Natrium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Na dan nomor atom 11. Ini adalah logam lunak, putih keperakan, dan sangat reaktif
(Wikipedia,2017). Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada
spektrum matahari sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di
bumi, terkandung sebanyak 2.6% di kerak bumi.
Sifat Kimia
Sifat kimia Natrium yaitu reduktor kuat karena memiliki harga potensial
reduksi yang sangat kecil. Natrium dapat berikatan dengan unsur lainnya
melalui ikatan ionik dengan tingkat oksidasi +1. Selain itu, Natrium merupakan
logam yang sangat reaktif . Kereaktifan Natrium disebabkan oleh
kemudahannya melepas elektron.
KALIUM
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih
keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan
sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya.
Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air,
dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris,
kalium disebut potassium (Wikipedia,2017).
Gambar 2. Logam Kalium
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak
2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air
dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral
tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, danpolyhalite ditemukan di danau purba
dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan garam-garamnya dengan
mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara bagian-negara bagian New
Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang ditemukan pada kedalaman 3000
kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi tambang penting di tahun-tahun
depan. Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit
ketimbang natrium (Sriambarwati,2014).
Logam alkali Kalium dapat dibuat melalui reduksi kimia Secara komersial,
lelehan KCl direaksikan dengan logam natrium pada 870°C, persamaan reaksinya:
Senyawaan Kalium
Kalium hidroksida
Kalium hidroksida (KOH) disebut juga sebagai potasy kaustik. Salah satu
kegunaan KOH yang amat penting adalah untuk bateri alkali yang menggunakan
larutan KOH sebagai elektrolit. Oleh karena itu, kalium hidroksida digunakan
dalam pembuatan lampu senter dan barang-barang yang menggunakan baterai.
Kalium Nitrat
Kalium Karbonat
Kalium Klorat
Kalium klorat yang memiliki rumus kimia KCLO4 seperti bahan klorat
lain adalah bahan oksidator umum yang ditemui di laboratorium kimia. Bahan ini
merupakan oksidator yang relatif kuat.
Kalium Kromat
Kalium manganat
Kalium manganat biasa digunakan dalam larutan netral atau larutan yang
bersifat basa dalam kimia organik. Pengasaman kalium manganat cenderung
untuk lebih meningkatkan kekuatan destruktif agen pengoksidasi, memecah
ikatan-ikatan karbon-karbon.
Kalium klorida
Percobaan 1
Reaksi :
2 Na (s) + 2H2O (l) → 2 NaOH (aq) + H2 (g)
Percobaan 2
Na2CO3
Gas CO2
Reaksi :
NaOH (s) + CO2 (g) → Na2CO3 (s) + H2O (l)
Na2CO3 (aq) + HCl (aq) → 2NaCl (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Percobaan 3
¼ spatula Na2O2
Larutan ungu
Reaksi :
Na2O2 (s) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O2 (aq)
H2O2 (aq) → H2O (l) + O2 (g)
Na2SO4 (aq) + 2 KI + H2O (l) → K2SO4 (aq) + 2 NaOH (aq) + I2 (aq)
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
O OH H O OH H O + n I2
H OH H OH
CH2OH CH2OH
I I
H O H H O H
H H + 2 H2O
O OH H O OH H O
n
H OH H OH
Percobaan 4
Serbuk putih
Reaksi :
Na2SO4.10H2O (s) → Na2SO4 (s) + H2O (l)
Percobaan 5
Kawat platina
Nyala kuning
Percobaan 6
Larutan KOH
˗ Ditambah 4 mL air
˗ Diamati reaksi yang terjadi dengan
adanya panas
˗ Digosokkan jari kepada larutan
Larutan licin
Reaksi :
2 KOH (s) + H2O (l) → 2 KOH (aq) + H2 (g)
Percobaan 7
˗ Dimasukkan ke dalam
˗ Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
tabung reaksi
˗ Dimasukkan sehelai
˗ Diencerkan dengan 5
benang woll
mL air
˗ Dipanaskan
˗ Ditambah 10 tetes air
˗ Diamati
Brom
˗ Diamati
Reaksi :
2 KOH (aQ) + Br2 (aq) → KBr (aq) + KOBr (aq)
KBr (aq) + KOBr (aq) + H2O (l) + HCl (aq) → 2 KOH (aq) + Br2 (g)
Percobaan 8
Abu kayu
Filtrate Residu
Percobaan 9
Percobaan 10
Reaksi :
KCl (aq) + H6C4O6 (aq) → KC4H5O6 (s) + HCl (aq)
Percobaan 11
Kawat Platina
Nyala ungu
Reaksi
KCl (aq) → K+ (aq) + Cl- (aq)
VIII. Analisis dan Pembahasan
PERCOBAAN 1
Pada percobaan pertama dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat natrium
dan senyawanya yaitu untuk mengidentifikasi rekasi logam natrium dengan air serta
mengetahui sifat hasil senyawa reaksi tersebut. Langkah pertama, ¼ spatula logam Na
yang diletakkan pada kertas saring. Selanjutnya, kertas saring tersebut diletakkan
mengapung diatas permukaan air dalam gelas kimia kemudian ditutup secara cepat
dengan menggunakan kaca arloji. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bahaya
sekecil mungkin dari reaksi natrium yang sangat rekatif terhadap air, sehingga
menggunakan kertas saring agar natrium tidak langsung tercelup oleh air, dan kaca
arloji digunakan sebagai penutup agar letupan yang terjadi pada saat logam natrium
bereaksi dengan air dapat terkendalikan. Setelah diamati natrium yang bereaksi dengan
air akan larut (larutan tidak berwarna) serta menimbulkan percikan api. Hal ini
disebabkan sifat dari logam natrium yaitu energi ionisasi logam alkali relatif rendah
sehingga sangat mudah bereaksi dengan air, maka dari harus disimpan dalam cairan
senyawa hidrokarbon, seperti minyak tanah. Selain itu juga terbentuk gas hidrogen yang
dibuktikan adanya asap putih pada saat timbul percikan api. Persamaan reaksinya
adalah:
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
Selanjutnya ditambahan indikator PP dilakukan untuk mengidentifikasi NaOH
yang bersifat basa, sehingga pada awalnya larutan tidak berwarna menjadi berwarna
merah muda. Hal itu menunjukkan bahwa larutan yang terbentuk bersifat basa karena
mengandung NaOH. Sesuai trayek PP yaitu 8,3-10,0 dengan perubahan warna dari tak
berwarna pada suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Sedangkan
timbulnya percikan api disebabkan adanya pembentukan gas H2 berwarna asap putih
oleh logam Na yang sangat reaktif dengan H2O.
PERCOBAAN 2
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat senyawaan natrium yaitu
NaOH. Tahapan yang dilakukan yakni melatakkan sepotong kecil NaOH (berwujud
pelet putih) dan diambil dengan menggunakan spatula. Kemudian sepotong NaOH ini
ditaruh di atas cawan porselin dan dibiarkan beberapa saat. Saat didiamkan, hasil dari
reaksi tersebut adalah NaOH akan meleleh dan berubah wujud menjadi cair serta
menghasilkan senyawa Alkil karbonat (Na2CO3). Persamaan reaksinya adalah:
NaOH(s) + CO2(g) Na2CO3(aq) + H2O(l)
Hal ini menunjukkan bahwa NaOH bersifat higroskopis yaitu kemampuan
NaOH dalam menyerap air lebih hebat. Hasil reaksi tersebut tidak sampai sepenuhnya
NaOH larut, oleh karena itu untuk mempercepat pelarutan maka dilarutkan dengan
aquades dan ditambahkan dengan 20 tetes HCl pekat (tidak berwarna) dan terbentuk
gelembung-gelembung gas yaitu CO2. Persamaan reaksinya adalah:
Na2CO3(aq) + HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Reaksi ini merupakan reaksi eksoterm karena menghasilkan energi panas dari
sistem ke lingkungan ditunjukkan dengan rasa hangat pada saat memegang tabung
reaksi.
PERCOBAAN 3
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk membuktikan sifat oksidator dari
senyawaan pada logam Natrium yaitu Na2O2. Mula-mula dimasukkan Na2O2 berupa
(serbuk putih) sebanyak seujung spatula ke dalam cawan porselin. Kemudian
ditambahkan 1-2 mL larutan H2SO4 encer tidak berwarna. Ketika ditambahkan H2SO4
encer ke dalam cawan, serbuk putih Na2O2 menjadi larut. Penambahan H2SO4 encer ini
bertujuan untuk membantu mempercepat proses melelehnya padatan Na2O2.
Na2O2 (s) + H2SO4 (aq) Na2SO4 (aq) + H2O2 (aq)
Kemudian ditambahkan 2 tetes larutan KI dan 2 tetes amilum ke dalam larutan
tersebut. Larutan KI dan amilum ini tidak berwarna dan ketika ditambahkan warna
larutan menjadi ungu jernih. Hal ini menunjukkan telah terjadi pelepasan Iod. KI telah
dioksidasi oleh Na2SO4 sehingga natrium memiliki sifat sebagai oksidator. (zat yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi). Untuk lebih memastikan bahwa hasil rekasi
tersebut benar-benar terbentuk senyawa halida (I2), Amilum termasuk polisakarida.
Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila polisakarida ini
(amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya
larutan ini akan berwarna ungu jernih sehingga sesuai teori bahwa larutan tersebut
benar-benar mengandung I2. Reaksi yang terjadi yaitu:
Na2SO4(aq) + H2O2 (aq) + + 2KI(aq) + amilum K2SO4(aq) + 2NaOH (aq)+ I2(aq)
PERCOBAAN 4
Pada percobaan keempat dengan tujuan untuk mengidentifikasi sifat dari garam
glauber. Garam glauber merupakan senyawa hidrat. Mula-mula Kristal garam glauber
tidak berwarna diambil sesendok kecil spatula dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian di atas nyala api kecil, tabung reaksi berisi garam glauber dipanaskan
sehingga garam glauber menjadi meleleh serta timbul endapan Na2SO4 berwarna putih.
Mulanya garam glauber meleleh dan semakin lama semakin ada sedikit air. Hal ini
karena garam glauber yang mengikat H2O lama kelamaan menguap dan secara perlahan
akan habis. Maka dari itu garam glauber menjadi kering sehingga terdapat endapan.
Reaksi yang terjadi adalah :
Na2SO4.10H2O (s) NaSO4 (s) + 10H2O (g)
PERCOBAAN 5
Percobaan kelima bertujua untuk mengidentifikasi warna nyala dari logam
natrium dan senyawanya. Natrium yang diuji warna nyala adalah natrium yang
terkandung dalam larutan NaCl. Mula-mula NaCl tak berwarna di uji nyala
menggunakan kawat platina yang sudah bersih. Kemudian dicelupkan menggunakan
HCl pekat tak berwarna untuk membersihkan kawat platina dari pengotor yang
menempel pada kawat. Kemudian diuji warna nyala kawat di atas api atau dipijarkan
sampai tidak berwarna, kemudian dicelupkan ke dalam NaCl dan dipijarkan kembal dan
dihasilkan warna nyala kuning. Persamaan reaksinya yaitu:
NaCl (aq) Na+ + Cl-
Hal ini menandakan bahwa adanya electron Na yang tereksitasi menuju orbital
yang tingkat energinya lebih tinggi saat terjadi pembakaran. Na, sesuai teori, nyala
apinya adalah kuning dengan panjang gelombang 589,2 nm.
PERCOBAAN 6
Pada percobaan keenam ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat dari Kalium
dan senyawaannya. 2 butir pelet KOH dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu
ditambahkan air hingga larut sebanyak 4 mL dan tabung reaksi menjadi terasa hangat
ketika dipegang. Hal ini menandakan terjadinya reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm ini
ditunjukkan pada dinding tabung yang terasa panas saat dipegang, Reaksi eksoterm
adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor. Pada rekasi ini, terjadi perpindahan kalor
dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi lebih panas. Persamaan
reaksinya adalah :
2KOH(s) + H2O(l) 2KOH(aq) + H2(g).
Setelah padatan KOH tercampur dan larut secara sempurna, larutan tersebut
diteteskan pada ujung jari. Pada saat digosokkan pada ujung jari, larutan KOH terasa
licin. Hal ini membuktikan bahwa larutan yang dihasilkan dari reaksi padatan KOH dan
akuades menghasilkan larutan yang bersifat basa.
PERCOBAAN 7
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat senyawaan kalium.
Mengencerkan 1-2 ml larutan KOH dari percobaan ke enam pada tabung reaksi yang
pertama dengan air, kemudian ditambahkan air brom (berwarna jingga) sampai volume
5 mL dan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah
tidak berwarna. Persamaan reaksi:
2KOH(aq) + Br2(aq) → KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l)
Kemudian larutan hasil diasamkan dengan 10 tetes larutan HCl 4 M sehingga
menyebabkan minyak yang melayang di larutan menghilang atau larut kembali. Hal
tersebut bisa terjadi karena dalam suasana asam Br2 terbentuk kembali. Pada keadaan
asam KBr tereduksi menjadi Br2. Persamaan reaksi:
KBr(aq) + KOBr(aq) + H2O(l) → 2KOH(aq) + Br2(g)
Dan pada tabung reaksi yang kedua dimasukkan larutan KOH pekat dari
percobaan ke enam. Kemudian ditambahkan helai benang wol dan dipanaskan dengan
hati-hati terdapat helaian serabut dari benang wol tersebut. Fungsi penambahan benang
wol berwarna putih adalah untuk menyerap kalor.
PERCOBAAN 8
Pada percobaan kedelapan bertujuan untuk mengetahui sifat senyawaan dari
kalium. Langkah pertama 1 spatula abu kayu (K2CO3) yang berwarna abu-abu
kehitaman dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, ditambahkan sedikit air
sehingga menjadi larutan abu-abu kehitaman. Kemudian larutan abu-abu dikocok
beberapa menit setelah itu disaring, sehingga terbentuk adanya filtrat dan residu.
Residu yang didapatkan yaitu gumpalan serbuk abu kayu sedangkan diperoleh filtrat
larutan tak berwarna. Kemudian filtrat dari larutan abu kayu diuji dengan menggunkan
indikator PP sebanyak 2 tetes sehingga didapatkan warna larutan menjadi merah muda
(+++). Dengan terbentuknya larutan menjadi warna merah muda, hal ini menunjukkan
bahwa larutan bersifat basa. Reaksi yabg terjadi yaitu:
K2CO3 (s) + 2H2O (l) 2KOH (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
PERCOBAAN 9
Pada percobaan ke sembilan bertujuan untuk mengidentifikasi senyawaan
kalium. Mula-mula residu abu kayu pada percobaan kedelapan diambil dengan spatula
dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan HCl tidak
berwarna sebanyak tetes demi tetes, sehingga timbul gelembung dan warna larutan abu
kehitaman. Adanya gelembung tersebut, menunjukkan terbentuknya gas CO2.
2HCl (aq) + K2CO3 (s) 2KCl (aq) + H2CO3 (aq)
H2CO3 (aq) H2O (l) + CO2 (g)
PERCOBAAN 10
Pada percobaan kesepuluh dengan tujuan untuk mengidentifikasi reaksi yang
terjadi pada senyawaan kalium. Pertama dimasukkan larutan 1 mL KCl 0,1M tak
berwarna ke dalam tabung reaksi. Kemudian ke dalam larutan KCl ditambahkan 20
tetes asam tartrat pekat 2M tak berwarna. Setelah larutan KCl ditambah dengan asam
tartrat, diperoleh hablur berwarna putih. Hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi
substitusi dimana reaksi dari asam tartrat yang direaksikan dengan garam-garam alkali
ini yang melarutkan endapan.
KCl (aq) + H2C4H4O6 (aq) KHC4H4O6 (aq) + HCl (aq)
PERCOBAAN 11
Pada percobaan kesebelas bertujuan untuk menguji nyala kalium. Sebelumnya
garam KCl diuji nyala dengan kawat platina/kawat nikrom dicelupkan ke dalam HCl
pekat, hal ini bertujuan untuk mencegah korosi pada kawat platina/kawat nikrom
tersebut. Kemudian kawat dipijarkan di atas nyala api sebentar lalu dicelupkan ke dalam
larutan NaCl dan dipijarkan di atas nyala api. Ketika dipijarkan di atas nyala api, yang
terjadi adalah warna api disekeliling kawat platina berubah menjadi warna ungu. Hal ini
menandakan bahwa adanya elektron kalium yang tereksitasi menuju orbital yang tingkat
energinya lebih tinggi saat terjadi pembakaran. K, sesuai teori, nyala apinya adalah
ungu dengan panjang gelombang 766,5 nm. Persamaan reaksinya yaitu:
KCl (aq) K+ + Cl-
IX. Kesimpulan
Dari percobaan natrium dan kalium yang kami lakukan, dapat ditarik suatu
kesimpulan diantaranya:
1. Pada percobaan 1 dapat diketahui sifat natrium yaitu logam Na bersifat sangat
reaktif apabila direaksikan dengan H2O yang ditandai dengan adanya letupan dan
api. Natrium bersifat basa yang ditandai dengan uji indikator phenolphtalein
menghasilkan warna merah muda.
2. Pada percobaan 2 dapat diketahui sifat senyawa natrium (NaOH), yaitu
higroskopis (dapat menyerap uap air). NaOH direaksikan dengan HCl
menghasilkan NaCl (garam) dan merupakan reaksi eksoterm dibuktikan dengan
tabung yang terasa panas. NaOH teroksidasi dengan cepat saat direaksikan dengan
asam.
3. Pada percobaan 3 dapat diketahui sifat dari natrium melalui reaksi antara Na2O2,
H2SO4, KI dan amilum merupakan reaksi redoks yang membentuk I2 dengan
perubahan larutan menjadi ungu.
4. Pada percobaan 4 dapat diketahui sifat senyawa Natrium yaitu Na2SO4.10H2O
jika dipanaskan akan melepas atau terjadi pemutusan ikatan H2O pada
Na2SO4.10H2O sehingga menjadi senyawa Na2SO4 anhidrat yang ditandai dengan
adanya endapan serbuk putih.
5. Pada percobaan 5 bertujuan untuk mengetahui sifat dan cara mengidentifikasi
senyawa natrium yaitu dilakukan uji nyala yang ditandai dengan memiliki warna
nyala kuning.
6. Pada percobaan 6 dapat diketahui sifat kalium dan senyawanya, yaitu KOH yang
direaksikan dengan air menghasilkan larutan KOH yang bersifat licin dan
reaksinya eksoterm yang dibuktikan dengan tabung reaksi yang hangat dan ketika
larutan digosokkan di jari terasa licin.
7. Pada percobaan 7 dapat diketahui sifat-sifat Kalium dan senyawanya, yaitu reaksi
KOH dan Br2 menghasilkan senyawa KOBr yang berupa minyak dibuktikan
dengan terbentuknya 2 lapisan larutan yaitu atas berwarna kuning dan yang bawah
tak berwarna dan ketika ditambahkan HCl kembali menjadi KOH dan Br2.
Sedangkan benang wol yang ditambahkan ke KOH dan dipanaskan dapat
menyebabkan benang wol terurai KOH bersifat licin.
8. Pada percobaan 8 dapat diketahui sifat dari kalium dan senyawanya serta untuk
mengidentifikasi senyawa Kalium melalui pelarutan abu kayu yang memiliki
unsur kandungan K dalam senyawa K2CO3. Serta menghasilkan KOH yang
bersifat basa, hasil uji dengan indikator phenolphtalein yang menghasilkan warna
merah muda.
9. Pada percobaan 9 dapat diketahui sifat-sifat Kalium dan senyawanya, reaksi
antara K2CO3 dengan HCl pekat menghasilkan KCl, H2O, dan gas CO2 yang
diidentifikasi dengan terbentuknya gelembung gas.
10. Pada percobaan 10 dapat diketahui sifat-sifat kalium dan senyawanya. Reaksi KCl
dengan H2C4H4O6 menghasilkan hablur KHC4H4O6 berupa endapan (kristal) yang
melayang dan HCl.
11. Pada percobaan 11 dapat diketahui sifat dan cara mengidentifikasi senyawa
kalium dengan pemijaran nyala api yang menunjukkan warna ungu.
X. Daftar Pustaka
Pembuatan :
Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan NaCl (proses Down) Titik
leleh senyawa NaCl cukup tinggi (801°C), sehingga diperlukan jumlah energi yang
besar untuk melelehkan padatan NaCl. Denganmenambahkan zat aditif CaCl2, titik
leleh dapat diturunkan menjadi sekitar 600°C, sehingga proses elektrolisis dapat
berlangsung lebih efektif tanpa pemborosan energi.
Kegunaan :
- Untuk garam dapur.
- Sebagai bahan deterjen
- Sebagai bahan baking soda (NaHCO3)
- Untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan untuk
memurnikan logam cair
LAMPIRAN FOTO
DOKUMENTASI KETERANGAN
¼ spatula logam Na
diletakkan diatas kertas saring