Anda di halaman 1dari 24

BAHAN AJAR

KIMIA UNSUR
SMA
KELAS XII
SEMESTER 1

NAMA :__________________________________________

KELAS :__________________________________________
UNSUR ALKALI
Kelimpahan Unsur Alkali

Unsur Persen Dialam


dikerakbumi
0,0007% di
Litium bebatuan DalamSpodumeneLiAl(SiO3)2
beku
Dalam garam batu NaCl, sendawa Chili NaNO3,
Natrium 2,8% karnalit (KMgCl3.6H2O), tronaNa3(CO3)2.
(HCO3).2H2O,dan air laut
Dalamsilvit(KCl),garampetreKNO3,dan karnalit
Kalium 2,6%
KMgCl3.6H2O
Rubidium 0,0078% Dalam lepidolit
Dalampolusit(Cs4Al4Si9O26).H2Odansedikitdalam
Sesium 0,0003%
lepidolit

Sangat Berasal dari peluruhan aktinium (Ac), bersifat


Fransium
sedikit radioaktif dengan waktu paruh 21,8 menit.

Unsur-unsur alkali terdiri dari logam litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium
(Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur logam alkali dalam tabel periodik terdapat pada
golongan IA dan merupakan unsur blok s, disebabkan elektron terakhir unsur-unsur tersebut
mengisi subkulit s. Unsur alkali tergolong logam karena mempunyai sifat-sifat logam
seperti : permukaan mengkilap, mudah ditempa, dan merupakan konduktor listrik dan panas
yang baik. Golongan ini disebut alkali karena bereaksi dengan air dingin membentuk
senyawa yang bersifat alkalis (bersifat biasa).
Sifat fisik dan kimia unsur alkali
Sifat-sifat logam alkali yang meliputi : sifat atomik, sifat fisis, sifat kimia
(reaktivitas), dan sifat karakteristik melalui penafsiran data sifat periodik, keberadaannya di
alam, proses pembuatannya, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat-Sifat Unsur Alkali
a.
Unsur
Sifat
Li Na K Rb Cs Fr
Elektronterluar 2s 1
3s1
4s 1
5s1
6s 1
7s1
Titik leleh(oC) 186 97,8 63,6 38,9 28,5 27
TitikDidih( C)
o
1347 904 774 688 678 677
Massajenis(g/cm 3) 0,534 0,971 0,862 1,53 1,87 -
Jari-jariatom (A ) o
1,52 1,86 2,27 2,48 2,65 -
Jari-jariIon,M+(Ao) 0,90 1,16 1,52 1,66 1,81 -
Keelektronegatifan 1,0 1,0 0,9 0,9 0,8 0,8
Eo(volt): M+(aq)+ e- →
-3.50 -2,71 -2,93 -2,93 -2,92 -
M(s)
EnergiIonisasi(kJ/mol)
M(g) → M+(g) + e_ 520 496 419 403 377 -
M+(g)→ M2+(g)+ e_ 7298 4562 3051 2632 2420 -
∆H0hydration(kJ/mol):
-544 -435 -351 -293 -264 -
M+(g)+xH2O → M+(aq)
Sifat atomik unsur alkali
1) Jari-jari atom
Dari litium ke fransium, jari-jari atom bertambah. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya jumlah kulit elektron.
2) Energi inonisasi
Dari litium ke faransium, energi ionisasi semakin berkurang. Penurunan
energi ionisasi disebabkan penambahan jari-jari atom, sehingga gaya tarik-
menarik inti dengan elektron valensi semakin lemah.
3) Keelektronegatifan
Dari litium ke fransium, keelektronegatifan semakin berkurang.
Kecendrungan ini juga disebabkan penambahan jari-jari atom, sehingga
melemahkan gaya tarik inti.
4) Tingkat oksidasi
Tingkat oksidasi logam-logam alkali hanya satu macam yaitu +1, yang
menunjukkan bahwa untuk mencapai kesetabilan, logam-logam alkali
melepas satu elektronnya.
b. Sifat fisis unsur alkali
1) Titik leleh
Dari litium ke fransium, titik lelehnya semakin menurun. Hal ini disebabkan
titik leleh ditentukan oleh jenis ikatan dan kekuatan ikatan logam yang
dimiliki unsur alkali (ikatan logam semakin lemah).
2) Titik didih
Dari litium ke fransium, titik didihnya semakin menurun. Hal ini disebabkan
titik didih juga ditentukan oleh jenis ikatan dan kekuatan ikatan logam yang
dimiliki unsur alkali (ikatan logam semakin lemah)
3) Daya hantar listrik dan panas
Dari litium ke fransium, daya hantar listrik dan panas semakin menurun,
kecuali pada logam natrium dan kalium yang semakin bertambah karena
elektron valensi pada ataom Na dan K mudah bergerak bebas.
Bila kita tinjau konfigurasi elektron unsur alkali, ketika bereaksi, atom unsur
alkali cenderung melepaskan satu elektron saja. Oleh karena itu, unsur alkali
tergolong logam yang sangat reaktif.
Unsur alkali dapat bereaksi dengan air. Di dalam air, loga kalium bereaksi
hebat, sehingga menimbulkan letupan sangat keras dan nyala api berwarna ungu
muda. Logam natrium juga bereaksi dengan air dan menimbulkan letupan api
berwarna kuning. Logam litium juga bereaksi dengan air, tetapi tidak sereaktif
loga kalium dan natrium.
Berdasarkan reaksinya dengan air, reaktivitas logam-logam alkali dari Li ke Fr
semakin bertambah. Hal ini dikarenakan bertambahnya jari-jari atom yang
menyebabkan gaya tarik-menarik antara inti atom dengan elektron valensi
semakin lemah sehingga semakin mudah melepas elektron valensi tersebut.
c. Sifat karakteristik
Logam alkali jika dibakar akan memberikan warna nyala yang khas satu sama
lainnya, hal ini terjadi karena pemanasan pada suhu tinggi mengakibatkan
senyawa terurai menjadi atom-atom bebas, lalu elektron pada atom bebas ini
tereksitasi atau pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Jika elektron tersebut
kembali ke tinggat energi semula, akan disertai pancaran cahaya foton denfan
warna yang sesuai dengan panjang gelombang dari energi yang dihasilkan.

Warna nyala untuk (a) Litium (merah muda), (b) Natrium (kuning), (c) Kalium (Violet)

Reaksi Logam Alkali

Senyawa-Senyawa Logam Alkali


a. Reaksi logam alkali dengan halogen
Akan membentuk senyawa halida alkali, misalnya :
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
b. Reaksi logam alkali dengan air
Akan membentuk basa dan gas hidrogen. Dengan semakin bertambahnya nomor
atom, reaksi beralngsung semakin hebat.Logam alkali bereaksi spontan dengan
air menghasilkan gas hidrogen dan logam hidroksida. Reaksinya berlangsung
melepaskan kalor yang cukup besar (reaksi eksoterm), sehingga gas H 2 yang
terjadi langsung terbakar. Terbakarnya gas H2 dapat diamati karena terjadi
letupan dan nyala. Reaksi-reaksi tersebut menghasilkan panas, bahkan Na
sampai meleleh dan K sampai terbakar. Hal ini menunjukkan bahwa logam K
lebih reaktif dibandingkan Na, dan Na lebih reaktif dibandingkan dengan Li.
Litium bereaksi lambat dengan air. Kelarutan basa dari litium sangat kecil
dibandingkan dengan basa dari alkali lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kereaktifan logam cenderung meningkat dari Li ke Fr.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
c. Reaksi logam alkali dengan oksigen
Akan menghasilkan senyawa oksida, peroksida, dan superoksida, terantung
reaktivitas logam alkali dan ketersediaan oksigen.Ketika dibiarkan diudara, unsur-
unsur golongan alkali secara bertahap kehilangan kilap logamnya karena
bergabung dengan gas oksigen membentuk senyawa oksida, senyawa peroksida
dan senyawa superoksida. Senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi
melibatkan jumlah oksigen terbatas. Senyawa peroksida dan superoksida
diperoleh dari reaksi dengan jumlah oksigen berlebih. Logam Li membentuk
oksida, Na membentuk peroksida, sedangkan K, Rb dan Cs membentuk
superoksida.
2K(s) + O2(g) → KO2(s)
d. Reaksi logam alkali dengan hidrogen
Akan menghasilkan senyawa ionik hibrida akali yang berupa kristal berwarna
putih.
2K(s) + H2(g) → 2KH(s)
1. Litium
Pembuatan
SumberLogam
logamAlkali
Li adalah spodumene [LiAl(SO) 3]. Spodumene dipanaskan pada suhu
100 C, lalu dicampur dengan H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk memperoleh
o

larutan Li2SO4. kemudian, Li2SO4 direksikan dengan Na2CO3 membentuk Li2CO3 yang
sukar larut.
Li2SO4 + Na2CO3 → Li2CO3 + Na2SO4 Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl
untuk membentuk LiCl.
Li2CO3 + 2HCl→ 2LiCl + H2O+ CO2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.
Katoda : Li+ + e- → Li
Anoda : 2Cl- → Cl2 + 2e-
Karena titik leleh LiCl tinggi (>600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun,
biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan 45% KCl) yang
dapat menurunkan titik leleh menjadi 430oC.
2. Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan CaCl 2
menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh
NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan
anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis
berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan
menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl 2 pada anoda. Reaksi
yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl → Na+ + Cl‾
Katoda :  Na+ +  e→ Na
Anoda  :  2Cl‾→  Cl2 +  2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl‾ →  Na + Cl2
3. Kalium
Logam alkali Kalium dapat dibuat melalui reduksi kimia Secara komersial, lelehan
KCl direaksikan dengan logam natrium pada 870°C, persamaan reaksinya:
Na(l) + KCl(l) NaCl(l) + K(g)
Uap kalium meninggalkan reaktor yang selanjutnya dikondensasi menjadi kalium
dalam bentuk cairan.
4. Rubidium
Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi rubidium adalah dengan menggunakan
metode reduksi. logam rubidium dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa RbCl
menurut reaksi:
Na + RbCl Rb + NaCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena Rubidium mudah menguap, maka
rubidium dapat diproduksi terus-menerus dengan cara yang sama dengan proses
reduksi kalium
5. Sesium
Sesium tidak dibuat secara normal di laboratorum seolah-olah siap tersediah secara
komersial. Semua sintesa membutuhkan tahapan elektrolit dan merupakan sebuah
proses yang sulit untuk menambahkan sebuah elektron pada ion lithium Cs yang
memiliki elektronegatif yang sangat sedikit. Metode pembuatan Sesium tidaklah sama
seperti proses pembuatan sodium ataupun logam-logam alkali lainnya. Hal ini
dikarenakan logam sesium, sesaat terbentuk dari elektrolisis dari liquid sesium klorida
(CsCl) dapat dengan mudah terlarut dalam molten salt (garam cairnya).
Katode : Cs- (l) + e Cs (1)
Anode : Cl-(1) ½ Cl2(g) + e-
Reaksi ini dibuat dengan mereaksikan logam sodium dengan sesium klorida panas
cair
Na + CsClCs + NaCl
Ini merupakan reaksi kesetimbangan dan pada kondisi ini sesium sangat mudah
menguap dan hilang dan sistem dalam wujud relatif bebas dari pengotor
mengakibatkan reaksi terus berlanjut. Sesium dapat dimurnikan dengan destilasi.
 Fransium
Fransium dapat disintesis dalam reaksi nuklir:
197Au + 18O → 210Fr + 5 n

Manfaat Logam Alkali


Penggunaan Logam Alkali
a. Litium (Li)
Logam Li digunakan dalam baterai untuk kalkulator, jam, dan alat pacu
jantung. Paduan logam Li dengan magnalium digunakan pada komponen pesawat
terbang, karena paduan logam ini sangat ringan tetapi kuat.
b. Natrium (Na)
Lelehan natrium yang rendah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pendingin pada reaktor nuklir. Di samping itu, natrium memiliki daya hantar yang
baik, sehingga lelehan natrium mengambil panas yang dihasilkan reaksi fisi dan panas
tersebut ditansfer oleh natrium cair ke bagian luar reaktor untuk menguapkan air. Uap
yang timbul dipakai untuk menjalankan generator listrik. Natrium juga digunakan
pada lampu penerangan di jalan raya atau pada kendaraan karena sinar kuning dari
natrium memiliki kemampuan untuk menembus kabut.
c. Kalium (K)
Kalium digunakan untuk membuat superoksida (KO 2), yang digunakan dalam
masker gas. Didalam tubuh, kalium bersama natrium diperlukan oleh sel saraf untuk
mengirim sinyal-sinyal listrik. Gerakan ion-ion natrium dan kalium dalam sel otak ini
digunakan untuk mengukur gelombang otak.
d. Rubidium (Rb)
Rubidium digunakan pada filamen sel fotoristik yang mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik.
e. Sesium (Cs)
Sesium digunakan sebagai katode pada lampu-lampu elektronik. Loga Cs
mempunyai energi ionisasi pertama yang sangat kecil. Jika terkena cahaya, Cs
akan melepaskan elektronnya yang akan tertarik ke elektrode positif pada sel dan
menyebabkan timbulnya arus listrik.

UNSUR ALKALI TANAH


Kelimpahan Unsur Alkali Tanah

Anggota unsur alkali tanah adalah berelium (Be), magnesium(Mg), kalsium (Ca),
stronsium(Sr), barium (Ba), dan unsureradioaktif radium (Ra). Di antara unsur-unsur ini Mg
dan Cayang terbanyak terdapat di kerak bumi.

Unsur Persen di kerak bumi Keberadaan di alam

Berilium (Be) - Dalam mineral beril [Be3Al2(SiO6)3] dan krisoberil


Al2BeO4

Magnesium (Mg) Unsur nomor 7 terbanyak Sebagai senyawa MgCl2 di air laut dan deposit
: 1,9% garam. Ada juga dalam senyawa karbonat dalam
mineral magnesit (MgCO3) dan dolomit
(MgCa(CO3)2), serta dalam senyawa epsomit sulfat
(MgSO4.7H2O)

Kalsium (Ca) Unsur nomor 5 Dalam senyawa karbonat, fosfat, sulfat, dan
terbanyak: 3,4% fluorida. Senyawa karbonat CaCO 3 terdapat dalam
kapur, batu kapur, dan marmer

Stronsium (Sr) 0,03% Dalam mineral selestit (SrSO4) dan stronsianit

Barium (Ba) 0,04% Dalam mineral baritin (BaSO4) dan witerit (BaCO3)

Radium (Ra) 0,33 ppm Dalam pitchlende (bijih uranium)

Beberapa sifat golongan II A dapat dilihat pada Tabel 2.1


Sifat Unsur
Be Mg Ca Sr Ba Ra
Elektronterluar 2s2 3s2 4s 2 5s 2 6s2 7s2
o
Titikleleh( C) 1283 649 839 770 725 700

TitikDidih(oC) 2484 1105 1484 1384 1640 1140

Massa jenis(g/cm3) 1,85 1.74 1,55 2,60 3,51 5

Jari-jariatom(Ao) 1,12 1,60 1,97 2,15 2,22 2,20


Jari-jariIon,M+(Ao) 0,59 0,85 1,14 1,32 1,49 -
Keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 1,0 1,0

Eo(volt): -1,85 -2,37 -2,87 -2,89 -2,90 -2,92


M+(aq) +e- → M(s)
EnergiIonisasi (kJ/mol)
M(g) → M+(g)+e_ 899 738 599 550 503 509

M+(g) → M2+(g)+e_ 1757 1451 1145 1064 965 979


∆H0hydration(kJ/mol) - -1925 -1650 -1485 -1276 -
M+(g) + xH2O → M+(aq)

Berikut ini adalah penjelasan sifat-sifat Unsur Alkali Tanah


1. Sifat Fisika Unsur Logam Alkali Tanah
Pada materi ini akan dijelaskan beberapa kecenderungan pada sifat fisik dan sifat
atom dari unsur-unsur logam alkali tanah (golongan IIA) berilium, magnesium, kalsium,
strontium, dan barium.

a. Kecenderungan dalam jari-jari atom

Seperti terlihat pada gambar di atas, semakin ke bawah jari-jari atom


meningkat. Perhatikan bahwa berilium memiliki bentuk atom terkecil dibanding atom lain
di golongan ini. Kecenderungan dalam jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah lapisan
elektron di luar nukleus (inti atom) dan gaya tarik dari inti terhadap elektron luar.
Untuk atom golongan II, dua elektron di kulit terluar mendapat gaya tarik total 2 +
dari inti atom. Muatan positif dari nukleus dihilangkan atau dikurangi oleh muatan
negatif dari elektron yang terletak dikulit dalam. Satu-satunya faktor yang
mempengaruhi ukuran atom adalah jumlah kulit atom yang terisi elektron. Jelas sekali,
semakin banyak kulit atom semakin banyak ruang yang dibutuhkan atom, mengingat
elektron saling tolak-menolak. Ini berarti semakin kebawah (nomor atom makin besar)
ukuran atom harus semakin besar.
b. Kecenderungan Dalam Energi Ionisasi Pertama
Energi ionisasi pertama adalah energi yang diperlukan untuk
memindahkanelektron yang paling lemah ikatannya, dari 1 mol atom menjadi ion
bermuatan.
Dengan kata lain, yang diperlukan untuk 1 mol proses ini:

Perhatikan gambar di bawah ini, semakin kebawah energi ionisasi pertama


semakin menurun. Kecenderungan dalam energi ionisasi pertama dipengaruhi oleh
muatan dalam inti atom, jumlah elektron dalam kulit atom dalam, dan jarak antara
electron terluar dengan inti atom. Semakin ke bawahdalam golongan, peningkatan
muatan inti atom diimbangi oleh peningkatan jumlah elektron dalam. Jadi, seperti telah
dijelaskan sebelumnya, atom terluar tetap mendapat gaya tarik total 2 + dari inti atom. Tetapi,
semakin ke bawah jarak antara inti atom dengan elektron terluar meningkat, sehingga
elektron semakin mudah dipindahkan, energi ionisasi yang diperlukan menurun.

c. Kecenderungan dalam keelektronegatifan


Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan
elektron. Ukuran ini biasanya dibuat dalam skala Pauli, dimana unsur paling
elektronegatif, yaitu fluorin, diberi angka 4,0. Semua unsur dalam golongan II ini memiliki
sifat keelektronegatifan yang kecil (ingat, unsur paling elektronegatif, fluorin, memiliki
keelektronegatifan 4,0).

Perhatikan bahwa semakin kebawah keelektronegatifan semakin menurun. Atom-


atom menjadi kurang mampu menarik pasangan elektron. Andamungkin tidak setuju
dengan tren penurunan keelektronegatifan ini, karena pada tabel diatas terlihat kalsium dan
strontium sama-sama memiliki keelektronegatifan 1,0. Ini dapat dijelaskan bahwa
keelektronegatifan dicatat sampi 1 desimal saja. Misal kalsium memiliki keelektronegatifan
1,04 dan strontium 0,95 (angka permisalan), kedua atom itu akan tercatat mempunyai
keelekronegatifan 1,0.Bayangkan ikatan antara atom magnesium dan atom klorin.
Dimulai denganikatan kovalen dengan sepasang elektron koordinasi. Pasangan elektron
akantertarik ke arah klorin yang memiliki gaya tarik lebih besar dari inti atom
klorindibanding dari inti atom magnesium.

Pasangan elektron berada dekat dengan klorin sehingga terjadi transfer satu
elektron kepada klorin, dan terbentuk ion. Gaya tarik dari inti atom klorin yang besar
adalah sebab mengapa klorin memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dari magnesium.
Selanjutnya bandingkan dengan ikatan antara berilium dan klorin. Gaya tarik total
dari tiap atom sama dengan contoh pertama tadi. Tapi harus diingat,berilium memiliki
ukuran atom yang lebih kecil dibanding magnesium.Iniberartipasangan elektron akan
berada lebih dekat dengan muatan total2 + dari berilium, jadi lebih kuat terikat pada
berilium. Pada contoh inipasangan elektron tidak tertarik cukup dekat pada klorin untuk
membentukikatan ion.Karena ukurannya yang kecil, berilium membentuk ikatan
kovalenbukan ikatanion.Gaya tarik antara inti berilium dengan pasangan electron terlalu besar
untuk dapat membentuk ikatan ion.

d. Kecenderungan Dalam Titik Leleh dan Titik Didih


Penjelasan tentang kecenderungan tren pada titik leleh ini sangat sulit.Mungkin
anda berpikir bahwa (kecuali magnesium) semakin rendahtitik leleh semakin lemah
ikatan logamnya, tetapi tidak, dan akan berbahayauntuk berpikir seperti itu. Ikatan logam
tidak tidak dirusak oleh pelelehan.Tetapi dengan titik didih biasanya tolak ukur yang lebih
baik dalam halkekuatan ikatan yang terlibat.

Untuk titik leleh magnesium yang rendah, anda mungkin menemukanpenjelasan


adalah karena atom magnesium tersusun berbentuk kristal. Danmemang titik didih
magnesium juga rendah. Tetapi pemikiran tentang susunan ini akan tidak relevan untuk
unsur bentuk cairan. Untuk magnesium,pastiada hal lain yang mempengaruhi lemahnya
ikatan logam magnesium. Untuk titik didih, tidak ada pola yang jelas dalam golongan II ini.
Jadi,tidak ada pola yang jelas pula untuk kekuatan ikatan logam.

e. Uji Nyala Unsur Logam Alkali Tanah


Sifat khas unsur-unsur golongan alkali tanah adalah dapat menghasilkanwarna
nyala api yang khas. Hal ini dikarenakan sifat atomnya yang jika dikenai energi akan
menyebabkan elektron dalam atom tereksitasi (berpindah ke kulit atom yang lebih
tinggi). Elektron yang tereksitasi akan kembali ke keadaan semula dengan
memancarkan radiasi elektromagnetik berupa cahaya dengan panjang gelombang tertentu
untuk masing-masing atom.

Jika dipanaskan, elektron-elektron akan mendapatkan energi dan bisa berpindah ke


orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi sebagai contoh, berpindah ke orbital 7s
atau 6p atau 4d atau yang lainnya, tergantung pada berapa banyak energi yang diserap oleh
elektron tertentu dari nyala.Karena sekarang elektron-elektron berada pada level yang lebih
tinggi dan lebih tidak stabil dari segi energi, maka elektron-elektron cenderung turun kembali
ke level dimana sebelumnya mereka berada – tapi tidak musti sekaligus.
Sebuah elektron yang telah tereksitasi dari level 2p ke sebuah orbital pada level 7
misalnya, bisa turun kembali ke level 2p sekaligus. Perpindahan ini akan melepaskan
sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu. Akan tetapi,
elektron tersebut bisa turun sampai dua tingkat (atau lebih) dari tingkat sebelumnya.
Misalnya pada awalnya di level 5 kemudian turun sampai ke level 2. Masing-masing
perpindahan elektron ini melibatkan sejumlahenergi tertentu yang dilepaskan sebagai
energi cahaya, dan masing-masing memiliki warna tertentu. Sebagai akibat dari semua
perpindahan elektron ini, sebuah spektrum garis yang berwarna akan dihasilkan.Warna
yang anda lihat adalah kombinasi dari semua warna individual.Besarnya
lompatan/perpindahan elektron dari segi energi, bervariasi dari satu ion logam ke ion logam
lainnya. Ini berarti bahwa setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra
yang berbeda, sehingga warna nyala yang berbeda pula.

2. Sifat Kimia Unsur Logam Alkali Tanah


Secara umum, sifat kimia unsur-unsur logam alkali tanah adalah sangatreaktif.
Artinya mudah mengalami reaksi dengan zat lainnya membentuk senyawa. Kereaktifan
logam alkali tanah tersebut dipengaruhi oleh jari-jari atomdan energi ionisasinya.
“Semakin besar jari-jari atom, kekuatan ikatan akan semakin lemah sehingga energi
ionisasinya semakin kecil. Semakin kecil energi ionisasi, akan semakin mudah
melepaskan elektron sehingga semakin mudah mengalami reaksi.”
Dengan demikian, semakin ke bawah (nomor atom semakin besar), logam alkali
tanah semakin reaktif.
Kereaktifan logam alkali tanah:
Be < Mg < Ca < Sr < Ba < Ra
Tabel . Sifat Kimia Unsur-Unsur Alkali Tanah

Berdasarkan Tabel diatas dapat diamati hal-hal sebagai berikut,


1. Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai elektron
valensi ns2. Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan logam alkali,
kedua elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi
logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
2. Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan yang
cukup besar, kedua hal ini menyebabkan beriliumdalam berikatan cenderung
membentuk ikatan kovalen.
3. Potensial elektrode (reduki) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang
rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan
reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya
reduksi yang lebih kuat daripada natrium.
Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua
elektron valensi.Oleh karena itu senyawanya mempunyaibilangan oksidasi +2, sehingga
logam alkali tanah diletakkan pada golongan IIA.

Reaksi-reaksi Unsur Alkali Tanah

1. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air


Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi
sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium,
Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air
dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut,
M(s) + 2H2O(l) → M(OH)2(aq) + H2(g)
Be(s) + 2H2O (l) → Tidak Bereaksi
Mg(s) + 2H2O (l) → Mg(OH)2(aq) + H2(g)
Ca(s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Sr(s) + 2H2O (l) → Sr(OH)2(aq) + H2(g)
Ba(s) + 2H2O(l) → Ba(OH)2(aq) + H2(g)
2. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen
Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen.
Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisanpelindung pada
permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2).
Tabel 6. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen

Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akandapat
menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2)
4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH 3
Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)
3. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Nitrogen
Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan
senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali
Tanah. Contoh,
3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

4. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Hidrogen


Logam alkali tanah dapat bereaksi dengan gas hidrogen (H 2)
membentuksenyawa hidrida. Contoh,
2M + 2H → 2MH
2M + 2H2 → 2MH2
2Mg + 2H2 → 2MgH2
2Ca + 2H2 → 2CaH2
2Ba + 2H2 → 2BaH2
5. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk
garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be 2+terhadap pasangan
elektron Halogen kecuali F -, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang
lain berikatan ion. Contoh,
M(s) + X2(g) → MX2(s)
Be(s) + Cl2(g) → BeCl2(s)
Mg(s) + I2(g) → MgI2(s)
Ca(s) + Br2(g) → CaBr2(s)
Ba(s) + F2(g) → BaF2(s)
6. Reaksi dengan asam basa
Semua antara logam alkali tanah dapat bereaksi dengan asam kuat menghasilkan
garam dan gas hydrogen. Reaksinya sebagai berikut:
M(s) + 2HCl (aq) → MCl2(aq) + H2(g)
Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter. Selain bereaksi dengan
asam kuat,Be juga bereaksi dengan basa kuat. Reaksi sebagai berikut
Be (s) + 2NaOH (aq) + 2H2O (l) → Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
BeO(s) + 2NaOH (aq) + H2O(l) → Na2Be(OH)4(aq)
Be(OH)2 (s) + 2NaOH (aq) → Na2Be(OH)4(g)

Pembuatan Alkali Tanah

Ekstraksi adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali
tanah dapat di ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat
menggunakan dua cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis.

1. Ekstraksi Berilium (Be)


a. Metode reduksi
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF 2.
Sebelum mendapatkan BeF2,kita harus memanaskan beril [Be 3Al2(SiO6)3]
denganNa2SiF6 hingga 700˚C. Karena beril adalah sumber utama berilium.
BeF2 + Mg → MgF2 + Be

b. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari
lelehanBeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl 2 tidak dapat
mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang
terjadi adalah:
Katoda : Be2+ + 2e-→ Be
Anode : 2Cl- → Cl2 + 2e-

2. Ekstraksi Magnesium (Mg)


a. Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit
[MgCa(CO3)2]karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat
menghasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO.
lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menghasilkan Mg.
2[MgO.CaO] + FeSi → 2Mg + Ca2SiO4 + Fe

b. Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesiumjuga bisa didapatkan dengan
mereaksikan air laut dengan CaO. Reaksi yang terjadi:
CaO + H2O → Ca2+ + 2OH-
Mg2++ 2OH- → Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2direaksikan dengan HCl.Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl → MgCl2 + 2H2O

Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnyauntuk


mendapatkan magnesium
Katode: Mg2+ + 2e- → Mg
Anode: 2Cl- → Cl2 + 2e-
3. Ekstraksi Kalsium (Ca)
a. Metode Elektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk mendapatkan kalsium
(Ca).Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan CaCO 3 dengan HCl
agarterbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi:
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2

Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agarmendapatkan


kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi:
Katoda; Ca2++ 2e-→ Ca
Anoda; 2Cl- → Cl2 + 2e-
b. Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan mereduksi CaO oleh Alatau
dengan mereduksi CaCl2 oleh Na.
6CaO + 2Al → 3Ca + Ca3Al2O6
CaCl2 + 2 Na → Ca + 2NaCl
4. Ekstraksi Strontium (Sr)
Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa mendapatkannya dengan elektrolisis
lelehan SrCl2. Lelehan SrCl2bisa didapatkan dari senyawa selesit [SrSO 4]. Karena
Senyawa selesit merupakan sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi;
Katode; Sr2+ +2e- → Sr
Anoda; 2Cl- → Cl2 + 2e-
5. Ekstraksi Barium (Ba)
a. Metode Elektrolisis
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh Barium (Ba). Setelah
diproses menjadi BaCl2, barium bisa diperoleh dari elektrolisis lelehan BaCl 2.
Reaksi yang terjadi:
Katode; Ba2+ +2e- → Ba
Anoda; 2Cl- → Cl2 + 2e-
b. Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh dengan mereduksi BaO
oleh Al. Reaksi yang terjadi:
6BaO + 2Al → 3Ba + Ba3Al2O

Manfaat Unsur Alkali Tanah

a. Berilium (Be)
Paduan tembaga dengan ±2% berilium digunakan untuk membuat pegas, klip, dan
sambungan listrik. Berilium juga digunakan untuk berbagai komponen reaktor
atom karena daya serap radiasinya sangat tinggi.
b. Magnesium (Mg)
Logam magnesium digunakan untuk membuat magnalium (paduan logam
magnesium-aluminium) yang bersifat kuat, ringan, dan tahan korosi. Sehingga
perpaduan ini cocok digunakan untuk komponen pesawat terbang dan sepeda
gunung. Magnesium juga digunakan untuk membuat kembang api dan blitz karena
menghasilkan cahaya sangat terang bila dibakar. Berikut senyawa magnesium yang
sering digunakan yaitu : MgO (magnesida) digunakan untuk bata keras tahan api,
suspensi pekat Mg(OH)2 (susu magnesida) digunakan sebagai obat maag untuk
menetralkan kelebihan asam lambung (HCl), MgSO 4.7H2O (garam epson)
digunakan sebagai obat pencahar.
c. Kalsium (Ca)
CaO (Kapur tohor) digunakan sebagai fluks pada industri baja untuk mengikat
pengotor membentuk terak. CaO juga digunakan untuk mengeringkan zat, karena
bersifat higroskopis. Ca(OH)2 (kapur mati atau slake lime) menetralkan asam pada
berbagai proses industri. CaSO4. 2H2O (gips) digunakan untuk membentuk gips
bakar yang digunakan sebagai pembalut bagi penderita patah tulang serta untuk
membuat cetakan gigi.
d. Stronsium (Sr)
Stronsium digunakan unguk membuat kembang api yang menghasilkan warna
merah terang.
GAS MULIA Neil Bartlet
Gas mulia bersifat inert (sukar
bereaksi dengan unsur) bukan
Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon berarti tidak dapat bereaksi
(Xe), dan Radon (Rn) adalah unsur-unsur yang terdapat pada dengan unsur lain. Hal ini telah
golongan VIII A yang disebut gas mulia. Disebut mulia karena dibuktikan oleh Neil Bartlet,
unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan seorang ahli kimia dari Kanada
bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Menurut Lewis, yang berhasil membuat senyawa
xenon, yaitu XePtF6 (1962). Sejak
kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya
itu berbagai senyawa gas mulia
yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet ( duplet untuk Helium).
berhasil dibuat.
Konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia adalah ns 2, np6,
kecuali He 1s2.
Unsur-unsur gas mulia banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya yaitu sebagai pengisi
balon udara. Helium digunakan sebagai bahan pengisi balon udara
pengganti hydrogen karena sifatnya yang tidak mudah terbakar
(tidak bereaksi dengan unsur lain, miisalnya okisgen) dan ringan.
Apakah unsur-unsur gas mulia yang lain dapat digunakan sebagai
pengisi balon udara? Mengapa? Kelimpahan Gas Mulia

Sifat Fisik dan kimia gas mulia


Helium adalah unsur terbanyak
jumlahnya di alam semesta
Ketika balon udara diisi dengan unsur gas mulia yang lain karena Helium merupakan salah
selain helium, maka balon tersebut tidak akan dapat terbang. Hal satu unsur penyusun bintang.
ini disebabkan karena unsur yang lain memiliki massa atom yang Namun, di udara kering/ bebas,
lebih besar, yang mempengaruhi kerapatan unsur-unsur tersebut. kadar Argon lebih banyak
Kerapatan gas mulia bertambah besar dengan bertambahnya dibanding unsur gas mulia yang
massa atom. Besarnya jumlah massa atom juga menunjukkan lain. Adapun persentase
bahwa jumlah elektronnya bertambah. Bertambahnya jumlah kelimpahannya yaitu :
elektron mempengaruhi besarnya gaya tarik antar molekul (gaya - Argon kadarnya 0,93%
London), dimana terjadi gaya dipole sesaat. Besarnya gaya tarik - Neon kadarnya 1,8 x 10-3 %
antar molekul unsur gas mulia menyebabkan kerapatan unsur gas - Helium kadarnya 5,2 x 10-4%
mulia menjadi bertambah. - Krypton kadarnya 1,1 x 10-4 %
Jadi, dapat dikatakan bahwa nilai kerapatan gas mulia - Xenon kadarnya 8,7 x 10-6 %
dipengaruhi oleh massa atom dan gaya London. Nilai kerapatan
gas mulia (dari atas ke bawah) semakin besar dengan pertambahan
massa atom dan kekuatan gaya London. Ta h u k a h k a m u ? ?
Kuatnya gaya tarik antar molekul yang terjadi pada golongan gas
mulia (dari atas ke bawah) tidak hanya mempengaruhi Asal-usul nama gas mulia
bertambahnya kerapatan gas mulia, tetapi juga mempengaruhi
bertambahnya titik didih, titik leleh. Nama-nama unsur gas mulia
Kuatnya gaya tarik menarik antar molekul (gaya London) berasal dari bahasa Yunani dan
pada gas mulia menyebabkan atom-atom gas mulia semakin sulit mempunyai arti sendiri, yaitu
untuk lepas. Dengan kata lain, dibutuhkan energi yang semakin
besar, dalam hal ini suhu (titik leleh dan titik didih) untuk 1. Helium (Helios) = matahari
mengatasi gaya London yang semakin kuat tersebut. 2. Argon (Argos) = malas
Tabel Sifat-sifat Gas Mulia 3. Neon (Neos) = baru
Kerapa Titik Titik Energi Jari-jari Atom 4. Krypton (Kriptos) =
Unsur tan Lele Didi Ionisasi (Angstrom) tersembunyi
5. Xenon (Xenos) = asing
6. Radon diambil menurut
radium
(kg/m3) h (0C) h (0C) (kJ/mol)

Helium 0,179 -272 -269 2738 0,50

Neon 0,900 -249 -246 2088 0,65

Argon 1,78 -189 -186 1520 0,95

Krypton 3,71 -157 -152 1356 1,10

Xenon 5,88 -112 -107 1170 1,30

Radon 9,73 -71 -61,8 1040 1,45

Dari data di atas, kita dapat melihat adanya keteraturan sifat-sifat keperiodikan pada gas
mulia. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), kecenderungan sifat-sifatnya semakin besar
kecuali energi ionisasinya.
Jari-jari atom yang kecil (dalam satu golongan, semakin ke atas semakin kecil)
mempunyai energi ionisasi besar, artinya elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron
terluar relatif lebih tertarik ke inti atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar
untuk bereaksi. Dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, energi ionisasinya makin kecil
atau makin mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Kecenderungan kereaktifan gas mulia meningkat dari Kr ke Rn. Hal ini diperoleh dengan
membandingkan kondisi yang diperlukan agar ketiga unsur dapat bereaksi dengan F2.
Namun demikian, kereaktifan Ar tidak bisa dibandingkan langsung dengan ketiganya
karena unsur Ar masih belum dapat bereaksi langsung dengan fluorin (F) melainkan dengan
HF pada suhu yang sangat rendah. Akan tetapi, diduga Ar mempunyai kereaktifan mengikuti
kecenderungan Kr, Xe, dan Rn.

Kereaktifan gas mulia meningkat dari Ar ke Rn

Reaksi-reaksi gas mulia

Unsure-unsur gas mulia (Ar, Kr, Xe, dan Rn) hanya dapat bereaksi dengan unsur-unsur
yang sangat elektronegatif seperti F dan O. Berikut disajikan beberapa reaksi gas mulia :
Tabel Reaksi-reaksi Gas Mulia
Gas Reaksi Gas Mulia Senyawa gas mulia
Mulia yang terbentuk

Argon Ar(s) + HF → HArF Argon hidrofluorida


(Ar)

Kripton Kr(s) + F2(s) → KrF2(s) Kripton fluorida


(Kr)

Xenon Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) Xenon fluorida


(Xe) Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s)
Xe(g) + 3F2(g)berlebih → XeF6(s)

XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s) + 6HF(aq) Xenon oksida


6XeF4(s) + 12H2O(l) → 2XeO3(s) + 4Xe(g) +
3O2(g) + 24HF(aq)

Radon Rn(g) + F2(g) → RnF2 Radon fluorida


(Rn)

Pembuatan gas mulia

Di alam, gas mulia berada dalam bentuk monoatomik karena bersifat tidak reaktif. Oleh
karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis.
Perkecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif.
1. Ekstraksi He dari gas alam
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO 2, uap air, He, dan pengotor
lainnya. Untuk mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan
(liquefaction). Pada tahap awal, CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (hal ini
karena pada proses pengembunan, CO2 dan uap air dapat membentuk padatan yang
menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam diembunkan pada suhu di
bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan He. Dengan
demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung ~50% He, N 2, dan
pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain :
- Proses kriogenik(kriogenik artinya menghasilkan dingin).
Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan cepat agar N2 mengembun
sehingga dapat dipisahkan. Sisa campuran dilewatkan melalui arang teraktivasi yang
akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat murni.
- Proses adsorpsi.
Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara
selektif menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997%
atau lebih.
2. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr , dan Xe dari udara
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO 2
dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan
pemberian tekanan ~200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara akan
membentuk fase cair dengan kandungan gas mulia yang lebih banyak, yakni ~60% gas
mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya ~30% O2 dan 10% N2. Sisa udara yang mengandung
He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah.
Selanjutnya, Ar, Kr dan Xe dalam udara cair dipisahkan menggunakan proses, antara
lain :
- Proses adsorpsi.
Pertama, O2 dan N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia. O2
direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. Sisa campuran (Ar, Kr,
dan Xe) kemudian akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan
perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang.
Ar diperoleh pada suhu sekitar -800C, sementara Kr dan Xe pada suhu yang lebih
tinggi.
- Proses destilasi fraksionalmenggunakan kolom destilasi fraksional bertekanan
tinggi.
Prinsip pemisahan adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N2 paling
rendah, maka N2 terlebih dahulu dipisahkan. Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi
berkadar 10% Ar ini lalu dilewatkan melalui kolom destilasi terpisah, dimana diperoleh
Ar dengan kemurnian ~98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh
dengan proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan
destilasi selanjutnya.
3. Ekstraksi Rn dari peluruhan unsure radioaktif
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsur radioaktif U-238 dan peluruhan
langsung Ra-226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yaitu
3,8 hari sehingga cenderung cepat meluruh menjadi unsure lain. Radon belum
diproduksi secara komersial.

Manfaat gas mulia

Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur gas mulia digunakan dalam rumah tangga
hingga teknologi modern.
H Helium merupakan gas yang ringan dan tidak mudah terbakar. Helium dapat
E digunakan sebagai:
L 1. pengisi balon udara.
I 2. zat pendingin (helium cair) karena memiliki titik uap yang sangat
U rendah.
M 3. pengganti nitrogen untuk membuat udara buatan untuk penyelaman
dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika digunakan
campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen
yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan
halusinasi pada penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut
“pesona bawah laut”. Ketika penyelam kembali ke permukaan, (tekanan
atmosfer) gas nitrogen keluar dari darah dengan cepat. Terbentuknya
gelembung gas dalam darah dapat menimbulkan rasa sakit atau
kematian.

NEON Neon dapat digunakan untuk bola lampu neon. Neon digunakan juga sebagai
zat pendingin, indicator tegangan tinggi, penangkal petir, dan untuk
pengisian tabung televisi

ARGON Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau
roket. Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi
bola lampu pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten)
yang panas.

KRIPTON Krypton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen


bertekanan rendah, krypton juga digunakan dalam lampu kilat fotografi
kecepatan tinggi.

XENON Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida


(pembunuh bakteri). Xenon juga digunakan dalam pembuatan tabung
elektron
RADON Radon yang bersifat radioaktif digunakan dalam terapi kanker. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, akan menimbulkan
kanker paru-paru

UNSUR HALOGEN
Kelimpahan Unsur Halogen
Unsur-unsur halogen dalam sistem periodik menempati golongan VIIA yang terdiri
dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom (Br), iodin (I), dan Astatin (At). Unsur-unsur golongan
VIIA disebut unsur halogen artinya pembentuk garam. Pada bagian ini unsur Astatin tidak
dibahas karena bersifat radioaktif dengan waktu paruh pendek sehingga jarang ditentukan dan
sifat-sifatnya belum banyak diketahui.Halogen terdiri dari unsur fluor, klor, brom, dan iod,
yang tidak pernah ditemukan dalam keadaan bebas di alam karena tingkat reaktifitasnya yang
sangat tinggi. Halogen umumnya terdapat dalam bentuk garamnya. Oleh sebab itu dinamakan
halogen, artinya pembentukan garam. Flour dijumpai dalam batuan-batuan bumi terutama
dalam deposit flourspai, CaF2, mineral flourit, Na3AlF6, minerat flouratif. Klorin melimpah
dalam bentuk NaCl terlarut dalam air laut dan sejumlah besar deposit dibawah tanah yang
dianggap dari hasil penyuapan air laut. Brom dan iodium juga diperoleh jauh lebih sedikit
dari pada Cl- (air laut mengandung ion halida Cl- 0,53 M, Br- 8,1 x 10-4 M dan I- 5 x 10-7 M).
Iodin terdapat dalam jumlah sedikit sebagai NaI dalam air laut dan sebagai NaIO3 bersama-
sama garam nitrat.
Sifat fisik dan kimia unsur Halogen

1.      Sifat fisik halogen


Sifat F Cl Br I
Nomor atom 9 17 35 53
[Kr]
Konfigurasi elektron [He] 2s2 2p5 [Ne] 3s2 3p5 [Ar] 3d104s2 4p5
4d10 5s25p5
Jari-jari kovalen (Ao) 0,64 0,99 1,14 1,33
Jari-jari ion X- (Ao) 1,19 1,67 1,82 2,06
Energi ionosasi
1680 1251 1140 1008
tingkat I (kJ/mol)
Afinitas elektron -328 -349 -325 -295
Potensial reduksi
2,87 1,36 1,06 0,54
standar, Eo(volt)
Energi ikatan X-X
155 242 193 151
(kJ/mol)
Energi ikatan H-X
562 431 366 299 [1]
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 4,0 3,0 2,8 2,5
Titikleleh (oC) -220 -101 -7,2 1134
Titik didih (oC) -188 -35 59 184
Gas (kuning Gas (biru Padat (metalik
Wujud pada 25oC Cair (merah)
pucat) pucat) gelap)[2]

I.       Wujud halogen
Unsur halogen berupa molekul diatomik (X2) dengan energi ikatan X - X berkurang dari
Cl2  sampai I2, sesuai dengan pertambahan jari-jari atomnya. Semakin panjang jari-jari
atom semakin lemah ikatan antaratom sehingga semakin mudah diputuskan akibatnya
energi ikatan makin rendah. Energi ikatan F - F lebih kecil dibanding dengan energi
ikatan Cl - Cl dan Br - Br, hal ini berhubungan dengan kereaktifan F 2. Semakin reaktif
molekul X2 menyebabkan ikatan semakin mudah diputuskan sehingga energi ikatan
relatif kecil.
II.    Titik Cair dan Titik Didih
Titik cair dan titik didih halogen meningkat dengan bertambahnya nomor atom. Hal ini
disebabkan semakin bertambahnya gaya dispersi antarmolekul halogen sesuai
bertambahnya massa molekul relatif (Mr). Sesuai titik cair dan titik didihnya, maka
wujud halogen pada suhu kamar bervariasi, F2 dan Cl2 berupa gas, Br2 cair, dan I2 padat.
III.      Warna
Unsur-unsur halogen dapat dikenali dari bau dan warnanya karena berbau merangsang.
Fluor berwarna kuning muda, klor hijau kekuningan, Brom cokelat, dan iodin berwarna
ungu. 

2.      Sifat Kimia Halogen


I.                   Kelarutan
Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin berkurang. Fluor selain
larut juga bereaksi dengan air.
2F2(g) + 2H2O(l) 4HF(aq) + O2(g)
Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang mengandung ion I - karena
membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut dalam larutan KI.
I2(s) + KI(aq)   KI3(aq)
Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar,
misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.
II.                Kereaktifan
Unsur-unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan
halogen di alam sebagai senyawa.Kereaktifan halogen dipengaruhi kelektronegatifannya.
Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah menarik elektron.
Selain dipengaruhi keelektronegatifan, kereaktifan halogen juga dipengaruhi oleh energi
ikatan halogen. Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan
tersebut sehingga makin reaktif halogen. Dengan melihat data keelektronegatifan dan energi
ikat halogen, dapat disimpulkan kereaktifan halogen dari atas ke bawah semakin berkurang.
1.      Kereaktifan fluor dan klor
Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak kekuning-
kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat. Keduanya sama seperti
oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran. Hidrogen dan logam-logam aktif akan
terbakar pada salah satu gas inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor
lebih besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya bahan-
bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam keadaan atmosfer fluor.
2.     Kereaktifan brom
Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah tua dan
mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan salah satu reagensia
laboratorium umum yang paling berbahaya, karena efek uap itu terhadap mata dan saluran
hidung. Hanya 0,1 ppm bisa ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga
dapat menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran greaktif bila
dibandingkan dengan Klor.
3.     Kereaktifan iodium
Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas berwarna ungu-biru
berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai kulit. Sedangkan uapnya dapat
melukai mata dan selaput lender.iodin kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.
4.      Kereaktifan astatin
Astatine dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa
diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya.
Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
III.        Daya Oksidasi
Halogen merupakan oksidasi kuat. Sifat oksidator halogen dari atas  ke bawah semakin
lemah, sehingga halogen-halogen dapat mengoksidasi ion halida di bawahnya.
F2 + 2KCl                 2KF + Cl2 atau ditulis
F2 + 2Cl-              2F- + Cl2
Cl2 + 2I-                2Cl- + I2
Br2 + KF               (tidak terjadi reaksi) atau ditulis
Br2 + F-               (tidak terjadi reaksi)
Dari reaksi di atas juga berarti ion halida (X -) bersifat reduktor. Sifat reduktor ion halida
makin ke bawah semakin kuat. 
Reaksi-reaksi unsur Halogen
 
Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen= garam), karena umumnya
ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik,
karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
Yang termasuk unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh
tabel periodik unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-
unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1),
kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi
(+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali,
terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk
menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion
F- dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.[7]
Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam
dalam bentuk senyawanya, yakni:
1.      Bentuk Garam
Garam dapat dibentuk dari:
a. Halogen + unsur logam garam
Contoh :
Br2 + 2 Na (s) 2 NaBr (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s)2 FeCl3(l)
b. Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
HCl + NaOH NaCl + H2O
HBr + NaOH NaBr + H2O
2.    Bentuk Asam
a.       Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
                              H2 + X 2 HX
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi
dengan lambat. Asam halida dalam keadaan gas adalah senyawa kovalen, tetapi dalam air
senyawa tersebut akan terdisosiasi: HF < HCl < HBr < HI.
b.      Asam Oksihalida (HXO)         
Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi
dengan air.Contoh reaksi oksida halogen dengan air:
Cl2O + H2O  2 HCl
Cl2O3 +H2O  2 HClO2
Cl2O5 +H2O  2 HClO3
Cl2O7 +H2O  2 HClO4

Pembuatan Halogen

      Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah dengan
mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang diungkapkan di sini
merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.

Fluorin 
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam
kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk
menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode
baja dan anode karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F 2 yang
terbentukakan oksidasinya.
Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :
Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial, pembuatan
gas Br2 sebagai berikut:
         Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
         Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi
redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah.
Bromin cair berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
         Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas Cl2. Iodin
juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam (Chili, NaNO3)
melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang didapat, disaring dan dimurnikan.
Manfaat Halogen

1.      Flourin
Gas flourin (F2) terutama digunakan dalam proses pengolahan isotop Uranium235 yang
merupakan bahan bakar reaksi nuklir. Fluor digunakan untuk membuat berbagai macam
senyawa fluorin organik. Ini yang termasuk gas Freon, seperti CCl 2F2 dan plastic yang tahan
panas, teflon C2F2untuk membuat Poli-PTFE jenis plastic tahan panas yang banyak
digunakan pada peralatan mesin. luorin juga dapat digunakan untuk mengukir gelas, yakni
asam fluoride (HF) yang dapat bereaksi dengan gelas (CaSiO 3).  Natrium fluoride, untuk
mengawetkan kayu dari gangguan serangga. Belerang heksafluorida (SF6) yang dipakai
sebagai isolator. Kriolit (Na3AlF6), untuk pelarut dalam pengolahan logam aluminium secara
elektrolisis. CCl3F untuk insektisida, Freon -12 (CF 2Cl2), sebagai zat pendingin pada kulkas
dan AC, serta zat pendorong pada kosmetika aerosol (spray). Freon – 22 (CHClF 2) sebagai
zat pendingin rendah bahan makanan.
2.      Klorin
Gas Cl2 sering digunakan sebagai desinfektan dan digunakan untuk menarik timah
dari kaleng bekas membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah yang murni. Klor
merupakan halogen yang paling banyak dihasilkan dan jumlahnya jauh diatas yang lainnya.
Dapat digunakan, misalnya : Asam Klorida (HCl), merupakan asam peringkat ketiga yang
banyak diproduksi sesudah asam sulfat dan asam nitrat. HCl terutama digunakan pada
industri logam untuk membersihkan permukaan logam, serta mengekstraksi logam-logam
tertentu dari bijihnya.Sebagai garam dapur dan dipakai sebagai bahan baku pada berbagai
jenis industri kimia, digunakan Natrium Klorida (NaCl). Kalium Klorida (KCl) banyak
digunakan sebagai pupuk tanaman. Amonium Klorida (NH4Cl) sebagai elektrolit pengisi batu
baterai.
3.      Bromin
               Br2 merupakan bahan baku untuk membuat senyawa- senyawa bromine,misalnya
natrium bromide sebagai zat sedative/obat penenang saraf,Br dalam sejumlah besar
digunakan untuk membuat perak bromide,yang disuspensikan dengan gelatin untuk dipakai
sebagai film fotografi . AgBr pada film akan terurai menjadi perak (Ag) dan  bromide
(Br),jika terkena sinar matahari.kemudian film dicuci dengan larutan hipo
natriumtiosilfat,Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr.selanjutnya,AgBr diubah
menjadi ion kompleks Ag(S2O3)23- yang larut,sehingga perak (Ag) tertinggal pada film
sebagai bayangan hitam
4.      Iodine
Larutan I2 dalam alcohol disebut tingtur iodium, merupakan obat anti septic bagi luka-
luka agar tidak kena infeksi. Dalam industry tapioca, maizena, dan terigu, larutan I 2 dengan
amilum akan memberikan warna biru.Senyawa-senyawa iodine yang penting dan dapat
dimanfaatkan, misalnya: Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan kedalam garam dapur, agar
tubuh kita memperoleh iodine. Pembuatan emulasi fotografi sebagai AgI (perak Iodida).
Quartz-Iod untuk bola lampu. Ammonium Iodida (NH4I) untuk lensa Polaroid. Iodoform
(CHI3) untuk anseptik. Dalam laboratorium dapat digunakan untuk mentitrasi senyawa
pengoksida kuat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarmo, U. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga


2. Tim Penulis Buku Olimpiade Kimia. 2010. Bahan Ajar Persiapan Menuju Olimpiade
Sains Nasional/Internasional SMA KIMIA 3. Jakarta: PT Graha Cipta Karya.
3. Petrucci, Ralp H – Suminar, 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:
Erlangga.
4. Suyanta. 2016. Buku Ajar Kimia Unsur . Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
5. Apriani Sarumpa. Makalah Kimia Unsur-unsur Golongan Utama.
6. Poppy Kamalla Devi. 2017. Model-Model Pembelajaran IPA dan Implementasinya.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7. https://www.studiobelajar.com/kimia-unsur/
8. https://urip.wordpress.com/2010/08/12/bahasan-kimia-unsur-membosankan/
9. https://www.academia.edu/30047778/MAKALAH_KIMIA_UNSUR-
UNSUR_GOLONGAN_UTAMA

Anda mungkin juga menyukai