A. Pendahuluan
Logam-logam alkali: Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr adalah merupakan anggota
unsur-unsur golongan 1 dalam SPU yang mana logam-logam ini mempunyai
konfigurasi elektron valensi pada keadaan dasar ns1. Logam-logam ini cukup
lunak sehingga dapat dipotong dengan mudah dengan menggunakan pisau atau
spatula (walaupun litium menunjukkan ketahanan terhadap pemotongan). Tetapi
perbedaan yang paling nyata adalah logam-logam ini berwarna keperakan (kecuali
sesium yang ringan dan berwarna kuning keemasan). Tetapi, lapisan oksida yang
terbentuk seketika bila permukaan yang baru terkena udara akan menyebabkan
permukaan yang bersinar menjadi buram. Sama seperti logam-logam lainnya,
logam-logam alkali memiliki konduktifitas listrik dan panas yang tinggi. Diskusi
tentang logam-logam ini biasanya tidak melibatkan Fr karena hanya isotop buatan
dari Fr yang dikenal, yaitu 223Fr87 dengan waktu paruh paling panjang (t1/2 = 21,8
menit).
Walaupun berupa logam, density logam-logam ini termasuk rendah jika
dibandingkan dengan density logam pada umumnya.
Tabel 1: Titik Lebur, Titik Didih, dan Density Logam-logam Golongan 1
Unsur Titk Lebur (0C) Titik Didih Density Hatomisasi
0 3
( C) (gr/cm ) (kJ. mol-1)
Li 180,5 1326 0,53 162
Na 97,8 883 0,97 108
K 63,7 756 0,86 90
Rb 39,0 688 1,53 82
Cs 28,6 690 1,90 78
1
ion +1 logam alkali menjadi unsur netral secara umum tidak bisa dilakukan
dengan cara-cara kimia biasa, tetapi dapat dilakukan dengan mudah secara
elektrolisis dari garam-garam netralnya. Contoh, 2 NaCl(l) 2 Na(l) + Cl2(g).
Semua logam golongan alkali mempunyai titik lebur dan titik didih yang
rendah yang secara umum menurun dari atas ke bawah. Oleh karena rendahnya
titik lebur Na, maka natrium cair digunakan sebagai pendingin pada reaktor
nuklir. Alloy dari logam ini juga menunjukkan titik lebur yang agak rendah dan
beberapa dari alloy ini terdapat sebagai liquid pada temperatur kamar. Alloy dari
Na-K mengandung 22,8% Na menunjukkan sifat eutektik yang meleleh pada
-12,30C dan telah diusulkan sebagai pengganti natrium murni sebagai fluida
pendingin reaktor. Tabel 2 di bawah ini adalah sifat-sifat logam alkali; M dan
ionnya M+.
Sifat-sifat Li Na K Rb Cs
Nomor atom, Z 3 11 19 37 55
Konfigurasi elektron dasar [He]2s1 [Ne]3s1 [Ar]4s1 [Kr]5s1 [Xe]6s1
Entalpi atomisasi, aHo(298K)/kJ.mol-1 161 108 90 82 78
Entalpi disosiasi ikatan M M dalam M2
(298K)/kJ.mol-1 110 74 55 49 44
Titik lebur, TL/K 453,5 371 336 312 301,5
Titik didih, TD/K 1615 1156 1032 959 942
Entalpi pembentukan standard,
fusHo(298K)/kJ.mol-1 3,0 2,6 2,3 2,2 2,1
Energi ionisasi pertama, IE1/kJ. mol-1 520,2 495,8 418,8 403,0 375,7
Energi ionisasi kedua, IE1/kJ. mol-1 7298 4562 3052 2633 2234
Jari-jari logam, rlogam/pm 152 186 227 248 265
Jari-jari ion, rlogam/pm 76 102 138 149 170
Entalpi hidrasi standard dari M+,
hidHo(298K)/kJ.mol-1 -519 -404 -321 -296 -271
Entropi hidrasi standard dari M+,
hidHo(298K)/kJ.mol-1 -140 -110 -70 -70 -60
Energi hidrasi Gibbs standard dari M+,
hidGo(298K)/kJ.mol-1 -477 -371 -300 -275 -253
Potensial reduksi standard, EoM+/M/V -3,04 -2,71 -2,93 -2,98 -3,03
Semua logam golongan 1 larut dalam amonia yang sangat murni dan
membentuk larutan biru cantik (beautiful blue solution) yang dapat menghantar
listrik. Alasan yang paling dapat diterima untuk fenomena ini adalah bahwa
logam-logam di dalam amonia cair terionisasi membentuk kation dan elektron.
Contohnya, K(s) K+ + e-, elektron yang dihasilkan pada reaksi ionisasi ini
2
terikat ke molekul-molekul pelarut NH3, yang menyebabkan terjadinya solvasi
seperti ion-ion normal. Elektron-elektron tersolvasi inilah yang memberikan
warna biru cantik dari larutan dan yang juga menghasilkan daya hantar listrik.
Logam-logam golongan 1 bereaksi dengan unsur-unsur non-logam
membentuk garam-garam ionik. Reaksi yang umum adalah:
2K(s) + Br2(l) 2KBr(s)
2Rb(s) + I2(s) 2RbI(s)
2 Na(s) + S(s) Na2S(s)
3K(s) + P(s) K3P(s)
2Na(s) + H2(g) 2NaH(s)
2. Ekstraksi
Na adalah logam alkali yang paling penting secara ekonomi, yang
diperoleh dengan proses Downs (elektrolisis leburan NaCl). Dalam proses ini
ditambahkan CaCl2 untuk menurunkan temperatur operasi menjadi kira-kira
870K, karena titik lebur NaCl adalah 1073K. Rancangan sel elektrolisis dibuat
khusus sehingga dapat dicegah pembentukan kembali NaCl oleh penggabungan
Na dan Cl2. Skema proses Downs untuk produksi Cl2 dapat dilihat di bawah ini.
3
Litium diekstraksi dari LiCl dengan cara yang sama. Pertama-tama, ke
dalam spodumene ditambahkan CaO lalu dipanaskan dan diperoleh LiOH.
Kemudian ke dalam LiOH ditambahkan HCl sehingga diperoleh LiCl. Untuk
memperoleh kalium dapat dilakukan dengan cara mengelektrolisis KCl, tetapi
metode ekstraksi yang lebih efisien adalah dengan cara melewatkan uap Na ke
dalam leburan KCl di dalam tower fraksinasi yang menghasilkan alloy
Na-K yang kemudian dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan
jalan destilasi. Dengan cara yang sama, Rb dan Cs dapat diperoleh dari RbCl dan
CsCl. Atau sebagai produk samping ekstraksi Li dari spodumene dalam jumlah
kecil.
Sejumlah kecil Na, K, Rb, dan Cs dapat juga diperoleh dari peruraian
termal azida-azidanya :
2 NaN3 2 Na + 3 N2
570K, vacum
Penggunaan NaN3 yang terpenting adalah pada kantung udara di belakang setir
mobil. Li tidak dapat diperoleh dengan cara seperti ini karena produk-produk
reaksi dapat bergabung kembali menghasilkan nitrida, Li3N seperti pada
persamaan reaksi: 6 Li + N2 . 2 Li3N
4
logam-logam tersebut, yang cenderung akan menguap pada temperatur reaksi.
Namun demikian, uap natrium dapat digunakan untuk memperoleh K
KCl(l) + Na(g) NaCl(l) + K(g)
Catatan: Pada tahun 2000, produksi NaCl dunia mencapai 210 Mt ; 51,6 Mt
digunakan di Amerika Serikat. Penggunaan utama NaCl adalah pada pembuatan
NaOH, Cl2, dan Na2CO3. Sejumlah besar garam-garam digunakan untuk road de-
icing pada musim dingin/salju. Tetapi oleh karena efek korosif dari NaCl, issu
lingkungan menjadi salah satu fokus dari efek samping terhadap vegetasi di sisi
jalan dan aliran air, sehingga Switzerland memberlakukan skema pengurangan
garam.
Na dan K terlibat dalam berbagai fungsi elektrofisiologi dalam tubuh
hewan tingkat tinggi, termasuk manusia. Perbandingan [Na+] : [K+] di dalam
cairan intra selluler dan ekstra selluler berbeda, dan gradient konsentrasi dari
kedua ion ini yang melewati dinding sel menyebabkan perbedaan potensial trans-
dinding sel yang bertanggung jawab terhadap transmissi impuls syaraf, misalnya,
pada sel-sel otot. Oleh karena itu, yang termasuk ke dalam kesetimbangan diet
adalah kesetimbangan garam-garam Na+ dan K+. Kalium juga merupakan nutrient
yang esensil bagi tanaman sehingga garam-garam K+ digunakan secara luas
sebagai pupuk. Penggunaan Li dan Na dalam battere dan penggunaan KO2 dalam
alat bantu pernafasan telah dikenal luas.
5
Banyak sintesis senyawa organik yang melibatkan Li, Na atau senyawa-
senyawanya. Sebagai contoh, pereaksi Na[BH4] dan Li[AlH4] telah digunakan
secara luas. Namun demikian, senyawa-senyawa ini sangat sensitif terhadap
udara, kelembaban, atau pereaksi-pereaksi lainnya. Senyawa-senyawa ini tidak
larut dalam pelarut organik, oleh karena itu secara esensial, senyawa-senyawa ini
adalah ionik. Logam-logam alkali dan beberapa senyawanya juga telah digunakan
sebagai katalis, misalnya, pada pembuatan MeOH dari H2 dan CO. Jika ke dalam
katalis ditambahkan Cs maka kerja katalis menjadi lebih efektif. Li, Na, dan K
banyak digunakan sebagai katalis untuk berbagai reaksi alkena, misalnya pada
dimerisasi propena menjadi 4-metil-1-pentena.
D. Logam-logam Alkali
1. Penampakan
6
Logam-logam Li, Na, K, dan Rb berwarna putih keperakan, tetapi Cs
berwarna kuning keemasan. Oleh karena hanya terdapat satu elektron valensi tiap
atom logam, energi ikatan dalam kisi logam relatif rendah dan ini menyebabkan
logam-logam tersebut lunak dengan titik leleh rendah. Catatan, aliasi Na-K
dengan 77,2% K mempunyai titik leleh -12,3oC. Semua logam alkali lunak, Li
adalah yang paling tidak lunak dan semakin ke bawah semakin lunak yang
konsisten dengan titik lebur. Titik lebur yang rendah dari Cs secara khusus
memberikan pengertian bahwa logam tersebut dapat ditemukan dalam fase liquid
pada temperatur ambient di beberapa negara.
2. Reaktifitas
Jika logam-logam alkali dimasukkan ke dalam amonia cair, maka akan
terbentuk amida-amida logam alkali seperti LiNH2, NaNH2, dan KNH2 yang mana
senyawa-senyawa ini merupakan pelarut-pelarut yang penting dalam sintesis
organik. Pada wujud padat, amida-amida ini mengandung ion-ion yang
menempati setengah dari lobang-lobang tetrahedral dalam struktur ccb.
Walaupun Li, Na, K disimpan di dalam pelarut hidrokarbon untuk
mencegah reaksinya dengan O2 atmosfir dan uap air, tetapi logam-logam tersebut
dapat juga ditangani di udara terbuka dengan cara menghindarkannya dari terpaan
udara. Rb dan Cs harus ditangani di dalam atmosfir yang inert. Li bereaksi dengan
air secara cepat ; Na beraksi hebat dengan air, sedangkan K, Rb, dan Cs bereaksi
dengan keras dan berbahaya karena H2 yang dihasilkan bisa terbakar.
2 Li + 2 H2O 2 LiOH + H2
Padatan Li3N memiliki struktur kisi yang menarik dan konduktifitas ionik yang
tinggi. Percobaan untuk menghasilkan nitrida biner dari logam-logam alkali yang
lebih berat belum berhasil hingga tahun 2002. Na3N (yang sangat sensitif terhadap
kelembaban) dapat disintesis di dalam satu ruang vakum dengan cara
7
mendepositkan atom natrium dan nitrogen ke dalam satu substrat safir dingin dan
kemudian dipanaskan pada temperatur kamar. Struktur dari Na3N sangat bertolak
belakang dengan struktur Li3N; Na3N mengadopsi struktur anti-ReO3 yang mana
ion-ion Na+ adalah 2-koordinat dan ion-ion N3- adalah oktahedral seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini.
(a) Struktur padatan Li3N yang terdiri dari lapisan-lapisan ion N3- dan ion Li+
(perbandingan 1 : 2) berselang-seling dengan lapisan ion-ion Li+; ion-ion ini
tersusun di atas ion-ion N3-. Tiap-tiap N pusat terdapat dalam lingkungan
heksagonal bipyramidal (8-koordinat); terdapat dua jenis ion Li+, yang terdapat
pada lapisan 1 adalah 2-koordinat dan yang terdapat pada lapisan 2 adalah 3-
koordinat yang mengarah ke N pusat, (b) Unit sel dari Na3N yang mengadopsi
struktur anti-ReO3. Warna biru = N, merah = Li, dan oranye = Na
Asetilida, M2C2, dapat terbentuk bila Li atau Na dipanaskan dengan
karbon; senyawa-senyawa ini dapat juga dibuat dengan jalan mereaksikan logam
tersebut dengan C2H2 dalam amonia cair. Reaksi-reaksi antara grafit dan K, Rb
atau Cs menghasilkan pembentukan senyawa-senyawa interkalasi, CnM (n = 8, 24,
36, 48, 60). Logam-logam alkali larut dalam Hg menghasilkan amalgam.
Amalgam natrium (terdapat dalam keadaan cair hanya jika persentase Na rendah)
sangat berguna sebagai reduktor dalam Kimia Anorganik dan Organik; dapat
digunakan dalam media aqueous sebab ada overpotensial untuk pembebasan H2.
E. Halida
Halida-halida MX dibuat dengan penggabungan langsung unsur-unsurnya
2M + X2 2MX dan semua halida mempunyai harga fH0 yang sangat negatif.
Namun demikian, tabel 2 menunjukkan bahwa untuk X = F, harga fH0(MX)
menjadi kurang negatif dari atas ke bawah, sementara kecenderungan sebaliknya,
adalah benar untuk X = Cl, Br dan I. Untuk suatu logam tertentu, fH0(MX) selalu
menjadi kurang negatif dari MF ke MI. Generalisasi ini dapat dijelaskan dengan
siklus Haber-Born. Perhatikan pembentukan MX dari
persamaan:fH0(MX)={ aH0(M)+IE1(M) }+{1/2D(X2)+EAH(X)}+kisiH0(MX)
untuk MF, kuantitas variabel adalah aH0(M), IE1(M) dan kisiH0(MF), dan dengan
cara yang sama untuk MCl, MBr, dan MI. Jumlah aH0(M) dan IE1(M)
menghasilkan pembentukan Li+ 681, Na+ 604, K+ 509, Rb+ 485, dan Cs+ 454 kJ
mol-1. Untuk fluorida-fluorida, kecenderungan harga fH0(MF) tergantung pada
harga relatif dari { aH0(M) + IE1(M)} dan kisiH0(MF) (tabel 2), dan dengan cara
yang sama untuk klorida, bromida, dan iodida. Dari pemeriksaan data
menunjukkan bahwa variasi dalam{ aH0(M) + IE1(M)} adalah lebih kecil dari
variasi dalam kisiH0(MF), tetapi lebih besar daripada variasi dalam kisiH0(MX)
8
untuk X = Cl, Br, dan I. Hal ini dikarenakan energi kisi proporsional dengan 1/(r+
+ r-) dan demikian juga variasi dalam kisiH0(MX) untuk halida tertentu adalah
paling besar bila r- adalah paling kecil (untuk F-) dan kecil bila r- adalah paling
besar (untuk I-). Perkirakan untuk halida-halida logam tertentu (persamaan 7),
perubahan kecil dalam {1/2D(X2) + EAH(X)} (-249, -228, -213, -188 kJ mol-1
untuk masing-masing F, Cl, Br, I adalah makin besar dengan menurunnya
kisiH0(MX). Dalam tabel di atas, tercatat bahwa perbedaan antara harga-harga
fH0(MF) dan fH0(MI) turun secara signifikan dengan naiknya ukuran ion M+.
Kelarutan halida-halida logam alkali dalam air ditentukan oleh
kesetimbangan antara energi kisi dan energi bebas hidrasi. LiF mempunyai energi
kisi paling tinggi diantara halida-halida logam alkali dan hanya sedikit larut, tetapi
hubungan kelarutan diantara halida-halida lainnya akan didiskusikan lebih lanjut.
Garam-garam LiCl, LiBr, LiI, dan NaI dapat larut dalam beberapa pelarut-pelarut
organik yang mengandung oksigen, misalnya, LiCl larut dalam THF dan MeOH;
kompleksasi ion Li+ atau ion Na+ oleh pelarut donor-O adalah sama dalam semua
kasus. LiI dan NaI sangat larut dalam NH3, membentuk kompleks; kompleks yang
tak stabil [Na(NH3)4]I telah diisolasi dan mengandung ion Na yang terkoordinasi
secara tetrahedral.
Dalam keadan uap, halida-halida logam alkali terutama terdapat sebagai
pasangan ion, tetapi pengukuran jarak ikatan M X dan momen dipol listrik
menyiratkan bahwa kontribusi kovalen terhadap ikatan adalah penting, khususnya
dalam halida-halida litium.
9
Oksidasi sebagian dari Rb dan Cs pada temperatur rendah menghasilkan
suboksida seperti Rb6O, Rb9O2, Cs7O, dan Cs11O3. Struktur senyawa-senyawa ini
mengandung unit-unit oktahedral dari ion-ion logam dengan oksigen berada di
pusat. Rumus suboksida tidak sesuai dengan bilangan oksidasi.
Struktur suboksida Cs11O3 yang terdiri dari tiga oksigen pusat, unit-unit oktahedral
berbagi muka. Biru = Cs, merah = O
Tiap-tiap senyawa mengandung ion M+ dan ion O2-, dan rumus Rb6O lebih baik
ditulis sebagai (Rb+)6(O2-).4e-, yang menunjukkan adanya elektron bebas.
Oksida, peroksida, dan superoksida logam alkali bereaksi dengan air sesuai
dengan persamaan-persamaan reaksi berikut:
M2O + H2O 2 MOH
M2O2 + 2 H2O 2 MOH + H2O2
2 MO2 + 2 H2O 2 MOH + H2O2 + O2
Salah satu penggunaan KO2 adalah dalam masker pernafasan dimana KO2
dapat menyerap H2O dan menghasilkan O2 untuk pernafasan dan KOH untuk
menyerap CO2 yang dikeluarkan ketika kita bernafas
KOH + CO2 KHCO3
Natrium peroksida bereaksi dengan CO2 menghasilkan Na2CO3, menyebabkannya
cocok digunakan untuk pembersihan/pemurnian udara di dalam ruang terisolasi,
misalnya, di dalam kapal selam; KO2 beraksi dengan cara yang sama tetapi lebih
efektif.
Walaupun semua peroksida logam alkali terurai pada pemanasan sesuai
persamaan reaksi
M2O2(s) M2O(s) + O2(g)
kestabilan termalnya tergantung pada ukuran kation; Li2O2 adalah peroksida yang
paling kurang stabil, sementara Cs2O2 adalah yang paling stabil. Kestabilan dari
superoksida (dengan mengacu pada M2O2 dan O2) mengikuti kecenderungan yang
sama.
Ozonida, MO3, mengandung ion [O3]- yang bersifat paramagnetik dan
bentuk molekulnya bengkok, yang dikenal untuk semua logam alkali. Garam-
garam KO3, RbO3, dan CsO3 dapat dibuat dari peroksida atau superoksida dengan
mereaksikannya dengan ozon, tetapi metode ini gagal, atau menghasilkan produk
reaksi rendah, untuk LiO3 dan NaO3. Ozonida-ozonida ini telah dapat dibuat baru-
baru ini dalam amonia cair dengan cara interaksi CsO3 dengan resin penukar ion
yang dimasukkan dengan ion Li+ atau Na+. Ozonida bersifat eksplosif berbahaya.
Resin penukar ion terdiri dari satu fase padat (misalnya, zeolite) yang
10
mengandung gugus asam atau basa yang dapat mempertukarkan kation dan anion
dari larutan yang dibersihkan melalui resin; aplikasi yang penting adalah dalam
pemurnian air.
2. Hidroksida
Pada tahun 2002, 45 Mt NaOH (caustic soda) digunakan di seluruh dunia
dan kira-kira 1/3 dari jumlah tersebut dibuat di AS. NaOH digunakan dalam kimia
organik dan anorganik dimanapun dibutuhkan alkali yang murah. NaOH padat
(TL=591K) sering ditangani sebagai flake atau pellet, dan larut dalam air dengan
mengeluarkan panas yang lumayan besar.
Untuk mencegah produk-produk reaksi bereaksi satu sama lain, maka sel-sel
dirancang berbeda. Secara tradisional, NaOH telah digunakan pada pembuatan
sabun, proses tekstil, dan refineri petroleum. Juga digunakan secara luas pada
industri zat warna, detergen, pulp, kertas, rayon, dan karet. NaOH sedikit
digunakan pada industri netralisasi sebab adanya bahan kimia yang lebih murah,
seperti lime (CaO).
4. Pembuatan NaCl
Padatan NaCl atau garam NaCl adalah merupakan kristal, transparan
dengan titik lebur 8030C dan titik didih 14300C. NaCl secara luas terdistribusi di
alam. Air laut mengandung 2,68% NaCl, deposit batuan garam ditemukan dalam
jumlah yang sangat besar di Amerika Utara dan Eropa. NaCl biasanya diperoleh
dengan salah satu dari tiga metode utama yang ada.
1. Shaft Method; menggunakan tehnik yang sama dengan tehnik yang
digunakan pada penambangan batubara yang melibatkan pemotongan,
pembentukan, pengeboran, pembakaran, dan transportasi.
2. Penambangan larutan; peralatan memompa air ke dalam deposit batuan garam,
pelarutan garam, dan membawa air laut ke permukaan.
3. Penguapan dengan matahari; air laut ditempatkan pada lading yang sangat luas
untuk menguapkan air dan mengendapkan padatan garam. Metode ini adalah
metode yang paling tua dan masih tetap digunakan untuk sekitar 50% produksi
dunia. Kegunaan garam ini sangat luas, tetapi yang paling penting adalah
penggunaannya sebagai bahan mentah untuk produksi bahan-bahan kimia lainnya.
Kalium hidroksida (TL=633K) sangat mirip dengan NaOH dalam
pembuatan dan sifat-sifat. KOH lebih larut dibanding NaOH dalam EtOH, yang
11
mana KOH menghasilkan ion etoksida konsentrasi rendah dan hal ini
menyebabkan naiknya penggunaan KOH etanolik dalam sintesis organik.
12
tetapi hal ini telah tergantikan oleh sumber-sumber alami dari mineral-mineral
trona, Na2CO3.NaHCO3.2H2O yang terdapat dalam jumlah banyak, misalnya, di
AS. Gambar di atas menunjukkan bahwa NH3 dapat didaur ulang, tetapi
kebanyakan limbah CaCl2 dibuang (misalnya, ke laut) atau digunakan untuk
menyapu salju dari jalanan.
Natrium karbonat (Na2CO3) yang digunakan pada pembuatan kaca, dibuat
dengan proses Solvay. Langkah pertama pada proses ini adalah reaksi yang terjadi
pada temperatur 150C di dalam larutan aqueous natrium klorida jenuh, amonia,
dan karbon dioksida.
Na+(aq) + NH3(aq) + H2O(l) + CO2(aq) NaHCO3(s) + NH4+(aq)
13
dengan naiknya rM+, energi kisi menjadi satu faktor yang krusial, dapat dilihat
pada reaksi di bawah. Kecenderungan dalam kestabilan berlaku untuk semua seri
dari garam-garam okso dari logam-logam alkali.
M2CO3 M2O + CO2
Struktur NaHCO3 dan KHCO3 dalam keadaan padat menunjukkan adanya ikatan
hidrogen.
Ion terhidrasi
Disini mulai diperkenalkan kation-kation logam alkali terhidrasi. Beberapa
garam Li+ yang mengandung anion-anion kecil, misalnya, LiF, Li2CO3 sedikit
larut dalam air, tetapi untuk anion-anion besar, garam-garam Li+ larut sementara
banyak garam-garam K+, Rb+, dan Cs+ sedikit larut (misalnya, MClO4, M2[PtCl6]
untuk M = K, Rb, atau Cs.
Dalam larutan encer, ion-ion logam alkali jarang membentuk kompleks,
tetapi jikalau kompleks dapat terbentuk, misalnya, dengan [P2O7]4- dan [EDTA]4-,
urutan konstanta kestabilan normal adalah Li+ > Na+ > K+ > Rb+ > Cs+.
Sebaliknya, bila ion-ion aqueous teradsorbsi pada resin penukar ion, urutan
kekuatan adsorbsi biasanya adalah Li+ < Na+ < K+ < Rb+ < Cs+. Hal ini
menyiratkan bahwa ion-ion terhidrasi dapat teradsorbsi, sebab energi hidrasi
menurun sepanjang seri dan total interaksi yang paling besar`adalah Li (hidrasi
primer plus interaksi sekunder dengan molekul-molekul air yang lebih banyak).
Ion-ion Kompleks
Berbeda dari ligand anorganik sederhana yang lemah, polyeter, khususnya
kompleks ion logam alkali seperti polyeter siklik bersifat lumayan kuat. Crown
eter, yang nama umumnya adalah 18-crown-6 adalah merupakan eter siklik
14
termasuk ke dalamnya adalah 1,4,7,10,13,16 heksaoksasiklooktadekana.
Pemberian nama ini memberikan total jumlah (C + O) dan dan jumlah atom-atom
O di dalam cincin. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur kation [K(18-
crown-6)]+; ion K+ terkoordinasi oleh enam donor-O.
15
menjaga standard waktu internasional ke dalam satu detik dalam 106 tahun.
Sistemnya tergantung pada pengulangan transisi atom Cs dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi yang spesifik dan monitoring frekuensi emisi radiasi
elektromagnetik.
Pada tahun 1995, jam atom Cs air mancur pertama dirancang di Paris
Observatory, Perancis. Suatu jam air mancur, NIST-F1 diperkenalkan pada tahun
1999 di AS yang berfungsi sebagai waktu utama seluruh negeri dan standard
frekuensi; NIST-F1 menunjukan keakuratan dalam satu detik selama 20 x 106
tahun. Sementara itu, jam atom Cs yang baru-baru ini diteliti pada temperatur
ambient, menunjukkan bahwa jam air mancur Cs dengan menggunakan laser
untuk memperlambat dan menurunkan atom-atom ke temperatur mendekati 0K.
Untuk suatu demonstrasi on-line tentang bagaimana cara kerja NIST-F1 dapat
dilihat pada website: www.Boulder.nist.gov/timefreq/cesium/fountain.htm.
dan reaksi balik akan terjadi bila battere diisi ulang dengan cara mengubah
polaritas sel. Percobaan dengan battere natrium/belerang (atau battere beta) untuk
peralatan elektronik adalah sesuatu yang menjanjikan, tetapi pengembangan lebih
lanjut untuk pasar komersial masih dibutuhkan. Temperatur operasi yang tinggi
adalah gambaran dari adanya suatu potensi keamanan berbahaya.
Beberapa sifat litium, termasuk potensial reduksinya yang sangat negatif,
menyebabkan litium cocok digunakan untuk battere. Sebagai contoh, battere Li/Fe
sulfida mengandung satu anoda litium dan katoda FeS2 (Esel = 1,5V) dan
digunakan untuk kamera. Suatu keuntungan yang penting dalam tehnologi battere
telah dikembangkan adalah battere ion-litium, yang untuk pertama kalinya
diperkenalkan kepada pasar komersial pada tahun 1991. Battere ion litium
memiliki potensial sel 3,6V dan terdiri dari elektroda positif LiCoO2 yang terpisah
dari elektroda grafit oleh elektrolit padat melalui mana ion-ion Li+ dapat
bermigrasi bila sel diisi. Ion-ion Li+ diinterkalasi oleh grafit dan kembali ke
elektroda LiCoO2 bila sel digunakan. Reaksi sel dapat direpresentasikan sebagai
berikut:
charged
LiCoO2 + 6 C(grafit) LiC6 + CoO2
discharged
Faktor krusial dalam battere ini adalah bahwa kedua elektroda dapat bertindak
sebagai host untuk ion-ion Li+ dan sistem telah dikenal sebagai sel kursi-
berputar untuk merefleksikan fakta bahwa ion-ion Li+ berputar balik antara dua
material host selama charging dan discharging. Battere ion-litium mempunyai
beberapa aplikasi, antara lain, laptop dan note book komputer, telepon genggam,
dan player CD portabel, dan sangat potensial digunakan pada mobil listrik.
BAB II
16
UNSUR-UNSUR GOLONGAN 2: LOGAM-LOGAM ALKALI
TANAH
A. Pendahuluan
Hubungan diantara unsur-unsur golongan 2, berilium (Be), magnesium
(Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra), sangat mirip
dengan hubungan diantara logam-logam alkali. Namun demikian, perbedaan Be
dari logam-logam golongan 2 lainnya lebih besar dibanding perbedaan Li dari
logam-logam golongan 1 lainnya. Sebagai contoh, garam-garam Li+ dan Na+
(dengan suatu counter-ion yang sama) biasanya dalam bentuk kristal dengan jenis
kisi yang sama, tetapi hal ini tidak berlaku untuk senyawa-senyawa Be(II) dan
Mg(II). Senyawa-senyawa berilium cenderung berbentuk kovalen atau
mengandung ion terhidrasi, [Be(H2O)4]2+. Tingginya harga entalpi atomisasi dan
energi ionisasi dari atom Be dan ukuran yang kecil serta konsekuensinya dengan
kerapatan muatan yang tinggi dari ion Be2+, sangat bertentangan dengan
pembentukan ion Be2+.
Logam-logam golongan IIA menunjukkan kecenderungan yang sama
dengan logam-logam golongan IA. Kecenderungan kimiawi dari logam-logam ini
ditunjukkan oleh dominasi kecenderungan hilangnya elektron-elektron valensi
dari orbital terluar s membentuk ion-ion bermuatan +2. Sama seperti dalam
logam-logam golongan IA, kecenderungan yang paling lemah terdapat pada
logam paling atas dimana energi ionisasinya paling tinggi. Dalam golongan ini,
dua unsur yang paling ringan, yaitu Be dan Mg cenderung membentuk senyawa-
senyawa kovalen. Mg sangat mirip dengan Li dan ini merupakan contoh yang
tepat untuk menggambarkan hubungan (kemiripan) diagonal dari keduanya.
Berilium memiliki energi ionisasi lebih tinggi dari magnesium dan oleh karena
itu, hampir semua senyawanya adalah kovalen. Sebagai contoh, titik lebur dari
BeCl2 hanya 4400C; yang sangat rendah untuk suatu halida logam. Hal ini
menunjukkan karakter kovalen yang kuat bahkan dengan unsur yang se-
elekteonegatif Cl. Titik lebur MgCl2 = 7080C dan titik lebur CaCl2 = 7720C.
Secara kolektif, logam-logam Ca, Sr, Ba, dan Ra dikenal sebagai logam-
logam alkali tanah, yang mana unsur-unsur ini memiliki titik lebur dan titik didih
lebih tinggi dari logam-logam golongan IA. Selain itu, logam-logam golongan IIA
lebih keras dibanding logam-logam golongan IA. Berilium dapat meng-etsa kaca
dan barium sedikit lebih keras dibanding timah hitam.
Di bawah ini diberikan harga-harga titik lebur dan titik didih serta densitas
logam-logam alkali tanah.
17
Unsur Titik Lebur (0C) Titik Didih (0C) Densitas (g/cm3)
Be 1278 2970 1,85
Mg 651 1107 1,74
Ca 850 1240 1,55
Sr 757 1150 2,6
Ba 850 1140 3,5
Ra 700 1140 5
Kelimpahan relatif logam-logam alkali tanah di perut bumi (tidak termasuk Ra).
Berilium terdapat sebagai mineral silikat beryl, Be3Al2[Si6O18], juga
ditemukan dalam mineral-mineral alam dan dalam bentuk batuan berharga seperti
emerald dan aquamarine. Di dalam perut bumi, magnesium menempati urutan
kedelapan dalam hal kelimpahan dan kalsium menempati urutan kelima,
sedangkan di laut kelimpahan magnesium menempati urutan ketiga. Unsur-unsur
Mg, Ca, Sr, dan Ba terdistribusi luas dalam mineral-mineral dan sebagai garam
terlarut dalam air laut. Beberapa mineral yang penting meliputi dolomite
(CaCO3.MgCO3), magnesite (MgCO3), olivine ((Mg,Fe)2SiO4), carnalite
(KCl.MgCl2.6H2O), CaCO3 (dalam bentuk kapur, batukapur, dan marmer),
gypsum (CaSO4.2H2O), celestite (SrSO4), strontianite (SrCO3), dan baryte
(BaSO4). Kelimpahan Be, Sr, dan Ba di alam jauh lebih sedikit dibanding
kelimpahan Mg dan Ca.
Di bawah ini diberikan beberapa sifat logam-logam golongan 2, M, dan
ionnya, M2+
Sifat Be Mg Ca Sr Ba Ra
18
Nomor atom, Z 4 12 20 38 56 88
Konfigurasi elektron keadaan dasar [He]2s2 [Ne]3s2 [Ar]4s2 [Kr]5s2 [Xe]6s2 [Rn]7s2
Entalpi atomisasi, aHo(298K)/kJ.mol-1 324 146 178 164 178 130
Titik lebur, TL/K 1560 923 1115 1040 1000 973
Titik didih, TD/K 3040 1380 1757 1657 1913 1413
Entalpi pembentukan standard,
fusHo(298K)/kJ.mol-1 7,9 8,5 8,5 7,4 7,1 -
Energi ionisasi pertama, IE1/kJ. mol-1 899,5 737,7 589,8 549,5 502,8 509,3
Energi ionisasi kedua, IE1/kJ. mol-1 1757 1451 1145 1064 965,2 979,0
Energi ionisasi ketiga, IE1/kJ. mol-1 14850 7733 4912 4138 3619 3300
Jari-jari logam, rlogam/pm 112 160 197 215 224 -
Jari-jari ion, rlogam/pm 27 72 100 126 142 148
Entalpi hidrasi standard dari M2+,
hidHo(298K)/kJ.mol-1 -2500 -1931 -1586 -1456 -1316 -
Entropi hidrasi standard dari M2+,
hidHo(298K)/kJ.mol-1 -300 -320 -230 -220 -200 -
Energi hidrasi Gibbs standard dari M2+,
hidGo(298K)/kJ.mol-1 -2410 -1836 -1517 -1390 -1256 -
Potensial reduksi standard, EoM2+/M/V -1,85 -2,37 -2,87 -2,89 -2,90 -2,92
2. Ekstraksi
Dari semua unsur golongan 2, hanya Mg yang dibuat dalam jumlah besar.
Dolomite, CaCO3.MgCO3, diuraikan secara termal menjadi campuran MgO dan
CaO, dan MgO direduksi oleh ferrosilikon di dalam pipa Ni
1450K
2 MgO + 2 CaO + FeSi 2 Mg + Ca2SiO4 + Fe
yang diikuti oleh penguapan air yang menghasilkan MgCl2.XH2O, yang mana
setelah pemanasan pada 990K akan menghasilkan klorida anhidrat. Langkah
terakhir dari proses ini adalah elektrolisis larutan sangat pekat MgCl2 dan
solidifikasi Mg
pada anoda: Mg2+(l) + 2e- Mg(l)
pada katoda: 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2e-
19
senyawa kovalen magnesium, yang paling penting adalah senyawa yang
mengandung magnesium yang terikat dengan karbon, yang disebut pereaksi
Grignard.
Logam-logam golongan 2 yang dapat dihasilkan dengan cara
mengelektrolisis leburan garamnya atau dengan cara mereaksikan kloridanya
dengan natrium adalah kalsium.
CaCl2(s) + 2Na(s) 2NaCl(s) + Ca(l)
Biasanya, Ca(OH)2 (slaked lime) diperoleh dari CaCO3 (dapat diperoleh dalam
berbagai bentuk deposit calcareous), misalnya, dalam cangkang kerang-kerangan
dan dalam sedimen batuan seperti limestone dan kapur. Juga batuan metamorphik
seperti marmer. Produksi Ca dengan cara elektrolisis larutan sangat pekat CaCl2
dan CaF2, sementara Sr dan Ba diekstraksi dengan cara reduksi oksida-oksida
yang sesuai oleh Al, atau elektrolisis MCl2 (M = Sr, Ba).
Berilium diperoleh dengan cara memanaskan beryl, Be3Al2(SiO3)6 dengan
Na2SiF6 menghasilkan BeF2 yang tidak larut, kemudian mengekstraksi BeF2, lalu
diikuti oleh pengendapan Be(OH)2. Langkah selanjutnya adalah reduksi BeF2
1550K
BeF2 + Mg Be + MgF2
*Catatan, bila mengandung impuriti yang tepat akan menghasilkan warna dan
dikenal sebagai batuan berharga emerald
20
Reaksi ini berlangsung secara endotermik tetapi disukai oleh entropi karena
adanya karbon dioksida. Hal ini dilakukan dalam skala industri dan produk yang
dihasilkan dikenal sebagai lime atau quicklime. Quicklime bereaksi sangat
eksotermik dengan air dan menghasilkan kalsium hidroksida
CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s)
21
Disamping kegunaannya pada pembuatan alloy, magnesium digunakan juga pada
produksi logam titanium
TiCl4(l) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(s)
Penggunaan penting lainnya dari lime adalah dalam industri baja, pulp dan
kertas, dan untuk ekstraksi Mg. Kebutuhan akan kalsium karbonat sangat tinggi,
misalnya pada pembuatan baja, kaca, semen dan tembok dan pada proses Solvay.
Pemanfaatan CaCO3 dan Ca(OH)2 akhir-akhir ini yang berhubungan dengan
lingkungan adalah pada proses desulfurisasi. Ca(OH)2 dalam jumlah sangat besar
digunakan pada pembuatan bleaching powder, Ca(OCl)2.Ca(OH)2.CaCl2.2H2O
dan pada proses pengolahan air.
Mineral gypsum adalah bentuk dihidrat dari kalsium sulfat, CaSO4.2H2O.
Bila gypsum dipanaskan, maka akan terbentuk hemihidrat, CaSO4.1/2H2O berupa
bubuk berwarna putih. Bila ditambahkan air, maka akan dilepaskan sejumlah
panas dan dihidrat dapat terbentuk kembali. Hemihidrat dikenal sebagai plaster of
paris dan digunakan untuk dinding, plaster untuk keperluan ortopedi dan untuk
pembuatan patung.
Di alam, kalsium fluorida terdapat sebagai mineral fluorspar, dan penting
secara komersial sebagai bahan mentah untuk pembuatan HF dan F2
22
Sejumlah kecil CaF2 digunakan sebagai flux dalam industri baja, untuk pelapis
elektroda solder, dan pada industri kaca; prisma dan sel yang terdapat pada
spektrofotometer terbuat dari CaF2.
Ion-ion yang relatif kecil dengan muatan +2 seperti Mg2+ dan Ca2+
memiliki atraksi elektrostatik yang setara untuk air. Maka, garam-garamnya
bersifat higroskopis (dapat menarik air dari udara), dan klorida-klorida dari kedua
logam ini larut dalam air bila ditinggalkan di area terbuka yang relatif lembab.
Kalsium klorida dan kalsium sulfat sering digunakan sebagai desikant untuk
memberikan suatu atmosfir yang kering.
Barite adalah bentuk mineral BaSO4. Produksi dunia akan senyawa ini
pada tahun 2001 adalah 6600 Mt, dimana Chili menyuplai setengahnya.
Kegunaan utama dari barit adalah sebagai material pemberat pada drilling fluida
minyak dan gas. Untuk skala yang lebih kecil, BaSO4 digunakan sebagai barium
meal pada radiology sebab kemampuannya menghambat jalannya sinar-X.
Penggunaan Ba sebagai getter dalam tabung vakum adalah karena reaktifitasnya
yang tinggi terhadap gas, termasuk O2 dan N2.
Di alam, terdapat dua mineral sebagai sumber stronsium yaitu bentuk
sulfat (celestite) dan bentuk karbonat (strontianite). Pada tahun 2001, 75%
stronsium yang digunakan di AS adalah untuk pembuatan faceplate glass yang
ada pada tabung sinar katoda TV berwarna yang berguna untuk menghambat
emisi sinar-X. Keberadaannya sebagai SrO memberikan nilai tambah pada
kualitas gambar TV. Kegunaan lain dari Sr adalah sebagai magnit keramik ferrit
dan pyrotehnik. Sr memiliki sedikit kegunaan. Bila dipanaskan di dalam suatu
busar, maka Sr akan memancarkan cahaya merah terang. Garam-garamnya
digunakan untuk lampu jalan/lalulintas dan kembang api. Isotop radioaktif 90Sr
adalah merupakan produk dari fisi senjata nuklir. Sebab kalsium dan stronsium
secara kimiawi adalah sama, maka 90Sr terdapat juga dalam tanaman yang akan
bergabung dengan kalsium ke dalam susu. Selanjutnya, radioisotop akan masuk
ke dalam tulang dari orang yang meminum susu, dimana seterusnya akan dapat
mengemisikan partikel-partikel beta yang bersifat destruktif secara biologi.
Radium radioaktif telah lama digunakan dalam pengobatan tumor. Oleh
karena sel-sel tumor direproduksi dengan cepat, maka sel-sel tersebut lebih rentan
terhadap efek pengrusakan dari radiasi disbanding sel-sel normal. Sebotol kecil
garam radium dapat dimasukkan ke dalam jaringan yang memiliki tumor untuk
menghancurkan sel-sel jahat.
C. Sifat-sifat Fisika
1. Sifat-sifat Umum
Beberapa sifat fisika dari unsur-unsur golongan 2 yang perlu dicatat
adalah:
Kecenderungan umum turunnya harga IE1 dan IE2 dari atas ke bawah diputus
oleh naiknya harga IE1 dan IE2 dari Ba ke Ra. Hal ini bisa terjadi karena adanya
pengaruh termodinamika pasangan inert 6s.
Tingginya harga IE3 menjadi faktor penghambat pembentukan ion M3+.
Melihat harga rion untuk berilium dapat memberi asumsi bahwa ion Be2+ terdapat
dalam BeF2 dan BeO, tetap menjadi hal yang bisa dipertanyakan.
Tidak ada penjelasan yang sederhana untuk ketidak teraturan sifat-sifat dalam
satu golongan seperti titik lebur dan aH0.
23
Harga-harga E0 untuk pasangan M2+/M relatif konstan (dengan perkecualian
untuk Be), dan dapat dijelaskan dengan cara yang sama seperti pada logam-logam
golongan 1.
2. Test Nyala
Sama seperti untuk logam alkali, emisi spektra untuk logam-logam
golongan 2 dapat diamati dengan cepat dan test nyala dapat digunakan untuk
membedakan senyawa-senyawa yang mengandung Ca-, Sr-, dan Ba-: Ca (oranye-
merah, tetapi terlihat hijau muda melalui kaca warna biru), Sr (krimson, tetapi
terlihat violet melalui kaca warna biru).
3. Isotop Radioaktif
Isotop 90Sr adalah emitter- (t1/2 = 29,1 tahun) dan merupakan hasil reaksi
fisi dari uranium. Dalam hal terjadinya bencana reaktor nuklir atau dalam hal
pembuangan limbah nuklir, terdapat bahaya terhadap tanaman (rumput) dan
kemudian susu, yang mungkin terkontaminasi dengan 90Sr dan mungkin juga
bergabung dengan kalsium fosfat masuk ke dalam tulang.
D. Logam-logam
1. Penampakan
Berilium dan magnesium adalah logam berwarna keabua-abuan, sementara
logam-logam lainnya adalah lunak dan berwarna perak. Logam-logam ini bersifat
lunak sehingga dapat ditempa, ductile dan agak rapuh. Di udara, permukaan
logam yang berkilau (mengkilap) dengan cepat menjadi buram.
2. Reaktifitas
Berilium dan magnesium dapat mengalami passifasi
2 Be + O2 2 BeO (lapisan pelindung pada permukaan logam berupa oksida)
dan secara kinetik inert terhadap O2 dan H2O pada temperatur ambien. Tetapi,
amalgam Mg dapat membebaskan H2 dari air, karena tidak terjadi pelapisan dalam
bentuk oksida pada permukaannya. Logam Mg bereaksi dengan uap panas atau air
panas
Mg + 2 H2O Mg(OH)2 + H2
uap panas
Berilium dan magnesium dapat larut dengan cepat dalam asam-asam non-
oksidator; magnesium dapat diserang oleh asam nitrat, sementara berilium
bereaksi dengan HNO3 encer tetapi dengan asam nitrat pekat akan mengalami
passivasi. Magnesium tidak bereaksi dengan alkali aqueous, sementara Be
membentuk hidroksida amfoter.
Logam-logam Ca, Sr, dan Ba, menunjukkan sifat-sifat kimia yang sama,
secara umum dapat dikatakan mirip, tetapi agak kurang reaktif dibanding Na.
Logam-logam ini bereaksi dengan air dan asam-asam menghasilkan H2, dan
kesamaannya dengan Na adalah dapat larut dalam NH3 cair memberikan larutan
biru cantik yang mengandung elektron-elektron tersolvasi. Dari larutan ini,
dimungkinkan mengisolasi heksaamina, [M(NH3)6] (M = Ca, Sr, Ba), tetapi akan
terurai secara perlahan-lahan menjadi amida.
[M(NH3)6] [M(NH2)2] 4 NH3 + H2 M = Ca, Sr, Ba
24
Bila dipanaskan, semua logam golongan 2 bergabung dengan O2, N2, S, atau X
2 M + O2 2 MO
3 M + N2 M3N2
8 M + S8 8 MS
M + X2 MX2
CaH2 digunakan sebagai drying agent tetapi reaksinya dengan air sangat
eksotermik. Karbida Mg2C3 (yang mengandung ion linear [C3]4-; [C = C = C]4-
isoelektronik dengan CO2) dibuat dengan cara memanaskan MgC2 atau dengan
reaksi abu Mg dengan uap pentana pada 950K. Reaksi Mg2C3 dengan air
menghasilkan MeCCH.
E. Halida
1. Halida Berilium
Halida berilium anhidrat adalah merupakan senyawa kovalen. Fluorida,
BeF2, diperoleh sebagai kaca (titik sublimasi 1073K) dari peruraian termal
[NH4]2[BeF4]. Senyawa ini dibuat dari BeO dan NH3 dalam HF aqueous berlebih.
Leburan BeF2 adalah suatu non-konduktor listrik dan padatan BeF2 mengadopsi
kisi kristobalit- yang konsisten dengan bentuknya yang padatan kovalen.
Berilium difluorida bersifat sangat larut dalam air dan pembentukan [Be(H2O)4]2+
secara termodinamik lebih disukai.
BeCl2 anhidrat (TL = 688K, TD = 793K) dapat dibuat dari reaksi
1070K
2 BeO + CCl4 2 BeCl2 + CO2
yang adalah merupakan metode standard pembuatan klorida logam yang tidak
dapat dibuat dengan cara dehidrasi hidrat-hidratnya yang diperoleh dari media
aqueous. Dalam hal Be, pembuatan [Be(H2O)4]2+ dicoba dari dehidrasi
[Be(H2O)4]Cl2 yang menghasilkan hidroksida, bukan klorida
25
[Be(H2O)4]Cl2 Be(OH)2 + 2 H2O + 2 HCl
Dalam keadaan uap diatas 1020K, BeCl2 adalah suatu monomer dan
mempunyai struktur linear. BeCl2 membentuk kristal tak berwarna, deliquescent,
mengandung rantai tak beraturan; lingkungan koordinasi dari tiap-tiap Be pusat
adalah tetrahedral dan jarak Be Cl lebih panjang dari jarak dalam monomernya.
Pembentukan ikatan dalam monomer BeCl2 dapat dijelaskan dengan hibridisasi
sp. Dalam bentuk polimernya, tiap atom Be dapat dianggap mengalami hibridisasi
sp3 dan skema ikatan- yang terlokalisasi adalah cocok yang mana tiap atom Cl
mendonasikan sepasang elektron bebas kepada orbital hibrid yang kosong di
sekitar atom Be. Pembentukan rantai ini menunjukkan sifat asam Lewis dari
berilium dihalida dimana BeCl2 bertindak sebagai katalis Friedel-Crafts dan
pembentukan adduct digambarkan oleh [BeF4]2-, [BeCl4]2-, dan BeCl2.2L (L = eter,
aldehid, keton). Di bawah ini diberikan gambar dari struktur BeCl2 dalam
berbagai phase.
(a) Struktur linear dari BeCl2 pada phase gas, (b) struktur polimer BeCl2 pada
keadaan padat yang sama dengan struktur BeH2, walaupun ikatan di dalam kedua
senyawa ini tidak sama, (c) Dalam BeCl2 terdapat elektron valensi yang cukup
untuk membentuk ikatan Be Cl 2c-2e, (d) struktur ion [Be2Cl6]2- dalam
[Ph4P]2[Be2 Cl6] ditentukan dengan diffraksi sinar-X. Kuning = Be, hijau = Cl
26
Istilah quasilinear mengacu pada spesies yang mana perbedaan antara
energi terhitung struktur linear dan bengkok (dengan perubahan sudut >200)
kurang dari 4 Kj mol-1. Struktur yang paling bengkok dari dihalida adalah BaF2.
Senyawa ini memiliki sudut ikatan pada area 110 1260 (harga ini berasal dari
sejumlah teori dan data eksperimental) dan energi terhitung untuk mengubah BaF2
bengkok menjadi molekul linear adalah 21 Kj mol-1. Kelebih-sukaan struktur
bengkok untuk logam-logam yang paling berat yang bergabung dengan F, Cl, atau
Br dapat dijelaskan dalam hubungannya baik dengan inverse polarisasi maupun
dengan partisipasi orbital atom d untuk Ca, Sr, dan Ba. Inverse polarisasi terjadi
bila ion logam dapat dipolarisasi dan terpolarisasi oleh F- atau Cl-, atau menjadi
lebih kecil oleh Br-. Polarisasi yang mengacu pada inverse untuk
membedakannya dari polarisasi anion besar yang dapat dipolarisasi oleh kation.
Penjelasan alternatif lainnya difokuskan pada partisipasi orbital d dalam
ikatan yang terdapat pada CaX2, SrX2, dan BaX2. Tabel di atas menunjukkan
bahwa Be dan Mg hanya membentuk dihalida gas yang linear. Kedua logam ini
hanya mempunyai orbital atom s dan p yang tersedia untuk ikatan dan orbital
tumpang tindih M X yang paling baik dapat dicapai untuk suatu molekul linear.
Magnesium klorida, bromida, dan iodida dapat diperoleh dalam bentuk
kristal dari larutan aqueous sebagai hidrat yang mengalami hidrlisis parsial bila
dipanaskan. Oleh karena itu, garam-garam anhidrat dapat dibuat dengan
persamaan reaksi
Mg + X2 MgX2 X = Cl, Br, I
27
Dalam kimia organik, MgBr2 digunakan sebagai katalis untuk reaksi-reaksi
esterifikasi dan MgBr2.2Et2O dapat diperoleh secara komersial, yang digunakan
sebagai katalis untuk konversi epoksida alifatik menjadi ketone. Di bawah ini
diberikan gambar[MgBr2(diglyme)(THF)]
28
Tingginya titik leleh dari MgO menyebabkan senyawa ini cocok untuk material-
material refraktori. Catatan, material refraktori cocok untuk penggunaan pada
oven. Material seperti ini memiliki titik leleh yang tinggi, daya hantar listrik
rendah dan bersifat inert secara kimia pada temperatur operasi oven yang tinggi.
Aksi air terhadap MgO dapat mengubahnya menjadi Mg(OH)2 yang
sedikit larut. Oksida-oksida Ca, Sr, dan Ba bereaksi dengan cepat dan eksoterm
dengan air, dan mengabsorbsi CO2 dari atmosfir. Pengubahan CaO menjadi
kalsium karbida dan reaksi hidrolisis selanjutnya sangat penting di dunia industri,
walaupun sebagai suatu prekursor,etuna dapat diperoleh dari etena.
2300K
CaO + 3 C CaC2 + CO
CaC2 + 2 H2O Ca(OH)2 + C2H2
Kecenderungan ini sebagai akibat dari perbedaan energi kisi antara MO dan MO2
(untuk M tertentu) yang menjadi semakin kecil jika r+ semakin besar; kisiH0(MO,
padat) selalu lebih kecil dibanding kisiH0(MO2, padat).
Semua peroksida adalah oksidator kuat. Magnesium peroksida (yang
digunakan untuk pasta gigi) dibuat dengan mereaksikan MgCO3 atau MgO dengan
H2O2. Kalsium peroksida dibuat dengan dehidrasi hati-hati CaO2.8H2O, yang
mana CaO2.8H2O dibuat dari reaksi:
Ca(OH)2 + H2O2 + 6 H2O CaO2.8H2O
Reaksi SrO dan BaO dengan O2 (600K, 200 barr, dan 850K) menghasilkan SrO2
dan BaO2. BaO2 murni belum bisa diisolasi dan secara komersial dapat diperoleh
senyawa yang mengandung BaO dan Ba(OH)2. Reaksi peroksida dengan asam-
asam akan menghasilkan H2O2
SrO2 + 2 HCl SrCl2 + H2O2
2. Hidroksida
29
Berilium hidroksida mempunyai sifat amfoter, sedangkan hidroksida-
hidroksida logam golongan 2 lainnya bersifat basa. Dalam keadaan [OH]-
berlebih, Be(OH)2 bersifat sebagai asam Lewis
Be(OH)2 + 2 [OH]- [Be(OH)4]2-
Kelarutan M(OH)2 (M = Mg, Ca, Sr, Ba) dalam air meningkat dari atas ke
bawah seperti halnya kestabilan termalnya untuk terurai menjadi MO dan H2O.
Magnesium hidroksida bertindak sebagai basa lemah, sementara Ca(OH)2,
Sr(OH)2, dan Ba(OH)2 adalah basa kuat. Soda lime adalah merupakan campuran
dari NaOH dan Ca(OH)2 dan dibuat dari CaO dan NaOH aqueous. Adalah lebih
mudah menangani soda lime dibanding NaOH, dan secara komersial soda lime
dapat diperoleh. Soda lime banyak digunakan sebagai absorber untuk CO2. Dalam
test kualititatif untuk garam-garam [NH4]+ , amida, imida, dan senyawa-senyawa
yang sehubungan akan dilepaskan NH3 bila dipanaskan dengan soda lime.
30
Struktur basa berilium asetat, [Be4(4-O)(-O2CMe)6] yang ditentukan secara
diffraksi sinar-X. Kuning = Be, abu-abu = C, merah = O.
Struktur yang sama telah diobservasi pada basa nitrat [Be4(4-O) (-O2NO)6] yang
terbentuk dengan urutan reaksi:
N2O4 323K
BeCl2 [NO]2[Be(NO3)4] Be(NO3)2
398K
[Be4(4-O)(-O2NO)6]
31
Barium sulfat adalah garam yang agak larut (Ksp = 1,07 x 10-10) dan
pembentukan endapan putih BaSO4 digunakan sebagai test kualitatif untuk
melihat adanya ion-ion sulfat dalam larutan aqueous.
BaCl2(aq) + [SO4]2-(aq) BaSO4(s) + 2 Cl-(aq)
Catatan, Suatu hidrat X.nH2O yang mana n = disebut hemihidrat; jika n = 1,5
disebut sesquihidrat.
Li Be B
Na Mg Al
K Ca Ga
Tabel di bawah ini memberikan beberapa sifat fisik yang penting dari masing-
masing tiga unsur-unsur pertama dalam golongan 1, 2, dan 3.
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3
Sifat-sifat
Li Na K Be Mg Ca B Al Ga
Jari-jari logam, rlogam,/pm 157 191 235 112 160 197 - 143 153
Jari-jari ion, rion,/pm 76 102 138 27 72 100 - 54 62
Elektronegatifitas
Pauling, XP 1,0 0,9 0,8 1,6 1,3 1,0 2,0 1,6 1,8
atomH0(298K)/Kj mol-1 161 108 90 324 146 178 582 330 277
32
dan masing-masing kation tersebut memiliki daya polarisasi yang tinggi (high
polarizing power).
sementara NaNO3 dan nitrat-nitrat logam alkali lainnya terurai sesuai persamaan
reaksi:
2 MNO3 2 MNO2 + O2 (M = Na, K, Rb, Cs)
Ion-ion Li+ dan Mg2+ lebih kuat terhidrasi di dalam larutan aqueous dibanding
ion-ion logam-logam golongan 1 dan 2 lainnya.
LiF dan MgF2 sedikit larut dalam air, sementara fluorida-fluorida logam-logam
golongan 1 lainnya larut.
LiOH jauh lebih sedikit larut dalam air dibanding hidroksida-hidroksida logam
alkali lainnya; Mg(OH)2 sedikit larut.
LiClO4 jauh lebih larut dalam air dibanding perklorat-perklorat logam alkali
lainnya; Mg(ClO4)2 dan perklorat-perklorat logam alkali tanah lainnya sangat
larut.
33
[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l) [Al(H2O)5(OH)]2+(aq) + [H3O]+(aq)
34
oksigen scavenger, dan sebagai reduktor dalam produksi Be, Ti, Zr, Hf, dan U.
Produksi dunia melebihi 300.000 ton.
Tipikal alloy Mg mengandung > 90% Mg bersama-sama dengan 2-9% Al,
1-3% Zn, dan 0,2-1% Mn. Pengembangan retensi kekuatan pada temperatur tinggi
(hingga 450oC) dicapai dengan meng-alloynya dengan logam-logam tanah jarang
(misalnya, Pr/Nd) atau Th. Alloy-alloy ini dapat digunakan untuk casing mesin
autombil dan untuk fuselages pesawat terbang dan roda pendaratan. Maka tiap
Volkswagen Beetle menggunakan 20 kg alloy Mg di dalam mesin block die-cast
nya dan tiap Titan ICBM menggunakan hampir 1 ton alloy Mg. Kegunaan lainnya
adalah dalam tread-plate ringan, dock-board, loading platform, gravity conveyor,
dan shovel. Hingga 5% Mg ditambahkan untuk kebanyakan Al komersial untuk
meningkatkan sifat-sifat mekaniknya, ke-dapat-solder-annya, dan tahan korosinya.
Lime adalah bahan kimia yang paling banyak digunakan sebagai supplai
air industri. Dalam hubungannya dengan alum atau garam-garam besi, lime
digunakan untuk mengkoagulasi padatan tersuspensi dan menghilangkan
35
turbiditas. Lime juga digunakan dalam pelunakan air untuk menghilangkan
kesadahan sementara (bikarbonat). Tipikal reaksinya adalah:
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + Ca(OH)2 MgCO3 + CaCO3 + 2H2O
MgCO3 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCO3
Aplikasi lebih lanjut adalah pada netralisasi air asam (dan limbah industri)
dan untuk mempertahankan pH optimum dari oksidasi biologi perairan. Kegunaan
utama lainnya dari lime adalah dalam scrubber untuk menghilangkan SO2/H2S
dari gas-gas buangan yang berasal dari pembakaran bahan bakar fossil dan
peleburan logam.
Kegunaan lime dalam industri kimia adalah pada pembuatan kalsium
karbida (untuk asetilen), sianamida, dan berbagai bahan kimia lainnya. Pembuatan
kaca juga merupakan konsumer utama dari lime, kebanyakan kaca mempunyai
kandungan 12% CaO. Insektisida kalsium arsenat yang diperoleh dengan cara
netralisasi asam arsenat dengan lime, banyak digunakan untuk kontrol cotton boll
weavil, codling moth, tobacco worm, dan Colorado potato beetle. Anti hama
semprot lime-belerang dan campuran Bordeaux [(CuSO4/Ca(OH)2] adalah
merupakan fungisida yang penting.
Industri pulp dan kertas mengkonsumsi sejumlah besar Ca(OH)2 dan
endapan CaCO3. Aplikasi yang paling besar dari lime dalam pembuatan
pulpadalah sebagai kaustik soda dalam produksi sulfat (kraft). Larutan limbah
Na2CO3 direaksikan dengan lime untuk menghasilkan kembali kaustik soda yang
digunakan dalam proses
Na2CO3 + CaO + H2O CaCO3 + 2NaOH
Kira-kira 95% lumpur CaCO3 ditampung dan dikalsinasi kembali di dalam rotary
kiln untuk memperoleh kembali CaO. Bleaching kalsium hipoklorit (cairan) untuk
kertas pulp diperoleh dari reaksi lime dan Cl2.
Pembuatan kertas berkualitas tinggi melibatkan penggunaan yang
ekstensif endapan khusus CaCO3. Hal ini terbentuk dari kalsinasi limestone dan
pengumpulan CO2 dan CaO secara terpisah. CaO kemudian dihidrasi dan
dikarbonasi kembali untuk menghasilkan produk yang diinginkan
CaCO3 CaO + CO2
Jenis kristal yang diperoleh seperti halnya ukuran dan sifatnya, tergantung
pada temperatur, pH, kecepatan pencampuran, konsentrasi, dan adanya additif.
Kristal halus sering dilapisi secara berturut-turut oleh asam-asam lemak, resin,
dan zat pembasah untuk meningkatkan sifat-sifat alirnya. CaCO3 dapat menambah
kecerahan, opacity, resapan tinta, dan kehalusan kertas. CaCO3 juga digunakan
sebagai pengisi (filler) dalam karet, lateks, cat dinding, dan enamel, dan dalam
plastik ( 10% berat) untuk meningkatkan ke-tahan panasan-nya, kestabilan
dimensi, kekakuan, kekerasan, dan kemampuan prosesnya.
36
Penggunaan domestik dan farmasi dari endapan CaCO3 termasuk penggunaannya
secara langsung sebagai antasid, abrassif lembut dalam pasta gigi, sebagai sumber
Ca dalam makanan, sebagai konstituen dari permen karet dan sebagai filler dalam
kosmetik.
Dalam industri dairy lime memiliki banyak kegunaan. Air lime sering
ditambahkan kepada krim bila terpisah dari susu untuk mengurangi keasamannya
sebelum pasteurisasi dan konversi mentega. Susu ber-skim kemudian diasamkan
untuk memisahkan kasein yang bercampur dengan lime untuk menghasilkan glue
kalsium kaseinat. Fermentasi dari susu ber-skim yang tersisa (air dadih) diikuti
oleh addisi lime menghasilkan kalsium laktat yang digunakan sebagai obat atau
untuk menghasilkan asam laktat pada pengasaman kembali. Sama halnya seperti
di dalam industri gula yang mengandalkan pada lime: juice gula mentah
direaksikan dengan lime untuk mengendapkan kalsium sukrat yang dapat
menyebabkan purifikasi dari impuriti fosfatat dan organik. Perlakuan selanjutnya
dengan CO2 menghasilkan CaCO3 yang tak larut dan sukrosa murni yang dapat
larut. Siklus ini biasanya berulang beberapa kali; gula tebu normalnya
membutuhkan 3-5 kg lime per ton tetapi gula beet membutuhkan 100 kali lebih
banyak dari jumlah ini, misalnya, ton lime per ton gula.
37
Supplemen 2. Proses Desulfurisasi Untuk Membatasi/Mengurangi Emisi SO2
Keperdulian akan pengaruh dari polusi lingkungan akhir-akhir ini telah
diinstrumentalkan di dalam pengembangan proses-proses desulfurisasi; termasuk
desulfurisasi bahan bakar minyak dan cerobong gas-gas dari berbagai sumber.
Tujuan dari cerobong gas dalam proses desulfurisasi adalah untuk
mengoptimalkan penghilangan SO2 dari emisi ke dalam atmosfir. Satu metode
desulfurisasi yang penting dalam operasi komersial di seluruh dunia didasarkan
pada reaksi-reaksi netralisasi antara Ca(OH)2 atau CaCO3 dan asam sulfat.
Cerobong gas yang mengandung SO2 dilewatkan melalui absorber yang
mengandung slaked lime atau limestone (kapur). Reaksi yang terjadi.
SO2 + H2O H+ + [HSO3]-
H+ + [HSO3]- 2 2 H+ [SO4]2-
Keuntungan dari sistem ini adalah bahwa CaSO4.2H2O, gypsum, adalah zat yang
tidak beracun dan bukan merupakan produk limbah. Gypsum memiliki sejumlah
aplikasi komersial, misalnya, pada produksi plaster of Paris dan semen.
Untuk alternatif proses desulfurisasi, NH3 menggantikan Ca(OH)2 atau
CaCO3 dan produk akhir yang mengandung sulfur adalah [NH4]2[SO4]. Sekali
lagi, sulfur diremove dalam bentuk bahan kimia yang diperlukan secara
komersial, karena [NH4]2[SO4] dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
38
Supplemen 4. Unsur-unsur dan Senyawa-senyawa Anorganik Sebagai Drying
Agent
Sangat berguna membedakan antara kelas-kelas yang berbeda dari drying
agent sebagai pereaksi yang bereaksi dengan air secara reversibel maupun
irreversibel. Reaksi reversibel dapat dilakukan biasanya dengan pemanasan,
sementara reaksi irreversibel (kadang-kadang diklasifikasikan sebagai dehidrator)
tidak bisa. Perhatian selalu dibutuhkan bila memilih suatu drying agent karena
beberapa alasan:
zat yang menghasilkan air bisa bereaksi dengan drying agent
dehidrator sering bereaksi secara hebat dengan air dan seharusnya jangan
digunakan untuk mengeringkan pelarut-pelarut yang sangat basah, oleh karena itu
diperlukan langkah predrying yang tepat.
magnesium perklorat, Mg(ClO4), sebaiknya dihindari walaupun merupakan
drying agent yang sangat efisien, karena resiko terjadinya ledakan.
Banyak drying agent atau dehidrator adalah nerupakan senyawa-senyawa
dari logam-logam golongan 1 dan 2; asam sulfat pekat, molekul sieve dan silika
gel secara umum digunakan untuk mengabsorbsi air, sementara fosfor(V)oksida
adalah merupakan dehidrator yang sangat efektif.
39
melewatkannya melalui tabung pengering yang dirangkai dengan zat yang cocok,
tetapi reaksi yang mungkin dari gas dengan drying agent harus dipertimbangkan.
Walaupun P2O5 merupakan pilihan yang umum untuk digunakan di dalam
desikator, reaksi dengan air menghasilkan pembentukan lapisan viscous pada
permukaan yang berwarna coklat berupa tepung anhidrat, dan dari sinilah muncul
kemampuan dehidratornya.
Supplemen 5. CaCl2: Aksi melawan dingin dan kontrol debu yang efektif
Produksi CaCl2 pada tahun 1998 di AS adalah 0,7 Mt, yang secara
signifikan lebih rendah dari CaO (22,5 Mt) tetapi bagaimanapun hal ini
menunjukkan betapa penting CaCl2 secara komersial. Kira-kira 30% dari CaCl2
yang diproduksi digunakan untuk de-icing jalanan dan kadang-kadang
penggunaannya dicampur dengan NaCl. Penggunaan CaCl2 ini timbul karena
garam anhidrat mengangkat air dalam reaksi eksoterm; panas yang dilepaskan
melelehkan es sekelilingnya dan cukup untuk mempertahankan aksi de-icing
secara efektif pada temperatur sekitar 222K. Kegunaan utama kedua dari CaCl2
adalah dalam kontrol debu. Penggunaan ini didasarkan pada kemampuan CaCl2
anhidrat mengabsorbsi air dari atmosfir. Penambahan anhidrat CaCl2 ke atas
permukaan jalanan yang kering memberikan arti bahwa terjadi penjebakan air,
menolong pembentukan aggregat partikel-partikel debu.
40
Pada tahun 2000, 108 Mt gypsum diproduksi di seluruh dunia. Pada tahun
yang sama, di AS diproduksi 22,9 Mt produk-produk gypsum terjual atau
digunakan. Chart di bawah ini menunjukkan distribusi total dari produk-produk
gypsum. Rata-rata rumah baru di AS mengandung 570 m2 papan plester gypsum
41
BAB III
LOGAM-LOGAM GOLONGAN 3
A. Pendahuluan
Dalam unsur-unsur block-p, elektron-elektron s dan p merupakan elektron-
elektron kulit valensi. Block dibagi secara diagonal menjadi logam dan non-
logam. Oleh karena energi ionisasi unsur-unsur block-p lebih tinggi dari energi
ionisasi unsur-unsur block-s dan oleh karena pembentukan suatu kation yang
stabil akan melibatkan kehilangan paling sedikit tiga elektron, maka tak satupun
dari logam-logam golongan IIIA dapat membentuk senyawa ionik (seperti yang
terjadi pada golongan IA dan IIA). Untuk unsur-unsur elektronegatif dengan
elektron valensi 5, 6, dan khususnya 7, perolehan elektron untuk membentuk
anion adalah merupakan sesuatu yang penting dari kimiawinya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam golongan 3 secara jelas termasuk unsur
non-logam, yaitu boron yang terdapat pada puncak. Unsur ini bersifat keras,
rapuh, dan non-konduktif. Empat logam berikutnya yaitu aluminium, galium,
indium, dan thalium, menunjukkan sejumlah variasi dalam sifat-sifatnya, seperti,
boron adalah suatu non-logam, Al adalah logam tetapi menunjukkan banyak
kesamaan kimia dengan B, dan unsur yang terakhir secara esensial bersifat
sebagai logam. Hubungan diagonal antara aluminium dan berilium telah
didiskusikan pada bab sebelumnya.
Diantara unsur-unsur golongan IIIA, bilangan oksidasi +3, M(III) adalah
khas untuk unsur-unsur golongan 3 dengan kehilangan tiga elektron. Senyawa-
senyawa dengan bilangan oksidasi ini dapat dijumpai mulai dari BCl3 yang
kovalen hingga TlCl3 yang adalah senyawa ionik yang besar. Tetapi ditemukan
juga senyawa yang stabil dengan bilangan oksidasi +1, M(I) pada semua unsur,
kecuali B, dan untuk Tl bilangan oksidasi ini lebih stabil.
TlCl3(s) TlCl(s) + Cl2(g)
42
kluster yang kekurangan elektron, yang mempunyai ikatan yang tidak sesuai
dengan teori ikatan valensi.
Oleh karena sifat-sifat logamnya yang luar biasa yang meliputi kekuatan,
ductility, dan konduktifitas yang tinggi, menyebabkan aluminium sangat
dibutuhkan untuk berbagai keperluan termasuk foil, kabel, paku, kontainer, dan
applikasi yang membutuhkan penampilan tinggi seperti onderdil/bagian-bagian
pesawat terbang dan komponen mesin. Galium, indium, dan talium digunakan
untuk kebanyakan bagian dari keingintahuan, walaupun galium telah lama
memperoleh applikasi di dalam industri mikroelektronik. Galium memiliki range
liquid yang besar mulai dari 300C hingga 22500C. Talium adalah zat yang sangat
beracun.
Aluminium adalah logam yang paling melimpah di perut bumi (8,3%) dan
merupakan konstituen utama dari banyak mineral batuan termasuk aluminosilikat
seperti mineral clay [misalnya, kaolinite atau china clay [Al2(OH)4Si2O5],
montmorillonite, (bentonite dan vermiculite], mica, (misalnya, muscovite,
phlogopite, dan biotite), dan feldspar, dan dalam bauxite (oksida terhidrasi) dan
dalam jumlah kecil juga ditemukan dalam cryolite Na3[AlF6], spinel (MgAl2O4),
garnet [Ca3Al2(SiO4)3, beryl (Be3Al2Si6O18), dan turquoise [Al2(OH)3PO4H2O/Cu].
Mineral lainnya adalah chrysotile (asbes putih), talc, soapstone, dan pyrophyllite.
Kelimpahan Al hanya dilampaui oleh kelimpahan O (45,5%) dan Si (25,7%) dan
hampir disamai oleh Fe (6,2%) dan Ca (4,6%).Corundum (Al2O3) adalah
merupakan satu dari zat-zat yang paling keras yang dikenal oleh karena itu banyak
digunakan sebagai abrasif; banyak batuan berharga adalah merupakan bentuk tak
murni dari Al2O3, seperti ruby (Cr), safir (Co), emerald oriental.
Galium, indium, dan thalium terdapat dalam jumlah trace (runutan)
sebagai mineral-mineral sulfida berupa impurity dalam mineral aluminium.
Walaupun Ga juga ditemukan bergabung dengan Al dalam bauxite. Ga (19 ppm)
kelimpahan yang sama dengan N, Nb, Li, dan Pb; kelimpahan Ga kira-kira dua
kali kelimpahan B (9 ppm) tetapi lebih sulit mengekstraksinya karena tidak
ditemukannya bahan galian dengan kandungan utama Ga. Konsentrasi tertinggi
43
(0,1 1%) terdapat dalam mineral tanah jarang seperti germanite (yaitu suatu
kompleks sulfida dari Zn, Cu, Ge, dan As); konsentrasi dalam sphalerite (ZnS),
bauxite, atau batubara adalah kira-kira kurang dari seperseratus bagian. Ga sering
terdapat bergabung dengan Zn atau Ge (tetangganya dalam sistem periodik), atau
dengan Al dalam golongan yang sama. Sebelumnya, Ga dapat diperoleh dari emisi
debu selama pemanggangan sulfida atau selama pembakaran batubara (hingga
1,5% Ga), tetapi kini Ga dapat diperoleh sebagai hasil samping dari industri Al.
Oleh karena bauxite mengandung 0,003 0,01% Ga, maka perolehan sempurna
akan dapat menghasilkan 500 1000 ton Ga.
Kelimpahan indium (0,21 ppm) sama dengan kelimpahan Sb dan Cd,
sementara kelimpahan Tl (0,7 ppm) hampir sama dengan kelimpahan Tm dan
kurang dari kelimpahan Mo, W, dan Tb (1,2 ppm). In dan Tl, keduanya adalah
chalcophiles (dari bahasa Yunani,chalcos = tembaga, philos = suka yang artinya
ditemukan bergabung dengan tembaga khususnya dalam bentuk sulfida-sulfida
tembaga), In cenderung bergabung dengan Zn yang ukurannya sama dalam bentuk
mineral-mineral sulfidanya dan Tl yang lebih besar cenderung menggantikan Pb
di dalam galena, PbS.
Kini, secara komersial, In diperoleh sebagai emisi debu selama
pembakaran bahan galian sulfida Zn/Pb dan juga dari pembakaran sulfida Fe dan
Cu. Sebelum tahun 1925 hanya 1 gr In yang dapat diperoleh tetapi kini
produksinya melebihi 50.000.000 gr tiap tahunnya. Tl juga dapat diperoleh dari
emisi debu selama pembakaran sulfida pada produksi asam sulfat dan juga dari
peleburan bahan galian Zn/Pb. Prosedur ekstraksi logam ini sangat rumit karena
pada waktu yang bersamaan dibutuhkan perolehan logam Cd. Oleh karena tidak
ada penggunaan secara komersial untuk logam Tl ini, maka produksi dunia kurang
dari 5 ton per tahun.
Pemisahan Al dari mineral-mineral tersebut di atas secara ekonomi belum
tercapai kecuali dari bauxite Al2O3, yang merupakan sumber Al yang sangat
berguna. Bauxite terdapat secara luas di daerah tropis dan subtropis sebagai hasil
dari pengikisan silica dan logam-logam lainnya dari aluminosilikat. Produksi
logam Al melibatkan dua langkah, yaitu: (a). Ekstraksi, pemurnian, dan dehidrasi
bauxite, (b). elektrolisis Al2O3 yang dilarutkan dalam leburan cryolite Na3AlF6.
Bauxite hampir secara universal diproduksi dengan proses Bayer yang
melibatkan pelarutan di dalam NaOH aqueous, pemisahan dari impuriti yang tak
larut (lumpur merah), pengendapan parsial dari trihidrat, dan kalsinasi pada
temperatur 1200oC. Supaya bauxite bisa mendekati monohidrat AlOOH,
dibutuhkan konsentrasi NaOH yang lebih tinggi (200 300 g L-1), temperatur dan
tekanan yang lebih tinggi (200 250oC, 35 atm) dibanding jika mendekati
Al(OH)3 (100 150 g L-1 NaOH, 120 140oC. Elektrolisis dilaksanakan pada 940
980oC di dalam sel (katoda) karbon-baja dengan anoda karbon. Pada awalnya,
Al2O3 dilarutkan dalam leburan cryolite (proses Heroult-Hall) tetapi karena
cryolite adalah merupakan mineral tanah jarang dan produksi dari pertambangan
di Greenland menghasilkan hanya kira-kira 30.000 ton dan ini tidak mencukupi
kebutuhan dunia. Oleh karena itu, cryolite sintetis dibuat di dalam bejana yang
dibungkus timbal dengan reaksi:
6HF + Al(OH)3 + 3NaOH Na3AlF6 + 6H2O
Range komposisi elektrolit sebagai berikut: Na3AlF6 (80 85%), CaF2 (5
7%), AlF3 (5 7%), Al2O3 (2 8%). Mekanisme elektrolisis secara mendetail
44
masih belum dipahami dengan sempurna tetapi kondisi operasi membutuhkan
hingga 105 A pada 4,5 V dan kerapatan arus 0,7 A cm-2. Satu ton logam Al
membutuhkan 1,89 ton Al2O3, 0,45 ton material anoda karbon; 0,07 ton Na3AlF6
dan kira-kira 15.000 kwh energi listrik.
Aluminium adalah logam yang reaktif dan dengan cepat larut dalam
larutan asam-asam encer, seperti asam klorida. Faktanya, reaksi aluminium
dengan air berlangsung spontan pada temperatur kamar.
2 Al(s) + 6 H2O(l) 2 Al(OH)3(aq) + 3 H2(g)
Tetapi pembentukan secara instan suatu lapisan film sangat tipis dapat
menyebabkan passifasi pada permukaan logam dan ini berguna mencegah
reaksinya dengan air
4 Al(s) + 3 O2(g) 2 Al2O3(s)
Bauxite
Mineral bauxite adalah merupakan campuran dari oksida dan hidroksida
aluminium, ditemukan oleh P. Berthier pada tahun 1821 di dekat Les Baux di
Provence. Di negara beriklim sedang (seperti Eropa Mediterania) bauxite
ditemukan terutama sebagai monohidrat AlOOH (boehmite dan diaspore)
sementara di negara tropis bauxite ditemukan lebih mendekati trihidrat Al(OH)3
(gibbsite dan hydrargillite). Oleh karena AlOOH kurang larut dalam NaOH aq
dibanding Al(OH)3, maka hal ini menjadi kendala utama pada proses ekstraksi
untuk pembuatan Al. Kompoisi bauxite untuk industri adalah Al2O3 (40 60%),
45
H2O (12 30%), SiO2 bebas dan kombinasi (1 15%), Fe2O3 (7 30%), TiO2 (3
4%), F, P2O3, V2O5 (0,05 0,2%).
Produksi dunia pada tahun 1975 lebih dari 80 juta ton dan terus
meningkat. Cadangan bauxite dunia sangat besar, sekitar 5 x 109 ton di Australia
Utara dan Barat, lebih dari 109 ton di Brazilia, Guinea, dan Jamaica, dan lebih dari
108 ton di banyak negara Afrika dan Amerika Tengah. Australia juga merupakan
negara produsen alumina terbesar (19,3% dari produksi dunia) diikuti oleh AS
(17,8%), Rusia (12,8%), Jamaica (8,4%), Jepang (5,9%), Jerman (4,7%),
Suriname (4,3%), Kanada (4,3%), dan Perancis (4,1%). Bauxite mudah ditambang
dengan metode open-cast karena bauxite terdapat dalam lapisan yang luas dan
ketebalan 3 10 m. Bauxite digunakan juga pada pembuatan refraktori dan semen
dengan kandungan alumina yang tinggi, dan sejumlah kecil digunakan pada
pembuatan drying-agents dan katalisator dalam industri petrokimia.
46
bekerjanya menyebabkannya ideal untuk jaringan listrik dan lebih dari 90%
jaringan transmissi listrik di AS adalah alloy Al.
Kini, aluminium banyak digunakan dalam industri konstruksi. Gedung
pencakar langit pertama yang menggunakan aluminium sebagai pelapis selesai
dibangun pada tahun 1952 dan sejak saat itu logam Al menjadi material yang
familiar digunakan untuk panel-panel bangunan, jendela, pintu, dan dekoratif.
Penggunaannya dalam pembuatan pesawat terbang juga banyak dilakukan. Satu
unit Boeing 707 mengandung kira-kira 50 ton alloy Al dan rangka udara pesawat
supersonik Concorde terbuat dari alloy khusus Hiduminium RR58 dengan
komposisi aproksimasi (% berat) sebagai berikut: Al 93,5, Cu 2,2, Mg 1,5, Fe 1,2,
Ni 1,1, Si 0,2, dan lainnya 0,3 (Mn, Zn, Pb, dan Sn).
Pada industri ruang angkasa Al secara ekstensif digunakan dalam struktur
kenderaan dan kulit, dalam bahan bakar dan tanki oksidator, dan pembalut
perlengkapan elektronik. Bubuk aluminium juga sering digunakan sebagai
campuran dalam bahan bakar padat yang berfungsi untuk daya dorong ekstra pada
saat peluncuran rocket. Satu dari satelit terbesar telah mengirim aloft (Echo II,
satu lingkaran dengan diameter 41 m yang dengan mudah dapat dilihat dari bumi
dengan mata telanjang) yang terbuat dari aluminium foil dengan ketebalan 0,46
mm yang dilaminasi dengan plastik.
Seri 5000 Alloy Mg (0,3 - 5%); kekuatan baik dan kemampuan di las dengan
tahan korosi yang sangat baik dalam atmosfir laut. Digunakan
untuk ornamen dan dekoratif, standard lampu jalan, kapal, boat, dll
47
Seri 6000 Alloy Mg/Si; kemampuan dibentuk baik dan sangat tahan korosi.
Digunakan dalam bangunan, peralatan transportasi, jembatan, rel,
dan konstruksi pengelasan
Seri 7000 Alloy Zn (3 8%) plus Mg; ketika dipanaskan menjadi sangat
kuat. Digunakan terutama untuk struktur pesawat terbang,
peralatan mobil, dan peralatan yang membutuhkan perbandingan
kekuatan : berat yang tinggi.
Satu famili baru dari serat anorganik yang ringan adalah Saffil yang
merupakan serat Al2O3 dan ZrO2, diproduksi oleh ICI pada tahun 1974 untuk
kepentingan komersial. Serat ini tidak menunjukkan efek toksik (berbeda dari
asbes), memiliki diameter 3 m (diameter rambut manusia 70 m) dan tiap
serat sangat merata sepanjang ukuran panjangnya (2 5 cm). Serat ini adalah
merupakan mikrokristalin (diameter 5 50 pm) dan baik kefleksibelannya
maupun kelenturannya diikuti oleh kekuatan regang yang tinggi. Serat ini lembut
seperti sutra dan dapat dibuat menjadi tali, benang, pakaian, selimut, serat
anyaman, kertas dengan berbagai ketebalan, papan semi-keras-kaku dan keras-
kaku, dll. Area permukaan alumina Saffil adalah 100 150 m2g-1 yang disebabkan
oleh adanya pori-pori yang kecil dengan diameter 2 10 pm antara mikrokristal
dan hal ini meningkatkan sifat-sifatnya sebagai insulator, media filtrasi, dan
katalis. Serat dapat tahan pada pemanasan hingga temperatur 1400oC (Al2O3) atau
1600oC (ZrO2), serat juga tahan terhadap serangan alkali pekat panas dan juga
asam-asam pekat panas kecuali H2SO4 pekat, H3PO4 pekat, dan HF aq. Kombinasi
sifat-sifat yang unik ini memberikan dasar untuk penggunaan serat ini sebagai
insulator temperatur tinggi, penahan panas, penghambat termal, dan ekspansi
sambungan dan segel. Serat alumina dan zirconia juga memberi nilai dalam
proteksi thermocouple, pembungkus kabel listrik, dan pendukung unsur-pemanas
dalam hubungan dengan penggunaannya dalam filtrasi temperatur tinggi dari
liquid korosif. Kedua oksida ini distabilkan oleh penggabungan dengan sejumlah
kecil oksida-oksida anorganik lainnya yang berfungsi untuk meniadakan
gangguan transformasi menjadi bentuk kristal lainnya.
Kebanyakan pengembangan yang dilakukan (Du Pont, 1980) adalah
penggunaan serat alumina untuk menambah kekuatan logam-logam. Leburan
logam-logam (misalnya, Al, Mg, Pb) atau alloynya dipaksa ke dalam cetakan yang
mengandung hingga 70% (% volume) serat -Al2O3. Sebagai contoh, serat yang
diperkuat oleh kandungan Al 55% (% volume) adalah 4 6 kali lebih keras
dibanding yang tidak diperkuat Al bahkan hingga temperatur 370oC dan memiliki
2 4 kali habisnya kekuatan. Aplikasi yang potensial yang mana dibutuhkan
kekerasan stuktural yang tinggi, tahan panas, dan ringan, misalnya, untuk
helikopter, perumahan, mesin otomotif dan jet, struktur pesawat ruang angkasa,
dan battere asam-timbal. Sebagai contoh, serat yang diperkaya dengan komposit
Al atau Mg dapat menggantikan penggunaan baja dalam badan kenderaan tanpa
penurunan keselamatan, oleh karena komposit memiliki kekerasan baja tetapi
dengan density hanya sepertiga.
48
Semen Portland
Nama Semen Portland pertama kali digunakan oleh J. Aspdin dalam patennya
pada tahun 1824 sebab bila dicampur dengan air dan pasir maka bubuk akan
mengeras menjadi balok yang mirip dengan kapur alam yang tersebar luas di Isle
of Portland, England. Dua penemuan yang krusial yang menggiring ke produksi
semen yang kuat, tahan lama, dan hidraulik yang tidak akan hancur di dalam air
telah dibuat pada abad 18 dan 19. Pada tahun 1756 John Smeaton, melakukan
eksperimen dalam hubungannya dengan pembangunan Eddystone Lighthouse,
menemukan pentingnya penggunaan batu kapur (lime) yang mengandung
campuran lempung atau serpihan (misalnya, aluminosilikat) dan pada awal1800an
disadari bahwa pembakaran harus dilakukan pada temperatur tinggi untuk
memperoleh suatu clinker yang kini dikenal mengandung kalsium silikat dan
aluminat. Pekerjaan engineering utama yang menggunakan semen Portland adalah
pada konstruksi terowongan dibawah sungai Thames pada tahun 1828. Semen
temperatur tinggi yang pertama (1450 1600oC) dibuat pada tahun 1854 dan
tehnologi mengalami revolusi pada tahun 1899 dengan ditemukannya pembakar
berputar.
Senyawa-senyawa yang penting di dalam semen Portland adalah kalsium
silikat (Ca2SiO4) 26%, trikalsium silikat (Ca3SiO5) 51%, trikalsium aluminat
(Ca3Al2O6) 11%, dan spesies tetrakalsium (Ca4Al2Fe2IIIO10 1% . Konstituen utama
dari pasta semen lembab adalah suatu gel tobermorite yang dapat
direpresentasikan secara skematik oleh persamaan berikut
2Ca2SiO4 + 4H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2
2Ca3SiO3 + 6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
Adhesi dari partikel tobermorite terhadap satu sama lain dan terhadap aggregat
yang diikat menghasilkan kekuatan semen yang disebabkan oleh pembentukan
ikatan Si-O-Si-O.
Semen Portland dibuat dengan pemanasan campuran limestone (atau kapur,
cangkang, dll) dengan aluminosilikat (dihasilkan dari pasir, serpihan, dan
lempung) dalam jumlah yang terkontrol sehingga dapat menghasilkan komposisi
kira-kira sebagai berikut: CaO 70%, SiO2 20%, Al2O3 5%, Fe2O3 3%.
Keberadaan Na2O, K2O, MgO, dan P2O5 adalah merupakan buangan dan
jumlahnya terbatas (tidak boleh banyak).
49
cara CVD (chemical vapour deposition) dan kristal yang diperoleh sebesar 20 cm2
telah diproduksi secara komersial. Warna radiasi yang diemisikan ditentukan oleh
perbedaan pita nergi Eg; untuk GaAs, Eg adalah 138 kJ mol-1 sesuai dengan emisi
IR ( = 870 nm), tetapi hal ini meningkat menjadi 184 kJ mol-1 untuk x 0,4
sesuai dengan emisi merah ( = 650 nm). Untuk x > 0,4 Eg terus meningkat hingga
218 kJ mol-1 untuk GaP (hijau, 550 nm). LED komersial yang berwarna kuning
dan hijau mengandung isoelektronik tambahan berupa impuriti N untuk
meningkatkan efisiensi konversi.
2. Ekstraksi
Aluminium
Dari unsur-unsur golongan 3, Al adalah yang paling penting secara
komersial karena kegunaannya yang jauh melebihi kegunaan semua logam kecuali
besi. Gambar di bawah ini menunjukkan peningkatan yang dramatis dalam
produksi Al di AS (produsen terbesar di dunia) antara tahun 1955 dan 2004.
50
banyak Zn, menjadi sama ukurannya dengan Zn. Oleh karena itu, ekstraksi seng
dari ZnS memberikan indium sebagai hasil samping. Daur ulang In menjadi
sesuatu yang penting, khususnya dimana cadangan alam ZnS rendah, misalnya, di
Jepang. Thalium diperoleh sebagai hasil samping dari peleburan bahan galian Cu,
Zn, dan Pb, walaupun kebutuhan akan unsur ini rendah.
51
Hampir semua jumlah ini digunakan dalam bentuk GaAs; 34% untuk
LED, dioda laser, fotodetektor, dan sel surya, sementara 65% untuk aplikasi dalam
sirkuit terintegrasi, misalnya, dalam komputer berkemampuan tinggi (canggih).
Berbagai penggunaan lain, termasuk dalam bidang penelitian dan pengembangan,
kira-kira 1%. Jaringan pasar ke industri elektronika rentan terhadap fluktuasi
tergantung pada ekonomi lokal atau dunia. Hal ini terlihat pada gambardi atas,
dimana menurunnya pemintaan akan galium (khususnya GaAs) di AS antara
tahun 2000 dan 2001 dapat dikatakan sebagai penurunan penjualan telepon
genggam. Penggunaan yang paling besar akan indium adalah dalam lapisan film-
tipis, misalnya, layar kristal cair (LCD = liquid crystal display) dan lampu elektro-
luminesent. Pada tahun 2002, aplikasi ini tercatat 45% dari indium yang
digunakan di AS. Indium juga digunakan dalam pengelasan bebas timbal, dalam
semikonduktor, untuk produksi seal (penutup) antara kaca, keramik, dan logam
(sebab In memiliki kemampuan mengikat material yang bersifat tidak-bisa basah;
non-wettable materials), dan untuk pembuatan kaca khusus yang dapat
mengurangi silau cahaya. Penggunaan indium-timah oksida dapat dilihat pada
supplemen di bawah
Talium sulfat dulu digunakan sebagai pembunuh semut dan kecoa, tetapi
karena tingkat toksisitasnya tinggi, maka senyawa-senyawa Tl kini dikenal
dengan baik dan semua spesies yang mengandung Tl harus diperlakukan dengan
hati-hati. Produksi dunia akan talium (15.000 kg pada tahun 2001) jauh lebih kecil
dibanding produksi galium dan indium. Kegunaan penting Tl adalah pada material
semikonduktor dalam perbaikan selenium, dalam detektor radiasi NaCl teraktifasi
dan detektor radiasi- kristal NaI, dan dalam deteksi radiasi IR dan peralatan
transmisi. Radioisotop 201Tl (t1/2 = 12,2 hari) digunakan untuk pencitraan
kardiovaskular.
C. Sifat-sifat
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa sifat penting dari unsur-unsur
golongan 3. Meskipun diskusi tentang energi ionisasi diikuti, namun tidak ada
bukti untuk pembentukan ion bebas M3+ dalam senyawa-senyawa unsur-unsur
golongan 3 dibawah kondisi normal, kalupun ada, kemungkinan adalah beberapa
trifluorida.
Sifat-sifat B Al Ga In Tl
Nomor atom, Z 5 13 31 49 81
Konfigurasi elektron
dasar [He]2s22p1 [Ne]3s23p1 [Ar]3d104s24p1 [Kr]4d105s25p1 [Xe]4f145d106s
Entalpi atomisasi,
52
aH0(298K)/kJ mol-1 582 330 277 243 182
Titik lebur, TL/K 2453 933 303 430 576,5
Titik didih, TD/K 4273 2792 2477 2355 1730
Entalpi pembentukan
standard, H0(298K)
/kJ mol-1 50,2 10,7 5,6 3,3 4,1
Energi ionisasi
pertama, IE1/kJ mol-1 800,6 577,5 578,8 558,3 589,4
Energi ionisasi kedua,
IE2/kJ mol-1 2427 1817 1979 1821 1971
Energi ionisasi
ketiga, IE3/kJ mol-1 3660 2745 2963 2704 2878
Energi ionisasi
keempat, IE4/kJ mol-1 25030 11580 6200 5200 4900
Jari-jari logam,
rlogam/pm - 143 153 167 171
Jari-jari kovalen,
rkov/pm 88 130 122 150 155
Jari-jari ionik, rion/pm - 54(Al3+) 62(Ga3+) 80(In3+) 89(Tl3+)
Potensial reduksi
standard,
E0(M3+/M)/V - -1,66 -0,55 -0,34 +0,72
Potensial reduksi
standard, E0(M+/M)/V
- - -0,2 0,14 -0,34
53
hal Tl (satu-satunya trihalida TlF3 yang seperti garam), yang diistilahkan dengan
pengaruh termodinamika pasangan inert 6s, yang membedakannya dari
pengaruh stereokimia pasangan inert. Pengaruh yang sama terlihat untuk Pb
(golongan 4) dan Bi (golongan 5), yang mana bilangan oksidasi yang paling stabil
adalah +2 dan +3, bukan +4 dan +5. Masuknya harga-harga E0 di dalam tabel
untuk pasangan redoks M3+/M dan M+/M untuk unsur-unsur berikutnya dalam
golongan 3 merefleksikan berbagai kemudahan masuknya keadaan M+ di dalam
golongan.
Walaupun bilangan oksidasi +3 (dan untuk Ga dan Tl, +1) adalah
merupakan karakteristik dari unsur-unsur golongan 3, banyak unsur-unsur
golongan 3 juga membentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +2, misalnya,
B2Cl4 dan GaCl2. Namun demikian, tetap dibutuhkan perhatian. Dalam B2Cl4,
bilangan oksidasi +2 timbul karena adanya ikatan B B, dan GaCl2 adalah
merupakan spesies dengan bilangan oksidasi campuran Ga[GaCl4].
D. Unsur-unsur
1. Penampakan
Boron yang tidak murni (amorf) berupa tepung berwarna coklat, tetapi
boron murni berupa kristal mengkilap berwarna abu-abu keperakan. Boron adalah
unsur yang penting untuk material refraktori karena boron memiliki titik lebur
yang tinggi dan daya hantar listriknya rendah. Aluminium adalah logam keras
berwarna putih. Secara termodinamika, aluminium bereaksi dengan udara dan air
tetapi aluminium memiliki resistansi terhadap pembentukan lapisan oksida dengan
ketebalan 10-6 10-4 mm. Lapisan yang lebih tebal dari Al2O3 dapat diperoleh
dengan cara menjadikan Al sebagai anoda dalam elektrolisi H2SO4; hasilnya
adalah aluminium teranoda yang akan mengikat zat warna dan pigmen untuk
menghailkan suatu akhir dekorasi yang kuat. Galium adalah logam berwarna
keperakan dengan range liquid yang panjang (303 2477K). Indium dan talium
adalah logam yang lunak dan In memiliki sifat yang tidak biasa karena dapat
memancarkan tangisan melengking yang tinggi bila dibengkokkan.
2. Struktur Unsur
Struktur logam-logam golongan 3 telah digambarkan sebelumnya.
Allotrop pertama dari boron yang berhasil didokumentasikan adalah bentuk -
tetragonal, tetapi telah diformulasikan kembali sebagai karbida, B50C2 atau nitrida,
B50N2. Keberadaan C atau N adalah sebagai hasil dari kondisi sintetis. Fase
karbida ini tidak sama dengan boron karbida B4C (rumus lebih tepat adalah B13C2)
yang mempunyai struktur yang berhubungan dengan struktur -rombohedral B.
Keadaan standard B adalah bentuk -rombohedral, tetapi struktur -rombohedral
54
menghasilkan langkah awal yang lebih mudah mendiskusikannya. Kedua allotrop
dan -rombohedral mengandung unit-unit B12 ikosahedral;
ikatan dalam unsur B adalah kovalen, dan di dalam tiap unit B12 ikatan ini
terdelokalisasi. Keterhubungan tiap atom B pada gambar-gambar di atas
melampaui jumlah elektron valensi yang terdapat pada tiap B.
Boron -rombohedral terdiri dari B12-ikosahedral yang dihubungkan secara
kovalen oleh ikatan B B membentuk kisi yang tak terhingga. Gambaran kisi
yang dengan cepat dapat diinterpretasikan adalah dengan mempertimbangkan tiap
ikosahedron kira-kira seperti lingkaran, dan struktur secara keseluruhan adalah
sebagai ccp dengan arah dari B12-ikosahedra, satu lapisan ditunjukkan pada
gambar (a). Namun demikian, dapat dicatat bahwa hal ini adalah kisi kovalen
yang tak terhingga sebagai pembeda dari kisi logam close-packed.
Struktur -rombohedral B terdiri dari unit-unit B84 yang dihubungkan
melalui unit-unit B10. Tiap unit B84 dapat dipandang secara kovalen dalam
hubungannya dengan sub-sub-unit yang ditunjukkan oleh gambar (b) di atas
interrelasi diantara sub-sub-unit digambarkan dalam figur tulisan, tetapi satu hal
yang menarik untuk dicatat adalah hubungan struktural antara sub-unit B60 yang
ditunjukkan oleh gambar gambar (c) di atas dan fullerene C60 seperti gambar
berikut
55
Kisi kovalen dari kedua B dan -rombohedral adalah sangat rigid, sehingga
kristal B sangat keras dengan titik lebur tinggi (2453K untuk B -rombohedral).
3. Reaktifitas
Boron bersifat inert dibawah kondisi normal kecuali dari serangan F2. Pada
temperatur tinggi, boron bereaksi dengan kebanyakan unsur-unsur non-logam
(perkecualian termasuk H2), kebanyakan logam, dan dengan NH3; pembentukan
borida logam dan boron nitrida adalah sangat penting.
Reaktifitas unsur-unsur golongan 3 yang lebih berat berbanding terbalik
dengan reaktifitas unsur pertama. Aluminium dapat dengan cepat mengalami
oksidasi; larut dalam asam-asam mineral encer
Al + 3 H2SO4 Al(SO4)3 + 3 H2
encer
tetapi mengalami passifasi dalam HNO3 pekat. Aluminium bereaksi dengan NaOH
atau KOH aqueous membebaskan H2
2 Al + 2 MOH + 6 H2O 2 M[Al(OH)4] + 3 H2
Galium, indium, dan talium larut dalam kebanyakan asam menghasilkan garam-
garam dari Ga(III), In(III), atau Tl(I), tetapi hanya Ga yang melepaskan H2 dari
larutan alkali aqueous. Ketiga logam tersebut bereaksi dengan halogen pada
temperatur 298K atau sedikit diatasnya yang menghasilkan produk dari jenis
MX3, dengan perkecualian berikut
2 Tl + 2 Br2 Tl[TlBr4]
3 Tl + 2 I2 Tl3I4
E. Hidrida Sederhana
Hidrida Netral
Dengan tiga elektron valensi, tiap unsur golongan 3 seharusnya dapat
membentuk hidrida MH3. Walaupun eksistensi BH3 telah dikenal dalam fase gas,
tetapi kecenderungannya menjadi dimer memberikan pemahaman bahwa B2H6
(diboran-6) adalah bentuk praktis dari hidrida boron yang paling sederhana.
Tidak ada Al yang analog dengan B2H6, walaupun monomer AlH3 telah
dapat diisolasi pada temperatur rendah di dalam suatu matriks. Dalam keadaan
56
padat, data difraksi sinar-X dan difraksi neutron menunjukkan bahwa aluminium
hidrida terdiri dari suatu jaringan tiga-dimensi yang mana tiap Al pusat terletak
pada sisi-sisi oktahedral yang terlibat dalam enam interaksi Al H Al 3c-2e.
Digallan, Ga2H6 telah dapat dikarakterisasi secara penuh pada awal tahun 1990an
dan data difraksi elektron menunjukkan bahwa struktur digallan sama dengan
B2H6 (Ga Hterminal = 152 pm,
Ga Hjembatan = 171 pm, Ga H Ga = 980). Eksistensi dari hidrida biner netral In
dan Tl belum dikonfimasi. Hidrida-hidrida dari unsur-unsur golongan 3 bersifat
sangat sensitif terhadap udara dan kelembaban, sehingga harus ditangani dengan
menggunakan tehnik vacum tinggi dengan semua peralatan terbuat dari kaca.
Walaupun reaksi ini adalah merupakan prosedur standard untuk pembuatan B2H6,
tetapi bukan tidak ada masalah. Sebagai contoh, temperatur reaksi harus dikontrol
secara hati-hati sebab kelarutan Na[BH4] dalam diglyme secara signifikan
bervariasi dengan temperatur. Kedua, pelarut tidak dapat diperoleh kembali
dengan mudah. Reaksi
triglyme,298K
3 Na[BH4] + 4 Et2O.BF3 2 B2H6 + 3 Na[BF4] + 4(12.3)
Diboran(6) adalah gas tak berwarna (TD = 180,5K) yang dengan cepat terurai
oleh air
B2H6 + 6 H2O 2 B(OH)3 + 6 H2
Sama seperti boran hidrida lainnya, B2H6 mempunyai harga fH0 positif yang
kecil (+36 kJ mol-1) ; bila bercampur dengan udara atau O2 dapat menyebabkan
kebakaran atau ledakan.
B2H6 + 3 O2 B2O3 + 3 H2O fH0 = -2138kJ per mol B2H6
Digallan, Ga2H6 dibuat dengan reaksi di bawah ini, dimana produk reaksi
dikondensasi pada temperatur rendah sebagai suatu padatan berwarna putih (TL =
223K) tetapi terurai diatas 253K
57
Gambar di bawah ini menunjukkan beberapa reaksi dari B2H6 dan Ga2H6
Dibandingkan dengan banyak studi tentang B2H6, Ga2H6 hanya baru-baru ini saja
mulai diperhatikan dan tidak semua jenis reaksi dapat dibandingkan. Namun
demikian, ada tiga poin yang harus dicatat, yaitu:
Tidak seperti B2H6, Ga2H6 dapat terurai dengan cepat menjadi unsur-unsur
penyusunnya
Ga2H6 dan B2H6 bereaksi dengan HCl, tetapi dalam hal boran, substitusi H
terminal oleh Cl dapat diobservasi, sementara baik H terminal maupun H
jembatan dapat digantikan di dalam Ga2H6.
Sama seperti B2H6, Ga2H6 dapat bereaksi dengan basa Lewis.
Banyak dari reaksi-reaksi B2H6 melibatkan BH3 yang tidak dapat diisolasi
dan harga entalpi disosiasi B2H6 menjadi 2BH3 diestimasi sekitar 150 kJ mol-1.
Dengan menggunakan harga ini, kita dapat membandingkan kekuatan asam Lewis
BH3, boron trihalida (BX3) dan boron trialkil. Diketahui bahwa BH3 berada
diantara BX3 dan BMe3 dalam sifatnya sebagai basa Lewis sederhana, seperti
NMe3. Namun demikian, hanya BH3 yang membentuk adduct dengan CO dan PF3.
CO dan PF3 memiliki kemampuan berlaku baik sebagai elektron donor (masing-
masing menggunakan sepasang elektron bebas dari elektron pusat pada C atau P)
maupun sebagai elektron aksptor (menggunakan orbital kosong antibonding
dalam CO atau PF3). Pembentukan OC.BH3 dan F3P.BH3 menyiratkan bahwa BH3
juga dapat berlaku dalam kedua kapasitas tersebut. Akseptansi elektronnya dapat
dengan mudah dipahami dalam hubungannya dengan orbital atom yang kosong,
misalnya, B mempunyai empat orbital atom valensi, tetapi hanya tiga yang
digunakan untuk berikatan di dalam BH3. Donasi elektron oleh BH3 dapat
digambarkan sebagai hiperkonjugasi yang analog dengan donasi yang diusulkan
untuk gugus metil dalam senyawa-senyawa organik.
Aluminium hidrida dapat dibuat dengan reaksi
3 Li[AlH4] + AlCl3 4/n [AlH3]n + 3 LiCl
58
pelarutnya bisa Et2O, tetapi pembentukan kompleks eterat (Et2O)nAlH3
menyelesaikan sintesis. Diatas 423K, [AlH3]n tidak stabil terhadap peruraian
menjadi unsur-unsurnya dan ketidak-stabilan termal ini memiliki potensi
menghasilkan film tipis Al. Aluminium hidrida bereaksi dengan basa Lewis,
misalnya, menghasilkan Me3N.AlH3 yang mana Al pusat terkoordinasi secara
tetrahedral.
Boron trifluorida berasap kuat di kelembaban udara dan sebagian akan dihidrolisis
oleh kelebihan H2O
4 BF3 + 6 H2O 3 [H3O]+ + 3 [BF4]- + B(OH)3
Dengan sejumlah kecil H2O pada temperatur rendah, akan terbentuk adduct
BF3.H2O dan BF3.2H2O. Asam tetrafluoroborat murni, HBF4, belum bisa diisolasi
tetapi dapat diperoleh secara komersial dalam larutan Et2O, atau sebagai larutan
dengan formula [H3O][BF4].4H2O. Dapat juga terbentuk dari reaksi
B(OH)3 + 4 HF [H3O]+ + [BF4]- + 2 H2O
Asam tetrafluoroborat adalah asam sangat kuat, dan campuran dari HF dan BF3
adalah merupakan donor proton yang sangat kuat, walaupun tidak sekuat
campuran dari HF dan SbF5. Garam-garam yang mengandung ion [BF4]- sering
digunakan dalam sintetis kimia; ion [BF4]- (sama seperti [PF6]-) membentuk
koordinasi yang sangat lemah dengan logam pusat dan sering digunakan sebagai
anion innocent untuk mengendapkan kation-kation.
Boron trifluorida membentuk sejumlah kompleks dengan eter, nitril, dan
amina. Boron trifluorida dapat diperoleh secara komersial dalam bentuk adduct
Et2O.BF3. Pada temperatur 298K berubah menjadi liquid sehingga lebih tepat
menggunakannya sebagai katalis dalam reaksi-reaksi organik, misalnya, dalam
alkilasi dan asilasi Friedel Crafts.
Reaksi antara B dan Cl2 atau Br2 menghasilkan BCl3 atau BBr3, sementara
BI3 dibuat dengan reaksi
59
BCl3 + 3 HI BI3 + 3 HCl
atau
3 Na[BH4] + 8 I2 3 NaI + 3 BI3 + 4 H2 + 4 HI
60
pembentukan ikatan koordinasi X M yang melibatkan sepasang elektron bebas
halogen. AlCl3 padat mengadopsi kisi berlapis dengan sudut-sudut oktahedral Al.
Bila kepada AlCl3 padat ditetesi air, maka akan terjadi hidrolisis hebat,
tetapi dalam larutan aqueous encer terdapat ion-ion [Al(H2O)6]3+ dan Cl-
[Al(H2O)6]3+(aq) + H2O(l) [Al(H2O)5(OH)]2+(aq)
3. Halida-halida Al, Ga, In, dan Tl dengan bilangan oksidasi yang lebih
rendah
Halida aluminium(I) dapat terbentuk dari reaksi halida Al(III) dengan Al
pada 1270K yang diikuti oleh pendinginan cepat yang menghasilkan AlCl yang
berwarna merah. Halida ini juga dapat dibuat dengan mereaksikan logam Al
61
dengan HCl pada 1170K. Monohalida seperti ini bersifat tidak stabil karena
terjadinya disproporsionasi
3 AlX 2 Al + AlX3
Reaksi AlBr dengan PhOMe pada 77K yang diikuti oleh pemanasan hingga 243K
akan menghasilkan [Al2Br4(OmePh)2]. Senyawa ini sensitif terhadap udara dan
kelembaban dan terurai pada 298K, tetapi merepresentasikan hubungan yang
dekat dengan senyawa-senyawa X2B BX2.
Kristal [Al2I4(THF)2] dapat dideposit dari larutan metastabil
AlI.THF/toluen yang terbentuk dengan ko-kondensasi AlI dengan THF dan
toluen. Panjang ikatan Al Al dalam adalah 253 pm dan adalah 252 pm yang
konsisten dengan ikatan tunggal (rkov = 130 pm). Ko-kondensasi AlBr dengan
THF dan toluen menghasilkan larutan darimana [Al22Br20(THF)12] dan
[Al5Br6(THF)6]+ [Al5Br8(THF)4]- dapat diisolasi; logam Al juga terdeposit.
Struktur dari [Al22Br20(THF)12], terdiri dari satu inti ikosahedral Al12; satu unit
AlBr2(THF) terikat kepada sepuluh atom Al, dan THF donor terkoordinasi kepada
dua ato Al sisa. Jarak Al Al di dalam sangkar Al12 berada pada range 265 276
pm, sementara panjang ikatan Al Al di luar sangkar adalah 253 pm. Bilangan
oksidasi formal adalah 0 dan +2 dapat diberikan kepada atom Al di dalam sangkar
dan di luar sangkar.
Galium(I) klorida dapat terbentuk jika GaCl3 dipanaskan pada 1370K,
tetapi belum dapat diisolasi sebagai senyawa murni. Galium(I) bromida dapat juga
dibuat pada temperatur tinggi. Ko-kondensasi GaBr dengan toluen dan THF pada
77K menghasilkan larutan metastabil yang mengandung GaBr, tetapi dapat
mengalami disproporsionasi menjadi Ga dan GaBr3 bila dipanaskan diatas 253K.
Namun demikian, jika Li[Si(SiMe3)3] ditambahkan ke dalam larutan pada 195K,
maka spesies galium dengan bilangan oksidasi rendah dapat diisolasi.
Struktur Ga22{Si(SiMe3)3}8 terdiri dari satu atom Ga pusat yang dikelilingi oleh
satu sangkar Ga13 dengan delapan gugus Ga{Si(SiMe3)3} menutupi delapan
permukaan planar dari sangkar Ga13. Contoh-contoh penggunaan GaBr dan GaI
sebagai prekursor untuk spesies organologam galium.
Bila GaCl3 dipanaskan dengan Ga, maka akan terbentuk suatu senyawa
stoikiometri GaCl2, tetapi data kristallografi dan magnetik menunjukkan yang
terbentuk adalah Ga+[GaCl4]-. Campuran senyawa In(I)/In(III) In[InCl4] dibuat
dengan cara yang sama dengan Ga analognya. InCl dapat juga diisolasi dari
campuran reaksi InCl3/In dan memiliki deformasi kisi NaCl.
Halida talium(I), TlH adalah senyawa yang stabil dan dalam beberapa hal
mirip dengan halida Ag(I). Talium(I) fluorida bersifat sangat larut dalam air, tetapi
TlCl, TlBr, dan TlI bersifat agak larut. Kecenderungan dalam hal kelarutan dapat
ditrace untuk meningkatkan kontribusi kovalen di dalam kisi ionik untuk halida-
halida yang lebih besar dan keadaan ini paralel dengan kecenderungan untuk
halida-halida Ag(I). Dalam keadaan padat, TlF memiliki satu kisi NaCl terdistorsi,
sementara TlCl dan TlBr mengadopsi struktur CsCl. Talium(I) iodida adalah suatu
dimorfik; dibawah 443K, bentuk kuning mengadopsi kisi yang diturunkan dari
struktur NaCl yang mana lapisan tetangga terselip kepada`satu sama lain, diatas
443K, bentuk merah mengkristal dengan kisi CsCl. Dibawah tekanan tinggi, TlCl,
TlBr, dan TlI menjadi berkarakter logam.
62
G. Oksida, Asam Okso, Anion Okso, dan Hidroksida
1. Oksida Boron, Asam-asam Okso dan Anion-anion Okso
Oksida utama dari boron adalah B2O3 (padatan seperti kaca) yang
diperoleh dari dehidrasi asam borat pada panas atau dalam bentuk kristal yang
diperoleh dari dehidrasi terkontrol. Kristal ini memiliki struktur kovalen tiga
dimensi yang terdiri dari unit-unit BO3 (B O = 138 pm) planar yang membagi
atom-atom O. Dibawah tekanan tinggi dan temperatur 803K, terjadi transisi
menjadi bentuk yang lebih padat, dimana terjadi perubahan density dari 2,56
menjadi 3,11 g cm-1. Polimorf kedua ini mengandung unit-unit BO4 tetrahedral
yang tidak teratur sebab tiga atom O terbagi diantara tiga unit BO4, sementara satu
atom menghubungkan dua unit BO4. Pemanasan B2O3 dengan B pada 1273K
menghasilkan BO; strukturnya belum ditemukan, tetapi fakta bahwa reaksinya
dengan air menghasilkan (OH)2BB(OH)2 menyiratkan ada ikatan B B. B
trigonal dan tetraheral adalah contoh dari polimorf B2O3 yang sering terdapat
dalam kimia boron-oksigen.
Kepentingan komersial B2O3 adalah dalam penggunaannya pada industri
kaca borosilikat. Sebagai asam Lewis, B2O3 adalah merupakan katalis yang
berharga; BPO4 (yang terbentuk dari reaksi B2O3 dengan P4O10) dapat
mengkatalisis hidrasi alkena dan dehidrasi amida menjadi nitril. Struktur BPO4
dapat dianggap seperti SiO2 yang dapat mengubah atom-atom Si yang telah
digantikan oleh atom B atau P.
B2O3 dapat menarik air secara perlahan-lahan menghasilkan B(OH)3 (orto
borat atau asam borat), tetapi diatas 1270K, leburan B2O3 bereaksi cepat dengan
uap panas menghasilkan B2O3(OH)3 (asam metaborat). Di industri, asam borat
dibuat dari borax (persamaan 1) dan pada pemanasan, B(OH)3 berubah menjadi
B3O3(OH)3. Kedua asam borat memiliki struktur berlapis yang mana molekul-
molekul dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Rasa licin dari B(OH)3 dan
penggunaannya sebagai lubrikan adalah sebagai konsekuensi dari lapisan-
lapisan tersebut. Dalam larutan aqueous, B(OH)3 bersifat sebagai asam lemah,
tetapi lebih condong ke asam Lewis daripada ke asam Bronsted
B(OH)3(aq) + 2 H2O(l) [B(OH)4]-(aq) + [H3O]+(aq) pKa = 9,1
63
Reaksi-reaksi B(OH)3 dengan Na2O2 atau borat dengan H2O2,
menghasilkan natrium peroksoborat (yang secara umum dikenal sebagai natrium
perborat). Ini adalah kandungan penting dari bubuk pencuci sebab natrium
perborat dapat terhidrolisis di dalam air menghasilkan H2O2 dan juga terdapat di
dalam bleaching agent (pengelantang). Untuk skala industri, natrium peroksoborat
dibuat dari Na2B4O7 dengan cara oksidasi elektrolitik. Struktur padatan natrium
peroksoborat telah ditentukan dengan tehnik difraksi sinar-X dan mengandung
anion; senyawa ini diformulasikan sebagai Na2[B2(O2)2(OH)4].6H2O.
64
mengandung ion aluminat diskrit. Kalsium aluminat dibuat dari CaO dan Al2O3,
produknya tergantung pada stoikiometri reaktan. Ca3Al2O6 terdiri dari ion-ion Ca2+
dan [Al6O18]18- dan merupakan komponen utama di dalam semen Portland. Ion
siklik [Al6O18]18- (gambar di bawah) adalah isostruktural dengan [Si6O18]12- dan
dengan adanya unit-unit ini di dalam kisi padatnya semakin membuat strukturnya
sangat terbuka yang memfasilitasi pembentukan hidrat, yang adalah merupakan
kebutuhan krusial dalam pembuatan semen.
1. Nitrida
Boron nitrida, BN, adalah zat yang kuat (menyublim pada 2603K),
senyawa yang agak inert secara kimia dan digunakan sebagai bahan untuk
keramik (misalnya dalam pembuatan cawan penggerus). Rute pengawetan
termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada temperatur tinggi yang meliputi
reaksi boraks dengan [NH4]Cl, reaksi B2O3 dengan NH3, dan reaksi B(OH)3
dengan NH4]Cl. Boron nitrida dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dibuat
dengan mereaksikan NH3 dengan BF3 atau BCl3. Pembuatan film tipis BN,
65
tepatnya -BN (yang memiliki struktur berlapis-lapis) dapat didepositkan dengan
cara CVD (Chemical Vapour Deposition) melalui reaksi NH3 dengan senyawa-
senyawa boron yang volatil seperti BCl3 atau BF3 pada temperatur 1000K
BCl3 + NH3 BN + 3 HCl
Aplikasi yang penting dari film ini adalah untuk doping silikon dalam rangka
menghasilkan semikonduktor tipe-p.
Bentuk umum dari boron nitrida adalah memiliki struktur lapisan yang
teratur yang mengandung cincin heksagonal. Lapisan-lapisan tersusun sedemikian
rupa sehingga satu atom B di dalam satu lapisan terletak secara langsung di atas
satu atom N pada lapisan berikutnya, dan seterusnya. Jarak B N di dalam lapisan
jauh lebih pendek dibanding jarak B N diantara dua lapisan dan dapat
dibandingkan dengan jarak B N dalam spesies lain. Ikatan-ikatan B N lebih
pendek dibanding yang terdapat dalam adducts seperti Me3N.BBr3 yang mana
suatu ikatan tunggal boron nitrogen dapat ditandai dan diimplikasikan dengan
adanya ikatan- dalam BN yang disebabkan oleh terjadinya overlapping antara
orbital N 2p (terisi) dan orbital B 2p (kosong). Jarak antar lapisan adalah 300 pm
yang sesuai dengan interaksi Van der Waals yang menyebabkan boron nitrida
berguna sebagai lubrikan yang mirip dengan grafit. Tetapi berbeda dari grafit, BN
berwarna putih dan bersifat sebagai insulator. Perbedaan ini dapat
diinterpretasikan dari sudut pandang teori pita, dengan jarak pita dalam boron
nitrida adalah lebih besar dari jarak pita dalam grafit dikarenakan oleh polaritas
ikatan B N.
Pemanasan BN dalam bentuk lapisan pada temperatur 2000K dan
tekanan > 50 kbarr dan dengan adanya sejumlah katalis Li3N atau Mg3N2 dapat
mengubah BN menjadi BN polimorf kubik yang lebih padat dengan struktur zinc
blende. Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa panjang ikatan B N di dalam
BN-kubik adalah sama dengan panjang ikatan B N di dalam adduct R3N.BR3
dan lebih panjang daripada di dalam bentuk lapisan boron nitrida. Hal ini
mendukung keberadaan ikatan- di dalam lapisan-lapisan boron nitrida. Secara
struktural, bentuk kubik dari BN mirip dengan intan dan keduanya memiliki
tingkat kekerasan yang hampir sama. Kristal kubik BN dikenal dengan nama
borazone dan digunakan sebagai abrasif. Polimorf ketiga dari boron nitrida
dengan kisi wurtzite terbentuk dari kompressi bentuk lapisan pada 12 kbarr.
Panjang ikatan B N dalam beberapa spesies netral; data diperoleh dari studi
diffraksi sinar-X ( 298K)
Spesies Jarak B N /pm Keterangan
Me3N.BBr3 160,2 Ikatan tunggal
Me3N.BCl3 157,5 Ikatan tunggal
(BN)n-kubik 157 Ikatan tunggal
(BN)n-heksagonal 144,6 Jarak antar lapisan terdapat banyak
kontribusi-
B(NMe2)3 143,9 Banyak kontribusi-
Mes2B=NH2 137,5 Ikatan rangkap dua
Mes2B=N=BMes2 134,5 Ikatan rangkap dua
BuBNBu 125,8 Ikatan rangkap tiga
66
Dari unsur-unsur golongan 3, hanya Al yang bereaksi secara langsung
dengan N2 (pada 1020K) membentuk suatu nitrida; AlN mempunyai struktur kisi
wurtzite dan dapat terhidrolisis oleh alkali encer panas menjadi NH3. Galium dan
indium nitrida adalah kristal yang juga mempunyai struktur wurtzite dan lebih
reaktif dibanding BN atau AlN. Pentingnya nitrida-nitrida golongan 3 dan
senyawa-senyawa yang sehubungan seperti MP, MAs, dan MSb (M = Al, Ga, In),
tergantung pada aplikasinya di dalam industri semikonduktor.
Ternary boron nitrida yang mengandung ion-ion logam block-d tidak dapat
direpresentasikan dengan baik. Sebaliknya, senyawa-senyawa logam lantanoida
telah dikenal dengan baik dan termasuk di dalamnya adalah Eu3(BN2)2, La3[B3N6],
La5[B3N6][BN3], dan Ce3[B2N4] yang diformulasikan sebagai ion-ion yang
melibatkan [BN2]3-, [BN3]6-, [B2N4]8-, dan [B3N6]9-. Senyawa-senyawa nitridoborat
ini dapat dibuat dengan cara pemanasan (> 1670K) campuran tepung logam
lantanoid, nitrida logam, dan BN-heksagonal, atau dengan reaksi metatesis antara
Li3BN2 dan LaCl3. Ion [BN3]6- adalah isoelektronik analog dengan ion [CO3]2- dan
ion [C2O4]2- adalah isoelektronik analog dengan ion [B2N4]8-. menunjukkan satu
set struktur resonansi yang konsisten dengan penelitian ini.
Struktur padatan dari La3[B3N6], La5[B3N6][BN3], dan La6[B3N6][BN3]N
menunjukkan bahwa ion [B3N6]9- mengandung satu cincin dengan enam anggota
B3N3 dengan konformasi kursi. Tiap atom B berada pada lingkungan planar,
sehingga dapat berpartisipasi dalam ikatan- kepada nitrogen.
67
-NaCl-
H-
NH4Cl + Na[BH4] H3N.BH3 (HBNH)3
dari B2H6 atau dari derivatif B-kloro, yang mana derivatif ini dibuat dari BCl3
420K, C6H5Cl Na[BH4]
BCl3 + 3 NH4Cl (ClBNH)3 (HBNH)3
Penggunaan suatu alkilamonium klorida dalam NH4Cl seperti pada reaksi di atas
adalah untuk memungkinkan pembentukan suatu derivatif N-alkil (ClBNR)3 yang
dapat diubah menjadi (HBNR)3 yang dilakukan dengan Na[BH4]
Borazin adalah suatu cairan tak berwarna (TL = 215K, TD = 328K)
dengan bau aromatis dan sifat-sifat fisika yang mirip dengan sifat-sifat fisika
benzen. Jarak B N di dalam cincin planar B3N3 adalah sama (144 pm) dan
mendekati jarak dalam bentuk lapisan BN. Hal ini konsisten dengan substansi
delokalisasi (tetapi tidak lengkap) dari pasangan N bebas di sekitar cincin.
Struktur ini memberikan satu bentuk resonansi borazin yang analog dengan
struktur Kekule untuk benzen. Meskipun distribusi muatan formal merupakan
pertimbangan elektronegatifitas relatif dari B (X P = 2,0) dan N (X P = 3,0)
menunjukkan bahwa B bersifat rentan terhadap serangan nukleofil sementara N
menarik elektrofil. Maka reaktifitas borazin sangat berlawanan dengan reaktifitas
benzen, walaupun harus diingat bahwa C6H6 bersifat inert secara kinetik terhadap
addisi HCl dan H2O. Di bawah ini adalah representasi reaksi-reaksi dari borazin
dimana penulisan rumus molekul menunjukkan sifat dari substituen B- atau N-,
misalnya, (ClHBNH2) mengandung Cl yang tercantel pada B.
(HBNH)3 + 3 HCl (ClHBNH2)3 reaksi addisi
68
I. Dari Aluminium ke Tallium: garam-garam dari asam-asam okso, kimia
larutan aqueous dan kompleks
Garam-garam okso Al yang larut dan paling penting adalah
Al2(SO4)3.16H2O dan garam rangkap sulfat MAl(SO4)2.12H2O (alum). Dalam
alum, M+ biasanya adalah K+, Rb+, Cs+, atau [NH4]+, tetapi senyawa-senyawa dari
Li+, Na+, dan Tl+ juga ditemukan. Al3+ dapat digantikan oleh ion M+3 lainnya, tetapi
ukurannya harus sebanding dan logam yang mungkin adalah Ga, In (tidak Tl), Ti,
V, Cr, Mn, Fe, dan Co. Ion sulfat dalam alum dapat digantikan oleh [SeO4]2-. Di
alam, alum terdapat dalam bentuk serpihan-serpihan alum, tetapi dikenal baik
dalam eksperimen pertumbuhan kristal, seperti kristal karakteristik oktahedral
yang cantik dalam KAl(SO4)2.12H2O yang tak berwarna atau dalam
KFe(SO4)2.12H2O yang berwarna ungu. Warna ungu ini disebabkan oleh adanya
ion [Fe(H2O)6]3+ dan dalam semua alum, ion M3+ terkoordinasi secara oktahedral
dengan enam ligand air. Sisa molekul air terbungkus pada kisi kristal oleh ikatan
hidrogen dan menghubungkan kation-kation terhidrasi ke anion-anion. Aluminium
sulfat digunakan dalam pemurnian air untuk mengikat/mengeluarkan fosfat dan
zat-zat koloidal. Koagulasi dapat terjadi karena adanya kation bermuatan besar
seperti Al3+. Pemasukan garam-garam Al ke dalam tubuh manusia diduga dapat
menyebabkan penyakit Alzeimer.
J. Borida Logam
Padatan borida-borida logam mempunyai karakteristik: sangat keras, tidak
volatil, TL tinggi, dan merupakan material yang inert secara kimia. Senyawa-
senyawa ini penting dalam dunia industri dan digunakan sebagai material
refraktori, dalam kerucut roket, dan dalam mata pisau turbin, karena komponen-
komponen ini harus tahan terhadap tekanan, kejutan (shock) dan temperatur
tinggi. Cara-cara pembuatan borida logam sangat bervariasi, tergantung pada
strukturnya. Beberapa diantaranya dapat dibuat dengan cara penggabungan
langsung unsur-unsurnya pada temperatur tinggi dan yang lainnya dapat dibuat
dari oksida-oksida logamnya
boron karbida/karbon,
Eu2O3 EuB6
Na,
TiO2 + B2O3 TiB2
Borida logam bisa berupa boron atau material yang kaya boron, tapi secara umum
meliputi keluarga MB3, MB4, MB6, MB10, MB12, M2B5, dan M3B4 (kaya B), dan
M3B, M4B, M5B, M3B2, dan M7B3 (kaya M). Penelitian yang menarik dalam
borida logam telah dimulai sejak tahun 2001, sejak ditemukannya bahwa MgB2
mempunyai sifat semikonduktor dengan temperatur kritis, Tc = 39K
1. Boron Hidrida
Pioner Alfred Stock, yang bekerja antara tahun 1912 dan 1936
mengungkapkan bahwa boron dapat terbentuk dalam sejumlah hidrida dengan
nuklearitas yang bervariasi. Sejak awal studi, terjadi peningkatan yang besar akan
jumlah boron hidrida baik netral maupun ionik yang telah ditemukan.
Berikut ini adalah pembagian cluster boran yang kini telah dikenal baik.
69
Dalam satu closo-cluster, atom-atom membentuk satu sangkar deltahedral
tertutup dengan rumus umum [BnHn]2-, misalnya, [B6H6]2-
Dalam satu nido-cluster, atom-atom membentuk satu sangkar terbuka yang
diturunkan dari deltahedral tertutup dengan satu puncaknya kosong, yang
rumus umumnya adalah BnHn + 4, [BnHn + 3]-, contohnya, B5H9, [B5H8]-
Dalam arachno-cluster atom-atom membentuk satu sangkar terbuka yang
diturunkan dari deltahedral tertutup dengan dua puncaknya kosong, yang
rumus umumnya adalah BnHn + 6, [BnHn + 5]-, contohnya, B4H10, [B4H9]-
Dalam hypho-cluster atom-atom membentuk satu sangkar terbuka yang
diturunkan dari deltahedral tertutup dengan tiga puncaknya kosong, yang
rumus umumnya adalah BnHn + 8, [BnHn + 7]-, Klass ini adalah golongan
yang miskin senyawa
Dalam satu conjuncto-cluster terdapat dua atau lebih sangkar yang
terhubung bersama-sama melalui atom yang digunakan bersama, satu
ikatan luar, sisi yang digunakan bersama atau permukaan bersama,
contohnya, {B5H8}2
Suatu deltahedral adalah satu polyhedral yang memiliki hanya permukaan
triangular, misalnya, suatu octahedral.
Pada suatu waktu, terjadi keinginan yang kuat untuk menggunakan boron
hidrida sebagai bahan bakar energi tinggi, tetapi dalam prakteknya, ternyata sulit
melakukan pembakaran yang sempurna dari B2O3 dan polimer yang tak volatil
cenderung menghalangi saluran pembuangan.
Boran yang lebih tinggi dapat dibuat dengan pirolisis terkontrol B2H6
dalam fase uap. Piroisis B2H6 di dalam reaktor panas-dingin, yaitu reaktor yang
memiliki suatu interface antara dua bagian dari temperatur yang ekstrim,
menghasilkan B4H10, B5H11,
dengan cara pemanasan B2H6 pada temperatur 453 490K dibawah kondisi
statis.Metode ini diakhiri oleh interkonversi dari satu boran menjadi boran yang
lain. Reaksi antara B2H6 dan Na[BH4] menghasilkan Na[B3H8] yang mengandung
ion [B3H8]-. 363K dalam diglyme
B2H6 + Na[BH4] Na[B3H8] + H2
Ion ini adalah merupakan prekursor yang baik untuk B4H10, B5H9, dan [B6H6]2-
4 Na[B3H8] + 4 HCl 3 B4H10
-H2
5 [B3H8] + 5 HBr 5 [B3H7Br] 3 B5H9 + 4 H2 + 5 Br-
- -
70
Dimulai dari Na[B3H8] yang dibuat in situ, perbandingan molar dari [B6H6]2- :
[B10H10]2- : [B12H12]2- dari kombinasi reaksi-reaksi di atas adalah 2 : 1 : 15
Untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi dapat dilakukan dengan cara mengubah
sintesis in situ dari Na[B3H8] ke dalam reaksi
373K dalam diglyme
5Na[BH4] + 4Et2O.BF3 2Na[B3H8] + 2H2 + 3Na[BF4] + 4Et2O
tetapi proses yang sama tidak bisa diaplikasikan untuk mengekstraksi Pb dari
mineral sulfidanya, karena fG0(CS2, g) adalah +67 kJ mol-1; secara
termodinamika proses dapat berjalan pada temperatur tinggi dengan reaksi:
3. Halida Sn
Timah tetrafluorida, SnF4 (yang membentuk kristal higroskopis) dapat
dibuat dari SnCl4 dan HF. Pada temperatur 298K, SnF4 adalah merupakan suatu
padatan berwarna putih dan memiliki struktur lembaran dengan atom-atom Sn
yang oktahedral. Pada 978K, SnF4 menyublim menghasilkan uap yang
mengandung molekul-molekul tetrahedral. Secara termal, SnF4 stabil, tetapi PbF4
(yang memiliki struktur padatan yang sama) terurai menjadi PbF2 dan F2 bila
dipanaskan. Oleh karena itu, PbF4 harus dibuat dengan cara mereaksikan F2 atau
fluorida-fluorida halogen dengan senyawa-senyawa Pb.
Timah(II) fluorida larut dalam air dan dapat dibuat di dalam media
aqueous. Sebaliknya, PbF2 hanya sedikit larut dalam air. Satu bentuk PbF2
mengadopsi kisi CaF2, sementara struktur padatan SnF2 terdiri dari cincin-cincin
puckered Sn4F8, 13.13,hal 364 dengan masing-masing Sn membentuk trigonal
pyramidal yang konsisten dengan adanya sepasang elektron bebas. Dalam struktur
13.12 dan 13.13, jembatan ikatan Sn F lebih panjang dari ikatan terminal, suatu
gambaran yang umum dalam struktur jenis ini. Banyak senyawa timah klorida
menunjukkan kecenderungan membentuk jembatan
F Sn F dalam keadaan padat.
Timah(IV) klorida, bromida, dan iodida dapat dibuat dengan
menggabungkan unsur-unsur yang berurutan dan mirip dengan analognya Si dan
Ge. Senyawa-senyawa dapat mengalami hidrolisis dan melepaskan HX, tetapi
hidratnya seperti SnCl4.4H2O dapat juga diisolasi. Reaksi antara Sn dan HCl
menghasilkan SnCl2 yang berupa padatan berwarna putih yang dapat terhidrolisis
71
oleh air secara parsial. Hidrat SnCl2.2H2O dapat diperoleh secara komersial dan
digunakan sebagai reduktor. Dalam keadaan padat, SnCl2 memiliki struktur
puckered berlapis, tetapi diskrit, molekul-molekul bengkok terdapat dalam fase
gas.
Halida-halida Sn(IV) adalah merupakan asam Lewis, kemampuannya
menerima ion-ion halida mengikuti urutan sebagai berikut: SnF4 > SnCl4 > SnBr4
> SnI4
dengan adanya HCl(aq)
2 KCl + SnCl4 K2[SnCl6]
Dengan cara yang sama, SnCl2 menerima Cl- menghasilkan trigonal piramidal
[SnCl3]-, tetapi keberadaan anioan diskrit di dalam keadaan padat adalah
tergantung pada kationnya. Ion [SnF5]- dapat diperoleh dari SnF4, tetapi dalam
keadaan padat, ion ini berbentuk polimer dengan atom-atom F jembatan dan Sn
pusat oktahedral. Atom-atom F jembatan secara mutual memberikan cis terhadapa
satu sama lain. Pembentukan jembatan dengan cara yang sama terobservasi dalam
garam-garam Na+ dari [Sn2F5]- dan [Sn3F10]4-, yang dapat dibuat dari reaksi antara
NaF dan SnF2 dalam larutan aqueous.
Pb tetraklorida dapat diperoleh sebagai suatu cairan seperti minyak dengan
reaksi antara H2SO4 pekat dingin dan [NH4]2[PbCl6]; yang mana senyawa terakhir
ini dibuat dengan cara melewatkan Cl2 melalui larutan jenuh PbCl2 d aqueous
alam NH4Cl. Kemudahan membuat [PbCl6]2- adalah satu contoh penemuan untuk
penstabilan bilangan oksidasi yang lebih tinggi dengan cara kompleksasi,
sebaliknya, PbCl4 dapat terhidrolisis oleh air dan terurai menjadi PbCl2 dan Cl2
bila dipanaskan dengan hati-hati. Halida-halida Pb(II) jauh lebih stabil dibanding
halida-halida Pb(IV) dan berupa kristal padatan pada 298K. Halida- halida ini
dapat diendapkan dengan cara mencampur larutan aqueous halida yang dapat larut
dan garam-garam Pb(II) yang dapat larut. Catatan, terdapat sedikit garam-garam
Pb(II) yang sangat larut dalam air.
Pb(NO3)2(aq) + 2 NaCl(aq) PbCl2(s) + 2 NaNO3(aq)
Pb(II) klorida bersifat jauh lebih larut di dalam asam klorida dibanding di dalam
air karena terjadi pembentukan [PbCl4]2-. Dalam keadaan padat, PbCl2 memiliki
struktur yang kompleks dengan sembilan Pb pusat yang terkoordinasi, tetapi PbF2
memiliki struktur fluorit. Diiodida yang berwarna kuning mengadopsi kisi CdI2.
Anion diskrit iodoplumbat seperti [Pb3I10]4-, [Pb7I22]8-, [Pb10I28]8-, dan
6-
[Pb5I16] sama seperti polimer iodoplumbat yang sesuai dapat dibuat dengan
reaksi PbI2 dan NaI dengan adanya kation-kation yang besar seperti
[R3N(CH2)4NR3]2+ (R = Me, nBu) atau [P(CH2Ph)4]+. Reaksi-reaksi dapat
dilakukan untuk menghasilkan produk khusus dengan cara memvariasikan
stoikiometri reaktan, kondisi reaksi, dan counter-ion. Dalam iodoplumbat-
iodoplumbat seperti ini, Pb(II) pusat bisa terdapat pada lingkungan oktahedral
atau bujur sangkar beralas piramida.
72
Sebaliknya, pembentukan PbO2 membutuhkan aksi dari reduktor sangat kuat
seperti alkalin hipoklorit pada senyawa-senyawa Pb(II). Pada pemanasan, PbO2
terurai menjadi PbO melalui suatu seri oksida-oksida lainnya.
566K 624K 647K 878K
PbO2 Pb12O19 Pb12O17 Pb3O4 PbO
Pada langkah terakhir dari seri di atas, kondisi reaksi lebih menyukai peruraian
Pb3O4, dan O2 yang terbentuk dibuang. Hal ini berlawanan dengan kondisi yang
digunakan membuat Pb3O4 dari PbO. Bila dibuat fresh, SnO2 dapat larut dalam
berbagai asam tetapi memunculkan sifat-sifat amfoter dan juga bereaksi dengan
alkali
SnO2 + 6 HCl 2 [H3O]+ + [SnCl6]2-
dan reaksi di bawah ini dapat terjadi dalam media alkalin kuat menghasilkan
stannat
SnO2 + 2 KOH + 2 H2O K2[Sn(OH)6]
5. Sulfida
Disulfida dari Sn menunjukkan gradasi sifat-sifat yang diharapkan seiring
naiknya karakter logam dari unsur-unsur. Pb(IV) adalah merupakan oksidator
73
yang sangat kuat untuk memunculkan S2-, sehingga PbS2 belum dikenal. Disulfida
Sn dapat diendapkan bila H2S dilewatkan ke dalam larutan asam dari senyawa
Sn(IV).
Sn membentuk sejumlah tiosianat yang mengandung anion-anion diskrit,
misalnya, Na4SnS6 terdiri dari ion tetrahedral [SnS4]4-, dan Na4Sn2S6 dan Na6Sn2S7
terdiri dari anion-anion:
Monosulfida Sn dan Pb semuanya dapat diperoleh dengan cara
pengendapan dari media aqueous. SnS adalah kristal dengan struktur yang sama
dengan struktur fosfor hitam. Pb(II) sulfida terdapat di alam sebagai galena dan
mengadopsi kisi NaCl. Pembentukannya sebagai endapan berwarna hitam (Ksp
10-30) dapat diobservasi dalam test kualitatif untuk H2S
Warna dan kelarutan PbS yang sangat rendah menyiratkan bahwa PbS tidak
benar-benar merupakan senyawa ionik. PbS murni adalah semikonduktor jenis-p
bila kaya-S dan menjadi jenis-n bila kaya-Pb. PbS menampakkan
fotokonduktifitas dan dapat diapplikasikan dalam sel-sel fotokonduktif, transistor,
dan photographic exposure meters.
6. Sn(V) nitrida
Timah(V) nitrida, Sn3N4, pertamakali diisolasi pada tahun 1999 dari reaksi
SnI4 dengan KNH2 dalam NH3 cair pada 243K diikuti oleh penguatan produk
padatan pada 573K. Sn3N4 mengadopsi struktur jenis-spinel, berhubungan dengan
struktur Si3N4-. Sn(V) nitrida adalah nitrida spinel pertama yang stabil dibawah
kondisi ambient.
74
BAB IV
Logam-logam Transisi
A. Pendahuluan
Logam-logam golongan IA dan IIA (logam-logam alkali dan alkali tanah)
adalah merupakan tipikal logam dalam sifat-sifatnya, tetapi logam-logam ini
bukan merupakan logam-logam yang pertama kali yang dikenal dan digunakan
manusia. Bila kita ditanya tentang logam yang penting, maka kemungkinan kita
akan menjawab besi, tembaga, emas, dan perak. Logam lain yang dengan cepat
kita ingat adalah nikel, kromium, dan platina; semua logam-logam yang telah
disebutkan adalah merupakan logam-logam transisi. Logam transisi dan alloynya
seperti baja, alnico, karbaloy, monel, brasso, perunggu, nikrom, perak Jerman, dan
banyak lagi lainnya yang sangat penting dalam aplikasi praktis dan dekoratif.
Logam transisi dapat diklasifikasikan ke dalam: unsur-unsur block-d,
lantanida atau unsur-unsur tanah jarang, dan aktinida. Unsur unsur golongan
IIB seperti seng, cadmium, dan raksa kadang-kadang tidak dimasukkan sebagai
logam-logam transisi. Jumlah unsur dalam klasifikasi ini sebanyak 58 (plus unsur-
unsur dengan nomor atom 104 dan seterusnya. Semua unsur tersebut adalah
logam dan umumnya menunjukkan tipikal sifat-sifat logam seperti kilap,
konduktifitas, opacity, ke-dapat-tempaan, dan ductility. Unsur-unsur ini memiliki
beberapa perbedaan karakter satu sama lain. Kebanyakan dari logam-logam ini
memiliki perbedaan pada bilangan oksidasi di dalam senyawa-senyawanya.
Sejumlah besar dari senyawa-senyawa tersebut memiliki warna dan banyak dari
senyawa tersebut memiliki sifat paramagnetik (tertarik ke medan magnit). Lebih
lanjut, logam-logam ini cenderung membentuk senyawa kompleks/koordinasi.
Kecenderungan ini disebabkan oleh ukuran ion-ionnya yang relatif kecil
dan bermuatan tinggi. Perbedaan sifat-sifat lainnya adalah multiple bilangan
oksidasi, senyawa atau ion berwarna, dan paramagnetisme yang kesemuanya ini
disebabkan oleh kulit d yang telah mulai terisi sebagian. Unsur besi, Fe dengan
konfigurasi elektron [Ar]4s23d6 menunjukkan bahwa orbital d telah terisi sebagian
oleh enam elektron (orbital d bisa memuat 10 elektron)
1. Skandium (Sc)
Terdapat dalam berbagai mineral dalam jumlah yang sedikit. Sumbernya
antara lain, thortveitite, (Sc, Y)2Si2O7, (mineral dalam jumlah sedikit, ditemukan
di Scandinavia dan Jepang). Bisa juga diekstraksi dari residu pada proses
Uranium. Penggunaan Sc sangat terbatas; logam ini merupakan komponen dari
lampu intensitas tinggi.
2. Titanium (Ti)
Sumber utamanya adalah mineral ilmenite (FeTiO3), dan juga terdapat
dalam tiga bentuk TiO2 (anatase, rutile, dan brookite), dan perovskite (CaTiO3).
Struktur anatase, rutile, dan brookite berbeda satu sama lain; kisi rutile adalah
75
berdasar pada susunan hcp dari ion-ion O2- dengan setengah dari lobang-lobang
oktahedral diisi oleh Ti(IV) pusat, sedangkan kisi anatase dan brookite
mengandung susunan ccp dari ion-ion O2- . Titanium juga dijumpai pada meteor
dan sampel batuan yang dibawa Apollo 17 yang mengandung 12% Ti.
Atau bisa juga dengan alternatif lain, yaitu dengan menggunakan leburan natrium
sebagai reduktor
TiCl(g) + 4Na(l) Ti(s) + 4NaCl(s)
Dalam kedua cara di atas, titanium padat dicuci dengan air untuk
menghilangkan garam klorida. Kemudian logam Ti ditekan (dipress) ke dalam
bentuk suatu elektroda dan dileburkan serta didinginkan dibawah tekanan tinggi.
Hal ini berguna untuk pemurnian secara elektrolitik.
Tingginya harga titanium disebabkan oleh kebutuhan akan magnesium
atau natrium. Untuk menurunkan harga, maka dapat dilakukan dengan cara
memproduksi TiI4, bukan TiCl4 pada langkah pertama proses, yaitu dengan
mereaksikannya dengan I2 bukan Cl2.TiI4 dapat diuraikan secara langsung menjadi
titanium, sehingga penggunaan magnesium atau natrium tidak diperlukan. Dengan
cara ini, kristal titanium yang sangat murni dapat diperoleh dengan cara
dekomposisi TiI4 pada filament listrik, yang dikenal sebagai proses van Arkel.
Elektrolit yang digunakan pada pemurnian titanium secara elektrolitik
adalah natrium klorida yang mengandung TiCl2. Larutan adalah berupa liquid
pada temperatur operasi 8500C. Titanium yang tak murni dioksidasi menjadi Ti2+
pada anoda dan kemudian diredeposisi sebagai logam murni pada katoda.
Potensial sel yang digunakan adalah 0,3 sampai 2,5 V. Kemurnian logam
76
tergantung pada sejumlah faktor termasuk penggunaan potensial, rancangan sel,
kecepatan deposisi (arus listrik), dan komposisi elektrolit.
Logam titanium bersifat tahan korosi pada temperatur ambient, ringan dan
kuat sehingga dapat digunakan sebagai komponen yang berharga dalam produksi
alloy, misalnya, pada pembuatan pesawat terbang. Dalam magnet superkonduktif
(digunakan dalam peralatan MRI) yang mengandung konduktor multicore NbTi.
3. Vanadium (V)
Terdapat dalam mineral-mineral vanadinite, (Pb5(VO4)3Cl, carnonite,
(K2(UO2)2(VO4)2.3H2O, roscoelite, (mika yang mengandung vanadium), dan
polisulfida patronite, (VS4). Juga terdapat dalam batuan fosfat dan dalam
beberapa minyak mentah.
4. Kromium (Cr)
Sumber utamanya adalah mineral chromite, (FeCr2O4) yang mempunyai struktur
normal spinel.
Ekstraksi
Untuk menghasilkan logam Cr, chromite dipekatkan dengan Na2CO3 dengan
adanya udara sehingga diperoleh Na2CrO4 yang larut dalam air dan Fe2O3 yang
tidak larut.
4 FeCr2O4 + 8 Na2CO3 + 7 O2 8 Na2CrO4 + 2 Fe2O3 + 8 CO2
Ekstraksi dengan air ini diikuti oleh pengasaman dengan H2SO4 dan menghasilkan
larutan darimana Na2Cr2O7 dapat dikristalisasi. Persamaan-persamaan reaksi di
bawah ini menunjukkan dua langkah terakhir pada produksi logam Cr
Na2Cr2O7 + 2 C Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2 Al Al2O3 + 2 Cr
Pada produksi ferrokromium untuk industri baja, kromit direduksi dengan karbon;
baja stainless diperkaya dengan Cr yang berguna untuk meningkatkan resistensi
terhadap korosi. Resistensinya terhadap korosi menyebabkan logam ini digunakan
secara luas sebagai lapisan pelindung (chromium plating); logam didepositkan
77
oleh elektrolisis Cr2(SO4)3 aqueous yang dihasilkan dari pelarutan Cr2O3 dalam
asam sulfat.
Setelah industri baja, konsumen kedua utama dari krom adalah industri kimia
(25%). Penggunaan logam ini adalah untuk pembuatan pigment (krom kuning),
untuk menyamak kulit, mordant, katalis, dan oksidator. Kromit digunakan sebagai
material refraktori, misalnya, dalam refraktori batu bata dan lapisan tanur.
Senyawa senyawa kromium bersifat toksik; kromat bersifat korosif terhadap kulit.
5. Mangaan (Mn)
Di alam, mangaan terdapat dalam beberapa mineral oksida dan sumber utamanya
adalah pyrolusite, (-MnO2). Di dasar lautan telah ditemukan nodul-nodul logam
yang mengandung hingga 24% Mn. Afrika Selatan dan Ukraina adalah merupakan
negara-negara yang memiliki deposit alam mangaan terbesar di dunia, masing-
masing 80% dan 10%. Pada masa kini telah dilakukan juga sedikit daur ulang
untuk mangaan.
Ekstraksi
Produksi logam mangaan dilakukan dengan cara elektrolisis larutan MnSO4.
Kegunaan utama dari unsur mangaan adalah pada industria baja. Pyrolusit
dicampur dengan Fe2O3 dan kemudian direduksi dengan arang menghasilkan
ferromangaan (80% Mn). Hampir semua baja mengandung Mn; baja dengan
kandungan Mn yang tinggi (hingga 12%) memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap kejutan, tahan lama dan cocok untuk mesin-mesin penggilas,
penggrinding, dan ekskavator.
Mn(IV)oksida digunakan dalam sel batere kering. Dalam sel Le Clanche
(sel asam); dalam versi batere tahan lama alkalin, NaOH atau KOH
menggantikan NH4Cl. KMnO4 adalah merupakan oksidator kuat sehingga
menjadikannya sebagai bahan kimia yang penting.
6. Besi (Fe)
Sumber utamanya adalah mineral haematite, (-Fe2O3), magnetite, (Fe3O4),
siderite, (FeCO3), goethite, (-Fe(O)OH), lepidocrocite, (-Fe(O)OH), pyrite,
(FeS2), dan chalcopyrite, (CuFeS2), taconite, mengandung semua mineral-mineral
besi lainnya, umumnya berwarna hijau, menunjukkan kekuatan sifat magnetik,
dan grade-nya relatif rendah karena adanya jumlah silika yang signifikan, yang
seharusnya dipisahkan pada penambangan.
Eksraksi
Dalam bentuk murni, besi adalah merupakan logam yang lunak dan hampir tidak
mempunyai kegunaan sama sekali. Tetapi alloynya, khususnya baja, adalah
merupakan faktor yang sangat penting dalam peradaban industri. Mineral besi
yang biasanya mengandung SiO2 yang sebanding dan pengotor silikat,
dimasukkan ke dalam tanur pembakaran bersama dengan limestone, (CaCO3) dan
batubara. Karbon dihasilkan dari pemanasan karbon lunak tanpa udara dan
menghasilkan karbon dan debu karbon padat. Bunyi hembusan udara panas pada
dasar tanur terjadi pada temperatur hingga 13000C ketika karbon terbakar.
78
Karbon monooksida yang terbentuk ini secara progressif mereduksi oksida-oksida
besi ke bentuk oksida-oksida yang lebih rendah dan akhirnya menjadi logam
3 Fe2O3(s) + CO(g) 2Fe3O4(s) + CO2(g)
Fe3O4(s) + CO(g) 3 FeO(s) + CO2(g)
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
Kerak ini kurang kental dibanding leburan besi dan mengambang pada bagian
atasnya. Selama proses, kerak ini ditampung, sebagian darinya tertiup dengan
udara membentuk benang-benang halus, insulator tak bisa terbakar yang dikenal
sebagai wool batu.
Besi yang dihasilkan dari tanur pembakaran disebut cast iron atau pig iron,
yang mengandung pengotor sebagai berikut:
C=2,0 4,5 % , Si=0,7 3,0 %, S=0,1 0,3 %, P=0 - 3,0 %, Mn=0,2 1,0 %.
Akibat adanya pengotor-pengotor ini, pig iron bersifat rapuh dan hanya cocok
untuk memproduksi besi tuang yang tidak tahan terhadap kejutan. Reduksi
kandungan karbon menjadi 0,05 2,0 % dan penghilangan hampir semua
pengotor non-logam lainnya menghasilkan baja, yaitu alloy dengan kualitas yang
lebih diinginkan tentang fleksibilitas, kekerasan, kekuatan, dan ke-dapat-
tempaannya. Dan ini normalnya dapat dicapai dalam suatu tungku pembakaran,
yang terdiri dari kutub dangkal dari leburan besi yang dipanaskan oleh nyala gas
di atas permukaan. Tungku pembakaran dihubungkan dengan magnesium oksida
atau campuran magnesium dengan oksida-oksida kalsium. Oksida-oksida besi
yang cukup ditambahkan untuk mengoksidasi belerang, fosfor, dan sebagian besar
karbon.
7. Kobalt (Co)
Sumber utamanya adalah sejumlah mineral sulfida dan arsenida termasuk
cobaltite, (CoAsS) dan skutterudite, (Co,Ni)As3 yang mengandung unit-unit As4-
planar. Produksi logam kobalt umumnya mengandalkan kepada fakta bahwa Co
sering terdapat dalam mineral-mineral logam-logam lainnya (misalnya, Ni, Cu,
dan Ag) dan proses akhir meliputi reduksi Co3O4 dengan Al atau C yang diikuti
oleh electrolytic refining.
8. Nikel (Ni)
79
Sumber utamanya adalah mineral-mineral sulfida dan arsenida, seperti
pentlandite, (Ni,Fe)9S8.
Ekstraksi
Ekstraksi logam Ni dapat dilakukan dengan cara pembakaran mineralnya di udara
yang akan menghasilkan nikel oksida yang kemudian direduksi dengan
menggunakan karbon untuk menghasilkan logam Ni. Kemudian logam direfining
secara elektrolisis atau dengan cara pengubahan menjadi Ni(CO)4 lalu diikuti oleh
peruraian termal
323K
Ni + 4 CO Ni(CO)4
423-573K
Proses ini adalah proses Mond yang didasarkan pada fakta bahwa Ni membentuk
derivatif karbonil lebih cepat dibanding logam lainnya.
9. Tembaga (Cu)
Sumber utamanya adalah chalcopyrite, (CuFeS2) ( 80 % dari produksi dunia),
chalcanthite, (CuSO4.5H2O), atacamite, (Cu2Cl(OH)3), cuprite, (Cu2O), dan
malachite, (Cu2(OH)2CO3)
Ekstraksi
Tembaga adalah suatu logam yang menarik (attractive), berwarna kemerah-
merahan, dan tahan lama (dapat digunakan dalam jangka waktu panjang).
Tembaga memiliki daya hantar panas dan listrik kedua setelah perak. Perunggu,
brasso, dan alloy-alloynya yang lain adalah material yang telah lama digunakan
sejak lama. Tembaga terdapat dalam dua kelas mineral yang penting, yaitu: (1)
mineral-mineral sulfida, seperti CuFeS2, Cu3FeS3, dan Cu2S, (2) mineral-mineral
oksida, seperti CuO, Cu2(OH)2CO3, dan Cu3(OH)2(CO3)2. Mineral tembaga yang
diperoleh sekarang ini terutama adalah dari tingkatan yang rendah, yang
mengandung sejumlah proporsi pasir dan batu atau gangue. Langkah pertama
pada produksi logam tembaga adalah pembakaran mineral chalcopyrite dalam
supply udara yang terbatas yang menghasilkan Cu2S dan FeO; yang kemudian
FeO dipisahkan dengan cara menambahkan silika untuk membentuk slag dan
Cu2S diubah menjadi Cu dengan reaksi:
Cu2S + O2 2 Cu + SO2
80
Ekstraksi logam seng dari mineralnya ZnS meliputi pembakaran di udara yang
menghasilkan ZnO lalu diikuti oleh reduksi dengan menggunakan karbon. Oleh
karena seng lebih volatil dibanding kebanyakan logam (TD = 1180K), sehingga
seng dapat dipisahkan dengan cara rapid chilling (untuk mencegah reaksi balik)
dan dimurnikan dengan cara destilasi atau elektrolisis.
-sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu
mor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29
ampakan fisik logam lunak; pu- keras; lunak; keras; keras; agak lu- keras; keras; da- dapat di-
ni tih-perak; perak ber- ductile; biru-putih biru-perak nak; dapat brittle; pat ditem- tempa dan
tarnish di kilau putih berkilau ditempa; biru-putih pa,ductile; ductile;
udara cemerlang putih ce- kemilau abu-abu- keme-
merlang putih rahaan
k lebur (TL)/K 1814 1941 2183 2180 1519 1811 1768 1728 1358
k didih (TD)/K 3104 3560 3650 2945 2235 3023 3143 3005 2840
lpi atomisasi,
o
(298K)/kJ mol-1 378 470 514 397 283 418 428 430 338
jari logam, rlogam/pm 164 147 135 129 137 126 125 125 128
Sifat-sifat Fisik
Hampir semua logam-logam block-d mempunyai sifat keras, ductile dan
dapat ditempa, dengan daya hantar panas dan listrik yang tinggi. Pada temperatur
kamar, logam-logam ini memiliki satu dari type struktur logam, kecuali Mn, Zn,
Cd, dan Hg. Jari-jari logam (rlogam) untuk koordinasi-12 adalah jauh lebih kecil
81
dibanding jari-jari logam block-s dengan nomor atom yang setara. Gambar di
bawah ini juga menunjukkan bahwa harga rlogam:
menunjukkan sedikit variasi dalam satu deret block-d
lebih besar untuk logam-logam deret kedua dan ketiga dibanding logam-logam
deret pertama
adalah sama untuk logam-logam deret kedua dan ketiga dalam satu triade
tertentu
Logam-logam block-d jauh lebih keras dan kurang volatil dibanding
logam-logam block-s. Logam-logam deret kedua dan ketiga umumnya memiliki
entalpi atomisasi yang lebih besar dibanding unsur-unsur yang setara pada deret
pertama, dan ini merupakan faktor yang substansial dalam memahami sejauh
mana terjadinya ikatan logam logam di dalam senyawa logam-logam block-d
yang lebih berat dibandingkan dengan logam-logam deret pertama. Secara umum,
gambar di atas menunjukkan bahwa logam-logam yang berada di tengah block-d
memiliki harga aHo(298K) yang lebih tinggi dibandingkan logam-logam sebelum
atau sesudahnya. Tetapi, satu hal harus diperhatikan dalam membandingkan
logam-logam dengan jenis struktur yang berbeda dan secara khusus berlaku untuk
Mn.
Energi ionisasi pertama (IE1) logam-logam bock-d dalam satu periode
adalah lebih tinggi dibanding (IE1) logam-logam block-s. Dalam satu periode dari
K ke Kr, dari Rb ke Xe, dan dari Cs ke Rn, variasi harga IE1 untuk unsur-unsur
block-d adalah kecil dan jauh lebih besar diantara unsur-unsur block-s dan block-
p. Dalam tiap-tiap periode, secara keseluruhan, kecenderungan energi ionisasi
untuk logam-logam block-d meningkat, tetapi banyak variasi-variasi kecil terjadi.
Perbandingan kimia antara logam-logam block-s dan block-d menunjukkan
kekompleksan oleh sejumlah faktor yang terlibat. Maka, semua logam-logam 3d
memiliki harga IE1 dan IE2 lebih besar dibanding harga IE1 dan IE2 untuk kalsium,
dan semuanya memiliki harga aHo yang lebih tinggi kecuali seng; faktor-faktor
ini membuat logam-logam kurang reaktif dibanding kalsium. Tetapi, oleh karena
semua ion-ion M2+ dari logam-logam 3d yang dikenal lebih kecil dibanding Ca2+,
pengaruh energi kisi dan energi solvasi lebih kecil untuk ion-ion logam 3d. Pada
prakteknya, dalam pembentukan spesies yang mengandung ion-ion M2+, semua
logam 3d kurang reaktif secara termodinamika dibanding kalsium, dan hal ini
sesuai dengan potensial reduksi standard seperti dalam tabel di bawah ini:
Harga-harga Potensial Reduksi Standard (298K) untuk beberapa logam pada
periode pertama dapat dilihat pada tabel di bawah ini; konsentrasi tiap larutan
aqueous = 1 mol dm-3
82
Zn2+(aq) + 2e- == Zn(s) -0,76
Tetapi, interpretasi tentang kimia yang diamati yang didasarkan pada data Eo tidak
selalu langsung, oleh karena pembentukan lapisan film tipis oksida logam pada
permukaan sering menyebabkan logam menjadi kurang reaktif dibanding yang
diharapkan. Beberapa logam block-d adalah merupakan reduktor yang sangat
kuat, misalnya, Eo untuk pasangan Sc3+/Sc (-2,08V) adalah lebih negatif dibanding
pasangan Al3+/Al (-1,66 V)
Reaktifitas Logam-logam
Secara umum, logam-logam bersifat agak reaktif dan bergabung
menghasilkan senyawa-senyawa biner bila dipanaskan dengan dioksigen,
belerang, atau halogen misalnya, reaksi;
Os + 2 O2 OsO4
Fe + S FeS
V + n/2 X2 VXn
yang mana stoikiometri hasil reaksi sebagian tergantung pada adanya keadaan
oksidasi. Kombinasi dengan H2, B, atau N2 dapat menghasilkan hidrida
interstisial, borida, karbida, atau nitrida.
Kebanyakan logam-logam block-d pada termodinamika dasar
menghasilkan H2 dengan asam-asam, tetapi pada prakteknya, banyak dari logam-
logam ini tidak menghasilkan H2 karena logam-logam tersebut mengalami
passifasi oleh lapisan film tipis berupa oksida pada permukaan logam atau karena
menghasilkan dihidrogen overpotensial tinggi, atau bisa keduanya. Bahkan perak,
emas, dan raksa dari aspek termodinamika adalah merupakan logam-logam yang
kurang reaktif. Sebagai contoh, emas tidak bisa dioksidasi oleh O2 atmosfir atau
diserang oleh asam-asam, kecuali oleh aqua regia (campuran HCl pekat dan
HNO3 pekat dengan perbandingan 3 : 1)
D. Sifat-sifat Khas
Warna
Warna senyawa-senyawa logam block-d adalah gambaran kharakteristik
dari spesies dengan konfigurasi elektronik dasar diluar d0 dan d10. Contohnya,
[Cr(H2O)6]2+ berwarna biru, [Mn(H2O)6]2+ berwarna sangat pink pucat,
[Co(H2O)6]2+ berwarna pink, [MnO4]- berwarna ungu dongker dan [CoCl4]2-
berwarna biru gelap. Sebaliknya, garam-garam Sc(III) (d0) atau Zn(II) (d10 tidak
berwarna. Fakta bahwa banyak warna-warna yang teramati dalam intensitas yang
rendah adalah konsisten dengan warna yang berasal dari transisi elektron d d.
Warna pucat menunjukkan bahwa probabilitas terjadinya transisi adalah rendah.
Tabel di bawah ini menunjukkan hubungan antara panjang gelombang cahaya
terabsorbsi dan warna yang terobservasi.
Bagian visibel dari spektrum elektromagnetik
Warna Approksimasi Bilangan Warna cahaya yang
83
cahaya range panjang gelombang yang ditransmissikan, warna
yang gelombang/nm sesuai komplementary dari
diabsorbsi (harga cahaya yang diabsorbsi
approksimasi/ cm-1
Merah 700 620 14300 16100 Hijau
Orange 620 580 16100 17200 Biru
Kuning 580 560 17200 17900 Violet
Hijau 560 490 17900 20400 Merah
Biru 490 430 20400 23250 Orange
Violet 430 389 23250 26300 Kuning
Intensitas warna dari spesies seperti [MnO4]- terjadi karena absorbsi atau emisi
transfer muatan dan fenomena ini tidak berhubungan dengan reaktifitas dan
sering lebih intense dibanding transisi elektron antara orbital-orbital d yang
berbeda.
Paramagnetisme
Magnetisme adalah fenomena yang umum terdapat pada semua jenis zat.
Terdapat beberapa jenis magnetisme yang berbeda dan yang paling terkenal dan
sangat kuat adalah ferromagnetisme yang banyak diaplikasikan pada magnet
ladam kuda, magnet dalam motor listrik, dan lain-lain. Ini adalah bentuk yang
kompleks dari magnetisme yang melibatkan domain (daerah) ion-ion magnetik
yang mempunyai orientasi dalam arah yang sama. Bentuk lain dari magnetisme
disebut diamagnetik, yang juga dimiliki semua zat.
Diamagnetisme terjadi karena adanya tingkatan kecil dari magnetisme
yang diinduksi bila zat ditempatkan dekat kutub magnit. Oleh karena induksi
polaritas adalah sama pada kutub magnit yang diinduksi, hal ini menyebabkan
terjadinya tolakan yang lemah oleh zat terhadap medan magnit. Diamagnetisme
merupakan sifat yang disebabkan oleh pengaruh yang sangat lemah, kira-kira 10-12
dari kekuatan ferromagnetisme. Pengaruh dalam kategori intermediate antara
ferromagnetisme dan diamagnetisme adalah paramagnetisme, yang terjadi karena
adanya elektron-elektron tak berpasangan di dalam suatu zat dengan orientasi spin
random. Berbeda dari zat yang hanya memiliki sifat diamagnetik, zat-zat
paramagnetik dapat ditarik oleh medan magnit.
Secara klasik, kita dapat memandang elektron sebagai suatu massa
bermuatan yang sangat kecil sekali dan mempunyai spin pada satu aksis dan
bergerak sangat dekat sekali di sekitar inti. Tiap gerakan dari suatu objek
bermuatan akan menghasilkan momen magnetik, dan total momen magnetik dari
elektron adalah merupakan penjumlahan dari momen spin dan momen orbital.
Tetapi, pengaruh dari momen orbital cenderung dipadamkan sebagai akibat
adanya interaksi dengan atom-atom atau ion-ion tetangga, dan momen magnetik
satu elektron biasanya dapat dianggap berasal dari sudut pandang hanya spin.
Perlu diingat kembali tentang struktur atom yang memiliki dua elektron
yang dapat diakomodasikan dalam satu orbital tunggal sepanjang kedua elektron
mempunyai harga-harga bilangan kuantum spin yang berbeda, ms = 1/2. Artinya,
satu elektron mempunyai ms sama dengan + 1/2 dan yang lain mempunyai ms sama
dengan . Kedua harga ms ini adalah equivalen dengan spin elektron dalam arah
yang berlawanan dan umumnya, dikatakan bahwa elektron-elektron memiliki
84
pasangan spinnya. Dalam diagram energi, elektron ditunjukkan sebagai tanda
panah dan kedua harga ms direpresentasikan oleh kedua arah tanda panah.
Elektron-elektron dengan spin seperti ini mirip dengan orientasi batang magnit
dalam arah yang berlawanan, yang mana masing-masing saling menghilangkan
pengaruh satu sama lain. Maka paramagnetisme di dalam suatu zat tergantung
pada kepemilikan satu atau lebih orbital yang mengandung suatu elektron tak
berpasangan. Keadaan seperti ini biasa terdapat pada kimia logam transisi, dimana
terdapat orbital-orbital d yang terisi sebagian.
Paramagnetisme dapat diukur dengan cara menentukan seberapa kuat
sampel tertarik ke medan magnit. Semakin banyak elektron tak berpasangan
dalam suatu sampel dengan massa tertentu, maka semakin kuat pengaruh yang
ditimbulkan. Instrumen yang digunakan untuk pengukuran ini adalah timbangan
Gouy. Perbedaan massa sampel yang diukur dengan elektromagnit pada saat off
dan on dapat ditentukan, dari mana dapat dihitung jumlah elektron tak
berpasangan dari tiap ion. Secara umum senyawa-senyawa logam block-d
mempunyai sifat paramagnetik dan ini disebabkan oleh adanya elektron-elektron
tak berpasangan. Fenomena ini dapat diinvestigasi menggunakan spektroskopi
ESR (electron spin resonance). Kekuatan sifat megnetiknya tergantung pada
banyaknya elektron tak berpasangan.
Pembentukan Kompleks
Ion-ion logam block-d dapat membentuk kompleks dengan cepat dan
sering diikuti oleh perubahan warna dan kadang-kadang perubahan intensitas
warna. Persamaan reaksi di bawah ini menunjukkan pengaruh dari penambahan
HCl pekat ke dalam larutan aqueous ion kobalt(II)
[Co(H2O)6]2+ + 4 Cl- [CoCl4]2- + 6 H2O
Pink pucat biru dongker
Bilangan Oksidasi
Terjadinya variasi bilangan oksidasi dan sering terjadinya interkonversi
diantara variasi-variasi tersebut adalah merupakan karakteristik dari kebanyakan
logam-logam block-d; kecuali dalam kelompok 3 dan 12. Perbandingan antara
bilangan oksidasi yang terdapat pada logam tertentu dan konfigurasi elektronik
adalah bersifat instruktif. Seperti yang diharapkan, logam-logam yang
menunjukkan sejumlah besar perbedaan bilangan oksidasi terjadi pada deret
tengah block-d atau yang didekatnya. Ada dua hal yang harus menjadi perhatian
(digambarkan oleh senyawa-senyawa logam block-d dan block-f) dan harus
dibuat:
Bilangan oksidasi yang muncul dihasilkan dari rumus molekul atau rumus
empiris kemungkinan misleading, misalnya, LaI2 adalah suatu logam konduktor
dan cara terbaik untuk merumuskannya adalah sebagai La3+(I-)2(e-), dan MoCl2
mengandung unit-unit cluster logam dengan ikatan logam logam dan secara
formal adalah [Mo6Cl8]4+(Cl-)4. Sesungguhnya, pembentukan ikatan logam
logam menjadi lebih penting untuk logam-logam yang lebih berat.
85
Terdapat banyak senyawa logam yang tidak mungkin memberikan bilangan
oksidasi yang tidak ambigu, misalnya, dalam kompleks [Ti(bpy)3]n- (n = 0, 1, 2),
terdapat bukti bahwa muatan negatif terlokalisasi pada ligand bpy, bukan pada
logam pusat dan dalam kompleks nitrosil, ligand NO bisa mendonasikan satu atau
tiga elektron.
Konfigurasi Elektron
Untuk aproksimasi pertama, konfigurasi elektron keadaan dasar yang
teramati untuk atom logam-logam block-d deret pertama, kedua, dan ketiga adalah
berhubungan dengan pengisian elektron pada orbital-orbital atom 3d, 4d, dan 5d.
Namun demikian, terdapat sedikit deviasi pada pola ini, misalnya, pada deret
pertama, konfigurasi elektron keadaan dasar dari Cr adalah [Ar]4s13d5 bukan
[Ar]4s23d4. Deviasi ini terjadi karena adanya perbedaan energi antara orbital atom
3d dan 4s ketika muatan inti adalah 24 (nomor atom Cr) dan energi interaksi antar
elektron untuk tiap-tiap konfigurasi [Ar]4s13d5 dan [Ar]4s23d4. Secara umum,
konfigurasi elektron ion M2+ dan M3+ dari logam-logam block-d deret pertama
adalah [Ar]3dn sehingga perbedaan kimia dari logam-logam ini sebagian besar
adalah sebagai konsekuensi dari urutan pengisian orbital 3d.
Satu poin yang penting yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa atom-
atom logam block-d adalah merupakan spesies dengan banyak elektron, sehingga
ketika mendiskusikan, misalnya, fungsi distribusi radial dari orbital atom nd maka
acuannya adalah atom-atom seperti hidrogen, dan oleh karena itu, diskusi tentang
hal ini benar-benar aproksimasi.
86
Mangaan (Mn)
Kegunaan utama logam ini adalah pada industri baja, misalnya, pembuatan alloy
ferromangaanese ( 80% Mn), yang dilakukan dengan cara mencampurkan
pyrolusite dengan Fe2O3 dan kemudian direduksi dengan karbon. Hampir semua
baja mengandung Mn, ada yang hingga 12% yang termasuk ke dalam baja
kandungan Mn tinggi. Baja ini mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, misalnya,
sangat tahan terhadap kejutan (shock) dan tahan lama digunakan sehingga cocok
untuk peralatan/mesin-mesin crushing, grinding, dan excavating. Mn(IV) oksida
digunakan dalam battere sel kering. Oleh karena daya oksidasinya yang kuat,
menjadikan KMnO4 adalah bahan kimia yang penting. Mn adalah merupakan
unsur esensial dalam jumlah trace bagi tanaman, dan MnSO4 dalam jumlah kecil
ditambahkan ke dalam pupuk.
Besi (Fe)
Digunakan dalam skala sangat besar oleh industri baja. Besi(III)- oksida
digunakan sebagai polishing and grinding agent dan pada pembuatan ferrite.
Oksida-oksida besi adalah penting secara komersial dalam pembuatan pigment,
misalnya, -Fe2O3 (merah), -Fe2O3 (merah-coklat), Fe3O4 (hitam), dan Fe(O)OH
(kuning). Besi mempunyai peranan yang sangat penting dalam sistem biologi,
misalnya, dalam haemoglobin dan mioglobin (pembawa O2), ferredoksin dan
sitokrom (proses redoks), ferritine (penyimpanan zat besi), asam fosfatase
(hidrolisis fosfat), superoksida dismutase (dismutase O2), dan nitrogenase (fiksasi
nitrogen). Catatan, kekurangan besi dalam tubuh menyebabkan anaemia dan
kelebihan besi menyebabkan haemochromatosis.
Kobalt (Co)
Kobalt murni digunakan dalam industri baja khusus, misalnya, Alnico, yaitu alloy
dengan Al, Fe, dan Ni (alloy tanpa karbon) dalam magnet permanen, dan dalam
membentuk alloy non-besi (misalnya dengan Cr dan W) yang keras, kuat, dan
tahan korosi. Alloy seperti ini penting pada pembuatan mesin-mesin jet dan pada
pembuatan komponen-komponen pesawat ulang-alik. Senyawa-senyawa kobalt
secara luas digunakan sebagai pigment, misalnya, warna biru untuk porselen,
enamel, dan kaca, katalis, dan sebagai zat additif pada pakan ternak. Vitamin B12
adalah merupakan suatu kompleks kobalt, dan sejumlah enzim membutuhkan ko-
enzim B12
Nikel (Ni)
Nikel digunakan secara ekstensif dalam pembuatan alloy, khususnya pada
pembuatan baja tahan karat, alloy-alloy tahan karat lainnya, seperti Monel metal,
dan koin logam. Logam yang dilapisi nikel secara elektroplating dapat berfungsi
sebagai lapisan pelindung bagi logam lain. Ni secara luas digunakan dalam
industri battere, misalnya pada pembuatan battere hidrida logam nikel yang
environmentally friendly. Nikel juga digunakan sebagai katalis yang penting,
misalnya untuk reaksi hidrogenasi senyawa-senyawa organik tak-jenuh dan pada
reaksi pergeseran air-gas. Raney nikel yang merupakan material spongy,
(pyrophoric bila kering) dan merupakan suatu katalis yang sangat aktif, dibuat
dengan mereaksikan alloy NiAl dengan NaOH. Daur ulang nikel menjadi sangat
penting yang mana sumber utamanya adalah baja tahan karat austenitic. Di AS,
antara tahun 1997 dan 2001, jumlah Ni yang didaur ulang meningkat dari 31%
menjadi 44%
Tembaga (Cu)
87
Tembaga banyak digunakan pada pembuatan kabel listrik, pipa air dan uap
(karena tahan korosi), eksterior bangunan, misalnya untuk pembuatan roofing dan
flashing. Malachite yang dipolish secara luas digunakan untuk keperluan
dekoratif. Cu juga digunakan pada pembuatan alloy seperti brasso (Cu/Zn),
perunggu (Cu/Sn), perak nikel (Cu/Zn/Ni) dan pada pembuatan koin logam
(Cu/Ni). Tembaga(II) sulfat secara luas digunakan sebagai fungisida. Tembaga
mempunyai peranan vital dalam bidang biokimia, misalnya, dalam sitokrom
oksidase (terlibat dalam reduksi O2 menjadi H2O) dan dalam haemosianin
(pembawa O2 protein tembaga pada artropoda). Senyawa-senyawa tembaga
mempunyai sejumlah penggunaan katalitik dan applikasi analitik termasuk untuk
uji biuret dan dalam larutan Fehling.
Seng (Zn)
Kegunaan utama seng dapat dilihat pada gambar di bawah ini (gbr 21.3,hal 596)
Seng digunakan untuk sel galvani dan alloy seng secara komersial penting,
misalnya, brasso (Cu/Zn) dan perak nikel (Cu/Zn/Ni). Battere sel kering
menggunakan seng sebagai anoda. Pengembangan baru-baru ini adalah
penggunaan battere Zn-udara dalam kendaraan bertenaga listrik. Seng oksida
digunakan sebagai stabilisator polimer dan sebagai emollient dalam ointment
seng, dan juga pada produksi Zn2SiO4 untuk keperluan layar televisi. Kegunaan
utama seng oksida adalah pada industri karet, yang mana oksida ini dapat
menurunkan temperatur vulkanisasi dan memfasilitasi vulkanisasi yang lebih
cepat. Baik ZnO maupun ZnS keduanya digunakan sebagai pigment, walaupun
untuk kebanyakan keperluan, TiO2 jauh lebih baik.
Besi (Fe)
Besi dalam bentuk halus bersifat pyrophoric di udara, tetapi dalam bentuk
bulky logam ini mengalami oksidasi di udara kering hanya jika dipanaskan. Dalam
kelembaban udara, besi mengalami perkaratan, membentuk suatu oksida hidrat
[FeO4]2-, adanya O2, H2O, dan suatu elektrolit.
2 Fe 2 Fe2+ + 4e-
O2 + 2 H2O + 4e- 4 [OH]-
Elektrolit bisa air, tetapi akan lebih efektif jika air tersebut mengandung SO2,
misalnya, dari polusi industri atau NaCl (dari uap air laut atau jalanan bergaram).
Diffusi ion-ion yang terbentuk pada reaksi di atas dapat mendepositkan Fe(OH)2
pada tempat-tempat antara titik-titik serangan dan selanjutnya teroksidasi menjadi
oksida besi(III) hidrat.
Besi bereaksi dengan halogen pada 470 570K menghasilkan FeF3, FeCl3,
FeBr3, dan FeI3. Logam besi dapat larut dalam asam-asam mineral encer
menghasilkan garam-garam Fe(II), tetapi HNO3 pekat dan oksidator-oksidator
kuat lainnya menyebabkan besi mengalami passifasi, juga tidak bisa dipengaruhi
oleh alkali. Bila besi dalam bentuk powder (tepung) dicampur dengan belerang
lalu dipanaskan, maka akan dihasilkan FeS. Pembentukan besi karbida dan alloy
adalah sesuatu yang krusial dalam industri baja.
Kebanyakan kimia besi meliputi Fe(II) atau Fe(III), dan sejumlah kecil
senyawa-senyawa Fe(IV) dan Fe(VI), sedangkan Fe(V) masih jarang.
88
Bilangan oksidasi besi yang paling tinggi ditemukan dalam senyawa-
senyawa [FeO4]2-, [FeO4]3-, [FeO4]4-, dan [FeO3]2- walaupun ion-ion bebas ini tidak
diperlukan. Garam-garam [FeO4]2- dapat dibuat dengan oksidasi hipoklorit garam-
garam Fe(III) dengan adanya alkali
Fe2O3 + 3 [OCl]- + 4 [OH]- 2 [FeO4]2- + 3 Cl- + 2 H2O
Reaksi antara K2FeO4 dengan KOH dalam O2 pada 1000K menghasilkan K3FeO4,
satu contoh yang jarang dari garam Fe(V).
Besi(IV) ferrat termasuk Na4FeO4 (yang dibuat dari Na2O2 dan FeSO4),
Sr2FeO4 (dibuat dengan memanaskan Fe2O3 dan SrO dengan adanya O2), dan
Ba2FeO4 (dibuat dari BaO2 dan FeSO4). Senyawa-senyawa ini adalah tipikal dari
campuran oksida-oksida logam dengan struktur memanjang, tetapi Na4FeO
mengandung ion-ion [FeO4]4- diskrit. Konfigurasi spin tinggi d4 dari Fe(IV) dalam
[FeO4]4- menyebabkan terjadinya distorsi Jahn-Teller, mereduksi simetri dari Td
menjadi hampir D2d. Dalam larutan aqueous Na4FeO4 mengalami disproporsionasi
3 Na4FeO4 + 5 H2O Na2FeO4 + Fe2O3 + 10 NaOH
89
Mn 12 Enzim (fosfatase, mitokondrial superoksida
dismutase, glikosil transferase); aktifitas fotoredoks
dalam fotosistem II
Fe 4200 Sistem transfer elektron (protein Fe S, sitokrom);
penyimpanan dan transportasi O2 (haemoglobin,
myoglobin, haemerytrin); penyimpanan Fe (ferritin,
transferritin); transport protein Fe (siderofor); dalam
enzim (misalnya, nitrogenase, hidrogenase, oksidase,
reduktase)
Co 3 Ko-enzim vitamin B12
Ni 15 Enzim (urease, beberapa hidrogenase)
Cu 72 Sistem transfer elektron (protein tembaga biru);
penyimpanan dan transport O2 (haemosianin),
transport protein Cu (seruloplasmin)
Zn 2300 Bertindak sebagai asam Lewis (misalnya, dalam
proses hidrolisis yang melibatkan karboksipeptidase,
karbonik anhidrase, alkohol dehidrogenase); peranan
struktural
Mo 5 Enzim (nitrogenase, reduktase, hidroksilase)
Jumlah Fe yang tersimpan di dalam tubuh jauh melebihi jumlah Fe yang masuk
setiap hari, tetapi tubuh menggunakan Fe hanya dalam fraksi sangat kecil dalam
satu waktu; sistem mamalia sangat efektif mendaur ulang Fe.
Dalam haemoglobin, besi memiliki bilangan oksidasi +2. Terdapat empat
ion besi pada tiap-tiap molekul haemoglobin, masing-masing ion besi dikelilingi
oleh satu unit porfirin. Tiap-tiap molekul haemoglobin bereaksi dengan empat
molekul dioksigen membentuk oksihaemoglobin. Ikatan dengan molekul
dioksigen cukup lemah hingga bisa dilepaskan, bisa mencapai bagian yang
menggunakan oksigen seperti otot. Karbon monooksida sangat toksik terhadap
mamalia sebab ikatan ligand karbon dengan besi dari haemoglobin sangat kuat,
sehingga mampu mencegah besi membawa molekul dioksigen.
90
dan ovotransferrin (terdapat dalam putih telur). Pada manusia, serum transferrin
mentransport 40 mg Fe per hari ke sumsum tulang. Senyawa ini mengandung
satu rantai polipeptida tunggal (Mr 80.000)
Mikroorganisme aerobik juga membutuhkan besi, tetapi tidak dapat
mengabsorbsi dari lingkungan aqueousnya, karena Fe3+ diendapkan sebagai
Fe(OH)3 (Ksp = 2,64 x 10-39). Evolusi membuktikan organisme ini dengan ligand
O-donor polidentat yang disebut siderofor yang mencari besi.
91
FeII O = O + FeII FeIII O - O FeIII
Pemutusan kompleks perokso menghasilkan dua molekul kompleks ferryl dengan
bilangan oksidasi formal besi +4
FeIII O - O FeIII 2 FeIV = O
92
dari 140 pm. Dioksigen terikat kepada besi dengan sudut ikatan 150o dan
panjang ikatan Fe O 180 pm. Oksimyoglobin (sperma paus) dan
oksihaemoglobin (manusia) belum terpecahkan dengan sangat baik (210 pm),
tetapi panjang ikatan Fe O adalah sama.
[Mb(O2)]
KMb =
[Mb][O2]
Jika total jumlah myoglobin ([Mb] + [MbO2] dipertahankan konstan (seperti yang
terdapat di dalam sel) sementara konsentrasi oksigen bervariasi (tekanan parsial),
maka diperoleh hubungan linear antara tekanan jenuh dan tekanan parsial oksigen.
Myoglobin diubah dalam jumlah yang besar menjadi oksimyoglobin bahkan pada
konsentrasi oksigen yang rendah seperti yang terjadi pada sel. (3) Konstanta
kesetimbangan untuk pembentukan oksihaemoglobin adalah lebih kompleks.
Sistein moieties bergabung dengan rantai protein sehingga tidak labil. Cluster
terdiri dari beberapa jenis. Yang paling sederhana adalah bakteri rubredoksin,
93
(Cys-S)4Fe (sering ditulis sebagai Fe1S0, dimana S adalah belerang anorganik),
dan mengandung hanya belerang yang tidak labil. Bakteri ini adalah protein
dengan fungsi yang tidak menentu dengan Mr. kira-kira 6.000. Atom besi tunggal
berada pada pusat tetrahedron dari empat ligand sistein. Cluster dalam molekul
ferredoksin berhubungan erat dengan fotosintesis pada tanaman tingkat tinggi
yang dapat dianggap memiliki struktur jembatan Fe2S2.
Cluster yang paling menarik ditemukan pada bakteri ferredoksin tertentu yang
terlibat dalam metabolisme anaerob. Bakteri mengandung satu cluster seperti
cubane dari empat atom besi, empat atom belerang labil, maka Fe4S4 dan empat
ligand sistein.
Fungsi limestone adalah untuk mengikat pengotor dan produk reaksi ini adalah
slag, yang mengandung misalnya, kalsium silikat. Leburan besi dari tanur
dikumpulkan dan didinginkan dalam cetakan-garam sebagai pig iron yang
mengandung 2 4% C plus sejumlah kecil P, Si, S, dan Mn. Setelah peleburan
kembali dan pencetakan, produknya adalah cast iron; ini rapuh dan
kealamiahannya tergantung pada jumlah relatif dari unsur-unsur sekunder.
Kandungan Si yang tinggi dalam C terdapat dalam bentuk grafit, dan cast iron
yang terbentuk disebut grey cast iron. Sebaliknya, white cast iron dapat terbentuk
bila kandungan Si rendah dan karbon terdapat dalam fase besi-karbon, cementite,
Fe3C.
Proses penggenangan digunakan untuk mengubah cast iron menjadi besi
tempa; oksidasi C, S, dan pengotor-pengotor lainnya menghasilkan besi tempa
dengan kandungan C < 0,2%. Berbeda dari cast iron, besi tempa bersifat keras
dan dapat ditempa dan dengan mudah dikerjakan, applikasinya, dalam tangga besi
tempa dan jendela dan pintu pembakaran.
Besi dapat diubah menjadi baja dengan proses bunga api listrik Bessemer,
Siemens atau proses oksigen basa. Proses Bessemer adalah yang pertamakali
dipatenkan, tetapi bunga api listrik Siemens dan proses oksigen basa digunakan
dalam produksi baja modern. Dalam proses oksigen basa, O2 mengoksidasi karbon
yang terdapat dalam pig iron, mereduksi kandungannya hingga ke tingkat yang
dibutuhkan untuk baja komersial. Di AS, proses oksigen basa menggunakan
25% baja daur ulang dan menghasilkan baja yang cocok untuk, misalnya, badan
kendaraan. Proses bunga api listrik digunakan untuk menghasilkan baja struktur
94
dalam skala besar (misalnya, balok penopang jembatan) dan hampir 100% dari
baja seperti ini diproduksi dari proses daur ulang.
Korosi Logam
Korosi adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyatakan penurunan
kualitas logam oleh proses elektrokimia. Kita sering melihat banyak contoh-
contoh korosi di sekitar kita. Perkaratan besi, tarnish pada perak dan green patina
yang terbentuk pada tembaga dan brasso. Korosi menyebabkan kerusakan besar
terhadap bangunan, jembatan, kapal, dan mobil. Harga yang harus dibayar oleh
ekonomi AS karena korosi diestimasikan 100 milliar dollar per tahun.
Dalam korosi logam, logam dioksidasi
M(s) Mn+ + n e-
Ion-ion ini bisa jadi ion-ion dari logam yang mengalami korosi atau ion-ion dari
logam yang berbeda. Maka korosi dapat berlangsung dengan adanya air yang
mengandung oksigen terlarut atau elektrolit terlarut seperti asam dan kation dari
garam-garam. Dalam semua kasus korosi logam terdapat reaksi oksidasi, dengan
logam yang teroksidasi dan beberapa spesies tereduksi.
Sejauh ini contoh korosi yang paling familiar adalah pembentukan karat
pada besi. Harus ada oksigen dan air supaya karat bisa terbentuk. Walaupun reaksi
yang terlibat agak kompleks dan tidak dipahami secara komplit, langkah utama
diyakini sebagai berikut. Suatu bagian dari permukaan logam bertindak sebagai
anoda, dimana terjadi oksidasi
Fe(s) Fe2+(aq) + 2 e-
95
Dengan data dari potensial redoks standard, kita memperoleh harga emf standard
dari proses ini
Eosel = Eokatoda + Eoanoda
= 1,23 V - (-0,44 V)
= 1,67 V
Catatan, reaksi ini terjadi dalam medium asam; sebagian ion-ion H+ disupply oleh
reaksi antara CO2 atmosfir dengan air membentuk H2CO3.
Ion-ion Fe2+ yang terbentuk pada anoda selanjutnya dioksidasi oleh
oksigen
4 Fe2+aq) + O2(g) + (4 + 2 x) H2O(l) 2 Fe2O3.x H2O(s) + 8 H+(aq)
Bentuk hidrat dari besi(III) ini dikenal sebagai karat. Jumlah air yang bergabung
dengan besi oksida bervariasi, sehingga kita representasikan sebagai Fe2O3.x H2O.
Gambar di bawah ini menunjukkan mekanisme pembentukan karat. Sirkuit
listrik dilengkapi oleh migrasi elektron-elektron dan ion-ion; hal ini yang
menyebabkan mengapa perkaratan terjadi begitu cepat dalam air laut. Pada cuaca
dingin, garam-garam (NaCl atau CaCl2) ditaburkan di atas jalanan untuk
meleburkan es dan salju yang bisa menjadi penyebab utama pembentukan karat
pada mobil.
Korosi logam tidak terbatas pada besi. Aluminium, logam yang digunakan
membuat banyak barang-barang yang sangat berguna, termasuk pesawat udara
dan kaleng minuman. Aluminium memiliki kecenderungan yang jauh lebih besar
mengoksidasi dibanding besi, karena Al memiliki harga potensial reduksi standard
yang lebih negatif dibanding Fe. Berdasarkan fakta ini, kita mengetahui bahwa
pesawat udara mengalami korosi secara lambat dan kaleng minuman
bertransformasi menjadi lapisan korosi Al. Proses-proses ini tidak terjadi sebab
lapisan dari aluminium oksida (Al2O3) yang tidak larut yang terbentuk pada
permukaannya bila logam diekspose ke udara bertindak melindungi aluminium
dari korosi selanjutnya. Karat yang terbentuk pada permukaan besi, bersifat sangat
porous untuk melindungi bagian bawah logam.
Logam-logam mata uang seperti tembaga dan perak juga bisa mengalami
korosi, tetapi jauh lebih lambat
Cu(s) Cu2+(aq) + 2 e-
Ag(s) Ag+ aq) + e-
Pada tekanan atmosfir yang normal, tembaga membentuk suatu lapisan tembaga
karbonat (CuCO3), senyawa berwarna hijau yang disebut patina, yang melindungi
logam dari korosi selanjutnya. Sama halnya dengan tembaga, peralatan perak
yang mengadakan kontak dengan peralatan makanan mengembangkan suatu
lapisan perak sulfida (Ag2S).
.Beberapa logam seperti aluminium dan kromium, yang memiliki potensial
elektroda positif untuk korosi dilindungi oleh permukaan passifasi. Masing-
masing logam ini dengan segera teroksidasi bila terkena udara. Lapisan tipis
oksida bersifat kuat dan melekat/menempel sangat kuat, mencegah terjadinya
korosi selanjutnya. Maka kromium dapat digunakan sebagai lapisan pelindung
pada baja dan aluminium memiliki banyak kegunaan termasuk sebagai wadah
96
asam nitrat pekat. Untuk logam-logam lain seperti besi lapisan oksida atau karat
bisa berlapis-lapis dan tidak memberikan perlindungan terhadap logam.
Beberapa logam seperti timbal mempunyai potensial reduksi yang
menunjukkan bahwa logam-logam tersebut dapat larut dalam asam-asam tetapi
faktanya agak resisten. Sebagai contoh, timbal tidak bereaksi dengan baik bahkan
dengan asam sulfat yang lumayan kuat. Ke-resistensi-an disebabkan oleh adanya
overvoltase, istilah yang menggambarkan suatu situasi yang mana
termodinamika dapat memprediksi suatu proses spontan tetapi reaksi sangat
lambat yang secara esensial tidak dapat berlangsung.
Logam dengan potensial reduksi lebih positif dibanding potensial reduksi
H+ tidak dapat mengalami korosi oleh asam-asam monooksidator murni dengan
konsentrasi 1 M pada 298K. Logam-logam seperti ini tembaga, emas, dan
platinum membutuhkan oksidator yang lebih kuat supaya korosi bisa
terjadi.Tembaga akan larut dalam HCl jika terdapat oksigen dari udara.
2 Cu(s) + 4 H+(aq) + O2(aq) 2.Cu2+(aq) + 2 H2O(l)
Emas dan platinum dapat larut dalam campuran HCl dan HNO3 pekat (air raja
atau aqua regia)
Au(s) + 5 H+(aq) + 4 Cl-(aq) + NO3-(aq) HAuCl4(aq) + NO(g) + 2 H2O(l)
Korosi logam dapat terjadi upon exposure ion-ion logam yang kurang reaktif.
Maka ion Cu2+(aq) akan mengkorosi Fe
Fe(s) + Cu2+(aq) Fe2+(aq) + Cu(aq)
Dengan mudah kita dapat menghitung bahwa pada kondisi standard potensial sel
untuk reaksi di atas adalah 0,78 V
Junction dari dua logam yang berbeda memungkinkan pembuatan sel
galvanik jika tersedia elektrolit. Satu contohnya adalah baja bolt di dalam suatu
wadah tembaga dengan exposure ke air laut. Baja adalah anoda dengan reaksi
setengah
Fe(s) Fe2+(aq) + 2 e-
Reaksi setengah yang kedua ini bisa terjadi dibatasi oleh konsentrasi Cu2+ yang
rendah. Tetapi jika area anoda baja sangat kecil, seperti yang terjadi pada bolt, dan
katoda wadah tembaga memiliki area yang relative besar, maka deposit yang
sangat kecil per unit area tembaga pada katoda dapat menyebabkan korosi yang
setara per unit area anoda. Secara umum, korosi akan menjadi sangat serius bila
anoda memiliki area yang kecil dan katoda memiliki area yang besar.
Korosi dua logam di atas dapat juga terjadi dalam alloy polifase.
Contohnya, brasso (alloy seng dan tembaga) dapat memiliki fase yang kaya
tembaga dan fase yang kaya seng. Setetes air pada permukaan sepotong besi
bertindak sebagai elektrolit. Anoda sel terdiri dari pits pada permukaan besi
97
dimana besi mengalami oksidasi. Sel katoda terdapat pada sisi tetesan air dimana
oksigen terlarut mengalami reduksi. Elektron-elektron mengalir melalui besi
untuk melengkapi sirkuit. Korosi akan berlangsung secara khusus pada pits yang
dekat ke sisi tetesan air, yang meminimalisir resistensi. Garis karat dapat dilihat
pada tingkatan air dari tanki baja yang terisi sebagian dengan air. Pitting dari baja
di dalam tanki akan sangat tertutup terhadap garis karat.
Pits pada permukaan logam rentan terhadap korosi selanjutnya dan
akhirnya gagal. Pit dapat memulai sebagai suatu inklusi dari suatu pengotor atau
suatu tanda grinding. Saat pit bertumbuh, ion logam bermuatan positif
terakumulasi pada pit tersebut. Ion-ion klorida tertarik ke pit jika ion-ion tersebut
tersedia, membentuk klorida logam. Sejumlah klorida logam seperti besi(II)
klorida dapat bereaksi dengan air membentuk asam klorida
FeCl2(aq) + 2 H2O(l) Fe(OH)2(s) + 2 HCl(aq)
Maka bahkan jika terdapat suatu goresan pada besi, seng tetap diserang. Dalam
hal ini, logam seng bertindak sebagai anoda dan besi sebagai katoda.
98
Proteksi katoda adalah suatu proses yang mana logam yang dilindungi dari
korosi dibuatkan katoda dalam jumlah tertentu ke suatu sel galvanik. Tanpa
perlindungan seperti ini, paku besi akan berkarat dengan cepat di dalam air.
Perkaratan pipa besi bawah tanah dan tanki penimbunan yang terbuat dari besi
dapat dicegah atau dikurangi dengan cara menghubungkan keduanya ke logam
seperti seng dan magnesium, yang mengalami oksidasi lebih cepat dibanding besi.
Langkah pertama untuk menghindari korosi adalah pemilihan logam yang
akan digunakan, misalnya dengan melihat tabel potensial reduksi standard.
Logam-logam yang mempunyai harga potensial reduksi standard yang sangat
negatif seperti kalsium, vanadium, dan seng mempunyai potensial oksidasi yang
tinggi dapat teroksidasi dengan mudah. Sebagai suatu approksimasi kita harapkan
logam-logam seperti itu dapat mengalami korosi dengan mudah. Sebaliknya,
logam-logam dengan potensial reduksi positif seperti tembaga, perak, platinum,
dan emas memiliki potensial oksidasi yang rendah dan dapat diharapkan tahan
terhadap korosi
99
dan kemudian direklaim dengan cara elektrolisis:
Pada katoda: Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
100
partikulat-partikulat pengotor. Daya oksidasi KMnO4 juga diapplikasikan untuk
menarik pengotor-pengotor, misalnya, dalam pemurnian MeOH, EtOH, MeCO2H,
dan NC(CH2)4CN (suatu prekursor dalam pembuatan nilon). Beberapa proses
bleaching komersial menggunakan KMnO4, misalnya, bleaching katun, serat jute,
dan beeswax.
Referensi:
1. Chang, R. 1996. General Chemistry, 1st edition, McGraw-Hill Company,
NewYork.
2. Cotton, F. A. & Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar, Penerjemah:
Sahati Suharto, Penerbit Universitas Indonesia.
3. Effendy. 2006. Teori VSEPR, Kepolaran dan Gaya Antarmolekul, edisi kedua,
Bayumedia Publishing, Malang.
101
4. Housecroft, C. E. & Sharpe, A.G. 2005. Inorganik Chemistry, second edition,
Pearson Prentice Hall, London.
5. Huheey, J.E., Keiter, E. A. & R.L. Keiter. 1993. Inorganik Chemistry Principles
of Structure and Reactivity, 5th ed. Harper Collins College, U.S.A
6. Purwoko, A. A. 2001. Kimia Unsur, FKIP-Universitas Mataram
102