Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kimia, Gas Mulia

Gas Mulia

a. Pengertian
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat
tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas
mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun
sangat sedikit kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia
sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*

Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium
meupakan bahan bakar dari matahari.
Radon = amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah
menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula
radon disebut juga sebagi gas jarang.

b. Sejarah
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish menemukan sebagian
kecil bagian udara (kuarang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak berreaksi walaupun sudah melibatkan
gas-gas atmosfer.

Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur gas
di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data spektrum. Lalu ia mencoba
mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat tersebut diberi nama argon.

Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan Janssen pada
tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari sinar matahari berupa
garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan Frankland.

Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon serta Neon.
Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap semua.
Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain
dengan penyulingan bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran
radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta
menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya
(sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.

Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur tersebut diawali
oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett barhasil membuat
senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di
buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert
(lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar berreaksi.

Asal usul nama unsur gas mulia:


- Helium → Helios (Yunani) : matahari
- Argon → Argos (Yunani) : malas
- Neon → Neos (Yunani) : baru
- Kripton → Kriptos (Yunani) : tersembunyi
- Xenon → Xenos (Yunani) : asing
- Radon → Radium

c. Pembuatan / Ekstraksi
Gas mulia di alam berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh karena itu,
ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis. Perkecualian adalah Radon yang
diperoleh dari peluruhan unsure radioaktif.

1. Ekstraksi Helium (He) dari gas alam

Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya. Untuk
mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal, CO2
dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat
membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu
di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan demikian,
diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung 50% He, N2, dan pengotor lainnya.
Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain:

 Proses kriogenik (kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas diberi tekanan, lalu
didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran
dilewatkan melalui arang teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang
sangat murni.
 Proses adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara
selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.  

    2.  Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara 


Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan
terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan
cepat. Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni
60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N 2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak
mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. 

Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara lain:

 Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia.
O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr)
kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada
kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu
sekitar -80 , sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih tinggi.
 Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip
pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N 2 paling rendah, maka N2 terlebih
dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu
dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar
dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni
Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.  

d.      Sifat-sifat Gas Mulia


Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, berikut merupakan beberapa ciri fisis
dari gas mulia.

Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon


Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom(Ǻ) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222
3
Massa jenis (kg/m ) 0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73
0
Titik didih ( C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
0
Titikleleh ( C) -272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol) * 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

*= Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu.


Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut
adalah konfigurasi elektron gas mulia
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan
konfigurasi elektron bagi unsur lain, contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5

- Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di atas titik
cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring bertambahnya nomor
atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.

Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa jenis, titik
didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He ke Rn. Sedangkan
energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat tersebut mengalami kenaikan
karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi penguapan.

Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr,
Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai keelektronegatifan. Dan bilangan oksidasi
yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga sekarang.

- Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas mulia akan
bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti
terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.

Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah satbil,
hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3
ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin
dan Oksigen.

e.      Reaksi pada Gas mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan yang tinggi. Tetapi
gas mulia pun masih dapat berreaksi dengan atom lain.
Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0

jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.

Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia

Nama senyawa yang


Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis dan
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida matriks Ar padat dan stabil pada suhu
rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu -196 0C
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2(s) Kripton flourida
lalu diberi loncatan muatan listrik atau sinar
X

Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) XeF2 dan XeF4 dapat


diperoleh dari pemanasan Xe dan F2pada
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s) tekanan6 atm, jika umlah peraksi F2 lebih
besar maka akan diperoleh XeF6
Xenon flourida
Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)
Xe(Xenon)
XeO4 dibuat dari reaksi
Xenon oksida
disproporsionasi(reaksi dimana unsur
XeF6(s) + 3H2O(l) → pereaksi yang sama sebagian teroksidasi
XeO3(s) + 6HF(aq)6XeF4(s) + dan sebagian lagi tereduksi) yang kompleks
12H2O(l) → 2XeO3(s)+ dari larutan XeO3 yang bersifat alkain
4Xe(g) + 3O(2)(g) + 24HF(aq)
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.

f.        Senyawa Gas Mulia


Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur – unsur gas mulia tidak beraksi.
Kemudian seorang ahli kimia bernama Neil Bartlett berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara
unsure gas mulia dan unsure lain yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi

                 PtF6 + O2                   (O2)+  +  (PtF6)-


PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki energy ionisasi 1165 kj/mol, harga energy
ionisasi ini mendekati harga energy ionisasi unsure gas mulia Xe = 1170 kj/mol. Atas dasar data tersebut,
maka untuk pertama kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF 6 dan termyata menghasilkan
senyawa yang stabil sesuai denagn persamaan reaksi:    Xe + PtF6             Xe+  +  (PtF6)-                
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6 maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia tidak dapat
bereaksi kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan xenon dengan
zat-zat oksidator kuat diantaranya langsung dengan gas fluorin dan menghasilkan senyawa XeF 2,XeF4 dan
XeF6. Reaksi gas mulia lainnya yaitu krypton yaitu, menghasilkan KrF2. Radon dapat bereaksi langsung
dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil. Senyawa gas
mulia He, Ne dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat karna tingkat kesetabilannya yang sangat besar.

Syarat- syarat pembentuk gas mulia

1. Gas mulia keelektronegatifannya besar ( Kr, Xe )


2. Atom gas mulia  yang mudah mengion
3. Unsure lain yang akan bersenyawa dengan gas mulia keelektronegatifannya besar seperti F dan
O.

 Senyawa Xenon Fluor

Xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor dan senyawa oksigen dapat diperoleh dari senyawa Xenon
fluorida.
1.      Xenon difluorida
            Senyawa XeF2 dibuat dengan interaksi Xe dengan kekurangan F 2 pada tekanan tinggi. Ia larut
dalam air menghasilkan larutan dengan bau tajam XeF 2. Hidrolisis berlangsung lambat namun cepat
dengan adanya basa
            XeF2 + 2OH-              Xe +1/2O2 +2F-  + H2O
XeF2 juga dapat terbentuk dari xenon padat direaksikan dengan difluora oksida pada suhu 12 0C.
                        Xe(s)  +  F2O(g0                  XeF2(S) +1/2O2(g)
XeF2 pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi benzene yaitu untuk mensubsitusi atom H pada benzene
dengan atom F
            C6H6 + XeF2                C6H5F  + Xe  + HF

2.      Xenon tetraflourida (XeF4)


            Senyawa XeF4 dibuat dari memenaskan Xe dan F2 pada suhu 400oC dan tekanan 6 atm dengan
katalis nikel,tetapi dikotori oleh XeF 2 lebih banyak. Sebaiknya bila perbandingan itu besar maka
XeF4 yang banyak.
                        XeF2  + F2                  XeF4

3.      Xenon heksaflourida (XeF6)


            Senyawa ini diperoleh dengan interaksi XeF 4 dan F2 dibawah tekanan atau langsung dari Xe dan
flour pada suhu diatas 250oC dan tekanan >50 atm. XeF6 pada suhu kamar (25oC,1 atm) berbentuk kristal
berwarna dengan titik leleh 48oC.bentuk molekulnya diduga octahedral yang terdistarsi atau secara teori
segi lima piramida.
XeF6  luar biasa reaktif, dapat bereaksi dengan silica membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling
stabil, reaksinya sebagai berikut :
SrO2 (s) + 2XeF6(g)                                       SiF4 + 2XeOF4(g)
            Pada suhu kamar XeOF4 berbentuk cairan tak berwarna. Molekul XeOF 4 dan XeO2berbentuk segi
empat piramida dan segitiga piramida. XeF 6 dapat bertindak sebagai garam terhadap F- dan dapat diubah
menjadi heptafluoroheksat.
XeF6 + RbF                     RbXeF7 
            Garam Rb dan Cs adalah senyawaan xenon yang paling stabil yang dikenal dan terdekomposisi
hanya di atas 4000C. garam natrium kurang stabil dan dapat digunakan untuk memurnikan XeF 6 karena ia
terdekomposisi di bawah 1000C.

 Senyawa Xenon – Oksigen

Xenon dapat bereaksi dengan oksigen membentuk suatu senyawa yang disebut dengan xenon oksida,
seperti :

1.      Xenon Trioksida (XeO3)


Senyawa XeO3 dibentuk dalam hidrolisis XeF4 dan XeF6
3XeF4 + 6H2O                        XeO3 + 2Xe + 3/2O2 +12Hf
XeF6 + 3H2O                          XeO3 + 6HF
Larutan XeO3 tiak berwarna, tidak berbau dan stabil. Dalam penguapan XeO3 diperoleh sebagai suatu
padatan putih yang mudah menguap di udara yang berbahaya karena mudah meledak. Dalam larutan yang
bersifat basa, ion xenat (IV) dibentuk :
XeO3 + OH-                             HXeO4_
Namun ion HXeO4_ disproporsionasi lambat menghasilkan ion Ksenat (IV) atau persenat.
2GXe)-4 + 2OH-                         XeO4-6 + Xe + O2 + 2H2O
Persenat dibentuk tidak hanya dengan disproporsionasi HXeO -4 namun juga bila mana ion ini dioksidasi
dengan ozon. Larutan perxenat merupakan pengoksidasi yang kuat dan cepat.
Dalam larutan alkali bentuk utama ialah ion HXeO 2-6 dan persenat hanya direduksi lambat oleh air.
Meskipun demikian dalam larutan asam reaksinya berlangsung segera :
HXeO2-6 + H+                            HXeO-4 + ½ O2 + H2O
Kimiawi xenon dalam larutan aqua diringkas dengan potensial.

Larutan asam H4XeO6      2,36 v           XeO3        2,12 v           Xe


                                                                XeF2         2,64 v          Xe
Larutan alkali HXeO63-     0,94 v            HXeO-4       1,26      v          Xe

2.      Xenon Tetraoksida (XeO4)


Apabila barium persenat dipanaskan dengan H2SO4 pekat xenon tetraoksida terbentuk sebagai gas yang
mudah meledak dan sangat tidak stabil.
 Garam Xenon

Senyawa xenon dalam bentuk garam yang telah berhasil dibuat adalah garam dari xenon dengan fluor.
Seperti XePtF6, CeXeF6, CsXeF8, NaHXeO4 dan Na4XeO6.

 Senyawa Kripton dan Radon

Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi waktu hidupnya singkat karena radon
merupakan unsure radiaktif. Senyawa krypton hanya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2
membentuk senyawa KrF2.
Radon dapat bereaksi dengan F2 dan menghasilkan RnF2 hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat
tidak stabil.

 g.      Kegunaan Gas Mulia


Ada banyak kegunaan gas mulia dalam kehidupan sehari-hari. Setiap gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn)
menyumbangkan peranan penting, yaitu :

ü  Kegunaan Helium (He)

1. Sebagai gas pengisi kapal udara dan balon udara untuk mempelajari cuaca, karena sifatnya yang
sukar bereaksi, tidak mudah terbakar dan ringan.
2. Helium cair dipakai sebagai cairan pendingin untuk menghasilkan suhu yang rendah karena
memiliki titik uang yang sangat rendah
3. Udara yang dipakai oleh penyelam adalah campuran 80 % He dan 20 % oksigen. Helium
digunakan untuk menggantikan nitrogen karena jika penyelam berada pada tekanan yang tinggi
(dibawah laut) maka kemungkinan besar nitrogen larut dalam darah. Dalam jumlah sediki t saja
nitrogen larut dalam darah, maka akan terjadi halusinasi yang disebut narkos nitrogen. Akibat
halusinasi ini penyelam mengalami seperti terkena narkoba sehingga membahayakan penyelam.
Selain itu, ketika nitrogen banyak larut dalam darah dan penyelam kembali ke keadaan normal
maka timbul gelembung gas nitrogen dalam darah yang menimbulkan rasa nyeri yang hebat
karena nitrogen melewati pembuluh-pembuluh darah bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Inilah yang disebut benos.
4. Campuran Helium dan Oksigen juga dipakai oleh para pekerja dalam terowongan dan tambang
bawah tanah yang bertekanan tinggi.
5. Di rumah sakit, campuran Helium dan Oksigen dipakai sebagai pernapasan pada penderita asma.

ü  Kegunaan Neon (Ne)

1. Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon


2. Neon digunakan juga sebagai zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir dan untuk
pengisi tabung-tabung televise.
3. Neon cair digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir.

ü  Kegunaan Argon (Ar)


1. Sebagai pengisi lampu pijar karena tidak bereaksi dengan kawat wolfram yang panas
2. Untuk lampu reklame dengan cahaya berwarna merah muda
3. Sebagai atmosfer pada pengelasan benda-benda yang terbuat dari stainless steal, titanium,
magnesium dan aluminium. Misalkan pengelasan titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket

ü  Kegunaan Kripton (Kr)

1. Gas krypton bersama dengan argon digunakan untuk mengisi lampu tioresensi (lampu neon)
bertekanan rendah. Krypton inilah yang membuat lampu menyala menjadi putih.
2. Untuk lampu kilat fotografi berkecepatan tinggi
3. Krypton juga digunanakan dalam lampu mercusuar, laser untuk perawatan retina.

ü  Kegunaan Xenon (Xe)

1. Untuk pembuatan tabung electron


2. Untuk pembiusan pasien pada saat pembedahan karena xenon bersifat anestetika (pemati rasa)
3. Sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa xenon
4. Garam Perxenan (Na4XeO3) sebagai oksidator paling kuat
5. Untuk membuat lampu-lampu reklame yang member cahaya biru.
6. Pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri)
7. Untuk mengeluarkan cahaya pada kamera saat pemotretan (blitz)

ü  Kegunaan Radon (Rn)

1. Gas radon bersifat radioaktif sehingga banyak digunakan dalam terapi radiasi bagi penderita
kanker dengan memanfaatkan sinar yang dihsilkan. Namun demikian, jika radon terhisap dalam
jumlah cukup banyak akan menimbulkan kanker paru-paru
2. Karena peluruhan yang cukup cepat, radon digunakan dalam penyelidikan hidrologi yang
mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai
3. Radon juga dapat berperan sebagai peringatan gempa karena bila lempengan bumi bergerak kadar
radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

Anda mungkin juga menyukai