Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENGENALAN BAHAN KIMIA

KELOMPOK 10

KELAS 1 D

Disusun oleh:

Ica Yasfa’a Meiyanti Indah NIM: 1918364


Novan Imam Firmansyah NIM: 1918441
Siti Sopiah NIM: 1918487
Yokebet Intan Pratiwi NIM: 1918503

POLITEKNIK AKA BOGOR


2019

6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah karena atas karunia-Nya makalah kimia ini telah disusun
secara serentak. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara lisan maupun secara tulisan.

Makalah kimia ini ditulis berdasarkan apa yang sudah diterangkan dan didiskusikan
dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan ketrampilan proses. Dengan demikian
tujuan merangkum makalah ini merupakan keterampilan mahasiwa politeknik aka bogor
.Kiranya tidak berlebihan jika makalah ini jadi pegangan setiap kelompok dengan materi
yang lengkap, penyajian yang runtut dan bahasa yang sederhana, diharapkan dapat membantu
dan menguasai materi yang ada di dalam makalah ini sehingga mahasiswa dengan mudah
belajar dan proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis makalah ini tetapi “Tiada gading
yang tak retak”, untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan
makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua terutama
mahasiswa politeknik aka bogor

Bogor,September 2019

Penulis

6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang……………………………………………………………………….….4


1.2 Tujuan…………………………………………………………………………….……4

1.3 rumusan masalah………………………………………………………………….……4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian boraks……………………………………………………………………….5

2.2 sifat fisika dan sifat kimia boraks………………………………………………………6

2.3 fungsi boraks……………………………………………………………………………7

2.4 penyalahgunaan boraks…………………………………………………………………7

2.5 metabolisme boraks……………………………………………………………………..8

2.6 toksisitas boraks…………………………………………………………………………8

2.7 dampak boraks terhadap kesehatan……………………………………………………...9

2.8. msds……………………………………………………………………………………11

BAB III PENUTUP

3.1
kesimpulan…………………………………………………………………………………...24

3.2 saran……………………………………………………………………………………24

6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..25

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Senyawa kimia ialah partikel kimia murni yang terdiri dari dua ataupun lebih partikel
yang telah rusak lagi menerupakan partikel pembuatannya dengan reaksi kimia. Setiap
senyawa kimia dapat dibedakan dengan rumus kimia beserta memperhitungkan jumlah
atom pembuatannya. Senyawa kimia dapat didapatkan dalam beragam wujud mulai dari
padatan, cairan sampai gas.

Setiap senyawa pastinya memiliki sifat yang berbeda dengan unsur dari
pembentuknya. Senyawa hanya bisa diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya
lewat reaksi kimia. Dalam kondisi yang sama, senyawa bisa mempunyai wujud yang
berbeda dari unsur pembentuknya. Sifat fisika dan juga kimia senyawa berbeda dari
unsur pembentuknya. Misalnya saja reaksi di antara dua atom hidrogen dan satu atom
oksigen bisa membentuk molekul air.

Pada pembahasan kali ini, kami membahasa senyawa kimia boraks. Boraks sering
kali disalahgunakan penggunaanya. Untuk itu, perlu pemahaman lebih lanjut mengenai
sifat, bahaya, fungsi dan pencegahan dari bahaya boraks terutama bagi kesehatan
tubuh,

1.2 TUJUAN

Agar kita semua mengetahui secara jelas mengenai boraks, yaitu sifat-sifatnya,
bahayanya, dan dampaknya bagi kesehatan sehingga kita dapat lebih berhati-hati lagi.

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. apa itu boraks?

2. Apa saja sifat-sifat dari boraks?

3. jelaskan bahaya dari boraks dan bagaimana cara menanganinya?

4. Apa saja manfaat Dari boraks?

6
5. Bagaimana dampak boraks terhadap kesehatan?

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Boraks

Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, berbentuk kristal
lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam
borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan oleh
industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles
mulut dan obat pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (berbentuk larutan
atau padatan/kristal) dan ternyata digunakan sebagai pengawet misalnya pada pembuatan mie
basah, lontong dan bakso. (Saparinto,dkk. 2011)
Borak atau Bleng (bahasa Jawa) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi
yang dipakai dalam pembuatan beberapa makanan tradisional, seperti karak dan gendar.
Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Bleng adalah bentuk tidak
murni dari boraks, sementara asam borat murni buatan industri farmasi lebih dikenal dengan
nama boraks. Dalam dunia industri, boraks menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet
kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak.
Dalam bentuk tidak murni, sebenarnya boraks sudah diproduksi sejak tahun 1700 di
Indonesia, dalam bentuk air bleng. Bleng biasanya dihasilkan dari ladang garam atau kawah
lumpur (seperti di Bledug Kuwu, Jawa Tengah). Pemerintah telah memperbolehkan
penggunaan boraks sebagai bahan makanan, namun dibatasi sejak 5 Juli 1959, batasnya
hanya 1 gram per 1 kilogram pangan, bila lebih itu ilegal.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan, antara
lain digunakan sebagai pengawet dalam bakso dan mie. Boraks juga dapat menimbulkan efek
racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas
boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks
yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam
hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada
dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing,
muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya
mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian
akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih. (Saparinto,dkk.2011)
2.2 Sifat fisika dan sifat kimia boraks

6
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
a. Keadaan fisik : Padatan berbentuk kristal heksagonal, tidak berwarna
hingga putih dan tidak berbau.

b. Titik lebur : 2275°C (terurai menjadi natrium dan nitrogen)


c. Titik peruraian : 1 Pa pada 20 °C
d. Berat Jenis : 1 2,367 (air = 1)
e. pH : + 9,5
f. Kelarutan : Dalam air 1,06 % pada suhu 0 °C; 2,56 % pada 20 °C; 8,79
% pada 40 °C; dalam etilen glikol 30%; tidak larut dalam
alkohol

g. Flamabilitas : Tidak mempertahankan pembakaran


(padatan,gas)
h. Tekanan uap : 7,3 Hpa pada 1200°C
i. Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak (Bereaksi
menimbulkan ledakan jika dipanaskan

j. Titik didih : Tidak tersedia

Boraks berasal dari bahasa arab yaitu BOURAQ yang berarti kristal lunak yang
mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks merupakan kristal
lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat
(Na2.B4O7.10H2O). Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium
tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industri non pangan. Ciri Boraks adalah
serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, PH : 9,5.
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa
berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat
larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya
pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.

6
Boraks mempunyai rumus kimia Na2B4O2(H20)10 dengan berat molekul 381,43 dan
mempunyai kandungan boron sebesar 11,34 %. Boraks bersifat basa lemah dengan pH (9,15
– 9,20). Boraks umumnya larut dalam air,kelarutan boraks berkisar 62,5 g/L pada suhu 25°C
dan kelarutan boraks dalam air akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu air dan
boraks tidak larut dalam senyawa alcohol.

2.3 Fungsi Boraks


Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri
kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi
kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi
natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng.
Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai
antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida
(HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan
kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata
dan dikenal sebagai boorwater.
Dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air
digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan
sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh
diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil, kecap,
ketupat/lontong serta kerupuk. (Putri, 2011). Efek jangka panjang dari penggunaan boraks
dapat menyebabkan merah pada kulit, gagal ginjal, iritasi pada mata, iritasi pada saluran
respirasi, mengganggu kesuburan kandungan dan janin. Dosis yang dapat menyebabkan
kematian atau biasa disebut dengan dosis letal pada orang dewasa adalah sebanyak 10-25

6
gram, sedangkan pada anak-anak adalah sebanyak 5-6 gram. (U.S. National Institutes of
Health). Pada binatang dosis letal boraks sebesar 5 gram (BPOM, 2004).13

2.4 Penyalahgunaan Boraks

Berdasarkan dari hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan Badan
Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, ditemukan sejumlah produk pangan
seperti bakso, tahu, mie basah dan siomay yang memakai bahan tambahan pangan boraks dan
dijual bebas di pasar dan supermarket. Adapun peraturan pemerintah yang melarang tentang
penggunaan boraks yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
1168/MENKES/PER/X/1999, yang berisi bahwa boraks termasuk dari salah satu bahan kimia
yang penggunaannya dilarang untuk produk makanan.1 Banyak masyarakat yang belum
mengetahui efek negatif dari penggunaan boraks sebagai bahan tambahan pangan. Oleh
karena itu para pedagang makanan biasanya mencampurkan boraks pada makanan yang akan
dijual agar makanan tersebut menjadi lebih kenyal dan terlihat lebih menarik.

2.5 Metabolisme Boraks

Boraks tidak dimetabolisme di dalam tubuh, hal ini disebabkan oleh karena diperlukan
energy yang besar (523kJ/Mol) untuk memecah ikatan antara oksigen dengan boron. Boraks
dalam bentuk asam borat tidak terdisossiasi dan akan terdistribusi pada semua jaringan.
Boraks akan diekskresikan >90% melalui urine dalam bentuk yang tidak dimetabolisir. Waktu
paruh dari senyawa kimia boraks adalah sekitar 20 jam, namun pada kasus dimana terjadi
konsumsi dalam jumlah yang besar maka waktu eliminasi senyawa boraks akan berbentuk
bifasik yaitu 50% dalam 12 jam serta 50% lainnya akan diekskresikan dalam waktu 1-3
minggu. Selain diekskresi melalui urin, boraks juga di ekskresikan dalam jumlah yang
minimal melalui saliva, keringat dan feces.

2.6 Toksisitas Boraks

Boraks dan sejenisnya merupakan pestisida turunan elemen boron. Boron jarang sekali
digunakan dalam bentuk tunggal, jenis-jenisnya ditemukan dengan bentuk kombinasi dengan
elemen-elemen lain, umumnya dikombinasikan dengan asam borat atau boraks. Tidak seperti
beberapa pestisida dengan beberapa komponen sintetik, boraks dan beberapa pestisida secara
alami merupakan campuran. boraks mempunyai beberapa keuntungan sebagai pestisida,
memiliki toksisitas yang rendah terhadap manusia daripada pestisida lainnya, dan lebih

6
sedikit serangga yang resisten karenanya. Namun demikian boraks dan zat-zat kimia yang
berhubungan dapat menyebabkan keracunan. Boraks dapat membunuh beberapa jenis
organisme dengan cara berbeda. Seranga terbunuh oleh boraks karena boraks ini berperan
sebagai racun perut dan juga sebagai zat abrasive pada permukaan luar serangga.16 Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silvia (2004), ditemukan kenaikan berat badan
mencit jantan galur Swiss Webster dan ditemukan penurunan berat organ hati dan ginjal pada
pemberian 300mg/kg bb, serta ditemukan juga perubahan gambaran histologi jaringan hati
dan ginjal. Kadar NOAEL (Non Observed Adverse Effect Level) adalah sebesar 95,9
mg/kgBB.

2.7 Dampak boraks terhadap kesehatan.

Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung
konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar tertinggi tercapai pada waktu
diekskresi. maka ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh disbandingkan dengan
organ yang lain. Bila mengonsumsi makanan yang mengandung boraks tidak langsung
berakibat buruk terhadap kesehatan , tetapi senyawa tersebut diserap dalam tubuh secara
kumulatif, disamping melalui saluran pencernaan boraks dapat diserap melalui kulit.
Konsumsi boraks yang tinggi dalam makanan dan diserap dalam tubuh akan disimpan secara
akumulatif dalam hati otak dan testis serta akan menyebabkan timbulnya gejala pusing,
muntah, mencret, dan kram perut. Boraks dapat mempengaruhi alat reproduksi, selain itu juga
dapat mempengaruhi metabolism enzim. (BPOM,2004)

Menurut standar internasional WHO, dosis fatal boraks berkisar 3-6 gram perhari untuk
anak kecil dan bayi, untuk dewasa sebanyak 15-20 g perhari dapat menyebabkan kematian.
Tidak adanya dampak negative yang membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi
suatu makanan yang mengandung boraks atau no observed adverse effect level (noael) adalah
sebesar 8,8 mg/kg berat badan per-hari (EPA,2006)

Menurut pemenkes no. 33 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan , boraks
merupakan bahan tambahan yang dilarang karena 50% dari yang terabsorbsi diekskresikan
lewat urin, sedanglan sisanya diekskresikan 3-7 hari lebih.

6
Efek negative dari penggunaan bahan toksis boraks dalam pemanfaatannya yang salah
pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia . boraks memiliki
efek racun yang sangat berbahaya pada system metabolism manusia sebagai halnya zat-zat
tambahan makanan lain yag merusak manusia.

Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorbs dalam waktu lama. Akibat yang timbul
diantaranya anoreksia, berat badan urun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia dan
konvulasi. Penggunaa bahan toksis boraks apabila dikonsumsi secara terus enerus dapat
mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada susunan syaraf, depresi dan kekacauan
mental. Dsalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa menyebabkan degradasi mental,serta
saluran pencernaan, ginjal, hati dan kulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran
[pernapasan dan pencernaan. Kulit yang luka atau membuka. (saparinto et al,2006)

Gejala awal keracunan boraks bisa beberapa jam Hingga seminggu setellah mengonsumsi
atau kontak dalam dosis toksis. Gejala kimia keracunan boraks biasanya ditandai dengan hal
hal berikut” (saparinto et al,2006)

1. Sakit perut sbelah atas, muntah dan mencret

2. Sakit kepala dan gelisah

3. Penyakit kulit berat

4. Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan

5. Sesak nafas dan kegagalan sirkulasi darah

6. Hilangnya cairan dalam tubuh

7. Degenerasi lemak hati dan ginjal

8. Otot-otot muka ddan anggota badan bergetar dikuti dengan kejang-kejang

9. Kadang-kadang tidak kencing dan sakit kuning

10. Tidak mempunyai nafsu makan,diare ringan dan sakit kepala.

6
2.8 Material Safety Data Sheet (MSDS)

6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa, kita dapat mengetahui sifat,
karakteristik, fungsi, dampak untuk kesehatan, dan bahaya serta cara menanganinya. Maka
dari itu, diharapkan tidak ada lagi penyalahgunaan pemakaian boraks. selain itu juga, kita
dapat lebih berhati-hati terhadap bahan kimia dan paham dengan karakteristik dari bahan
kimia.

3.2 SARAN
Sebaiknya, kita mengetahui karakteristik dan bahaya dari suatu bahan kimia agar
tidak terjadi suatu kecelakaan yang dapat membahayakan diri kita.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/44112/3/NurjayaAdinugroho_G2A009136_bab2KTI.pdf
https://www.carlroth.com/downloads/sdb/in/T/SDB_T880_ID_IN.pdf

Anda mungkin juga menyukai