Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik.
Disebut mulia karena unsur-unsurnya sangat stabil (sukar bereaksi). Gas ini
mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain.
Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki
elektron valensi luar penuh. Unsur-unsurnya adalah Helium, Neon, Argon,
Kripton, Xenon,dan Radon (bersifat radioaktif).
Gas mulia memiliki kestabilan yang tinggi dan sebagian hanya ditemukan di
alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Gas-gas ini sangat sedikit
kandungannya di bumi. Gas mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium
terdapat di luar atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif
uranium dan thorium. Semua unsur-unsur gas mulia terdiri dari atom-atom yang
berdiri sendiri.Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium
(banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon
sangat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Sekalipun ditemukan, akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini antara lain:
1. Kelimpahan gas mulia
2. Kecenderungan sifat (fisika & kimia)
3. Proses pembuatan
4. Kegunaan gas mulia
C. Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan gas mulia di alam.
2. Mengetahui kecenderungan sifat (fisika & kimia) gas mulia.
3. Mengetahui proses pembuatan gas mulia.
4. Mengetahui kegunaan gas mulia dalam kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah kelompok elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama:
di kondisi standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan
monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di
grup 18 (8A) dari tabel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0). Keenam
gas mulia tersebut terdapat di alam dengan bentuk helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sejauh ini, 3 atom dari periode selanjutnya, ununoctium (Uuo) telah berhasil
disintesis di supercollider, tapi sangat sedikit yang diketahui mengenai
elemen ini karena jumlah yang dihasilkan sangat sedikit dan memiliki waktu
paruh hidup yang sangat pendek.
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern
tentang struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap ‘penuh’,
memberi mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi
kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan
titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C
(18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu
yang pendek.
Neon, argon, krypton, dan xenon didapatkan dari udara mengunakan
metode mencairkan/mengembunkan gas dan penyulingan bagian. Helium
biasanya terpisah dari gas alami, dan radon biasanya diisolasi dari penguraian
radioaktif dari elemen radium yang terurai. Gas mulia mempunyai beberapa
aplikasi penting di industri seperti penerangan, pengelasan, dan perjalanan
angkasa luar. Gas pernapasan Helium-oksigen biasanya digunakan oleh
penyelam laut dalam yang biasanya lebih dari 180 kaki (55 m) untuk menjaga
penyelam dari oksigen toxemia, efek berbahaya dari oksigen dalam tekanan
tinggi, dan nitrogen narcosis, efek narkotik yang membingungkan dari
nitrogen di udara melebihi tekanan biasa. Setelah bahaya yang ditimbulkan

3
hidrogen, atas mudah meledaknya elemen tersebut, gas tersebut diganti
dengan helium.

B. Sejarah Gas Mulia


Gas mulia pertama kali ditemukan pada 18 Agustus 1868 oleh Pierre
Jenssen dan Joseph Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana
matahari total, mereka menemukan sebuah garis baru di spektrum sinar
matahari. Mereka meyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum
diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya helium.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama William Ramsay
mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang
sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida
dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan itu, masih tersisa suatu gas yang
tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain
sehingga dinamakan argon (dalam bahasa Yunani berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur lain yang baru, yaitu dari hasil
pemanasan mineral kleverit. Dari mineral kleverit tersebut, terpancar sinar alfa
yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan
garis-garis tertentu dalam spektrum matahari.
Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam
golongan unsur-unsur yang sudah dibentuk Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsay mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan
pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, Ramsay terus
melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya.
Ditemukanlah neon (dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan
dari gas lain dengan penyulingan bertingkat), kripton, dan xenon (dalam residu
yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua/hasil destilasi udara
cair), beliau dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur-unsur
baru yang sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe (dari hasil
destilasi udara cair).

4
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon, ditemukan oleh
Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. William
Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta
menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan radon adalah zat
yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama radon sendiri baru
dikenal pada tahun 1923. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau
udara, sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena
radon bersifat radioaktif. Karena penemuan inilah, Ramsay memperoleh
Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan
kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan
diberi nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama gas mulia (Noble gas)
dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan gas mulia
yang sangat rendah. Nama noble dianalogikan dari Noble Metal (logam
mulia), emas yang dihubugkan dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-
benar inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett,
seorang ahli kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu
XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Akhirnya
istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti, yang awalnya disebut gas inert
(lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar
bereaksi. Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.
Berikut ini adalah asal-usul nama unsur gas mulia yang diambil dari
bahasa Yunani, yaitu:
1. Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2. Neon à νέος (néos) = Baru
3. Argon à αργός (argós) = Malas
4. Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5. Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium

5
C. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan
unsur radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah
argon yang merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah
nitrogen dan oksigen. Unsur-unsur gas mulia, kecuali radon, melimpah
jumlahnya karena terdapat dalam udara bebas.
 Argon 0,93%
 Neon 1,8×10-3%
 Helium 5,2×10-4%
 Kripton 1,1×10-4%
 Xenon 8,7×10-6%.
Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena helium
adalah salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur
gas alam di Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari
peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas mulia
(Ar, Ne, Xe, dan Kr), walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia dari
industri di peroleh sebagai hasil samping dalam Industri pembuatan gas
nitrogen dan O2.

D. Kecenderungan Sifat Gas Mulia


1. Sifat Umum
a. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
b. Mempunyai elektron valensi 8 dan khusus untuk helium elektron
valensinya 2.
c. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
2. Sifat Atomik
Unsur-unsur gas mulia memiliki konfigurasi elektron valensi yang
oktet, yaitu ns2 np6, kecuali pada He dengan konfigurasi duplet 1s 2. Jari-
jari atom dari He ke Rn bertambah sebagaimana bertambahnya jumlah
kulit elektron. Konfigurasi elektron dengan kulit valensi terisi penuh

6
demikian menyebabkan gas mulia cenderung sangat stabil (sangat sukar
bereaksi).
Afinitas elektron, dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur
gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari
harga afinitas elektron yang rendah.
Energi inonisasi, kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia
menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion, artinya sukar
untuk melepas elektron. Helium adalah unsur gas mulia yang memiliki
energi ionisasi paling besar. Energi ionisasi dari He ke Rn semakin
berkurang, sebagaimana bertambahnya jari-jari atom sehingga gaya tarik
inti terhadap elektron valensi semakin melemah dan energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron semakin berkurang.

Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron


He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

7
3. Sifat Fisis
Unsur-unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya hanya beberapa derajat Celcius di atas titik
lelehnya. Titik leleh dan titik didih dari He ke Rn bertambah
sebagaimana kekuatan gaya London (gaya dispersi) bertambah seiring
dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom.
Densitas (kerapatan) gas mulia juga cenderung bertambah dari
He ke Rn. Densitas gas dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan
gaya London. Densitas gas akan bertambah dengan bertambahnya massa
atom dan kekuatan gaya London, tapi akan berkurang dengan
bertambahnya jari-jari atom. Namun demikian, pengaruh massa atom dan
gaya London lebih signifikan dibanding pengaruh jari-jari atom dalam hal
ini, sehingga densitas bertambah dari He ke Rn.
Kelarutan gas mulia dalam air bertambah besar dari Helium (He)
hingga Radon (Rn). Pada suhu 0 °C dalam 100 ml air terlarut 1ml He, 6 ml

Ar, dan 50 ml Rn.

4. Sifat Kimia
Oleh karena konfigurasi elektron yang stabil, unsur-unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif (sangat sulit bereaksi). Hal ini didukung oleh
fakta bahwa di alam, gas mulia selalu ditemukan dalam bentuk
monoatomik (atom tunggal). Namun demikian, para ahli telah berhasil
mensintesis senyawa gas mulia Ar, Kr, Xe, dan Rn. Kereaktifan unsur
meningkat dari Ar ke Rn, di mana dalam reaksi dengan fluorin, Rn dapat

8
bereaksi spontan, Xe memerlukan pemanasan atau penyinaran dengan
sinar UV agar reaksi berlangsung, dan Kr hanya bereaksi jika diberi
muatan listrik atau sinar X pada suhu yang sangat rendah.
Unsur He dan Ne ditemukan tidak mengalami reaksi kimia dan
membentuk senyawa. Unsur Ar diketahui bereaksi dengan HF membentuk
senyawa HArF pada suhu 18 K. Unsur Kr dapat bereaksi dengan F 2
membentuk senyawa KrF2 dalam kondisi didinginkan pada −196°C dan
diberi loncatan muatan listrik atau radiasi sinar X. Unsur Xe dapat
bereaksi dengan F2 membentuk tiga senyawa fluorida biner yang berbeda
—XeF2, XeF4, dan XeF6—bergantung pada kondisi reaksi dan jumlah
reaktan. Unsur Rn bereaksi secara spontan dengan F 2 membentuk senyawa
RnF2. Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas
mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F).

E. Pembuatan Gas Mulia


1. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat.
Gas helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C
sehingga pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara
pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.
2. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan
xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri
diperoleh sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen
dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air)
didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas
argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen
karena titik didih gas argon (-189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih
gas oksigen (-182,8˚C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan

9
proses pembakaran secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian
dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun untuk
menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan
gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik
didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai
gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik
didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam
kolom oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan
suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon (Rn) yang
hanya terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh
dari peluruhan radio aktif atom radium.

F. Kegunaan Gas Mulia


1. Helium
a. Helium digunakan sebagai gas pengisi balon udara menggantikan
gas hidrogen karena selain ringan juga bersifat inert.
b. Helium cair digunakan untuk pendingin koil logam pada alat
scanner tubuh (MRI) dan juga pendingin dalam penelitian
cryogenics dan superkonduktor sebagaimana titik didihnya yang
sangat rendah.
c. Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen dalam tabung
oksigen penyelam ataupun tabung oksigen rumah sakit. Helium
dipilih menggantikan nitrogen karena selain sifatnya inert,
kelarutan gas helium dalam darah lebih kecil dibanding gas
nitrogen.
d. Sebagai pendingin reaktor nuklir.
e. Memberi tekanan pada bahan bakar roket.
2. Neon

10
a. Neon digunakan untuk lampu reklame. Hal ini sebagaimana gas
neon dalam tabung bertekanan rendah akan menghasilkan cahaya
merah dengan intensitas tinggi jika diberi tegangan listrik.
b. Neon digunakan sebagai penangkal petir dan pengisi tabung-
tabung televisi
3. Argon
a. Argon digunakan sebagai gas pengisi dalam beberapa jenis bola
lampu karena sifatnya yang tidak reaktif sehingga filamen wolfram
tidak mudah putus pada temperatur tinggi.
b. Argon digunakan sebagai atmosfer inert pada pengelasan; sintesis
kristal tunggal silikon atau germanium dalam industri
semikonduktor; dan eksperimen dalam glove box di laboratorium.
4. Kripton
a. Kripton dapat menghasilkan cahaya putih dengan intensitas tinggi
jika diberi muatan listrik sehingga banyak digunakan pada lampu
landasan pesawat dan lampu fotografi berkecepatan tinggi.
b. Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar
hijau kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan
melemparkannya ke udara.
5. Xenon
a. Xenon digunakan untuk lampu blitz fotografi dan beberapa jenis
lampu mobil karena dapat menghasilkan cahaya putih yang sangat
terang dengan adanya muatan listrik.
b. Xenon dapat digunakan sebagai obat bius (anestetik). Namun,
penggunaannya sangat terbatas sehubungan dengan harganya yang
sangat mahal.
c. Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
6. Radon
a. Radon digunakan dalam radioterapi kanker (terapi radiasi)
sebagaimana sifatnya yang radioaktif.

11
b. Radon dapat menjadi indikator keberadaan mineral radioaktif
seperti bijih uranium dalam tanah, bebatuan, ataupun bahan
bangunan.
c. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa,
karena bila lempengan bumi bergerak, kadar radon akan berubah
sehingga bisa diketahui adanya gempa dari perubahan kadar radon.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gas mulia adalah elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik
dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18
(8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium
(He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn;
bersifat radioaktif).
2. Berdasarkan urutan unsur golongan gas mulia dalam sistem periodik
unsur, dapat disimpulkan bahwa:
a. Dalam satu golongan, jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia
dari atas ke bawah semakin besar karena bertambahnya kulit yang
terisi elektron.
b. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti
atom terhadap elektron terluar semakin lemah.
c. Afinitas Elektron unsur-unsur gas mulia sangat kecil sehingga hampir
mendekati nol.
d. Titik didih unsur-unsur gas mulia berbanding lurus dengan kenaikan
massa atom.
e. Titik lebur unsur-unsur gas mulia mengikuti sifat titik didih.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam
penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya

13
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, C. (n.d.). Makalah Gas Mulia - Kimia. Retrieved Oktober 2018,


from Scribd: https://www.scribd.com/doc/120779948/Makalah-Gas-Mulia-
Kimia
Fathmarullah, I. (n.d.). MAKALAH GAS MULIA. Retrieved Oktober 2018, from
Scribd: https://www.scribd.com/doc/178800513/MAKALAH-GAS-MULIA-
docx
Nurfadilah, D. (n.d.). MAKALAH KIMIA GAS MULIA. Retrieved 2018, from
Academia.edu:
https://www.academia.edu/10992008/MAKALAH_KIMIA_GAS_MULIA
Susianto, N. (n.d.). Gas Mulia. Retrieved Oktober 2018, from Studio Belajar:
https://www.studiobelajar.com/gas-mulia/

14

Anda mungkin juga menyukai