Helium
Helium (He) adalah unsur kimia yang tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak
beracun, hampir inert, monatomik, dan merupakan unsur pertama pada seri gas
mulia dalam tabel periodik dan memiliki nomor atom 2.
Kegunaan
9. Penelitian superkonduktor
Helium memiliki isotop yaitu 3He yang mana, 3He secara teori dapat dipakai
sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir. Proses konversi menjadi
listrik bahkan lebih ramah lingkungan daripada reaktor nuklir di Bumi karena
hanya menghasilkan sedikit limbah.
Penggunaan 3He berbeda dengan Uranium. Pembangkit listrik tenaga nuklir yang
menggunakan uranium dilakukan melalui reaksi fisi, di mana inti atom dibelah-
belah menjadi lebih kecil untuk melepaskan energi. Sementara 3He dapat dipakai
alam reaksi fusi di mana, inti atom-atomnya yang bertabrakan membentuk inti
atom baru lebih besar dan melepaskan energy.
ARGON
Argon adalah unsur kimia dengan simbol Ar dan nomor atom 18. Ia berada
pada golongan 18 tabel periodik dan merupakan gas mulia.[n 1] Argon adalah gas
ketiga yang paling umum di atmosfer bumi, dengan kelimpahan 0,934% (9.340
ppmv), menjadikannya gas dengan kelimpahan dua kali kelimpahan uap air (rata-
rata 4.000 ppmv, tetapi bervariasi) dan 23 kali kelimpahan gas atmosfer
lainnya, karbon dioksida (400 ppmv), dan lebih dari 500 kali kelimpahan gas
mulia berikutnya, neon (18 ppmv).
Karakteristik
Argon memiliki kelarutan dalam air yang kurang lebih sama dengan
oksigen, dan 2,5 kali lebih mudah larut dalam air daripada nitrogen. Argon tak
berwarna, tak berbau dan tidak mudah terbakar serta tidak beracun dalam kondisi
padat, cair, maupun gas(MSDS,2018). Argon bersifat inert secara kimia di bawah
sebagian besar kondisi dan tidak membentuk senyawa yang stabil pada temperatur
ruang.
Meskipun argon adalah suatu gas mulia, tetapi telah ditemukan memiliki
kemampuan membentuk beberapa senyawa. Sebagai contoh, pembentukan argon
fluorohidrida (HArF), suatu senyawa argon dengan fluor dan hidrogen yang stabil
di bawah 17 K, telah dilaporkan oleh peneliti dari Universitas Helsinki pada tahun
2000(Leonid Khriachtchev,2000). Meskipun senyawa argon netral pada keadaan
dasar saat ini terbatas pada HArF, argon dapat
membentuk klatrat dengan air ketika atom-atomnya terperangkap dalam kisi-kisi
molekul air( Belosludov, V.R.; Subbotin,2006). Ion mengandung argon
dan kompleks pada keadaan tereksitasi, seperti ArH+ dan ArF, telah diketahui
keberadaannya. Perhitungan teoretis telah memprediksi beberapa senyawa argon
stabil, tetapi jalur sintesisnya belum diketahui(Cohen, A, 2003)
Sejarah
Argon (’αργόν, bentuk tunggal ari ’αργός, bahasa Yunani yang berarti "tidak
aktif", merujuk kepada ketakaktifannya secara kimia) [10][11] diduga keberadaannya
di udara oleh Henry Cavendish pada tahun 1785 tetapi belum diisolasi hingga
tahun 1894 oleh Lord Rayleigh dan Sir William Ramsay di University
College London dalam suatu percobaan menghilangkan seluruh oksigen, karbon
dioksida, air, dan nitrogen dari sampel udara bersih (Ramsay, W.,1904.) Mereka
telah mengukur bahwa nitrogen yang diproduksi dari senyawa kimia adalah satu
setengah persen lebih ringan daripada nitrogen dari atmosfer. Perbedaannya
sekilas tak bermakna, tetapi cukup penting untuk menarik peratian mereka selama
beberapa bulan. Mereka menyimpulkan bahwa ada gas lain di udara yang
bercampur dengan nitrogen. Argon juga ditemui pada tahun 1882 melalui
penelitian independen H.F. Newall dan W.N Hartley. Masing-masing mengamati
garis baru dalam spektrum warna udara tetapi tidak mampu mengidentifikasi
unsur penyebab garis tersebut. Argon merupakan anggota pertama gas mulia yang
ditemukan. Simbol argon saat ini adalah "Ar", tetapi hingga tahun 1957 simbolnya
adalah "A" (Holden, N. E. , 2004)
Keberadaan
Atmosfer bumi mengandung argon sebesar 0,934% dari volumenya dan 1,288%
dari massanya, dan udara adalah bahan baku utama yang digunakan oleh industri
untuk membuat produk argon murni. Argon diisolasi dari udara melalui
fraksionasi, paling umum dengan cara distilasi fraksi kryogenik, suatu proses yang
juga menghasilkan nitrogen, oksigen, neon, kripton dan xenon murni.[18]
Sementara kerak Bumi dan air laut secara berturut-turut mengandung 1.2 bpj dan
0.45 bpj argon (Emsley, J. 2001)
Isotop
Dalam atmosfer bumi, 39Ar dibentuk oleh aktivitas sinar kosmik, terutama
dengan 40Ar. Dalam lingkungan subpermukaan, juga diproduksi
melalui penangkapan neutron oleh 39K atau emisi alfa oleh kalsium. 37Ar dibentuk
dari spalasi ((Inggris): spallation) neutron 40Ca sebagai hasil dari ledakan
nuklir subpermukaan. Ini memiliki waktu paruh 35 hari.
Pembuatan Argon
Kegunaan Argon
a. Proses industr
b. Penelitian ilmiah
c. Pengawetan
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola
lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas
Daftar Pustaka