Penyusun,
Siti Sopiah
NIM 1918487
Menyetujui,
Dosen Anorganik
KIMIA ANORGANIK
A. SISTEM PERIODIK UNSUR
Unsur-unsur dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu:
1. Logam identik dengan bahan yang “keras” dan dapat ditempa, dapat
menghantarkan panas dan listrik, dan mempunyai densitas dan titik leleh yang
tinggi. unsur logam terletak pada sebelah kiri sistem periodik
2. metaloid (semilogam), berada diantara sifat logam dan nonlogam, memiliki sifat-
sifat seperti logam dan juga nonlogam
3. nonlogam, terletak di sebelah kanan sistem periodik dan umumnya tidak memiliki
sifat logam dan dijumpai dalam bentuk serbuk dan gas pada keadaan normal. Titik
didih dan titik lelehnya rendah
Logam – nonlogam
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat kelogamannya berkurang, atau makin
bersifat non-logam.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, sifat kelogamannya berkurang.
Jari-jari atom
o Jari-jari atom adalah Jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit electron terluar
yang ditempati electron
o Factor → Muatan inti atom. Semakin besar muatan intinya, gaya tarik inti
atom terhadap elektron lebih kuat.
Jumlah kulit electronMakin banyak jumlah kulit, jari-jari atom
semakin panjang
o Jari-jari atom dalam satu periode dari kiri kekanan makin pendek sedangkan
jari-jari atom unsur segolongan dari atas kebawah makin panjang
o Bentuk ion = jari-jari ion
o Kristal logam logam disebut jari-iari logam
o Bentuk molekul atau kisi ikatan kovalen dosebut jari-jari kovalen
Energy ionisasi
o Energy ionisasi adalah Energi yang diperlukan untuk melepaskan electron yang
terikat paling lemah oleh suatu atom-atom atau ion dalam wujud gas.
o Contoh reaksi : Na (g) -> Na+ (g)+ e Ei1:495,9 kj/mol
Mg (g) -> Mg2+ (g)+e Ei2:737,7 kj/mol
o Energy ionisasi kecil, electron mudah terlepas
Energy ionisasi besar, elektron sukar terlepas.
o Energi ionisasi unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar, dan
energy ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah semakin kecil.
Afinitas electron
o Afinitas electron adalah Besarnya energy yang dihasilkan atau dilepaskan apabila
suatu atom menarik sebuah electron. Semakin besar energy yang dilepas, maka atom
tersebut cenderung menarik electron menjadi ion negative
o Afinitas elektron unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar,
dan afinitas electron unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah semakin kecil.
keelektronegatifan
o kelektronegatifan adalah Kecenderungan suatu atom untuk menarik electron saat
membentuk senyawa dengan atom lain
o Semakin besar harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom
tersebut untuk menarik elektron
o dinyatakan dalam skala pauling,skala Huggins,skala Mulliken,dan skala Sanderson.
o Berlawanan dengan energy ionisasi
o Dalam satu periode, harga keelekrtonegatifan semakin besar
Dalam satu golongan, harga keelektronegatifan semakin kecil
Potensial elektroda
o Potensil elektroda adalah selisih potensial yang terbentuk antara elektrode adan
larutan elektrolit.
o Potensial elektroda dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi akan
berlangsung atau tidak.
o +0,77 -0,44
Fe3+--------->Fe2+ ---------->Fe Reaksi tidak berlangsung
Daya Mempolarisasi dan Dipolarisasi
o Polarisasi adalah peristiwa penarikan awan elektron dari suatu anion oleh kation pada
pembentukan suatu ikatan.
o Makin besar derajat polarisasi maka ikatan yang terjadi makin bersifat kovalen
a. Dipolarisasi
Urutan kemudaaan anion dipolarisasi: P3- >S2- >Cl- danI- >Br- >Cl- >F
b. Mempolarisasi
Dipengaruhi oleh muatan (q) dan ukuran (r) ion → =
Makin besar muatan /makin kecil ukuran kation, kemampuan mempolarisasi
anion makin besar.
makin besar ukuran/makin kecil muatan suatu anion, kemampuan untuk
dipolarisasi oleh kation akan makin kecil
Urutan kekuatan daya mempolarisasi kation sebagai berikut:
B3+ >Be2+>Li+ dan Li+ >Na+>K+
B. ALKALI
Unsur-unsur yang termasuk logam alkali : Litium(Li), natrium atau sodium(Na),
kalium atau potassium(K), rubidium(Rb), sesium(Cs), dan fransium(Fs)
Disebut logam alkali karena larutannya dalam air bersifat alkalis(basa)
Sifat – sifat logam alkali
unsur logam alkali adalah putih mengkilat seperti perak.
Wujudnya padat tetapi lunak pada suhu normal,kecuali sesium dan fransium
berwujud cair
Mempunyai valensi = 1 atau biloks +1, densitas rendah, sangat reaktif
Titik leleh rendah, semakin rendah dgn naiknya nomor atom
Sifat konduktivitas panas yang tinggi dan titik leleh yang rendah Na untuk transfer
panas pada reaktor nuklir
Bersifat lunak, semakin lunak dgn naiknya nomor atom dan menurunnya energi
kohesi
Kelunakan dan rendahnya titik leleh alkali karena lemahnya ikatan metalik
Identifikasi Alkali
Litium :
Warna nyala merah karmin
Pereaksi natrium fosfat : endapan putih
Reaksi: Li+ + PO43- Li3PO4 (s)
Endapan larut dlm amonium klorida
Kalium:
Uji kering lembayung (lila)
Pereaksi natrium heksanitritokobaltat (III) Na3[Co(NO2)6] : endapan kuning
Reaksi : 3K+ + [Co(NO2)6]3- K3[Co(NO2)6](s)
Endapan tak larut dalam asam asetat encer
Natrium
Uji kering warna kuning
Pereaksi uranil magnesium asetat : endapan kristalin kuning
Reaksi : Na+ + Mg2+ + 3UO22+ + 9CH3COO- NaMg(UO2)3(CH3COO)9(s)
Unsur-Unsur Logam Alkali
1. Litium
Mineral spodumene : LiAlSi2O6.
Reaksi :
- Reaksi dengan nitrogen
densitas muatan paling besar, dapat bereaksi dgn N2 membentuk nitrida dgn energi
kisi yang cukup tinggi
6 Li(s) + N2(g) 2 Li3N(s)
Li3N Sangat reaktif, segera membentuk amonia dengan air:
Li3N(s) + 3 H2O(l) 2 LiOH(aq) + NH3(g)
- Reaksi dgn hidrogen
2 Li(s) + H2(g) 2 LiH(s)
Dengan air dan aluminium klorida, LiH mudah beraksi :
LiH(s) + H2O(l) LiOH(aq) + H2(g)
LiH(s) + AlCl3(s) 2 LiAlH4(s) + LiCl(s)
LiH untuk zat pengering pelarut organik
LiAlH4 zat pereduksi sintesis senyawa organik
Potensial reduksi standar paling negatif
Li+(aq) + e Li(s) Eº = -3,05 V
Litium bereaksi lambat dgn air
Rapatan muatan sangat besar ikatan senyawa litium mempunyai tingkat kovalensi
yg tinggi
Densitas rendah bahan aloi pesawat terbang (LA 141 : 14% Li, 1% Al, 85% Mg)
Butilitium LiC4H9 (senyawa kovalen) bermanfaat dalam reaksi-reaksi organik
2. NATRIUM
Produksi : proses Downs (elektrometalurgi)
Logam Na : untuk ekstraksi logam-logam lain (torium, zirkonium, tantalum, titanium)
TiCl4(l) + 4 Na(s) Ti(s) + 4 NaCl(s)
Pembuatan TEL(tetraetiltimbel)
4 NaPb(s) + 4 C2H5Cl(g) (C2H5)4Pb(l) + 3Pb(s) + 4 NaCl(s)
3. KALIUM
Kalium di alam bersifat sedikit radioaktif (0,02% 40K, t1/2 1,3 x 109 tahun)
Ekstraksi lelehan KCl : KCl(l) + Na(l) K(g) + NaCl(l)
C. ALKALI TANAH
• Unsur- unsur logam alkali tanah yaitu : Be, Mg,Ca, Sr, Ba, Ra
• Kenapa disebut alkali tanah? Karena larutannya didalam air bersifat basa dan banyak
terdapat dikulit bumi
• MgO
Konduktor panas yang baik, tetapi menunjukkan sifat konduktor listrik yang buruk
BaCO3 1360ºC
NAMA KEGUNAAN
IDENTIFIKASI ALKALI TANAH
Ca(OH) Bahan bantu proses pemurnian
Ba, Sr, Ca golongan kation 2 gula, bahan baku pembuatan kaca,
keempat bahan bangunan
Ba, Sr, Ca terendapkan oleh CaSO4 . Untuk gips pada tulang patah,
2H2O bahan bangunan (plafon gypsum),
amonium karbonat suasana
dan bahan pengisi pada pabrik
basa/ netral membentuk
kertas
endapan putih garam karbonat
CaC2 Untuk menghasilkan gas karbid
M2+ (aq) + CO32-(aq) MCO3(s) pada proses pengelasan
Barium, Ba: BaSO4 Bahan cat warna putih, bahan
bantu pengolahan minyak, dan
Uji kering warna hijau sebagai penanda pada
kekuningan pemeriksaan seluruh pencernaan
Larutan amonium karbonat klarena mampu menyerang sinar -
X
Endapan karbonat larut dalam
asam asetat
Larutan kalium kromat endapan kuning yang tidak larut dalam air dan tidak larut
dalam asam asetat encer (perbedaan dari Ca, Sr)
Ba2+ (aq) + CrO42-(aq) BaCrO4(s)
Stronsium, Sr:
Uji kering warna merah karmin
Larutan amonium karbonat Endapan karbonat kurang larut dalam asam asetat
Larutan kalium kromat endapan kuning yang larut dalam air dan larut dalam asam
asetat encer (perbedaan dari Ba)
Sr2+ (aq) + CrO42-(aq) SrCrO4(s)
Kalsium, Ca:
Uji kering warna merah kekuningan
Larutan amonium karbonat Endapan amorf putih kalsium karbonat larut dalam air
yang mengandung asam karbonat berlebih
Larutan kalium kromat tidak terbentuk endapan
D. ALUMUNIUM
Aluminium Termasuk unsur golongan III A → boron (B), aluminium(Al), gallium (G),
indium(In), dan talium(Tl).
Alumunium → metalloid
Boron→ non logam
gallium (G), indium(In), dan talium(Tl) → logam
Sifat periodik
• Konfigurasi Elektron alumunium – ns2 np1 ,
• tingkat oksidasi alumunium +3
• Ga, In, Tl dalam tingkat oksidasi +1
• Kovalen, metalik dan jari-jari ion meningkat dari B Tl.
• Keelektronegatifan: Ga ilebih elekronegatif dari Al karena alternation effect.
(konsekuensi dari meningkatnya muatan inti unsur 4p karena adanya efek shielding
yang lemah dari elektron 3d.
Sifat kimia yang berbeda dari unsur-unsur lain dalam satu golongan:
- Boron membentuk oksida asam, B2O3,
- Aluminium membentuk oksida amfoter, Al2O3
- Boron membentuk struktur polimer oksida.
- Boron flammable, hidrida berbentuk gas, aluminium membentuk hidrida padat
- Boron kekurangan elektron dan keadaan unsurnya merupakan asam lewis
PEMBUATAN ALUMUNIUM
1. Tahap pemurnian → proses bayer
1. Bauksit kotor dicampur dengan larutan pekat NaOH, sehingga larut membentuk
Na-aluminat. kemudian terpisah dari lumpur-lumpur pengotornya (pengotor seperti
TiO2, Na-Al-silikat, Besi (III) oksida). Pengotor diendapkan dan disaring.
Persamaan reaksinya : Al2O3(s) + NaOH(aq) + H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
2. Larutan yang telah bersih dari lumpur pengotor dialiri dengan gas CO2 untuk
mengurangi pH Sehingga terbentuk endapan Al(OH)3. Persamaan reaksinya:
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Al3+ + 3e → Al
2AlO2- → Al2O3 + O2 + 3e
3. Anoda karbon teroksidasi menjadi CO2, sehingga perlu diganti secara
periodik.Kabut aluminium tersebar di elektrolit, mereduksi CO 2 menjadi CO. Gas
yang dihasilkan mengandung 30% CO. keseluruhan reaksi :
Al2O2F42- + 2AlF63- + C 4AlF4- + CO2 + 4e
Pada katoda :
AlF63- + 3e Al + 6F-
Reaksi keseluruhan:
3Al2O2F42- + 10AlF63- + C 12AlF4- + 3CO2 + 4Al + 24F-
KEGUNAAN SENYAWA ALUMUNIUM
• Al2(SO4)3.17H2O digunakan dalam pewarnaan tekstil.
• KAI(SO4)2.12H2O adalah garam rangkap yang dikenal dengan nama tawas dan
digunakan untuk menjernihkan air.
• Al2(SO4)3 dicampur dengan NaHCO3 digunakan untuk memadamkan api. Persamaan
reaksinya:
• Al2(SO4)3(aq) + NaHCO3(aq) → 3Na2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) +6CO2(g)
• Buih yang bercampur dengan Al(OH)3 dan CO2 dapat memadamkan api.
E. UNSUR TRANSISI
Sifat fisis unsur transisi:
- Semua unsurnya adalah logam sehingga disebut llogam transisi.
- Dalam satu periode dari kiri ke kanan, dari sifat-sifatnya (energy ionisasi, jari-jari
atom, titik leleh, titik didih, dan massa jenisnya) tidak terlalu banyak berubah
Bilangan oksidasi unsur transisi
Skandium (Sc) = +3
Titanium (Ti) = +3, +4
Vanadium (V) = +2, +3,+4, +5
Kromium (Cr) = +2, +3, +6
Mangan (Mn) = +2, +3, +4, +5, +6, +7
Besi (Fe) = +2, +3
Kobalt (Co) = +2, +3
Nikel (Ni) = +2, +3
Tembaga (Cu) = +1, +2
Zink (2) = +2
→ Bervariasinya biloks pada unsur transisi disebabkan oleh adanya subkulit 3d yang
belum terisi penuh
Warna unsur transisi
• Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada
golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada
subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang
dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. warna yang ditransmisikan
adalah warna komplementernya.
• [Cu(H2O)4]2+: menyerap warna merah mentransmisikan warna biru
Sifat Kemagnetan
Setiap unsur transisi mempunyai sifat magnetik:
a. paramagnetik,di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan
magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
contoh: Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
b. diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet
karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan.
Contoh: Zn.
Keaktifan katalitik
• Kemampuan unsur transisi sebagai katalis suatu reaksi diperkirakan karena unsur
transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.
• Contoh katalis unsur transisi : TiCl3, V2O5, Fe atau Fe2O3, Ni, dan Cu atau CuO
Unsur Transisi dan Ion Kompleks
• Ion kompleks merupakan ion yang tersusun dari ion pusat (atom pusat) yang
dikelilingi oleh molekul atau ion yang disebut ligan
• Antara ion pusat dan ligan terjadi ikatan koordinasi
• Jumlah ikatan koordinasi yang terjadi antara ion pusat dengan ligan disebt dengan
bilangan koordinasi
Bilangan koordinasi 4 : [Cu(H2O)4]2+, [Cu(NH3)4]2+, [CuCl4]2+.
Bilangan koordinasi 6 : [Fe(H2O)6]3+, [Fe(CN)6]3-, [FeF6]3-.
• Contoh: [Cu(H2O4]2+
atom pusat : Cu2+
ligannya : H2O
bilangan koordinasi : 4
• Orbital d/orbital kosong yang belum terisi penuh kemungkinan terbentuk lebih dari
satu macam ikatan
• Unsur transisi membentuk senyawa kompleks
• Fe3+(aq) + 6CN-(aq) [Fe(CN)6]3-(aq)
Atom pusat Ligan anion kompleks
• Ligan : basa lewis (memiliki pasangan elektron bebas) yang dapat memberi pasangan
elektron untuk berikatan.
• Atom pusat : suatu asam lewis, unsur yang memiliki orbital kosong untuk membentuk
ikatan
[Ni(CN)4]2-
2-
dsp2 Bujur sangkar
[Ni(CN)4] : kompleks diamagnetic
A. CN- adalah ligan yang kuat untuk mendorong elektron tidak berpasangan menjadi
berpasangan
F. UNSUR LOGAM
IKATAN LOGAM → gaya tarik antara kation-kation logam dengan awan
elektron yang bermuatan negatif yang terbentuk dari elektron valensi yang
dilepaskan dari atom-atom logam.
2 CuFeS2 (s) + H2SO4 2 CuSO4 (aq) + Fe2O3 (s) + 3 S (g) + H2O (l)
bijih tembaga Larutan leach
4 Au (s) + 8 CN- (aq) + O2 (g) + H2O (l) 4 [Au(CN)2]- (aq) + 4 OH- (aq)
bijih emas larutan leach
Setelah logam dalam bijih diubah menjadi ion dalam larutan, kemudian direduksi
3. Pemurnian Logam
Logam kasar perlu dilakukan pemurnian (Refining) ditinjau dari 2 aspek
• Zat pengotor dapat menyebabkan logam tidak dapat digunakan dengan baik.
Tembaga yang mengandung Arsen dalam jumlah yang sangat sedikitppun mengurangi
daya hantar listrik 10% - 20%
• Zat pengotor dalam logam mempunyai nilai ekonomis. Perak merupakan hasil
samping metalurgi Timbal dan Tembaga.
Cara memurnikan logam
• Elektrolitik (Tembaga)
• Oksidasi zat pengotor (Besi)
• Distilasi logam dengan titik leleh rendah seperti Raksa , Nikel dan Seng
• Zone Refining (pemurnian zona)
Preparasi Besi - Tanur Tinggi
Bahan mentah untuk preparasi Besi adalah
• Bijih besi yang telah dipekatkan
• Kokas
• Batu kapur (CaCO3), sebagai fluks
Besi kasar (besi gubal) diproduksi dalam tanur tinggi dengan ketinggian sampa 100 kaki dan
diameter 25 kaki dilapisi dengan batu bata tahan panas.
Preparasi Baja
Tujuan Utama Preparasi Baja
• Membakar habis pengotor-pengotor yang tidak diinginkan dari besi gubal
• Menambahkan sejumlah logam atau material lain untuk memperoleh sifat-sifat logam
yang diinginkan
Jika pengotor utama adalah Mangan maka fluks asam yang harus digunakan adalah oksida
non logam (SiO2).
Jika pengotor utamanya Silikon atau Fosfor, maka fluks basa yang harus digunakan seperti
Magnesium Oksida atau Kalsium Oksida, sehingga terbentuk silikat atau Pospat