Parameter Kuantitas
Nomor atom 11
Konfigurasi elektron [Ne] 3s1
Jari-jari atom 1,86
Titik leleh 97,8 ℃
Titik didih 883 ℃
Rapatan (g/cm ) 3
0,97
Energi ionisasi (kl/mol) 496
Elektronegatifitas 0,9
Potensial elektroda (V) -2,71
kekerasan 0,4
(Cotton dan Albert, 1989)
Sifat Kimia Natrium (Lutfi, 2016):
1) Reaksi dengan air
2 Na + 2H2O→ 2NaOH + H2
2) Reaksi dengan oksigen berlebih
Na + O2 → Na2O2
3) Reaksi dengan udara
Semua logam alkali terbakan di udara membentuk oksida. Natrium
membentuk peroksida Na2O2 dan beberapa monoksida Na2O,
strukturna anti-fluorit. Oksida M2O merupakan jenis oksida basa
kuat dan bereaksi dengan air membentuk basa kuat.
Na2O + H2O→ 2NaOH
4) Reaksi dengan asam
Basa NaOH bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
NaOH + HCl → NaCl + H2O
B. Kalium
Kalium merupakan salah satu unsur dalam golongan alkali yang
memiliki nomor atom 19. Kalium adalah logam putih-perak yang lunak.
Logam ini melebur pada suhu 63,5 ℃ . Kalium tetap tidak berubah dalam
udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi
tertutup dengan lapisan biru. Logam ini menguraikan air dengan dahsyat,
sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung
(Svehla, 1979). Kalium ada dalam jumlah besar di laut, kebanyakan berada
sebagai garam KCl dan ion-ion K+ terdapat di dalam cairan tubuh sebagai
zat elektrolit yang berperan penting dalam proses metabolisme sel (Lutfi,
2016).
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui
proses elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk
memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si,
atau Na. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan
tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali
teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak
tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium
mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga
mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna
ungu pada lidah api. 17 isotop kalium telah diketahui. Kalium normal
mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat Kelvin. Dalam air laut,
jumlah kalium jauh lebih sedikit daripada jumlah natrium, tetapi di dalam
batuan endapan jumlah kalium lebih banyak dibandingkan jumlah natrium.
Mineral-mineral yang umumnya dianggap sebagai sumber asli dari kalium,
diantaranya adalah leusit [K(AlSi2O6)], biotit, kalium feldspar ortoklas dan
mikrolin (KAlSi3O8). Kalium dalam tanah juga ditemukan dalam mineral
sekunder atau mineral liat (Agus, 2007).
Sifat Kimia Natrium (Lutfi, 2016):
1) Reaksi dengan air
2K + 2H2O→ 2KOH + H2
2) Reaksi dengan oksigen berlebih
K + O2 → KO2
3) Reaksi dengan udara
Semua logam alkali terbakan di udara membentuk oksida. Natrium
membentuk peroksida K2O berwarna kuning pucat. Oksida M 2O
merupakan jenis oksida basa kuat dan bereaksi dengan air
membentuk basa kuat.
K2O + H2O→ 2KOH
4) Reaksi dengan asam
Basa KOH bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
KOH + HCl → KCl + H2O
Unsur Natrium dan Kalium berperan penting dalam mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Ion Natrium dan ion Kalium terdapat
dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Keduanya berperan penting dalam
menjaga tekanan osmosis cairan tubuh serta mempertahankan fungsi enzim
dalam mengkatalisis reaksi biokimia dalam tubuh.
VI. Alat dan Bahan
Alat :
1. Tabung reaksi 7 buah
2. Cawan porselin 1 buah
3. Gelas kimia 100 mL 2 buah
4. Pipet tetes 10 buah
5. Kawat platina 1 buah
6. Kaca arloji 1 buah
7. Spatula kaca 1 buah
8. Penjepit kayu 1 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Pembakar spirtus 1 buah
11. Korek 1 buah
Bahan :
1. Logam Natrium secukupnya
2. Aquades seccukupnya
3. NaOH padat 1 butir
4. Larutan HCl pekat 1 mL
5. Larutan H2SO4 pekat 2 mL
6. Larutan KI 3 tetes
7. Larutan amilum 3 tetes
8. Garam glauber 1 spatula
9. Larutan NaCl secukupnya
10. KOH padat 1 spatula
11. Larutan KOH 2 mL
12. Air brom 1 mL
13. Larutan HCl 1 M 3 mL
14. Abu kayu secukupnya
15. Kertas saring secukupnya
16. Natrium Peroksida secukupnya
17. Benang wol 10 cm
18. Larutan KCl 0,1 M 1 mL
19. Larutan asam tartrat 1 mL
20. Indikator PP secukupnya
Lelehan NaOH
Larutan Na2CO3
Reaksi :
2NaOH (s) + CO2 (g) → Na2CO3 (aq)
Na2CO3 (aq) + H2O (l) → Na2CO3 (aq) + H2O (l)
Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Reaksi :
Na2O2 (s) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O2 (aq)
2H2O2 (aq) →2H2O (l) + O2 (g)
Na2SO4 (aq) + KI (aq) → K2SO4 + I2(g) + 2 Na+ (aq)
n
Amilum Kompleks iod amilum
4. Menguji Reaksi Dehidrasi Garam glauber
Reaksi :
Na2SO4.5H2O (s) → Na2SO4(s) + 10H2O (g)
Terasa licin
Filtrat Residu
Reaksi :
K2CO3 (s) + 2 H2O (l) → 2KOH (aq) + H2O (l) + CO2(g)
2KOH (aq) + HIn → KIn + H2O (l)
Endapan percobaan 8
Reaksi :
K2CO3 (s) + 2HCl (aq) →2KCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
10. Reaksi antara Asam Tartarat dna KCl
11. Uji nyala kalium HCl pekat : platina + HCl + KCl(aq) → K+ (aq)+ Cl- Berdasarkan
Kawat platina dibersihkan dengan cara larutan tidak dipijarkan : (aq) praktikum dapat
dicelupkan aquades dan dipijarkan berwarna nyala api tidak disimpulkan bahwa
(dilakukan sebanyak 2 kali). Lalu KCl : larutan berwarna Uji nyala terhadap garam- nyala api kalium
dibersihkan lagi dengan cara dicelupkan tidak berwarna platina + KCl + garam yang mengandung berwarna ungu
kedalam HCl pekat dan dipijarkan Kawat platina : dipijarkan: ion-ion kalium dapat
(dilakukan sebanyak 2 kali). Selanjutnya berwarna abu nyala api ungu memberikan nyala
dicelupkan kedalam KCl dan dipijarkan. lembayung (Svehla, 1990)
Perhatikan warna nyala api
IX. Analisis dan Pembahasan
Praktikum yang dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Oktober 2019 di
Laboratorium Kimia Anorganik Unesa, berjudul “Natrium dan Kalium”.
Tujuan dari praktikum tersebut yaitu untuk mengetahui sifat-sifat natrium,
kalium dan senyawanya serta mengidentifikasi senyawa natrium dan
kalium. Sebelum melakukan praktikum, alat dan bahan yang akan
digunakan dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah itu, alat-alat tersebut dicuci
dan dibersihkan agar tidak ada kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil
praktikum. Praktikum ini terdiri dari 11 sub-judul, antara lain:
1. Menguji Reaksi Logam Natrium dengan air
Percobaan pertama bertujuan untuk menguji reaksi antara logam
natrium dengan air. Langkah pertama yakni mengambil sepotong kecil
natrium berwarna silver yang direndam di dalam minyak, hal ini
dikarenakan logam Na sangat reaktif terhadap udara dan air. Potongan
kecil natrium diletakkan di kertas saring dan di bungkus. Kertas saring
digunakan sebagai perantara agar logam natrium tidak berkontak
langsung dengan air. Setelah itu kertas saring yang berisi natrium
diletakkan mengapung dalam gelas kimia yang telah berisi air, lalu
segera ditutup menggunakan kaca arloji. Kaca arloji digunakan untuk
mengisolasi reaksi yang terjadi di dalam gelas kimia, agar tidak
membahayakan orang yang ada di sekitarnya. Reaksi ini dapat
membahayakan karena reaksi antara natrium dengan air akan
menghasilkan gas H2 sehingga menimbulkan ledakan dan percikan api.
Ketika logam natrium meleleh pada permukaan air timbul percikan api
dan asap putih, karena logam Na jika terkena H2O akan menghasilkan
gas hidrogen dan senyawa halida berupa NaOH. Lelehan natrium saat
terpapar air akan bereaksi hebat dengan air dan menimbulkan adanya
ledakan.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi redoks, karena terjadi
perubahan bilangan oksidasi. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
Reduksi
n
Amilum Kompleks iod amilum
Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa senyawa peroksida bersifat
sebagai agen pengoksidasi.
4. Menguji Reaksi Dehidrasi Garam Glauber
Percobaan keempat bertujuan untuk menguji reaksi dehidrasi
garam glauber. Garam glauber merupakan senyawa hidrat berupa kristal
tak berwarna dengan rumus molekul Na2SO4.5H2O. Langkah pertama
yang dilakukan yakni mengambil 1 spatula garam glauber (kristal tak
berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu dipanaskan
perlahan di atas nyala bunsen, hasilnya berupa larutan tak berwarna dan
endapan putih. Pada saat garam glauber dipanaskan, terjadi pelepasan
molekul 10 H2O sehingga menyebabkan kristal garam menjadi endapan
putih dan larutan tak berwarna, sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
Na2SO4.10H2O(s) Dipanaskan Na2SO4(s) + 10H2O(g) ∆ H = 81,7 kJ/mol
(Kolasinski, 2017)
Pada saat dipanaskan molekul H2O akan dilepaskan secara perlahan
membentuk larutan tak berwarna yang lama kelamaan jika dipanaskan
terus akan kering, serta ada endapan putih. Sehingga garam glauber yang
merupakan senyawa hidrat yaitu senyawa yang mengandung sejumlah
molekul air, akan mengalami dehidrasi yaitu kekurangan air karena
molekul airnya terlepas akibat pemanasan.
5. Uji Nyala Natrium
Percobaan kelima bertujuan untuk menguji nyala natrium. Langkah
pertama yaitu menyiapkan kawat platina yang berwarna abu-abu. Mula-
mula kawat platina dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam
aquades lalu dipijarkan, nyala api tidak berwarna dan diulangi sebanyak
tiga kali. Selanjutnya dicelupkan ke dalam larutan HCl pekat lalu
dipijarkan nyala api juga tidak berwarna, dan diulangi sebanyak tiga kali.
Fungsi dicelupkan di HCl pekat yaitu agar kawat platina tersebut benar-
benar bersih. Untuk mengetahui kawat platina sudah benar-benar bersih
maka dilakukan dengan cara memijarkan kawat platina tersebut diatas
pembakar spirtus, jika warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat
dipastikan bahwa kawat platina tersebut bersih dan dapat digunakan
untuk uji nyala larutan NaCl.
Selanjutnya kawat platina yang bersih dicelupkan ke dalam larutan
NaCl, lalu dipijarkan di atas nyala api. Saat kawat platina yang telah
dilumuri larutan NaCl dipijarkan d atas nyala api, yang terjadi adalah
warna api disekeliling kawat platina berubah menjadi kuning. Warna
kuning yang terlihat disebabkan karena adanya elektron yang tidak
berpasangan pada subkulit d, sehingga mengalami eksitasi menuju orbital
yang memiliki energi lebih tinggi dengan cara menyerap energi, setelah
itu kembali lagi ke keadaan semuan (ground state) dengan melepas
energi pada saat inilah warna dihasilkan. Reaksi yang terjadi dapat
dijelaskan dalam persamaan reaksi berikut :
NaCl (aq) → Na+ (g) + Cl- (g)
Hasil praktikum menunjukkan bahwa natrium yang dipijarkan
menghasilkan warna kuning. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa uji nyala natrium akan memberikan warna kuning-
keemasan. Garam natrium dalam jumlah yang sedikitt sekali memberi
hasil positif pada uji ini (Svehla, 1990). Warna kuning berada pada
panjang gelombang 580-595 nm dengan warna komplementernya yaitu
biru (Underwood, 2002).
6. Menguji Sifat dan Reaksi Eksoterm Senyawa KOH
Percobaan ke enam bertujuan untuk menguji sifat dan reaksi
eksoterm senyawa KOH. Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang
membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan (terjadi
penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu, perubahan entalpin (∆ H ) bertanda negatif. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu mengambil sepotong kecil NaOH yang
berupa bongkahan berwarna putih, lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 mL aquades (cairan tak berwarna) dan
diamati perubahannya. Hasil percobaan menghasilkan larutantak
berwarna dan dinding tabung reaksi terasa hangat, hal ini menandakan
bahwa reaksi berlangsung secara eksoterm yaitu perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan ditandai dengan dinding tabung yang terasa panas,
persamaan reaksinya yaitu :
kJ
KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(g) ∆ H = -57,61
mol
(Entalphy Of Solution Of Electrolytes)
Selanjutnya larutan KOH diteteskan pada jari dan digosokkan
sambil diamati. Hasilnya yaitu larutan KOH terasa licin, ini merupakan
ciri-ciri dari sifat basa suatu zat, atau disebut juga sifat kaustik. Sehingga
larutan KOH teridentifikasi sebagai larutan basa.
7. Menguji Reaksi KOH
Percobaan ketujuh bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa
kalium yakni KOH. Larutan KOH hasil dari percobaan keenam
digunakan untuk percobaan ini. Langkah pertama yang dilakukan yakni
mengambil 2 mL larutan KOH lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya diencerkan dengan 5 mL aquades (cairan tak berwarna)
menghasilkan larutan yang tetap tak berwarna. Fungsi aquades yakni
untuk menurunkan konsentrasi KOH. Sesuai persamaan reaksi beikut:
KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(g)
Setelah itu dibagi ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda.
Tabung 1
Pada tabung 1 berisi 3,5 mL larutan KOH (larutan tak berwarna),
ditambahkan 1 mL air brom (larutan tak berwarna) menghasilkan
larutan yang tetap tak berwarna dengan persamaan reaksi berikut :
KOH(aq) +Br2(aq) → KBr(aq) + KBrO(aq) + H2O(l)
Larutan KbrO merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari K +
sebagai ion pusat dan BrO- sebagai ligannya. Air brom (Br2)
mengalami reaksi disproporsionasi artinya reaktan Br2 dalam satu
reaksi mengalami oksidasi dan reduksi menghasilkan dua produk yang
berbeda yakni KBr dan KBrO.
Setelah itu larutan diasamkan dengan menambahkan HCl. Larutan
dapat dikatakan bersifat asam jika kertas lakmus biru yang
dimasukkan ke dalam larutan yang mula-mula berwarna biru telah
berubah mejadi merah. Hal ini mengindikasikan bahwa larutan
tersebut telah bersifat asam, sesuai persamaan reaksi berikut:
KBr(aq) + KBrO(aq) + HCl(aq) → 2KCl(aq) + Br2(g) + H2O(l)
Dalam reaksi ini KBr dan KBrO mengalami reaksi korproposionasi
artinya menghasilkan produk oksidasi dan reduksi yang sama yaitu
Br2. Hasil praktikum menunjukkan bahwa larutan tersebut telah
bersifat basa setelah penambahan 30 tetes HCl.
Tabung 2
Pada tabung 2 berisi berisi 3,5 mL larutan KOH (larutan tak
berwarna), lalu dimasukkan beberapa helai benang wol (untaian putih
berserat) dan dipanaskan perlahan. Didapatkan adanya gelembung
yang berada diarea sekitar benang wol dan benang wol mulai terurai
dan terlihat lebih renggang. Hal ini menandakan bahwa senyawa KOH
bersifat korosif, di dalam larutan alkali ikatan silang disulfina mudah
putus dan menyebabkan benang wol mudah terbuka dan
menyebabkan pilinan benang wol menjadi terbuka lalu menjadi garam
amino karboksilat (sisik wol terbuka menjadi gelembung lalu pecah
menjadi blister) sehinga wol menjadi rusak, penguraian ikatan pada
benang wol dapat dilihat di gambar berikut :
8. Menguji Sifat Abu Kayu dan Senyawa yang Terkandung
Pada percobaan kedelapan bertujuan untuk menguji sifat abu kayu
dan senyawa yang terkandung. Abu kayu merupakan senyawa kimia
dengan rumus molekul K2CO3 berupa padatan berwarna abu-abu.
Langkah pertama yang dialakukan yaitu mengambil 1 sendok kecil abu
kayu berupa serbuk berwarna abu-abu lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambah sedikit aquades menghasilkan larutan berwarna
hitam. Setelah itu dikocok dan disaring menggunakan kertas saring yang
telah dibasahi dengan aquades, menghasilkan filtrat berupa larutan
berwarna abu-abu pudar dan residu berupa endapan hitam. Reaksi yang
terjadi yaitu : K2CO3 (s) + H2O (l) → 2KOH (aq) + H2CO3 (aq)
Filtrat hasil penyaringan diuji menggunakan indikator PP,
ditambahkan sebanyak 1 tetes dan menghasilkan larutan berwarna merah
muda. Indikator PP memiliki range pH 8,3 ± 10,0 merupakan indikator
yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna
larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan bersifat
basa (Chang Raymond. 2004)
Berdasarkan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa abu kayu
(K2CO3) dapat bereaksi dengan air menghasilkan KOH yang
teridentifikasi sebagai larutan basa.
9. Menguji Kelarutan Abu Kayu
Percobaan kesembilan bertujuan untuk mengetaui kelarutji abu
kayu. Abu kayu merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul
K2CO3 berupa padatan berwarna abu-abu. Percobaan ini menggunakan
residuabu kayu hasil dari percobaan sebelumnya. Langkah pertama yang
dialakukan yaitu mengambil residu yang berupa endapan berwarna bu-
abu pudar lalu diteteskan dengan 10 tetes HCl encer (larutan tak
berwarna) terbentuk gelembunga gas, larutan berwarna abu-abu dan
terdapat endapan hitam. Hasil reaksinya yaitu :
K2CO3(s) + 2 HCl(aq) → 2KCl(aq) + H2O (l) + CO2(g)
Berdarakan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa abu kayu (K2CO3)
dapat bereaksi dengan larutan asam (HCl) menghasilkan garam dan air.
10. Reaksi antara Asam Tartarat dan KCl
Percobaan kesepuluh bertujuan untuk memengetahui reaksi antara
KCl dengan asam tartarat (larutan natrium hidrogen tartrat). Langkah
pertama yang dilakukan yaitu mengambil 1 mL larutan KCl berupa
larutan tak berwarna, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan larutan asam tartrat tetes demi tetes, agar dapat diketahui
pada tetesan keberapa larutan menjadi jenuh yang dtandai dengan
terbentuknya kristalyang tak berwarna menghasilkan menghasilkan
larutan tak berwarna dan endaPan kristal tak berwarna. Persamaan
reaksi yang terjadi yakni sebagai berikut:
K+ (aq) + H2C4H4O6 (aq) ⇌ KH2C4H4O6↓ (s) + H+
Diperoleh kristal putih KHC4H4O6. Namun, karena garam ini
bersifat sangat larut dalam air, maka larutan terdapat untaian-untaian
putih yang melayangmelayang di dalam larutan. Garam kalium ini
mengandung ion monovalen K+ yang membentuk larutan tidak
berwarna. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa,
jika asam tartrat yang dipakai dapat menhasilkan endapan kristalin
putih kalium hidrogen tartrat (Svehla, 1990).
Endapan larut sedikit dalam air dengan Ksp = 3 × 10-4 tetapi sangat
tidak larut dalam etanol. Pengendapan dapat dipercepat dengan
mengaduk keras-keras (Svehla, 1990).
11. Uji Nyala Kalium
Percobaan kesebelas bertujuan untuk mengetahui uji nyala kalium.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan kawat platina
yang akan digunakan dengan cara mencelupkan ke dalam larutan HCl
pekat (laruta takberwarna) lalu dipijarkan dengan nyala api, didapatkan
nyala api yang tak berwarna. Fungsi dicelupkan ke HCl yaitu auntuk
membersihkan kotoran atau kontaminan yang melekat pada kawat.
Untuk mengetahui kawat platina sudah benar-benar bersih maka
dilakukan dengan cara memijarkan kawat platina tersebut diatas nyala
api, jika warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat dipastikan
bahwa kawat platina tersebut bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala
larutan KCl.
Selanjutnya kawat platina yang sudah benar-benar bersih kemudian
dicelupkan ke dalam larutan KCl, lalu dipijarkan diatas nyala api.
Didapatkan nyala api berwarna ungu (lembayung), reaksi yang terjadi
dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
KCl (aq) → K+ + Cl-
Berdasarkan percobaan nyala api yang berwarna ungu akibat adanya
ion K+. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa-
senyawa kalium mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang menjadi
lembayung (lila) (Svehla, 1990).
Warna ungu/lembayung yang terlihat disebabkan karena adanya
elektron yang tidak berpasangan pada subkulit d, sehingga mengalami
eksitasi menuju orbital yang memiliki energi lebih tinggi dengan cara
menyerap energi, setelah itu kembali lagi ke keadaan semula (ground
state) dengan melepas energi pada saat inilah warna dihasilkan. Warna
ungu yang dihasilkan menanndakan bahwa elektron tereksitasi pada
panjang gelombang 400-435 nm dengan warna komplementer kuning-
hijau (Underwood, 2004).
X. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengetahui sifat-sifat natrium, kalium dan senyawanya dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain :
a. Mereaksikan logam natrium dengan air dapat menghasilkan
senyawa hidroksida NaOH, menandakan bahwa natrium bersifat
reaktif terhadap air.
b. Senyawa natrium yang berupa NaOH memiliki sifat higroskopis,
dibuktikan dengan melelhnya kristal NaOH saat dibiarkan di udara.
c. Senyawa natrium berupa (Na2O2) dapat bersifat oksidator, yang
mampu mengoksidasi H2SO4 menjadi H2O2 lalu mengoksidasi I-
dari KI menjadi I2 yang dibuktikan dengan terbentuknya larutan
berwarna biru keunguan (kompleks iod-amilum).
d. Senyawa natrium berupa Na2SO4.10H2O dapat melepas molekul
airnya dengan cara pemanasan menghasilkan Na2SO4 yang berupa
endapan berwarna putih.
e. Senyawa kalium berupa KOH bereaksi secara eksoterm jika
dilarutkan ke dalam air dibuktikan dengan dinding cawan porselin
terasa hangat.
f. Senyawa kalium berupa KOH dapat meguraikan serat selulosa
dibuktikan dengan terurainya benang wol.
g. Senyawa kalium berupa K2CO3 dalam abu kayu dapat
menghasilkan senyawa yang bersifat basa (KOH) jika direaksikan
dengan air dibuktikan dengan berubahnya warna larutan menjadi
tidak berwarna saat ditambahkan PP.
h. Senyawa kalium berupa K2CO3 dalam abu kayu lebih larut dalam
larutan asam daripada di dalam air, dibuktikan dengan larutnya
endapan dalam HCl.
i. Senyawa kalium berupa (KCl) dapat bereaksi dengan asam tartrat
menghasilkan endapan berbentuk kristal tak berwarna.
2. Mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium dapat diidentifikasi
dengan cara :
a. Uji nyala senyawa natrim berupa NaCl menghasilkan nyala api
berwarna kuning.
b. Uji nyala senyawa kalium berupa KCl menghasilkan nyala api
berwarna ungu.
XI. Daftar Pustaka
Agus, C. 2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian Fakultas Kehutanan.
Yogyakarta: UGM.
Cotton, Wilkinson dan Albert Geofrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Kolasinski, K. W. (2017). Physical Chemistry. United Kingdem: John
Wiley & Sons Ltd.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganik Chemistry Fourth Edition. London:
Chapman & Hall
Lutfi, dkk. 2016. Kimia Anorganik (Unsur-unsur golongan utama).
Yogyakarta: Absolut Media.
Sudarmo, Unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Surakarta:
Erlangga.
Shevla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Mikro Bagian 1. Jakarta : Kalman Media Pustaka (diterjemahkan
oleh Hadyana, A. Pajastmala).
XII. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan sifat natrium peroksida !
Jawab :
Natrium peroksida merupakan zat padat berwarna kuning dan
warnanya berubah menjadi putih ketika terkena udara dan akan
menghasilkan natrium hidroksida dan natrium karbonat. Natrium
peroksida memiliki senyawa ionik harga -1 yang monovalen natrium dan
hidrat. Sodium peroksida dapat larut dalam asam sulfat pada suhu rendah,
dan kemudian didestilasi pada tekanan rendah untuk mendapatkan
hidrogen peroksida (H2O2). Dalam lingkungan basa, senyawa natrium
peroksida arsen trivalen (As) oksidasi valensi, trivalen kromium (Cr) 6
oksidasi. Selain itu, natrium peroksida dapat teroksidasi menjadi besi
elemental ferit mengandung FeO4, tetapi juga dalam oksidasi bahan
organik dalam kondisi normal menjadi etanol dan karbonat. Dengan
sulfida dan klorida akan bereaksi keras.
Sodium peroksida dan air, reaksi pertama dari hidrogen peroksida,
hidrogen peroksida alkali tidak stabil, maka akan terurai :
Na2O2 + 2H2O → 2NaOH + H2O2
2 H2O2 → 2H2O + O2(g) (reaksi eksotermis)
Persamaan kimianya :
2 Na2O2 + 2 H2O → 4NaOH + O2(g)
Oksida non logam dengan reaksi yang tinggi akan terjadi oksidasi-
reduksi menghasilkan garam, tetapi tidak melepaskan oksigen, seperti
kombinasi langsung:
Na2O2 + CO → Na2CO3 Na2O2 + SO2 → Na2SO4
Dengan harga gas oksida non logam tertinggi dapat terjadi reaksi
redoks menghasilkan garam dan melepaskan oksigen, misalnya:
2 Na2O2 + 2CO2 ⇄ 2Na2CO3 + O2(g)
2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium !
Jawab:
Sifat-sifat fisika unsur natrium (Na) adalah sebagai berikut:
- Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap.
- Mempunyai titik leleh 97,810C dan titik didih 903,80C.
- Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom
natrium adalah 0,971 g/cm3.
- Bersifat lunak sehingga dapat diiris dengan mudah.
Sifat-sifat kimia unsur natrium adalah sebagai berikut:
- Sangat reaktif dengan air sehingga dapat menimbulkan ledakan dan
nyala api.
- Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan.
Pembuatan Natrium
Natrium diperoleh dengan cara mengelektrolisis lelehan campuran
sekitar 40% NaCl dan 60% CaCl2 dalam Down cell. Campuran ini
meleleh pada 6000C, sementara NaCl murni meleleh pada 8030C.
Sejumlah kecil kalsium yang terbentuk selama proses elektrolisis,
tidak larut dalam cairan natrium, tetapi larut dalam campuran eutektik
(Lutfi, dkk, 2017).
Reaksi yang terjadi:
Katoda: Na+ + e → Na
Anoda: Cl- → ½ Cl2 + e
Kegunaan Natrium
- Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan
dalam persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di
gunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan
untuk memurnikan logam cair.
- Biasanya digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir
karena meleleh pada 98°C dan mendidih pada 892°C
- Sebagai lampu penerangan jalan.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan
pula dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang
dibutuhkan darah.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan
pula dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang
dibutuhkan darah.
- Natrium juga digunakan dalam berbagai produk industri seperti
baking soda (NaHCO3) dan pemutih (NaOCl), serta digunakan
dalam paduan logam karena efisien dalam mentransfer panas
- Natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnya kandungan
cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh
menurun.
- Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang berwarna kuning
dan dapat menembus kabut.
- Digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada bensin,
yaitu TEL (tetraetillead).
LAMPIRAN FOTO
2.
Penambahan indicator PP
menyababkan larutan
berwarna merah muda
Dipanaskan