Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Di abad ke-18, H. Cavendish menemuka komponen yang inert di udara.

Di tahun 1868, suatu garis

di spektrum sinar matahari yang tidak dapat diidentifikasi oleh unsur baru, yaitu helium. Ramsay mengisolasi

ditemukan dan disarankan garis tersebut disebabkan Berdasarkan fakta ini, di akhir abad ke-19 W.

He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dan dengan mempelajari sifat-sifatnya ia dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur baru. Walaupun argon berkelimpahan hampir 1% di udara, unsur ini belum diisolasi hingga Ramsay mengisolasinya dan gas mulia sama sekali tidak ada dalam tabel periodiknya Mendeleev. Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ramsay tahun 1904 atas keberhasilannya ini. Semua gas mulia dapat dijumpai dalam atmosfir, yang terbanyak ditemukan yaitu unsur argon, sedangkan radon yang paling sedikit. Untuk mendapatkan unsur gas mulia maka yang dilakukan yaitu dengan cara destilasi bertingkat udara cair. Namun dalam melakukan hal itu tidak semudah yang dipikirkan, banyak hal-hal yang dapat menghambat proses tersebut, dan karena sifat unsur gas mulia yang stabil sehingga sangat sukar untuk bereaksi. Gas mulia ditemukan di dekat golongan halogen dalam tabel periodik.

Karena unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang penuh, unsur-unsur tersebut tidak reaktif dan senyawanya tidak dikenal. Akibatnya gas-gas ini dikenal dengan gas inert. Namun, setelah penemuan senyawa gas-gas ini, lebih tepat untuk menyebutnya dengan unsur gas mulia, seperti yang digunakan di sini. Walaupun kelimpahan helium di alam dekat dengan kelimpahan hidrogen, helium sangat jarang dijumpai di bumi karena lebih ringan dari kerak khusus dari

udara. Helium berasal dari reaksi inti di matahari dan

telindung

di bawah

bumi.Helium diekstraksi sebagai hasil samping gas alam dari (khususnya Amerika Utara). Karena titik leleh helium

daerah-daerah yang terendah

adalah

semua zat (4.2 K), helium sangat penting dalam sains suhu rendah dan superkonduktor. Lebih lanjut, karena ringan helium digunakan dalam balon udara,

dsb. Karena argon didapatkan dalam jumlah besar ketika nitrogen dan oksigen dipisahkan dari udara, argon digunakan meluas dalam metalurgi, dan industri serta laboratorium yang memerlukan lingkungan bebas oksigen.
1|Page

B.

RUMUSAN MASALAH Dalam makalah ini disusun karena adanya permasalahan yang muncul, di antaranya : 1. Kecenderungan gas mulia seperti apa? 2. Apa saja sifat unik gas mulia? 3. Bagaimana gas mulia dapat membentuk ikatan? 4. Apa manfaat gas mulia atau senyawanya dalam kehidupan sehari-hari?

C.

TUJUAN PENULISAN 1. 2. 3. 4. Untuk memberikan pemahaman mengenai kecenderungan gas mulia. Agar mengetahui sifat unik dari gas mulia. Agar mengetahui senyawa yang terbentuk dari unsur gas mulia. Agar mengetahui manfaat gas mulia atau senyawanya dalam kehidupan seharihari.

D.

MANFAAT PENULISAN 1. 2. 3. 4. Memberikan pemahaman mengenai kecenderungan gas mulia. Mengetahui sifat unik dari gas mulia. Mengetahui senyawa yang terbentuk dari unsur gas mulia. Mengetahui manfaat gas mulia atau senyawanya dalam kehidupan sehari-hari.

2|Page

BAB II PEMBAHASAN A. SEJARAH GAS MULIA


Gas Mulia pertama kali ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium. Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan Argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu dalam spektrum matahari. Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut. Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya, ia dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur unsur baru. yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, serta Xe (dari hasil destilasi udara cair). Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah Radon yang bersifat radioaktif. Karena penemuaanya inilah, Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan dibri nama golongan unsur Gas Mulia atau golongan nol (Purwoko, 2009). Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.

3|Page

Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia, yaitu: 1. Helium (lios or helios) = Matahari 2. Neon (nos) = Baru 3. Argon (args) = Malas 4. Kripton (krypts) = Tersembunyi 5. Xenon (xnos) = Asing 6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium Nama-nama di atas diambil dari bahasa Yunani. Pada awalnya, Gas Mulia dinyatakan sebagai gas yang inert tetapi julukan ini disanggah ketika ditemukan senyawa Gas Mulia.

B. GAS MULIA DALAM SISTEM PERIODIK


Golongan nol tabel periodik terdiri dari helium, He: 1s2; neon, Ne: 2s2 2p6; argon, Ar: [Ne] 3s2 3p6; kripton, Kr: [Ar] 3d10 4s2 4p6; xenon, Xe: [Kr] 4d10 5s2 5p6; dan radon, Rn: [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6. Unsur-unsur ini memiliki konfigurasi elektron pada kulit terluar 1s2 atau ns2np6 yang merupakan konfigurasi penuh. Sifat inert kimia disebabkan oleh struktur kulit tertutup atau penuh, yang merupakan lambang konfigurasi inert suatu kulit kuantum. Kulit yang tertutup/penuh ini merupakan dasar perbedaan untuk menerangkan reaktifitas dan hakekat unsur-unsur lainnya.
Tabel 1 Konfigurasi Elektron Gas Mulia Nomor Atom Konfigurasi Elektron 2 1s2 10 [He] 2s2 2p6 18 [Ne] 3s2 3p6 36 [Ar] 3d10 4s2 4p6 54 [Kr] 4d10 5s2 5p6 86 [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6

Unsur Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon

Lambang He Ne Ar Kr Xe Rn

(Sumber: Linus Pauling. 1988. General Chemistry. New York: Dover Publications, Inc.)

C. SIFAT-SIFAT UMUM UNSUR-UNSUR GAS MULIA


Sifat-sifat penting gas mulia terlihat pada Tabel 2. Unsur-unsur ini merupakan gas yang monoatomik dengan Cp/Cv = 5,3. Unsur-unsur ini tidak berwarna, tidak mempunyai rasa, dan tidak berbau, tidak memiliki momen dipol permanen ataupun gaya elektrostatik. Sebagai hasilnya gaya tarik menarik London atau Van der Waals-nya rendah. Unsur-unsur ini mempunyai rentang suhu cair sangat sempit, yaitu sekitar 2-4 K.

4|Page

Semua unsur mengkristal dengan kisi fcc (face centered cell), kecuali Helium. Unsurunsur ini memiliki energi ionisasi yang tinggi, daya polarisasi rendah, enthalpi penguapannya rendah, daya larutnya dalam pelarut-pelarut umum juga rendah. Hasilnya ialah kereaktifannya rendah yang secara gabungan disebut gas-gas mulia. Dengan telah dikenalnya senyawa-senyawa gas mulia, maka kurang tepat sekarang menyebutnya sebagai inert. Kelompok ini dinamakan golongan nol karena unsur-unsurnya tergolong inert. Lebih lanjut unsur-unsur ini membantu sebagai jembatan antara halogen yang sangat elektronegatif dengan valensi -1 dan logam alkali yang sangat elektropositif dengan valensi +1. Oleh karena itu nomor golongan itu menjadi nol, yang merupakan rata-rata valensi umum kedua golongan yang berdekatan.
Tabel 2 Sifat-sifat Fisikokimia Unsur-unsur Gas Mulia Sifat-sifat He Ne Ar 2 10 18 4,0026 20,179 39,948 50 93 180 0,9 5,2 25 2372 0,09 0,1785 0.0097 5,2 0,202 65 112 160 24 27 53 2081 1,8 0.8999 0,014 18 0,39 95 154 190 84 87 156 1521 6,3 1,784 0,05 (0,93%) 1,63

Nomor atom Berat atom Jari-jari (pm) Kovalen Univalen Van der Waals Titik leleh (K) Titik didih (K) Suhu kritis (K) Energi Ionisasi (kJ/mol) Huap pada titik didih (kJ/mol) Kerapatan Gas (dalam kg/m3) Kelarutan dalam Air Banyaknya dalam udara, dalam ppm Kemampuan Kepolaran

Kr 36 83,80 110 169 200 116 120 210 1351 9,6 3,747 0,11 1,1 2,46

Xe 54 131,30 130 190 220 161 166 288 1170 13,6 5,896 0,24 0,087 4,00

Rn 86 222 145 202 211 1037 18,0 9,96 0,51 10-15 5,42

(Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya)

Meskipun dalam satu golongan ke bawah hampir semua sifat-sifatnya berubah secara teratur, namun jari-jari Van der Waals Helium merupakan penyimpangan. Ini disebabkan inti helium tidak lengkapnya menyaring kedua elektron pada kulit K yang membawa gaya tarik antar inti antara kedua atom. Dikarenakan titik didih gas sangat rendah (5,2 K) dan pada tekanan atmosfer helium tidak menjadi padat. Disebabkan karena tidak adanya interaksi apapun dalam larutan air, kelarutan gas rendah disebabkan hanya gaya interaksi dipol-dipol terinduksi. Interaksi ini meningkat dengan meningkatnya polarisasi gas-gas ini, sehingga kelarutan bertambah dalam urutan golongan ke bawah. Demikian besarnya sehingga xenon lebih mudah larut dalam air daripada hidrogen.

5|Page

Dengan konfigurasi elektron yang sudah penuh, Gas Mulia termasuk unsur yang stabil, artinya sukar bereaksi dengan unsur lain, sukar untuk menerima elektron maupun untuk melepas elektron. Secara umum, sifat sifat unsur golongan Gas Mulia antara lain : 1. Afinitas Elektron Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur Gas Mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. 2. Energi Ionisasi Kestabilan unsur-unsur golongan Gas Mulia menyebabkan unsur-unsur Gas Mulia sukar membentuk ion, artinya sukar untuk melepas elektron. Perhatikanlah data energi ionisasinya yang besar sehingga untuk dapat melepas sebuah elektron (untuk dapat membentuk ion) diperlukan energi yang besar. Helium adalah unsur Gas Mulia yang memiliki energi ionisasi paling besar. 3. Jari-Jari Atom Jari-jari atom unsur-unsur golongan Gas Mulia sangat kecil (dalam satu golongan, semakin keatas semakin kecil) sehingga elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom Gas Mulia sangat sukar untuk bereaksi. 4. Wujud Gas Mulia Titik didih dan titik leleh unsur-unsur Gas Mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur Gas Mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsurunsur Gas Mulia, maka di alam berada dalam bentuk monoatomik. 5. Kelarutan Kelarutan Gas Mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He) hingga Radon (Rn). Pada suhu 0 C dalam 100 ml air terlarut 1 ml He, 6 ml Ar, dan 50 ml Rn. Kereaktifan Gas Mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom. Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan electron untuk ditangkap oleh zat lain. Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, Gas Mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa Gas Mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6. Berdasarkan urutan unsur golongan Gas Mulia dalam system periodic unsur, dapat disimpulkan bahwa:
a)

Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron.

6|Page

b)

Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah.

c) d) e)

Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom. Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.

C.

Kereaktifan Gas Mulia Unsur unsur Gas Mulia merupakan unsur unsur yang paling stabil (tidak reaktif)

diantara semua unsur yang terdapat dalam system periodic unsur. Semua unsur gologan Gas Mulia berupa gas monoatomik pada temperature kamar, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mudah terbakar dan juga gas yang tidak mendukung dalm proses pembakaran, mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah Gas Mulia dalam keadaan dasarnya memenuhi persyaratan untuk mencapai kondisi kestabilan kimia yakni (1) tidak memiliki elektron yang tidak berpasangan, (2) energi ionisasi sangat besar dan (3) afinitas elektronnya negative. Sehingga, kereaktifan unsur unsur Gas Mulia sangat rendah. Gas Mulia sangat stabil karena konfigurasi elektronnya memenuhi kaidah duplet (untuk Helium) dan oktet. Sehingga Gas Mulia dijadikan acuan bagi unsur-unsur lain dalam sistem periodik untuk kestabilan suatu unsur. Akan tetapi, beberapa reaksi dapat terjadi jika kondisinya tersebut tidak dipenuhi sebagian. Meskipun energi ionisasi untuk atom Gas Mulia besar, nilainya menurun dalam urutan sebagai berikut, He (24.6 eV), Ne (21.6 eV), Ar (15.8 eV), Kr (14.0 eV) dan ionisasi energi untuk Xe adalah 12.1 eV, yang lebih kecil dari energi ionisasi untuk atom hidrogen (13.6 eV). Hal ini memberikan indikasi bahwa kondisi (2) tidak berlaku untuk Xe. Dengan mencatat kecenderungan ini, N. Bartlet melakukan sintesis XePtF6 dari Xe dan PtF6 pada tahun 1962 dan juga N. H. Clasen memperoleh XeF4 melalui reaksi termal antara Xe dan F2 pada tahun 1962. Selanjutnya, XeF2, XeF6, XeO3, XeO4 dan beberapa senyawa Gas Mulia lainnya telah berhasil disintesis dan mengakibatkan hipotesis bahwa Gas Mulia adalah gas yang dapat bereaksi tetapi sulit, maka gugurlah anggapan bahwa Gas Mulia adalah unsur yang tidak dapat bereaksi.

7|Page

D. UNSUR-UNSUR GAS MULIA


1. Helium (He) Kata Helium berasal dari bahasa Yunani helios = matahari. Unsur Helium pertama kali ditemukan pada 1868, oleh astronom Prancis bernama Pierre Jules Csar

Janssen yang mendeteksi Helium sebagai signatur garis spektral kuning yang tidak diketahui dari cahaya gerhana matahari. Janssen menemukan bukti keberadaan Helium pada saat gerhana matahari total tahun 1868 ketika dia mendeteksi sebuah garis baru di spektrum sinar matahari. Lockyer dan Frankland menyarankan pemberian nama Helium untuk unsur baru tersebut. Pada tahun 1895, Ramsay menemukan Helium di mineral cleveite uranium. Pada saat yang bersamaan kimiawan Swedia Cleve dan Langlet menemukan Helium di cleveite. Rutherford dan Roys pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alpha tidak lain adalah nukleus Helium. Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium dapat diproses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung gas Helium. Secara spektroskopik, Helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang, terutama di bintang yang panas. Pemfusian hidrogen menjadi Helium menghasilkan energi yang luar biasa dan merupakan proses yang dapat membuat matahari bersinar secara terus-menerus. Kadar Helium di udara sekitar 1 dalam 200,000. Walaupun unsure Helium banyak terdapat dalam berbagai mineral radioaktif sebagai produk-produk radiasi, sebagian besar pasokan Helium untuk Amerika Serikat terdapat di sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma, dan Kansas. Di luar AS, pabrik ekstraksi Helium hanya terdapat di Polandia, Rusia dan di India. Helium merupakan unsur kedua terbanyak dan paling ringan di jagad raya dan salah satu unsur yang tercipta pada saat nukleosintesis Big Bang. Dalam Jagad Raya modern, hampir seluruh Helium baru diciptakan dalam proses fusi nuklir hidrogen di dalam bintang. Di Bumi, unsur ini dapat terbentuk dari peluruhan radioaktif dari unsur yang lebih berat (partikel alfa adalah nukleus Helium). Setelah penciptaannya, sebagian besar Helium terkandung di udara (gas alami) dalam konsentrasi sampai 7% volume. Helium dimurnikan dari udara oleh proses pemisahan suhu rendah yang disebut distilasi fraksional. Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar, tidak berwarna dan lebih ringan dari udara. Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas Helium mempunyai titik didih yang sangat rendah sehingga pemisahan gas Helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan gas Helium terpisah dari gas alam. Helium memiliki titik lebur paling rendah di antara
8|Page

unsur-unsur dan banyak digunakan dalam riset dengan suhu rendah (cyrogenic) karena titik leburnya dekat dengan 0 oK. Selain itu, unsur ini sangat vital untuk penelitian superkonduktor. Helium memiliki sifat unik, yaitu sebagai satu-satunya benda yang dalam keadaan cair tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu. Unsur ini tetap dalam bentuknya yang cair sampai 0 derajat Kelvin pada tekanan normal, tetapi akan segera berbentuk padat jika tekanan udara dinaikkan. 3He dan 4He dalam bentuk padat sangat menarik karena keduanya dapat berubah volume sampai 30% dengan cara memberikan tekanan udara. Selain itu, specifikasi panas Helium sangat tinggi. Berat jenis gas Helium pada titik didih normal juga sangat tinggi. Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan. Sebuah bejana yang diisi dengan gas Helium pada 5 dan 10 Kelvin harus diperlakukan seakan-akan berisikan Helium cair karena perubahan tekanan yang tinggi yang berasal dari pemanasan gas ke suhu ruangan. Helium mempunyai 7 isotop yang telah diketahui: Helium cair (He-4) yang muncul dalam dua bentuk: He-4I dan He-4II dengan titik transisi pada 2.174K. He-4I (di atas suhu ini) adalah cair, tetapi He-4II (di bawah suhu tersebut) sangat berbeda dari bahan-bahan kimia lainnya. Helium mengembang ketika didinginkan, dan konduksi panas atau viskositasnya tidak menuruti peraturan-peraturan biasanya. Secara umum, sifat sifat yang dimiliki oleh unsur Helium adalah :

Nomor Atom : 2 Perioda : 1 Blok : s Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 4,003 g/mol Konfigurasi elektron : 1s2 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 Elektron valensi : 2 Jari-jari Atom : 31 pm Jari-jari Kovalen : 32 pm Jari-jari Van der Waals : 140 pm Energi Ionisasi : Pertama 2372,3 kJmol-1 Struktur Kristal : Heksagonal Tertutup Fase : Gas Massa jenis : (0 oC; 101,325 kPa) 0,1786 g/L

9|Page

Titik lebur : (pada 2,5 Mpa) 0,95K (-272,93 oC, -458,0 oF) Titik didih : 4,22 K (-268,93 oC, -452,07 oF) Kapasitas kalor : (25 oC) 20,786 J/(mol.K)

Unsur Helium telah banyak digunakan oleh manusia, dan antaranya adalah:
a) b)

Sebagai gas tameng untuk mengelas Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium, serta dan dalam memproduksi titanium dan zirkonium

c) d) e)

Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels) Campuran Helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi. Perbandingan antara He dan O2 yang berbeda-beda digunakan untuk kedalaman penyelam yang berbeda-beda. Helium lebih banyak digunakan dalam pengisian balon udara ketimbang hidrogen yang lebih berbahaya.

f)

g)

Helium digunakan dalam pengisian balon-balon raksasa yang memasang berbagai iklan perusahaan-perusahaan besar, termasuk Goodyear.

h)

Helium sedang dikembangkan oleh militer AS untuk mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah. Badan Antariksa AS NASA juga menggunakan balon-balon berisi gas Helium untuk mengambil sampel atmosfer di Antartika untuk menyelidiki penyebab menipisnya lapisan ozon.

i)

Helium cair digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.

j)

Memberi tekanan pada bahan bakar roket.

2. Neon (Ne) Neon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ne dan bernomor atom 10. Neon termasuk kelompok Gas Mulia yang tak berwarna dan lembam (inert). Unsur Neon pertama kali ditemukan oleh Ramsay dan Travers pada tahun 1898. Neon terdapat dalam atmosfer hingga 1:65000 udara. Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, unsur Neon akan menyala dengan warna nyala orange kemerahan. Unsur Neon Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat lebih baik dari Helium cair dan 3 kali lipat lebih baik dari hidrogen cair. Unsur Neon mempunyai sifat sifat:

Nomor Atom : 10 Perioda : 2

10 | P a g e

Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 20,1797 g/mol Konfigurasi elektron : [He] 2s2 2p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 Elektron valensi : 8 Jari-jari Atom : 38 pm Kovalen : 69 pm Van der Waals : 154 pm Energi Ionisasi : Pertama 2080,7 kJmol-1 Struktur Kristal : Kubus Fase : Gas Massa Jenis : (0 0C ; 101,325 kPa) 0,9002 g/L Titik Lebur : 24,56 K (-248,59 0C, -415,46 0F) Titik Didih : 27,07 K (-246,08 0C, -410,94 0F) Kapasitas Kalor : (25 0C) 20,78 J/mol K Kerapatan : (25 0C) 1,207 g/ml Tekanan Uap P / Pa Pada T / K 1 12 10 13 100 15 1K 18 10 K 21 100 K 27

Neon dapat diperoleh dengan mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian udara diembunkan dengan memberikan tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sehingga sebagian besar udara akan berada dalam fasa cair dengan kandungan Gas Mulia yang lebih banyak, yaitu 60% Gas Mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% O2 dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. Gas He dan Ne akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terionisasi (tidak mencair). Neon adalah unsur yang tidak mudah bereaksi (inert). Namun, dilaporkan bahwa Ne dapat bersenyawa dengan Fluor. Namun, hal tersebut masih menjadi pertanyaan apakah senyawa Neon tersebut benar benar ada meskipun terdapat bukti yang menunjukkan keberadaan senyawa tersebut. Ion Ne+, (NeAr)+, (NeH)+, dan (HeNe+) diketahui dari analisis

11 | P a g e

spektrofotometri optik dan spektrofotometrik massa. Neon juga membentuk hidrat yang tidak stabil. Beberapa penggunaan unsur Neon dalam kehidupan sehari hari:
a)

Neon dapat digunakan untuk pengisian bola lampu di landasan pesawat terbang. Karena Ne menghasilkan cahaya terang dengan intensitas tinggi apabila dialiri arus listrik.

b)

Neon cair digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk pengisi tabung-tabung televisi.

c)

Neon dapat digunakan untuk pengisi bola lampu Neon.

3. Argon (Ar) Argon adalah suatu unsur kimia yang disimbolkan dengan huruf Ar. Argon mempunyai nomor atom 18 dan merupakan unsur ketiga dari golongan VIII A pada sistem periodik unsur. Unsur Argon pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay pada tahun 1894. Dia mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan Argon (dari bahasa Yunani argosyang berarti malas). Argon terdapat pada di atmospher dengan jumlah yang cukup kecil. Argon tidak baik dibawa keluar laboratorium karena Argon sangat berharga dan berguna jika disimpan dalam silinder pada tekanan tinggi. Unsur Argon terdapat dalam atmospher bumi sebesar 0,93 % yang merupakan unsur Gas Mulia yang terbanyak di bumi. Isotop utama dari Argon yang ditemukan dalam bumi adalah 40Ar (99.6%), 36Ar (0.34%), dan 38Ar (0.06%). Jumlah unsur Argon terus bertambah sejak bumi terbentuk karena Kalium 40K yang radioaktif dapat berubah menjadi Argon secara alami, dengan waktu paruh 1.25 x 109 tahun, Dalam atmospher, 39Ar terbentuk dengan aktifitas sinar kosmik.
37

Ar dapat terbentuk dari peluruhan 40Ca sebagai hasil dari ledakan

nuklir permukaan yang memiliki waktu paruh 35 hari. Meskipun Argon merupakan Gas Mulia yang bersifat stabil. Akan tetapi, telah ditemukan bahwa Argon mempunyai beberapa bentuk senyawa. Sebagai contoh adalah pembuatan senyawa Argon hidrofluorida (HArF), suatu senyawa setengah stabil dari Argon dengan hydrogen dan fluorin. Ar + H + F HArF Senyawa ini ditemukan dan dibuat melalui riset dan penelitian pada universitas Helsinki tahun 2000. Meskipun pada keadaan ground state netral, namun senyawa HArF keberadaannya terbatas. Argon dapat berbentuk klathrat dengan air ketika atom-atomnya
12 | P a g e

terikat pada kisi-kisi molekul air. Selain itu, ditemukan pula senyawa ion ArH+ dan ArF. Perhitungan teori sudah menunjukkan beberapa senyawa Argon dapat menjadi stabil namun dengan sintesis yang tidak gampang dan diketahui. Dalam air, Argon mempunyai kelarutan yang sama dengan gas oksigen (O2) dan 2.5 kali lebih besar dari pada gas nitrogen. Argon adalah unsur yang tidak berwarna, kurang berbau, kurang berasa, dan tidak bersifat racun dalam bentuk gas dan cairan. Sifat sifat umum yang dimiliki oleh unsur ini adalah:

Nomor Atom : 18 Perioda : 3 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 39,948 g/mol Konfigurasi elektron : [He] 3s2 3p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 8 Elektron valensi : 8 Jari-jari Atom : 71 pm Jari-jari Kovalen : 97 pm Jari-jari Van der Waals : 188 pm Keelektronegatifan : Energi Ionisasi : Pertama 1520,6 kJmol-1 Struktur Kristal : Kubus Fase : Gas Massa Jenis : (0 C, 101,325 kPa) 1.784 g/L Titik Lebur : 83,80 K (-189,35 C, -308,83 F) Titik Didih : 87,30 K (-185,85 C, -302,53 F) Kapasitas Kalor : (25 C) 20,786 Jmol-1K-1 Panas peleburan : 1.18 kjmol-1 Panas penguapan : 6.43 kjmol-1 Kapasitas panas : 20.786 jmol-1K-1 Keadaan magnet : nonmagnetic Tekanan Uap P / Pa Pada T / K 1 10 47 100 53 1K 61 10 K 71 100 K 87

13 | P a g e

Beberapa manfaat dari unsur Argon yang selama ini telah digunakan adalah: a) Digunakan dalam pengisian tabung pemadam kebakaran. b) Sebagai gas pengisi dalam bola lampu cahaya listrik, karena Argon tidak bereaksi dengan filament cahaya lampu pada temperatur tinggi. c) Sebagai gas inert perisai dalam berbagai bentuk dari pengelasan, termasuk gas inert logam saat pengelasan dan gas pemortongan saat pengelasan. Sebagai gas inert logam, Argon biasanya sering dicampur dengan CO2 d) Sebagai pilihan gas pada plasma yang digunakan dalam ICP spectroscopy e) Sebagai perisai yang tidak reaktif pada proses titanium dan unsur rekatif lainnya 4. Kripton Kripton adalah elemen kimia dengan symbol Kr dengan nomor atom 36. Unsur Kripton ditemukan pada tahun 1898 oleh Ramsay dan Travers dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua. Pada tahun 1960, disetujui secara internasional bahwa satuan dasar panjang, meter, harus didefinisikan sebagai garis spektrum merah oranye dari 86Kr. Hal ini untuk menggantikan standar meter di Paris, yang semula didefinisikan sebagai batangan alloy platina-iridium. Pada bulan Oktober 1983, satuan meter, yang semula diartikan sebagai satu per sepuluh juta dari kuadrat keliling kutub bumi, akhirnya didefinisi ulang oleh lembaga International bureau of Weights and Measures, sebagai panjang yang dilalui cahaya dalam kondisi vakum selama interval waktu 1/299,792,458 detik. Kripton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3 ppm Kripton. Kripton padat adalah zat kristal berwarna putih dengan struktur kubus pusat muka yang merupakan sifat umum pada semua gas mulia. Unsur Kripton mempunyai sifat sifat antara lain:

Nomor Atom : 36 Perioda : 4 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 83,798(2) g/mol Konfigurasi elektron : [Ar] 3d10 4s2 4p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 8 Struktur Kristal : Kubus Elektronegativitas : 3,00 (skala Pauling) Energi Ionisasi (detil) : 1350,8 kJ/mol Jari-jari Atom : 88 pm

14 | P a g e

Jari-jari Kovalen : 110 pm Jari-jari Van der Waals : 202 pm Fase : Gas, Massa Jenis : (0 C; 101,325 kPa) 3,749 g/L Titik Lebur : 115,79 K Titik Didih : 119,93 K Titik Kritis : 209,41 K, 5,50 Mpa Kapasitas Kalor : (25 C), 20,786 J/(molK) Memiliki garis spektrum berwarna hijau terang dan oranye. Gas Kripton merupakan sejenis gas nadir, berwarna hijau dan mempunyai spectral

berwarna jingga dan merupakan salah satu produk pembelahan uranium.. Kripton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil, sehingga Kripton berfungsi sebagai pelindung untuk melindungi material lain yang tidak stabil terhadap udara. Jumlah Kripton dalam ruang tidak pasti, seperti halnya jumlah yang diperoleh dari aktivitas yang meteoric dan ari angina badai matahari. Pengukuran dalam menentukan jumlah Kripton disarankan untuk melimpahkan Kripton di dalam suatu ruang. Di alam, Kripton memiliki enam isotop stabil. Dikenali juga 1 isotop lainnya yang tidak stabil. Garis spektrum Kripton dapat dihasilkan dengan mudah dan beberapa di antaranya sangat tajam untuk bisa dibedakan. Awalnya Kripton diduga tidak dapat bersenyawa dengan unsur lainnya, tapi sekarang sudah ditemukan beberapa senyawa Kripton. Kripton difluorida sudah pernah dibuat dalam ukuran gram dan sekarang sudah dapat disintesis dengan beberapa metode. Senyawa fluorida lainnya dari asam oksi Kripton pun telah dilaporkan. Ion molekul dari ArK+ dan KrH+ telah diidentifikasi dan diinvestigasi, demikian juga KrXe dan KrXe+ pun telah memiliki beberapa bukti. Diantara manfaat dari unsur Kripton adalah: a) Digunakan dalam pengisian bola lampu blitz pada kamera. b) Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara. c) Dicampurkan dengan Argon untuk mengisi lampu induksi d) Digunakan dalam beberapa bola lampu khusus seperti bola lampu menara pada mercusuar, bola lampu landasan pacu bandara sebagai penerangan dan penunjuk jalan bagi pesawat terbang yang akan mendarat atau meninggalkan landasan di malam hari. e) Kripton bercahaya putih dapat digunakan untuk efek yang bagus dalam tabung gas warna.
15 | P a g e

f)

85

Kr dapat digunakan untuk analisis kimia dengan menanamkan isotop Kripton dalam

beragam zat padat. Selama proses ini, terbentuk Kriptonate. Aktivitas Kriptonate sangat sensitif dalam reaksi kimia dalam bentuk larutan. Karenanya, konsentrasi reaktan pun jadi dapat ditetapkan. g) Kripton digunakan sebagai lampu kilat fotografi tertentu untuk fotografi berkecepatan tinggi.

5. Xenon (Xe) Xenon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Xe dan nomor atom 54. Xenon termasuk kelompok Gas Mulia yang tidak berwarna, dan tidak berbau. Xenon di temukan pertama kali oleh sir William Ramsey dan Morris William Travers. Sifat sifat yang dimiliki oleh unsur Xenon:

Nomor Atom : 54 Perioda : 5 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : 131,293(6) g/mol Konfigurasi elektron : [Kr] 5s2 4d10 5p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 18 8 Elektron valensi : 8 Struktur Kristal : Kubus Elektronegativitas : 2,6 (skala Pauling) Energi Ionisasi : 1170,4 kJmol-1 Jari-jari Atom : 108 pm Jari-jari Kovalen : 130 pm Van der Waals : 216 pm Fase : Gas Massa Jenis : (0 C, 101,325 kPa) 5,894 g/L Titik Lebur : (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 C, -169,1 F) Titik Didih : (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 C, -162,62 F) Kapasitas Kalor : (100 kPa, 25 C) 20,786 Jmol-1K-1 Unsur Xenon merupakan salah satu produk fisi yang cukup penting untuk

diperhatikan keberadaannya, mengingat salah satu isotop Xenon, yaitu Xe-135 bersifat sebagai racun bagi reaktor. Xe-135 disamping dihasilkan langsung oleh inti uranium dari
16 | P a g e

proses pembelahan Uranium-235 (U-235), juga dihasilkan dari peluruhan Iodium-135 (I-135). I- 135 tidak dihasilkan langsung dari proses pembelahan inti, tetapi dari peluruhan Telurium- 135 (Te-135). Unsur unsur golongan Gas Mulia merupakan unsur unsur yang bersifat stabil dan tidak reaktif. Akan tetapi, unsur Gas Mulia seperti Xenon dan Kripton dapat bereaksi dengan senyawa lain membentuk senyawa baru. Penemuan senyawa Gas Mulia dipelopori oleh Neil Bartlett pada tahun 1962. Ia meneliti senyawa platina(IV) fluoride dan mendapatkan sebagai agen oksidator yang sangat kuat yang mampu mengoksidasi gas dioksigen menjadi senyawa ionic O2+PtF6-. Oleh karena energi ionisasi pertama Xenon hamper sama denga energi ionisasi pertama dioksigen, Bartlett percaya bahwa senyawa kuning Xenon analog dengan senyawa dioksigen dan dapat disintetis untuk membentuk Xe+PtF6-. Senyawa ini terbukti dapat disintetis meskipun rumusnya tidak sesederhana itu. Setelah itu, sintetesis senyawa gas mulia berhasil dikembangkan khususnya dengan unsur unsur dengan keelektronegatifitas tinggi seperti unsur F dan O. Pada tahun yang sama, Bartlett juga berhasil mensintesis senyawa Xenon dengan rumus XeF6 berwarna jingga-kuning. Selain itu, Xenon juga dapat bereaksi dengan fluor secara langsung dalam tabung nikel pada suhu 400 C dan tekanan 6 atm menghasilkan Xenon tetrafluorida, berupa padatan tidak berwarna dan mudah menguap. Xe(g) + 2F2(g) XeF4(s)

Xe, bereaksi dengan unsur yang paling elektronegatif, misalnya fluorin, oksigen, dan khlorin dan dengan senyawa yang mengandung unsur-unsur ini, misalnya platinum fluorida, PtF6. Walaupun senyawa Xenon pertama dilaporkan tahun 1962 sebagai XePtF6, penemunya N. Bartlett, kemudian mengoreksinya sebagai campuran senyawa Xe[PtF6]x (x= 1-2). Bila campuran senyawa ini dicampurkan dengan gas fluorin dan diberi panas atau cahaya, flourida XeF2, XeF4, dan XeF6 akan dihasilkan. XeF2 berstruktur linear, XeF4 bujur sangkar, dan XeF6 oktahedral terdistorsi. Walaupun preparasi senyawa ini cukup sederhana, namun sukar untuk mengisolasi senyawa murninya, khususnya XeF4. Hidrolisis fluorida-fluorida ini akan membentuk senyawa oksida. XeO3 adalah senyawa yang sangat eksplosif. Walaupun XeO3 stabil dalam larutan, dimana larutannya adalah oksidator sangat kuat. Tetraoksida XeO4, adalah senyawa Xenon yang paling mudah menguap. Senyawa M[XeF8] (M adalah Rb dan Cs) sangat stabil dan tidak terdekomposisi bahkan dipanaskan hingga 400 oC sekalipun. Jadi, Xenon membentuk senyawa dengan valensi dua sampai delapan. Fluorida-fluorida ini digunakan juga sebagai bahan fluorinasi.

17 | P a g e

Table. Senyawa Xenon dengan Unsur yang Mempunyai Elektronegatifitas Tinggi

Formula XeF2 XeF4

Name Xenon difluoride Xenon tetrafluoride

O.S +2 +4

m.p (0C) 129 117

Structure Linear Square planar

XeF6 XeO3 XeO2F2 XeOF4

Xenon hexafluoride Xenon trioxide

+6 +6

49,6 Explodes

Distorted Octahedron Pyramidal (tetrahedral with one corner

+6

30,8

unoccupied) Trigonal bipyramidal position

+6

-46

(with

one

unoccupied) Square pyramidal

(octahedral with one position unoccupied) XeO4 XeO3F2 Ba2[XeO3]4O.S = Oxidation state m.p = melting point Barium perxenat Xenon Tetraoxide +8 +8 +8 -35.9 -54.1 dec.>300 Tetrahedral Trigonal bipyramid Octahedral

Bentuk geometri yang dimiliki oleh senyawa dari unsur Xenon tergantung pada bilangan koordinasi dan adanya pasangan electron bebas yang dimilki oleh Xenon dalam senyawa tersebut. Pembentukan senyawa dari unsur Xenon dapat dijelaskan dengan konsep hibridisasi orbital. Seperti pembentukan XeF2 yang dari hasil eksperimen mempunyai struktur geometri linear: Kombinasi Xenon untuk Penyimpanan Molekul Hidrogen (H2) Para ilmuwan di Carnegie Institution menemukan untuk pertama kalinya bahwa tekanan tinggi dapat digunakan untuk membuat materi unik penyimpanan hidrogen. Penemuan membuka jalan bagi cara baru untuk mengatasi masalah penyimpanan hidrogen ini Para peneliti menemukan bahwa secara normal tidak reaktif, Kombinasi Gas Mulia Xenon dengan molekul hidrogen (H2) di bawah tekanan berbentuk padat yang sebelumnya tidak dikenal dengan ikatan kimia yang tidak biasa. Percobaan pertama kalinya elemen-elemen ini digabungkan untuk membentuk senyawa yang stabil. Penemuan keluarga materi baru yang dapat meningkatkan teknologi baru hidrogen.

18 | P a g e

Maddury

Somayazulu,

kimiawan

dari

Carnegies

Geophysical

Laboratory,

menjelaskan, Unsur-unsur mengubah konfigurasi bila ditempatkan di bawah tekanan, seperti penyesuaian diri muatan sebagai pemenuhan elevator penuh. Kami mengendalikan serangkaian campuran gas Xenon dalam kombinasi dengan hidrogen bertekanan tinggi dalam landasan sel berlian. Di sekitar 41.000 kali tekanan permukaan laut (1 atmosfer), atom-atom disusun menjadi sebuah struktur kisi yang didominasi oleh hidrogen, tetapi diselingi dengan lapisan terikat secara longgar pasang Xenon. Ketika kita meningkatkan tekanan, seperti tuning radio, jarak antar ikatan pasangan Xenon berubah seperti yang teramati di dalam metalik padat Xenon. Para peneliti mengambarkan senyawa pada tekanan yang berbeda-beda dengan menggunakan difraksi sinar-X, inframerah, dan Raman spektroskopi. Ketika mereka melihat bagian dari struktur Xenon, disadari bahwa interaksi Xenon dengan hidrogen di sekitarnya bertanggung jawab atas stabilitas yang tidak biasa dan perubahan terus-menerus dalam jarak antar Xenon sebagai tekanan yang disesuaikan dari 41.000 ke 255.000 atmosfer. Para astrokimiawan dan geokimiawan telah lama penasaran dengan fakta bahwa Gas Mulia Xenon itu jauh lebih sedikit ditemukan di atmosfir dan di kulit bumi dibanding di matahari (dilihat dari spektrum sinarnya) dan meteor-meteor. Satu penjelasan yang diberikan adalah bahwa unsur ini tersembunyi dalam senyawa kimia yang terbentuk pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi di inti bumi (Walaupun secara umum gas-gas mulia bersifat inert, akan tetapi sebagian dari mereka, terutama Argon dan Xenon dapat membentuk senyawa kimia). Jules Verne, seorang novelis fiksi sains bangsa Perancis abad ke-19 pernah menulis buku dengan judul Journey to the Center of the Earth pada tahun 1864. Di dalam novel ini dia bercerita tentang seorang ilmuwan yang menemukan jalan menuju ke pusat bumi melalui gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi. Ide yang dicetuskan Verne sangat maju untuk waktu itu. Bahkan sampai sekarang pun, keinginan manusia untuk menjelajahi perut bumi sampai ke dasarnya belum terealisasikan. Banyak para ilmuwan (termasuk kimiawan yang penasaran ingin membuktikan penjelasan tentang Xenon di atas) yang ingin dapat ikut serta dalam penjelajahan tersebut kalau sudah ada kendaraan yang diciptakan khusus untuk ekspedisi ini. Tetapi justru karena belum adanya kendaraan inilah, para geokimiawan di University of California, Berkeley putar otak untuk membuktikan penjelasan tersebut dengan cara lain. Satu tim ilmuwan yang dipimpin oleh Wendel A. Caldwell dan Raymond Jeanloz mencoba membuat senyawa kimia antara unsur besi dan Xenon pada suhu 3000 K dan tekanan sampai
19 | P a g e

70 Gpa di dalam diamond anvil cell yang dipanasi dengan laser. Mereka memonitor hasilnya memakai teknik difraksi sinar X, yang pada prinsipnya adalah memonitor perubahan jarak antar atom-atom. Walaupun mereka berhasil melihat perubahan fase unsur Xenon itu sendiri (yang biasanya memang terbentuk pada kondisi ekstrim yang mereka tiru di lab), tetapi mereka tidak mendeteksi terbentuknya senyawa antara Xenon dan besi. Mereka pun menyelidiki lebih mendalam masalah ini memakai teori-teori kimia yang mereka kuasai. Ternyata setelah menghitung-hitung senyawa hipotesa Xenon dan besi, mereka berkesimpulan bahwa ikatan kimia yang terbentuk antara atom-atom Xe-Fe terlalu lemah dan energi yang dihasilkan tidak dapat melepas ikatan Fe-Fe yang lebih kuat. Para ilmuwan tersebut akhirnya menyatakan bahwa problem ini harus dijelaskan dengan mekanisme yang lain. Mereka berkesimpulan, pola keberadaaan gas -gas mulia ini sepertinya terbentuk sebelum bumi dan planet-planet lain terbentuk secara sempurna; bukannya berubah setelah itu karena terperangkapnya gas-gas di inti bumi. Beberapa penggunaan Xenon dalm kehidupan sehari hari adalah: Xenon biasa digunakan untuk mengisi lampu blizt pada kamera. Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir. Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri). Xenon digunakan dalam pembuatan tabung electron.

6. Radon (Ra) Unsur Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Dorn, yang menyebutnya sebagai emanasi (pancaran) radium. Pada tahun 1908, Ramsay dan Gray, yang menamakannya niton, mengisolasi unsur tersebut dan menetapkan kerapatannya, kemudian diketahui bahwa unsur ini adalah gas terberat dari semua unsur yang telah ditemukan saat itu. Radon bersifat inert dan menempati posisi terakhir pada grup Gas Mulia pada Tabel Periodik. Sejak tahun 1923, unsur ini baru dinamakan Radon. Radon dapat di temukan di beberapa mata air dan mata air panas. Rata rata, terdapat satu molekul Radon dalam 1 x 1021 molekul udara. Kota Misasa, Jepang, terkenal karena mata airnya yang kaya dengan radium yang menghasilkan Radon. Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit. Radon juga mungkin dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat tinggal (Namun ini juga bergantung bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya). Di dalam bumi, secara alamiah, terdapat radiasi alam, yang sudah ada sejak terbentuknya bumi. Sesuai dengan teori terbentuknya bumi, maka unsur
20 | P a g e

berat akan berada di bagian dalam perut bumi, sedangkan unsur ringan akan berada di bagian luar. Gas Radon berpotensi keluar dari perut bumi, karena berbagai peristiwa geologi atau ulah manusia. Radon merupakan hasil peluruhan U-238, dan selanjutnya akan meluruh dengan memancarkan partilkel alfa dan membentuk isotop tak stabil Polonium-218 (padatan) dan selanjutnya menjadi Po-214 sampai akhirnya membentuk isotop stabil Pb-206. Pada suhu biasa, Radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, Radon memancarkan fluoresens yang terang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya suhu. Radon berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Sifat-sifat yang dimiiki oleh unsur Radon :

Nomor Atom : 86 Perioda : 6 Blok : p Penampilan : Tak Berwarna Massa Atom : (222) g/mol Konfigurasi elektron : [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6 Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 32 18 8 Elektron valensi : 8 Struktur Kristal : Kubus Elektronegativitas : 2,2 (skala Pauling) Energi Ionisasi : 1037 kJmol-1 Jari-jari Atom : 120 pm Jari-jari Kovalen : 145 pm Fase : Gas Massa Jenis : (0 C, 101,325 kPa) 5,894 g/L Titik Lebur : 202 K (-71.15 C, -96 F) Titik Didih : 211.3 K (-61.85 C, -79.1 F) Kapasitas Kalor : (25 C) 20.786 Jmol-1K-1 Radon didapat dari disintergrasi Radium. 88Ra 86Rn+2He Unsur Radon mempunyai 20 isotop yang saat ini telah diketahui. Radon-222, berasal

dari radium, memilliki paruh waktu 3.823 hari dan merupakan pemancar partikel alfa; Radon220 berasal dari thorum dan disebut thoron, memiliki masa paruh 55.6 detik dan juga merupakan pemancar partikel alfa. Radon-219 berasal dari actinium dan karenanya disebut actinon, memiliki masa paruh 3.96 detik dan termasuk pemancar alfa. Diperkirakan bahwa setiap satu mil persegi tanah dengan kedalaman 6 inch mengandung 1 gram radium, yang
21 | P a g e

melepaskan Radon dalam jumlah yang sedikit ke udara. Radon terdapat di beberapa air panas alam, seperti yang berada di Hot Springs, Arkansas. Ancaman Unsur Radon Indonesia, sebagai negeri vulkanik terkaya di dunia serta daerah gempa, mempunyai potensi ancaman besar dari gas Radon ini. Radon akan mudah keluar ke permukaan berkaitan dengan aktivitas vulkanik. Pada suhu yang tinggi, Radon akan terlepas dari perangkap batuan dan keluar melalui saluran yang ada. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh BATAN (Sjarmufni dkk) yang dilakukan pada tahun 2001 dan 2002 di daerah Gunung Rowo dan patahan Tempur, Muria Jawa Tengah, menunjukkan hasil pengukuran gas Radon yang cukup signifikan. Gas tersebut terlepas sebagai akibat kegiatan magmatik dan aktivasi patahan. Pengukuran menunjukkan bahwa aktivitas gas Radon mencapai sekitar 10-50 pCi. Zona-zona patahan dan rekahan (sheared fault zone), juga perlu diwaspadai karena merupakan jalan yang baik bagi Radon untuk lepas ke permukaan. Radon bersifat sangat toksik, dikarenakan sifat radioaktivitasnya yaitu sebagai pemancar partikel alfa. Selain karena radiasi alfa dari Radon itu sendiri, anak luruh Radon seperti polonium yang juga radioaktif dan Pb-204 yang bersifat toksik akan terdeposit di paru-paru. Gas Radon dapat masuk ke dalam paru-paru kita ketika kita menghirup udara (inhalasi). Sel didominasi oleh air, sehingga interaksi radiasi dengan air akan menghasilkan berbagai ion, radikal bebas dan peroksida yang bersifat oksidator kuat. Molekul-molekul protein, lemak, enzim, DNA dan kromosom ini akan terserang oleh radikal bebas dan peroksida, dalam proses biokimia, yang akan berakibat pada efek somatik dan genetik. Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Bradford D. Loucas, seorang ilmuwan dari Columbia University, Amerika Serikat, penyinaran radiasi partikel alfa dengan energi 90 keV/mm telah mengakibatkan pengaruh yang signifikan pada kondensasi dan fragmentasi kromosom. Bandingkan dengan partikel alfa yang dipancarkan oleh anak luruh Radon di dalam jaringan yang setara dengan 90 sampai 250 keV/mm. Selain itu, unsur Radon merupakan gas yang bersifat karsinogen. Radon harus ditangani dengan hati-hati seperti bahan material radioaktif lainnya. Bahaya langsung Radon berasal dari masuknya Radon lewat jalan pernafasan dalam bentuk gas ataupun debu Radon di udara. Ventilasi yang baik harus dipersiapkan di mana radium, torium atau actinium disimpan untuk mencegah bertambahnya Radon. Bertambahnya Radon (Radon build-up) merupakan salah satu pertimbangan dalam pertambangan uranium. Baru -baru ini, Radon build-up telah dikhawatirkan terdapat di rumah-rumah. Terpapar dengan Radon dapat

22 | P a g e

menyebabkan kanker paru-paru. Di Amerika Serikat, sangat direkomendasikan tindakan perbaikan bila udara di rumah mngandung Radon sebesar 4 pCi/l. Gejala yang terjadi sangat lambat, sehingga sulit untuk mendeteksinya (no immediate symptoms). Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, gas Radon memberikan kontribusi terjadinya kanker paru-paru sejumlah 7000 sampai 30.000 kasus setiap tahunnya. Organisasi kesehatan dunia (WHO) dan EPA (Environmental Protection Agency) telah mengklasifikasikan gas Radon sebagai bahan karsinogen (penyebab kanker) kelas A, dan di Amerika Serikat termasuk penyebab kanker paru kedua setelah rokok. Pernyataan ini telah didukung oleh studi epidemiological evidence para pekerja tambang yang terpapar radiasi dari gas Radon secara lebih intensif, melalui uji cause-effect antara paparan Radon dan angka kematian kanker paru-paru (dose and respon curve). Efek Radon dalam jumlah aktivitas yang kecil (dari alam), bersifat probabilistik (stokastik), artinya peluang atau kebolehjadian terkena efek tergantung pada dosis yang diterima. Semakin besar dosis yang diterima, berarti peluang terkena kanker paru-paru akan semakin besar, namun tidak ada kepastian untuk terkena efek tersebut. Meskipun risiko gas Radon bersifat probabilistik, namun angka penderita kanker paru-paru akibat paparan gas Radon tersebut harus tetap kita waspadai. Terlebih, kita tinggal di daerah vulkanik dan rentan gempa, yang sangat memungkinkan terjadinya emanasi gas Radon. Asap rokok dikombinasikan dengan paparan radiasi Radon akan memberikan efek sinergistik terjadinya kanker paru. EPA telah merekomendasikan bahwa jika di dalam rumah terdapat aktivitas gas Radon melebihi 4 pCi/liter, maka harus ada perbaikan rumah. Cara mengurangi kadar Radon di dalam rumah antara lain dengan penyediaan ventilasi yang cukup agar Radon terdilusi dan terjadi sirkulai udara. Cara lain misalnya dengan membuat pompa penghisap pada sumber Radon dan mengalirkannya ke luar, atau pemilihan desain pondasi yang tepat. Tes kadar Radon secara periodik menggunakan detektor sintilasi perlu dipertimbangkan untuk mengetahui anomali kadar Radon, sehingga dapat diambil tindakan secepatnya. Di negara maju, tes Radon di rumah-rumah sudah jamak dilakukan. Rumah dan gedung perkantoran akan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi jika tidak mempunyai problem Radon. Di samping efek negatifnya, alam selalu memberikan keseimbangan. Beberapa manfaat dari unsur Radon adalah :

Radon sangat bermanfaat sebagai alat pendeteksi dini kegiatan vulkanik, sehingga dapat berperan dalam memitigasi bencana gunung api, meskipun sampai saat ini masih dalam skala eksperimen.

Radon terkadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik.

23 | P a g e

Radon juga digunakan dalam pendidikan hidrologi, yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah dan sungai pengikatan Radon dalam air sungai merupakan petunjuk bahwa terdapat sumber air bawah tanah.

E. PEMBENTUKAN SENYAWA GAS MULIA


Beberapa cara pembentukan senyawa gas mulia sebagai berikut: 1. Melalui keadaan tereksitasi pembentukan senyawaan helium Senyawaan dari Helium dikenal dengan nama senyawa helida. Senyawa ini terbentuk dengan penyerapan sejumlah energi sehingga dapat mengalami eksitasi dari keadaan dasar (ground state). Helium dalam keadaan ini akan memiliki konfigurasi elektron 1s1 2s1. Keadaan ini hanya akan teramati secara spektroskopi dalam tabung lucutan listrik pada tekanan yang rendah dengan adanya mercury, tungsten, dan lain-lain untuk membentuk senyawa HgHe2, HgHe10, WHe2. Sebagai tambahan, elektroda logam dari tabung terrsebut juga dapat membentuk suatu senyawa dengan Helium yaitu BiHe2, FeHe, Pt3He, PdHe. Dalam persenyawaan tersebut, helium hanya dapat diadsorbsi dipermukaan logam saja sehingga dapat dikatakan bahwa senyawaan tersebut adalah bukanlah senyawa yang sebenarnya. 2. Melalui ikatan koordinasi pembentukan senyawaan argon Gas mulia memiliki beberapa pasang elektron sunyi, helium memiliki satu pasang dan gas mulia lainnya masing-masing memiliki empat pasang. Oleh karena itu, gas mulia memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai atom donor. Analisa termal untuk argon dan boron trifluorida dapat menunjukkan bahwa argon dapat membentuk ikatan koordinasi dengan BF3. 3. Melalui interaksi dwi-kutub atau dwi-kutub terinduksi pembentukan hidrat Apabila gas mulia bercampur dengan senyawa polar yang memiliki momen dwikutub yang besar, maka gas itu dapat mengalami polarisasi sehingga akan terbentuk dwikutub terinduksi dalam atom gas mulia. Hal ini terbukti dari besarnya kelarutan gas mulia dalam air yang bertambah sesuai dengan kenaikan berat atom. Dengan cara ini telah dikenal beberapa senyawa yang berasal dari gas mulia dengan fenol, seperti Kr(C6H5OH)2, Xe(C6H5OH)2, dan Rn(C6H5OH)2. 4. Pembentukan senyawa klatrat Senyawa ini merupakan senyawa yang terbentuk karena terperangkapnya suatu atom atau molekul kecil dalam ruang kosong dalam suatu kisi kristal senyawa lain. Apabila senyawa kuinol (1,4 dihidroksi benzena) bercampur dengan gas mulia dikristalkan pada tekanan 10-40
24 | P a g e

atmosfer, maka gas mulia itu akan terperangkap dalam ruang kosong berdiameter 4 dalam kisi kristal beta kuinol. Apabila kristal ini dilarutkan, maka ikatan hidrogen yang ada akan rusak dan gas mulia yang terperangkap itu akan lepas. Untuk gas mulia seperti Ar, Kr, dan Xe dapat membentuk senyawa klatrat dalam es (air padat), dan sering disebut gas mulia terhidrat, yang memiliki perbandingan H2O : gas mulia = 6 : 1.

F. SENYAWA GAS MULIA


Senyawa-senyawa gas mulia dapat dibagi dalam dua kelompok: (1) Senyawa klatrat, dan (2) senyawa-senyawa yang mengandung atom-atom yang terikat secara kimia. Senyawa klatrat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang terbentuk dengan mengikatkan satu senyawa stabil dengan atom atau molekul lainnya tanpa adanya ikatan apapun diantara mereka. Untuk ini, salah satu spesies harus mengkristal membentuk sangkar. Jadi es yang terikat secara ikatan hidrogen dapat mengkristal membentuk 6 sangkar berukuran medium dan dua buah sangkar berukuran kecil oleh suatu susunan kubus dari 46 molekul (ini dapat memerangkap Ar, Kr, Xe, N2O, Cl2, SO2, C2H6, MeCl) atau dapat memberikan delapan buah sangkar besar dengan menyusun 136 molekul (kemudian dapat memerangkap molekul yang lebih besar seperti kloroform atau etil klorida). 1. Senyawaan Xenon Kira-kira 200 senyawaan xenon dikenal orang, termasuk halida (kebanyakan fluorida), oksida, oksi-fluorida, fluorosulfat, garam-garam xenat dan perxenat, dan senyawaan adisi dengan asam dan basa lewis. Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan fluor dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawaan-senyawaan ini, xenon mempunyai bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Ketiga fluorida tersebut adalah senyawaan yang mudah menguap, menyublim dengan cepat pada 25C. Mereka dapat disimpan dalam wadah nikel, namun perkecualian bagi XeF4 dan XeF6, mudah terhidrolisis dan bahkan sedikit pun air tidak boleh ada. Fluorida-fluorida adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya. Senyawaan dalam mana sebuah atom oksigen menggantikan dua atom fluor dalam heksafluorida juga dikenal: XeOF4, XeO2F2, dan XeO3. Trioksida itu, XeO3, stabil dalam larutan air, tetapi zat padatnya yang putih dan kering adalah bahan peledak (eksplosif) yang dahsyat dan secara membahayakan peka terhadap ledakan hebat (detonasi), sebagaimana telah ditunjukkan oleh banyak kecelakaan ledakan dalam laboratorium.
25 | P a g e

Meskipun xenon oktafluorida tak dikenal, xenon dapat mempunyai keadaan oksidasi +8. Dua derivat oksifluorida XeO2F4 dan XeO3F2, maupun tetroksida XeO4, dikenal orang. Garamnya yang penting adalah natrium xenat, NaHXeOF4, dan natrium perxenat, Na4XeO6. Dua dari senyawaan xenon yang paling menarik adalah fluoroxenat CsXeF7 dan Cs2XeF8. Senyawaan ini masing-masing mempunyai delapan dan sembilan elektron dalam kulit valensi xenon. Oktafluoroxenat Cs2XeF8 dan RbXeF8 adalah senyawaan xenon yang paling stabil yang dikenal orang . Zat-zat ini dapat dipanaskan sampai 400C tanpa terurai. A. Xenon Fluorida 1) Xenon Difluorida (XeF2) Xenon fluorida dapat dibuat melalui: (i) Irradiasi campuran xenon dan fluorine dengan tekanan 1500 kPa pada 300 K dalam suatu tube pendek dari nikel dan membentuk hasilnya sampai 195 K untuk mencegah menjadi XeF4. (ii) Mengalirkan campuran 1 + 2 Xe + F2 melalui loop nikel pada 670 K dan mengkondensasikan hasilnya XeF2 yang terjadi pada 220 K. (iii) (iv) Memperlakukan CF4 + Xe pada 6000 V muatan listrik. Fluorinasi xenon oleh O2F2 pada 195 K Xe + F2 XeF2 Xe + O2F2 XeF2 + O2 Sifat-sifat: XeF2 merupakan senyawa xenon fluorida yang paling sedikit menguap. Zat padat yang putih mencair pada 390-410 K menjadi zat cair yang tidak berwarna dan menyublim pada 403 K. Senyawa ini stabil pada keadaan murni dan kering dan dapat disiapkan dalam tempat dari nikel atau gelas yang cukup cermat keringnya. Hidrolisis Xenon difluorida terhidrolisis seluruhnya secara lambat dalam asam, larutan netral, atau larutan basa. 2 XeF2 + 2 H2O 2 Xe + O2 + 4 HF 2 XeF2 + 4 OH- 2 Xe + 4 F- + O2 + 2 H2O Bahan pengoksidasi Dalam asam-basa, hidrolisis berjalan lambat dan XeF2 mengoksidasi H2 menjadi HF-;
amoniak menjadi N2; Co+2 menjadi Co+3 ; Ce+3 menjadi Ce+4; BrO 3 menjadi BrO -4 ; IO 3 , Ag+ menjadi Ag+2 dan seterusnya.

26 | P a g e

XeF2 + 2 e- Xe + 2 FSebagai bahan pemfluorisasi:

E = 2,6 V

Dalam HF, XeF2 larut tanpa suatu reaksi dan bertindak sebagai suatu bahan pemfluorisasi yang berkemampuan. Dengan alkana, alkena, XeF2 akan menghasilkan fluoroalkana. 2 XeF2 + 2 CH2CH2 CH2FCH2F + CHF2CH3 + 2 Xe Sebagai basa lewis Dalam larutan BrF3, XeF2 bertindak sebagai suatu basa Lewis dan membentuk adduk dengan komposisi XeF2.MF5, XeF2.2MF5, dan 2XeF2.MF5 dengan M = P, As, Sb, Pt, Ir, Os, dsb. Senyawa-senyawa ini ionik mengandung ion-ion XeF+MF6-, XeF+M2F11-, dan Xe2F3+MF6-. 2) Xenon Tetrafluorida Xenon tetrafluorida terbentuk dengan mengalirkan campuran Xe:F2 sebagai 1:5 dengan tekanan 600 1300 kPa melalui tabung nikel yang dibungkus dengan lembaran nikel pada 670 K. Pada pendinginan gas yang dikeluarkan, kristal putih XeF4 (mp = 387 K) diperoleh pembentukan XeF4 diikuti secara bersamaan pembentukan yang bersamaan XeF2 dan XeF6. Kecuali untuk hidrolisis, reaksi-reaksi XeF4 seperti senyawa XeF2. Pada suatu zat padat kuning pucat nampak dipermukaan kristal-kristal XeF4 yang larut dalam asam-asam lambat (cepat dalam basa). XeF4 + 4 OH- Xe + O2 + 4 F- + 2 H2O Larutan itu dengan dipanasi membebaskan Xe dan pada penguapan endapan kristal yang sangat eksplosif XeO3 diperoleh. 6 XeF4 + 12 H2O 4 Xe + 3 O2 + 2 XeO3 + 24 HF Oleh karena itu hidrolisis dalam asam mencakup disproporsi XeF4. Bahan pemfluorinasi XeF4 merupakan suatu bahan pemfluorisasi yang lebih kuat daripada XeF2. Zat itu membentuk HF dengan H2 atau HCl; merubah alkena menjadi hidrokarbon terfluorisasi; BCl3 menjadi BF3; NO dan NO2 menjadi NOF dan NO2F; Hg menjadi HgF2; Pt menjadi PtF6; S menjadi SF6; yodida menjadi yodium secara kuantitatif; SF4 menjadi SF6; tetapi gelas tidak terpengaruh meskipun pada 250 K. Meskipun XeF4 meledak kalau kontak dengan alkohol atau cyclopentadiena, dapat dilakukan fluorisasi pada hidrokarbon aromatik.
27 | P a g e

Pembentukan adduct Zat itu melarut dalam BrF3, HF, atau IF5 tanpa ionisasi. Dalam medium BrF5, zat ini memberikan adduk seperti XeF4.2SbF3 yang secara perlahan-lahan melepaskkan F2 dan membentuk adduk XeF2. 2) Xenon Heksafluorida Jika campuran 1 + 20 Xe + n F2 pada suhu 500 900 K diperlakukan pada suatu tekanan 5 30 MPa, maka diperoleh xenon heksafluorida (95%). Dengan F2 berlebih, pada tekanan 20 MPa, dapat juga terbentuk XeF8. Heksafluorida dapat juga dibuat dengan fluorisasi XeF4 oleh O2F2 pada 140 K. XeF4 + O2F2 XeF6 + O2 XeF6 (mp = 322,5 K membentuk cairan kuning dan uap hijau pucat) dapat dipisahkan dari XeF2 dan XeF4 dengan mengalirkan melalui NaF yang mengabsorbsi XeF6 pada 290 K memberikan Na2XeF8. Pada pemanasan sampai 395 K dihasilkan XeF6 murni.
290 K

XeF6 + 2 NaF
395 K

Na2XeF8

Hidrolisis XeF2 dalam asam sangat keras dan membentuk XeO3 tanpa menghasilkan gas apapun. XeF6 + 3H2O XeO3 + 6 HF
4Dalam alkali, XeF6 berdisproporsi menjadi Xe dan XeO 6 (perxenat) 44 XeF6 + 36 OH- Xe + 3 XeO 6 + 24 F- + 18 H2O

Hidrolisis secara hati-hati XeF6 pada 77 K dalam tempat dari nikel menghasilkan zat cair stabil yang tidak berwarna XeOF4. XeF6 + H2O XeOF4 + 2 HF Sebagai oksidator XeF6 merupakan suatu oksidator yang sedang dan mengoksidasi I- menjadi I2; dan H2 menjadi HF. Pembentuk adduct Dalam HF, XeF6 membentuk suatu larutan yang dapat menghantar arus listrik dan dengan asam Lewis diperoleh adduk XeF6.SbF5, 2XeF6.SbF5, XeF6.BrF3. Fluorida logam alkali memberikan XeF7- dan XeF82- .
28 | P a g e

K K 2 RbF + 2 XeF6 293 2 RbXeF7 323 Rb2XeF8 + XeF6

XeF6 adalah suatu pemberi F yang kuat disebabkan karena sangat berjubelnya ruang atom xenon. Kekuatan donor fluorida ada dalam urutan sebagai berikut: XeF6 > XeF2 > XeF4 Stabilitas XeF7- dan XeF82- berkurang dengan menurunnya ukuran kation seperti yang diharapkan. XeF6 adalah suatu bahan pemfluorisasi yang kuat CF4, C2H6, dan lain-lain. Dalam kebanyakan fluorisasi oksida-oksida XeOF4 terbentuk. Dengan perxenat XeF6 memberikan XeO3F2. SiO2 + 2 XeF6
42 XeO 6 + 2 XeF6

2 XeOF4 + SiF4 2 XeO3F2 + 2 Xe + 3 O2 + 8 F-

B. Oksida dan Asam Oksi dari Xenon Xenon membentuk dua oksida. Trioksida XeO3 diperoleh dari hidrolisis XeF4 atau XeF6 sebagai suatu senyawa eksplosif yang endoterm Hf = +402 kJ mol-1. Tetraoksida XeO4 adalah suatu senyawa yang mudah menguap terbentuk dengan mengasamkan barium perxenat Ba2XeO6 pada suhu 268 K. Barium perxenat bisa diperoleh dengan disproporsi XeF6 atau XeO3 dalam Ba(OH)2.
H 4 XeO 6 XeF6 OH XeO4

4XeO 6 + XeF6 2 XeO3F2 + 2 Xe + 3 O2 + 8 F-

XeO3 merupakan oksida asam dan menghasilkan garam-garam dengan alkali, yang dapat dikristalkan sebagai MHXeO4. nH2O. Garam barium, berdisproporsi pada saat kristalisasi menjadi perxenat (di atas).
42 HXeO -4 + 2 OH- Xe + XeO 6 + O2 + 2 H2

Zat itu membentuk haloxenat dengan halida alkali: K+ XeO3F-, Cs+ XeO3Cl-, dan Cs+ XeO3Br-. Stabilitasnya menurun dari fluorida sampai bromida secara progresif. Dalam larutan asam, XeO3 merupakan oksidator yang kuat dan mengoksidasikan Cl- menjadi Cl2; Mn2+ menjadi MnO -4 yang berwarna merah muda; alkohol dan RCOOH menjadi CO2 dan akan melakukan semua oksidasi dari XeF2. Dengan XeOF4, XeO3 memberikan XeO2F2 yang tak berwarna. Ozon mengoksidasikan XeO3 menjadi perxenat dalam medium alkali.
29 | P a g e

Meskipun XeO4 tidak stabil, perxenat stabil. Seperti pK3 dari H4XeO6 sebesar 10,4 (pKa = diatas 14) (cf H6XeO6, pK2 = 10,4) larutan pada pH = 11 13
mengandung ion HXeO 3 6 . Kristalisasi dapat memberikan NaXeO6. 4H2O, NaXeO6.

6H2O, K4XeO6. 9H2O, dan 2 Ba2XeO6. 3H2O. Pengendapan memberikan zat hitam Ag4XeO6 dan zat kuning Pb2XeO6 dari larutan alkali atau netral. Perxenat merupakan oksidator kuat dalam asam-asam (E = 2,36 V) tetapi kurang dalam alkali (E = 0,9 V). Mereka mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO -4 dan membebaskan O2 secara cepat dari air. I- dioksidasi secara langsung menjadi IO -4 . H4XeO6 + 2 H+ + 2 e- XeO3 + H2O E = 2,36 V

Dengan XeF6, perxenat membentuk oksi fluorida XeO3F2, XeO2F4, dan XeOF4. Ini dapat dimurnikan dengan mengalirkan melalui NaF atau SbF3 dengan mana mereka membentuk senyawa adisi MF.XeOF4, dan lain-lain.

2.

Senyawaan Kripton Satu-satunya produk yang diperoleh bila kripton bereaksi dengan fluor, adalah difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin senyawaan kripton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan dari KrF2. Satu contoh pembentukan garam demikian, adalah: KrF2 + SbF5 KrF+ + SbF6Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu-paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah menguap, telah didemonstrasikan.

G. PEMISAHAN GAS-GAS MULIA


Helium terjadi dalam mineral radioaktif seperti pitchblende, clevitetc, dimana zat itu dibentuk oleh proses pemecahan alpha () dari radioisotop. He terbentuk peruraian beta () dari tritium. He juga terbentuk oleh bombardemen 2H oleh sinar kosmis. 2H(d, n)3He dan dalam beberapa hal dapat terbentuk sampai 7 persen. 1. Destilasi Berfraksi Udara Udara dipisahkan secara berfraksi menjadi tiga bagian utama: nitrogen, fraksi tengah, dan oksigen. Kebanyakan argon diperoleh di fraksi tengah neon (titik didih 27 K) menguap dengan N2 (titik didih 77 K) dan Xe serta Kr masuk di fraksi O2 yang mendidih pada suhu
30 | P a g e

yang lebih tinggi (titik didih 90 K). Fraksionasi dilakukan dalam pesawat CLAUDE. Udara yang dingin dan dimampatkan memasuki ruangan dari bawah dan merayap ke atas melalui tube yang berisi O2 cair. Kondensasi melalui rektifeir R2 menghasilkan fraksi yang lebih kaya akan O2 (O2:N2 = 1:1). Kemudian dipompa ke bagian tengah rektifeir R1, berjumpa dengan udara yang masuk yang mengkondensasikan lebih banyak O2 yang kemudian dipompa. Cairan N2 diperoleh dengan memompa bagian atas ruangan, ketika sisa O2 megkondensasi, N2 terlepas dari puncak.

Pesawat CLAUDE untuk destilasi berfraksi udara


(Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya)

Gas-gas mulia diperoleh secara berikut ini. Neon diperoleh dengan mengkondensasikan N2 (dari fraksi di atas) dan kemudian dialirkan melalui norit (arang aktif) atau CaC2 untuk menghilangkan sisa N2 darinya. Fraksi tengah difraksinasi lagi untuk memperoleh 80% Ar (+O2). Gas ini tercampur dengan H2 dan dipancari arus listrik, kelebihan H2 dihilangkan dengan mengalirkan melalui CuO panas. Dengan memanasi gas melalui P4O10 atau H2SO4 diperoleh argon murni. Xenon dan Kripton tetap terlarut dalam O2 dan dipisahkan dengan fraksionasi, atau lebih baik dengan adsorbsi selektif memakai arang.

31 | P a g e

2. Adsorbsi dan Desorbsi (metode): Proses Dewar Skema pemisahan proses DEWAR terlihat pada gambar berikut.

CAMPURAN GAS MULIA


He, Ne, Ar, Kr, Xe

Arang batok kelapa 173 K

Tidak diadsorbsi He, Ne

Diadsorbsi Ar, Kr, Xe

Arang

Arang baru

95 K

Tidak diabsorbsi Helium

Diabsorbsi Neon

Arang baru Argon

Arang semula Xenon, Kripton

Skema Pemisahan Gas Mulia dengan Proses DEWAR


(Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya)

Dibebaskan Kripton

Tetap tidak diadsorbsi Xenon

32 | P a g e

Arang batok kelapa mengadsorbsi Ar, Kr, dan Xe pada 173 K, dan Ne pada 95 K. Jika dikenakan langsung dengan arang lainnya pada 77 K, Argon menyebar ke dalam potonganpotongan yang baru, meninggalkan Xe dan Kr pada tempat pertama. Kr dapat diadsorbsi suhu hidrogen cair ketika neon menjadi padat meninggalkan helium.

H. IKATAN DALAM SENYAWA-SENYAWA GAS MULIA


Suatu ikatan kovalen oleh sebuah gas mulia akan memerlukan promosi electronelektron p2 ke orbital d yang kosong. Oleh karena itu, stabilitas senyawa itu akan meningkat karena selisih tenaga antara orbital d dan p menurun. BENTUK-BENTUK MOLEKUL Teori VSEPR (teori tolakan pasangan elektron) memadai untuk meramalkan bentukbentuk senyawa-senyawa gas mulia). Perhatikan senyawa xenon difluorida, XeF2. Dalam XeF2, atom Xe memiliki 8 + 2, i.e 10 elektron (2 BP + 2 LP) pada kulit valensinya. Ini diakomodasikan dalam 5 orbital trigonal bipiramid. Tiga buah LP menempati kedudukan ekuatorial untuk meminimkan daya tolak menolak LP-LP memberikan ikatan linier F-Xe-F.

Struktur Xenon Fluorida, XeF2, XeF4, dan XeO6


(Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya )

Dalam XeF, 12 elektron kulit valensi sekeliling Xe ada di 6 orbital octahedral. Dua LP menempati posisi trans memberikan struktur planar untuk XeF4. Bentuk XeF6 tidak dapat diperoleh dengan teori VSEPR. Molekul itu oktahedral dengan suatu permukaan triangular yang terdistorsi untuk memberikan (mengakomodasikan) LP di pusatnya. Perlu diperhatikan bahwa XeF2, XeF4, XeF6 adalah isoelektronik dengan IF2-, IF4-, IF6- dan memiliki bentuk yang sama. Serupa itu pula, XeO3 adalah isoelektronik dengan IO3- dan berbentuk piramid dengan sudut Xe = 103 disebabkan karena adanya sebuah LP. XeO4 adalah tetrahedral, tetapi XeO6
33 | P a g e

dengan 16 elektron kulit valensi, hampir oktahedral dengan O-Xe-O = 90 1o untuk garam kaliumnya. Sudut ikatan Xe-O (186 pm) lebih panjang daripada dalam XeO64- .

4Struktur Xenon Oksida, XeO3, XeO4, dan ion perxenat XeO 6

(Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya )

Ini disebabkan karena lebih banyaknya bentuk kanionik dengan sudut ikatan-ikatan tunggal Xe-O untuk XeO44-daripada untuk XeO3. Ikatan phi () terbentuk oleh tumpang tindihnya orbital p-d. Dengan cara yang serupa, XeOF4 akan terbentuk piramid bujur sangkar. XeO3F2 akan terbentuk trigonal bipiramid dimana ketiga atom oksigen akan menempati kedudukan equatorial sedangkan dalam XeO2F4 dua oksigen atom ada dalam trans lingkungan octahedral. Dalam teori MO, hanya orbital p Xe digunakan sehingga orbital d energi tinggi tidak diperlukan. Untuk XeF2 linier, kombinasi orbital 5p (Xe) dengan dua orbital 2p dari atom F memberikan 3 orbital 2p dari atom F memberikan 3 orbital MO yang berpusat tiga: orbital bonding, antibonding, dan orbital non-bonding. Empat elekron, dua dari Xe dan sebuah masing-masing dari dua atom F, kemudian diperuntukkan dalam ikatan dan non-bonding orbital memberikan tingkat (kekuatan) ikatan 2/3.

Struktur Xenon Oksifluorida, XeOF4, XeO3F2, dan XeO2F4 (Sumber: Bambang Sugiarto., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya)

34 | P a g e

Stabilitas ikatan meningkat oleh lebih tingginya elektronegatifitas atom halogen dan lebih rendahnya energi ionisasi atom gas mulia. XeF2 molekul akan bersifat ionik dengan muatan pada Xe + e- dan muatan sebesar e-/2 pada atom F (suatu panjang ikatan sebesar 183 pm ditetapkan sebagai ikatan tunggal). Kasus XeF6 menarik. Difraksi elektron memberikan suatu struktur octahedral simetris dengan sedikit (kecil) momen dipole menunjukkan distorsi sedikit. Pengukuran sinar X menunjukkan adanya bentuk-bentuk isometrik. Isomer stabil dekat titik leburnya ialah zat ionic XeF5+F-. Kelihatan bahwa XeF6 suatu molekul fluxional. Ialah dengan 14 elektron (atom Xe) spesies utamanya susunan stereokimia yang berlainan berbeda hanya oleh sejumlah kecil energi.

35 | P a g e

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn). Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 C (18 F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.

36 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia, Drs. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Cotton & Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. (Terjemahan: Sahati Suharto). Jakarta: Penerbit UI Press

http://www.capriseaservice.com/it/diving (Image Search) http://www.kathe13.de/ (Image Search) http://www.thechampa.com/news/news_detail.php?id=529...(Image Search) http:// www.tulane.edu/.../eens211/crystal_chemistry.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Noble_gas

Keenan, W.K.; Klienfielter, D.C.; dan Wood, J.H. 1989. Kimia Untuk Universitas. (Terjemahan: A. Hadyana. P., Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga

Madan, RD. 1997. Modern Inorganic Chemistry. New Delhi: S. Chand and Company Ltd.

Pauling, Linus. 1988. General Chemistry. New York: Dover Publications, Inc.

Petrucci, R.H dan Hill, J.W. 1987. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern. Edisi keempat-Jilid 2. (Alih Bahasa: Suminar Achmadi, Ph.D). Jakarta: Penerbit Erlangga

Sugiarto, B., dkk. 1997. Kimia Anorganik. Surabaya: Unipres IKIP Surabaya

37 | P a g e

38 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai