Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA NON LOGAM

GAS MULIA
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3
Latar Belakang.............................................................................................................................3
Rumusan Masalah........................................................................................................................3
Tujuan..........................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
Teori.............................................................................................................................................4
A. Gas Mulia............................................................................................................................4
B. Sejarah Gas Mulia...............................................................................................................5
C. Kelimpahan di Alam............................................................................................................6
D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia..........................................................................................7
Sifat Atomik........................................................................................................................7
Sifat Fisis.............................................................................................................................8
Sifat Kimia..........................................................................................................................9
E. Pembuatan Gas Mulia..........................................................................................................9
F. Kegunaan Gas Mulia.........................................................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
Kesimpulan.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut mulia
karena unsur-unsurnya sangat stabil (sukar bereaksi). Gas ini mempunyai sifat lengai,
tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia juga merupakan
golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh. Unsur-
unsurnya adalah Helium, Neon, Argon, Kripton, Xenon,dan  Radon (bersifat radioaktif).
Gas mulia memiliki kestabilan yang tinggi dan sebagian hanya ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Gas-gas ini sangat sedikit kandungannya
di bumi. Gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar
atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium.
Semua unsur-unsur gas mulia terdiri dari atom-atom yang berdiri sendiri.Unsur gas
mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang)
yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon sangat sedikit jumlahnya di atmosfer
atau udara. Sekalipun ditemukan, akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon
bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga
sebagi gas jarang.

Rumusan Masalah
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini antara lain:
1. Kelimpahan gas mulia
2. Kecenderungan sifat (fisika & kimia)
3. Proses pembuatan
4. Kegunaan gas mulia

Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan gas mulia di alam.
2. Mengetahui kecenderungan sifat (fisika & kimia) gas mulia.
3. Mengetahui proses pembuatan gas mulia.
4. Mengetahui kegunaan gas mulia dalam kehidupan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Teori
A. Gas Mulia
Gas mulia  adalah kelompok elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tabel
periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0). Keenam gas mulia tersebut terdapat di
alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe),
dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). Sejauh ini, 3 atom dari periode selanjutnya,
ununoctium (Uuo) telah berhasil disintesis  di supercollider, tapi sangat sedikit yang
diketahui mengenai elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan
memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek.
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap ‘penuh’, memberi mereka
sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa
ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai
nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka
berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon didapatkan dari udara mengunakan metode
mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium biasanya terpisah
dari gas alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian radioaktif dari elemen
radium yang terurai. Gas mulia mempunyai beberapa aplikasi penting di industri
seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan angkasa luar. Gas pernapasan Helium-
oksigen biasanya digunakan oleh penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180
kaki (55 m) untuk menjaga penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya dari
oksigen dalam tekanan tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang
membingungkan dari nitrogen di udara melebihi tekanan biasa. Setelah bahaya yang
ditimbulkan hidrogen, atas mudah meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti
dengan helium.

4
B. Sejarah Gas Mulia
Gas mulia pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 1868 oleh Pierre Jenssen dan
Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka
menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka meyakini bahwa itu
adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya
helium.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay
mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah
diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata
dari hasil pemisahan itu, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut
tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dalam bahasa
Yunani berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur lain yang
baru, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral kleverit tersebut,
terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa
dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.
Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam
golongan unsur-unsur yang sudah dibentuk Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda.
Kemudian Ramsay mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan
tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan alkali. Untuk melengkapi unsur-
unsur dalam golongan tersebut, Ramsay terus melakukan penelitian dan akhirnya
dengan mempelajari sifat-sifatnya. Ditemukanlah neon (dengan cara mencairkan udara
dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat), kripton,
dan xenon (dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua/hasil
destilasi udara cair), beliau dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur-
unsur baru yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe (dari hasil destilasi
udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon, ditemukan oleh Friedrich
Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. William Ramsay dan Robert
Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga
mereka menemukan radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai sekarang).
Nama radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.  Radon amat sedikit jumlahnya di
atmosfer atau udara, sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain,

5
karena radon bersifat radioaktif. Karena penemuan inilah, Ramsay memperoleh
Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan
kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan diberi
nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama gas mulia (Noble gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan gas mulia yang sangat rendah.
Nama noble dianalogikan dari Noble Metal (logam mulia), emas yang dihubugkan
dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert.
Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari
Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF 6. Sejak itu, berbagai senyawa
gas mulia berhasil dibuat. Akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti, yang
awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti
stabil atau sukar bereaksi. Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah
XePtF6.
Berikut ini adalah asal-usul nama unsur gas mulia yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu:
 Helium (ílios or helios) = Matahari
 Neon (néos) = Baru
 Argon (argós) = Malas
 Kripton (kryptós) = Tersembunyi
 Xenon (xénos) = Asing
 Radon (pengecualian) diambil dari Radium

C. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan unsur
radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon yang
merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen dan
oksigen. Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, melimpah jumlahnya karena terdapat
dalam udara bebas.
 Argon 0,93%
 Neon 1,8×10-3%
 Helium 5,2×10-4%

6
 Kripton 1,1×10-4%
 Xenon 8,7×10-6%.
Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena helium adalah
salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam di
Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat
radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas mulia (Ar, Ne, Xe, dan Kr),
walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia dari industri di peroleh sebagai hasil
samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O 2.

D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia


Sifat Umum
o Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
o Mempunyai elektron valensi 8 dan khusus untuk helium elektron valensinya 2.
o Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).

Sifat Atomik
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang oktet, yaitu
ns2 np6, kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s 2. Jari-jari atom dari He ke
Rn bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah kulit elektron. Konfigurasi
elektron dengan kulit valensi terisi penuh demikian menyebabkan gas mulia
cenderung sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Afinitas elektron, dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia
sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas
elektron yang rendah.
Energi inonisasi, kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia menyebabkan
unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron.
Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar. Energi
ionisasi dari He ke Rn semakin berkurang, sebagaimana bertambahnya jari-jari
atom sehingga gaya tarik inti terhadap elektron valensi semakin melemah dan
energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron semakin berkurang.

7
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Sifat Fisis
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat rendah.
Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik lelehnya. Titik leleh
dan titik didih dari He ke Rn bertambah sebagaimana kekuatan gaya London
(gaya dispersi) bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari
atom.
Densitas

(kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari He ke Rn. Densitas gas
dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London. Densitas gas akan
bertambah dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya London, tapi akan
berkurang dengan bertambahnya jari-jari atom. Namun demikian, pengaruh massa
atom dan gaya London lebih signifikan dibanding pengaruh jari-jari atom dalam
hal ini, sehingga densitas bertambah dari He ke Rn.
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon
(Rn). Pada suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.

8
Sifat Kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia cenderung
tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di alam,
gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk monoatomik (atom tunggal). Namun
demikian, para ahli telah berhasil mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe, dan
Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi dengan
fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau penyinaran
dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika diberi
muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk
senyawa. Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada
suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam
kondisi didinginkan pada −196°C dan diberi loncatan muatan listrik atau radiasi
sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa fluorida
biner yang berbeda—XeF2, XeF4, dan XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan
jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan F 2 membentuk senyawa
RnF2. Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia
hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F).

E. Pembuatan Gas Mulia


Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas
helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga
pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai
gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.

Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon
(Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai
hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan
proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan

9
banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4˚C)
tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan
gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen,
kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk
menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas
argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik didih rendah (-
245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak
terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik didih
yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom
oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik
didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon (Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan
radio aktif atom radium.

F. Kegunaan Gas Mulia


Helium
1. Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan gas hidrogen
karena selain ringan juga bersifat inert.
2. Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada alat scanner tubuh
(MRI) dan juga pendingin dalam penelitian cryogenics dan superkonduktor
sebagaimana titik didihnya yang sangat rendah.
3. Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung oksigen penyelam
ataupun tabung oksigen rumah sakit. Helium dipilih menggantikan nitrogen
karena selain sifatnya inert, kelarutan gas helium dalam darah lebih kecil
dibanding gas nitrogen.
4. Sebagai pendingin reaktor nuklir.
5. Memberi tekanan pada bahan bakar roket.

10
Neon
1. Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas neon dalam
tabung bertekanan rendah akan menghasilkan cahaya merah dengan intensitas
tinggi jika diberi tegangan listrik.
2. Neon digunakan sebagai penangkal petir dan pengisi tabung-tabung televisi

Argon
1. Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola lampu karena
sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram tidak mudah putus pada
temperatur tinggi.
2. Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis kristal
tunggal silikon atau germanium dalam industri semikonduktor; dan eksperimen
dalam glove box di laboratorium.

Kripton
1. Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi jika diberi
muatan listrik sehingga banyak digunakan pada lampu landasan pesawat dan
lampu fotografi berkecepatan tinggi.
2. Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau
kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke
udara.

Xenon
1. Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis lampu mobil
karena dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat terang dengan adanya
muatan listrik.
2. Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun, penggunaannya
sangat terbatas sehubungan dengan harganya yang sangat mahal.
3. Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.

Radon
1. Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi) sebagaimana
sifatnya yang radioaktif.

11
2. Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif seperti bijih
uranium dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan bangunan.
3. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila
lempengan bumi bergerak, kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui
adanya gempa dari perubahan kadar radon.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Gas mulia adalah elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar,
mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas
yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik
(sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar),
krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn; bersifat radioaktif).
2. Berdasarkan urutan unsur golongan gas mulia dalam sistem periodik unsur, dapat
disimpulkan bahwa:
 Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia dari
atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi
elektron.
 Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti
atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
 Afinitas Elektron unsur-unsur gas mulia sangat kecil sehingga hampir
mendekati nol.
 Titik didih unsur-unsur gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan
massa atom.
 Titik lebur unsur-unsur gas mulia mengikuti sifat titik didih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, C. (n.d.). Makalah Gas Mulia - Kimia. Retrieved Oktober 2018, from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/120779948/Makalah-Gas-Mulia-Kimia
Fathmarullah, I. (n.d.). MAKALAH GAS MULIA. Retrieved Oktober 2018, from Scribd:
https://www.scribd.com/doc/178800513/MAKALAH-GAS-MULIA-docx
Nurfadilah, D. (n.d.). MAKALAH KIMIA GAS MULIA. Retrieved 2018, from
Academia.edu:
https://www.academia.edu/10992008/MAKALAH_KIMIA_GAS_MULIA
Susianto, N. (n.d.). Gas Mulia. Retrieved Oktober 2018, from Studio Belajar:
https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/

14

Anda mungkin juga menyukai