Anda di halaman 1dari 8

Makalah Gas Mulia

BAB I
PENDAHULUAN
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan
bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia juga
merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh,
sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon)
yang bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6,
kecuali He 1s2.
Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph
Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan sebuah
garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang
belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.
Disini saya akan membahas mengenai Radon dan Argon. Argon terletak pada golongan VIIIA
dan periode ke-3. Sementara Radon merupakan unsur gas murni yang terletak pada golongan
VIIIA dan periode ke-6 pada table periodik.Untuk mengetahui lebih dalam tentang kedua
unsur tersebut.Kami akan membahas kedua unsur tersebut pada halaman selanjutnya.

BAB II
SEJARAH DAN SIFAT GAS MULIA
A.Sejarah Gas Mulia
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat
baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen,
oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih

tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat
lain sehingga dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit.
Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas
tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.
Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani helios berarti matahari). Pada saat
ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang
sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar
unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan
halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut,
Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi unsur-unsur lainnya, yaitu
neon, kripton, dan xenon (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur yang ditemukan
lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan
kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama
golongan unsur gas mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa Jerman
Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah. Nama Noble
dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan
dan kemuliaan.
Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph
Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan sebuah
garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang
belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu:
1. Helium (lios or helios) = Matahari
2. Neon (nos) = Baru
3. Argon (args) = Malas
4. Kripton (krypts) = Tersembunyi

5. Xenon (xnos) = Asing


6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium
Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan sebagai
gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.
B.Sifat-Sifat Gas Mulia
Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam gas
mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan
ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang
memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri
dan ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan
zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan
pertama kali adalah XePtF6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron.

Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah.

Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.

Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.

Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.

Terdiri Atas :

Helium

: He

Neon

: Ne

Argon

: Ar

Kripton

: Kr

Xenon

: Xe

Radon

: Rn

Sifat-Sifat Umum :

1.

Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.

2.

Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2, maka gas mulia bersifat kekal
dan diberi valensi nol.

3.

Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).

Unsur

Nomor Atom

Konfigurasi Elektron

He

1s2

Ne

10

[He] 2s2 2p6

Ar

18

[Ne] 3s2 3p6

Kr

36

[Ar] 4s2 3d10 4p6

Xe

54

[Kr] 5s2 4d10 5p6

Rn

86

[Xe] 6s2 5d10 6p6

Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang lain
pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron. karena kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia
bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.

BAB III
ARGON
A.Sejarah Argon
Keberadaan argon di udara sudah diduga oleh Cavendish pada tahun 1785, dan ditemukan
oleh Lord Raleigh dan Sir William Ramsay pada tahun 1894.Argon dihasilkan dari
penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94% Argon. Atmosfer
Mars mengandung 1.6% isotop Argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop Argon 36.
B.Sifat-sifat Argon
Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen, dan memiliki kelarutan yang sama
dengan oksigen. Argon tidak berwarna dan tidak berbau, baik dalam bentuk gas dan cair.
Argon dikenal sebagai gas inert dan tidak diketahui senyawa kimia yang dibentuknya seperti
halnya krypton, xenon dan radon.Secara alami, Argon merupakan campuran dari 3 isotop.
Diketahui 12 isotop lainnya yang bersifat radioaktif.
C.Kegunaan Argon
Digunakan dalam bola lampu pijar listrik dan tabung fluoresen pada tekanan sekitar 400 Pa,
tabung pengisian cahaya , tabung kilau dan lain-lain. Argon juga digunakan sebagai gas inert
yang melindungi dari bunga api listrik dalam proses pengelasan, produksi titanium dan unsur

reaktif lainya, dan juga sebagai lapisan pelindung dalam pembuatan kristal silikon dan
germanium.

BAB IV
RADON
A.Sejarah Radon
Unsur ini ditemukan pada tahun 1900 oleh Dorn, yang menyebutnya sebagai emanasi
(pancaran) radium. Pada tahun 1908, Ramsay dan Gray, yang menamakannya niton,
mengisolasi unsur tersebut dan menetapkan kerapatannya, kemudian diketahui bahwa unsur
ini adalah gas terberat dari semua unsur yang telah ditemukan saat itu. Radon bersifat inert
dan menempati posisi terakhir pada grup gas mulia pada Tabel Periodik. Sejak tahun 1923,
unsur ini baru dinamakan radon.
Ada 20 isotop radon yang telah diketahui. Radon-222, berasal dari radium, memilliki paruh
waktu 3.823 hari dan merupakan pemancar partikel alfa; Radon-220 berasal dari thorum dan
disebut thoron, memiliki masa paruh 55.6 detik dan juga merupakan pemancar partikel alfa.
Radon-219 berasal dari actinium dan karenanya disebut actinon, memiliki masa paruh 3.96
detik dan termasuk pemancar alfa. Diperkirakan bahwa setiap satu mil persegi tanah dengan
kedalaman 6 inch mengandung 1 gram radium, yang melepaskan radon dalam jumlah yang
sedikit ke udara. Radon terdapat di beberapa air panas alam, seperti yang berada di Hot
Springs, Arkansas.
B.Sifat-sifat Radon
Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 10 21 bagian udara. Pada suhu biasa, radon
tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, radon memancarkan
fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon
berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Telah dilaporkan bahwa fluor bereaksi dengan
radon, membentuk senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.
C.Kegunaan Radon

Radon masih diproduksi untuk kegunaan terapi di beberapa rumahsakit dengan memompanya
dari sumber radium dan memberinya segel pada tabung menit, yang disebut bibit atau
jarum, untuk diberikan kepada pasien. Hal ini telah banyak dihentikan oleh kebanyakan
rumah sakit yang bsia mendapatkan bibitnya langsung dari suplier, sesuai dengan kebutuhan
dan dosis yang diinginkan.
D.Penanganan Radon
Radon harus ditangani dengan hati-hati seperti bahan material radioaktif lainnya. Bahaya
langsung radon berasal dari masuknya radon lewat jalan pernafasan dalam bentuk gas
ataupun debu radon di udara. Ventilasi yang baik harus dipersiapkan di mana radium, torium
atau actinium disimpan untuk mencegah bertambahnya radon. Bertambahnya radon (radon
build-up) merupakan salah satu pertimbangan dalam pertambangan uranium. Baru -baru ini,
radon build-up telah dikhawatirkan terdapat di rumah-rumah. Terpapar dengan radon dapat
menyebabkan kanker paru-paru. Di Amerika Serikat, sangat direkomendasikan tindakan
perbaikan bila udara di rumah mngandung Radon sebesar 4 pCi/l.

BAB V
PENUTUP
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat gas mulia sebagai berikut:

Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron.

Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah.

Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol.

Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.

Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.

Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.

Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2, maka
gas mulia bersifat kekal dan diberi valensi nol.

Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).

Situs Internet:

http://chemiscihuy.wordpress.com/2009/11/05/definisi-sejarah-dan-sifat-gas-mulia/

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/penemuan-gasmulia/

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/radon/

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/argon/

Diposkan oleh ibrahim ar rasyid di 22.15


Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai