Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
  
1.1.  Latar Belakang
Di abad ke-18, H. Cavendish menemukan komponen yang inert di udara. Ditahun 1868,
suatu garis di spektrum sinar matahari yang tidak dapat diidentifikasi ditemukan dan disarankan
garis tersebut disebabkan oleh unsur baru, helium. Berdasarkan fakta ini, di akhir abad ke-19
keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan oleh Sir William Ramsey. Beliau
adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari
atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan mineral Uranium,
yang mempunyai spektrum sama seperti unsur di matahari, yang disebut Helium. Helium
terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas alam di Amerika Serikat.
Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium dan Thorium yang memancarkan partikel
α. Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, juga diperoleh dari
rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium. Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ramsay tahun
1904 atas keberhasilannya ini. 
Gas mulia ditemukan di dekat golongan halogen dalam tabel periodik. Karena unsur gas
mulia memiliki konfigurasi elektron yang penuh, unsur-unsur tersebut tidak reaktif dan
senyawanya tidak dikenal. Akibatnya gas-gas ini dikenal dengan gas inert. Namun, setelah
penemuan senyawa gas-gas ini, lebih tepat untuk menyebutnya dengan unsur gas mulia, seperti
yang digunakan di sini. Walaupun kelimpahan helium di alam dekat dengan kelimpahan
hidrogen, helium sangat jarang dijumpai di bumi karena lebih ringan dari udara. Helium berasal
dari reaksi inti di matahari dan telindung di bawah kerak bumi. Gas mulia adalah unsur-unsur
yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian
ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat
dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon
(Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan
ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
 Helium = 0,00052 %
 Neon = 0,00182 %
 Argon = 0,934 %
 Kripton = 0,00011 %
 Xenon = 0,000008
 Radon = Radioaktif*

Gas mulia merupakan gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi
dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia

1
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh,
sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer. Helium
dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur - unsur gas
mulia terdiri dari atom – atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam
semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari.
Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat
sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.

1.2.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian gas mulia ?
2.    Bagaimana sejarah gas mulia ?
3.    Bagaimana sifat-sifat gas mulia ?
4.    Bagaimana reaksi-reaksi gas mulia ?
5.    Bagaimana proses pembuatan gas mulia ?
6.    Apa penggunaan dari gas mulia ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia
lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi
luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur.
Unsur-unsurnya adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon),
dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah
ns2, np6, kecuali He 1s2. Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi
dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis,
kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu
konfigurasioktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi
ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah. Berikut ini adalah
asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu:
1) Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2) Neon à νέος (néos) = Baru
3) Argon à αργός (argós) = Malas
4) Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5) Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6) Radon (pengecualian) diambil dari Radium

2.2    Sejarah Gas Mulia


Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi
walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir
William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal
sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi
tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.
Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari
sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland. Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton,
Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair

3
hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan
melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai
niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang
paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut
diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett
barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas
mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti.
Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil
atau sukar bereaksi.

2.3    Sifat-Sifat Gas Mulia


Sifat-Sifat Umum :
 Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air
 Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
 Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang. Berikut merupakan beberapa sifat dari
gas mulia.

Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia


Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon
Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom(Ǻ) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222
Massa jenis (kg/m3) 0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73
Titik didih (0C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
Titik leleh (0C) -272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol) * 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89

4
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam
gas mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron. Namun,
pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini kebanyakan
ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya yang
memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.
Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan
ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain
adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat bereaksi
dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan pertama kali
adalah XePtF6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
 Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi electron
 Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah
 Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol
 Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom
 Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.

Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi
suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi),  artinya
sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah
atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya
yang bermuatan positif. Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya,
jadi kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-
jari atomyang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang,
sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur

5
yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung
kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik.

Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis,
titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn.
Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut
mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi
penguapan. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai
keelektronegatifan.  Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di
ketahui hingga sekarang.

Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan
daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom
lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang
sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom
tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang
gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

1)   Helium                      
Sifat Fisis:
 Fase gas
 Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L
 Titik lebur (pada 2,5 MPa) 0,95 K(-272,2 °C, -458,0 °F)
 Titik didih 4,22 K (-268,93 °C, -452,07 °F)
 Konduktivitas termal (300 K) 151,3 mW/(m·K)
 Struktur kristal heksagonal
 Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)

Sifat Kimia:

6
 Tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert
  Deret kimia gas mulia
 Tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu
 Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu ruangan.

Sumber/ siklus:
 Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari
gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung gas helium
 Secara spektroskopik helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang,
terutama di bintang yang panas. Helium juga merupakan komponen penting dalam
reaksi proton-proton dan siklus karbon yang memberikan bahan bakar matahari dan
bintang-bintang lainnya

2)   Neon
Sifat Fisis:
 Fase gas
 Kapasitas kalor (25 °C) 20.786 J/(mol·K)
 Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0.9002 g/L
 Titik lebur 24.56 K (-248.59 °C, -415.46 °F)
 Titik didih 27.07 K (-246.08 °C, -410.94 °F)
 Konduktivitas termal (300 K) 49.1 mW/(m·K)
 Struktur kristal kubus berpusat badan

Sifat Kimia:
 Tidak mudah bereaksi (inert), tak berwarna
 Dapat bersenyawa dengan fluor
 Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, Neon menyala oranye
kemerahan
  Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat dari helium cair dan 3 kali
lipat lebih dari hidrogen cair

Sumber/ siklus:
Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon
diperoleh denganmencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan
bertingkat.

7
3)   Argon
Sifat Fisis:
 Fase gas dan tidak berwarna
 Titik lebur 83,80 K, (-189,35 °C, -308,83 °F)
 Titik didih 87,30 K, (-185,85 °C, -302,53 °F)
 Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
 Struktur kristal kubus pusat muka
 Konduktivitas thermal (300 K) 17,72 mW/(m·K)
Sifat Kimia:
 Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen
 Memiliki kelarutan  yang sama dengan oksigen
 Merupakan campuran dari 3 isotop
 Bukan gas yang mudah terbakar
 Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, yaitu Ar
 Mudah larut dalam air
 Tidak berbau dan tidak berasa
  Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain

4)   Kripton
Sifat Fisis:
 Warna spektrum hijau dan tanda spectral berwarna jingga
 Kapasitas Kalor : (25 °C), 20,786 J/(mol·K)
 Fase gas
 Titik Lebur : 115,79 K
 Titik Didih : 119,93 K
 Massa Jenis : (0 °C; 101,325 kPa) 3,749 g/L
 Pada temperature yang rendah, krypton dapar berbentuk sebagai cairan atau padat

Sifat Kimia:
 Krypton sebuah gas mulia yang tanpa warna, bau, dan rasa
 Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil
 Saat Krypton bercampur dengan Argon, ketika mengisi gas lampu penghemat energi,
Krypton dapat mengurangi voltase dan konsumsi pengeluaran dan menghemat biaya
dalam penerangan

Sumber/ Siklus:

8
Kripton terdapat di udara dengan kadar  1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3 ppm
kripton. Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan ditemukan terpisah dari gas-
gas lain. Krypton juga dapat diperoleh dari pembelahan uranium.

5)   Xenon
Sifat Fisis:
 Fase gas
 Struktur kristal kubus
 Kapasitas Kalor (100 kPa, 25 °C) 20,786 J·mol-1·K-1
 Massa Jenis (0 °C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
 Titik Lebur (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 °C, -169,1 °F)

Sifat Kimia:
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak beracun
 Sifat oksidatornya yang sangat kuat.

Sumber/ siklus:
Ditemukan dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara cair. Xenon adalah
anggota gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita dengan kandungan satu bagian per
dua puluh juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam atmosfer Mars dengan kandungan 0.08
ppm. Unsur ini ditemukan dalam bentuk gas, yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu, dan
dihasilkan secara komersial dengan ekstraksi udara cair.

6)  Radon
Berasal dari peluruhan panjang unsur radioaktif uranium dan peluruhan langsung radium. Rn
bersifat radioaktif dan mempunyai umur pendek sehingga setelah terbentuk, Rn akan kembali
meluruh menjadi unsur lainnya. Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian
udara. Pada suhu biasa, radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik
bekunya, radon memancarkan fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring
menurunnya suhu. Radon berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Telah dilaporkan bahwa
fluor bereaksi dengan radon, membentuk senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.

2.4    Reaksi-Reaksi Gas Mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang
tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya tidak

9
semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain. Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin
bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil
Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu
XePtF6.

2.5    Pembuatan Gas Mulia


Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium mempunyai
titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium dari gas alam
dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -156 0C) dan gas
helium terpisah dari gas alam.

Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon


Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping dalam
industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair. Pada proses
destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk udara cair. Pada
kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen
karena titik didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-
182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik
dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk. Adapun
untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga dihasilkan gas argon
dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih rendah (-245,9 0C) akan
terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak terkonsentrasi (tidak mencair).

2.6    Penggunaan Gas Mulia


Dalam kehidupan sehari-hari, unsur gas mulia digunakan dalam rumah tangga hingga teknologi
modern. Berikut beberapa kegunaan dari unsur-unsur gas mulia:

·      Helium
1) Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas.

10
2) Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan
dalam memproduksi titanium dan zirconium.
3) Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir.
4) Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels).
5) Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan
para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
6) Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih
berbahaya.

·      Neon
1)   Sebagai indikator tegangan tinggi.
2)   Penangkap kilat, tabung wave meter dan tabung televisi.
3)   Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
4)   Neon cair sekarang tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai
pembeku embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis.

·     Argon
1) Tanaman membutuhkan argon untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Kelebihan unsur ini bisa menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh
argon banyak terdapat pada tanah persawahan.
2) Berfungsi dalam proses pengelasan.
3) Pembuatan bola lampu listrik.
4) Cairan argon, argon mencegah oksidasi dari baja cair dan akan berlangsung proses
pengurangan belerang dan gas-gas di dalam cairan baja.
5) Argon, baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan
helium, banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan terhadap
baja karbon dan steinless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
6) Dipergunakan di bidang metalurgi untuk pengolahan panas sistem gas proteksi,
khususnya untuk memperkuat baja yang banyak mengandung karbon, dimana
dekarburisasi harus dihindari.
7) Argon bertindak sebagai gas pembawa silane pada pergantian komposisi silikon.
8) Argon dipergunakan di industri besi dan baja.
9) Argon juga digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi.

·      Kripton
1)   Pengisi bola lampu blitz pada kamera.
2)   Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang

11
dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
3)   Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
4)   Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

·      Xenon
1)   Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.
2)   Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
3)   Sebagai obat bius pada pembedahan.
4)   Sebagai pengisi bola lampu disko yang berwarna-warni.
5)   Digunakan dalam pembuatan tabung elektron.

·      Radon
1)   Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian, jika
radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
2)   Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari perubahan
kadar radon.

12
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
            Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena
sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang
dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami
dari gas mulia.
            Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar,
mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat
rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan
grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang
bersifat radioaktif (Rn).
            Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur
atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang
telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang
dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang
pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena
gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas
Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia
berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Sugiyarto. (2003). Kimia Anorganik II (Pp. 103–107). Yogyakarta.


2. https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_alkali_tanah
3. Achmad, H. (2001). Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
4. Intadmojo, M. (1987). Kimia Anorganik 1. Malang: FMIPA IKIP.
5. Keenan. (1984). Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai