Anda di halaman 1dari 4

Sifat Kimia Gas Mulia

Gas mulia dalam tabel periodik unsur terdapat dalam golongan VIIIA. Gas mulia terdiri atas
unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Sifat kimia
gas mulia adalah sebagai berikut:

1. Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang stabil yaitu mengandung 8
elektron pada kulit terluarnya (oktet) kecuali He mengandung 2 elektron (duplet).
2. Unsur-unsur gas mulia memiliki energi ionisasi yang sangat tinggi, yang mengakibatkan
unsur-unsur gas mulia sukar untuk bereaksi dengan unsur lainnya.
3. Molekul gas mulia monoatomik.
4. Gas mulia tidak memiliki kecenderungan untuk melepaskan atau menangkap elektron.
5. Energi ionisasi dari H ke Rn semakin kecil.
6. Radon (Rn) adalah unsur gas mulia yang bersifat radioktif
Awalmulanya, unsur-unsur gas mulia disebut dengan istilah gas inert karena tidak satupun
unsur-unsur gas mulia dapat bereaksi dengan unsur lain untuk membentuk suatu senyawa.
Namun, semenjak tahun 1962 ketika seorang ahli kimia  berkebangsaan Kanada bernama Neil
Bartlett berhasil mensintesis senyawa xenon XePtF6, gas mulia tidak lagi dikenal sebagai gas
inert, karena sejak kejadian tersebut kini unsur-unsur gas mulia dapat disintesis untuk membuat
senyawa baru.

Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia cenderung tidak reaktif
(sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh fakta bahwa di alam gas mulia selalu ditemukan
dalam bentuk monoatomik (atom tunggal). Namun demikian, para ahli telah berhasil mensintesis
senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur meningkat dari Ar ke Rn, di mana
dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau
penyinaran dengan sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika diberi muatan
listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.

Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan membentuk senyawa. Unsur Ar


diketahui bereaksi dengan HF membentuk senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat
bereaksi dengan F2 membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan
diberi loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat bereaksi dengan
F2 membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda—XeF2, XeF4, dan XeF6—bergantung
pada kondisi reaksi dan jumlah reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan F2 membentuk
senyawa RnF2.

Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia :

He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6

Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

      Karena konfigurasi elektronnya yang stabil, gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.

contoh :

Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5

menjadi

Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

      Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

      Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa
jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke
Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan. Dan
bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang.

      Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan
daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang
sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin pada Radon dan Oksigen pada Xenon. Maka dari itu keempat unsur
gas mulia tersebut dapat bereaksi.
Reaksi pada Gas Mulia

Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan
yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih bisa berreaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya
tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:

Ar : [Ne] 3s2 3p6

Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d, jadi

Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0 ,  Subkulit 3d0 masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia :

1.     Ar (Argon)

 Reaksinya :

       Ar(s) + HF → HArF 

      Nama senyawa yang terbentuk adalah Argonhidroflourida. Senyawa ini dihasilkan oleh
fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah

2.     Kr (Kripton)

Reaksinya :

Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s)


     Nama senyawa yang terbentuk adalah Kripton flourida. Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C lalu diberi loncatan muatan listrik atau sinar X

3.     Xe (Xenon)

Xe(g) + F2(g) → XeF2(s)

Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s)

Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)

     Reaksi ini menghasilkan Senyawa xenon flourida. XeF2 dan XeF4 dapat diperoleh dari
pemanasan Xe dan F2pada tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih besar maka akan diperoleh
XeF6

XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq)

6XeF4(s) + 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq)

   Menghasilkan senyawa Xenon Oksida. XeO4 dibuat dari reaksi disproporsionasi(reaksi dimana


unsur pereaksi yang sama sebagian teroksidasi dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks dari
larutan XeO3 yang bersifat alkain.

4.     Rn (Radon)

Rn(g) + F2(g) → RnF


Membentuk radon flourida dan berreaksi spontan.

Anda mungkin juga menyukai