Anda di halaman 1dari 17

Keberadaan gas mulia di alam 

1.  Semua unsur gas mulia terdapat di alam kecuali  Radon ( Rn)


2. Radon sebagai isotop radioaktif berumur pendek, dan diperoleh dari peruluhan
radioaktif  atom radium.
3. Keberadaan gas helium di dalam gas alam diduga sebagai hasil peluruhan zat radioaktif.
4.  Unsur gas mulia yang paling banyak di udara adalah Argon ( setelah oksigen dan
nitrogen ).
5. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam adalah Helium  karena helium merupakan
komponen penting dari matahari dan planet – planet lainnya.
6. Gas mulia dapat diperoleh dari destilasi bertingkat udara cari, kecuali Radon yang
diperoleh dari hasil peluruhan zat radioaktif atom radium.

Penggunaan usur gas mulia.

1.  Helium :  campuran gas untuk penyelam, pengisi bola lampu pijar, pengisi balon udara.
2.  Neon :  lampu reklame, cairan pendingin pada reaktor nuklir, gas pengisi lampu
( berwarna merah ).
3. Argon : pengisi ruang bola lampu listrik,  atmosfir pengelelasan.
4. Kripton dan Xenon untuk pengisi lampu iklan yang berwarna warni.
5. Radon :  terapi penyakit Radon.

Keberadaan Unsur Golongan Utama Dan Transisi Di Alam Dan Produk Yang Mengandung
Unsur Itu

1. GASMULIA
UNSUR TERDAPATNYA DI ALAM TERKANDUNG DALAM
PRODUK
Helium Kandungan helium banyak  balon udara
He ditemukan diladang gas alam di  pendingin
amerika serikat, yang merupakan
 atmosfer inert
penyediaan gas terbesar. Helium
digunakan dalam kriogenik,
system pernapasan laut dalam,
untuk mendinginkan magnet
super konduktor, untuk
pengembangan balon.
Neon Neon memberikan pendar khas  lampu neon
Ne kemerahan jika digunakan di  lampu reklame
tabung hampa dan lampu neon.
 pendingin
Sifat ini membuat neon terutama
digunakan sebagai pembuatan
tanda (sign)
Argon Argon membentuk 1% dari  Bola lampu listrik
Ar atmosfer bumi. Argon digunakan  Pengelasan
meluas metalurgi, dan industry
serta labolatorium yang
memerlukan lingkungan bebas
oksigen.
Krypton residu yang tersisa dari Campuran krypton dan argon
Kr penguapanhampir semua untuk pengisi lampu
komponen di udara fluoresensi bertekanan rendah.
Digunakan dalam lampu kilat
fotografi berkecepatan tinggi.
Senon Xenon diperoleh dari udara yang Digunakan dalam pembuatan
Xe dicairkan. Xenon dipergunakan tabung electron, lampu
untuk mengisi lampu sorot, dan bakterisida, dan lampu
lampu berintensitas tinggi stobaskopik.
lainnya, mengisi bilik
gelembung yang digunakan oleh
ahli fisika untuk mempelajari
partikel sub atom
Radon Rata-rata terdapat satu molekul Obat kanker
Rn Radon dalam 1x1021 molekul
udara. Radon dapat ditemukan di
beberapa mata air dan mata air
panas. Radon dibebaskan dari
tanah secara alamiah, apalagi di
kawasan bertanah digranit.radon
juga mungkin dapat berkumpul
di ruang bawah tanah dan
tempaat tinggal
Golongan Gas Mulia (golongan VIII A)
             Gas mulia adalah bagian kecil dari atmosfer. Gas Mulia terletak pada Golongan VIIIA
dalam sistem periodik. Gas mulia terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar),
Kripton (Kr), Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Keistimewaan unsur-unsur gas mulia adalah
memiliki konfigurasi elektron yang sempurna (lengkap), dimana setiap kulit dan subkulit terisi
penuh elektron. Dengan demikian, elektron valensi unsur gas mulia adalah delapan (kecuali
unsur Helium dengan dua elektron valensi). Konfigurasi demikian menyebabkan gas mulia
cenderung stabil dalam bentuk monoatomik dan sulit bereaksi dengan unsur lainnya.
           Keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan oleh Sir William Ramsey.
Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon
dari atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan mineral Uranium,
yang mempunyai spektrum sama seperti unsur di matahari, yang disebut Helium. Helium
terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas alam di Amerika Serikat.
Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium dan Thorium yang memancarkan partikel
α. Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, juga diperoleh dari
rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium.
       Saat mempelajari reaksi kimia dengan menggunakan gas PtF 6yang sangat reaktif, N. Bartlett
menemukan bahwa dengan oksigen, akan terbentuk suatu padatan kristal [O2]+[PtF6]-. Beliau
mencatat bahwa entalpi pengionan Xenon sama dengan O2. Dengan demikian, suatu reaksi yang
analog diharapkan dapat terjadi. Ternyata, hal tersebut benar. Pada tahun 1962, beliau
melaporkan senyawa pertama yang berhasil disintesis menggunakan Gas Mulia, yaitu padatan
kristal merah dengan formula kimia [Xe]+[PtF6]-. Selanjutnya, berbagai senyawa Gas Mulia juga
berhasil disintesis, diantaranya XeF2, XeF4, XeF6, XeO4, dan XeOF4.
          Seluruh unsur Gas Mulia merupakan gas monoatomik. Dalam satu golongan, dari He
sampai Rn, jari-jari atom meningkat. Dengan demikian,ukuran atom Gas Mulia meningkat,
menyebabkan gaya tarik-menarik antar atom (Gaya London) semakin besar. Hal ini
mengakibatkan kenaikan titik didih unsur dalam satu golongan. Sementara energi ionisasi dalam
satu golongan menurun dari He sampai Rn. Hal ini menyebabkan unsur He, Ne, dan Ar tidak
dapat membentuk senyawa (energi ionisasinya sangat tinggi), sementara unsur Kr dan Xe dapat
membentuk senyawa (energi ionisasinya relatif rendah dibandingkan Gas Mulia lainnya). Gas
Argon merupakan Gas Mulia yang paling melimpah di atmosfer (sekitar 0,934% volume udara),
sedangkan Gas Helium paling melimpah di jagat raya (terlibat dalam reaksi termonuklir pada
permukaan matahari). 
          Gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon diperoleh dengan fraksionasi udara cair. Gas-gas
tersebut pada dasarnya bersifat inert (stabil/lembam), sebab kereaktifan kimianya yang rendah,
sebagai konsekuensi dari konfigurasi elektron yang lengkap. Kegunaan utama gas Helium adalah
sebagai cairan dalam krioskopi. Gas Argon digunakan untuk menyediakan lingkungan yang inert
dalam peralatan laboratorium, dalam pengelasan, dan dalam lampu listrik yang diisi gas.
Sementara gas Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.

 
Sejarah Gas Mulia

          Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
               Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan
salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat
tersebut diberi nama argon.
             Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari
penemuan Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum
Helium dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari
Lockyer dan Frankland.
              Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon
serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir
menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan
pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
             Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya
sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat
yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun
1923.
          Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah
berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti
stabil atau sukar berreaksi.
Asal usul nama unsur gas mulia:
- Helium → Helios (Yunani) : matahari
- Argon → Argos (Yunani) : malas
- Neon → Neos (Yunani) : baru
- Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon → Xenos (Yunani) : asing
- Radon → Radium

Sifat Gas Mulia


            

           Gas-gas mulia memiliki gaya interatomik yang lemah, sehingga membuat gas mulia
memiliki leleh dan titik didih sangat rendah. Seluruh unsur gas mulia bersifat monoatomik dalam
kondisi standar, termasuk unsur-unsur yang mempunyai masa atom lebih besar dari unsur padat.
Helium memiliki beberapa sifat yang unik bila dibandingkan dengan unsur gas mulia lainnya.
Yang pertama adalah helium mempunyai titik didih dan titik leleh yang lebih rendah daripada
unsur lain. Sifat itu dikenal sebagai superfluiditas. Helium adalah satu-satunya unsur yang tidak
bisa dipadatkan dengan pendinginan di bawah standar. Helium, neon, argon, kripton, dan xenon
mempunyai beberapa isotop stabil. Radon tidak mempunyai isotop stabil. Isotop yang paling
lama waktu hidupnya adalah 222Rn yang mempunyai waktu paruh 3,8 hari kemudian meluruh
membentuk helium dan polonium, yang akhirnya meluruh membentuk timah.
        Atom-atom gas mulia mempunyai jari-jari atom yang meningkat ke periode yang lebih
tinggi meningkatnya jumlah elektron. Ukuran atom berhubungan dengan beberapa sifat.
Misalnya, energi ionisasi menurun seiring meningkatnya jari-jari atom karena elektron valensi
gas mulia yang lebih besar akan lebih jauh dari inti. Maka dari itu, ikatan inti atom ke elektron
valensi menjadi lemah. Gas mulia memiliki energi ionisasi terbesar di antara unsur-unsur dari
setiap periode, yang mencerminkan stabilitas konfigurasi elektron dan berhubungan dengan
kurang reaktifnya gas mulia. Gas mulia tidak dapat menerima elektron untuk membentuk anion
stabil. Itulah mengapa gas mulia memiliki afinitas elektron negatif.
           Gas-gas mulia tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan mudah terbakar dalam
kondisi standar. Gas mulia pernah disebut sebagai Golongan 0 dalam tabel periodik unsur karena
mempunyai valensi nol, yang berarti tidak dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain untuk
membentuk senyawa. Namun anggapan tersebut dapat dipatahkan dengan ditemukannya
senyawa dengan keterlibatan gas mulia.

Sifat Fisik dan Kimia Berdasarkan Unsur:

1. Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun,
hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan unsur pertama pada golongan gas
mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik didih dan titik lebur gas ini
merupakan yang terendah di antara semua unsur. Helium berwujud hanya sebagai gas
terkecuali pada kondisi yang sangat ekstrem.
2. Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ne dannomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna
dan lembam (inert)Gas ini berwarna oranye kemerahan saat dimasukkan dalam tabung
vakum dan dalam lampu neon.
3. Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor
atom18. Gas mulia ke-3, di periode 8.
4. Kripton adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Kr
dan nomor atom 36. Dalam kondisi normal, kripton merupakan gas tidak berwarna, tidak
berbau, dan berharga cukup mahal. Kripton padat berwujud zat kristal putih dengan
struktur kubus, seperti pada umumnya “gas mulia” lainnya. Senyawa kripton umumnya
tidak stabil, kecuali diisolasi dalam matriks pada suhu yang sangat rendah. Kripton
mungkin merupakan salah satu gas paling langka di atmosfer. Terdapat total lebih dari 15
miliar ton gas ini di atmosfer dengan sekitar 8 ton per tahun diekstrak melalui udara cair.
5. Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa atom relatif
131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada rasanya. Xenon
diperoleh dari udara yang dicairkan.
6. Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Rn dan nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas
mulia dan beradioaktif. Radon terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang
paling berat dan berbahaya bagi kesehatan. Radon adalah gas paling berat. Pada suhu dan
tekanan ruang, radon tidak berwarna tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon
akan berwarna kuning, sedang kan radon cair berwarna merah jingga.

Wujud Gas Mulia


         Unsur gas mulia terdapat sebagai gas tak berwarna yang monoatomik, ini erat kaitannya
dengan struktur elektron oktet dan duplet dari gas mulia. Sedangkan wujud gas pada suhu kamar
disebabkan titik cair dan titik didih gas mulia yang rendah.

Titik Cair dan Titik Didih Gas Mulia


         Titik cair dan titik didih gas mulia meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini
disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antar atom gas mulia sesuai bertambahnya
massa atom relatif (Ar).

Kelarutan Gas Mulia


          Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada
suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn.
- Unsur-unsur gas mulia mengandung 8 elektron pada kulit terluarnya kecuali He mengandung 2
elektron.
- Energi ionisasinya sangat tinggi, akibatnya unsurunsur gas mulia sukar bereaksi dengan
unsurunsur lainnya.
- Molekul gas mulia monoatomik.

Unsur Gas Mulia

1. Helium
            Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun,
hampir inert, berupa gas monatomik, dan merupakan unsur pertama pada golongan gas mulia
dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2. Titik didih dan titik lebur gas ini merupakan
yang terendah di antara semua unsur. Helium berwujud hanya sebagai gas terkecuali pada
kondisi yang sangat ekstrem. Kondisi ekstrem juga diperlukan untuk menciptakan sedikit
senyawa helium, yang semuanya tidak stabil pada suhu dan tekanan standar. Helium memiliki
isotop stabil kedua yang langka yang disebut helium-3. Sifat dari cairan varitas helium-4; helium
I dan helium II; penting bagi para periset yang mempelajari mekanika kuantum (khususnya
dalam fenomena superfluiditas) dan bagi mereka yang mencari efek mendekati suhu nol absolut
yang dimiliki materi (seperti superkonduktivitas).
           Helium adalah unsur kedua terbanyak dan kedua teringan di jagad raya, mencakupi 24%
massa keunsuran total alam semesta dan 12 kali jumlah massa keseluruhan unsur berat lainnya.
Keberlimpahan helium yang sama juga dapat ditemukan pada Matahari dan Yupiter. Hal ini
dikarenakan tingginya energi pengikatan inti (per nukleon) helium-4 berbanding dengan tiga
unsur kimia lainnya setelah helium. Energi pengikatan helium-4 ini juga bertanggung jawab atas
keberlimpahan helium-4 sebagai produk fusi nuklir maupun peluruhan radioaktif. Kebanyakan
helium di alam semesta ini berupa helium-4, yang dipercaya terbentuk semasa Ledakan Dahsyat.
Beberapa helium baru juga terbentuk lewat fusi nuklir hidrogen dalam bintang semesta.

           Nama "helium" berasal dari nama dewa Matahari Yunani Helios. Pada 1868, astronom
Perancis Pierre Jules César Janssen mendeteksi pertama kali helium sebagai tanda garis spektral
kuning tak diketahui yang berasal dari cahaya gerhana matahari. Secara formal, penemuan unsur
ini dilakukan oleh dua orang kimiawan Swedia Per Teodor Cleve dan Nils Abraham Langlet
yang menemukan gas helium keluar dari bijih uranium kleveit. Pada tahun 1903, kandungan
helium yang besar banyak ditemukan di ladang-ladang gas alam di Amerika Serikat, yang
sampai sekarang merupakan penyedia gas helium terbesar. Helium digunakan dalam kriogenika,
sistem pernapasan laut dalam, pendinginan magnet superkonduktor, "penanggalan helium",
pengembangan balon, pengangkatan kapal udara dan sebagai gas pelindung untuk kegunaan
industri (seperti "pengelasan busar") dan penumbuhan wafer silikon). Menghirup sejumlah kecil
gas ini akan menyebabkan perubahan sementara kualitas suara seseorang.

            Di Bumi, gas ini cukup jarang ditemukan (0,00052% volume atmosfer). Kebanyakan
helium yang kita temukan di bumi terbentuk dari peluruhan radioaktif unsur-unsur berat (torium
dan uranium) sebagai partikel alfa berinti atom helium-4. Helium radiogenik ini terperangkap di
dalam gas bumi dengan konsentrasi sebagai 7% volume, yang darinya dapat diekstraksi secara
komersial menggunakan proses pemisahan temperatur rendah yang disebut distilasi fraksional.

2. Neon
          Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan
nomor atom 10. Neon termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Zat
ini memberikan pendar khas kemerahan jika digunakan di tabung hampa (vacuum discharge
tube) dan lampu neon. Sifat ini membuat neon terutama dipergunakan sebagai bahan pembuatan
tanda (sign).

3. Argon
         Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan nomor atom
18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
           Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif",
sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet lengkap
(delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap ikatan dengan
unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang menentukan dalam Skala
Suhu Internasional 1990.

4. Kripton 
 Kripton adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Kr dan nomor
atom 36.

5. Xenon
          Xenon adalah unsur dengan lambang kimia Xe, nomor atom 54 dan massa atom relatif
131,29; berupa gas mulia, tak berwarna, tak berbau dan tidak ada rasanya.
          Xenon diperoleh dari udara yang dicairkan. Xenon dipergunakan untuk mengisi lampu
sorot, dan lampu berintensitas tinggi lainnya, mengisi bilik gelembung yang dipergunakan oleh
ahli fisika untuk mempelajari partikel sub-atom.

6. Radon 
            Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan
nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan beradioaktif. Radon
terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang paling berat dan berbahaya bagi
kesehatan. Rn-222 mempunyai waktu paruh 3,8 hari dan digunakan dalam radioterapi. Radon
dapat menyebabkan kanker paru paru, dan bertanggung jawab atas 20.000 kematian di Uni Eropa
setiap tahunnya
           Radon tidak mudah bereaksi secara kimia, tetapi beradioaktif, radon juga adalah gas alami
(senyawa gas terberat adalah tungsten heksaflorida, WF 6). Pada suhu dan tekanan ruang, radon
tidak berwarna tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang
kan radon cair berwarna merah jingga.
       Penumpukan gas Radon secara alamiah di atmosfir bumi terjadi amat perlahan sehingga air
yang menyentuh udara bebas terus kehilangan Radon karena proses “Volatilisasi. Air bawah
tanah mempunyai kandungan Radon lebih tinggi di bandingkan air permukaan.

Kelimpahan Gas Mulia di Alam

1.Helium

      Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari gas alam,
karena banyak gas alam yang mengandung gas helium. Helium merupakan salah satu unsur yang
diciptakan pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern hampir seluruh helium
baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini
diciptakan oleh peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus
helium). Setelah penciptaannya, sebagian darinya terkandung di udara (gas alami) dalam
konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu
rendah yang disebut distilasi fraksional.

2, Neon

            Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon
diperoleh dengan mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan
bertingkat.Ppelepasan muatan Neon memiliki intensitas lebih tinggi jika ada tegangan dan arus
yang luar biasa.

3.Argon 

      Keberadaan argon di udara sudah diduga oleh Cavendish pada tahun 1785, dan ditemukan
oleh Lord Raleigh dan Sir William Ramsay pada tahun 1894. Argon memiliki kelimpahan
terbanyak di atmosfer bumi. Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena
atmosfer mengandung 0.94% Argon. Atmosfer Mars mengandung 1.6% isotop  Argon 40 dan
sebesar 5 ppm untuk isotop Argon 36.

4    
      4. Kripton

       Kripton terdapat di udara dengan kadar  1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3
ppm kripton. Kripton padat adalah zat kristal berwarna putih dengan struktur kubus pusat muka
yang merupakan sifat umum pada semua gas mulia.

      Di alam, kripton memiliki enam isotop stabil. Dikenali juga 1 isotop lainnya yang tidak
stabil. Garis spektrum kripton dapat dihasilkan dengan mudah dan beberapa di antaranya sangat
tajam untuk bisa dibedakan.
5. Xenon

      Ditemukan pada tahun 1898 oleh Ramsay dan Travers dalam residu yang tersisa setelah
menguapkan udara cair. Xenon adalah anggota gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer
kita dengan kandungan satu bagian per dua puluh juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam
atmosfer Mars dengan kandungan 0.08 ppm. Unsur ini ditemukan dalam bentuk gas, yang
dilepaskan dari mineral mata air tertentu, dan dihasilkan secara komersial dengan ekstraksi udara
cair.

6.  Radon

       Radon merupakan unsur radioaktif dan diperoleh dari peluruhan unsur radio aktif lainnya
seperti uranium dan radium yang terdapat pada kerak bumi.
 

Cara Pembuatan Gas Mulia


1. Helium

         Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium dari
gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan
gas helium terpisah dari gas alam.

2.  Argon, Neon, Kripton, dan Xenon

         Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam
industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair. Pada proses
destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada
kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen
karena titik didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-
182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik
dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun
untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon
dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan
terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).

          Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.

           Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi.
Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan
yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada
reaksi:

PtF6 +O2 →(O2)+(PtF6)-

        PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170
kJ/mol. Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:

Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-

            Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin dan
menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6. Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton
menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2.
Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil). Senyawa gas mulia He, Ne, dan Ar
sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat kestabilannya yang sangat besar.
3.  Radon

Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya terdapat sebagai
isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan radio aktif atom radium.

Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan memancarkan
sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi:

                                                                        88
Ra226 → 86Rn222 + 2He4

 
Penggunaan Gas Mulia

1.Helium:

 Dalam bentuk cair untuk pendinginan


 Campuran helium dan O2 untuk tabung udara penyelaman dasar laut. 

2. Argon 

  Mengelas titanium pada pambuatan pesawat terbang/roket


 Penghasil bola lampu pijar.

3. Neon
      Untuk mengangkal petir 

4. Kripton

·                    Untuk lampu kilapfoto pada fotografi kecepatan tinggi


5.Xenon
             Kripton (kr) dan xenon(xe) akhir akhir ini diketemukan bahwa xenon bersifat anestesi. Oleh 
karena sifat ini maka xenon digunakan untuk membius pasien pasien dalam operasi besar. Akan
tetapi pemakaian ini masih terlalu mahal.

6. Radon
    Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Radon juga dapat
berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak kadar radon akan
berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

Anda mungkin juga menyukai