Anda di halaman 1dari 43

I.

Percobaan : Natrium dan Kalium


II. Tanggal Percobaan : Senin, 7 Oktober 2019 (13.00 WIB)
III. Selesai Percobaan : Senin, 7 Oktober 2019 (15.30 WIB)
IV. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui sifat-sifat natrium, kalium dan senyawanya
2. Mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium
V. Dasar Teori
Natrium dan kalium adalah unsur dalam sistem periodik yang terletak di
golongan IA atau disebut juga golongan alkali. Alkali berasal dari bahasa
Arab yaitu “Al Qali” yang berarti abu atau pembentuk basa. Logam alkali
meliputi Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium
(Cs), dan Fransium (Fr). Hidrogen (H) juga terdapat pada golongan 1A tetapi
tidak termasuk logam alkali karena tidak menunjukkan sifat yang sama
sehingga bukan logam. Struktur elektron atom-atom golongan 1A diakhiri
dengan ns1. Elektron valensi tunggal ini terlerak jauh dari inti sehingga
terikat lemah dan muadah dilepas dan membentuk ion positif bervalensi satu.
Kecenderungan sifat logam alkali sangat teratur. Dari atas ke bawah secara
berurutan jari-jari atom dan jari-jari ion, massa atom dan massa jenisnya,
keelektropositifan, dan sifat reduktornya semakin besar. Sedangkan dari atas
ke bawah energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, titik leleh, titik
didihnya semakin kecil. Logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif
(Lutfi, 2016). Praktikum ini akan membahas tentang logam Natrium, Kalium
dan senyawanya.
A. Natrium
Natrium merupakan salah satu unsur dalam golongan alkali yang
memiliki nomor atom 11. Logam natrium berwarna putih mengkilap,
lunak (mudah diiris dengan pisau) dan mempunyai daya hantar listrik dan
panas yang baik (Sudarmo, 2015). Logam natrium ada dalam jumlah
besar di laut, kebanyakan berada sebagai garam NaCl dan ion-ion Na +
terdapat di dalam cairan tubuh sebagai zat elektrolit yang berperan
penting dalam proses metabolisme sel (Lutfi, 2016).
Logam Natrium bersifat lunak karena dipengaruhi oleh energi kohesif.
Energi Kohesif (EK) adalah energi yang mengikat atom-atom atau ion-ion
bersama dalam padatan. EK bergantung pada jumlah elektron, kekuatan
ikatan yangterbentuk serta ukuran atom dan sifat Penyebaran elektron
(Lutfi, 2016). Logam Natrium bersifat reaktif sehingga tidak ditemukan
dalam keadaan bebas. Natrium berwarna keperakan dan seperti lilin.
Natrium sangat reaktif, apinya berwarna kuning, teroksidasi dalam udara
dan bereaksi kuat dengan air sehingga harus disimpan dalam minyak
(Lutfi, 2016). Nyala api Natrium berwarna kuning, beroksidasi dalam
udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam
minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan
dalam bentuk unsur murni melainkan selalu di temukan dalam bentuk
sebagai senyawa.  Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi
gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan
meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di
udara yang bersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam keadaan
berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH
(Lee, JD, 1991).
Logam natrium bereaksi keras dengan air, membentuk natrium
hidroksida dan hidrogen. Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai
kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna
kecuali anionnya berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air.
Seperti logam alkali lainnya natrium adalah unsur reaktif yang lunak,
ringan, dan putih keperakan yang tak pernah berwujud sebagai unsur
murni di alam. Karena kereaktifannya, logam Natrium misalnya harus
disimpan dalam paraffin. Penyimpanan ini dilakukan untuk
menghilangkan atau paling tidak mengurangi kontak logam Natrium
dengan udara. Bila dibiarkan dengan udara, Natrium dapat bereaksi
adengan uap air, oksigen atau CO2 yang terdapat dalam udara dan reaksi
dapat disertai dengan terjadinya nyala atau ledakan.
 Sifat-Sifat Logam Natrium
Sifat Fisika Natrium
Tabel 1 Sifat Fisika Logam Natrium

Parameter Kuantitas
Nomor atom 11
Konfigurasi elektron [Ne] 3s1
Jari-jari atom 1,86
Titik leleh 97,8 ℃
Titik didih 883 ℃
Rapatan (g/cm ) 3
0,97
Energi ionisasi (kl/mol) 496
Elektronegatifitas 0,9
Potensial elektroda (V) -2,71
kekerasan 0,4
(Cotton dan Albert, 1989)
Sifat Kimia Natrium (Lutfi, 2016):
1) Reaksi dengan air
2 Na + 2H2O→ 2NaOH + H2
2) Reaksi dengan oksigen berlebih
Na + O2 → Na2O2
3) Reaksi dengan udara
Semua logam alkali terbakan di udara membentuk oksida. Natrium
membentuk peroksida Na2O2 dan beberapa monoksida Na2O,
strukturna anti-fluorit. Oksida M2O merupakan jenis oksida basa
kuat dan bereaksi dengan air membentuk basa kuat.
Na2O + H2O→ 2NaOH
4) Reaksi dengan asam
Basa NaOH bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
NaOH + HCl → NaCl + H2O
B. Kalium
Kalium merupakan salah satu unsur dalam golongan alkali yang
memiliki nomor atom 19. Kalium adalah logam putih-perak yang lunak.
Logam ini melebur pada suhu 63,5 ℃ . Kalium tetap tidak berubah dalam
udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi
tertutup dengan lapisan biru. Logam ini menguraikan air dengan dahsyat,
sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung
(Svehla, 1979). Kalium ada dalam jumlah besar di laut, kebanyakan berada
sebagai garam KCl dan ion-ion K+ terdapat di dalam cairan tubuh sebagai
zat elektrolit yang berperan penting dalam proses metabolisme sel (Lutfi,
2016).
Kalium tidak ditemukan tersendiri di alam, tetapi diambil melalui
proses elektrolisis hidroksida. Metoda panas juga lazim digunakan untuk
memproduksi kalium dari senyawa-senyawa kalium dengan CaC2, C, Si,
atau Na. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan
tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen ini cepat sekali
teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak
tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium
mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga
mudah terbakar pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna
ungu pada lidah api. 17 isotop kalium telah diketahui. Kalium normal
mengandung 3 isotop, yang satu pada 40 derajat Kelvin. Dalam air laut,
jumlah kalium jauh lebih sedikit daripada jumlah natrium, tetapi di dalam
batuan endapan jumlah kalium lebih banyak dibandingkan jumlah natrium.
Mineral-mineral yang umumnya dianggap sebagai sumber asli dari kalium,
diantaranya adalah leusit [K(AlSi2O6)], biotit, kalium feldspar ortoklas dan
mikrolin (KAlSi3O8). Kalium dalam tanah juga ditemukan dalam mineral
sekunder atau mineral liat (Agus, 2007).
 Sifat Kimia Natrium (Lutfi, 2016):
1) Reaksi dengan air
2K + 2H2O→ 2KOH + H2
2) Reaksi dengan oksigen berlebih
K + O2 → KO2
3) Reaksi dengan udara
Semua logam alkali terbakan di udara membentuk oksida. Natrium
membentuk peroksida K2O berwarna kuning pucat. Oksida M 2O
merupakan jenis oksida basa kuat dan bereaksi dengan air
membentuk basa kuat.
K2O + H2O→ 2KOH
4) Reaksi dengan asam
Basa KOH bereaksi dengan asam membentuk garam dan air dan
biasanya digunakan untuk penetralan.
KOH + HCl → KCl + H2O
Unsur Natrium dan Kalium berperan penting dalam mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Ion Natrium dan ion Kalium terdapat
dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Keduanya berperan penting dalam
menjaga tekanan osmosis cairan tubuh serta mempertahankan fungsi enzim
dalam mengkatalisis reaksi biokimia dalam tubuh.
VI. Alat dan Bahan
 Alat :
1. Tabung reaksi 7 buah
2. Cawan porselin 1 buah
3. Gelas kimia 100 mL 2 buah
4. Pipet tetes 10 buah
5. Kawat platina 1 buah
6. Kaca arloji 1 buah
7. Spatula kaca 1 buah
8. Penjepit kayu 1 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Pembakar spirtus 1 buah
11. Korek 1 buah
 Bahan :
1. Logam Natrium secukupnya
2. Aquades seccukupnya
3. NaOH padat 1 butir
4. Larutan HCl pekat 1 mL
5. Larutan H2SO4 pekat 2 mL
6. Larutan KI 3 tetes
7. Larutan amilum 3 tetes
8. Garam glauber 1 spatula
9. Larutan NaCl secukupnya
10. KOH padat 1 spatula
11. Larutan KOH 2 mL
12. Air brom 1 mL
13. Larutan HCl 1 M 3 mL
14. Abu kayu secukupnya
15. Kertas saring secukupnya
16. Natrium Peroksida secukupnya
17. Benang wol 10 cm
18. Larutan KCl 0,1 M 1 mL
19. Larutan asam tartrat 1 mL
20. Indikator PP secukupnya

VII. Alur Percobaan


1. Menguji Reaksi Logam Natrium dengan Air
Sepotong kecil logam Na

Diletakkan di atas kertas saring


Diapungkan di atas 25 mL air dalam gelas kimia
Ditutup dengan kaca arloji
Diamati
Diuji dengan indikator PP

Larutan berwarna merah muda

Reaksi : 2Na(s) + H2O (l) → 2NaOH (aq) + H2(g)


2. Menguji Reaksi Na dengan Udara
Sepotong kecil NaOH

Diletakkan di atas cawan porselin


Dibiarkan dan diamati

Lelehan NaOH

Ditambahkan air secukupnya dan dilarutkan

Larutan Na2CO3

Dituangkan sebagian ke dalam tabung reaksi


Ditambah HCl pekat tetes demi tetes
Dihitung jumlah tetesan
Diamati gas yang keluar

Larutan berwarna kuning dan terbentuk gas

Reaksi :
 2NaOH (s) + CO2 (g) → Na2CO3 (aq)
 Na2CO3 (aq) + H2O (l) → Na2CO3 (aq) + H2O (l)
 Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

3. Menguji Senyawa Peroksida


Sepotong kecil Natrium Peroksida

Dimasukkan dalam cawan porselin


Ditambah H2SO4 pekat 2 mL
Ditambahkan beberapa tetes larutan KI dan
amilum

Larutan berwarna ungu

Reaksi :
 Na2O2 (s) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O2 (aq)
 2H2O2 (aq) →2H2O (l) + O2 (g)
 Na2SO4 (aq) + KI (aq) → K2SO4 + I2(g) + 2 Na+ (aq)
n
Amilum Kompleks iod amilum
4. Menguji Reaksi Dehidrasi Garam glauber

1 sendok kecil garam glauber

Dimasukkan dalam tabung reaksi


Dipanaskan diatas nyala api kecil
Diamati

Larutan tak berwarna dan


ada endapan putih

Reaksi :
Na2SO4.5H2O (s) → Na2SO4(s) + 10H2O (g)

5. Uji Nyala Natrium


Kawat platina

Dibersihkan, dicelupkan aquades, dipijarkan,


dicelupkan aquades, dipijarkan
Dicelupkan ke dalam HCl pekat
Dipijarkan
Dicelupkan ke dalam NaCl
Dipijarkan

Nyala api kuning

Reaksi : NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)


6. Menguji Sifat dan Reaksi Eksoterm Natrium
Sepotong kecil KOH

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ditambahkan 2 mL air
Diamati

Larutan tak berwarna dan panas

Digosokkan pada ujung jari


Diamati perubahannya

Terasa licin

Reaksi : KOH (aq) → K+ (aq) + OH- (aq)


7. Menguji Reaksi KOH
2 mL KOH

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Diencerkan dengan 5 mL aquades
Diambil 3,5 mL
Ditambahkan 1 mL air brom
Dicatat perubahannya
Diasamkan dengan HCl

Kertas lakmus biru


menjadi merah
Sisa larutan KOH

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Dimasukkan satu helai benang wol
Dipanaskan
Diamati

Benang wol terurai


Reaksi :
 KOH (s) + H2O (l)→ KOH (aq) + H2O (l)
 KOH (aq) + Br2 (aq) → KBr (aq) + KBrO (aq) + H2O (l)
 KBr (aq) + KBrO (aq) + 2HCl (aq) → 2KCl (aq) + Br2 (g) + H2O (l)
8. Menguji Sifat Abu Kayu dan Senyawa yang Terkandung

1 sendok abu kayu

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


Ditambahkan sedikit air
Dikocok dan disaring

Filtrat Residu

Diuji dengan indikator PP


Diamati

Larutan berwarna merah muda

Reaksi :
 K2CO3 (s) + 2 H2O (l) → 2KOH (aq) + H2O (l) + CO2(g)
 2KOH (aq) + HIn → KIn + H2O (l)

9. Menguji Kelarutan Abu kayu

Endapan percobaan 8

Dtetesi 10 tetes HCl encer


Diamati peubaan

Larutan berwarna abu-abu dan


ada endapan hitam

Reaksi :
K2CO3 (s) + 2HCl (aq) →2KCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
10. Reaksi antara Asam Tartarat dna KCl

Larutan KCl 1 M 1 tetes sebanyaj 1 mL

Ditambahkan 5 tetes asam tartrat 2M


Diamati perubahan

Larutan berwarna abu-abu dan


ada endapan huitam

Reaksi : KCl (s) + H4B4O6 (a) → KHC4O6 (s) + HCl (aq)


11. Uji Nyala Kalium
Kawat platina

Dicelupkan ke dalam asam tartrat


Dipijarkan sampai nyala api tidak berwarna
Dicelupkan dalam larutan KCl
Diamati nyala api

Warna nyala api


ungu
Reaksi: KCl → K+ + Cl-
VIII. Hasil Pengamatan

No. Hasil Pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Menguji reaksi logam natrium dengan  Logam Na :  Logam Na 2Na (s) + 2H2O (l) → Berdasarkan
air logam lunak dalam kertas 2NaOH(aq) + H2 (g) praktikum dapat
Sepotong kecil logam diletakkan diatas berwarna silver saring + air : disimpulkan bahwa
kertas saring lalu diapungkan diatas 25  aquades : cairan larutan tidak 2 NaOH (aq) + HIn (aq) reaksi logam
mL air dalam gelas kimia. Kemudian tidak berwarna berwarna, →NaIn (aq) + H2O (l) natrium dengan air
ditutup dengan kaca arloji. Amati apa  Indikator PP : timbul letupan sangat reaktif
yang terjadi dan selanjutnya diuji dengan larutan tidak dan nyala api, terhadap air,
indikator PP. berwarna timbul gas H2. terbakar karena ada
 Larutan + gas H2 dan
indikator pp : menghasilkan
larutan senyawa basa berupa
berwarna merah NaOH yang ditandai
muda Na sangat reaktif apabila dengan larutan
bereaksi dengan air berubah menjadi
(Cotton dan Wilkinson, merah muda saat
1989) ditambahkan
indikator PP
2. Menguji reaksi Na dengan udara  NaOH : kristal  NaOH 2NaOH (s) + CO2 (g) → Berdasarkan
Sepotong kecil NaOH diletakkan diatas putih didiamkan : Na2CO3 (aq) + H2O (l) praktikum dapat
cawan porselin. Kemudian dibiarkan dan  Aquades : padatan meleleh disimpulkan bahwa
diamati. Perhatikan lelehan NaOH. cairan tidak  + aquades : Na2CO3 (aq) + H2O (l) → NaOH reaktif
Selanjutnya ditambahkan air secukupnya berwarna NaOH larut, Na2CO3 (aq) + H2O (l) terhadap CO2 di
dan dilarutkan. Perhatikan larutan NaCO3  HCl pekat : larutan tidak Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) udara membentuk
yang terbentuk. Tuangkan sebagian larutan tidak berwarna → H2O(l) + 2NaCl(aq) + garam Na2CO3yang
kedalam tabung reaksi dan ditambahkan berwarna  + 15 tetes HCl CO2(g) larut dalam air dan
HCl pekat tetes demi tetes. Hitung pekat : timbul diasamkan dengan
jumlah tetesan dan amati gas yang keluar gelembung di NaOH bersifat higroskopis HCl menghasilkan
dinding tabung ( Cotton dan Wilkinson, gelembung gas CO2
reaksi dan 1989)
larutan tidak
berwarna NaOH bereaksi dengan air
dan HCl pekat terjadi
reaksi eksoterm (Svehla,
1990)
3. Menguji senyawa Na2O2 dengan  Na2O2 : kristal  Na2O2 + H2SO4 Na2O2(s) + H2SO4(aq) → Berdasarkan
H2SO4Sepotong kecil natrium peroksida putih pekat: larutan Na2SO4(aq) + H2O2(l) praktikum yang
dimasukkan kedalam cawan porselin.  H2SO4 pekat : tidak berwarna telah dilakukan
Ditambahkan H2SO4 pekat 8M sebanyak larutan tidak  + KI : larutan Na2SO4(aq) + 2KI(aq) + dapat disimpulkan
2 mL lalu ditambahkan beberapa tetes berwarna tak berwarna H2O2 (aq) → K2SO4(aq) + bahwa kristal Na2O2
larutan KI dan amilum. Amati larutan  KI: larutan tidak  + amilum: 2NaOH(aq) + I2(aq) dapat bereaksi
yang terbentuk. berwarna larutan dengan H2SO4 pekat
 Amilum : berwarna ungu yang ditandai
larutan tidak dengan larutan
berwarna dan berwarna ungu
sedikit keruh ketika ditambahkan
KI dan amilum
4. Menguji reaksi dehidrasi garam  Garam galuber :  Garam galuber Na2SO4.10 H2O(s) Berdasarkan
glauber kristal tidak dipanaskan : Dipanaskan Na2SO4(s) + praktikum dapat

1 sendok kecil garam glauber berwarna larutan tak 10H2O(g) disimpulkan bahwa
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berwarna dan pemanasan garam
kering. Lalu dipanaskan diatas nyala api endapan putih Garam glauber merupakan galuber
kecil. Amati warna serbuk yang senyawa hidrat (Cotton menghasilkan
terbentuk dan Wilkinson, 1989) endapan putih yang
menandakan bahwa
garam glauber
bersifat hidrat
5. Uji nyala natrium  Kawat platina:  Kawat platina NaCl(aq) → Na+ (aq)+ Cl- Berdasarkan
Kawat platina dibersihkan dengan cara berwarna abu- dicelupkan (aq) praktikum dapat
dicelupkan aquades dan dipijarkan abu aquades: kawat disimpulkan bahwa
(dilakukan sebanyak 2 kali). Lalu  HCl pekat : basah, lalu Uji nyala terhadap garam- natrium akan
dibersihkan lagi dengan cara dicelupkan larutan tidak dipijarkan : garam yang mengandung memberikan nyala
kedalam HCl pekat dan dipijarkan berwarna nyala api tidak ion-ion natrium dapat api berwarna kuning
(dilakukan sebanyak 2 kali). Selanjutnya  NaCl : larutan berwarna memberikan nyala kuning jika dipijarkan
dicelupkan kedalam NaCl dan dipijarkan. tidak berwarna  Kawat platina (Svehla, 1990)
Perhatikan warna nyala api  Aquades: cairan dicelupkan HCl
tidak berwarna pekat: kawat
basah, lalu
dipijarkan :
nyala api tidak
berwarna
 Kawat platina
dicelupkan
NaCl : kawat
basah, +
dipijarkan:
nyala api
berwarna
kuning
6. Menguji sifat dan reaksi eksoterm  KOH :  KOH + aquades KOH(s) + H2O(l) → Berdasarkan
senyawa KOH bongkahan : larutan tidak KOH(aq) praktikum dapat
Sepotong kecil KOH dimasukkan berwarna putih berwarna dan disimpulkan bahwa
kedalam tabung reaksi. Lalu  Aquades : dinding tabung KOH bersifat basa dan sifat senyawa kalium
ditambahkan 2 mL air. Amati larutan cairan berwarna terasa hangat terasa licin (Cotton dan bersifat basa yang
yang terjadi. Gosokkan tabung reaksi  Diuji di ujung Wilkinson, 1989) dibuktikan saat
pada ujung jari dan amati perubahan jari : licin digosokkan pada
yang terjadi. ujung jari terasa
licin dan reaksi yang
terjadi adalah reaksi
eksoterm dibuktikan
dengan hangatnya
dinding tabung
reaksi
7. Menguji reaksi KOH  KOH : larutan  KOH + aquades KOH (s) + H2O (l) → Berdasarka
KOH sebanyak 2 mL dimasukkan tidak berwarna : larutan tak KOH(aq) +H2O(l) praktikum dapat
kedalam tabung reaksi dan diencerkan  Aquades : berwarna disimpulkan bahwa:
dengan menambahkan 5 mL air. Larutan cairan tidak Tabung 1 2KOH(aq) + Br2(aq) → reaksi KOH dengan
yang terbentuk dibagi kedalam 2 tabung berwarna  + air brom : KBr(aq) + H2O(l) + air brom
reaksi.  Air brom : larutan tak KBrO(aq) menghasilkan HCl
Tabung 1: ditambahkan 1 mL air brom larutan tak berwarna yang bersifat asam
dan catat perubahan yang terjadi. Lalu berwarna  + diasamkan KBr(aq) + 2HCl(aq) + dan larutan KOH
KBrO(aq) → 2KCl(aq) +
diasamkan dengan HCl. Amati warna  HCl : larutan dengan 30 tetes Br2(aq) + H2O (l) yang dipanaskan
larutan yang terbentuk tidak berwarna HCl: kertas dapat menguraikan
Tabung 2: dimasukkan beberapa helai  Benang wol : lakmus biru benang wol yang
benang wol dan dipanaskan. Amati apa untaian putih menjadi merah, menandakan KOH
yang terjadi berserat larutan tak bersifat korosif
berwarna
Tabung 2 2KOH(aq) Dipanaskan

H2
 KOH +benang (g) + 2K+ (aq) + O2 (g)
wol +
dipanaskan :
benang wol
terurai dan ada
gelembung gas
8. Menguji sifat abu kayu dan senyawa  Abu kayu :  Abu kayu + K2CO3(s) + 2H2O(l) → Berdasarkan
yang terkandung serbuk aquades : 2KOH(aq) + H2O(l) + CO2 praktikum dapat
1 sendok abu kayu dimasukkan kedalam berwarna abu- larutan (g) disimpulkan bahwa
tabung reaksi dan ditambahkan sedikit abu berwarna hitam reaksi abu kayu
air. Lalu dikocok dan disaring yang akan  Aquades :  Disaring : KOH (aq) + Hln (aq) → dalam air
menghasilkan filtrat dan residu. Filtrat cairan tidak Filtrat : larutan Kln (aq) + H2O(l) menghasilkan
yang dihasilkan diuji dengan indikator berwarna berwarna abu- larutan KOH yang
PP. Amati warna larutan yang terbentuk  Indikator PP : abu pudar bersifat basa yang
larutan tidak Residu : ditandai dengan
berwarna endapan hitam perubahan warna
 Filtrat + PP : menjadi merah muda
larutan setelah penambahan
berwarna merah indikator PP
muda Larutan senyawa basa dari
kalium (KOH) dapat
diidentifikasi sifatnya
dengan cara menambahkan
indikator phenolphtalein
yang akan berubah
menjadi berwarna merah
muda (Svehla, 1990)
9. Menguji kelarutan abu kayu  Residu/  Residu + HCl : K2CO3(s) + 2HCl(aq) → Berdasarkan
Endapan/residu pada percobaan 8 endapan: terbentuk 2KCl(aq) + H2O(l) + CO2 praktikum dapat
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan berwarna hitam gelembung gas, (g) disimpulkan bahwa
ditetesi dengan 10 tetes HCl encer.  HCl encer: larutan abu kayu bereaksi
Amati perubahan yang terjadi larutan tidak berwarna abu- dengan HCl
berwarna abu dan terdapat menghasilkan KCl
endapan hitam dan timbul gas CO2
yang ditandai
dengan adanya
gelembung gas
10. Reaksi antara asam tartarat dan KCl  KCl 1 M :  KCl + asam H4C4O6(aq) + KCl(aq) → Berdasarkan
Larutan KCl 1 M sebanyak 1 mL larutan tidak tartrat : larutan KHC4H4O6(s) + HCl(aq) praktikum dapat
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan berwarna tidak berwarna disimpulkan bahwa
ditambahkan 5 tetes asam tartarat 2 M.  Asam tartrat : dan terbentuk reaksi KCl dengan
Amati perubahan yang terjadi larutan tidak endapan kristal asam tartarat
bewarna tak berwarna menghasilkan
senyawa kalium
ditandai dengan
endapan kristal tak
berwarna

11. Uji nyala kalium  HCl pekat :  platina + HCl + KCl(aq) → K+ (aq)+ Cl- Berdasarkan
Kawat platina dibersihkan dengan cara larutan tidak dipijarkan : (aq) praktikum dapat
dicelupkan aquades dan dipijarkan berwarna nyala api tidak disimpulkan bahwa
(dilakukan sebanyak 2 kali). Lalu  KCl : larutan berwarna Uji nyala terhadap garam- nyala api kalium
dibersihkan lagi dengan cara dicelupkan tidak berwarna  platina + KCl + garam yang mengandung berwarna ungu
kedalam HCl pekat dan dipijarkan  Kawat platina : dipijarkan: ion-ion kalium dapat
(dilakukan sebanyak 2 kali). Selanjutnya berwarna abu nyala api ungu memberikan nyala
dicelupkan kedalam KCl dan dipijarkan. lembayung (Svehla, 1990)
Perhatikan warna nyala api
IX. Analisis dan Pembahasan
Praktikum yang dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Oktober 2019 di
Laboratorium Kimia Anorganik Unesa, berjudul “Natrium dan Kalium”.
Tujuan dari praktikum tersebut yaitu untuk mengetahui sifat-sifat natrium,
kalium dan senyawanya serta mengidentifikasi senyawa natrium dan
kalium. Sebelum melakukan praktikum, alat dan bahan yang akan
digunakan dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah itu, alat-alat tersebut dicuci
dan dibersihkan agar tidak ada kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil
praktikum. Praktikum ini terdiri dari 11 sub-judul, antara lain:
1. Menguji Reaksi Logam Natrium dengan air
Percobaan pertama bertujuan untuk menguji reaksi antara logam
natrium dengan air. Langkah pertama yakni mengambil sepotong kecil
natrium berwarna silver yang direndam di dalam minyak, hal ini
dikarenakan logam Na sangat reaktif terhadap udara dan air. Potongan
kecil natrium diletakkan di kertas saring dan di bungkus. Kertas saring
digunakan sebagai perantara agar logam natrium tidak berkontak
langsung dengan air. Setelah itu kertas saring yang berisi natrium
diletakkan mengapung dalam gelas kimia yang telah berisi air, lalu
segera ditutup menggunakan kaca arloji. Kaca arloji digunakan untuk
mengisolasi reaksi yang terjadi di dalam gelas kimia, agar tidak
membahayakan orang yang ada di sekitarnya. Reaksi ini dapat
membahayakan karena reaksi antara natrium dengan air akan
menghasilkan gas H2 sehingga menimbulkan ledakan dan percikan api.
Ketika logam natrium meleleh pada permukaan air timbul percikan api
dan asap putih, karena logam Na jika terkena H2O akan menghasilkan
gas hidrogen dan senyawa halida berupa NaOH. Lelehan natrium saat
terpapar air akan bereaksi hebat dengan air dan menimbulkan adanya
ledakan.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi redoks, karena terjadi
perubahan bilangan oksidasi. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
Reduksi

2Na(s) + 2H2O(l)  2NaOH(aq) + H2(g)


0 +1 +1 0
Oksidasi

Berdasarkan reaksi tersebut dapat diketahui bahwa gas yang


terbentuk adalah gas hidrogen, ditandai dengan adanya ledakan. Hasil
yang telah didapatkan yaitu timbulnya suara ledakan, asap putih serta
percikan api dari dalam gelas kimia. Hal ini disebabkan karena telah
terbentuknya gas yaitu gas H2. Gas H2 sangat mudah bereaksi dengan
udara (O2) menghasilkan H2O, sesuai persamaan reaksi berikut :
H2 (g) + O2 (g)  H2O (l) ∆ H = +286 kJ/mol
Kespontanan reaksi logam lunak natrium menjadi larutan NaOH
ketika direaksikan dengan air dapat dilihat dari Energi Potensial Sel
(E0sel), dengan cara seperti dibawah ini:
Oksidasi : Na (s)  Na+ (aq) + e- E0= +2,71 × 2
Reduksi : 2H+ (l) + 2e-  H2 (g) E0= 0,00 × 1
2Na (s) + 2H+ (l)  2Na+ (aq) + H2 (g) E0sel= +2,71 V
Berdasarkan perhitungan nilai potensial elektroda menghasilkan nilai
sebesar 2,71 Volt. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi berlangsung
spontan.
Kemudian larutan yang dihasilkan berupa larutan tidak berwarna,
lalu diuji dengan indikator PP. Setelah penambahan satu tetes indikator
PP (larutan tak berwarna) larutan menjadi berwarna merah muda. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan yang terbentuk merupakan larutan NaOH
yang bersifat basa. Sesuai trayek PP yaitu 8,3-10,0 dengan perubahan
warna dari tak berwarna pada suasana asam dan berwarna merah pada
suasana basa. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:

NaOH(aq) + HIn(aq) → NaIn(aq) + H2O(l)


Penambahan indikator PP berfungsi untuk mengetahui sifat
asam/basa suatu larutan. Indikator PP memiliki range pH 8,3 ± 10,0
merupakan indikator yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini
akan merubah warna larutan dari jernih tak berwana menjadi merah
muda jika larutan bersifat basa (Chang Raymond. 2004)
2. Menguji Reaksi Na dengan Udara
Percobaan kedua bertujuan untuk menguji reaksi logam natrium
dengan udara. Langkah pertama yakni mengambil sepotong kecil NaOH
berupa kristal putih, lalu diletakkan di cawan porselin. Cawan porselin
digunakan karena reaksi ini menghasilkan panas, jika menggunakan
cawan kaca dikhawatirkan cawan kaca akan pecah. Setelah itu dibiarkan
dan diamati. Setelah beberapa menit didiamkan, kristal NaOH meleleh
diudara terbuka, hal ini dikarenakan NaOH memiliki sifat higroskopis
yaitu bereaksi secara cepat dengan udara (menyerap uap air di udara)
sehingga mengakibatkan NaOH meleleh. Reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut:
2NaOH(s) + CO2(g) → Na2CO3(aq) + H2O(l)
Kemudian ditambahkan dengan H2O (cairan tak berwarna) untuk
melarutkan NaOH dan menghasilkan larutan tak berwarna. Saat
ditambahkan H2O terjadi reaksi eksoterm yakni menyerap kalor dari
sistem ke lingkungan. Persamaan reaksi yang terjadi yakni :
Na2CO3(aq) + H2O(l) → Na2CO3(aq) + H2O(l)
Selanjutnya sebagian larutan dituangkan ke dalam tabung reaksi,
lalu ditambahkan HCl pekat (larutan tak berwarna) tetes demi tetes
sebanyak 15 tetes. Menghasilkan gelembung di dinding tabung, larutan
tetap tak berwarna dan dinding tabung terasa hangat (menandakan terjadi
reaksi eksoterm). Reaksi yang terjadi saat Na2CO3 ditambahkan HCl
merupakan reaksi penetralan menghasilkan garam, air dan gas CO2,
seperti persamaan reaksi berikut :
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
sehingga dapat diketahui bahwa NaOH reaktif terhadap CO 2 di udara,
menghasilkan garam Na2CO3 yang larut dalam air dan diasamkan dengan
HCl menghasilkan gelembung gas yang terjadi merupakan gelembung
gas CO2.
3. Menguji Senyawa Peroksida
Percobaan ketiga bertujun untuk menguji senyawa peroksida yaitu
netrium peroksida. Langkah pertama yang dilakukan yakni mengambil
sepotong kecil Na2O2 berupa kristal berwarna putih, sebenarnya memiliki
bentuk butiran berwarna kekuningan, tetapik karena Na2O2 telah leleh,
lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin. Setelah itu ditambahkan
H2SO4 pekat (larutan tak berwarna) sebanyak 2 mL, menghasilkan
larutan tak berwarna. Sehingga dihasilkan larutan tidak berwarna, timbul
gelembung dan terdapat panas dinding cawan porselin karena terjadi
reaksi eksoterm yakni melepas kalor dari sistem ke lingkungan.
Persamaan reaksi yan terjadi yakni :
Na2O2 (s) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) +H2O2 (aq)
Kemudian ke dalamnya ditambahkan beberapa tetes larutan KI,
menghasilkan larutan yang tetap tak berwarna. Setelah itu ditambahkan
indikator amilum (larutan tak berwarna), menghasilkan perubahan warna
larutan dari tak berwarna menjadi biru keunguan, sesuai persamaan
reaksi berikut :
Na2SO4(aq) + H2O2 (aq) + 2KI → K2SO4(aq) + 2NaOH(aq) + I2 (aq) +
H2O (l) + O2(g)
Reaksi Ini merupakan reaksi redoks karena terjadi perubahan bilangann
oksidasi. I2 sebagai reduktor yang mengalami oksidasi dari I- (-1) menjadi
I2 (0), dioksidasi oleh H2O2. Sedangkan H2O2 sebagai oksidator
mengalami reduksi dari +2 menjadi +1. Kespontanan reaksi dapat
diketahui dari perhitungan energi potensial sel, melalui perhitungan
berikut :
Reduksi : H2O2 + 2H+ + 2e- → H2O E0= +1,776
Oksidasi : I- → I2 + 2e- E0= -0,5355
H2O2 + 2H+ + I- → H2O + I2
E0sel = E0red – E0oks
= +1,776 – (-0,5355)
= + 2,3155
Selanjutnya I2 akan bereaksi dengan amilum, karena membentuk
kompleks iod-amilum ditandai dengan biru keunguan, seperti persamaan
reaksi berikut :

n
Amilum Kompleks iod amilum
Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa senyawa peroksida bersifat
sebagai agen pengoksidasi.
4. Menguji Reaksi Dehidrasi Garam Glauber
Percobaan keempat bertujuan untuk menguji reaksi dehidrasi
garam glauber. Garam glauber merupakan senyawa hidrat berupa kristal
tak berwarna dengan rumus molekul Na2SO4.5H2O. Langkah pertama
yang dilakukan yakni mengambil 1 spatula garam glauber (kristal tak
berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu dipanaskan
perlahan di atas nyala bunsen, hasilnya berupa larutan tak berwarna dan
endapan putih. Pada saat garam glauber dipanaskan, terjadi pelepasan
molekul 10 H2O sehingga menyebabkan kristal garam menjadi endapan
putih dan larutan tak berwarna, sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
Na2SO4.10H2O(s) Dipanaskan Na2SO4(s) + 10H2O(g) ∆ H = 81,7 kJ/mol
(Kolasinski, 2017)
Pada saat dipanaskan molekul H2O akan dilepaskan secara perlahan
membentuk larutan tak berwarna yang lama kelamaan jika dipanaskan
terus akan kering, serta ada endapan putih. Sehingga garam glauber yang
merupakan senyawa hidrat yaitu senyawa yang mengandung sejumlah
molekul air, akan mengalami dehidrasi yaitu kekurangan air karena
molekul airnya terlepas akibat pemanasan.
5. Uji Nyala Natrium
Percobaan kelima bertujuan untuk menguji nyala natrium. Langkah
pertama yaitu menyiapkan kawat platina yang berwarna abu-abu. Mula-
mula kawat platina dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam
aquades lalu dipijarkan, nyala api tidak berwarna dan diulangi sebanyak
tiga kali. Selanjutnya dicelupkan ke dalam larutan HCl pekat lalu
dipijarkan nyala api juga tidak berwarna, dan diulangi sebanyak tiga kali.
Fungsi dicelupkan di HCl pekat yaitu agar kawat platina tersebut benar-
benar bersih. Untuk mengetahui kawat platina sudah benar-benar bersih
maka dilakukan dengan cara memijarkan kawat platina tersebut diatas
pembakar spirtus, jika warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat
dipastikan bahwa kawat platina tersebut bersih dan dapat digunakan
untuk uji nyala larutan NaCl.
Selanjutnya kawat platina yang bersih dicelupkan ke dalam larutan
NaCl, lalu dipijarkan di atas nyala api. Saat kawat platina yang telah
dilumuri larutan NaCl dipijarkan d atas nyala api, yang terjadi adalah
warna api disekeliling kawat platina berubah menjadi kuning. Warna
kuning yang terlihat disebabkan karena adanya elektron yang tidak
berpasangan pada subkulit d, sehingga mengalami eksitasi menuju orbital
yang memiliki energi lebih tinggi dengan cara menyerap energi, setelah
itu kembali lagi ke keadaan semuan (ground state) dengan melepas
energi pada saat inilah warna dihasilkan. Reaksi yang terjadi dapat
dijelaskan dalam persamaan reaksi berikut :
NaCl (aq) → Na+ (g) + Cl- (g)
Hasil praktikum menunjukkan bahwa natrium yang dipijarkan
menghasilkan warna kuning. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa uji nyala natrium akan memberikan warna kuning-
keemasan. Garam natrium dalam jumlah yang sedikitt sekali memberi
hasil positif pada uji ini (Svehla, 1990). Warna kuning berada pada
panjang gelombang 580-595 nm dengan warna komplementernya yaitu
biru (Underwood, 2002).
6. Menguji Sifat dan Reaksi Eksoterm Senyawa KOH
Percobaan ke enam bertujuan untuk menguji sifat dan reaksi
eksoterm senyawa KOH. Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang
membebaskan kalor, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan (terjadi
penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu, perubahan entalpin (∆ H ) bertanda negatif. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu mengambil sepotong kecil NaOH yang
berupa bongkahan berwarna putih, lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 mL aquades (cairan tak berwarna) dan
diamati perubahannya. Hasil percobaan menghasilkan larutantak
berwarna dan dinding tabung reaksi terasa hangat, hal ini menandakan
bahwa reaksi berlangsung secara eksoterm yaitu perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan ditandai dengan dinding tabung yang terasa panas,
persamaan reaksinya yaitu :
kJ
KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(g) ∆ H = -57,61
mol
(Entalphy Of Solution Of Electrolytes)
Selanjutnya larutan KOH diteteskan pada jari dan digosokkan
sambil diamati. Hasilnya yaitu larutan KOH terasa licin, ini merupakan
ciri-ciri dari sifat basa suatu zat, atau disebut juga sifat kaustik. Sehingga
larutan KOH teridentifikasi sebagai larutan basa.
7. Menguji Reaksi KOH
Percobaan ketujuh bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa
kalium yakni KOH. Larutan KOH hasil dari percobaan keenam
digunakan untuk percobaan ini. Langkah pertama yang dilakukan yakni
mengambil 2 mL larutan KOH lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya diencerkan dengan 5 mL aquades (cairan tak berwarna)
menghasilkan larutan yang tetap tak berwarna. Fungsi aquades yakni
untuk menurunkan konsentrasi KOH. Sesuai persamaan reaksi beikut:
KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(g)
Setelah itu dibagi ke dalam dua tabung reaksi yang berbeda.
 Tabung 1
Pada tabung 1 berisi 3,5 mL larutan KOH (larutan tak berwarna),
ditambahkan 1 mL air brom (larutan tak berwarna) menghasilkan
larutan yang tetap tak berwarna dengan persamaan reaksi berikut :
KOH(aq) +Br2(aq) → KBr(aq) + KBrO(aq) + H2O(l)
Larutan KbrO merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari K +
sebagai ion pusat dan BrO- sebagai ligannya. Air brom (Br2)
mengalami reaksi disproporsionasi artinya reaktan Br2 dalam satu
reaksi mengalami oksidasi dan reduksi menghasilkan dua produk yang
berbeda yakni KBr dan KBrO.
Setelah itu larutan diasamkan dengan menambahkan HCl. Larutan
dapat dikatakan bersifat asam jika kertas lakmus biru yang
dimasukkan ke dalam larutan yang mula-mula berwarna biru telah
berubah mejadi merah. Hal ini mengindikasikan bahwa larutan
tersebut telah bersifat asam, sesuai persamaan reaksi berikut:
KBr(aq) + KBrO(aq) + HCl(aq) → 2KCl(aq) + Br2(g) + H2O(l)
Dalam reaksi ini KBr dan KBrO mengalami reaksi korproposionasi
artinya menghasilkan produk oksidasi dan reduksi yang sama yaitu
Br2. Hasil praktikum menunjukkan bahwa larutan tersebut telah
bersifat basa setelah penambahan 30 tetes HCl.
 Tabung 2
Pada tabung 2 berisi berisi 3,5 mL larutan KOH (larutan tak
berwarna), lalu dimasukkan beberapa helai benang wol (untaian putih
berserat) dan dipanaskan perlahan. Didapatkan adanya gelembung
yang berada diarea sekitar benang wol dan benang wol mulai terurai
dan terlihat lebih renggang. Hal ini menandakan bahwa senyawa KOH
bersifat korosif, di dalam larutan alkali ikatan silang disulfina mudah
putus dan menyebabkan benang wol mudah terbuka dan
menyebabkan pilinan benang wol menjadi terbuka lalu menjadi garam
amino karboksilat (sisik wol terbuka menjadi gelembung lalu pecah
menjadi blister) sehinga wol menjadi rusak, penguraian ikatan pada
benang wol dapat dilihat di gambar berikut :
8. Menguji Sifat Abu Kayu dan Senyawa yang Terkandung
Pada percobaan kedelapan bertujuan untuk menguji sifat abu kayu
dan senyawa yang terkandung. Abu kayu merupakan senyawa kimia
dengan rumus molekul K2CO3 berupa padatan berwarna abu-abu.
Langkah pertama yang dialakukan yaitu mengambil 1 sendok kecil abu
kayu berupa serbuk berwarna abu-abu lalu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambah sedikit aquades menghasilkan larutan berwarna
hitam. Setelah itu dikocok dan disaring menggunakan kertas saring yang
telah dibasahi dengan aquades, menghasilkan filtrat berupa larutan
berwarna abu-abu pudar dan residu berupa endapan hitam. Reaksi yang
terjadi yaitu : K2CO3 (s) + H2O (l) → 2KOH (aq) + H2CO3 (aq)
Filtrat hasil penyaringan diuji menggunakan indikator PP,
ditambahkan sebanyak 1 tetes dan menghasilkan larutan berwarna merah
muda. Indikator PP memiliki range pH 8,3 ± 10,0 merupakan indikator
yang baik untuk larutan basa dimana indikator ini akan merubah warna
larutan dari jernih tak berwana menjadi merah muda jika larutan bersifat
basa (Chang Raymond. 2004)
Berdasarkan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa abu kayu
(K2CO3) dapat bereaksi dengan air menghasilkan KOH yang
teridentifikasi sebagai larutan basa.
9. Menguji Kelarutan Abu Kayu
Percobaan kesembilan bertujuan untuk mengetaui kelarutji abu
kayu. Abu kayu merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul
K2CO3 berupa padatan berwarna abu-abu. Percobaan ini menggunakan
residuabu kayu hasil dari percobaan sebelumnya. Langkah pertama yang
dialakukan yaitu mengambil residu yang berupa endapan berwarna bu-
abu pudar lalu diteteskan dengan 10 tetes HCl encer (larutan tak
berwarna) terbentuk gelembunga gas, larutan berwarna abu-abu dan
terdapat endapan hitam. Hasil reaksinya yaitu :
K2CO3(s) + 2 HCl(aq) → 2KCl(aq) + H2O (l) + CO2(g)
Berdarakan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa abu kayu (K2CO3)
dapat bereaksi dengan larutan asam (HCl) menghasilkan garam dan air.
10. Reaksi antara Asam Tartarat dan KCl
Percobaan kesepuluh bertujuan untuk memengetahui reaksi antara
KCl dengan asam tartarat (larutan natrium hidrogen tartrat). Langkah
pertama yang dilakukan yaitu mengambil 1 mL larutan KCl berupa
larutan tak berwarna, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu
ditambahkan larutan asam tartrat tetes demi tetes, agar dapat diketahui
pada tetesan keberapa larutan menjadi jenuh yang dtandai dengan
terbentuknya kristalyang tak berwarna menghasilkan menghasilkan
larutan tak berwarna dan endaPan kristal tak berwarna. Persamaan
reaksi yang terjadi yakni sebagai berikut:
K+ (aq) + H2C4H4O6 (aq) ⇌ KH2C4H4O6↓ (s) + H+
Diperoleh kristal putih KHC4H4O6. Namun, karena garam ini
bersifat sangat larut dalam air, maka larutan terdapat untaian-untaian
putih yang melayangmelayang di dalam larutan. Garam kalium ini
mengandung ion monovalen K+ yang membentuk larutan tidak
berwarna. Hal ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa,
jika asam tartrat yang dipakai dapat menhasilkan endapan kristalin
putih kalium hidrogen tartrat (Svehla, 1990).
Endapan larut sedikit dalam air dengan Ksp = 3 × 10-4 tetapi sangat
tidak larut dalam etanol. Pengendapan dapat dipercepat dengan
mengaduk keras-keras (Svehla, 1990).
11. Uji Nyala Kalium
Percobaan kesebelas bertujuan untuk mengetahui uji nyala kalium.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan kawat platina
yang akan digunakan dengan cara mencelupkan ke dalam larutan HCl
pekat (laruta takberwarna) lalu dipijarkan dengan nyala api, didapatkan
nyala api yang tak berwarna. Fungsi dicelupkan ke HCl yaitu auntuk
membersihkan kotoran atau kontaminan yang melekat pada kawat.
Untuk mengetahui kawat platina sudah benar-benar bersih maka
dilakukan dengan cara memijarkan kawat platina tersebut diatas nyala
api, jika warna api pada pembakar spirtus tetap maka dapat dipastikan
bahwa kawat platina tersebut bersih dan dapat digunakan untuk uji nyala
larutan KCl.
Selanjutnya kawat platina yang sudah benar-benar bersih kemudian
dicelupkan ke dalam larutan KCl, lalu dipijarkan diatas nyala api.
Didapatkan nyala api berwarna ungu (lembayung), reaksi yang terjadi
dapat dituliskan dalam persamaan berikut :
KCl (aq) → K+ + Cl-
Berdasarkan percobaan nyala api yang berwarna ungu akibat adanya
ion K+. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senyawa-
senyawa kalium mewarnai nyala bunsen yang tak cemerlang menjadi
lembayung (lila) (Svehla, 1990).
Warna ungu/lembayung yang terlihat disebabkan karena adanya
elektron yang tidak berpasangan pada subkulit d, sehingga mengalami
eksitasi menuju orbital yang memiliki energi lebih tinggi dengan cara
menyerap energi, setelah itu kembali lagi ke keadaan semula (ground
state) dengan melepas energi pada saat inilah warna dihasilkan. Warna
ungu yang dihasilkan menanndakan bahwa elektron tereksitasi pada
panjang gelombang 400-435 nm dengan warna komplementer kuning-
hijau (Underwood, 2004).
X. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengetahui sifat-sifat natrium, kalium dan senyawanya dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain :
a. Mereaksikan logam natrium dengan air dapat menghasilkan
senyawa hidroksida NaOH, menandakan bahwa natrium bersifat
reaktif terhadap air.
b. Senyawa natrium yang berupa NaOH memiliki sifat higroskopis,
dibuktikan dengan melelhnya kristal NaOH saat dibiarkan di udara.
c. Senyawa natrium berupa (Na2O2) dapat bersifat oksidator, yang
mampu mengoksidasi H2SO4 menjadi H2O2 lalu mengoksidasi I-
dari KI menjadi I2 yang dibuktikan dengan terbentuknya larutan
berwarna biru keunguan (kompleks iod-amilum).
d. Senyawa natrium berupa Na2SO4.10H2O dapat melepas molekul
airnya dengan cara pemanasan menghasilkan Na2SO4 yang berupa
endapan berwarna putih.
e. Senyawa kalium berupa KOH bereaksi secara eksoterm jika
dilarutkan ke dalam air dibuktikan dengan dinding cawan porselin
terasa hangat.
f. Senyawa kalium berupa KOH dapat meguraikan serat selulosa
dibuktikan dengan terurainya benang wol.
g. Senyawa kalium berupa K2CO3 dalam abu kayu dapat
menghasilkan senyawa yang bersifat basa (KOH) jika direaksikan
dengan air dibuktikan dengan berubahnya warna larutan menjadi
tidak berwarna saat ditambahkan PP.
h. Senyawa kalium berupa K2CO3 dalam abu kayu lebih larut dalam
larutan asam daripada di dalam air, dibuktikan dengan larutnya
endapan dalam HCl.
i. Senyawa kalium berupa (KCl) dapat bereaksi dengan asam tartrat
menghasilkan endapan berbentuk kristal tak berwarna.
2. Mengidentifikasi senyawa natrium dan kalium dapat diidentifikasi
dengan cara :
a. Uji nyala senyawa natrim berupa NaCl menghasilkan nyala api
berwarna kuning.
b. Uji nyala senyawa kalium berupa KCl menghasilkan nyala api
berwarna ungu.
XI. Daftar Pustaka
Agus, C. 2007. Mineralogi untuk Ilmu Pertanian Fakultas Kehutanan.
Yogyakarta: UGM.
Cotton, Wilkinson dan Albert Geofrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Kolasinski, K. W. (2017). Physical Chemistry. United Kingdem: John
Wiley & Sons Ltd.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganik Chemistry Fourth Edition. London:
Chapman & Hall
Lutfi, dkk. 2016. Kimia Anorganik (Unsur-unsur golongan utama).
Yogyakarta: Absolut Media.
Sudarmo, Unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Surakarta:
Erlangga.
Shevla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Mikro Bagian 1. Jakarta : Kalman Media Pustaka (diterjemahkan
oleh Hadyana, A. Pajastmala).
XII. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan sifat natrium peroksida !
Jawab :
Natrium peroksida merupakan zat padat berwarna kuning dan
warnanya berubah menjadi putih ketika terkena udara dan akan
menghasilkan natrium hidroksida dan natrium karbonat. Natrium
peroksida memiliki senyawa ionik harga -1 yang monovalen natrium dan
hidrat. Sodium peroksida dapat larut dalam asam sulfat pada suhu rendah,
dan kemudian didestilasi pada tekanan rendah untuk mendapatkan
hidrogen peroksida (H2O2). Dalam lingkungan basa, senyawa natrium
peroksida arsen trivalen (As) oksidasi valensi, trivalen kromium (Cr) 6
oksidasi. Selain itu, natrium peroksida dapat teroksidasi menjadi besi
elemental ferit mengandung FeO4, tetapi juga dalam oksidasi bahan
organik dalam kondisi normal menjadi etanol dan karbonat. Dengan
sulfida dan klorida akan bereaksi keras.
Sodium peroksida dan air, reaksi pertama dari hidrogen peroksida,
hidrogen peroksida alkali tidak stabil, maka akan terurai :
Na2O2 + 2H2O → 2NaOH + H2O2
2 H2O2 → 2H2O + O2(g) (reaksi eksotermis)
Persamaan kimianya :
2 Na2O2 + 2 H2O → 4NaOH + O2(g)
Oksida non logam dengan reaksi yang tinggi akan terjadi oksidasi-
reduksi menghasilkan garam, tetapi tidak melepaskan oksigen, seperti
kombinasi langsung:
Na2O2 + CO → Na2CO3 Na2O2 + SO2 → Na2SO4
Dengan harga gas oksida non logam tertinggi dapat terjadi reaksi
redoks menghasilkan garam dan melepaskan oksigen, misalnya:
2 Na2O2 + 2CO2 ⇄ 2Na2CO3 + O2(g)
2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium !
Jawab:
Sifat-sifat fisika unsur natrium (Na) adalah sebagai berikut:
- Berwujud padatan yang berwarna abu-abu mengkilap.
- Mempunyai titik leleh 97,810C dan titik didih 903,80C.
- Besarnya diameter atom natrium adalah 2,23 A dan kerapatan atom
natrium adalah 0,971 g/cm3.
- Bersifat lunak sehingga dapat diiris dengan mudah.
Sifat-sifat kimia unsur natrium adalah sebagai berikut:
- Sangat reaktif dengan air sehingga dapat menimbulkan ledakan dan
nyala api.
- Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan.
Pembuatan Natrium
Natrium diperoleh dengan cara mengelektrolisis lelehan campuran
sekitar 40% NaCl dan 60% CaCl2 dalam Down cell. Campuran ini
meleleh pada 6000C, sementara NaCl murni meleleh pada 8030C.
Sejumlah kecil kalsium yang terbentuk selama proses elektrolisis,
tidak larut dalam cairan natrium, tetapi larut dalam campuran eutektik
(Lutfi, dkk, 2017).
Reaksi yang terjadi:
Katoda: Na+ + e → Na
Anoda: Cl- → ½ Cl2 + e
Kegunaan Natrium
- Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan
dalam persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di
gunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan
untuk memurnikan logam cair.
- Biasanya digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir
karena meleleh pada 98°C dan mendidih pada 892°C
- Sebagai lampu penerangan jalan.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan
pula dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang
dibutuhkan darah.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan
pula dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang
dibutuhkan darah.
- Natrium juga digunakan dalam berbagai produk industri seperti
baking soda (NaHCO3) dan pemutih (NaOCl), serta digunakan
dalam paduan logam karena efisien dalam mentransfer panas
- Natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnya kandungan
cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh
menurun.
- Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang berwarna kuning
dan dapat menembus kabut.
- Digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada bensin,
yaitu TEL (tetraetillead).
LAMPIRAN FOTO

No. Foto Keterangan


Bahan percobaan natrium
kalium

1. Reaksi logam natrium dengan air


Logam Na dibungkus dengan
kertas saring dan dimasukkan
dalam gelas kimia berisi
aquades

Timbul nyala api dan letupan


serta dihasilkan gas berwarna
putih saat kaca arloji dibuka

2.

Penambahan indicator PP
menyababkan larutan
berwarna merah muda

Kristal NaOH padat berawarna

Reaksi Na dengan Udara putih didiamkan di udara


terbuka dan padatannya
meleleh
NaOH larut dalam air
membentuk larutan tak
berwarna

NaOH yag larut + HCl


terbentuk gelembung-
gelembung gas di dinding
tabung

3. Menguji senyawa natrium peroksida


penambahan larutan asam
sulfat ke dalam Kristal Na2O2

ditambahkan H2SO4 pekat 2


mL, 2 tetes KI, 2 tetes amilum
larutan berubah menjadi warna
ungu
4. Menguji reaksi garam glauber
1 sendok garam glauber
dimasukkan kedalam tabung
reaksi

Garam glauber dipanaskan

terbentuk endapan putih

5. Uji nyala natrium


Kawat platina dibersihkan dari
pengotor, dicelupkan aquades,
dipijarkan, dicelupkan
aquades, dipijarkan
Kawat platina dibersihkan dari
pengotor, dicelupkan HCl,
dipijarkan, dicelupkan HCl,
dipijarkan

Uji nyala natrium


menghasilkan warna api
kuning

6. Sifat dan reaksi eksoterm senyawa


Sepotong KOH bongkahan
berwarna putih, ditambahkan
aquades 2 mL

KOH Ditambahkan 2 mL aquade

Diletakkan diujung jari, jari


terasa licin

7. Menguji reaksi KOH


2 mL KOH diencerkan dengan
5 mL aquades

Dibagi menjadi dua tabung


reaksi

Tabung 1 ditambahkan air


brom 1 mL

Diasamkan dengan HCl, diuji


dengan kertas lakmus, kertas
lakmus berubah menjadi
merah

Tabung 2 dimasukkan benang


wol

Dipanaskan

Benang wol terurai


8. Menguji sifat abu kayu dan senyawa
yang terkandung

1 sendok abu kayu


dimasukkan kedalam tabung
reaksi

Ditambahkan aquades sedikit

Setelah disaring filtrate


ditambahkan indicator pp
9. Menguji kelarutan abu kayu
Endapan abu kayu pada
percobaan 8

Ditetesi 10 tetes HCl encer ,


terbentuk gas , larutan tak
berwarna dan terdapat
endapan hitam

10. Reaksi antara asam tartarat dengan


KCl Larutan KCl 1 M sebanyak 1
mL

Ditambahkan 5 tetes asam


tartarat
menghasilkan larutan tak
berwarna dan ada endapan
Kristal tak berwarna

11. Uji nyala kalium


Kawat platina dibersihkan dari
pengotor, dicelupkan aquades,
dipijarkan, dicelupkan
aquades, dipijarkan

Kawat platina dibersihkan dari


pengotor, dicelupkan HCl,
dipijarkan, dicelupkan HCl,
dipijarkan

Uji nyala kalium


menghasilkan warna
lembayung

Anda mungkin juga menyukai