Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ELEKTROKIMIA

Penulis Laporan : Julian Bachtiar

NIM : 1918374

Kelompok : 3 (Tiga)

Anggota kelompok : 1. Muhammad Yanuar Subekti / 1918412

2. Julian Bachtiar / 1918374

3. Siti Sopiah / 1918487

Tanggal Praktikum : 17 Juli 2020

I. Judul

Potensial Elektrode, Kuat Arus, dan Laju Korosi

II. Tujuan

1. Menjelaskan proses korosi logam besi


2. Memantau dan mengukur proses korosi logam besi secara elektrokimia

III. Prinsip

Proses korosi logam besi antara lain terjadi karena atom-atom besi teroksidasi menjadi
ion-ion yang kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk karat besi. Pada proses
pengionan, setiap atom besi akan meninggalkan dua electron pada logam besi mengalami
korosi. Akibatnya logam besi tersebut berarti semakin kuat proses korosinya terjadi. Karena

1
itu antara potensial logam besi dengan kekuatan korosi terdapat satu hubungan yang bisa
dipantau dengan cara yang sederhana tetapi cukup akurat.

Cara yang dipraktikkan adalah dengan mengukur potensial logam yang sedang
mengalami korosi terhadap electrode lawan yang tidak mengalami korosi. Cukup banyak
bahan yang bisa digunakan sebagai electrode lawan. Selain platina dan emas, karbon pun
bisa digunakan. Percobaain inimenggunakan electrode karbon.

Prinsip percobaan adalah dengan mengukur potensial logam besi terhadap electrode
karbon jika dicelupkan ke dalam berbagai larutan elektrolit. Kecepatan korosi diukur dengan
cara menimbang bobot logam sebelum proses percobaan dan setelah proses percobaan.

IV. Reaksi

Anode : Fe(s) Fe2⁺(aq)+2e⁻

Katode : O₂(g)+4H⁺(aq)+4e⁻ 2H₂O(l)

V. Cara Kerja

1. Larutan induk 100 mL disiapkan dengan kepekatan 0,001M; ; 0,005; 0,010; 0,050;
0,100; 0,500; dan 1,000 M. volume larutan induk dicantumkan dalam laporan.
2. Plat besi dibersihkan dengan amplas hingga permukaannya halus, kering, dan bersih.
Kemudian, bobot plat ditimbang sebagai W01, W02, W03, W04, W05, W06, W07. Tiap plat
ditempatkan di dekat gelas kimia berisi larutan elektrolit yang disiapkan pada langkah 1.
Jika terbentuk karat sebelum ditimbang, karat dibersihkan dengan tissue atau lap kering.

3. Plat besi dihubungkan dengan terminal negatif multimeter yang diposisikan sebagai
Potensiometer skala maksimum 2 V. Terminal positif multimeter dihubungkan dengan
elektrode karbon. Kedua elektrode dicelupkan ke dalam larutan elektrolit. Potensial yang
terbaca dicatat sebagai V1, V2, V3, V4, V5, V6, V7. Elektrode dikeluarkan dari larutan.

2
4. Fungsi multimeter diubah ke mA-dc pada skala maksimum 200 mA. Elektrode
dicelupkan kembali ke dalam larutan. Kuat arus yang terbaca dicatat sebagai I1, I2, I3, I4,
I5, I6, I7. Jika arus melebihi 200 mA, skala maksimum diubah ke 2 A.

5. Plat besi dimasukkan ke dalam larutan elektrolit, lalu piala gelas ditutup dengan penutup
dan diikat dengan karet. Larutan dibiarkan selama ±24 jam.
6. Setelah waktu perendaman tercapai, plat besi dikeluarkan dari larutan, dikeringkan
menggunakan kain lap dan tissue kering (tidak boleh diamplas), lalu ditimbang. Bobot
plat besi dicatat sebagai WT1, WT2, WT3, WT4, WT5, WT6, WT7.

VI. Data Pengamatan

VII.
Elektrol Bobot (g) Potensial (V) Arus (mA)
Nnit(M)
o W0 W1 dW 1 2 3 Rerata 1 2 3 Rera
ta

1 0,001 27,0888 27,0734 0,0154 0,186 0,187 0,187 0,187 0,13 0,09 0,09 0,10

2 0,005 30,9702 30,9534 0,0168 0,421 0,423 0,427 0,424 0,55 0,54 0,50 0,53

3 0,010 9,2925 9,2589 0,0336 0,479 0,478 0,479 0,479 0,68 0,68 0,63 0,66

4 0,050 36,9311 36,8155 0,1156 0,509 0,500 0,506 0,505 0,85 0,80 0,82 0,82

5 0,100 31,5325 31,3717 0,1608 0,516 0,517 0,515 0,516 1,29 1,20 1,00 1,16

6 0,500 35,0067 34,7513 0,2554 0,530 0,540 0,535 0,535 1,36 1,33 1,30 1,33

7 1,000 12,6890 12,2870 0,4020 0,688 0,687 0,685 0,687 1,52 1,57 1,55 1,54

Catatan :
 Larutan Elektrolit: HCl
 Waktu perendaman plat besi: 24,3 jam

3
VII.Perhitungan

A. Pengenceran Larutan
V1 x M1 = V2 x M2
V2xM2
1. V 1= M 1

100mL x 0,001 M
¿
1M
¿ 0,1 mL

V2xM2
2. V 1= M 1

100mL x 0,005 M
¿
1M
¿ 0,5 mL

V2xM2
3. V 1= M 1

100mL x 0,01 M
¿
1M

¿ 1 mL

V2xM2
4. V 1= M 1

100mL x 0,05 M
¿
1M

¿ 5 mL

V2xM2
5. V 1= M 1

4
100mL x 0,1 M
¿
1M

¿ 10 mL

V2xM2
6. V 1= M 1

100mL x 0,5 M
¿
1M

¿ 50 mL

V2xM2
7. V 1= M 1

100mL x 1 M
¿
1M

¿ 100 mL

B. Bobot Besi (Sampel) Setiap Konsentrasi

1. HCL 0,001
dW= W0 – W1
= 27,0888gr - 27,0734 gr
= 0,0154 gr

2. HCL 0,005
dW= W0 – W1
= 30,9702 gr - 30,9534 gr
= 0,0168 gr

3. HCL 0,01

5
dW= W0 – W1
= 9,2925 gr - 9,2589 gr
= 0,0336 gr

4. HCL 0,05
dW= W0 – W1
= 36,9311 gr - 36,8155 gr
= 0,1156 gr

5. HCL 0,1
dW= W0 – W1
= 31,5325 gr - 31,3717 gr
= 0,1608 gr

6. HCL 0,5
dW= W0 – W1
= 35,0067gr - 34,7513 gr
= 0,2554 gr

7. HCL 1
dW= W0 – W1
= 12,6890 gr - 12,2870 gr
= 0,4020 gr

C. Laju Korosi Masing-Masing Konsentrasi

dW
Laju Korosi=
T

1. HCL 0,001 M

6
0,0154 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0006 gr/jam
2. HCL 0,005 M
0,0168 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0007 gr/jam

3. HCL 0,01 M
0,0336 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0012 gr/jam

4. HCL 0,05 M
0,1156 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0048 gr/jam

5. HCL 0,1 M
0,1608 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0066 gr/jam

6. HCL 0,5 M
0,2554 gr
Laju Korosi=
24,3 jam
= 0,0105 gr/jam

7. HCL 1 M
0,4020 gr
Laju Korosi=
24,3 jam

7
= 0,0165 gr/jam

VIII. Pembahasan

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.

Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)


mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus
kimia karat besi adalah Fe2O3.xH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Anode : Fe(s) Fe2⁺(aq)+2e⁻

Katode : O₂(g)+4H⁺(aq)+4e⁻ 2H₂O(l)

4 Fe2+(aq)+O2(g)+(4+x) H2O(l) 2 Fe2O3.x H2O+8H+(aq)

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Elektron yang dibebaskan di anode
mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen
tereduksi. Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai
bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak
sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan
rapatan logam itu. Korosi besi relatif cepat beraksi dan belangsung terus, sebab besi(III)
oksida yang bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Deret Volta
dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi.
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan
oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya
yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida

IX. Kesimpulan

8
X. Daftar Pustaka

 ilmukimia.org. (2013, 1 Januari).Korosi. Diakses pada 17 juli 2020, dari


http://www.ilmukimia.org/2013/01/korosi.html

 esdikimia.wordpress.com. (2011, 28 September).Korosi. Diakses pada 17 juli 2020, dari


https://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/korosi/

9
Grafik

Grafik Hubungan antara konsentrasi dan potensial


0.8

0.7 0.68
0.6

0.52 0.54
0.5 0.5
0.48
0.43
0.4

0.3

0.2
0.18
0.1

0
0 0.01 0.01 0.05 0.1 0.5 1

Column2

Grafik Hubungan antara konsentrasi dan arus


1.6
1.51
1.4
1.33
1.2 1.16
1

0.8 0.79
0.68
0.6
0.55
0.4

0.2
0.15
0
0 0.01 0.01 0.05 0.1 0.5 1

Column1

10
Grafik Hubungan antara konsentrasi dan bobot besi yang terkorosi
0.45

0.4 0.4
0.35

0.3

0.25 0.26

0.2

0.15 0.16
0.12
0.1

0.05
0.01
0 0.01 0.01
0 0.01 0.01 0.05 0.1 0.5 1

Column2

11

Anda mungkin juga menyukai