Anda di halaman 1dari 31

2.

1 Definisi Gas Mulia

Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA atau 18 dalam tabel periodik. Disebut
mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Tidak ditemukan
satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet
untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat
besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah (bertanda positif). Para ahli zaman
dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert. Pendapat ini dipatahkan,
setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat
senyawa xenon, yaitu XePtF 6. Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat.
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi
dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor . unsur-unsur yang
terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon
(Xe), dan Radon (Rn).

A. Sejarah Gas Mulia


Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama
sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. Lalu pada tahun
1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur
gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya
zat tersebut diberi nama argon.
Dan pada tahun 1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal
dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen
menemukan spektrum Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium
sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland. Lalu pada tahun 1898 Ramsay
dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan
Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap
semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert
Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga
mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai
sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.

Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962.
Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada
yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett berhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF, sejak
saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan
akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert
(lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
 Helium → Helios (Yunani) : matahari
 Argon → Argos (Yunani) : malas
 Neon → Neos (Yunani) : baru
 Kripton → Kriptos (Yunani): tersembunyi
 Xenon → Xenos (Yunani): asing
 Radon →Radium

B. Ciri ciri Gas Mulia


Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau. Gas mulia adalah satu-satunya kelompok gas yang partikel-partikelnya
berwujud atom tunggal (monoatomik). Argon, kripton dan xenon sedikit larut dalam
air, sebab atom-atom gas mulia ini dapat terperangkap dalam rongga-rongga kisi
molekul air. Struktur semacam ini disebut klatrat.

1. Ciri-ciri fisik gas mulia:


Berikut merupakan ciri-ciri gas mulia:

Note: Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan


suhu.

2. Konfigurasi elektron
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia:
He = 1s²
Ne = 1s² 2s²
Ar = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶
Kr = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶
Xe = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁶
Rn = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁶ 6s² 4f¹⁴ 5d¹⁰ 6p⁶
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil, gas mulia juga biasa digunakan
untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain. Contoh :
Br = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁵
Menjadi
Br = [Ar] 4s² 3d¹⁰ 4p⁵

 Pembentukan senyawa XeF2


Konfigurasi elektron untuk Xe (Z = 54): [Kr] 4d10 5s2 5p6 5d0
Sedangkan konfigurasi elektron untuk F (Z=9): 1s2 2s2 2p5
Terdapat 1 elektron tidak berpasangan pada orbital 2p
Elektron pada orbital 5p melakukan promosi menuju orbital 5d sehingga:
Terdapat 2 elektron tidak berpasangan Selanjutnya 2 elektron tidak
berpasangan pada atom Xe itu akan berpasangan dengan 2 elektron bebas dari
2 atom F untuk membentuk orbital hibrida.
 Pembentukan senyawa XeF4 dan XeF6
Secara umum proses pembentukan senyawa XeF4 dan
XeF6 berlangsung dengan proses serupa dengan pembentukan senyawa XeF 2.
Perbedaan yang terjadi adalah pada orbital hibrida yang terbentuk pada
senyawa-senyawa tersebut yang menyebabkan perbedaan pada struktur
molekul untuk masing-masing senyawa.
 Bilangan Oksidasi +2
Kripton dan Xenon dapat membentuk KrF 2 dan XeF2 jika kedua unsure
ini diradiasi dengan uap raksa dalam flour.Xe (II) dapat bereaksi selanjutnya
menjadi XeF4 jika suhu dinaikkan.XeF2 dapat terbentuk jika xenon padat
direaksikan dengan difluoroksida pada -120°C.

Xe(s) + F2O2(g)à XeF2(s) + O2(g)

XeF2 dan KrF2 berbentuk molekul linear dengan hibridisasi sp3d.

 Bilangan Oksidasi +4
Diumumkan bahwa terdapat KrF4 tetapi senyawa ini tidak stabil
apabila dibandingkan dengan XeF4. Xenon fluoride (IV) dapat dibuat dengan
cara memanaskan campuran xenon dan fluor 1:5 pada tekanan 6atm, dengan
Nikel sebagai katalis dan pada suhu 400°C.

Xe(g) + 2F2(g)à XeF4(g)

XeF4 mempunyai struktur bujur sangkar dengan hibridisasi d2sp3


 Bilangan Oksidasi +6
Ditemukan hanya Xenon yang dapat membentuk XeF 6. Senyawa ini dibuat
dengan cara memanaskan kedua unsur ini (X2FF2) 1:20 pada 300°C dan
tekanan 50 atm.
Xe(g) + 3F2à XeF6(g)
Xenon (IV) fluoride membentuk octahedral (distorted). Pada suhu kamar
berbentuk Kristal berwarna dan titik leleh 48°C.
Senyawa ini bereaksi dengan silika membentuk senyawa oksi gas mulia yang
paling stabil.
SiO2(s) + 2XeF6(g) à SiF4(g) + 2XeOF4(l)
Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tak berwarna.XeF6 dapat mengalami
hidrolisis membentuk Xenon (VI) oksida.
XeF6(s) + 3H2O(l)à XeO3(aq) + 6HF(aq)
 Bilangan oksidasi +8
Xe (VI) dapat dioksidasi menjadi Xe (VIII) oleh ozon dalam larutan basa.Xe
(VIII) hanya stabil dalam larutan.
XeO3(aq) + O3(g) + 3H2O(l)à H3XeO6(aq) + H3O+(aq) + O2(g)
H3XeO6–(aq)à HXeO4–(aq) + H2O(l) + ½ O2(g)
Xenon diflourida merupakan pereaksi yang baik untuk fluorinasi hidrokarbon
aromatik.
XeF2 + C6H6à C6H5F + Xe + HF
Selain senyawa Xenon, telah berhasil dibuat kripton fuorida, KrF 2 dan radon
fluoride, RnF2. Belum dilaporkan adanya senyawa helium, neon atau argon.
Dari analisis struktur diketahui bahwa XeF 2 adalah linier, XeO3 adalah
trigonal, XeF4 adalah bujur sangkar, XeOF4 bujur sangkar pyramidal,
XeO6 oktahedral.Sedangkan struktur XeF6 belum berhasil ditetapkan tetapi
diduga senyawa mepunyai struktur oktahedral yang tergeliat (distorsi).

Ikatan kimia senyawa gas mulia ini dapat dijelaskan dengan konsep
hibridisasi misalnya:

XeF2 hibridisasi sp3d dengan 3 pasang elektron bebas

XeF4hibridisasi sp3d2 dengan 2 pasang elektron bebas

XeF6hibridisasi sp3d3 dengan 1 pasang elektron bebas

C. . Sifat-sifat Umum Gas Mulia


1. Sifat-sifat umum gas mulia antara lain :
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
b. Mempunyai electron valensi 8 dan khusus untuk Helium mempunyai elekron
valensi 2.
c. Terdiri atas satu atom (monoatomik).
d. Kulit terluarnya sudah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif.
Jadi, afinitas elektronnya mendekati nol.
2. Sifat fisis gas mulia
Selain memiliki karakteristik yang khas pada sifat atomic gas mulia juga
memiliki karakteristik yang khas untuk sifat fisisnya.
a. Kerapatannya bertambah dari Helium ke Radon
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom
dan gaya London. Nilai kerapatan semakin besar dengan besar dengan
pertambahan massa atom dan kekuatan gaya London, sebaliknya semakin
kecil dengan pertambahan jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan gas mulia
bertambah dari He ke Rn maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya
London dari He ke Rn lebih dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
b. Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn
sehingga atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energI dalam
hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin
kuat.
Titik didih dan titik leleh gas mulia makin tinggi dengan makin
besarnya nomor atom. Titik didihnya beberapa derajat dibawah titik lelehnya.
Titik didih dan titik leleh gas mulia sangat rendah hal tersebut menunjukkan
bahwa gaya tarik menarik anatar atom (ikatan van der waals) sangat lemah.
Helium merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dibandingkan
dengan semula zat di alam semesta. Titik leleh Helium (-272°C) mendekati
suhu mutlak. Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah
oleh karena itu di alam gas mulia berwujud gas.
Kestabilannya yang tinggi juga menyebabkan gaya tarik-menarik
antar atom-atomnya lemah sekali. Karenanya unsure-unsur gas mulia dalam
keadaan biasa (suhu normal) berfasa gas. Jadi, lemahnya gaya tarik-menarik
menyebabkan titik didih dan titik lelehnya sangat rendah.
c. Energi ionisasi.
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk membebaskan
elektron suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin ke
bawah semakin kecil potensial ionisasinya sedangkan untuk unsure seperiode
(kiri-kanan), semakin ke kanan semakin besar potensial ionisasinya.
Begitu juga dengan unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke
bawah cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meskipun muatan inti
bertambah positif namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini
menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah
sehingga energi ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia lebih
besar dibandingkan dengan golongan lainnya.
Kestabilannya yang tinggi menyebabkan atom-atomnya sukar sekali
untuk mengion. Oleh sebab itu, energi ionisasi unsur-unsur gas mulia lebih
tinggi dibandingkan dengan unsure-unsur lain. Afinitas electron yang
mendekati nol dan energy ionisasi yang tinggi menyebabkan atom-atom unsur
gas mulia mempunyai kecendrungan untuk tidak mengikat atau melepas
elektron dalam keadaan normal. Sehingga dalam keadaan bebas unsur-unsur
gas mulia berada dalam bentuk tunggal (monoatomik). Misalnya hidrogen,
oksigen, klor dalam keadaan bebas berbentuk diatomik (molekul yang terdiri
dari dua atom dari unsure yang sama), yaitu H2, O2, Cl2 sedangkan unsur-
unsur gas mulia berada dalam bentuk He, Ne, Ar, Kr, Xe dan radon.
d. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atom netral dalam
pengikatan electron untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron valensi
yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron.
Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. Karena
unsur- unsur gas mulia memiliki kestabilan tinggi yang disebabkan kulit
terluarnya terisi penuh, maka afinitas elektronnya mendekati nol. Atom-atom
unsur gas mulia sangat sulit untuk menerima elektron lagi pada kulit
terluarnya.

3. Sifat kimia gas mulia


a. Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun
senyawa dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan
konfigurasi elektron yang dimilikinya. Elektron valensi gas mulia adalah 8
(kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas
mulia memiliki energi pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi
pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsur-unsur gas mulia
melepaskan elektron sedangkan afinitas elektron yang rendah menunjukkan
kecilnya kecendrungan untuk menyerap elektron.
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap elektron. Jadi, unsur-unsur dalam gas mulia sukar untuk
bereaksi. Namun, untuk unsur gas mulia yang mempunyai energi ionisasi yang
kecil dan afinitas elektron yang besar mempunyai kecenderungan untuk
membentuk ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk senyawa XeF 2, XeF 4
dan XeF 6.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya.
Jadi, kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit
terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun,
demikian unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
Sifat kereaktifan unsur-unsur gas mulia berturut-turut Ne > He > Ar >
Kr > Xe. Radon radioaktif. Konfigurasi elektron gas mulia dijadikan sebagai
acuan bagi unsur-unsur lain dalam sistem periodik.
2.2 Keanekaragaman Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur kimia golongan 8 atau VIIIA di tabel periodik. Golongan ini
disebut juga sebagai golongan helium atau neon dan golongan aerogen. Golongan ini
terdiri dari unsur helium (He), Neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), unsur
radioaktif radon (Rn), dan unsur sintetis yang radioaktif oganeson (Og). Semua anggota
unsur golongan 18 (VIIIA) merupakan gas mulia, bersifat nonlogam, dan
berwujud gas pada suhu dan tekanan standar, kecuali oganeson (yang diprediksi akan
berwujud padat dan bersifat seperti logam).

a. Helium (He)
Helium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang He dan nomor atom 2. Helium tak
berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun,
hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan
unsur pertama pada golongan gas mulia dalam tabel
periodik. Titik didih dan titik lebur gas ini merupakan
yang terendah di antara semua unsur. Helium berwujud
hanya sebagai gas terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem. Helium
memiliki isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan
varitas helium-4; helium I dan helium II; penting bagi para periset yang
mempelajari mekanika kuantum (khususnya dalam fenomena superfluiditas) dan bagi
mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut yang
dimiliki materi (seperti superkonduktivitas).
Walaupun cukup jarang ditemukan di Bumi, helium adalah unsur paling
berlimpah kedua setelah hidrogen di alam semesta, mencakupi 23%
massa barion alam semesta. Mayoritas helium yang ada di alam semesta terbentuk
dari nukleosintesis Ledakan dahsyat satu sampai tiga menit setelah Ledakan Dahsyat.
Dalam bintang, helium terbentuk dari fusi nuklir hidrogen melalui reaksi rantai
proton-proton dan siklus CNO yang merupakan bagian dari nukelosintesis bintang.
Dalam atmosfer Bumi, konsentrasi helium berdasarkan volumenya hanya
sekitar 5,2 bagian per juta. Konsentrasi helium bumi cukup rendah dan konstan
walaupun helium baru terus terbentuk. Hal ini dikarenakan kebanyakan helium yang
berada di atmosfer Bumi lolos dari gaya gravitasi bumi dan lepas ke luar angkasa. [69]
[70][71]
Di heterosfer Bumi, helium dan gas yang lebih ringan lainnya merupakan unsur
yang paling berlimpah.
Kebanyakan helium yang ditemukan di Bumi merupakan hasil
produk peluruhan radioaktif. Helium ditemukan dalam jumlah besar dalam
mineral uranium dan torium, termasuk kleveit, uraninit. karnotit, dan monazit, karena
mineral-mineral ini mengemisi partikel alfa (inti helium He 2+). Sesegara partikel ini
bertumbukan dengan batuan, elektron akan bergabung dengan inti dan membentuk
gas helium. Diperkirakan sekitar 3000 ton helium dihasilkan per tahun melalui proses
ini. Dalam kerak Bumi, konsentrasi heliumnya adalah sekitar 8 bagian per miliar.
Dalam air laut, konsentrasinya hanya sekitar 4 bagian per triliun. Konsentrasi helium
yang terbesar di Bumi ditemukan dalam keadaan terperangkap bersamaan dengan gas
alam. Dari sinilah kebanyakan helium komersial diekstraksi. Konsentrasinya
bervariasi antara beberapa ppm sampai dengan lebih dari 7% seperti yang ada di
ladang gas San Juan County, New Mexico.
Sementara balon mungkin adalah manfaat helium paling terkenal, sejatinya itu
hanyalah bagian kecil dari semua penggunaan helium. Helium digunakan pada
banyak bidang yang memerlukan keunikan helium, seperti titik didihnya yang
rendah, masa jenisnya rendah, kelarutannya juga rendah, konduktivitas termal tinggi,
atau keinertannya. Total produksi helium 2014 sekitar 32 juta kg (180 juta meter
kubik) helium per tahun, penggunaan terbesar (sekitar 32% dari total 2014) adalah
aplikasi kryogenik, sebagian besar sebagai pendingin magnet superkonduktor dalam
pemindai MRI bidang medis dan spektrometer Resonansi Magnet Inti (bahasa
Inggris: Nuclear Magnetic Resonance, (NMR)). Penggunaan besar lainnya untuk
sistem penggelontor dan penekan, pengelasan, pemeliharaan atmosfer terkendali, dan
deteksi kebocoran. Penggunaan lain relatif kecil.

b. Neon (Ne)
Neon adalah sebuah unsur kimia dengan
lambang Ne dan nomor atom 10. Ia merupakan
salah satu gas mulia.[11] Neon adalah gas
monoatomik lengai yang nirwarna dan nirbau
pada kondisi standar, dengan massa jenis sekitar
dua pertiga udara. Ia ditemukan (bersama dengan
kripton dan xenon) pada tahun 1898 sebagai
salah satu dari tiga unsur lengai sisa yang tersisa
di udara kering, setelah nitrogen, oksigen, argon,
dan karbon dioksida dihilangkan. Neon adalah
yang kedua dari tiga gas langka ini yang
ditemukan dan segera dikenali sebagai unsur baru
dari spektrum emisi merah terangnya. Nama
neon berasal dari kata Yunani, νέον, bentuk tunggal netral dari νέος (neos), yang
berarti 'baru'. Neon bersifat lengai secara kimiawi, dan tidak ada senyawa neon yang
tak bermuatan yang diketahui. Senyawa neon yang saat ini dikenal meliputi molekul
ionik, molekul yang disatukan oleh gaya van der Waals dan klatrat.

Neon memiliki tiga isotop stabil: 20Ne (90,48%), 21Ne (0,27%) dan 22Ne (9,25%).
21
Ne dan 22Ne bersifat sebagian primordial dan sebagian nukleogenik (yaitu dibuat
oleh reaksi nuklir nuklida lain dengan neutron atau partikel lain di lingkungan) dan
variasinya dalam kelimpahan alami telah dipahami dengan baik. Sebaliknya, 20Ne
(isotop primordial utama yang dibuat dalam nukleosintesis bintang) tidak diketahui
bersifat nukleogenik atau radiogenik, kecuali dari peluruhan oksigen-20, yang
dihasilkan dalam kasus peluruhan gugus yang sangat jarang oleh torium-228. Dengan
demikian, penyebab variasi 20Ne di Bumi telah diperdebatkan dengan hangat.
Reaksi nuklir utama yang menghasilkan isotop neon nukleogenik dimulai
24
dari Mg dan 25Mg, yang masing-masing menghasilkan 21Ne dan 22Ne,
setelah penangkapan neutron dan emisi langsung partikel alfa. Neutron yang
menghasilkan reaksi sebagian besar dihasilkan oleh reaksi spalasi sekunder dari
partikel alfa, yang pada gilirannya berasal dari rantai peluruhan deret uranium. Hasil
bersih menghasilkan kecenderungan rasio 20Ne/22Ne yang lebih rendah dan 21Ne/22Ne
yang lebih tinggi yang teramati pada batuan kaya uranium seperti granit.
Neon adalah unsur kimia yang biasanya ditemukan dalam keadaan bebas
di alam. Ini berarti bahwa neon biasanya tidak terikat dalam senyawa kimia dengan
unsur lainnya dalam bentuk alaminya. Neon adalah salah satu dari sedikit unsur yang
ditemukan dalam bentuk murni di atmosfer Bumi. Selama nukleogenesis kosmik
unsur-unsur, sejumlah besar neon dibangun dari proses fusi penangkapan alfa di
dalam bintang. Meskipun neon adalah unsur yang sangat umum di alam semesta dan
tata surya (berada kelima dalam kelimpahan kosmik setelah hidrogen, helium,
oksigen, dan karbon), neon jarang ditemukan di Bumi. Ia menyusun sekitar 18,2 ppm
udara berdasarkan volume (ini hampir sama dengan fraksi molekul atau mol) dan
fraksi yang lebih kecil di kerak bumi. Alasan kelangkaan relatif neon di Bumi dan
planet bagian dalam (terestrial) adalah karena neon sangat volatil dan tidak
membentuk senyawa untuk memperbaikinya menjadi padat. Akibatnya, ia lepas dari
planetisimal di bawah kehangatan Matahari yang baru tersulut di Tata Surya awal.
Bahkan atmosfer luar Jupiter agak kehabisan neon, meski untuk alasan yang berbeda.
Neon memberikan pancaran oranye kemerahan yang berbeda saat digunakan
pada lampu pijar neon bertegangan rendah, tabung lucutan, dan tanda iklan neon.
Garis emisi merah dari neon juga menyebabkan lampu merah dari laser helium–neon.
Neon digunakan dalam beberapa tabung plasma dan aplikasi pendingin tetapi
memiliki beberapa kegunaan komersial lainnya. Ia diekstraksi secara komersial
dengan distilasi fraksional dari udara cair. Karena udara adalah satu-satunya sumber,
ia jauh lebih mahal daripada helium. Neon sering digunakan dalam tanda dan
menghasilkan cahaya oranye kemerahan yang jelas. Meskipun lampu tabung dengan
warna lain sering disebut "neon", mereka menggunakan gas mulia yang berbeda atau
warna lampu fluoresen yang bervariasi.

Neon digunakan dalam tabung vakum, indikator tegangan tinggi, penangkap


petir, tabung pengukur gelombang, tabung televisi, dan laser helium–neon. Neon cair
secara komersial digunakan sebagai pendingin kriogenik dalam aplikasi yang tidak
memerlukan rentang suhu lebih rendah yang dapat dicapai dengan pendinginan
helium cair yang lebih ekstrem. Neon, sebagai cairan atau gas, relatif mahal – untuk
jumlah kecil, harga neon cair bisa lebih dari 55 kali lipat dari helium cair. Penyebab
mahalnya neon adalah kelangkaannya, yang, tidak seperti helium, hanya dapat
diperoleh dalam jumlah yang dapat digunakan dengan menyaringnya dari atmosfer.

c. Argon (Ar)
Argon adalah unsur kimia dengan simbol
Ar dan nomor atom 18. Ia berada pada golongan
18 tabel periodik dan merupakan gas mulia.[n
1] Argon adalah gas ketiga yang paling umum
di atmosfer bumi, dengan kelimpahan 0,934%
(9.340 ppmv), menjadikannya gas dengan
kelimpahan dua kali kelimpahan uap air (rata-rata 4.000 ppmv, tetapi bervariasi) dan
23 kali kelimpahan gas atmosfer lainnya, karbon dioksida (400 ppmv), dan lebih dari
500 kali kelimpahan gas mulia berikutnya, neon (18 ppmv). Hampir semua argon ini
adalah argon-40 radiogenik yang diturunkan dari peluruhan kalium-40 pada kerak
bumi. Di alam semesta, argon-36 sejauh ini merupakan isotop argon yang paling
umum, merupakan isotop argon yang diproduksi oleh nukleosintesis stelar
dalam supernova. Sebagai tambahan, argon adalah gas mulia terbanyak di dalam
kerak bumi, dengan kandungan 0,00015% dari kerak. Argon adalah unsur kimia yang
ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Argon adalah salah satu dari gas mulia atau
gas langka, yang merupakan unsur-unsur yang sangat tidak reaktif. Ini berarti bahwa
argon tidak cenderung berikatan dengan unsur lain untuk membentuk senyawa kimia.
Argon adalah salah satu komponen utama atmosfer Bumi, dan ada dalam konsentrasi
yang signifikan di atmosfer kita. Sekitar 0,93% dari atmosfer Bumi terdiri dari argon
dalam bentuk bebas. Ini adalah salah satu alasan mengapa argon dapat dengan mudah
ditemukan dalam keadaan bebas di lingkungan alamiah.
Nama argon diturunkan dari bahasa Yunani αργον, bentuk tunggal
dari αργος yang berarti "malas" atau "tak aktif", sebagai rujukan kepada kenyataan
bahwa unsur ini hampir tidak pernah mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap
(delapan elektron) pada kulit elektron luarnya membuat argon stabil dan tahan
terhadap ikatan dengan unsur lainnya. Temperatur titik tripelnya 83,8058 K adalah
titik tetap yang ditentukan dalam International Temperature Scale 1990.
Isotop utama argon yang ditemukan di bumi
adalah 40Ar (99,6%), 36Ar (0,34%), dan 38Ar (0,06%). Terjadi secara alami
dari 40K, dengan waktu paruh 1,25×109 tahun, meluruh membentuk 40Ar (11.2%)
yang stabil dengan penangkapan elektron atau emisi positron, dan juga
membentuk 40Ca (88.8%) yang stabil melalui peluruhan beta. Sifat dan
perbandingan ini digunakan untuk menentukan umur batuan dengan
metode penanggalan K-Ar.
Dalam atmosfer bumi, 39Ar dibentuk oleh aktivitas sinar kosmik, terutama
dengan 40Ar. Dalam lingkungan subpermukaan, juga diproduksi
melalui penangkapan neutron oleh 39K atau emisi alfa oleh kalsium. 37Ar dibentuk
dari spalasi ((Inggris): spallation) neutron 40Ca sebagai hasil dari ledakan
nuklir subpermukaan. Ini memiliki waktu paruh 35 hari.
Argon tercatat memiliki variasi komposisi isotopik yang besar di antara
lokasi yang berbeda dalam sistem tata surya. Jika sumber utama argon adalah
peluruhan 40K dalam batuan, 40Ar akan menjadi isotop yang dominan, seperti di
permukaan bumi. Sebaliknya, argon yang diproduksi langsung oleh nukleosintesis
stelar, didominasi oleh nuklida proses alfa, 36Ar. Terkait hal tersebut, argon matahari
mengandung 84.6% 36Ar berdasarkan pengukuran angin matahari, dan rasio tiga
isotop 36Ar : 38Ar : 40Ar dalam atmosfer planet luar yang diukur adalah
8400 : 1600 : 1. Ini kontras dengan kelimpahan 36Ar primordial dalam atmosfer
bumi: hanya 31,5 ppmv (= 9340 ppmv × 0,337%), bandingkan dengan neon (18,18
ppmv); dan dengan pengukuran menggunakan probe antarplanet.
Atmosfer Mars mengandung 1,6% 40Ar dan 5 ppm 36Ar. Probe Mariner yang
mengorbit planet Merkurius pada tahun 1973 menemukan bahwa Merkurius
mempunyai atmosfer yang sangat tipis dengan 70% nya adalah argon. Diyakini
merupakan hasil dari pelepasan gas sebagai produk peluruhan dari bahan-bahan
radioaktif pada permukaan planet. Pada tahun 2005, probe Huygens menemukan
keberadaan 40Ar secara eksklusif pada permukaan Titan, bulan terbesar
planet Saturnus.
Ada beberapa alasan yang berbeda penggunaan argon dalam aplikasi tertentu:
 Diperlukan gas inert. Terutama, argon adalah alternatif paling ekonomis
ketika nitrogen dianggap kurang inert.
 Diperlukan konduktivitas termal rendah.
 Diperlukan sifat elektroniknya (ionsasi dan/atau spektrum emisi).

Gas mulia lainnya mungkin dapat digunakan dengan baik dalam sebagian besar
aplikasi ini, tetapi argon sejauh ini adalah yang termurah. Argon tidak mahal karena
ia terdapat secara alami di udara, dan siap didapat sebagai produk
samping pemisahan udara kryogenik dalam produksi oksigen cair dan nitrogen cair:
konstituen utama udara digunakan pada industri skala besar. Gas mulia lainnya
(kecuali helium) diproduksi dengan cara ini juga, tetapi argon adalah yang paling
banyak. Banyaknya aplikasi argon muncul karena sifatnya yang inert dan relatif
murah. Argon diproduksi secara industri melalui distilasi fraksi udara cair. Argon
banyak digunakan sebagai gas pelindung inert dalam pengelasan dan proses industri
bersuhu tinggi lainnya di mana bahan yang biasanya tidak reaktif menjadi reaktif;
sebagai contoh, atmosfer argon digunakan dalam tanur listrik grafit untuk mencegah
grafit terbakar. Gas argon juga telah digunakan dalam lampu pijar dan pendar, dan
jenis tabung pelepasan lainnya. Argon membuat laser gas biru-hijau yang khas.
Argon juga digunakan sebagai pencetus cahaya lampu tabung.

d. Krypton (Kr)
Kripton dicirikan oleh beberapa garis emisi tajam (ciri khas spektrum) dengan
yang terkuat berwarna hijau dan kuning. Kripton adalah salah satu produk fisi
uranium. Kripton padat berwarna putih dan memiliki struktur kristal kubus berpusat-
muka, yang merupakan sifat umum dari semua gas mulia (kecuali helium, yang
memiliki struktur kristal padat heksagon).
Kripton alami di atmosfer Bumi
terdiri dari lima isotop stabil, ditambah
satu isotop (78Kr) dengan waktu paruh
yang panjang (9,2×1021 tahun) sehingga
dapat dianggap stabil. (Isotop ini
memiliki waktu paruh terpanjang kedua
yang diketahui di antara semua isotop
yang mengalami peluruhan; ia
mengalami penangkapan elektron ganda
menjadi 78Se). Selain itu, sekitar tiga
puluh isotop dan isomer tidak stabil
telah diketahui. Sejumlah kecil 81Kr, sebuah nuklida kosmogenik yang dihasilkan
oleh iradiasi sinar kosmik 80Kr, juga terdapat di alam: isotop ini bersifat radioaktif
dengan waktu paruh 230.000 tahun. Kripton sangat bersifat volatil dan tidak bertahan
dalam larutan di air dekat permukaan, tetapi 81Kr telah digunakan untuk menentukan
usia air tanah lama (50.000–800.000 tahun).
85Kr adalah gas mulia radioaktif yang lengai dengan waktu paruh 10,76
tahun. Ia diproduksi melalui fisi uranium dan plutonium, seperti dalam pengujian
bom nuklir dan reaktor nuklir. 85Kr dilepaskan selama pemrosesan ulang batang
bahan bakar dari reaktor nuklir. Konsentrasi 85Kr di Kutub Utara 30% lebih tinggi
daripada di Kutub Selatan karena adanya pencampuran konvektif.
Kripton ditemukan di Britania Raya pada tahun 1898 oleh William Ramsay,
seorang kimiawan Skotlandia, dan Morris Travers, seorang kimiawan Inggris, dalam
residu yang tersisa dari penguapan hampir semua komponen udara
cair. Neon ditemukan melalui prosedur serupa oleh pekerja yang sama hanya
beberapa minggu kemudian. William Ramsay kemudian dianugerahi Penghargaan
Nobel Kimia tahun 1904 untuk penemuan serangkaian gas mulia, termasuk kripton.
Krypton biasanya ditemukan di alam dalam bentuk senyawa dengan gas mulia
lainnya seperti argon, xenon, dan neon.
Krypton adalah salah satu unsur langka dalam jumlah yang sangat kecil di
atmosfer Bumi, dan sebagian besar ditemukan sebagai campuran dalam gas
alam.Pada tahun 1960, Biro Internasional untuk Ukuran dan
Timbangan mendefinisikan meter sebagai 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya
yang dipancarkan dalam ruang hampa sesuai dengan transisi antara tingkat 2p 10 dan
5d5 dalam isotop kripton-86. Perjanjian ini menggantikan prototipe meter
internasional tahun 1889, yang merupakan sebuah batang logam yang terletak
di Sèvres. Ini juga menghapus definisi ångström tahun 1927 berdasarkan garis
spektrum kadmium berwarna merah, menggantikannya dengan 1 Å= 10−10 m.
Definisi kripton-86 bertahan hingga konferensi Oktober 1983, yang mendefinisikan
ulang meter sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama
1/299.792.458 detik. Bumi telah mempertahankan semua gas mulia yang ada pada
saat pembentukannya kecuali helium. Konsentrasi kripton di atmosfer ialah sekitar 1
ppm. Ia dapat diekstraksi dari udara cair melalui distilasi fraksional. Jumlah kripton
di luar angkasa tidak pasti, karena pengukurannya berasal dari aktivitas meteorik dan
angin surya. Pengukuran pertama menunjukkan kelimpahan kripton di luar angkasa.
Gas kripton juga digabungkan dengan raksa untuk membuat tanda bercahaya yang bersinar
dengan cahaya biru kehijauan yang terang.

Kripton dicampur dengan argon dalam lampu fluoresen hemat energi,


mengurangi konsumsi daya, tetapi juga mengurangi keluaran cahaya dan menaikkan
biaya. Kripton memiliki harga sekitar 100 kali lipat dari argon. Kripton (bersama
dengan xenon) juga digunakan untuk mengisi lampu pijar untuk mengurangi
penguapan filamen dan memungkinkan suhu operasional yang lebih tinggi. Lucutan
kripton yang berwarna putih terkadang digunakan sebagai efek artistik dalam tabung
"neon" lucutan gas. Kripton menghasilkan daya cahaya yang jauh lebih tinggi
daripada neon di wilayah garis spektrum merah, dan karena alasan ini, laser merah
untuk pertunjukan sinar laser berkekuatan tinggi sering kali merupakan laser kripton
dengan cermin yang memilih garis spektrum merah untuk amplifikasi dan emisi
laser, alih-alih varietas helium–neon yang lebih familiar, yang tidak dapat mencapai
output multi-watt yang sama.
Laser kripton fluorida penting dalam penelitian energi fusi nuklir dalam
percobaan pengurungan. Laser ini memiliki keseragaman sinar yang tinggi, panjang
gelombang yang pendek, dan ukuran titiknya dapat divariasikan untuk melacak pelet
yang meledak. Dalam fisika partikel eksperimental, kripton cair digunakan untuk
membangun kalorimeter elektromagnetik kuasi-homogen. Salah satu contoh
pentingnya adalah kalorimeter pada percobaan NA48 di CERN yang mengandung
sekitar 27 ton kripton cair. Penggunaan ini jarang terjadi, karena argon cair lebih
murah. Keunggulan kripton adalah jari-jari Molière-nya yang lebih kecil yaitu
sebesar 4,7 cm, yang memberikan resolusi spasial yang sangat baik dengan sedikit
tumpang tindih. Parameter lain yang relevan untuk kalorimetri adalah: panjang
radiasi sebesar X0=4,7 cm, dan kepadatan sebesar 2,4 g/cm3.
Kripton-83 memiliki aplikasi dalam pencitraan resonansi magnetik (MRI)
untuk pencitraan saluran udara. Secara khusus, ia memungkinkan ahli radiologi
untuk membedakan antara permukaan hidrofobik dan hidrofilik yang mengandung
sebuah jalan napas. Meskipun xenon berpotensi untuk digunakan dalam tomografi
terkomputasi (CT) untuk menilai ventilasi regional, sifat anestesinya membatasi
fraksinya dalam gas pernapasan hingga 35%. Campuran pernapasan 30% xenon dan
30% kripton sebanding dalam efektivitas CT dengan fraksi xenon 40%, sambil
menghindari efek yang tidak diinginkan dari tekanan parsial gas xenon yang tinggi.
Isotop metastabil kripton-81m digunakan dalam kedokteran nuklir untuk pemindaian
ventilasi/perfusi paru-paru, di mana ia dihirup dan dicitrakan dengan sebuah kamera
gama. Kripton-85 di atmosfer telah digunakan untuk mendeteksi fasilitas
pemrosesan ulang bahan bakar nuklir rahasia di Korea Utara dan Pakistan. Fasilitas
tersebut terdeteksi pada awal tahun 2000-an dan diyakini memproduksi plutonium
tingkat senjata. Kripton-85 adalah sebuah produk fisi berumur sedang sehingga akan
lolos dari bahan bakar bekas saat kelongsongnya dilepas. Kripton kadang-kadang
digunakan sebagai gas penginsulasi di antara panel jendela.
[47]
Starlink milik SpaceX menggunakan kripton sebagai propelan untuk sistem
propulsi elektriknya.
e. Xenon (Xe)
Xenon adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Xe dan nomor atom 54. Ia
adalah sebuah gas mulia yang padat, tidak berwarna, dan tidak berbau yang
ditemukan di atmosfer Bumi dalam jumlah kecil. Meskipun umumnya tidak reaktif,
ia dapat mengalami beberapa reaksi kimia seperti pembentukan xenon
heksafluoroplatinat, senyawa gas mulia pertama yang berhasil disintesis. Xenon
adalah unsur kimia yang ditemukan di alam, tetapi biasanya ditemukan dalam jumlah
sangat kecil dan tidak dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk senyawa kimia.
Xenon adalah salah satu dari gas mulia atau gas langka, yang merupakan unsur-unsur
yang sangat tidak reaktif.
Xenon umumnya ditemukan dalam senyawa kimia dengan unsur-unsur lain,
seperti xenon difluorida (XeF2), xenon tetrafluorida (XeF4), dan xenon heksafluorida
(XeF6). Biasanya, sumber utama xenon alami adalah atmosfer Bumi, di mana xenon
terdapat dalam konsentrasi yang sangat rendah. Xenon juga dapat ditemukan di
dalam batuan dan mineral tertentu, tetapi konsentrasinya juga sangat kecil.
Xenon alami terdiri dari tujuh
isotop stabil: ¹²⁶Xe, ¹²⁸-¹³²Xe, dan ¹³⁴Xe.
Secara teoretis, isotop ¹²⁶Xe dan ¹³⁴Xe
diperkirakan akan mengalami peluruhan
beta ganda, tetapi hal ini belum pernah
teramati sehingga mereka dianggap
stabil. Selain itu, lebih dari 40 isotop
tidak stabil telah dipelajari. Isotop yang
berumur paling panjang adalah ¹²⁴ Xe
yang primordial, mengalami penangkapan elektron ganda dengan waktu paruh 1,8 ×
1022 tahun, dan ¹³⁶Xe, mengalami peluruhan beta ganda dengan waktu paruh 2,11 ×
1021 tahun. ¹²⁹Xe diproduksi melalui peluruhan beta 129I, yang memiliki waktu
paruh 16 juta tahun. ¹³¹mXe, ¹³³Xe, ¹³³mXe, dan ¹³ ⁵ Xe adalah beberapa produk fisi
dari ²³⁵ U dan ²³⁹Pu, dan digunakan untuk mendeteksi dan memantau ledakan nuklir.

 Penerangan dan optik


Lampu lucutan
Xenon digunakan dalam perangkat pemancar cahaya yang disebut lampu
blitz xenon, digunakan dalam blitz fotografis dan lampu stroboskopis; untuk
mengeksitasi media aktif dalam laser yang kemudian menghasilkan cahaya koheren;
dan, kadang-kadang, dalam lampu bakterisidal. Laser benda padat pertama,
ditemukan pada tahun 1960, dipompa menggunakan lampu blitz xenon, dan laser
yang digunakan untuk menyalakan fusi kurungan inersia juga dipompa menggunakan
lampu blitz xenon.
Lampu busur xenon bertekanan tinggi, dengan busur pendek, dan kontinu
memiliki suhu warna yang mendekati sinar matahari tengah hari dan digunakan
dalam simulator surya. Artinya, kromatisitas lampu ini mendekati radiator benda
hitam yang dipanaskan pada suhu Matahari. Pertama kali diperkenalkan pada tahun
1940-an, lampu ini menggantikan lampu busur karbon berumur pendek pada
proyektor film. Mereka juga digunakan dalam sistem proyeksi film 35mm, IMAX,
dan digital. Mereka adalah sumber radiasi ultraungu panjang gelombang pendek yang
sangat baik dan memiliki emisi intens dalam inframerah dekat yang digunakan dalam
beberapa sistem penglihatan malam. Xenon digunakan sebagai gas starter pada
lampu halida logam untuk lampu depan HID otomotif, dan senter "taktis" kelas atas.
 Laser
Pada tahun 1962, sekelompok peneliti di Laboratorium Bell menemukan aksi
laser pada xenon, dan kemudian menemukan bahwa penguatan laser dapat
ditingkatkan dengan menambahkan helium ke media pelaseran. Laser eksimer
pertama menggunakan dimer xenon (Xe2) yang diberi energi oleh seberkas elektron
untuk menghasilkan emisi terstimulasi pada panjang gelombang ultraungu 176 nm.
Xenon klorida dan xenon fluorida juga telah digunakan dalam laser eksimer (atau,
lebih tepatnya, eksipleks).
 Medis
Xenon berinteraksi dengan banyak reseptor dan saluran ion yang berbeda, dan
seperti banyak anestesi inhalasi multimodal secara teoretis lainnya, interaksi ini
kemungkinan saling melengkapi. Xenon adalah antagonis reseptor NMDA situs
glisin berafinitas tinggi. Namun, xenon berbeda dari antagonis reseptor NMDA
tertentu lainnya karena ia tidak bersifat neurotoksik serta akan menghambat
neurotoksisitas ketamina dan dinitrogen monoksida (N2O), dan justru menghasilkan
efek neuroprotektif. Tidak seperti ketamina dan dinitrogen monoksida, xenon tidak
akan merangsang penghabisan dopamin di nucleus accumbens.
Seperti dinitrogen monoksida dan siklopropana, xenon dapat mengaktifkan
saluran kalium domain berpori dua TREK-1. Saluran terkait TASK-3 juga terlibat
dalam tindakan anestesi inhalasi tidak sensitif terhadap xenon. Xenon akan
menghambat reseptor asetilkolina nikotinik α4β2 yang berkontribusi pada analgesia
yang dimediasi secara spinal. Xenon adalah sebuah penghambat membran plasma
ATPase Ca2+ yang efektif. Xenon akan menghambat ATPase Ca2+ dengan mengikat
pori hidrofobik di dalam enzim tersebut dan mencegah enzim itu mengambil
konformasi aktif.
Xenon adalah penghambat kompetitif dari reseptor serotonin 5-HT3.
Meskipun bukan merupakan anestesi ataupun antinosiseptif, ini dapat mengurangi
mual dan muntah yang muncul akibat anestesi.
Xenon memiliki konsentrasi alveolar minimum (MAC) sebesar 72% pada usia
40 tahun, menjadikannya 44% lebih kuat daripada N2O sebagai anestesi. Dengan
demikian, ia dapat digunakan dengan oksigen dalam konsentrasi yang memiliki
risiko hipoksia lebih rendah. Tidak seperti dinitrogen monoksida, xenon bukanlah
sebuah gas rumah kaca dan dianggap ramah lingkungan. Meskipun didaur ulang
dalam sistem modern, xenon yang dibuang ke atmosfer hanya kembali ke sumber
aslinya, tanpa menghasilkan dampak lingkungan.
Xenon dapat menginduksi perlindungan jantung dan saraf yang kuat melalui
berbagai mekanisme. Melalui pengaruhnya terhadap antagonisme Ca2+, K+, KATP\
HIF, dan NMDA, xenon bersifat neuroprotektif bila diberikan sebelum, selama, dan
setelah serangan iskemis. Xenon adalah antagonis afinitas tinggi pada situs glisin
reseptor NMDA. Xenon bersifat kardioprotektif dalam kondisi iskemia-reperfusi
dengan menginduksi prakondisi farmakologis noniskemik. Xenon bersifat
kardioprotektif dengan mengaktifkan PKC-epsilon dan p38-MAPK hilir. Xenon akan
meniru prakondisi iskemis saraf dengan mengaktifkan saluran kalium sensitif ATP.
Xenon secara alosterik mengurangi penghambatan aktivasi saluran yang dimediasi
ATP secara independen dari subunit reseptor1 sulfonilurea, meningkatkan waktu dan
frekuensi saluran terbuka KATP.

f. Radon (Rn)
Radon adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Rn dan nomor atom
86. Ia adalah sebuah gas mulia yang bersifat radioaktif, tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa. Ia terjadi secara alami dalam jumlah kecil sebagai perantara dalam rantai
peluruhan radioaktif normal di mana torium dan uranium perlahan-lahan meluruh
menjadi berbagai unsur radioaktif berumur pendek dan timbal. Radon sendiri
merupakan produk peluruhan langsung dari radium. Isotopnya yang paling stabil,
222Rn, memiliki waktu paruh hanya 3,8 hari, menjadikannya salah satu unsur yang
paling langka. Karena torium dan uranium adalah dua unsur radioaktif paling umum
di Bumi, juga memiliki tiga isotop dengan waktu paruh beberapa miliar tahun, radon
akan ada di Bumi jauh di masa depan meskipun waktu paruhnya singkat. Peluruhan
radon menghasilkan banyak nuklida berumur pendek lainnya, yang dikenal sebagai
"anak radon", berakhir pada isotop timbal yang stabil.

Isotop utama argon yang ditemukan di


bumi adalah 40Ar (99,6%), 36Ar (0,34%), dan
38
Ar (0,06%). Terjadi secara alami dari 40K,
dengan waktu paruh 1,25×109 tahun, meluruh
40
membentuk Ar (11.2%) yang stabil
dengan penangkapan elektron atau emisi
positron, dan juga membentuk 40Ca (88.8%)
yang stabil melalui peluruhan beta. Sifat dan perbandingan ini digunakan untuk
menentukan umur batuan dengan metode penanggalan K-Ar.
Dalam atmosfer bumi, 39Ar dibentuk oleh aktivitas sinar kosmik, terutama
dengan 40Ar. Dalam lingkungan subpermukaan, juga diproduksi
melalui penangkapan neutron oleh 39K atau emisi alfa oleh kalsium. 37Ar dibentuk
dari spalasi ((Inggris): spallation) neutron 40Ca sebagai hasil dari ledakan
nuklir subpermukaan. Ini memiliki waktu paruh 35 hari.
Argon tercatat memiliki variasi komposisi isotopik yang besar di antara lokasi
yang berbeda dalam sistem tata surya. Jika sumber utama argon adalah
peluruhan 40K dalam batuan, 40Ar akan menjadi isotop yang dominan, seperti di
permukaan bumi. Sebaliknya, argon yang diproduksi langsung oleh nukleosintesis
stelar, didominasi oleh nuklida proses alfa, 36Ar. Terkait hal tersebut, argon matahari
mengandung 84.6% 36Ar berdasarkan pengukuran angin matahari, dan rasio tiga
isotop 36Ar : 38Ar : 40Ar dalam atmosfer planet luar yang diukur adalah
8400 : 1600 : 1.[24] Ini kontras dengan kelimpahan 36Ar primordial dalam atmosfer
bumi: hanya 31,5 ppmv (= 9340 ppmv × 0,337%), bandingkan dengan neon (18,18
ppmv); dan dengan pengukuran menggunakan probe antarplanet.
Atmosfer Mars mengandung 1,6% 40Ar dan 5 ppm 36Ar. Probe Mariner yang
mengorbit planet Merkurius pada tahun 1973 menemukan bahwa Merkurius
mempunyai atmosfer yang sangat tipis dengan 70% nya adalah argon. Diyakini
merupakan hasil dari pelepasan gas sebagai produk peluruhan dari bahan-bahan
radioaktif pada permukaan planet. Pada tahun 2005, probe Huygens menemukan
keberadaan 40Ar secara eksklusif pada permukaan Titan, bulan terbesar
planet Saturnus.
Atmosfer bumi mengandung argon sebesar 0,934% dari volumenya dan
1,288% dari massanya, dan udara adalah bahan baku utama yang digunakan oleh
industri untuk membuat produk argon murni. Argon diisolasi dari udara melalui
fraksionasi, paling umum dengan cara distilasi fraksi kryogenik, suatu proses yang
juga menghasilkan nitrogen, oksigen, neon, kripton dan xenon murni. Sementara
kerak Bumi dan air laut secara berturut-turut mengandung 1.2 bpj dan 0.45 bpj argon.

Ada beberapa alasan yang berbeda penggunaan argon dalam aplikasi tertentu:
 Diperlukan gas inert. Terutama, argon adalah alternatif paling ekonomis
ketika nitrogen dianggap kurang inert.
 Diperlukan konduktivitas termal rendah.
 Diperlukan sifat elektroniknya (ionsasi dan/atau spektrum emisi).
Gas mulia lainnya mungkin dapat digunakan dengan baik dalam sebagian
besar aplikasi ini, tetapi argon sejauh ini adalah yang termurah. Argon tidak mahal
karena ia terdapat secara alami di udara, dan siap didapat sebagai produk
samping pemisahan udara kryogenik dalam produksi oksigen cair dan nitrogen cair:
konstituen utama udara digunakan pada industri skala besar. Gas mulia lainnya
(kecuali helium) diproduksi dengan cara ini juga, tetapi argon adalah yang paling
banyak. Banyaknya aplikasi argon muncul karena sifatnya yang inert dan relatif
murah.
Argon digunakan dalam beberapa proses industri bertemperatur tinggi, ketika
zat yang biasanya tak reaktif menjadi reaktif. Misalnya, atmosfer argon digunakan
dalam tanur listrik grafit untuk mencegah terbakarnya grafit. Untuk beberapa proses
ini, kehadiran gas nitrogen atau oksigen dapat menyebabkan kecacatan bahan. Argon
digunakan dalam berbagai macam pengelasan listrik seperti pengelasan listrik logam
gas dan pengelasan listrik wolfram gas, seperti dalam pengolahan titanium dan unsur
reaktif lainnya. Atmosfer argon juga digunakan untuk menumbuhkan
kristal silikon dan germanium.
2.3 Definisi Halogen
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih dikenal dengan
golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada
subkulit ns²np⁵ . Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-
18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan erat, lincah, dan
berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik.
Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung
menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron
secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah
menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion
halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Halogen digolongkan
sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain
itu, halogen adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki
konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin
(Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.

A. Sejarah Halogen
Halogen adalah kelompok unsur kimia dalam tabel periodik yang terdiri dari
fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iodin (I), dan astatin (At). Nama "halogen" berasal dari
bahasa Yunani, yang berarti "penghasil garam." Berikut adalah sejarah singkat
perkembangan pengetahuan tentang halogen:
 Fluor (F):
Fluor pertama kali diisolasi pada tahun 1886 oleh ahli kimia Prancis Henri
Moissan. Proses isolasi ini memerlukan peralatan yang sangat khusus karena fluor
sangat reaktif dan sulit untuk diisolasi.
 Klor (Cl):
Klor dikenal sejak zaman kuno, tetapi pengetahuan lebih lanjut tentang sifat-
sifatnya berkembang selama abad ke-18. Klor digunakan dalam pengobatan dan
pemutihan sebelum diketahui sebagai unsur kimia.

 Brom (Br):
Brom pertama kali diisolasi oleh ahli kimia Prancis Antoine-Jérôme Balard
pada tahun 1826. Ia menemukan brom dalam bentuk senyawa dalam air laut dan air
garam, lalu mengisolasi unsur ini.
 Iodin (I):
Iodin pertama kali diisolasi oleh ahli kimia Prancis Bernard Courtois pada
tahun 1811. Courtois menemukan iodin saat mencoba mengisolasi senyawa natrium
nitrat dari abu laut.
 Astatin (At):
Astatin adalah halogen yang paling jarang ditemui di alam dan memiliki masa
paruh yang sangat singkat. Unsur ini pertama kali disintesis secara buatan pada tahun
1940 oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross
MacKenzie, dan Emilio Segrè.

Selama perkembangannya, halogen telah menjadi sangat penting dalam kimia


dan teknologi modern. Masing-masing halogen memiliki karakteristik dan aplikasi
khusus. Fluor, misalnya, digunakan dalam produksi banyak senyawa kimia, termasuk
fluorokarbon yang digunakan dalam pendingin udara. Klor digunakan dalam
pemurnian air, pembuatan bahan kimia, dan sebagai disinfektan. Brom digunakan
dalam pembuatan bahan api buatan, dan iodin digunakan dalam obat-obatan dan
bahan kimia fotografi. Pemahaman tentang halogen terus berkembang seiring waktu,
dan penelitian lebih lanjut tentang sifat-sifat dan aplikasi mereka terus dilakukan oleh
ilmuwan di seluruh dunia.

B. Ciri-Ciri Halogen
Gas halogen, termasuk unsur fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), iodin (I),
dan astatin (At), memiliki beberapa sifat umum: 1. Warna: Gas halogen umumnya
memiliki warna yang berbeda-beda. Contohnya, fluorin berwarna kuning pucat, klorin
berwarna hijau kuning, bromin berwarna merah-coklat, iodin berwarna ungu-hitam,
dan astatin berwarna hitam keabu-abuan.

1. Ciri-ciri Fisik Halogen


Berikut adalah ciri ciri fisik dari Halogen:
Penyebab sifat sifik bisa terjadi
Diantara sifat fisik golongan halogen dapat dijelaskan bahwa titik didih dan
titik leleh molekul diatomik halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan
sifat polarisabilitas molekul- molekul yang bersangkutan. Sifat polarisabilitas molekul
diatomik halogen naik secara perlahan disebabkan dengan naiknya jari jari atau
volume atom dan jumlah total elektron sehingga posisi elektron makin mudah
terdistribusi secara tak homogenik sepanjang waktunya. Dengan demikian berakibat
pada naiknya gaya dispersi atau gaya london dan pada gilirannya mengakibatkan
naiknya titik didih dan titik leleh molekulnya.

2. Konfigurasi Elektron
Adapula hal lain yang menyebabkan halogen disebut sebagai pembentuk
garam yaitu konfigurasi elektronnya.

Berikut adalah konfigurasi elektronnya:


F = 1s² 2s² 2p⁵
Cl = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁵
Br = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁵
I = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁵
At = 1s² 2s² 2p⁶ 3s² 3p⁶ 4s² 3d¹⁰ 4p⁶ 5s² 4d¹⁰ 5p⁶ 6s² 4f¹⁴ 5d¹⁰ 6p⁵

Proses pembentukan senyawa


Unsur-unsur halogen dapat dibuat dengan jalan oksidasi, reduksi, dan
elektrolisis.
1. Klor (Cl)
a. Oksidasi, dengan memanaskan campuran MnO2, NaCl, dan H2SO4
pekat.
b. Elektrolisis lebur NaCl menghasilkan gas klor di anode.
c. Elektrolisis lebur NaCl, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan Na pada
katode.
d. Elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan diafragma, dihasilkan gas Cl2
pada anode dan NaOH pada katode.
2. Brom (Br) Oksidasi, Dengan mengalirkan gas Cl2 ke dalam air laut.

Cl2(g) + 2 Br–(aq) —> 2 Cl–(aq) + Br2(aq)

3. Iodium (I) Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO3

IO3–(aq) + 5 HSO3 –(aq) —>3 HSO4 –(aq) +2 SO42–(aq) + H2O(l) + I2(aq)

4. Para ilmuwan menemukan bahwa isotop yang mereka buat bersifat radioaktif, jadi
mereka menamakan unsur tersebut dengan menggunakan kata astatos ‘Yunani
yang berarti tidak stabil. Sekarang diketahui bahwa tidak ada isotop astatine yang
stabil, isotop terpanjang yang tinggal, astatine-210, memiliki waktu paruh 8,3 jam.

C. Sifat-sifat Halogen
1. Sifat-sifat Umum Halogen
Berikut adalah sifat-sifat umum halogen, diantaranya adalah:
a. Reaktivitas Tinggi: Halogen sangat reaktif dan cenderung untuk membentuk
senyawa kimia dengan unsur-unsur lain. Mereka memiliki kecenderungan
untuk mendapatkan satu elektron lagi untuk mencapai konfigurasi elektron
penuh dalam kulit terluar mereka.
b. Bentuk Fisik Beragam: Kelompok halogen mencakup unsur-unsur dalam
berbagai bentuk fisik pada suhu kamar. Misalnya, fluorin (F2) dan klorin (Cl2)
adalah gas, bromin (Br2) adalah cair, dan iodin (I2) adalah padat.
c. Warna Khas: Gas halogen memiliki warna yang khas. Fluorin berwarna
kuning pucat, klorin berwarna hijau kuning, bromin berwarna coklat merah,
dan iodin berwarna ungu.
d. Keberadaan dalam Aliran Laju (Diatomic): Unsur-unsur halogen biasanya
terdapat dalam bentuk molekul diatomik, yang berarti mereka terdiri dari dua
atom yang identik. Misalnya, klorin hadir dalam bentuk Cl2, dan bromin hadir
dalam bentuk Br2.
e. Pelepasan Gas Beracun: Beberapa gas halogen, seperti klorin, bromin, dan
iodin, dapat menghasilkan gas beracun saat mereka terpapar dengan panas
atau cahaya intens.
f. Bau Tidak Sedap: Beberapa senyawa halogen memiliki bau yang tidak sedap.
Misalnya, bromin memiliki bau yang sangat tajam.
g. Penting dalam Industri Kimia: Unsur-unsur halogen digunakan dalam berbagai
aplikasi industri, termasuk produksi bahan kimia, desinfektan air, dan
pembuatan bahan kimia organik.
h. Kemampuan Elektron Negatif: Halogen memiliki afinitas elektron negatif
tinggi, yang berarti mereka cenderung menarik elektron dari unsur-unsur lain
dalam reaksi kimia.
i. Kestabilan Senyawa Garam: Senyawa-senyawa garam yang terbentuk dari
ion-ion halogen dan logam umumnya memiliki sifat kristal yang stabil dan
titik leleh yang tinggi.
j. Penting dalam Kimia Organik: Halogen juga sering digunakan dalam kimia
organik sebagai gugus fungsional dalam molekul organik, seperti dalam
senyawa-senyawa seperti kloroform (CHCl3) atau tetraklorometana (CCl4).

2. Sifat-sifat fisis Halogen


Sifat fisis dari unsur halogen adalah titik leleh dan titik didihnya meningkat
seiring dengan kenaikan nomor atom. Di suhu ruangan, fluorin dan klorin
berwujud gas, sementara bromin berwujud cair yang mudah menguap dan iodin
berupa padatan yang mudah menyublim. Fluorin memiliki warna kuning muda,
klorin berwarna kuning kehijauan, dan bromin berwarna merah kecoklatan.
Ketika berupa padatan, iodin berwarna hitam, tapi uapnya berwarna ungu. Semua
unsur halogen memiliki bau yang menusuk
3. Sifat-sifat Kimia Halogen
Unsur golongan halogen termasuk unsur yang memiliki sifat sangat reaktif,
hal itu disebabkan karena konfigurasi pada unsur halogen memiliki elektron +7
sehingga memiliki kecenderungan untuk menarik elektron atau membentuk ion
halida (x-).
a) Kereaktifan, kereaktifan halogen dipengaruhi keelektronegatifannya.
Semakin tinggi keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen
sebab semakin mudah menarik elektron.
b) Daya oksidasi, sifat oksidator dari atas ke bawah semakin lemah, sehingga
halogen halogen dapat mengoksidasi ion Halida di bawahnya.
c) Asam halogen urutan kekuatan asam halida HCl < HBr < HI < HF
d) Kelarutan dalam air : Flour, Khlor, dan Brom larut dalam air, sedangkan
iodin sukar larut. lodin lebih mudah larut dalam KI dan pelarut organik
seperti alkohol, eter, CHC13, CC14.
4. Sifat Fisik Halogen
Diantara sifat fisik golongan halogen dapat dijelaskan bahwa titik didih dan titik
leleh molekul diatomik halogen naik secara perlahan dan hal ini berkaitan dengan
sifat polarisabilitas molekul- molekul yang bersangkutan. Sifat polarisabilitas
molekul diatomik halogen naik secara perlahan disebabkan dengan naiknya jari
jari. Terjadi atau volume atom dan jumlah total elektron sehingga posisi elektron
makin mudah terdistribusi secara tak homogenik sepanjang waktunya. Dengan
demikian berakibat pada naiknya gaya dispersi atau gaya london dan pada
gilirannya mengakibatkan naiknya titik didih dan titik leleh molekulnya

FAL TEBELNA KU MANEHNYA HEHE:v

2.4 Keanekaragaman Halogen


a. Fluorin
Fluorin adalah sebuah unsur kimia dengan lambang F dan nomor atom 9. Ia
merupakan halogen yang paling ringan dan muncul dalam kondisi standar sebagai gas
diatomik kuning pucat yang sangat beracun. Sebagai unsur yang paling elektronegatif, ia
sangat reaktif, karena bereaksi dengan semua unsur lain kecuali argon, neon, dan helium.
Hanya ada satu isotop fluorin yang melimpah secara alami, yaitu isotop 19F yang
stabil.[54] Ia memiliki rasio giromagnetik yang tinggi[note 4] dan kepekaan yang luar
biasa terhadap medan magnet; karena ia juga merupakan satu-satunya isotop stabil, ia
digunakan dalam pencitraan resonansi magnetik.Delapan belas radioisotop dengan
nomor massa 13 hingga 31 telah disintesis, di mana 18F merupakan yang paling stabil
dengan waktu paruh 109,77 menit. Radioisotop lain memiliki waktu paruh kurang dari
70 detik; sebagian besar meluruh dalam waktu kurang dari setengah detik.Isotop 17F dan
18F mengalami peluruhan β+ dan penangkapan elektron, isotop yang lebih ringan
meluruh melalui emisi proton, dan isotop yang lebih berat daripada 19F mengalami
peluruhan β− (yang terberat melalui emisi neutron tertunda).Dua isomer metastabil
fluorin telah diketahui, 18mF, dengan waktu paruh 162(7) nanodetik, dan 26mF, dengan
waktu paruh 2,2(1) milidetik.
Fluorin adalah unsur kimia yang sangat reaktif, dan dalam kondisi alami, ia
ditemukan dalam bentuk senyawa kimia, bukan dalam keadaan bebas. Fluorin cenderung
membentuk ikatan kimia dengan unsur-unsur lain, dan seringkali terdapat dalam
senyawa fluoride. Salah satu bentuk umumnya adalah fluorit (kalsium fluoride), yang
merupakan mineral alami yang mengandung fluorin. Selain itu, fluorin juga dapat
ditemukan dalam senyawa seperti natrium fluoride (NaF) dan hydrogen fluoride (HF).
Fluorin sangat reaktif dan memiliki tingkat elektronegativitas yang tinggi, sehingga
cenderung menarik elektron dari unsur-unsur lain dalam reaksi kimia. Karena sifat ini,
fluorin umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa untuk mencapai kestabilannya.

b. Klorin
Klorin adalah unsur kimia dengan simbol Cl dan nomor atom 17. Senyawa ini adalah
halogen kedua paling ringan, berada diantara fluor dan bromin dalam tabel periodik dan
sifat-sifatnya sebagian besar di antara mereka. Klorin berwujud gas berwarna kuning-hijau
pada suhu kamar. Unsur ini merupakan elemen sangat reaktif dan oksidator kuat: klorin
mempunyai afinitas elektron tertinggi dan elektronegativitas ketiga tertinggi di belakang
oksigen dan fluor.
Klorin memiliki 2 isotop stabil, 35Cl dan 37Cl. 2 isotop ini merupakan 2 isotop alam
yang ada, dengan perbandingan di alam 35Cl 76% dan 37Cl 24% sisanya. Keduanya
disintesa di bintang pada proses pembakaran oksigen dan pembakaran silikon.[30]
Keduanya memiliki spin nuklir 3/2+ dan oleh karena itu dapat digunakan untuk resonansi
magnetik nuklir, meski besaran spin lebih besar dari 1/2 akan menghasilkan distribusi
muatan nuklir non-lingkar dam akhirnya resonansi meluas sebagai akibat dari momen
kuadrupol nuklir dan resultan relaksasi kuadrupolar tidak nol. Isotop klorin yang lain
semuanya radioaktif dengan waktu-paruh yang terlalu cepat. Dari semuanya, yang paling
umum digunakan di laboratorium adalah 36Cl (t1/2 = 3.0×105 thn) dan 38Cl (t1/2 = 37.2
menit), yang bisa dibuat dari aktivasi neutron klorin alam.
Radioisotop klorin yang paling stabil adalah 36Cl. Mode peluruhan utama isotop yang
lebih ringan dari 35Cl adalah penangkapan elektron terhadap isotop-isotop sulfur; isotop
yang lebih berat dari 37Cl adalah peluruhan beta terhadap isotop-isotop argon; dan 36Cl
dapat meluruh menjadi 36S atau 36Ar stabil. Dalam lingkungan subpermukaan,
penangkapan muon oleh 40Ca digunakan untuk menghasilkan 36Cl.
Di alam, klorin banyak ditemukan bersenyawa dengan unsur natrium membentuk garam
dapur (NaCl), serta ditemukan dalam karnalit dan silvit. Klorida membentuk banyak garam
terlarut dalam lautan dengan sekitar 1,9% dari massa air laut adalah ion klorida.
c. Bromin
Bromin atau brom adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Br dan nomor atom 35.
Ia adalah cairan berwarna merah-cokelat yang bersifat volatil pada suhu kamar yang mudah
menguap membentuk uap berwarna serupa. Sifat-sifatnya berada di antara klorin dan iodin.
Ia diisolasi secara independen oleh dua kimiawan, Carl J. Löwig (pada tahun 1825) dan
Antoine J. Balard (pada tahun 1826). Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani Kuno
βρῶμος (bromos) yang berarti "bau busuk" atau "berbau pesing", merujuk pada baunya
yang tajam dan menyengat.
Bromin memiliki dua isotop stabil, 79Br dan 81Br. Mereka berdua adalah satu-satunya
isotop alami bromin, dengan 79Br membentuk 51% bromin alami dan 81Br membentuk
49% sisanya. Keduanya memiliki spin inti 3/2− sehingga dapat digunakan untuk resonansi
magnet inti, meskipun 81Br lebih diminati. Distribusi relatif 1:1 dari dua isotop ini di alam
sangat membantu dalam identifikasi senyawa yang mengandung bromin menggunakan
spektroskopi massa. Semua isotop bromin lainnya bersifat radioaktif, dengan waktu paruh
yang terlalu untuk terjadi di alam. Dari mereka, yang paling penting adalah 80Br (t1/2 =
17,7 menit), 80mBr (t1/2 = 4,421 jam), dan 82Br (t1/2 = 35,28 jam), yang mungkin
dihasilkan dari aktivasi neutron dari bromin alami. Radioisotop bromin yang paling stabil
adalah 77Br (t1/2 = 57,04 jam). Mode peluruhan utama isotop yang lebih ringan dari 79Br
adalah penangkapan elektron menjadi isotop selenium; isotop yang lebih berat dari 81Br
mengalami peluruhan beta menjadi isotop kripton; dan 80Br dapat meluruh melalui salah
satu dari dua mode tersebut menjadi 80Se atau 80Kr yang stabil. Isotop bromin mulai dari
87Br dan yang lebih berat mengalami peluruhan beta dengan emisi neutron sehingga secara
praktis dianggap penting karena merupakan produk fisi; 87Br dengan waktu paruh 55 detik
dikenal sebagai pemancar neutron tertunda yang berumur paling panjang.
Bromin ditemukan dalam keadaan alamiah sebagai senyawa kimia di laut dan air laut.
Ini dapat ditemukan dalam bentuk ion bromida (Br-) atau berikatan dengan unsur lain,
seperti natrium untuk membentuk natrium bromida (NaBr) atau dengan kalium untuk
membentuk kalium bromida (KBr).
d. Iodin
Iodin atau yodium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang I dan nomor atom 53.
Menjadi unsur halogen stabil terberat, ia merupakan padatan nonlogam semi-berkilau pada
kondisi standar yang melebur membentuk cairan berwarna lembayung tua pada suhu 114
°C (237 °F), dan mendidih menjadi gas berwarna lembayung pada 184 °C (363 °F). Unsur
ini ditemukan oleh kimiawan Prancis Bernard Courtois pada tahun 1811 dan diberi nama
dua tahun kemudian oleh Joseph L. Gay-Lussac, dari bahasa Yunani Kuno Ιώδης 'berwarna
lembayung'.
Dari tiga puluh tujuh isotop iodin yang diketahui, hanya satu yang terdapat di alam,
iodin-127. Isotop lainnya bersifat radioaktif dan memiliki waktu paruh yang terlalu pendek
untuk menjadi primordial. Dengan demikian, iodin adalah unsur monoisotop dan
mononuklida serta berat atomnya diketahui dengan sangat presisi, karena merupakan
konstanta alam.
Isotop radioaktif iodin yang berumur paling panjang adalah iodin-129, yang memiliki
waktu paruh 15,7 juta tahun, meluruh melalui peluruhan beta menjadi xenon-129 yang
stabil. Beberapa iodin-129 terbentuk bersama dengan iodin-127 sebelum pembentukan Tata
Surya, tetapi sekarang telah benar-benar meluruh, menjadikannya radionuklida yang telah
punah yang masih berguna dalam menentukan usia sejarah Tata Surya awal atau air tanah
yang sangat tua, karena mobilitasnya di lingkungan. Keberadaannya sebelumnya dapat
ditentukan dari kelebihan anaknya, xenon-129. Sejumlah kecil iodin-129 masih ada hingga
sekarang, karena ia juga merupakan nuklida kosmogenik, terbentuk dari spalasi sinar
kosmik xenon atmosfer: ia membentuk sekitar 10−14 hingga 10−10 dari semua iodin
terestrial. Ia juga terjadi dari uji coba nuklir di udara terbuka, tetapi tidak berbahaya karena
waktu paruhnya yang sangat panjang, yang terpanjang dari semua produk fisi. Pada puncak
pengujian termonuklir pada tahun 1960-an dan 1970-an, iodin-129 hanya membentuk
sekitar 10−7 dari semua iodin terestrial. Keadaan tereksitasi dari iodin-127 dan iodin-129
sering digunakan dalam spektroskopi Mössbauer.
Radioisotop iodin lainnya memiliki waktu paruh yang jauh lebih pendek, tidak lebih dari
beberapa hari. Beberapa di antaranya memiliki aplikasi medis yang melibatkan kelenjar
tiroid, tempat iodin yang masuk ke dalam tubuh disimpan dan dipekatkan. Iodin-123
memiliki waktu paruh 13 jam dan meluruh melalui penangkapan elektron menjadi
telurium-123, memancarkan radiasi gama; ia digunakan dalam pencitraan kedokteran
nuklir, meliputi pemindaian tomografi terkomputasi emisi foton tunggal (SPECT) dan
tomografi terkomputasi sinar-X (X-Ray CT). Iodin-125 memiliki waktu paruh 59 hari,
meluruh melalui penangkapan elektron menjadi telurium-125 dan memancarkan radiasi
gama berenergi rendah; ia merupakan radioisotop iodin dengan umur terpanjang kedua, dan
telah digunakan dalam pengujian biologis, pencitraan kedokteran nuklir, dan dalam terapi
radiasi sebagai brakiterapi untuk mengobati sejumlah kondisi, meliputi kanker prostat,
melanoma uvea, dan tumor otak. Yang terakhir, iodin-131, dengan waktu paruh 8 hari,
meluruh melalui peluruhan beta menjadi keadaan tereksitasi dari xenon-131 yang
kemudian berubah menjadi keadaan dasarnya dengan memancarkan radiasi gama. Ia adalah
produk fisi yang umum sehingga hadir dalam tingkat yang tinggi dalam luruhan nuklir. Ia
kemudian dapat diserap melalui makanan yang terkontaminasi, dan juga akan menumpuk
pada kelenjar tiroid. Karena ia meluruh, ia dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar
tiroid. Risiko utama dari paparan iodin-131 tingkat tinggi adalah kemungkinan terjadinya
kanker tiroid radiogenik di kemudian hari. Risiko lain meliputi kemungkinan pertumbuhan
nonkanker dan tiroiditis.
Iodin terjadi dalam banyak keadaan oksidasi, meliputi iodida (I−), iodat (IO−3), dan
berbagai anion periodat. Ia adalah halogen stabil yang paling tidak melimpah, menjadi
unsur paling melimpah ke-61
e. Astatin
Astatin adalah sebuah unsur kimia dengan lambang At dan nomor atom 85. Ia
adalah unsur alami yang paling langka di kerak Bumi, hanya terjadi sebagai produk
peluruhan dari berbagai unsur yang lebih berat. Semua isotop astatin berumur pendek; yang
paling stabil adalah astatin-210, dengan waktu paruh 8,1 jam. Sebuah sampel astatin murni
tidak pernah dibuat, karena setiap spesimen makroskopisnya akan segera diuapkan oleh
panas radioaktivitasnya sendiri. Sifat sebagian besar astatin tidak diketahui dengan pasti.
Banyak dari sifat tersebut berasal dari perkiraan dari posisi astatin pada tabel
periodik sebagai analog iodin yang lebih berat, dan anggota halogen (kelompok unsur yang
berisikan fluorin, klorin, bromin, dan iodin). Namun, astatin juga berada di sepanjang garis
pemisah antara logam dan nonlogam, sehingga beberapa perilaku logam juga telah diamati
dan diprediksi untuknya. Astatin cenderung memiliki penampilan gelap atau berkilau dan
mungkin sebuah semikonduktor atau mungkin sebuah logam. Secara kimia, beberapa
spesies anionik astatin telah diketahui dan sebagian besar senyawanya mirip dengan iodin,
tetapi terkadang juga menunjukkan karakteristik logam dan menunjukkan beberapa
kesamaan dengan perak. Penyintesisan pertama unsur ini dilakukan pada tahun 1940
oleh Dale R. Corson, Kenneth R. MacKenzie, dan Emilio G. Segrè di Universitas
California, Berkeley, yang menamakannya dari bahasa Yunani Kuno ἄστατος (astatos)
'tidak stabil'. Empat isotop astatin kemudian ditemukan terjadi secara alami, meskipun jauh
lebih sedikit dari satu gram hadir pada waktu tertentu di kerak Bumi. Baik isotop astatin-
210 yang paling stabil, maupun astatin-211 yang berguna secara medis, tidak terjadi secara
alami; mereka hanya dapat diproduksi secara sintetis, biasanya dengan
membombardir bismut-209 dengan partikel alfa
Ada 39 isotop astatin yang diketahui, dengan massa atom (nomor massa) 191–229.
Pemodelan teoretis menunjukkan bahwa ada 37 isotop lagi. Tidak ada isotop astatin yang
stabil atau berumur panjang yang telah teramati, juga tidak ada yang diperkirakan eksis.
Energi peluruhan alfa astatin mengikuti tren yang sama seperti unsur berat lainnya. Isotop
astatin yang lebih ringan memiliki energi peluruhan alfa yang cukup tinggi, yang menjadi
lebih rendah saat inti menjadi lebih berat. Astatin-211 memiliki energi yang jauh lebih
tinggi daripada isotop sebelumnya, karena memiliki inti dengan 126 neutron, dan 126
adalah sebuah bilangan ajaib yang sesuai dengan kulit neutron yang terisi. Meskipun
memiliki waktu paruh yang mirip dengan isotop sebelumnya (8,1 jam untuk astatin-210
dan 7,2 jam untuk astatin-211), probabilitas peluruhan alfa jauh lebih tinggi untuk yang
terakhir: 41,81% dibandingkan hanya 0,18%. Dua isotop berikut melepaskan lebih banyak
energi, dengan astatin-213 melepaskan energi paling banyak. Untuk alasan ini, ia adalah
isotop astatin yang berumur paling pendek. Meskipun isotop astatin yang lebih berat
melepaskan lebih sedikit energi, tidak ada isotop astatin yang berumur panjang, karena
meningkatnya peran peluruhan beta (emisi elektron) Mode peluruhan ini sangat penting
untuk astatin; sedini tahun 1950, dipostulatkan bahwa semua isotop astatin mengalami
peluruhan beta meskipun pengukuran massa nuklir menunjukkan bahwa sebenarnya beta-
stabil, karena ia memiliki massa terendah dari semua isobar dengan A = 215. Sebuah mode
peluruhan beta telah ditemukan untuk semua isotop astatin lainnya kecuali untuk astatin-
213, astatin-214, dan astatin-216m. Astatin-210 dan isotop yang lebih ringan menunjukkan
peluruhan beta plus (emisi positron), astatin-216 dan isotop yang lebih berat menunjukkan
peluruhan beta minus, dan astatin-212 meluruh melalui kedua mode, sementara astatin-211
mengalami penangkapan elektron.
Isotop yang paling stabil adalah astatin-210, yang memiliki waktu paruh 8,1 jam. Mode
peluruhan utamanya adalah beta plus, menjadi pemancar alfa polonium-210 yang berumur
relatif panjang (dibandingkan dengan isotop astatin). Secara total, hanya lima isotop yang
memiliki waktu paruh lebih dari satu jam (astatin-207 hingga -211). Isotop keadaan dasar
yang paling tidak stabil adalah astatin-213, dengan waktu paruh 125 nanodetik. Ia
mengalami peluruhan alfa menjadi bismut-209 yang berumur sangat panjang.
Astatin memiliki 24 isomer nuklir yang diketahui, yang merupakan inti dengan satu atau
lebih nukleon (proton atau neutron) dalam keadaan tereksitasi. Isomer nuklir juga dapat
disebut "keadaan meta", yang berarti sistem itu memiliki lebih banyak energi
dalam daripada "keadaan dasar" (keadaan dengan energi dalam serendah mungkin),
membuat yang pertama cenderung meluruh menjadi yang terakhir. Mungkin ada lebih dari
satu isomer untuk setiap isotop. Yang paling stabil dari isomer nuklir ini adalah astatin-
202m1,yang memiliki waktu paruh sekitar 3 menit, lebih lama dari semua keadaan dasar
kecuali isotop 203–211 dan 220. Yang paling tidak stabil adalah astatin-214m1; waktu
paruhnya, selama 265 nanodetik, lebih pendek daripada semua keadaan dasar kecuali
astatin-213.
Astatin sangat jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Kebanyakan astatin yang
terdapat di alam ada dalam bentuk senyawa yang tercampur dengan unsur-unsur lain,
seperti dalam mineral radioaktif. Astatin biasanya terbentuk sebagai hasil peluruhan
radioaktif dari unsur-unsur yang lebih berat, dan karena tingkat radioaktivitasnya yang
tinggi dan masa paruh baya yang singkat, astatin sangat sulit ditemukan dalam jumlah yang
signifikan dalam keadaan murni di alam. Sebagian besar astatin yang digunakan untuk
keperluan ilmiah atau medis diproduksi melalui reaksi nuklir di laboratorium
2.5 Pengaplikasian Gas Mulia dan Halogen
a. Penggunaan Dalam Bidang Elektromika
1. Gas Mulia
Argon (Ar): Digunakan dalam pengelasan untuk melindungi logam dari oksidasi selama
proses pengelasan. Argon juga digunakan dalam lampu neon untuk menghasilkan cahaya
yang berwarna.
Helium (He): Digunakan dalam industri semikonduktor untuk mendinginkan peralatan
elektronik seperti MRI dan komputer kuantum.
Krypton (Kr): Digunakan dalam lampu kilat fotografi untuk menghasilkan cahaya yang
intens dan dalam laser yang menghasilkan cahaya berwarna hijau.
Xenon (Xe): Digunakan dalam lampu sorot mobil dan televisi layar datar untuk
menghasilkan cahaya yang terang dan stabil.
Neon (Ne): Digunakan dalam lampu neon yang sering digunakan untuk tanda-tanda neon
yang bercahaya dan indikator lampu.

2. Halogen
Elemen halogen, seperti fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iodin (I), dan astatin (At),
memiliki beberapa kegunaan dalam elektronika. Berikut adalah satu contoh kegunaan
untuk setiap elemen halogen:

 Fluor (F): Fluor dapat digunakan dalam proses kimia untuk membersihkan permukaan
komponen elektronik sebelum pemasangan. Proses ini disebut etching, di mana fluor
dapat menghilangkan lapisan oksida yang dapat mengganggu sambungan elektrik.
 Klor (Cl): Klorin (sebagai ion klorida) dapat digunakan dalam produksi berbagai
komponen elektronik, seperti silikon, dalam proses yang disebut produksi silikon tipe
p-n dalam fabrikasi semikonduktor.
 Brom (Br): Brom dapat digunakan dalam produksi pelapisan tahan api pada perangkat
elektronik, terutama dalam kasus peralatan yang berpotensi terpapar api atau suhu
tinggi.
 Iodin (I): Iodin kadang-kadang digunakan dalam elektrolit dalam sel elektrokimia
yang digunakan dalam baterai dan kapasitor.
 Astatin (At): Astatin adalah elemen yang sangat jarang ditemukan dan memiliki
sedikit kegunaan dalam elektronika. Itu tidak sering digunakan dalam konteks ini.

Penggunaan elemen halogen dalam elektronika dapat bervariasi tergantung pada sifat
kimia dan fisik masing-masing elemen, serta persyaratan aplikasi elektronik yang
khusus.
b. Penggnaan dalam Bidang Kesehatan
1. Gas mulia
Gas mulia, seperti helium (He) dan argon (Ar), memiliki beberapa kegunaan dalam
bidang kesehatan. Berikut adalah contoh kegunaannya:
 Helium (He): Helium digunakan dalam dunia medis untuk berbagai tujuan, salah
satunya adalah penggunaan campuran helium-oksigennya dalam terapi pernapasan.
Campuran ini lebih ringan dari udara biasa dan digunakan untuk mengurangi beban
kerja pernapasan pada pasien dengan gangguan pernapasan, seperti asma atau
penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK). Hal ini membantu pasien bernapas lebih
mudah.
 Argon (Ar): Argon digunakan dalam bedah oftalmologi, terutama dalam prosedur
pengirisan kornea mata. Dalam metode ini, argon digunakan sebagai alat pendingin
untuk mendinginkan permukaan mata saat pengirisan laser, membantu melindungi
mata dari kerusakan panas yang berlebihan selama prosedur
 Brom (Br): Brom dapat digunakan dalam produksi pelapisan tahan api pada
perangkat elektronik, terutama dalam kasus peralatan yang berpotensi terpapar api
atau suhu tinggi.
 Iodin (I): Iodin kadang-kadang digunakan dalam elektrolit dalam sel elektrokimia
yang digunakan dalam baterai dan kapasitor.
 Astatin (At): Astatin adalah elemen yang sangat jarang ditemukan dan memiliki
sedikit kegunaan dalam elektronika. Itu tidak sering digunakan dalam konteks ini.
Penggunaan elemen halogen dalam elektronika dapat bervariasi tergantung pada sifat
kimia dan fisik masing-masing elemen, serta persyaratan aplikasi elektronik yang khusus

2. Halogen
Elemen halogen, seperti klor (Cl), memiliki beberapa kegunaan dalam bidang kesehatan.
Salah satu contoh kegunaannya adalah:
a. Klor (Cl): Klor digunakan dalam industri farmasi dan pemurnian air untuk
menghilangkan mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, dan parasit.
Klorinasi air adalah metode umum untuk menghasilkan air minum yang aman
dengan menghancurkan patogen yang dapat menyebabkan penyakit seperti kolera
dan disentri. Selain itu, klor juga digunakan sebagai desinfektan dalam berbagai
produk antiseptik dan disinfektan medis untuk menjaga kebersihan dan sterilisasi
alat-alat medis serta lingkungan rumah sakit.
Penggunaan klor dalam pemurnian air dan perawatan medis adalah kontribusi penting
dalam menjaga kesehatan masyarakat dan menghindari penyebaran penyakit melalui air dan
lingkungan yang terkontaminasi.

2.6 Resiko dan Dampak Lingkungan


A. Potensi Bahaya Gas Mulia
Gas mulia, seperti helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon, memiliki beberapa
kegunaan dan dampak pada lingkungan dan manusia. Berikut adalah beberapa dampak
berbahaya yang dihasilkan oleh gas mulia:
1. Helium, dampak Negatifnya :
 Jika digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan
nitrogen yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan
halusinasi pada penyelam.
 Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen
keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah
dapat menimbulkan rasa sakit atau kematian.

2. Neon, dampak Negatifnya:


 Keberadaannya di alam

3. Argon, dampak Negatifnya:


 Tidak dapat membentuk campuran kimia sejati
 Jumlah yang berlebihan menyebabkan keracunan pada tanaman

4. Kripton, dampak negatifnya:


Unsur kripton tunggal tidak menghasilkan dampak bagi mamaia Namn, w
radioaktifnya apabila telah bercampur dengan xenon yang terjemt dalam tabung
pencampur senyawa bahan bakar nuklir yang digunakan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN)-lah yang berbahaya. Karena Kripton adalah pemancar gamma
yang merupakan limbah radioaktif yang apabila masuk ke lingkungan sangat berbahaya
Khusus untuk manusia tergantung dari kekuatan radioktifnya, radiasi nuklir dapat
menyebabkan menghilangnya rambut, membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah yang
menyebabkan kejang dan kematian mendadak, menghancurkan sebagian atau seluruh
bagian tiroid, berkurangnya jumlah limfosit darah, menyebabkan kerusakan pada lapisan
saluran usus yang dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah, serta dapat
menyebabkan kemandulan.
5. Xenon, dampak Negatif:
 Xenon tidak beracun tapi senyawanya sangat beracun karena sifat
oksidatomya yang sangat kuat.
 Keberadaannya di alam
6. Radon, dampak negatifnya:
 Radon menghasilkan hasil peluruhan berbentuk padat, dan akibatnya,
cenderung membentuk debu halus yang mudah memasuki jalur udara dan
melekat permanen dalam jaringan paru-paru, menghasilkan paparan lokal
yang parah
 Radon dalam rumah menyebabkan kematian akibat kanker paru-paru.

B. Potensi Bahaya Halogen


1. Flour
 Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam
bentuk murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah
bila bersentuhan langsung dengan kulit.
 Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat
menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
 Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk
ke dalam daun-daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan.
Jika daun tersebut dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi
rontok.
2. Klor
 Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni
atau keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang
dapat mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat
bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel
tubuh yang melindungi paru-paru.
 Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud
cahaya dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
 CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan
kerusakan pada lapisan ozon.
 Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air
lainnya.
 Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap ,
mutagenik (dapat menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan
pada kelahiran) atau karsiogenik (menimbulkan kangker).
3. Brom
 Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
 Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan
uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
 Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom
mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja
harus diperhatikan selama menanganinya.
 Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta
sifatnya yang mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat
mencemari atmosfer.
4. Iodin
 Kristal iodin dapat melukai kulit
 Uapnya dapat melukai mata dan selaput lender
 Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium
yaitu Gaky “ Gangguan Akibat Kekurangan Yodium” merupakan penyakit yang
dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium
atau kekurangan yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia
mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental
akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih
dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau
lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium
akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam
kehidupannya.
 Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni
pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.
5. Astatin
 Belum banyak bahaya yang ditemukan akibat Astatin.

Anda mungkin juga menyukai