Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GAS MULIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di abad ke-18, H. Cavendish menemukan komponen yang inert di udara. Di tahun
1868, suatu garis di spektrum sinar matahari yang tidak dapat diidentifikasi ditemukan dan
disarankan garis tersebut disebabkan oleh unsur baru, helium. Berdasarkan fakta ini, di akhir
abad ke-19 keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan oleh Sir William
Ramsey. Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi gas Neon, Argon, Kripton,
dan Xenon dari atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan
mineral Uranium, yang mempunyai spektrum sama seperti unsur di matahari, yang disebut
Helium. Helium terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas alam di
Amerika Serikat. Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium dan Thorium yang
memancarkan partikel . Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh
pendek, juga diperoleh dari rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium. Hadiah Nobel
dianugerahkan pada Ramsay tahun 1904 atas keberhasilannya ini. Gas mulia ditemukan di
dekat golongan halogen dalam tabel periodik. Karena unsur gas mulia memiliki
konfigurasi elektron yang penuh, unsur-unsur tersebut tidak reaktif dan senyawanya
tidak dikenal. Akibatnya gas-gas ini dikenal dengan gas inert. Namun, setelah
penemuan senyawa gas-gas ini, lebih tepat untuk menyebutnya dengan unsur gas
mulia, seperti yang digunakan di sini. Walaupun kelimpahan helium di alam dekat dengan
kelimpahan hidrogen, helium sangat jarang dijumpai di bumi karena lebih ringan dari udara.
Helium berasal dari reaksi inti di matahari dan telindung di bawah kerak bumi.
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon
(Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di
bumi. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :

Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Gas mulia merupakan gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi
dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh,
sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari
matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan
cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang
sangat sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian gas mulia ?
2. Bagaimana sejarah gas mulia ?
3. Bagaimana sifat-sifat gas mulia ?
4. Bagaimana reaksi-reaksi gas mulia ?
5. Bagaimana proses pembuatan gas mulia ?
6. Apa penggunaan dari gas mulia ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas
mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar
penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsurunsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn
(Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6,
kecuali He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat
stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak
ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk
Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan
afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa Yunani,
1)
2)
3)
4)
5)
6)
2.2

yaitu:
Helium (lios or helios) = Matahari
Neon (nos) = Baru
Argon (args) = Malas
Kripton (krypts) = Tersembunyi
Xenon (xnos) = Asing
Radon (pengecualian) diambil dari Radium
Sejarah Gas Mulia
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan
sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun
sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu
unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum.
Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi
nama argon.

Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari
sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland.
Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta
Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai
niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang
paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah
berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti
stabil atau sukar bereaksi.

2.3 Sifat-Sifat Gas Mulia


Sifat-Sifat Umum :
Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air
Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Helium Neon
Nomor atom

10

Argon Kripton Xenon Radon


18

32

54

86

Elektron valensi

Jari-jari atom()

0,50

0,65

0,95

1,10

1,30

1,45

Massa atom (gram/mol)

4,0026 20,1797 39,348

83,8

131,29

222

Massa jenis (kg/m3)

0.1785

1,784

3,75

5,9

9,73

-268,8 -245,8 -185,7

-153

-108

-62

-272,2 -248,4 189,1

-157

-112

-71

Titik didih ( C)
0

Titikleleh ( C)

0,9

Bilangan oksidasi

0;2

0;2;4;6

0;4

Keelekronegatifan

3,1

2,4

2,1

Entalpi peleburan (kJ/mol)

0,332

1,19

1,64

2,30

2,89

Entalpi penguapan (kJ/mol)

0,0845

1,73

6,45

9,03

12,64

16,4

21

29

35

39

41

41

2640

2080

1520

1350

1170

1040

Afinitas elektron (kJ/mol)


Energi ionisasi (kJ/mol)

Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam gas
mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan
ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang
memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan
ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain
adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama
kali adalah XePtF6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya
kulit yang terisi electron

Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron

terluar semakin lemah


Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol
Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom
Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi suatu
atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi), artinya sukar
untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah atom,
makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang
bermuatan positif.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih
mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak
reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan
bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe,
Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan
kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (25 0C atau
298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur gas mulia,
maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur unsur gas
mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada
suhu -2460C karena gaya tarik atom atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6.
Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron pada
kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan kovalen

dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar menjadi ion positif
dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia
Unsur
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn

Nomor Atom
2
10
18
36
54
86

Konfigurasi Elektron
2

1s
[He] 2s2 2p6
[Ne] 3s2 3p6
[Ar] 4s2 3d10 4p6
[Kr] 5s2 4d10 5p6
[Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang lain
pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas mulia
bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.
Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa
jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke
Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.
Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne,
Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan.
Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga
sekarang.

Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan
daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang
sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.
1) Helium
Sifat Fisis:
Fase gas
Massa jenis (0 C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L
Titik lebur (pada 2,5 MPa) 0,95 K (-272,2 C, -458,0 F)
Titik didih 4,22 K (-268,93 C, -452,07 F)
Konduktivitas termal (300 K) 151,3 mW/(mK)
Struktur kristal heksagonal
Kapasitas kalor (25 C) 20,786 J/(molK)
Sifat Kimia:
Tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert
Deret kimia gas mulia
Tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu
Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan.
Sumber/ siklus:
Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari gas alam,
karena banyak gas alam yang mengandung gas helium
Secara spektroskopik helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang, terutama di
bintang yang panas. Helium juga merupakan komponen penting dalam reaksi proton-proton dan
siklus karbon yang memberikan bahan bakar matahari dan bintang-bintang lainnya
Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan energi yang luar biasa dan merupakan proses
yang dapat membuat matahari bersinar secara terus-menerus. Kadar helium di udara sekitar 1
dalam 200,000. Walau banyak terdapat dalam berbagai mineral radioaktif sebagai produk-produk
radiasi, sebagian besar pasokan helium untuk Amerika Serikat terdapat di sumur-sumur minyak

Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di luar AS, pabrik ekstraksi helium hanya terdapat di Polandia,
Rusia dan di India (data tahun 1984).
2) Neon
Sifat Fisis:
Fase gas
Kapasitas kalor (25 C) 20.786 J/(molK)
Massa jenis (0 C; 101,325 kPa) 0.9002 g/L
Titik lebur 24.56 K (-248.59 C, -415.46 F)
Titik didih 27.07 K (-246.08 C, -410.94 F)
Konduktivitas termal (300 K) 49.1 mW/(mK)
Struktur kristal kubus berpusat badan
Sifat Kimia:
Tidak mudah bereaksi (inert), tak berwarna
Dapat bersenyawa dengan fluor
Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, Neon menyala oranye kemerahan
Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat dari helium cair dan 3 kali lipat
lebih dari hidrogen cair
Sumber/ siklus:
Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon diperoleh
denganmencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
3) Argon
Sifat Fisis:
Fase gas dan tidak berwarna
Titik lebur 83,80 K, (-189,35 C, -308,83 F)
Titik didih 87,30 K, (-185,85 C, -302,53 F)
Kapasitas kalor (25 C) 20,786 J/(molK)
Struktur kristal kubus pusat muka
Konduktivitas thermal (300 K) 17,72 mW/(mK)
Sifat Kimia:
Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen
Memiliki kelarutan yang sama dengan oksigen
Merupakan campuran dari 3 isotop
Bukan gas yang mudah terbakar
Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, yaitu Ar

Mudah larut dalam air


Tidak berbau dan tidak berasa
Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain
Sumber:
Argon dihasilkan dari penyulingan cair karena atmosfer mengandung 0,94% argon. Atmosfer
mars mengandung 1,6 % isotop argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop argon 36.
4) Kripton
Sifat Fisis:
Warna spektrum hijau dan tanda spectral berwarna jingga
Kapasitas Kalor : (25 C), 20,786 J/(molK)
Fase gas
Titik Lebur : 115,79 K
Titik Didih : 119,93 K
Massa Jenis : (0 C; 101,325 kPa) 3,749 g/L
Pada temperature yang rendah, krypton dapar berbentuk sebagai cairan atau padat
Sifat Kimia:
Krypton sebuah gas mulia yang tanpa warna, bau, dan rasa
Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil
Saat Krypton bercampur dengan Argon, ketika mengisi gas lampu penghemat energi, Krypton
dapat mengurangi voltase dan konsumsi pengeluaran dan menghemat biaya dalam penerangan
Sumber/ Siklus:
Kripton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3
ppm kripton. Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan ditemukan terpisah dari
gas-gas lain. Krypton juga dapat diperoleh dari pembelahan uranium.
5) Xenon
Sifat Fisis:
Fase gas
Struktur kristal kubus
Kapasitas Kalor (100 kPa, 25 C) 20,786 Jmol-1K-1
Massa Jenis (0 C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
Titik Lebur (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 C, -169,1 F)
Titik Didih (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 C, -162,62 F)
Sifat Kimia:
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak beracun
Sifat oksidatornya yang sangat kuat.
Sumber/ siklus:

Ditemukan dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara cair. Xenon adalah anggota
gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita dengan kandungan satu bagian per dua puluh
juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam atmosfer Mars dengan kandungan 0.08 ppm. Unsur
ini ditemukan dalam bentuk gas, yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan
secara komersial dengan ekstraksi udara cair.
6) Radon
Berasal dari peluruhan panjang unsur radioaktif uranium dan peluruhan langsung radium. Rn
bersifat radioaktif dan mempunyai umur pendek sehingga setelah terbentuk, Rn akan kembali
meluruh menjadi unsur lainnya.
Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara. Pada suhu biasa, radon
tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, radon memancarkan
fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon
berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Telah dilaporkan bahwa fluor bereaksi dengan
radon, membentuk senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.
2.4 Reaksi-Reaksi Gas Mulia
Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 (O2)+ (PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 Xe+(PtF6)Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan
menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF 2. Radon dapat bereaksi
langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak
stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Tingkat

Senyawaan

Bentuk

Titik

Oksidasi
II

Struktur

Didih (C)
XeF2

Kristal

tak

129

Linear

berwarna
IV

XeF4

Kristal

XeF6

Kristal

tak

117

Segi-4

tak

49,6

Oktahedral
terdistorsi

Cs2XeF8

Padatan

Archim.

XeOF4

kuning

Antiprisma

XeO3

Cairan

tak

berwarna

berwarna

dalam HF
Stabil

berwarna

Kristal

Terhidrolisis menjadi
Xe + O2; sangat larut

berwarna
VI

Tanda-tanda

tak

-46

Piramid
segi-4
Piramidal

Stabil

Stabil pada 400

Stabil
Mudah

meledak,

higroskopik;
dalam larutan

stabil

VIII

XeO4

Gas

tak

Tetrahedral

Mudah meledak

tak

Oktahedral

Anion-

berwarna
XeO6 4-

Garam
berwarna

HXeO63-,

anion
H2XeO62-,

H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat
kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam
udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %;
Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon =
Radioaktif*
Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Gas Mulia

Reaksi

Nama senyawa yang

Cara peraksian

terbentuk

Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis


Ar(Argon)

Ar(s) + HF HArF

Argonhidroflourida dan matriks Ar padat dan stabil pada


suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara

Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) KrF2 (s) Kripton flourida

mendinginkan Kr dan F2pada suhu


-196 0C lalu diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X

Xe(Xenon)

Xenon flourida
Xe(g) + F2(g) XeF2(s)

dan

XeF4

dapat

diperoleh dari pemanasan Xe dan


Xenon oksida

Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)

XeF2

F2pada tekanan6 atm, jika umlah


peraksi F2 lebih besar maka akan
diperoleh XeF6

Xe(g) + 3F2(g) XeF6(s)


XeO4

dibuat

dari

reaksi

XeF6(s) + 3H2O(l)

disproporsionasi(reaksi dimana unsur

XeO3(s)

pereaksi

6HF(aq)6XeF4(s)

teroksidasi

yang
dan

sama

sebagian

sebagian

lagi

12H2O(l) 2XeO3(s) +

tereduksi) yang kompleks dari larutan

4Xe(g)

XeO3 yang bersifat alkain

3O(2)(g)

24HF(aq)
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) RnF

Radon flourida

Bereaksi secara spontan.

Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor dalam
kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan
oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-fluorida
adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah difluoridanya,
KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan krypton
yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari KrF 2. Karena radon
bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari.
Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah menguap,
telah didemonstrasikan.

2.5 Pembuatan Gas Mulia


Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai
titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam
dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe) walaupun
dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam industri
pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair. Pada proses destilasi

udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom
pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik
didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8 0C). Untuk
menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen,
kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk menghilangkan
gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%.
Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah
kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian
seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara

unsur

gas

Keberhasilan
PtF6

mulia
ini

dan

unsur

didasarkan
O2

lain,

yaitu

XePtF 6.

pada

reaksi:

(O2)+

(PtF6)-

PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsure radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari sehingga
cenderung cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum diproduksi secara komersial.
2.6 Penggunaan Gas Mulia
Dalam kehidupan sehari-hari, unsur gas mulia digunakan dalam rumah tangga hingga
teknologi modern. Berikut beberapa kegunaan dari unsur-unsur gas mulia:
Helium
1) Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas.
2) Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan dalam
memproduksi titanium dan zirconium.
3) Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir.
4) Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels).

5) Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para
pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
6) Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih
berbahaya.
7) Untuk menekan bahan bakar cair roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada misi-misi
Apollo, memerlukan sekitar 13 juta kaki kubik He.
8) Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah jumlahnya,
sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
9) Mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah.

1)
2)
3)
4)

Neon
Sebagai indikator tegangan tinggi.
Penangkap kilat, tabung wave meter dan tabung televisi.
Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
Neon cair sekarang tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai pembeku
embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis.

Argon
1) Tanaman membutuhkan argon untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Kelebihan
unsur ini bisa menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh argon banyak
terdapat pada tanah persawahan.
2) Berfungsi dalam proses pengelasan.
3) Pembuatan bola lampu listrik.
4) Cairan argon, argon mencegah oksidasi dari baja cair dan akan berlangsung proses pengurangan
belerang dan gas-gas di dalam cairan baja.
5) Argon, baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan helium,
banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan terhadap baja karbon dan
steinless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
6) Dipergunakan di bidang metalurgi untuk pengolahan panas sistem gas proteksi, khususnya untuk
memperkuat baja yang banyak mengandung karbon, dimana dekarburisasi harus dihindari.
7) Argon bertindak sebagai gas pembawa silane pada pergantian komposisi silikon.
8) Argon dipergunakan di industri besi dan baja.
9) Argon juga digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi.
Kripton
1) Pengisi bola lampu blitz pada kamera.
2) Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang dapat
digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
3) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.

4) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

Xenon
1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
2)
3)
4)
5)

pembuatan tabung elektron.


Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
Sebagai obat bius pada pembedahan.
Sebagai pengisi bola lampu disko yang berwarna-warni.
Digunakan dalam pembuatan tabung elektron.

Radon
1) Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
2) Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan
kadar radon.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan
yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan
bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari
gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka
semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah.
Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0),

yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat
radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom:
valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan
untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan.
Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18
F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-jari
atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang
terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom
terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil
sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan
kenaikan massa atom.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Gas Mulia. http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html.
Anonim. 2010. Kegunaan Gas Mulia. http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan
%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=369&uniq=3266.
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
Keenan, dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Syahrun. 2011. Unsur-Unsur Penyusunan Atmosfer. http://syahrun.blogdetik.com/2011/05/

Anda mungkin juga menyukai