Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN MATERI KIMIA ANORGANIK TENTANG LOGAM LITIUM DAN

NATRIUM

KELOMPOK 5

- Sultan Fakhrur Rassyi


- Fhadlan Akbar Sorenggana
- Yogi Setiabudi

Logam Na

Natrium adalah unsur kimia dengan simbol Na dan nomor atom 11. Logam ini bersifat lunak,
berwarna putih keperakan, dan merupakan logam yang sangat reaktif.Dalam tabel periodik
logam ini berada di kolom 1 dan dikelompokkan dalam golongan 1. Disebut sebagai golongan 1
karena hanya memiliki 1 elektron terluar, yang mana elektron tersebut mudah lepas sehingga
terbentuk kation.

Natrium hanya memiliki 1 isotop stabil, yaitu 23Na. Seluruh unsur kimia natrium yang
ditemukan di alam selalu dalam bentuk senyawa, artinya tak mungkin ditemukan dalam bentuk
logamnya (native). Ini karena sifat alami natrium yang sangat reaktif. Sodium adalah unsur kimia
keenam yang paling banyak ditemukan di bumi.Unsur kimia natrium merupakan elemen penting
untuk semua mahluk hidup dan beberapa tanaman.

Nama, Simbol, Warna Natrium, Na, Putih Keperakan


Nomor Atom 11
Golongan, Blok Golongan 1 (Alkali), blok S
Perioda Perioda 3
Kategori Unsur Kimia Logam Alkali
Massa Atom 22.98976928
Konfigurasi Elektron [Ne] 3s 1
Fase Standar (suhu kamar) Padat
Bilangan Oksidasi +1
Elektronegativitas Skala Pauling: 0.93
1: 495,8 kJ / mol
2: 4562 kJ / mol
Energi ionisasi 3: 6.910,3 kJ / mol
Panas Peleburan 2,60 kJ / mol
Panas Penguapan 97,42 kJ / mol
Kapasitas Panas Molar 28,230 J / (mol • K)
Titik didih 1156 K (883 ° C, 1621,292 ° F)
Titik Lebur 371 K (97,794 ° C, 208,029 ° F)
Massa Jenis (suhu kamar) 0,968 g / cm 3
Jari-jari atom empiris: 186 pm
Jari-jari kovalen 166 ± 09:00 pm
Jari-jari Van der Waals 227 pm
Modulus Young 10 GPa
Ekspansi termal 71 pM / (m • K) (pada 25 ° C)
Konduktivitas termal 142 W / (m • K)
Tahanan Jenis 47,7 nΩ • m (pada 20 ° C)
Sifat Magnetik paramagnetik

Ion natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler (ECF = Extra Cellular Fluid) dan
dengan demikian adalah penyumbang utama terhadap tekanan osmotik ECF, dan pembentuk
volume ruangan ECF. Jika ruangan ECF hanya mengalami kekurangan air maka terjadi
peningkatan konsentrasi natrium ; gejala ini disebut hipernatremia. Hypernatremia or
hypernatraemia adalah gejala naiknya level sodium di dalam darah, yang biasanya terjadi
disebabkan kurangnya air di dalam tubuh (dehidrasi). Akan tetapi jika ruangan ECF mengalami
kekurangan air dan sekaligus natrium, maka terjadi proses pengurangan / penyusutan ruangan
ECF. Kejadian ini disebut dengan istilah hypovolemia.
Dalam dunia kesehatan dan pengobatan, hypovolemia (hypovolaemia, oligemia atau shock)
adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan darah (terjadinya penyusutan volume
darah di dalam tubuh). Natrium merupakan nutrisi yang sangat penting untuk manusia. Natrium
berfungsi mengatur volume dan tekanan darah, keseimbangan osmotik dan pH. Persyaratan
fisiologis konsumsi minimum untuk natrium adalah 500 miligram per hari. Nilai asupan optimal
natrium per hari berada dibawah angka 2,3 gram. Berat asupan yang lebih tinggi dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi menyebabkan 7,6 juta kematian prematur di
seluruh dunia setiap tahun.

Ketersiediaan di alam

Natrium dapat di temukan di deposir di bawah tanah dengan


kedalaman +100 meter. Sumber lainnya adalah air laut atau
brine ( laurtan NaCl dengan konstrasi tinggi) memlaui
penguapan ( evaporasi) .

Cara ekstraksnya

Sumber utama logam Na berasal dari garam batu dan air laut. Na
hanya dapat diperoleh dari elektrolisi lelehan NaCl
menggunakan sel Down,

+¿¿ −¿
Katode : Na(1) + e ¿ Na(1)

−¿ 1 −¿
Anode : Cl¿ Cl❑
2 (g) + e¿
(1) 2

Kegunaan

A. Garam dam endapan garam salah satu kegunaannya adalah untuk menyapu dari atas jaln
pada musim dingin.
B. Diperlakukan dalam diet, saraf, jantungm dan otot.
C. Diperlakukan dalam pembuatan kaca.
D. Natriun klorida digunakan sebagai penambah rasa makanan
E. Natrium hidorgen karbonat di gunakan sabagai pengembang roti
F. Natrium fosfat di gunakan sebagai bahan pembuat deterjen
G. Natrium hidroksida digunakan sebagai bahan pembersih pipa

Sifat fisik dan kimia Na


A. Logam Na relatif lunak dan dapat dipotong.
B. Logam Na berwarna putih keperakan , tetapi pada bagian yang baru di rilis berubah
menjadi buram, karena adanya reaksi dengan udara.
C. Bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan larutan basa, dengan persamaan

1
reaksi : Na(s) + H 2 O(1) NaOH (aq ) + H
2 2
D. Natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan natrium hidroksida
dan hidrogen.
E. Ketika terkena udara, logam natrium kehilangan warna keperakannya dan berubah
menjadi abu-abu buram akibat pembentukan lapisan natrium oksida.
F. Natrium tidak bereaksi dengan nitrogen, bahkan pada suhu yang sangat tinggi, tetapi
dapat bereaksi dengan amonia untuk membentuk natrium amida.
G. Natrium dan hidrogen bereaksi pada suhu diatas 200 ºC untuk membentuk natrium
hidrida. Natrium hampir tidak bereaksi dengan karbon serta tidak bereaksi dengan
halogen.
H. Unsur ini juga bereaksi dengan berbagai halida logam untuk membentuk logam dan
natrium klorida.
I. Natrium tidak bereaksi dengan hidrokarbon parafin, tetapi membentuk senyawa dengan
naftalena dan senyawa polisiklik aromatik lainnya dan dengan alkena aril.

Karakteristik Fisik Natrium


Pada suhu dan tekanan standar natrium adalah logam lunak berwarna perak, yang segera
teroksidasi menjadi warna putih keabu-abuan (kecuali direndam dalam minyak atau gas yang
inert). Natrium mudah dipotong dengan pisau dan merupakan penghantara panas dan listrik yang
baik.

Sifat ini berubah cepat jika tekanan dinaikkan ke posisi 1,5 mbar ; terjadi perubahan warna
dari logam keperakan menjadi hitam. Jika tekanan dinaikkan hingga 1,9 mbar logam natrium
berubah menjadi merah transparan, dan pada tekanan 3 mbar natrium berubah menjadi padat
transparan.Natrium atau yang senyawanya memiliki nyala api kuning ketika dibakar
menggunakan api bunsen, mereka mengubahnya kuning. Saat baru dipotong logam natrium
berwarna perak terang. Jika terkena udara, dalam waktu yang sangat cepat logam natrium
terbakar menjadi berwarna gelap, yang selanjutnya terlapisi oleh senyawa natrium hidroksida
dan natrium karbonat yang berwarna putih.

Unsur kimia natrium umumnya kurang reaktif dibanding kalium namun lebih reaktif dari
lithium. Seperti semua logam alkali, natrium bereaksi secara eksotermal dengan air ; reaksi
dengan air berlangsung sangat cepat, menghasilkan panas yang tinggi. Jika potongan logam
natrium yang masuk dalam ukuran besar dan banyak, dapat menimbulkan ledakan. Reaksi ini
menghasilkan soda kaustik (natrium hidroksida) dan gas hidrogen yang mudah terbakar . Jika
potongan logam diletakkan di udara kering, natrium bereaksi dengan udara menghasilkan
senyawa natrium peroksida, natrium oksida, dan natrium karbonat. Dalam udara lembab, logam
natrium bereaksi dengan uap air dan gas CO 3 menghasilkan natrium hidroksida dan natrium
karbonat.

Litium (Li) merupakan unsur alkali dengan


reduksi paling kuat. Li diperoleh melalui elektrolisis
garam leburan, memiliki massa jenis 0,534 g

ml−1 pada 00 dan mengapung di atas minyak

bumi. mencair pada 186'c. ia teroksidasi di udara


yang terpapar, dan bereaksi dengan air membentuk
litium hidroksida dan membebaskan hidrogen, tetapi reaksinya tidak sekuat natrium dan
potasium. logam larut dalam asam dengan pembentukan garam. garam dapat dianggap berasal
dari oksida, li2o. beberapa garam, terutama klorida. LiCl, dan klorat, LiClO3.

Reaksi ion litium untuk mempelajari reaksi ini menggunakan larutan M dari lithium
klorida, LiCl: sebagai alternatif, melarutkan lithium karbonat, Li2CO3, dalam volume
minimum 2M asam klorida 1. larutan natrium fosfat: pengendapan parsial litium fosfat,
Li3PO4, dalam larutan netral: endapan lebih mudah diperoleh dari larutan encer pada saat
didih. Pengendapan hampir lengkap dengan adanya larutan natrium hidroksida. Endapan yang
hampir lengkap adalah adanya larutan klorida daripada dalam air (perbedaan dari
magnesium). setelah mendidihkan endapan dengan larutan barium hideoksitat, larutan
tersebut masuk ke dalam larutan sebagai lithium hidroksida (berbeda dari magnesium) 2.
Larutan amonium fluorida: endapan putih, gelatin dari litium flourida, LiF, secara perlahan
terbentuk dalam larutan ammonis (perbedaan dari natrium dan potasium). Logam lithium
adalah unsur kimia dengan simbol Li dan nomor atom 3. Unsur ini digolongkan sebagai
logam yang memiliki kekerasan sangat lunak, berwarna putih perak dan dikelompokkan
dalam golongan logam alkali. Lithium merupakan logam yang paling ringan dibanding unsur-
unsur logam lainnya. Seperti semua logam alkali, logam lithium sangat reaktif dan mudah
terbakar. Oleh karena itu, untuk mencegah logam ini teroksidasi, biasanya material logam
Lithium disimpan dalam media tertutup yang dipenuhi oleh minyak. Ketika logam lithium
dibelah, saat awal penampilan warna putih perak berkilau, namun dalam waktu yang cepat
terjadi oksidasi oleh udara. Reaksi ini menyebabkan terjadinya perubahan warna logam
menjadi perak-abu-abu kekusaman, yang selanjutnya berubah menjadi hitam. Karena
memiliki reaktivitas yang sangat tinggi, di alam logam ini hanya ditemukan dalam bentuk
senyawa ionik. Lithium ditemukan di sejumlah mineral pegmatitic ; namun karena
kelarutannya yang sangat baik, maka senyawa logam ini selalu ada dalam air laut.

Inti dari atom lithium berada di ambang batas ketidakstabilan, karena energi ikatan dalam
inti yang lemah (rendah) pada atom ini. Karena ketidakstabilan, logam ini memiliki kaitan yang
sangat penting dalam ilmu fisika nuklir. Proses transmutasi atom lithium menjadi helium yang
dilakukan pada tahun 1932 merupakan reaksi nuklir pertama yang dibuat oleh manusia, di mana
lithium-6 deuteride berfungsi sebagai bahan bakar untuk reaksi fusi tersebut.

Nama, Simbol, Warna Lithium, Li, Putih Keperakan


Nomor Atom 3
Golongan, Blok Golongan 1, blok S
Perioda Perioda II
Kategori Unsur Kimia Logam Alkali
Massa Atom 6,94
Konfigurasi Elektron [Dia] 2S1
Fase Standar (suhu kamar) Padat
Bilangan Oksidasi +1
Elektronegativitas Skala Pauling: 0.98
1: 520,2 kJ / mol
2: 7.298,1 kJ / mol
Energi ionisasi 3: 11.815,0 kJ / mol
Panas Peleburan 3.00 kJ / mol
Panas Penguapan 136 kJ / mol
Kapasitas Panas Molar 24,860 J / (mol • K)
Titik didih 1603 K (1330 ° C, 2426 ° F)
Titik Lebur 453,65 K (180,50°C, 356,90°F)
Massa Jenis (suhu kamar) 0,534 g / cm 3
Jari-jari atom empiris: 152 pm
Jari-jari kovalen 128 ± 07:00 pm
Jari-jari Van der Waals 182 pm
Modulus Young 4,9 GPa
Ekspansi termal 46 pM / (m • K) (pada 25 ° C)
Konduktivitas terma 84,8 W / (m • K)
Tahanan Jenis 92,8 nΩ • m (pada 20 ° C)
Sifat Magnetik Paramagnetic

Ketersediaan di alam
Litium diperoleh dari elekktrolisis lelehan campuran LiCl – KCL.Cara di buat yaitu dengan suhu
tinggi sekitar 800’C untuk melelehkan garam NaCl maka untuk menurunkan suhu titk lelehnya
bahan baku dicampur CaCl membentuk campuran NaCl – CaCl.
Esktraksi
Yaitu dengan elektrolisis yaitu dengan spodumen di panaskan pada suhu 100’C, lalu dicampur
dengan H 2 SO 4 panas, dan di larutkan dalam air untuk memperoleh larutan Li SO 4 .
Selanjutnya Li SO 4 sireaksikan dengan Na2 CO 3 untuk membentuk Li2 CO3 yang sukar
larut. Li SO 4 + Na2 CO 3 Li2 CO3 setelah itu Li2 CO3 direaksikan dengan HCL
untuk membentuk LiCl. Li SO3 + 2HCL 2LiCl + H2O + O2 . Li dapat diperoleh
dari elektrolisis lelehan LiCl sebagai berikut :
−¿ ¿
Katode : +¿+e ❑
: Li(1)
¿
Li(1)
−¿
−¿
Anode : Cl ¿ 1
Cl❑ ¿
(1) 2 (g) +e
2
Karena titik leleh LiCli tinggi (> 600’C), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun, biaya dapat
ditekan dengan cara menambahkan KCL (55’C KCL dan 45% LiCl) dapat menurunkan titik leleh
menjadi 430’C.

Kegunaan
A. Sebagai logam dalam sintesis alkali litium
B. Garam litium dipakai untuk pemgobatan kerusakan mental
C. Aliasi Li dengan Pb digunakan untuk membungkus kabel
D. Aliasi Li dnegan Al digunakan untuk menambah daya tahan Korosi Al

Sifat fisik dan kimia


A. Litium memiliki titik leleh 181’C dan titik didih 1347 K
g
B. Massa jenis 0,53
cm3
C. Keleektroneganifan 1.0
D. Jari – jari 0.9 A 0
E. Merupakan pereduksi paling kuat
F. Dapat membentuk senyawa basa kuat

Sifat-Sifat Lithium
Sifat Atom dan Fisika Lithium
Seperti logam alkali lainnya, lithium memiliki satu elektron valensi yang mudah lepas
sehingga membentuk kation. Karena itu, logam ini merupakan konduktor panas dan listrik yang
sangat baik. Unsur kimia Lithium merupakan unsur yang sangat reaktif, sehingga dalam deret
volta posisinya berada di paling kiri dari deret tersebut. Logam lithium cukup lunak untuk
dipotong dengan pisau. Ketika dipotong, ia memiliki warna putih keperakan yang cepat berubah
menjadi abu-abu karena oksidasi menjadi oksida lithium. Meskipun memiliki salah satu titik
leleh terendah di antara semua logam (180°C), ia memiliki titik didih tertinggi dari logam alkali.
Lithium memiliki massa jenis yang sangat rendah, yaitu 0,534 g / cm 3. Ini adalah massa jenis
yang paling ringan dari semua unsur kimia lainnya pada suhu kamar ; unsur padat teringan
berikutnya adalah kalium (0,862 g/cm3), diikuti helium dan hydrogen. Lithium dapat mengapung
di minyak hidrokarbon ringan dan merupakan salah satu dari hanya tiga logam yang dapat
mengapung di atas air, dua lainnya adalah natrium dan kalium.

Koefisien ekspansi termal lithium berada di kisaran dua kali lipat dari aluminium, dan
hampir empat kali lipat dari besi. Lithium adalah logam yang bersifat superkonduktor di bawah
suhu 4000 μK pada tekanan standar (1 Atm) ; juga pada suhu yang lebih tinggi (lebih dari 90 K),
pada tekanan yang sangat tinggi (> 20 GPa). Pada suhu di bawah 700K, lithium, seperti halnya
natrium, mengalami difusi transformasi perubahan fasa. Lithium memiliki kapasitas panas massa
spesifik yang lebih dari 3,58 kalori per kilogram-kelvin, yang tertinggi dari semua padatan.
Karena itu, logam lithium sering digunakan dalam pendingin untuk aplikasi transfer panas
(thermodinamika).

Sifat-Sifat Kimia Lithium


Lithium bereaksi dengan mudah terhadap air, namun hanya melepaskan energi yang lebih
rendah dibanding pelepasan energi pada peristiwa sama yang dilakukan oleh logam-logam
golongan alkali lainnya. Reaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen (H 2) dan lithium
hidroksida dalam larutan air. Karena reaktivitas yang tinggi terhadap air menyebabkan
penyimpanan logam lithium harus dihindarkan dari air ; biasanya logam ini disimpan di bawah
penutup dari hidrokarbon, seperti petroleum jelly. Meskipun logam alkali lain yang memiliki
massa jenis lebih besar dapat disimpan dalam minyak yang lebih berat, namun lithium tak
memiliki berat yang cukup untuk membuatnya mampu tenggelam dalam minyak mineral. Dalam
udara yang mengandung air (lembab), kulit logam lithium cepat teroksidasi membentuk lapisan
hitam lithium hidroksida (LiOH dan LiOH•H2O), lithium nitrida (Li3N) dan lithium karbonat
(Li2CO3. yang merupakan hasil dari reaksi sekunder antara LiOH dan CO 2). Saat dibakar dengan
nyala api, senyawa lithium mengeluarkan warna merah mencolok ; tapi bila terbakar pada api
yang lebih panas, warna nyala api berubah menjadi perak terang. Karena logam lithium mudah
terbakar oleh oksigen dari udara, maka adanya kontak yang massive dengan udara memiliki
potensi terjadinya ledakan.

Reaksi antara lithium dan air pada suhu normal berlangsung cepat tapi tanpa potensi
ledakan. Kebakaran yang disebabkan reaksi antara lithium dan udara sangat sulit untuk
dipadamkan menggunakan air atau gas CO. Untuk memadamkan kebakaran ini harus
menggunakan bahan pemadam bubuk kering tipe D. Lithium adalah satu-satunya logam yang
mampu bereaksi dengan nitrogen di bawah kondisi normal. Lithium memiliki hubungan diagonal
dengan magnesium, unsur yang sama atom dan jari-jari ionik. Kemiripan kimia antara dua logam
termasuk pembentukan nitrida oleh reaksi dengan N2, pembentukan oksida (Li2O) dan peroksida
(Li2O2) ketika dibakar dalam O2, garam dengan serupa kelarutan, dan ketidakstabilan termal dari
karbonat dan nitrida. Logam ini bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu tinggi untuk
menghasilkan lithium hidrida (LiH). Senyawa lithium lainnya antara lain senyawa lithium halida
(LiF, LiCl, LiBr, LiI) dan sulfida (Li2S), lithium superoksida (LiO2), karbida (Li2C2), dan
sebagainya. Banyak senyawa anorganik lain yang dikenal, di mana lithium bergabung dengan
anionnya untuk membentuk berbagai garam: borat, amida,karbonat, nitrat, atau borohidrida
(LiBH4). Lithium aluminium hydride (LiAlH4) umumnya digunakan sebagai agen pereduksi
dalam sintesis organik.

Beberapa reagen organolitium diketahui di mana ada ikatan langsung antara karbon dan
atom lithium yang secara efektif menciptakan senyawa Karbanion. Dalam banyak jenis senyawa
organolitium, ion lithium cenderung membentuk agregat tersendiri dalam cluster tinggi yang
simetris. LiHe, adalah ikatan van der waals yang sangat lemah, dan dapat dideteksi pada suhu
yang rendah.

Penggunaan Lithium

Produksi dan penggunaan lithium mengalami peningkatan yang pesat sejak terjadinya
revolusi industri. Aplikasi besar pertama dari lithium digunakan untuk pelumas bersuhu tinggi,
khususnya untuk pelumas pesawat terbang dan pelumas peralatan pabrik. Penggunaan ini
didukung oleh fakta bahwa sabun yang mengandung lithium memiliki titik leleh yang lebih
tinggi dibanding sabun alkali lainnya, dan kurang korosif dari sabun yang mengandung kalsium.
Peningkatan penggunaan lithium naik saat perang dunia ke II, di mana lithium banyak digunakan
pada alat-alat perang. Permintaan lithium makin meningkat selama Perang Dingin dengan
produksi senjata fusi nuklir.

Pada pertengahan 1990-an, beberapa perusahaan mulai mengambil lithium dari air garam
yang terbukti menjadi metode yang lebih murah dibanding penambangan bawah tanah atau
bahkan tambang terbuka. Pengembangan teknologi baterai lithium ion meningkatkan permintaan
untuk lithium dan menjadi penggunaan yang dominan sejak tahun 2000. Dengan lonjakan
permintaan lithium yang makin tinggi, berbagai perusahaan baru terus memperluas upaya
ekstraksi air garam untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Lithium dan banyak
senyawanya memiliki beberapa kegunaan dalam berbagai produk industri, antara lain ; aditif
untuk membuat kaca dan keramik tahan panas, pelumas mesin, aditif fluks untuk industri
peleburan besi, baja dan produksi aluminium, baterai lithium dan lithium-ion. Sektor-sektor
industri yang telah disebutkan merupakan pengguna yang mengkonsumsi lebih tiga perempat
dari produksi lithium dunia.
Perkiraan Persentase Industri Penggunaa Lithium Tahun 2011
Keramik dan kaca (29%)
Baterai (27%)
Pelumas gemuk (12%)
Pengecoran kontinyu (5%)
Pengobatan Air (4%)
Polimer (3%)
Produksi aluminium primer (2%)
Farmasi (2%)
Lainnya (16%)
DAFTAR PUSTAKA

Sunarya Yayan, Agus Setiabudi. 2007. Mudag dan Aktif Belajar Kimia. PT Setia Purna Inves.

Sutresna, Nana. 2006. Kimia. Grafindo Media Pratama.

Hill Jordan. 2010. Natrium dan Logam Alkali. Publishing. Kuala Lumpur

Effendi Hefni. 2003. Telaaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyajarta.

Dr.Drs. Wahikun, W.S. 2016. Radioaktivitas pada Perairan Pesisir Cilacap.Deepublish.


Yogyakarta

Lestari Sri, ST. 2004. Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. PT Kawan Pustaka. Jakarta

G Svehla, Ph.D.,D.Se., F.R.I.C. 1979. Textbook Of Macro dan Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis. Longman Grup Limited. London

Besikta. Kimia Anorganik 2. UNJ : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai