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan
unsur lainnya. Temperatur titik tripelnya 83,8058 K adalah titik tetap yang ditentukan
dalam International Temperature Scale 1990.
4. Kripton
Kripton adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Kr dan nomor atom 36. Nama ini diambil dari kata Bahasa Yunani "Kriptos"
yang berarti tersembunyi.
5. Xenon
Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa
atom relatif 131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada
rasanya.
Xenon diperoleh dari udara yang dicairkan. Xenon dipergunakan untuk mengisi
lampu sorot, dan lampu berintensitas tinggi lainnya, mengisi bilik gelembung yang
dipergunakan oleh ahli fisika untuk mempelajari partikel sub-atom.
6. Radon
Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Rn dan nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan
beradioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang paling
berat dan berbahaya bagi kesehatan. Radon tidak mudah bereaksi secara kimia, tetapi
beradioaktif, radon juga adalah gas alami (senyawa gas terberat adalahtungsten
heksaflorida, WF6). Pada suhu dantekanan ruang, radon tidak berwarna tetapi apabila
didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang kan radon cair
berwarna merah jingga.
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak
reaktif. Oleh karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan
secara fisis. Perkecualian adalah Radon yang diperoleh dari peluruhan unsure
radioaktif.
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor
lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan
(liquefaction). Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini
karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang
menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di
bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan
demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung 50% He, N2,
dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain:
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2
dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan
pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan
membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni 60% gas mulia
(Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne
tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. Selanjutnya Ar,
Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain:
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil
membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu
XePtF6.
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe
= 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan
Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan
persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan
penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya
langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Yang lainnya masih dalam tahap penelitian. Senyawaan gas mulia yang paling
banyak disintesis adalah Xenon. Ini disebabkan energi ionisasi xenon lebih rendah
daripada kripton. Adapun radon mengalami masalah bahan baku.
Disamping memiliki konfigurasi elektron yang stabil gas mulia dapat juga bereaksi
dengan atom lain, meskipun reaksi-reaksinya terbatas dan harus memenuhi syarat.
Umumnya syarat yang diperlukan dalam pembentukan senyawa gas mulia adalah:
1. Gas mulia yang bereaksi itu harus cukup rendah energi ionisasinya.
2. Gas mulia hanya bereaksi dengan unsur-unsur yang sangat elektronegatif yaitu
fluor dan oksigen.
Gas mulia cenderung sulit bereaksi atau tidak reaktif. Hal ini didukung oleh
kenyataan bahwa di alam, gas mulia selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik.Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas
mulia pada periode ke 3 ke atas.
a. Helium
1) Sebagai pengisi balon udara.
b. Neon
1) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
2) Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator tegangan tinggi,
zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk temperatur rendah.
4) Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat terbang.
c. Argon
1) Argon digunakan dalam las titanium dan stainless steel.
2) Argon digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar.
d. Kripton
1) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah.
2) Krypton digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
1) Xenon digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk bakterisida (pembunuh
bakteri).
2) Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f. Radon
1) Radon digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif.
2) Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn
bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa
dari perubahan kadar radon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur Golongan VIIIA dan memiliki stabilitas yang sangat
tinggi, beberapa di antaranya ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifatnya yang stabil. Yang tergolong ke dalam gas kimia yaitu helium (He), neon
(Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat dari gas mulia yaitu Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas
ke bawah (He ke Rn), meningkat dengan bertambahnya jumlah kulit yang terisi
elektron. Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas elektron unsur-unsur Gas mulia
sangat kecil sehingga mendekati nol. Titik didih gas mulia berbanding lurus dengan
kenaikan berat atom.
DAFTAR PUSTAKA