Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM
NITROGEN DAN AMONIA

Oleh :
Eri Zuimatus Sa’diyah 17030194064
Kelas :
Pendidikan Kimia B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
A. Judul Praktikum : Nitrogen dan Amonia
B. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui cara pembuatan gas nitrogen dan amonia di laboratorium
2. Mengetahui sifat-sifat nitrogen dan senyawanya
3. Mengidentifikasi gas nitrogen, amonium dan senyawanya.
C. Dasar Teori
Nitrogen
Nirogen adalah salah satu unsur kimia yang terletak pada golongan VA/15 atau
disebut juga golongan nitrogen. Golongan nitrogen adalah salah satu golongan yang ada
dalam tabel sistem periodik unsur beranggotajan nitrogen (N), fosfor (P), arsen (As),
antimon/stibium (Sb), bismut (Bi), dan unsur sintettis ununpentium (Uup). Nama lain dari
golongan nitrogen adalah golongan pniktogen. Nitrogen merupakan molekul diatomik
yang memiliki ikatan rangkap tiga. Energi ikatannya cukup tinggi sehingga sangat stabil
dan sulit bereaksi. Karena itu kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa
nitrogen bertanda positif. Molekul nitrogen ini sangat ringan dan nonpolar sehingga gaya
van der waals antar molekul sangat kecil (Syukri, 1999).
Nitrogen (Latin: nitrum, Bahasa Yunani: Nitron berarti “soda asli”, “gen”,
“pembentukan”) secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang
menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara
yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad
ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm
Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar
atau udara telah flogistat. Gas nitrogen adalah cukup lemas sehingga dinamakan oleh
Antoine Lavoisier sebagai azote, daripada perkataan Yunani yang bermaksud “tak
bernyawa”. Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis
dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain (Partana C. F., 2003).
Nitrogen adalah gas tak berwarna dan tak berasa yang menempati 78,1% atmosfer
(persen volume). Nitrogen adalah gas inert disuhu kamar namun dikonversi menjadi
senyawa nitrogen oleh proses fiksasi biologis dan melalui N2 diperoleh dengan cara
kondensasi udara menjadi cair lalu dengan destilasi fraksinasi diubah menjadi udara cair
(embun). N2 yang mempunyai titik didih lebih rendah daripada O2 menyebabkan N2 akan
keluar terlebih dahulu daripada O2 (Lutfi, 2016).
Nitrogen mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p3. Dalam pembentukan
senyawa dengan atom-atom lain, atom N dapat memperoleh atau lebih dapat dikatakan
memakai bersama tiga elektron untuk mencapai kulit valensi oktet 1s2 2s2 2p6. Bilangan
oksidasi N dalam senyawanya berkisar dari -3 sampai +5. Walaupun keragaman bilangan
oksidasi mengakibatkan kimia senyawa nitrogen yang luar biasa banyaknya, bahan asal
semua senyawa nitrogen yaitu unsur nitrogen, N2 yang bersifat agak lembam. Kurangnya
kereaktifan tersebut disebabkan. Karena kekuatan ikatan yang besar antara atom N dalam
N2; 946,4 kJ energi dibutuhkan untuk merusak 1 mol ikatannya (Petrucci, 1992).
Sifat-sifat nitrogen
Sifat Fisik Nitrogen
Sifat fisik dari nitrogen diantaranya sebagai berikut :

Sifat Keterangan
Nomor atom (Z) 7
Golongan, blok Golongan 15 (Pniktogen), blok p
Periode periode 2

Kategori unsur nonlogam

Bobot atom standar(Ar) 14.00643, 14.00728],


kovensional:14.007

Konfigurasi electron [He] 2s2 2p3

Fase gas

Titik lebur 63,15 K (-210,00 °C, -346,00 °F)

Titik didih 77,36 K (-195,79 °C, -320,33 °F)

Kepadatan pada sts(0 °C dan 1,251 g/L


101,325 kPa)
saat cair, padat.d. 0,808 g/cm3

Titik tripel 63,1526 K, 12,53 kPa

Titik kritis 126,19 K, 3,3978 Mpa

Kalor peleburan (N2) 0,72 kJ/mol

Kalor penguapan (N2) 5,56 kJ/mol

Kapasitas kalor molar (N2)


29,124 J/(mol·K
(Sugiyarto, 2004)
Sifat Kimia Nitrogen
Nitrogen terdapat di alam sebagai gas tak berwarna dan tak berbau dengan rumus
molekul N2 (strukturnya :N≡N:). Gas nitrogen dapat dicairkan jika didinginkan dibawah
suhu kritisnya (-14 ), selanjutnya dimampatkan pada 35 atm dan suhu kritis, menghasilkan
cairan tak berwarna yang mendidih pada -196, dan 1 atm. Nitrogen kurang reaktif pada
suhu kamar, disebabkan kekuatan pada N≡N. Namun pada suhu yang dinaikan secara
perlahan, nitrogen bereaksi dengan sejumlah unsur dengan oksigen menghasilkan nitrit
oksida.
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
Reaksi ini digunakan dalam industri (proses Harber), dan sebagai sumber komersial
senyawa nitrogen.
Pada suhu rendah elemen nitrogen berkemampuan reaktif sangat rendah. Pada
suhu tinggi nitrogen bisa bereaksi dengan krom, silikon, titanium, aluminium, boron,
berilium, magnesium, barium, strontium, kalsium, dan litium dan membentuk nitrit dan
oksigen membentuk NO. Dengan adanya katalisator dan suhu menengah, nitrogen
bereaksi dengan hidrogen membentuk amonia. Senyawa nitrogen anorganik yang bersifat
toksik terhadap organisme yang hidup diperairan. Nitrat, nitrit, dan amonia merupakan
derivat senyawa nitrogen anorganik yang memiliki daya racun masingmasing senyawa
berbeda, yaitu amonia dan nitrit bersifat sangat toksik meskipun dalam konsentrasi yang
rendah, sedangkan nitrat akan bersifat toksik dalam konsentrasi besar secara berlebihan
sehingga menimbulkan istilah “alga bloom” sehingga mengakibatkan kadar oksigen
terlarut bisa berkurang (Hallberg, 1989).
Pembuatan Gas Nitrogen
Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan pencairan (destilasi udara
cair) karena N2 mempunyai titik didih rendah daripada O2 maka ia lebih dahulu menguap
sebagai fraksi pertama (Svehla, 1985).
Di laboratorium gas N2 didapatkan dengan beberapa cara (Lutfi, 2016)
1) Reaksi natrium nitrit dan amonium klorida
NH4Cl (aq) + NaNO2(aq) → NaCl (aq) + NH4 NO2(aq) → N2 (g) + H2O (l)
2) Pemanasan amonium nitrit

dipanaskan
NH4NO2(aq) 2Na(s) + 3N2(g)
3) Oksidasi ammonia
4NH3 + 3Ca(OCl)2 → 2N2 + 3CaCl2 + 6H2O
8NH3 + Br2 → N2 + 6 NH4Br
4) Pemanasan senyawa azida, seperti natrium azida (NaN3) dan barium azida (Ba(N3)2
dipanaskan
NaN3 N2 +2 Na

Amonia
Amonia adalah bahan kimia dengan rumus kimia NH 3. Molekul amonia
mempunyai bentuk segi tiga. Amonia terdapat di atmosfera dalam kuantiti yang kecil
akibat pereputan bahan organik. Amonia juga dijumpai di dalam tanah, dan di tempat dekat
dengan gunung berapi. Pada suhu dan tekanan piawai, amonia adalah gas yang tidak
mempunyai warna dan lebih ringan daripada udara (0.589 ketumpatan udara). Titik
leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan amonia dalam air
mempunyai pH 12. Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan haba yang sangat
tinggi. Dapat digunakan sebagai pelarut baik untuk senyawa-senyawa anorganik maupun
organik, dan sering dipakai sebagai reaksi dalam sintesis (Sugiyarto, 2004).
Amonia merupakan basa lemah. Pembentukan ion hidroksida akan meningkatkan
pH larutan, sehingga larutan menjadi alkali. Jika ion-ion hidroksida atau amonium bereaksi
lebih lanjut dengan senyawa lain yang ada di dalam air, maka amonia akan terkonversi
lebih banyak lagi untuk menjaga kesetimbangan reaksi (Apple, 1990).
Sifat-Sifat Amonia
Amonia (NH3) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
 Gas yang tidak berwarna
 Titik didih: -28,01 ° F (-33,34 ° C)
 Titik lebur: -107,9 ° F (-77,73 ° C)
 Gas yang menyengat dengan bau tajam yang khas
 Massa molar: 17,031 g / mol
 Kepadatan: 0.73 kg / m³
 Harga momen dipol = 1.47 Debye
(Cotton, 1999).
Reaksi-reaksi Amonia
Dengan larutan NaOH : gas ammonia dilepaskan ketika dipanaskan
NH4+ + OH-→ NH3 ↑+ H2O
Identifikasi gas ammonia yang terbentuk :
a) Dari baunya
b) Dari terbentuknya uap putih ammonium klorida bila sebuah batang kaca yang
dibasahi asam klorida pekat dipegangi
c) Dari fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru
atau kertas kunyit menjadi coklat
d) Dari kemampuannya mengubah kertas saring yang dibasahi larutan Hg(I)NO 3
menjadi hitam.
e) Kertas saring yang dibasahi larutan mangan (II) klorida dan H2O2 memberi warna
coklat
1. Dengan larutan natrium hydrogen tatrat jenuh : terbentuk endapan putih ammonium
tatrat asam NH4.H.C4H4O6, yang serupa tapi sedikit lebih larut daripada garam kalium
yang bersangkutan
2. Dengan asam perklorat atau natrium perklorat : tak ada pengendapan
(Svehla, 1985)
Pembuatan Amonia
Amonia dapat dibuat di laboratorium maupun di Industri, beberapa cara
pembuatan amonia yakni (Sutresna, 2006) :
1) Pembuatan Amonia di Laboratorium
Dalam skala laboratorium , amonia dibuat dengan cara mereaksikan garam amonuim
klorida dengan basa kuat atau oksida basa menurut reaksi berikut:
NH4Cl + NaOH → NH3 + NaCl + H2O
2NH4Cl + CaO → 2NH3 + CaCl2 + H2O
Gas yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengujinya menggunakan kertas
lakmus. Gas amonia bersifat basa sehingga akan mengubah warna lakmus merah
menjadi biru.
2) Pembuatan Amonia di Industri
Amonia dapat dibuat dalam skala industri melalui proses Haber-Bosch. Proses
pembuatan ini menggunakan bahan baku gas nitrogen dan gas hidrogen yang
direaksikan menurut persamaan reaksi berikut:
N2(g) + 3 H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Reaksi tersebut berlangsung pada suhu reaksi 530℃ dan tekanan 150-200 atm dengan
katalis Fe2O3/Ni/Pt/Pd. Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm namun harus
dilangsungkan pada suhu tinggi, hal ini disebabkan karena kedua gas tersebut bersifat
lembam.
D. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Labu Erlenmeyer pipa samping Kristal NaNO2
100 ml
Labu suling (1) Larutan H2SO4 pekat
Tabung reaksi (7) Kristal NH4Cl
Gelas ukur 100 ml (1) Larutan H2SO4 1 M ; 0,1 M
Pipet tetes Larutan HCl pekat
Corong pemisah (1) Larutan FeSO4 0,2 M
Gelas ukur 250 ml (1) Serbuk Ca(OH)2
Kaki tiga dan asbes (1) Larutan HNO3 pekat
Bak / wadah (1) Larutan amilum
Statif dan klem (1) Larutan HCl 0,1 M
Pengaduk kaca (1) Larutan KI
Pembakar bunsen (1) Indikator phenlphtalein
Neraca Larutan amonia pekat
Sebilah kayu Larutan NH4OH 2 M ; 0,1 M
Penutup karet sesuai tabung Batu FeS
Selang (1) Bunga belerang
Gelas kimia 50 ml (2)
E. Alur Percobaan
1. Pembuatan dan identifikasi gas N2

0,3 g NaNO2 0,3 g NH4Cl

Dilarutkan dalam 10 mL aquades. Dilarutkan dalam 10 mL aquades.


Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna

Dimasukkan ke labu erlenmeyer pipa samping Dimasukkan ke dalam corong pemisah yang
yang dirangkai dengan selang plastik menuju dirangkai dengan statif dan klem O.
gelas ukur terbalik berisi air. Dihubungkan dengan labu erlenmeyer pipa
Ditutup dengan karet penutup. samping melalui karet penutup.
Diletakan di atas kasa alumunium.

Larutan tak berwarna dalam erlenmeyer Larutan tak berwarna dalam corong pemisah
Dipanaskan. Dibuka krannya.
Dibiarkan tetesannya menuju larutan NaNO2
dalam labu erlenmeyer.
Larutan tak berwarna dalam labu erlenmeyer
dan dan gas tak berwarna dalam gelas ukur

Diukur volume gas. Diuji nyala api gasnya

Volume gas Api padam

Reaksi:
 NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq).
 NH4Cl (s) + + H2O (l)  NH4Cl (aq).
 NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq)  NaCl (aq) + N2 (g) + 2H2O (l).
2. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Nitrogen (Reaksi NaNO2 dengan H2SO4).

0,25 g NaNO2

Dimasukkan ke tabung reaksi.


Ditambah 2,5 mL aquades.
Didistribusikan ke 2 tabung reaksi.

Tabung 1 Tabung 2
Larutan tak berwarna Larutan tak berwarna

Ditambah larutan H2SO4 1 M. Ditambah 2 mL aquades.

Diamati. Ditambah 2 tetes larutan KI.

Larutan dan gelembung gas tak Ditambah 2 tetes larutan amilum.

berwarna, serta bercak coklat Ditambah larutan H2SO4.

kekuningan di dinding tabung Ditambah


Larutan ungu0m1 M
kehitaman

Reaksi:
 NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq).
Tabung 1.
 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq).
 3HNO2 (aq) ⇌ H3O+ (aq) + NO3- (aq) + 2NO (g) (Sugiyarto, 2004).
 2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g).
Tabung 2.
 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + 4H 2SO4 (aq)  4KHSO4 (aq) + I2 (aq) + 2NO (g) + 2H 2O
(l).
3. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Nitrogen (Reakksi HNO3 dengan H2SO4).
1 mL larutan HNO3 0,1 M

Dimasukkan ke tabung reaksi.


Ditambah 1 mL larutan H2SO4 8 M.
Didinginkan.

Larutan tak berwarna panas

Ditambah 0,5 mL larutan FeSO4 0,2 M melalui dinding


tabung reaksi secara perlahan.
Diamati.

Cincin coklat pudar


Reaksi:
 4HNO3 (aq) + 2H2SO4 (aq)  4NO2 (g) + O2 (g) + 2H2SO4 (aq).
 2NO3- (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6 Fe3+ (aq)  6Fe3+ (aq) + 2NO (g) + 4SO42- (aq) +
4H2O (l).
 Fe2+ (aq) + NO (g) ⇌ [Fe(NO)]2+ (aq).

4. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Amonium.

1 mL larutan NH4OH 2 M
Dimasukkan ke tabung reaksi.
Dialiri gas H2S

Ditambah 1 mL larutan NH4OH 0,1 M.


Dikocok dan ditambah bunga belerang.
Disaring.

Filtrat tak berwarna Residu putih

Ditambah larutan HCl encer hingga terbentuk endapan.

Endapan putih
Reaksi:
 FeS (s) + 2HCl (aq)  H2S (g) + FeCl2 (aq)
 2NH4OH (aq) + H2S (g)  (NH4)2S (aq) + 2H2O (l).
 2NH4OH (aq) + H2S (g) berlebih  (NH4)2S (aq) + 2H2O (l).
 (NH4)2S (aq) + S (s)  (NH4)2S2 (aq).
 (NH4)2S2 (aq) + HCl (aq)  2NH4Cl (aq) + NH4SH (aq) + 2S (s).

5. Pembuatan dan Identifikasi Gas Amonia Beserta Sifatnya.


1 mL-2 mL larutan NH4Cl 4 M

Dimasukkan ke tabung reaksi.


Ditambah Ca(OH)2 seujung kecil sendok.
Dipanaskan perlahan-lahan dengan tangan memegang kertas lakmus
merah dan di biru di atas mulut tabung reaksi.
Diamati

Perubahan warna kertas lakmus

Dimasukkan spatula yang telah dicelupkan ke larutan HCl


pekat mendekati larutan dalam tabung reaksi.
Diamati

Gas putih
Reaksi:
 2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s) → CaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l)
 NH3(g) + HCl(aq) → NH4Cl(g)

6. Pembuatan dan Identifikasi Gas Amonia Beserta Sifatnya.


5 mL larutan NH4OH pekat

Dimasukkan ke labu erlenmeyer pipa samping yang dirangkai dengan


tabung reaksi dengan dihubungkan oleh selang plastik.
Dipanaskan perlahan-lahan.
Ditampung gas yang keluar dalam tabung reaksi.
Ditutup dengan karet penutup.

Gas tak berwarna

Diuji dengan spatula kaca yang Dialirkan ke gelas kimia yang berisi
dibasahi dengan larutan HCl pekat. air.
Diuji dengan indikator PP.

Gas putih Larutan merah muda


Reaksi:
kalor
 NH4OH (aq)  NH3 (g) + H2O (l).
 NH3 (g) + HCl (aq)  NH4Cl (g).
 NH3 (g) + H2O (g)  NH4OH (aq).
 NH4OH (aq) + HIn (aq)  NH4In (aq) + H2O (l).

F. Pembahasan
Pada percobaan Nitrogen dan Amonia bertujuan untuk mengetahui cara
pembuatan gas nitrogen dan amonia di laboratoriun, mengetahui sifat-sifat
nitrogen dan senyawanya serta untuk mengidentifikasi gas nitrogen,
ammonium, dan senyawanya..
1. Pembuatan dan identifikasi gas N2
Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas
dan identifikasi gas N2. Langkah pertama yaitu menyiapkan 0,3 g kristal
putih NaNO2 dan 0,3 g kristal putih NH4Cl yang keduanya ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik. Setelah itu masing-masing diencerkan kedalam
10 mL aquades yang tak berwarna. Aquades berfungsi sebagai pelarut.
Kristal putih NH4Cl harus diencerkan, hal ini dikarenakan kristal putih NH4Cl
bersifat mudah menyublim, higroskopis. Selain itu, fungsi pengenceran yaitu
untuk mempermudah mereaksikan NH4Cl dengan NaNO2. Dalam
pengencaran ini, dipastikan kedua kristal larut dan kedua larutan menjadi
homogen. Reaksi yang terjadi adalah :
NaNO2 (s) + H2O (l) → NaNO2 (aq)
NH4Cl (s) + H2O (l) → NH4Cl(aq)
Setelah itu larutan NH4Cl yang tak berwarna dimasukkan ke corong
pemisah yang diletakkan diatas larutan NaNO2 yang tak berwarna yang
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer berpipa samping dan dihubungkan
dengan selang yang telah dihubungkan dengan gelas ukur dengan kondisi
terbalik di bak yang berisi air. Kemudian labu erlenmeyer dipanaskan dengan
menggunakan pembakar bunsen. Pada bagian ini larutan NH4Cl harus
diletakkan diatas karena jika larutan NH4Cl diletakkan dibawah dan
dilakukan pemanasan larutan NH4Cl akan lebih cepat menguap sehingga gas
yang dihasilkan belum tentu gas N2.
. Pada prosedur ini, yang dipanaskan adalah pada larutan NaNO 2
bukan larutan NH4Cl. Hal ini dikarenakan ion NO2- sebagai sumber nitrogen
yang akan diubah menjadi gas N2. Sedangkan fungsi dari pemanasan sendiri
adalah untuk mempercepat reaksi yang berlangsung karena NaNO 2 sulit
terurai sehingga harus dipanaskan agar mudah terurai menjadi gas N 2.
Sedangkan fungsi dari gelas ukur adalah untuk menampung gas nitrogen
yang dihasilkan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq)  NaCl (aq) + N2 (g) + 2H2O (l).
Secara teoritis gas yang dihasilkan sebanyak 109,7 mL sesuai dari
perhitungan berikut
Diketahui : Massa NaNO2 = 0,3370 g
Massa NH4Cl = 0,3005 g
massa molar NaNO2 = 69 g/mol
massa molar NH4Cl = 53,5 g/mol
Ditanya : V N2 ?
Dijawab :

NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq) → NaCl (aq) + N2 (g) + 2 H2O (l)

M 0,0049 mmol 0,0056 mmol - - -

R 0,0049 mmol 0,0049 mmol 0,0049 mmol 0,0049 mmol 0,0049 mmol

S - 0,0007 mmol 0,0049 mmol 0,0049 mmol 0,0049 mmol

V N2 = mmol × 22,4
= 0,0049 mmol × 22,4
= 0,1097 L
= 109,7 mL
Setelah volume gas diukur, gas yang dihasilkan diidentifikasi dengan
uji nyala api. Diambil sebilah kayu atau tusuk sate kemudian dibakar, setelah
itu tusuk sate dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisikan gas nitrogen.
Gas nitrogen bersifat tidak reaktif, tidak berwarna dan tidak berbau. Gas
nitrogen kurang reaktif pada suhu kamar dikarenakan kekuatan pada ikatan
N≡N sehingga dapat memadamkan nyala api.

2. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Nitrogen (Reaksi NaNO2 dengan


H2SO4).
Percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas dan
menidentifikasi senyawa nitrogen. Pertama disiapkan 0,2 g kristal putih
NaNO2 yang ditimbang dengan neraca analitik. Kemudian dimasukkan
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan ± 2,5 mL aquades. Reaksi yang
terjadi adalah :
NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq).
Setelah itu didistribusikan ke dua tabung berbeda dengan volume
yang sama banyaknya
Tabung 1
Pada tabung pertama yang telah berisi larutan NaNO 2 tidak berwarna
ditambah dengan beberapa tetes H2SO4. Penambahan H2SO4 ini menghasilkan
larutan tidak berwarna dan terdapat gelembung gas. Penambahan larutan
H2SO4 bertujuan untuk memberikan suasana asam dan mempercepat reaksi,
karena larutan H2SO4 merupakan asam kuat yang dapat menghasilkan panas
sehingga dapat mempercepat reaksi. Pada tabung pertama terbentuk gas NO
terlebih dahulu, lalu gas NO yang tidak berwarna kemudian gas ini bereaksi
dengan oksigen yang pada udara sehingga terbentuk gas NO 2 yang ditandai
dengan tabung reaksi pada percobaan ini berwarna coklat kekuningan. Pada
tabung pertama terjadi reaksi sebagai berikut :
2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq).
3HNO2 (aq) ⇌ H3O+ (aq) + NO3- (aq) + 2NO (g) (Sugiyarto, 2004).
2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g).
Asam nitrit (HNO2) yang dihasilkan akan terurai menjadi gas NO dan
HNO3. Pertama HNO2 terurai membentuk gas NO yang tidak berwarna,
karena reaksi dilakukan ditabung reaksi terbuka sehingga gas NO akan
bereaksi dengan oksigen dari udara membentuk gas NO 2 yang berwarna
coklat. Oleh karena itu pada tabung reaksi dihasilkan bercak warna kuning
yang merupakan indikator adanya gas NO (tak berwarna) dan gas NO 2
(berwarna coklat).
Tabung 2
Pada tabung kedua yang telah berisi larutan NaNO2 tidak berwarna
ditambah dengan 2 mL aquades lalu ditambah larutan KI dan larutan amilum
masing-masing 2 tetes. Penambahan aquades berfungsi untuk menurunkan
kepekatan larutan. Setelah itu ditambahkan beberapa tetes larutan H 2SO4 0,1
M. Penambahan larutan H2SO4 bertujuan untuk mempercepat reaksi, karena
larutan H2SO4 merupakan asam kuat yang dapat menghasilkan panas
sehingga dapat mempercepat reaksi. Penambahan H2SO4 ini merubah larutan
yang awalnya tidak berwarna menjadi larutan berwarna ungu kehitaman.
Pada percobaan ini larutan NaNO2 sebagai oksidator atau mengalami reduksi
menjadi NO, dimana bilangan oksidasinya berubah dari +3 menjadi +2.
Sedangkan larutan KI sebagai reduktor atau mengalami oksidasi menjadi I2,
dimana bilangan oksidasinya berubah dari -1 menjadi 0. Reaksinya adalah
sebagai berikut :

oksidasi +2
+3
2NaNO2(aq) + 2KI(aq) + 4H2SO4(aq)  K2SO4(aq) + I2(aq) + 2NO(g)
-1 0
reduksi

Selanjutnya I2 akan bereaksi dengan amilum mebentuk kompleks iod amilum


yang berwarna ungu. Sehingga pada tabung reaksi dihasilkan larutan berwarna
biru keunguan dan ada uap tak berwarna di dinding tabung. Terbentuknya
larutan berwarna ungu dapat dijelaskan melalui persamaan reaksi berikut:

amilum kompleks iod amilum


Pada reasksi ini KI dimasukkan sebelum penambahan asam sulfat,
untuk memastikan agar yang mengoksidasi I- menjadi I2 adalah NaNO2.
Sehingga warna ungu yang terbentuk adalah benar-benar kompleks
iodamilum. Jika KI ditambahkan setelah penambahan asam sulfat, tetap
dihasilkan larutan berwarna ungu tetapi senyawa tersebut belum tentu
kompleks amilum.
.

3. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Nitrogen (Reakksi HNO3


dengan H2SO4).
Percobaan ketiga bertujuan untuk mengetahui cara membuat dan
mengidentifikasi senyawa nitrogen. Mula-mula 1 mL larutan HNO 3 encer
tidak berwarna dimasukkan ke tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL larutan
H2SO4 pekat dan didinginkan. Fungsi penambahan H2SO4 pekat yakni untuk
mempercepat reaksi (katalis) agar reaksinya berlangsung spontan,
menyebabkan hidrasi (menarik molekul air), dan pemberi suasana asam. Dari
hasil pendinginan perubahan yang terjadi adalah larutan tetap tak berwarna.
Reaksi yang terjadi yaitu :
4HNO3 (aq) + 2H2SO4 (aq)  4NO2 (g) + O2 (g) + 2H2SO4 (aq).
Setelah itu ditambahkan ± 0,5 mL larutan FeSO4 0,2 M berwarna
kuning muda melalui dinding tabung secara perlahan. Perubahan yang terjadi
adalah terbentuk cincin berwarna kuning kecoklatan atau biasa disebut cincin
tengguli. Proses terjadinya cincin tengguli adalah sebagian dari besi(II) sulfat
akan dioksidasi menjadi besi(III) sulfat, dan pada saat yang sama anion nitrit
(NO2) akan direduksi menjadi NO berupa gas. Reaksi antara NO dengan
senyawa besi (II) sulfat yang masih tersisa akan membentuk senyawa
kompleks besi berwarna coklat (cincin coklat). Reaksi yang terjadi adalah :
2NO3- (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6 Fe3+ (aq)  6Fe3+ (aq) + 2NO (g) + 4SO42-
(aq) + 4H2O (l).
Fe2+ (aq) + NO (g) ⇌ [Fe(NO)]2+ (aq).
Cincin tengguli berwarna coklat pudar, terletak dibagian tengah antara
bagian bawah larutan SO42- yang tak berwarna dengan ion Fe2+ bagian atas
yang berwarna kuning.

4. Pembuatan dan Identifikasi Senyawa Amonium.


Pada percobaan keempat bertujuan untuk mengetahui pembuatan dan
identifikasi senyawa amonium. Langkah pertama yaitu menyiapkan 1 mL
larutan NH4OH 2 M dimasukkan ke tabung reaksi dan dialiri gas H 2S. Gas
H2S didapatkan dari mereaksikan bongkahan FeS dengan larutan HCl. Reaksi
yang terjadi adalah :
FeS (s) + 2HCl (aq)  H2S (g) + FeCl2 (aq)
Penambahan gas H2S berfungsi untuk menghasilkan senyawa sulfida berupa
(NH4)2S. Sehingga reaksi antara NH4OH dan gas H2S menghasilkan (NH4)2S
yang berupa larutan berwarna kuning pudar. Persamaan reaksi yang terjadi
yaitu
2NH4OH (aq) + H2S (g)  (NH4)2S (aq) + 2H2O (l).
Setelah itu, ditambahkan dengan 1 mL larutan amonium 0,1 M.
Perubahan yang terjadi adalah larutan tidak berwarna. Penambahan amonium
bertujuan untuk menjerap H2S yang berlebih agar pembentukan senyawa
sulfida berlangsung optimal, sehingga endapan yang terbentuk juga optimal.
Lalu ditambahkan serbuk bunga belerang yang berwarna kuning.
Penambahan ini mengakibatkan perubahan menjadi larutan warna kuning dan
terdapat endapan. Fungsi penambahan bunga belerang adalah untuk
menghasilkan polisulfida (NH4)2S2. Reaksi yang terjadi adalah :
(NH4)2S (aq) + S (s)  (NH4)2S2 (aq).
Setelah itu disaring dan didapatkan filtrat tidak berwarna dan endapan
berwarna kuning. Lalu filtrat ditambahkan larutan HCl dan terjadi perubahan
larutan berwarna kuning dan terdapat endapan berwarna putih. Fungsi
penambahan larutan HCl untuk mempercepat pemmbentukan endapan S dan
membentuk senyawa NH4Cl. Reaksi yang terjadi adalah :
(NH4)2S2 (aq) + HCl (aq)  2NH4Cl (aq) + NH4SH (aq) + 2S (s).

5. Pembuatan dan Identifikasi Gas Amonia Beserta Sifatnya.


Pada percobaan kelima bertujuan untuk mengetahui pembuatan dan
indentifikasi amonium beserta sifatnya. Mula-mula dimasukkan 2 mL larutan
NH4Cl 4 M kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan serbuk Ca(OH) 2
berwarna putih. Penambahan ini menghasilkan larutan keruh dan terdapat
endapan putih. Tujuan penambahan Ca(OH)2 untuk menghasilkan senyawa
CaCl2. Apabila Ca(OH)2 diganti dengan Mg(OH)2 reaksi ini tetap bisa
berlangsung tetapi lama dan hasilnya tidak maksimal. Ada beberapa alasan
digunakannya Ca(OH)2 daripada Mg(OH)2, antara lain:
a. Untuk membentuk senyawa CaCl2.
b. Kelarutan Mg lebih rendah dibandingkan Ca.
c. Berdasarkan teori dalam satu golongan jari-jari atom semakin
meningkat, energi ionisasi semakin berkurang, dan
keelektronegatifan semakin menurun sehingga Ca lebih reaktif
dibandingkan Mg.
d. Berdasarkan teori dalam satu golongan jari-jari atom semakin
meningkat, energi ionisasi semakin berkurang, dan
keelektronegatifan semakin menurun sehingga Ca(OH)2 lebih basa
dibandingkan Mg(OH)2.
Ion Ca2+ dari Ca(OH)2 mampu berikatan dengan Cl- karena Cl- memiliki
keelektronegatifan yang besar sedangkan Ca2+ memiliki energi ionisasi yang
kecil sehingga kemungkinan berikatan antar keduanya lebih mudah sehingga
membentuk CaCl2. Selanjutnya campuran antara larutan NH4Cl dan Ca(OH)2
dipanaskan dengan pembakar spirtus, untuk mempercepat reaksinya. Reaksi
yang terjadi dapat dituliskan dalam persamaan reaksi beriut:
2NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s)  CaCl2 (aq) + NH3 (g) + 2HCl (aq).
Kemudian dilakukan kertas uji kertas lakmus merah untuk mengidentifikasi
gas yang dihasilkan dari penambahan Ca(OH)2, kertas lakmus merah
diletakkan diatas tabung reaksi saat dipanaskan. Perubahan yang terjadi
adalah kertas lakmus yang asalnya berwarna merah berubah warna menjadi
biru. Perubahan kertas lakmus ini menunjukkan bahwa terdapat gas NH 3
yang bersifat basa.
Setelah dilakukan uji menggunakan kertas lakmus, selanjutnya yaitu
menguji dengan sebuah pengaduk kaca yang telah dicelupkan ke dalam HCl
pekat ke dalam tabung reaksi. Perubahan yang terjadi adalah timbul asap
putih. Asap putih ini merupakan gas NH4Cl. Persamaan reaksi yang terjadi
adalah:
NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)
Hal ini menandakan bahwa amonia mampu bereaksi dengan asam
kuat membentuk garam amonium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gas
amonia dapat dihasilkan dari reaksi antara larutan NH 4Cl dan serbuk Ca(OH)2
dengan pemanasan. Pada percobaan ini spatula dicelupkan ke dalam HCl
sebelum direaksikan karena sifat HCl pekat sangat reaktif, sehingga tidak
direaksikan langsung dengan larutan dalam tabung reaksi. Selain itu, karena
yang ingin diamati adalah terbentuknya gas bukan reaksi dalam larutan maka
HCl direaksikan melalui spatula tanpa menyentuh larutan, agar gas NH4Cl
yang diinginkan bisa diamati
.
6. Pembuatan dan Identifikasi Gas Amonia berserta Sifatnya
Percobaan keenam bertujuan untuk mengetahui pembuatan dan
identifikasi gas amonia beserta sifatnya. Mula-mula ± 5 mL larutan NH4OH
pekat dimasukkan kedalam labu erlenmeyer berpipa samping. Lalu
dipanaskan dengan pembakar bunsen. Pemanasan dilakukan untuk
mempercepat penguraian larutan NH4OH menjadi gas NH3. Gas NH3 yang
dihasilkan adalah gas yang tak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah :

kalor
NH4OH (aq)  NH3 (g) + H2O (l).
Setelah itu gas yang dihasilkan ditampung di tabung reaksi yang
ditutup dengan karet penutup atau plastisin. Pada tabung reaksi yang
berisikan dilakukan uji menggunakan spatula yang dibasahi dengan larutan
HCl pekat. Perubahan yang terjadi adalah timbul asap putih. Asap putih ini
merupakan gas NH4Cl. Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
NH3(g) + HCl(aq)  NH4Cl(g)

Hal ini menandakan bahwa amonia mampu bereaksi dengan asam


kuat membentuk garam amonium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gas
amonia dapat dihasilkan dari reaksi antara larutan NH4Cl dan serbuk Ca(OH)2
dengan pemanasan. Pada percobaaan ini pengujian dilakukan hanya dengan
mencelupkan larutan HCl pekat ke spatula, tidak meneteskan langsung
larutan HCl kedalam tabung reaksi, hal in dikarekanan larutan HCl bersifat
toxic sehingga jika ditetesi larutan HCl pekat langsung kedalam tabung reaksi
yang terjadi adalah larutan HCl bisa bereaksi dengan yang lain dan hasil gas
NH4Cl bisa terlalu banyak sehingga dapat membahayakan praktikan.
Setelah itu selang dialirkan ke gelas kimia yang berisi air dan diuji
dengan indikator PP. Perubahan yang terjadi adalah larutan yang awalnya
tidak berwarna berubah menjadi larutan berwarna merah muda. Hal ini
menunjukkan terjadi reaksi antara gas yang dialirkan melalui selang dengan
air yang ada pada gelas kimia. NH 3 bersifat basa, yang mana indikator
phenolphthalein merupakan indicator basa yang mempunyai trayek pH 8,3
sampai 10, sehingga indicator PP ini akan bekerja hanya pada larutan basa.
Yang mengubah warna larutan basa menjadi merah muda, dimana warna
merah muda terbentuk dari kompleks indicator pp dengan ion OH - dari basa
NH4OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NH3 (g) + H2O (g)  NH4OH (aq).
NH4OH (aq) + HIn (aq)  NH4In (aq) + H2O (l).

Berdasarkan percobaan ini, pembuatan gas NH3 dapat dilakukan


dengan memanaskan NH4OH pekat. Terbentuknya gas NH3 dapat
diidentifikasi dua cara yang pertama terbentuknya uap putih NH 4Cl saat
diuji dengan pengaduk kaca yang dicelup HCl pekat. Senyawanya,
NH4OH bersifat basa dibuktikan dengan ia yang dapat memberi warna
merah muda pada air yang ditambah indikator PP merupakan uji yang
kedua.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan gas nitrogen di laboratorium dapat dibuat dengan cara :
a. Mereaksikan larutan NaNO2 dengan larutan NH4Cl menghasilkan
gas N2
b. Mereaksikan larutan NaNO2 dengan larutan H2SO4 menghasilkan
NO2
Sedangkan pembuatan gas amonia dapat dibuat dengan cara :
a. Mereaksikan larutan NH4Cl dengan Ca(OH)2 menghasilkan gas
NH3
b. Memanaskan larutan NH4OH menhgasilkan gas NH3
2. Sifat-sifat senyawa nitrogen dan senyawanya adalah basa, hal ini
ditunjukkan dengan perubahan kertas lakmus merah yang menjadi kertas
lakmus biru atau ketika penambahan indikator PP, larutan yang awalnya
tidak berwarna berubah menjadi larutan berwarna merah muda.
3. Mengidentifikasi gas nitrogen dan amonia dapat dilakukan dengan cara
uji kertas lakmus, uji indikator PP, atau uji dengan menggunakan spatula
yang telah dicelupkan ke larutan HCl pekat.

H. Daftar Pustaka
Apple, J. M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemisahan Bahan Edisi Ketiga.
Bandung: ITB.

Cotton, F. A. (1999). Advance Inorganic Chemistry. New York: Willey


Interscience Publication.

Hallberg, G. R. (1989). Nitrate in Groundwater in the United States. Nitrogen


management and Groundwater Protection, 35-74.

Lutfi, A. d. (2016). Kimia Anorganik Unsur-Unsur Golongan Utama. Surabaya:


Absolute Media.

Partana, C. F. (2003). Kimia Dasar 2. Yogyakarta: UNY Press.

Petrucci, R. H. (1992). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Sugiyarto, K. H. (2004). Kimia Anorganik I. Yogyakarta: UNY Press.

Sutresna, N. (2006). Kimia untuk Kelas XII. (Hadyana, Trans.) Bandung: Grafindo
: Media Pratama.
Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
(5th ed.). Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

I. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan pembuatan gas nitrogen dan amonia di laboratorium !
Jawab :
Nitrogen dapat dibuat di laboratorium dengan mereaksikan NaNO2(aq)
yang ditambahkan perlahan-lahan dengan NH4Cl(aq) kemudian
dipanaskan. Gas yang akan terbentuk dari pemanasan ini adalah gas
nitrogen. Agar gas nitrogen ini dapat ditampung, rangkaian alat harus
diisolasi dan ditutup rapat, sehingga gas yang keluar dapat ditampung, tidak
bocor atau keluar sistem. Reaksinya adalah:
NaNO2(aq) + NH4Cl(aq) → NaCl(aq) + N2↑(g) + 2H2O(l)
Pembuatan gas NH3 di laboratoruim dapat dibuat dengan mereaksikan
larutan NH4Cl dengan padatan Ca(OH)2 melalui proses pemanasan. Gas
yang terbentuk dari pemanasan ini adalah gas amonia, dengan reaksi
sebagai berikut:
2NH4Cl(aq) + Ca(OH)2(s) → CaCl2(aq) + NH3(g) + H2O(l)
Selain itu, pembuatan gas ammonia di Laboratorium juga dapat dibuat
dengan memanaskan larutan NH4OH. Gas yang terbentuk dari pemanasan
ini adalah gas amonia, agar dapat diperoleh gas amonia yang banyak,
sistem harus diisolasi, tempat keluarnya gas harus dihubungkan dengan
selang dan dibuat agar tidak ada gas yang dapat keluar. Reaksinya adalah:

dipanaskan
NH4OH(aq) NH3(g) + H2O(aq)

2. Jelaskan sifat-sifat kimia nitrogen !


Jawab :
Adapun sifat kimia nitrogen antara lain seperti berikut. Sukar bereaksi
dengan unsur lain kecuali dengan unsur unsur logam reaktif membentuk
nitrida ionik :
6Li(s) + N2(g) → 2Li3N(s)
Catatan : dengan Mg dan Sr membentuk nitrida ionik pada suhu tinggi
Selain itu memiliki sifat :
a. Tidak terbakar
b. Merupakan gas tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan
sebagian besar merupakan gas diatomik
c. Tidak beracun. Gas ini tidak bersifat toksik atau beracun, sehingga
apabila kita menghirup gas ini, tidak akan membahayakan tubuh.
d. Dalam bentuk murni, dikenal sebagai amonia anhidrat dan bersifat
higroskopis.
e. Nitrogen adalah gas inert, sangat stabil dan non polar.
f. Pada suhu rendah, elemen nitrogen berkemampuan reaktif sangat
rendah
g. Pada suhu tinggi, nitrogen bisa bereaksi dengan Crom, Silikon,
Titanium, Aluminium, Boron, Berilium, Magnesium, Barium,
Stronsium, Kalsium, dan Litium serta dari nitrit dan oksigen
membentuk NO.

3. Tulislah persamaan reaksi semua percobaan di atas !


Jawab :
Percobaan 1.
 NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq).
 NH4Cl (s) + + H2O (l)  NH4Cl (aq).
 NaNO2 (aq) + NH4Cl (aq)  NaCl (aq) + N2 (g) + 2H2O (l).
Percoaan 2.
 NaNO2 (s) + H2O (l)  NaNO2 (aq).
Tabung 1.
 2NaNO2 (aq) + H2SO4 (aq)  Na2SO4 (aq) + 2HNO2 (aq).
 3HNO2 (aq) ⇌ H3O+ (aq) + NO3- (aq) + 2NO (g) (Sugiyarto, 2004).
 2NO (g) + O2 (g)  2NO2 (g).
Tabung 2.
 2NaNO2 (aq) + 2KI (aq) + 4H2SO4 (aq)  4KHSO4 (aq) + I2 (aq) +
2NO (g) + 2H2O (l).

Percobaan 3.
 4HNO3 (aq) + 2H2SO4 (aq)  4NO2 (g) + O2 (g) + 2H2SO4 (aq).
 2NO3- (aq) + 4H2SO4 (aq) + 6 Fe3+ (aq)  6Fe3+ (aq) + 2NO (g) +
4SO42- (aq) + 4H2O (l).
 Fe2+ (aq) + NO (g) ⇌ [Fe(NO)]2+ (aq).
Percobaan 4.
 FeS (s) + 2HCl (aq)  H2S (g) + FeCl2 (aq)
 2NH4OH (aq) + H2S (g)  (NH4)2S (aq) + 2H2O (l).
 2NH4OH (aq) + H2S (g) berlebih  (NH4)2S (aq) + 2H2O (l).
 (NH4)2S (aq) + S (s)  (NH4)2S2 (aq).
 (NH4)2S2 (aq) + HCl (aq)  2NH4Cl (aq) + NH4SH (aq) + 2S (s)
Percobaan 5.
 2NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (s)  CaCl2 (aq) + NH3 (g) + 2HCl (aq).
 NH3 (g) + HCl (aq)  NH4Cl (g).
Percobaan 6.

kalor
 NH4OH (aq)  NH3 (g) + H2O (l).
 NH3 (g) + HCl (aq)  NH4Cl (g).
 NH3 (g) + H2O (g)  NH4OH (aq).
 NH4OH (aq) + HIn (aq)  NH4In (aq) + H2O (l).
4. Sebutkan kegunaan amonium !
Jawab :
 Dapat digunakan untuk membuat gas nitrogen (amonium yang pekat).
 Senyawa NH4Cl dalam industri, digunakan sebagai bahan solder dan
cetak tekstil serta sebagai komponen pembuat sel baterai kering.
 Amonia digunakan sebagai gas pendingin, untuk pemurnian pasokan
air, dan dalam pembuatan plastik, bahan peledak, tekstil, pestisida,
pewarna dan bahan kimia lainnya. Hal ini ditemukan di banyak rumah
tangga dan solusi pembersih kekuatan industri. Solusi amonia
pembersih rumah tangga yang diproduksi dengan menambahkan gas
amonia ke air dan dapat antara 5 dan amonia 10%. 
 Amonia untuk keperluan industri dapat konsentrasi 25% atau lebih
tinggi dan bersifat korosi.
 Amonia cair dapat dipakai sebagai pelarut baik untuk senyawa-
senyawa anorganik maupun organik dan sebagai media reaksi dalam
sintesis.

Anda mungkin juga menyukai