Anda di halaman 1dari 23

GAS MULIA

Nama Kelompok: Anika Fitriana N


Eryka Dinda B
Febriyani
Puji Rahayuningsih
Sejarah Gas Mulia
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish
pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian
kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama
sekali tidak berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-
gas atmosfer.

Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William


Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di
atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia)
berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba
mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan
akhirnya zat tersebut diberi nama argon.
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium,
hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat
gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum
Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium
sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat
baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon
ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair
hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan
dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan
dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan
Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan
kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling
berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada
tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962.
Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari
Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil membuat senyawa xenon
yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang
berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti.
Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia
yang berarti stabil atau sukar berreaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
- Helium Helios (Yunani) : matahari
- Argon Argos (Yunani) : malas
- Neon Neos (Yunani) : baru
- Kripton Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon Xenos (Yunani) : asing
Keberadaan di Alam
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia
yaituHelium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe),
Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam
udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia
yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat
sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan
karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagigas
jarang.
Semua unsure gas mulia terdapat di udara. Unsure gas mulia yang paling
banyak terdapat di udara adalah argon, sedangkan unsure gas mulia yang
paling sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang
pendek ( 4 hari ) dan meluruh menjadi unsure lain. Gas mulia kecuali radon
diperoleh dengan cara destilasi bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya
dapat diperoleh dari peluruhan radioaktif unsure radium, berdasarkan reaksi
inti berikut :
226
Ra 22286Rn +42He
88
Helium merupakan komponen (unsure) terbanyak di alam semesta yang
diproses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung helium.
Secara spektoskopik helium telah terdeteksi keberadaanya di bintang-bintang,
terutama di bintang yang panas ( seperti matahari). Helium juga merupakan
Sifat Gas Mulia
Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis
maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari
kita lihat data-data dari gas mulia.
Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.
Unsur Jari-jari Energi Keelektrone Bilangan
Kovalen Ionisasi gatifan Oksidasi
Helium 50 2.640 - 0
Neon 71 2.080 - 0
Argon 98 1.520 - 0
Kripton 112 1.350 3,1 0;2
Xenon 131 1.170 2,4 0;2;4;6;8
Radon 145 1.040 2,1 0;4
Dari tabel ini, terlihat jelas adanya suatu keteraturan sifat
atomik gas mulia dari He ke Rn.
1. Nilai jari-jari atom (jari-jari kovalen) bertambah dari He
ke Rn.
2. Nilai energi ionisasi berkurang dari He ke Rn
3. Nilai Kelektronegatifan He, Ne, dan Ar tidak ada,
sedangkan nilai kelektronegatifan berkurang dari Kr ke Rn
4. Nilai bilangan oksidasi He, Ne, dan Ar adalah nol,
sedangkan Kr, Xe, dan Rn memiliki bilangan oksidasi.
Sifat Kimia Gas Mulia
1. Konfigurasi elektron gas mulia
Periode Lambang Konfigurasi elekton
1 He 1s
2 Ne [2He] 2s2 2p6
3 Ar [10Ne] 3s2 3p6
4 Kr [18Ar] 4s2 3d10 4p6
5 Xe [36Kr] 5s2 4d10 5p6
6 Rn [54Xe] 6s2 4f14 5d10 6p6
Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang sudah
stabil. Oleh karena itu, gas mulia cenderung sulit
bereaksi atau tidak reaktif. Hal ini didukung oleh
kenyataan bahwa di alam, gas mulia selalu berada
sebagai atom tunggal atau monoatomik. Namun
demikian, para ahli telah berhasil mensintesis
senyawa gas mulia pada periode 3 ke atas, yakni
Ar, Xe, Kr dan Rn. Hal ini terkait dengan adanya
subkulit d yang belum terisi pada periode 3 ke atas.
Senyawa Gas Mulia
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur unsur gas mulia tidak beraksi.
Kemudian seorang ahli kimia bernama Neil Bartlett berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsure gas mulia dan unsure lain yaitu XePtF 6. Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi
PtF6+ O2 (O2)+ + (PtF6)-
PtF6ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki energy ionisasi 1165 kj/mol, harga
energy ionisasi ini mendekati harga energy ionisasi unsure gas mulia Xe = 1170 kj/mol. Atas
dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan
PtF6dan termyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai denagn persamaan reaksi: Xe +
PtF6 Xe+ + (PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF 6maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat diantaranya langsung dengan gas fluorin dan
menghasilkan senyawa XeF2,XeF4dan XeF6.Reaksi gas mulia lainnya yaitu krypton yaitu,
menghasilkan KrF2. Radon dapat bereaksi langsung dengan F 2dan menghasilkan RnF2. Hanya
saja senyawa KrF2dan RnF2bersifat tidak stabil. Senyawa gas mulia He, Ne dan Ar sampai saat
ini belum dapat dibuat karna tingkat kesetabilannya yang sangat besar.
Syarat- syarat pembentuk gas mulia
Gas mulia keelektronegatifannya besar ( Kr, Xe )
Atom gas mulia yang mudah mengion
Unsure lain yang akan bersenyawa dengan gas mulia keelektronegatifannya besar seperti F
dan O.

Senyawa Xenon Fluor


Xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor dan senyawa oksigen dapat diperoleh dari
senyawa Xenon fluorida.
1.Xenon difluorida
Senyawa XeF2dibuat dengan interaksi Xe dengan kekurangan F 2pada tekanan tinggi.
Ia larut dalam air menghasilkan larutan dengan bau tajam XeF 2.Hidrolisis berlangsung lambat
namun cepat dengan adanya basa
XeF2+ 2OH- Xe +1/2O2+2F- + H2O
XeF2juga dapat terbentuk dari xenon padat direaksikan dengan difluora oksida pada suhu
120C.
Xe(s) + F2O(g0 XeF2(S)+1/2O2(g)
XeF2pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi benzene yaitu untuk mensubsitusi atom H
pada benzene dengan atom F
C6H6+ XeF2 C6H5F + Xe + HF
2.Xenon tetraflourida (XeF4)
Senyawa XeF4dibuat dari memenaskan Xe dan F 2pada suhu 400oC dan tekanan 6 atm
dengan katalis nikel,tetapi dikotori oleh XeF 2lebih banyak. Sebaiknya bila perbandingan itu
besar maka XeF4yang banyak.
XeF2 + F2XeF4
3. Xenon heksaflourida (XeF6)
Senyawa ini diperoleh dengan interaksi XeF4dan F2dibawah tekanan atau
langsung dari Xe dan flour pada suhu diatas 250oC dan tekanan >50 atm. XeF6pada
suhu kamar (25oC,1 atm) berbentuk kristal berwarna dengan titik leleh 48 oC.bentuk
molekulnya diduga octahedral yang terdistarsi atau secara teori segi lima piramida.
XeF6luar biasa reaktif, dapat bereaksi dengan silica membentuk senyawa oksi gas
mulia yang paling stabil, reaksinya sebagai berikut :
SrO2 (s)+ 2XeF6(g) SiF4+ 2XeOF4(g)
Pada suhu kamar XeOF4berbentuk cairan tak berwarna. Molekul XeOF4dan
XeO2berbentuk segi empat piramida dan segitiga piramida. XeF 6dapat bertindak
sebagai garam terhadap F-dan dapat diubah menjadi heptafluoroheksat.
XeF6+ RbF RbXeF7
Garam Rb dan Cs adalah senyawaan xenon yang paling stabil yang dikenal
dan terdekomposisi hanya di atas 4000C. garam natrium kurang stabil dan dapat
digunakan untuk memurnikan XeF6karena ia terdekomposisi di bawah 1000C.
Senyawa Xenon Oksigen
Xenon dapat bereaksi dengan oksigen membentuk suatu senyawa yang disebut dengan xenon oksida,
seperti :
1.Xenon Trioksida (XeO3)
Senyawa XeO3 dibentuk dalam hidrolisis XeF4 dan XeF6
3XeF4 + 6H2O XeO3 + 2Xe + 3/2O2 +12Hf
XeF6 + 3H2O XeO3 + 6HF
Larutan XeO3 tiak berwarna, tidak berbau dan stabil. Dalam penguapan XeO3 diperoleh sebagai suatu
padatan putih yang mudah menguap di udara yang berbahaya karena mudah meledak. Dalam larutan
yang bersifat basa, ion xenat (IV) dibentuk :\
XeO3 + OH- HXeO4_
Namun ion HXeO4_disproporsionasi lambat menghasilkan ion Ksenat (IV) atau persenat.
2GXe)-4+ 2OH- XeO4-6+ Xe + O2 + 2H2O
Persenat dibentuk tidak hanya dengan disproporsionasi HXeO-4namun juga bila mana ion ini dioksidasi
dengan ozon. Larutan perxenat merupakan pengoksidasi yang kuat dan cepat.
Dalam larutan alkali bentuk utama ialah ion HXeO2-6dan persenat hanya direduksi lambat oleh air.
Meskipun demikian dalam larutan asam reaksinya berlangsung segera :
HXeO2-6+ H+ HXeO-4 + O2 + H2O
Kimiawi xenon dalam larutan aqua diringkas dengan potensial.

Larutan asam H4XeO6 2,36 v XeO3 2,12 v Xe


XeF2 2,64 v Xe
Larutan alkali HXeO63- 0,94 v HXeO-41,26 v Xe
2. Xenon Tetraoksida (XeO4)
Apabila barium persenat dipanaskan dengan H2SO4 pekat
xenon tetraoksida terbentuk sebagai gas yang mudah
meledak dan sangat tidak stabil.

Garam Xenon
Senyawa xenon dalam bentuk garam yang telah berhasil
dibuat adalah garam dari xenon dengan fluor. Seperti
XePtF6, CeXeF6, CsXeF8, NaHXeO4 dan Na4XeO6.

Senyawa Kripton dan Radon


Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi
waktu hidupnya singkat karena radon merupakan unsure
radiaktif. Senyawa krypton hanya membentuk senyawa
dengan tingkat oksidasi +2 membentuk senyawa KrF2.
Radon dapat bereaksi dengan F2 dan menghasilkan RnF2
hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil.
Kegunaan Gas Mulia
1. Kegunaan Helium (He)
Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca, karena sifatnya yang
sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan.
Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang rendah karena
memiliki titik uang yang sangat rendah
Udara yang dipakai oleh penyelam adalah campuran 80 % He dan 20 % oksigen. Helium
digunakan untuk menggantikan nitrogen karena jika penyelam berada pada tekanan yang tinggi
(dibawah laut) maka kemungkinan besar nitrogen larut dalam darah. Dalam jumlah sediki t saja
nitrogen larut dalam darah, maka akan terjadi halusinasi yang disebut narkos nitrogen. Akibat
halusinasi ini penyelam mengalami seperti terkena narkoba sehingga membahayakan penyelam.
Selain itu, ketika nitrogen banyak larut dalam darah dan penyelam kembali ke keadaan normal
maka timbul gelembung gas nitrogen dalam darah yang menimbulkan rasa nyeri yang hebat
karena nitrogen melewati pembuluh-pembuluh darah bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Inilah yang disebut benos.
Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan dan tambang
bawah tanah yang bertekanan tinggi.
Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada penderita
asma.
2. Kegunaan Neon (Ne)
Neon biasanya digunakan untuk mengisi
lampu neon
Neon digunakan juga sebagai zat
pendingin, indicator tegangan tinggi,
penangkal petir dan untuk pengisi
tabung-tabung televise.
Neon cair digunakan sebagai pendingin
pada reactor nuklir.
3. Kegunaan Argon (Ar)
Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas
Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda
Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal,
titanium, magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada pembuatan
pesawat terbang atau roket

4.Kegunaan Kripton (Kr)


Gas krypton bersama dengan argon digunakan untuk mengisi lampu tioresensi (lampu
neon) bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala menjadi putih.
Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi
Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan retina.
5. Kegunaan Xenon (Xe)
Untuk pembuatan tabung electron
Untuk pembiusan pasien pada saat pembedahan karena xenon bersifat anestetika
(pemati rasa)
Sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa xenon
Garam Perxenan (Na4XeO3) sebagai oksidator paling kuat
Untuk membuat lampu-lampu reklame yang member cahaya biru.
Pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri)
Untuk mengeluarkan cahaya pada kamera saat pemotretan (blitz)

6. Kegunaan Radon (Rn)


Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi
penderita kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihsilkan. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru
Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang
mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai
Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.
Pembuatan Gas Mulia
Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu untuk
memperoleh gas mulia (pembuatan gas mulia) umumnya menggunakan pemisahan secara fisika. Perkecualian
adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif. Oh iya, disini istilahpembuatan gas muliamungkin
kurang pas, tapi maksudnya adalah sama dengan istilah cara memperoleh gas mulia atau cara ekstraksi gas
mulia.

1. EKSTRAKSI HE DARI GAS ALAM


Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO 2, uap air, He, dan pengotor lainnya. Untuk mengekstraksi
He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO 2dan uap air terlebih dahulu
dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO 2dan uap air dapat membentuk padatan yang
menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan
hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang
mengandung ~50% He, N2, dan pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain:
Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin).
Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2mengembun sehingga dapat dipisahkan. Sisa
campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat
murni.
Proses adsopsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara selektif menyerap
pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.
2. EKSTRAKSI HE, NE, ER, KR, DAN XE DARI UDARA
(PEMBUATAN GAS MULIA)
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada
tahap awal, CO2, dan uap air dipisahkan terlebih dahulu.
Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan
~200atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan
membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia lebih
banyak, yakni ~60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O 2,
dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak
mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat
rendah.
Selanjutnya, Ar, Kr dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses,
antara lain:
Proses adsorpsi.Pertama, O2dan N2dipisahkan terlebih dahulu
menggunakan reaksi kimia. O2direaksikan dengan Cu panas. Lalu
N2direaksikan dengan Mg. Sisa campuran (Ar, Kr, Xe) kemudian aan
diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada
kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Ar
diperoleh pada suhu sekitar -80oC, sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih
tinggi.
Proses distilasi fraksionalmenggunakan kolom distilasi fraksional
bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena
titik didih N2paling rendah, maka N2terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya Ar
dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom
distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurnian ~98% (Ar dengan
kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa
gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahap distilasi selanjutnya.
3. EKSTRAKSI RN DARI PELURUHAN UNSUR
RADIOAKTIF
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsur
radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226.
Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro
yang pendek yakni 3,8 hari sehingga cenderung
cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum
diproduksi secara komersial.

Anda mungkin juga menyukai