Anda di halaman 1dari 46

I.

Judul Percobaan : Natrium dan Kalium


II. Tanggal Percobaan : Kamis, 14 Maret 2019 pukul 13:00 WIB
III. Selesai Percobaan : Kamis, 14 Maret 2019 pukul 15.30 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui sifat-sifat Natrium, Kalium dan senyawanya
2. Mengidentifikasi senyawa Natrium dan Kalium
V. Dasar Teori :
Logam alkali adalah golongan dalam tabel periodik yang berisi unsur-unsur litium,
natrium, kalium, rubidium, sesium dan fransium. Logam-logam alkali menyajikan contoh
terbaik sifat-sifat tren golongan pada tabel periodik, dengan unsur-unsur yang
menunjukkan perilaku homolog yang terkarakterisasi dengan baik. Logam-logam alkali
memiliki sifat-sifat yang sangat mirip: semuanya berkilau, lunak, logam yang sangat
reaktif pada suhu dan tekanan standar dan mudah kehilangan elektron terluarnya
membentuk kation dengan muatan +1. Semua logam alkali mudah dipotong
menggunakan pisau karena lunaknya, menampakkan kilau permukaannya yang cepat
memudar di udara karena oksidasi oleh uap air dan oksigen (dan nitrogen khusus untuk
lithium). Mengingat reaktivitasnya yang tinggi, mereka harus disimpan di dalam minyak
untuk mencegah reaksi dengan udara, dan hanya dijumpai secara alami sebagai garam
dan tidak pernah sebagai unsur bebas. Berikut dijelaskan tentang salah satu logam
golongan alkali yaitu natrium dan kalium.
1. Natrium
Natrium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan
nomor atom 11. Natrium merupakan logam reaktif yang lunak, berwarna putih
keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke dalam logam alkali yang banyak
terdapat dalam senyawa alam. Natrium sangat reaktif, beroksidasi dalam udara, dan
bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Natrium
mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen (H2) dan ion hidroksida.
Bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat
NaOH (Lee, JD., 1991).
Gambar 1. Logam Natrium
Natrium memiliki densitas 0,97 g/cm; Energi ionisasi 4563 kJ/mol; titik didih
881°C dan titik leleh 98°C. Diantara unsur-unsur dalam satu perode, jari-jari atom
logam alkali merupakan yang terbesar, dimana pada kulit terluarnya hanya terdapat
satu elektron yang letaknya jauh dari inti, oleh karena itu elektron ini mudah
dilepaskan dan kecenderungan logam-logam alkali yang termasuk unsur-unsur yang
paling elektropositif dimana dalam satu golongan semakin ke bawah kereaktifannya
semakin besar dan elektron valensinya juga menjadi semakin mudah untuk
dilepaskan (Lutfi, dkk., 2016).
Akibat rendahnya energi ionisasi, maka ketika unsur golongan IA disinari
cahaya, energi cahaya yang terserap cukup untuk menjadikan atom kehilangan
sebuah elektron. Elektron yang terlepas dengan cara ini disebut fotoelektron. Dalam
uji nyala api, natrium dan senyawanya menghasilkan warna kuning (Schumann,
2008) karena elektron 3s natrium yang tereksitasi memancarkan foton ketika mereka
kembali dari 3p ke 3s; panjanggelombang foton ini berada pada gasis D sekitar 589,3
nm. Interaksi pin orbit yang melobatkan elektron pada orbital 3p memecah garis D
menjadi dua pada 589,0 dan 589,6 nm; struktur hiperhalus yang melibatkan kedua
orbital menyebabkan garis lebih banyak (Citron, et al, 1977). Logam klorida atau
garam yang lainnya yang akan diuji nyala, dimasukkan dalam HCl pekat, kemudian
diletakkan di atas lempeng platinum atau nikrom, di atas nyala bunsen (Lutfi, dkk.,
2016).
Sekitar 4,2 juta ton Na2SO4 dimanfaatkan secara rutin. Sekitar 55% diperoleh
dari produk samping pabrik pembuatan HCl dan dari proses netralisasi yang
menggunakan H2SO4. Sekitar 45% diperoleh dari sumber utamanya yaitu garam
glober Na2SO4.10H2O. Sekitar 70% Na2SO4 terutama digunakan untuk industri
kertas, sekitar 10% digunakan untuk pabrik detergen dan 10% digunakan dalam
pabrik gelas/kaca. Proses pembuatan kertas kraft menggunakan Na2SO4 untuk
melarutkan lignin yang mengikat serat selulosa dalam kayu (Lutfi, dkk., 2016).
Manfaat logam Na dan senyawanya
Fungsi natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnya kandungan
cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh menurun. Volume
cairan, termasuk tekanan darah akan menurun. Aldosteron, hormone yang ada di
konteks adrenal, membantu menahan natrium dengan cara menyerap kembali
natrium bersama air dalam ginjal. Dengan cara ini volume cairan ekstraseluler dalam
sirkulasi darah kembali normal. Teh setidaknya dapat membantu menyediakan
kebutuhan tubuh akan natrium. zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk
garam didalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan
tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang
ada disekitarnya.
Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi
memelihara tekananosmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel.
Selain itu, Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls dari saraf. Defisiensi Na
akan menyebabkan ganguan pada ginjal, perubahan nilai osmotik, dan perubahan
suhu tubuh. Hal-hal tersebut akan menimbulkan gejala hipertensi
(tekanan darah meningkat).
Reaksi-reaksi dan identifikasi senyawa Natrium
1. Reaksi dengan air
Semua logam golongan I A bereaksi dengan air membentuk hidroksida dan
melepas hidrogen. Reaksi makin hebat dari atas ke bawah. Natrium contohnya,
natium meleleh pada permukaan air dan mungkin dapat mengeluarkan api.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)
2. Natrium Hidroksida (NaOH)
Salah satu senyawa dari logam natrium adalah basa natrium hidroksida (NaOH).
NaOH merupakan padatan berbentuk bulat berwana putih. NaOH merupakan
senyawa yang bersifat higroskopis. Pada udara bebas yang mengandung uap air,
NaOH perlahan akan meleleh karena mengikat uap air tersebut. Adanya oksida
asam seperti SO2, NO2, atapun CO2 disekitar padatan NaOH menyebabkan
keduanya akan bereaksi menghasilkan suatu garam. Gas CO2 bereaksi dengan
NaOH akan menghasilkan suatu garam natrium bikarbonat (NaHCO3), sesuai
persamaan berikut:
CO2(g) + NaOH(s) → NaHCO3(s)
Adanya senyawa natrium bikarbonat dapat diuji dengan penambahan suatu asam
kuat seperti HCl atau H2SO4 yang akan menghasilkan suatu gelembung gas CO2
sesuai persamaan berikut (Svehla, 1990):
HCO3- + H+ → CO2(g) + H2O(s)
3. Natrium peroksida (Na2O2)
Melalui suatu oksidasi yang kuat, natrium dapat menghasilkan suatu senyawa
peroksidanya yaitu Na2O2 sesuai persamaan (Housecroft dan Sharpe, 2005):
2Na + O2 → Na2O2
Natrium peroksida dapat diidentifikasi dengan berbagai cara karena sifatnya
yang reaktif, reaksinya dengan air akan menghasilkan suatu basa NaOH. Selain
itu menurut Svehla (1990), suatu peroksida dapat diidentifikasi melalui
penambahan kalium iodida dan amilum dalam suasana asam. Pada proses ini
terjadi suatu reaksi redoks sesuai persamaan berikut:
2Na2O2 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O2
H2O2 → H2O + O2
Na2SO4 + 2KI → K2SO4 + 2NaOH + I2
Adanya I2 dapat menyebabkan terbentuknya warna biru keunguan karena
terbentuknya kompleks Iod-amilum.
4. Garam Glauber (Na2SO4.10H2O)
Salah satu senyawa natrium yang lain adalah garam glauber atau juga bisa
disebut sebagai natrium sulfat dekahidrat dengan rumus molekul Na2SO4.10H2O.
Pemanasan garam ini dapat menyebabkan molekul airnya perlahan lepas dari
senyawa hidratnya.
Na2SO4.10H2O(s) → Na2SO4(s) + 10H2O(g)

(Lutfi, dkk., 2016)


5. Nyala bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam
natrium. Garam natrium dalam jumlah sedikit memberi hasil positif pada uji ini
(Svehla, 1985).
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Gambar 2. Spektra emisi Natrium


Larutan senyawa basa dari natrium (NaOH) dapat diidentifikasi sifatnya dengan
cara menambahkan indikator phenolphtalein yang akan berubah menjadi
berwarna merah muda.
2. Kalium
Kalium kebanyakan mineralnya sedikit lambat larut dalam air, kurang reakitf
dan yang paling elektropositif diantara logam-logam. Merupakan logam yang sangat
ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah dipotong dengan pisau dan tampak keperak-
perakan pada permukaan barunya. Kalium mendekomposisi air dan menghasilkan
gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar pada air. Kalium memiliki densitas 0,86
g/cm; Energi ionisasi 3069 kJ/mol; titik didih 766°C dan titik leleh 63°C (Lutfi, dkk.,
2016).
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan
termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa
dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan
sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi
memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, kalium disebut
potassium.

Gambar 3. Mutiara Kalium dalam minyak parafin


Kalium adalah logam berdensitas paling rendah kedua setelah litium. Ia adalah
padatan lunak dengan titik leleh rendah, dan mudah dipotong dengan pisau. Kalium
yang baru dipotong berwarna keperakan, tapi mulai muncul noda abu-abu segera saat
terpapar udara (Greenwood, 1997). Akibat rendahnya energi ionisasi, maka ketika
unsur golongan IA disinari cahaya, energi cahaya yang terserap cukup untuk
menjadikan atom kehilangan sebuah elektron. Elektron yang terlepas dengan cara ini
disebut fotoelektron. Elektron juga bisa tereksitasi pada level energi yang lebih
tinggi, misalnya pada uji nyala. Logam klorida atau garam yang lainnya yang akan
diuji nyala, dimasukkan dalam HCl pekat, kemudian diletakkan di atas lempeng
platinum atau nikrom, di atas nyala bunsen. Kalium menghasilkan warna lembayung
pada panjang gelombang 766,5 nm dan bilangan gelombang 13046(cm -1) (Lutfi,
dkk., 2016).
Manfaat logam K dan senyawanya
Kalium berperan penting dalam fungsi tubuh normal, berikut adalah beberapa
fungsi dari kalium pada tubuh:
1. Fungsi biokimia. Kalium berperan penting dalam fungsi sistem saraf, serta
berperan terhadap keseimbangan tekanan osmotik antara cairan di dalam sel
(intrasel) dengan cairan pada ruang antar sel (interstitial), yang dimediasi oleh
oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai pompa Na+/K+-ATPase.
2. Polarisasi membran. Kalium berperan dalam kerja otot serta penghantaran
seluruh impuls saraf melalui potensial aksi. Rendahnya kadar kalium dalam
serum darah dapat menyebabkan suatu kondisi yang mengancam jiwa, kondisi
tersebut dapat disebabkan oleh diare, muntah, dan atau peningkatan frekuensi
berkemih.
3. Filtrasi dan ekskresi. Kalium bersama dengan natrum dan kalsium berperan
dalam regulasi proses filtrasi serta ekskresi cairan dan mineral pada tubuh
manusia.

Reaksi-reaksi dan identifikasi senyawa Kalium


1. Reaksi dengan air
Semua logam golongan I A bereaksi dengan air membentuk hidroksida
dan melepas hidrogen. Reaksi makin hebat dari atas ke bawah.
2K+(s) + H2O(l) → 2KOH(aq) + H2(g)
2. Sebagian besar garam-garam kalium memiliki kelarutan yang besar didalam air,
contohnya seperti KCl, KBr, KI, dan K 2SO4. Menurut Svehla (1990). Larutan
senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan menambahkan asam tartrat
(H2C4H4O6). Produk dari reaksi tersebut salah satunya berupa endapan kalium
hidrogen tartrat (KHC4H4O6). Reaksi yang terjadi sesuai persamaan berikut:
H2C4H4O6 + K+→ KHC4H4O6 + H+
3. Kalium Hidroksida (KOH) adalah senyawa ionik kalium yang bersifat basa kuat.
KOH merupakan padatan berbentuk pipih berwana putih. KOH merupakan
senyawa yang bersifat higroskopis. Pada udara bebas yang mengandung uap air,
KOH perlahan akan meleleh karena mengikat uap air tersebut. Adanya oksida
asam seperti SO2, NO2, atapun CO2 disekitar padatan KOH menyebabkan
keduanya akan bereaksi menghasilkan suatu garam. Gas CO 2 bereaksi dengan
KOH akan menghasilkan suatu garam natrium bikarbonat (KHCO3), sesuai
persamaan berikut:
CO2(g) + KOH(s) → KHCO3(s)
Adanya senyawa natrium bikarbonat dapat diuji dengan penambahan suatu asam
kuat seperti HCl atau H2SO4 yang akan menghasilkan suatu gelembung gas CO2
sesuai persamaan berikut (Svehla, 1990):
HCO3- + H+ → CO2(g) + H2O(l)

4. Nyala bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai lembayung (lila) oleh uap garam
natrium. Garam kalium dalam jumlah sedikit memberi hasil positif pada uji ini
(Svehla, 1985).
KCl(aq) → K+(aq) + Cl-(aq)

Gambar 4. Sektra emisi kalium


5. Larutan senyawa basa dari kalium (KOH) dapat diidentifikasi sifatnya dengan
cara menambahkan indikator phenolphtalein yang akan berubah menjadi
berwarna merah muda.

3. Warna Senyawa
Ketika ion golongan IA ini hendak mempromosikan elektron maka diperlukan
sejumlah besar energi untuk memisahkan pasangan elektron, sejumlah besar energi
untuk memecahkan kulit elektron dan untuk mempromosikan elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Terlalu besarnya energi untuk promosi elektron ini
menyebabkan tidak ada transisi elektron yang sesuai, sehingga senyawa golongan IA
tidak berwarna (Lutfi, dkk., 2016).
Ketika elektron dalam atom tereksitasi, misalnya dengan dipanaskan, energi
tambahan akan mendorong elektron ke orbital berenergi lebih tinggi. Ketika elektron
turun kembali dan meninggalkan keadaan tereksitasi, energi dipancarkan kembali
dalam bentuk foton. Panjang gelombang (atau ekuivalen, frekuensi) foton ditentukan
oleh perbedaan energi antara kedua keadaan. Foton yang dipancarkan ini membentuk
spektrum unsur.
Fakta bahwa hanya warna-warna tertentu yang muncul dalam emisi spektrum
atom suatu unsur berarti bahwa hanya frekuensi tertentu dari cahaya yang
dipancarkan. Masing-masing frekuensi ini berkaitan dengan energi.
VI. Alat dan Bahan :
a. Alat
Tabung reaksi 10 buah
Gelas ukur 10 ml 1 buah
Gelas kimia 250 ml 1 buah
Gelas kimia 100 ml 4 buah
Cawan porselin 1 buah
Spatula 1 buah
Pembakar bunsen 1 buah
Kaca arloji 1 buah
Corong kaca 1 buah
Pipet tetes 10 buah
Penjepit kayu 1 buah
Kawat platina 1 buah
b. Bahan
Kertas saring 1 buah
Kristal NaOH Sepotong kecil
Kristal KOH Sepotong kecil
Garam glauber Sesendok kecil spatula
Larutan PP 2 tetes
Serbuk abu kayu 1 sendok spatula
Logam natrium Sepotong kecil
Aquades Secukupnya
HCl pekat Secukupnya
Natrium peroksida Seujung sendok spatula
H2SO4 1 M Secukupnya
Kertas saring 1 buah
Larutan NaCl Secukupnya
Larutan KOH 1-2 ml
Benang wol Secukupnya
Air brom Secukupnya
Larutan KCl 0,1 M Secukupnya
Larutan asam tartrat 2M Secukupnya
Larutan KI Secukupnya
Larutan amilum Secukupnya
VII. Alur Percobaan :
1. Reaksi Logam Natrium dengan air

Seiris kecil logam natrium

Diletakkan diatas kertas saring


Diapungkan diatas permukaan air dalam gelas kimia
Ditutup dengan kaca arloji
Diamati reaksinya
Diuji dengan PP- Diletakkan diatas kertas saring
Diapungkan diatas permukaan air dalam gelas kimia
Ditutup dengan kaca arloji
Diamati reaksinya
Diuji dengan PP

Merah muda

 2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)


 2NaOH(aq) + HIn(aq) → NaIn(aq) + H2O(l)

2. Reaksi NaOH dengan Udara

Sepotong Kecil NaOH


Diletakkan di cawan porselin
Dibiarkan dan diamati
Air Secukupnya dan dilarutkan
Diletakkan di cawan porselin
Dibiarkan dan diamati
Air Secukupnya dan dilarutkan

Larutan NaOH

Dituang sebagian kedalam tabung reaksi


HCl pekat tetes demi tetes
- Diamati gas yang keluar

Larutan tidak berwarna

 NaOH(s) + CO2(g) → NaHCO3(s)


 NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
3. Reaksi Peroksida dari senywa natrium
Seujung sendok natrium peroksida
Dimasukkan ke cawan porselin
Beberapa tetes H2SO4 pekat
Beberapa tetes KI dan Amilum
Diamati

Ungu

 2Na2O2 (s)+ H2SO4 (aq)→ Na2SO4 (aq)+ H2O2(aq)


 H2O2 (aq)→ H2O (l)+ O2(g)
 Na2SO4(aq) + 2KI(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + Na+(aq)
 I2(aq) + amilum → kompleks iod amilum

4. Reaksi Dehidrasi garam glauber


Sesendok kecil garam Glauber
Dimasukkan ke dalam tabung rekasi
Dipanaskan diatas api kecil
Diamati perubahan yang terjadi Serbuk

 Na2SO4.10H2O(s) → Na2SO4(s) + 10H2O(l)


5. Uji Nyawa Natrium
Kawat Platina
Dibersihkan
Dicelupkan ke HCl pekat
Dipijarkan
Dicelupkan kedalam larutan NaCl
Dipijarkan Kuning

 NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)


6. Uji Sifat dan Reaksi Eksoterm senyawa KOH
Sepotong kecil
Dimasukkan kedalam tabung reaksi
Ditambah air sampai larut
Diamati Panas
Digosokkan pada ujung jari
Diamati perubahan yang terjadi
Larutan

 KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(l)

7. Reaksi KOH

1.2mL larutan KOH Sisa Larutan KOH yang


pekat
- Dimasukkan ke dalam - Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
tabung reaksi - Dimasukkan beberapa helai benang
- Diencerkan dengan air wol
- Ditambah air brom - Dipamaskan
- Dicatat perubahannya - Diamati
- Diasamkan
Larutan kuning
Hasil

 KOH(s) + Br2(aq) → KBr(aq) + H2O(l) + KOBr(aq)


 KBr(aq) + H2O(l) + KOBr(aq) + HCl(aq) → 2KCl(aq) + Br2(g) + H2O(l)
8. Uji Sifat abu kayu dan senywa yang terkandung

Sedikit abu kayu


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambah air dan dikocok
Disaring

Endapan Filtrat

Diuji dengan PP
Diamati
Merah muda

 K2CO3(s) + H2O(l) → 2KOH(aq) + H2O(l) + CO2(g)

9. Uji Kelarutan abu kayu


Endapan nomor 8

Ditetesi HCl encer


Diamati perubahannya

Hasil

 K2CO3(s) + HCl(l) → 2KCl(aq) + H2CO3(aq)


 H2CO3(aq) → H2O(l) + CO2(g)

10. Reaksi asam tartrat dan KCl

Larutan KCl 0,1 M

- Dimasukkan dalam tabung reaksi


- Ditambahkan larutan asam tartrat 2M

Endapan kristalin putih


 KCl(aq) + H2C4H4O6(aq) → KHC4H4O6(s) + HCl(aq)
11. Uji Nyawa Kalium
Kawat platina

Dicelupkan ke dalam HCl pekat


Dipijarkan sampai nyala tak berwarna
Dicelupkan dalam larutan KCl 0,1M
Diperiksa nyala apinya

Nyala api berwarna lembayung

 KCl(aq) → K+(aq) + Cl-(aq)


VIII. Hasil Pengamatan

No Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1 Reaksi Logam Natrium dengan Air - Logam Na: - Logam Na+air: - 2Na(s)
+ 2H2O(l) → Logam Na
padatan putih timbul letupan dan 2NaOH(aq) + H2(g) bereaksi dengan
Seiris kecil logam natrium keperakan gas putih air yang
- Aquades: larutan - Larutan NaOH + - 2NaOH(aq) + HIn(aq) ditunjukkan
- Diletakkan diatas kertas saring tak berwarna indikator PP: dengan adanya
→ NaIn(aq) + H2O(l)
- Diapungkan diatas permukaan air - Indikator PP: larutan merah gelembung dan
dalam gelas kimia larutan tak muda asam berwarna
- Ditutup dengan kaca arloji berwarna putih dan
- Diamati reaksinya kemudian
- Diuji dengan PP menghasilkan
- Diletakkan diatas kertas saring larutan NaOH
- Diapungkan diatas permukaan air yang ebrsifat
dalam gelas kimia basa yang
- Ditutup dengan kaca arloji ditandai dengan
- Diamati reaksinya berubahnya
- Diuji dengan PP larutan menjadi
warna merah
muda saat
Merah muda
ditambah
dindikator PP.
2 Reaksi NaOH dengan Udara - NaOH padat: - NaOH+air: larutan - NaOH(s) + CO2(g) → Senyawa Na
berwarna putih tak berwarna (yakni NaCl)
NaHCO3(s)
Sepotong Kecil NaOH - Aquades: larutan - NaOH+udara: dapat dibuat
tak berwarna padatanberair - NaHCO3(aq) + HCl(aq) dengan
- Diletakkan di cawan porselin
- HCl: larutan tak - NaOH+HCl: → NaCl(aq) + H2O(l) + mereaksikan
- Dibiarkan dan diamati
berwarna timbul gas (CO2), NaOH dan HCl.
- Air Secukupnya dan dilarutkan CO2(g)
larutan tak Melelehnya
- Diletakkan di cawan porselin
berwarna NaOH
- Dibiarkan dan diamati
menunjukkan
- Air Secukupnya dan dilarutkan
sifat NaOH yang
Larutan NaOH higroskopis
- Dituang sebagian kedalam tabung dibuktikan saat
reaksi dibiarkan diudara
- HCl pekat tetes demi tetes terbuka padatan
- Diamati gas yang keluar NaOH menjadi
Larutan tidak berwarna berair.
3 Reaksi Peroksida dari Senyawa Natrium - Na2O2: padatan - Na2O2+H2SO4: - Na2O2(s) + H2SO4(l) Senyawaan Na
putih larutan tak → Na2SO4(aq) + (yakni Na2SO4)
- H2SO4 pekat: berwarna H2O2(aq) dapat
Seujung sendok natrium
peroksida larutan tak - Na2SO2 + H2SO4 + membentuk
berwarna KI + amilum: - 2H2O2(aq) → 2H2O(l) kompleks
- Dimasukkan ke cawan porselin larutan ungu
- KI: larutan tak + O2(g) berwarna ungu
- Beberapa tetes H2SO4 pekat kehitaman
berwarna
- Beberapa tetes KI dan Amilum - Amilum: larutan
- Diamati - Na2SO2(aq) + 2KI(aq)
tak berwarna
→ K2SO4(aq) +
Ungu
2NaOH(aq) + I2(aq)

4 Reaksi Dehidrasi Garam Guber Garam gluber: Garam gluber + Na2SO4.10H2O(s) → Garam gluber
kristal putih panas: larutan tak bersifat hidrat
Sesendok kecil garam berwarna dan ada Na2SO4(s) + 10H2O(g) setelah
Glauber endapan putih dipanaskan
menjadi anhidrat
- Dimasukkan ke dalam tabung rekasi yang ditandai
- Dipanaskan diatas api kecil dengan
- Diamati perubahan yang terjadi terbentuknya
endapan putih.
Serbuk Terjadi reaksi
hdirasi (pelepasa
air kristal) saat
pemanasan
5 Uji Nyala Natrium - Kawat platina: - Kawat platina+api NaCl(aq) → Na+ + Cl- Unsur natrium
abu-abu api berwarna berwarna kuning
Kawat Platina keperakan kuning keorangean ketika diuji nyala
- HCl pekat: larutan - Kawat platina +
- Dibersihkan
tak berwarna NaCl + Api: api
- Dicelupkan ke HCl pekat
- NaCl: larutan tak kuning terang
- Dipijarkan
berwarna
- Dicelupkan kedalam larutan NaCl
- Dipijarkan
Kuning

6 Uji Sifat dan Reaksi Eksoterm Senyawa KOH - KOH: padatan tak - KOH + aquades: KOH(s) H2O(l) → H2O(l) KOH memiliki
berwarna larutan tak + KOH(aq) + sifat eksotermis
Sepotong kecil - Aquades; larutan berwarna yang dibuktikan
tak berwarna - Digosokkan pada dengan panas
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi jari: terasa licin yang dihasilkan
- Ditambah air sampai larut saat dalam air,
- Diamati dan bersifat basa
Panas yang dibuktikan
saat diuji dengan
- Digosokkan pada ujung jari jari tangan terasa
- Diamati perubahan yang terjadi licin
Larutan
7 Reaksi KOH - Larutan KOH: - Larutan KOH +air - 2KOH(aq) + Br2(aq) KOH yang
larutan tak brom: larutan tak → KBr(aq) + direaksikan
berwarna berwarna KOBr(aq) + H2O(aq) dengan air brom
1.2mL larutan KOH
- Aquades: larutan - Larutan KOH + air menghasilkan
- Dimasukkan ke dalam tabung tak berwarna brom + HCl; larutan tak
- KBr(aq) + KBrO(aq)
reaksi - Air brom: larutan larutan berwarna + H2O(l) → 2KOH(aq) berwarna yang
- Diencerkan dengan air + Br2(aq)
berwarna kuning kuning menandakan Br2
- Ditambah air brom
- Benang wol: - Larutan berkurang.
- Dicatat perubahannya
berwarna biru KOH+benang wol: Ketika
- Diasamkan
benang sedikit dipanaskan
Larutan kuning terurai menghasilkan
- Larutan KOH + gas Br2 yang
benang wol + ditandai dengan
Sisa Larutan KOH yang pekat panas: benang dapat
terurai menguraikan
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi benang wol
- Dimasukkan beberapa helai benang menjadi
wol mengembang
- Dipamaskan dalam proses
- Diamati pemanasan.

Hasil
8 Uji Sifat Abu Kayu dan Senyawa yang - Abu kayu: serbuk - Abu + aquades: - K2CO3(s) + 2H2O(aq) Senyawa kalium
hitam larutan berwarna → 2KOH(aq) + berupa KOH
Terkandung
- Aquades: larutan abu-abu dan ada H2CO3(aq) dapat dibuat dari
tak berwarna endapan hitam pelarutan K2CO3
Sedikit abu kayu
- Indikator PP: - Filtrate abu + - H2CO3(aq) → H2O(l) + dalam air
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi larutan tak aquades + CO2(g) kemudian
- Ditambah air dan dikocok berwarna indikator PP: disaring. Filtrate
- Disaring larutan merah diidentifikasi
muda dengan
penambahan
Endapa Filtrat indikator PP dan
- Diuji dengan PP terbentuk warna
- Diamati merah muda
yang
Merah menunjukkan
bahwa KOH basa
9 Uji Kelarutan Abu Kayu - Residu: berwarna HCl + residu: - K2CO3(s) + 2HCl(aq) Endapan K2CO3
hitam endapan berkurang → 2KCl(aq) + larut sebagian
- HCl: larutan tak dan terbentuk gas. H2CO3(aq) dalam HCl dan
Endapan nomor 8
berwarna membentuk
- H2CO3(aq) → H2O(l) garam KCl
- Ditetesi HCl encer
- Diamati perubahannya + CO2(g)

Hasil
10 Reaksi asam Tartrat dan KCl - Larutan KCl: tak Larutan asam tartrat KCl(aq) + H2C4H4 (aq) → Reaksi KCl
berwarna + larutan KCl: ada KHC4H4O6(s) + HCl(aq) dengan asam
Larutan KCl 0,1 M - Larutan asam endapan putih tartrat
tartrat: tidak (H2C4H4O6)
- Dimasukkan dalam tabung reaksi berwarna menghasilkan
- Ditambahkan larutan asam tartrat 2M larutan seperti
Endapan kristalin putih minyak, dimana
senyawanya
merupakan
garam yaitu
KHC4H4O6
+ -
11 Uji Nyala Kalium - Kawat platina: Larutan KCl+ kawat KCl(aq) + K + Cl Unsur kalium
abu-abu platina+ api: nyala menghasilkan
Kawat platina keperakan lembayung nyala api ungu
- Larutan KCL: (keunguan) (lembayung) saat
- Dicelupkan ke dalam HCl pekat tidak berwarna diuji nyala.
- Dipijarkan sampai nyala tak
berwarna
- Dicelupkan dalam larutan KCl 0,1M

Nyala api berwarna lembayung


IX. Analisis Data dan Pembahasan
Telah dilakukan percobaan pada Kamis 14 Maret 2019 pukul 13.00 – 15.30 WIB
dengan judul Natrium dan kalium yang memiliki tujuan mengetahui sifat-sifat Natrium
dan Kalium dan senyawanya; dan mengindentifikasi senyawa natrium dan kalium.
Prosedur percobaan dibagi menjadi 2 berdasarkan jenis sampel yaitu terdapat
percobaan reaksi dan identifikasi untuk natrium dan kalium. Pada percobaan natrium
terdapat beberapa sub judul yaitu reaksi logam Na dengan air, reaksi NaOH dengan
udara, reaksi peroksida dari senyawa natrium, reaksi dehidrasi garam glauber, dan uji
nyala Natrium. Untuk percobaan kalium terdapat uji sifat dan reaksi eksoterm senyawa
KOH, reaksi KOH, uji sifat abu kayu dan senyawa yang terkandung, uji kelarutan abu
kayu, reaksi asam tartrat dan KCl, dan uji nyala kalium.
Natrium dan kalium dalam tabel periodik unsur terletak pada 1 golongan yang sama
yaitu termasuk dalam golongan alkali. Dimana dalam satu golongan akan memiliki sifat
fisika dan kimia yang identik. Tetapi terdapat beberapa perbedaan yang dapat diketahui
dalam reaksi atau identifikasi pada praktikum ini. Sifat-sifat yang dipelajari yaitu
terdapat kereaktifan, sifat oksidator atau reduktor, kelarutan, dan organoleptiknya.
Identifikasi bisa dipelajari dari nyala api, gas yang terbentuk, interaksi dengan indikator
tertentu, kemudian sifat pada benang wol.

Percobaan I

Dalam percobaan ini, dengan sub judul reaksi logam natrium dengan air. bertujuan
untuk mengetahui sifat dari natrium. Langkah pertama yaitu mengambil seiris logam
natrium (putih keperakan). Logam ini disimpan dalam kerosin dan koas memberikan
kepada kami untuk percobaan ini. Kerosin dipilih sebagai cairan penyimpan natrium
sebab Natrium sangat mudah bereaksi dengan udara membentuk oksida natrium dan
menjaga kemurnian dari kontaminan akibat sifat reaktif natrium dengan udara, sehingga
kerosin menjadi lapisan yang melindungi natrium dari atmosfer udara. Natrium
memiliki sifat lunak dan mudah di iris dengan pisau. Kemudian logam natrium di
bungkus dengan kertas saring yang telah dilipat menjadi 4 lipatan. Kertas saring yang
berfungsi sebagai peredam terjadinya ledakan yang disebabkan oleh reaksi natrium
dengan air, sebab dalam reaksi akan terbentuk letupan beserta api. Lalu menyiapkan
gelas kimia yang berisi aquades (tidak berwarna). Logam natrium yang telah dibungkus
tadi dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquades dan segera ditutup
menggunakan kaca arloji. Kaca arloji berfungsi untuk menjaga agar letupan yang
dihasilkan dari reaksi tidak menyebar dan membahayakan di dalam laboratorium.
Setelah beberapa saat muncul asap putih dan
tidak terjadi letupan. Asap putih tersebut menunjukkan terbentuknya gas hidrogen yang
merupakan hasil samping reaksi. Menurut Lutfi, dkk (2016) persamaan reaksinya
sebagai berikut :

2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g)


Letupan api tidak dihasilkan karena kuantitas natrium yang kami gunakan dalam
percobaan sangat sedikit, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi hasil reaksi sebab
dalam reaksi terbentuk gas berwarna putih. Terbentuknya gas adalah menunjukkan
bahwa reaksi kimia sedang terjadi. Sifat natrium yang reaktif dikaji dari struktur atom.
Jari-jari atom logam alkali dimana pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron
yang letaknya jauh dari inti, menyebabkan efek saringan dari elektron ini semakin besar
dan manyebabkan mudahnya elektron untuk dilepaskan. Elektron ini cenderung
dilepaskan karena aturan oktet, logam natrium cenderung lebih stabil jika melepaskan 1
elektron daripada menerima 7 elektron. oleh karena itu elektron ini mudah dilepaskan
dan kecenderungan logam-logam alkali yang termasuk unsur-unsur yang paling
elektropositif dimana dalam satu golongan semakin ke bawah kereaktifannya semakin
besar dan elektron valensinya juga menjadi semakin mudah untuk dilepaskan.
Selanjutnya larutan di dalam gelas kimia di tambahkan dengan indikator PP (tidak
berwarna) sebanyak 3 tetes untuk mengetahui sifat dari larutan yang dihasilkan dari
reaksi tersebut. Setelah ditetesi dengan indikator PP, larutan berubah warna dari yang
semula tidak berwarna menjadi berwarna merah muda. Dengan berubahnya warna
indikator PP menjadi berwarna merah muda menandakan bahwa terbentuk suatu
senyawa bersifat basa. Indikator PP saat berinteraksi dengan larutan yang bersifat basa
akan berubah warna menjadi merah muda. Indikator PP memiliki rentang pH antara 8,3
hinga 10,0. Jika pH kurang dari 8,3 maka indikator PP tidak berwarna, apabila pH lebih
dari 8,3 maka indikator PP akan berubah warna menjadi merah muda.
Hal ini sesuai dengan persamaan reaksi diatas bahwa terbentuk senyawa basa dan
ketika di uji dengan indikator PP menghasulkan warna merah muda. Berdasarkan
dengan reaksi tersebut larutan yang terbentuk dari hasil reaksi antara logam Na dan air
adalah suatu senyawa hidroksida yaitu NaOH yang bersifat basa. Dari percobaan ini
dapat diketahui bahwa salah satu sifat dari natrium adalah sangat reaktif apabila
direaksikan dengan air, serta dapat membentuk senyawa yang bersifat basa saat
direaksikan dengan air. Berikut reaksi antara indikator pp dengan larutan basa :
Percobaan II
Dalam percobaan ini dengan sub judul reaksi NaOH dengan Udara yang bertujuan
untuk mengetahui sifat senyawa natrium. Senyawa yang digunakan dalam percobaan ini
adalah Natrium hidroksida (NaOH). Langkah pertama mengambil sepotong kecil NaOH
(butiran berwarna putih) dan diletakkan di atas cawan porselen serta dibiarkan pada
udara bebas. Karena sifat NaOH yang higroskopis maka ia dapat mengikat uap air di
udara yang menyebabkan padatan NaOH mencair. Selain itu NaOH juga dapat mengikat
gas CO2 di udara. Basa hidroksida golongan alkali dapat bereaksi dengan gas CO 2
mneghasilkan suatu garam bikarbonat (Housecroft dan Sharpe, 200%) sehingga NaOH
dapat bereaksi dengan gas CO2 menghasilkan garam natrium bikarbonat. persamaan
reaksinya sebagai berikut :
NaOH(s) + CO2(g) → NaHCO3(s)
Setelah beberapa saat dibiarkan di udara langkah selanjutnya ditambahkan aquades
(tidak berwarna) untuk melarutkan NaOH, dihasilkan larutan yang tidak berwarna dan
permukaan cawan terasa panas. Hal ini dikarenakan terjadi reaksi eksoterm saat NaOH
dilarutkan dalam aquades akan dibebaskan energi sehingga perpindahan kalornya dari
sistem ke lingkungan.
NaHCO3 merupakan senyawa yang mudah larut dalam air. Hasil larutan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian menambahkan larutan HCl pekat (tidak
berwarna) sebanyak 30 tetes . Dari percobaan ini dihasilkan larutan yang tidak
berwarna, timbul sedikit gelembung gas, dan pada permukaan tabung terasa hangat,
reaksi antara HCl dan NaHCO3 merupakan reaksi eksoterm yang terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan hal tersebut yang menyebabkan dinding tabung reaksi terasa
hangat. Dalam literatur, entalpi yang dilepaskan sebesar ∆H= -28,791 kJ/mol. Reaksi
yang terjadi :
NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Percobaan III
Dalam percobaan ini, dengan subjudul Reaksi peroksida dari senyawa natrium
bertujuan untuk mengidentifikasi natrium dan senyawanya. Menurut Housecroft dan
Sharpe (2005) Natrium peroksida merupakan senyawa natrium yang dihasilkan dengan
oksidasi kuat dengan rumus Na2O2. Natrium peroksida dapat diidentifikasi dengan
berbagai cara karena sifatnya yang reaktif, reaksinya dengan air akan menghasilkan
suatu basa NaOH. Menurut Svehla (1990), suatu peroksida dapat diidentifikasi melalui
penambahan KI-amilum dalam suasana asam dengan ditunjukkan larutan berwarna biru
keunguan karena terbentuk kompleks ion-amilum.
Pertama yaitu mengambil seujung sendok kecil Na2O2 (serbuk putih) dan
dimasukkan ke dalam cawan porselen. Kemudian Ditambahkan larutan H2SO4 1 M
(tidak berwarna) sebanyak 10 tetes sampai padatan Na2O2 melarut sempurna. Dari
langkah ini dihasilkan larutan yang tidak berwarna, timbul gelembung gas dan
permukaan cawan porselen terasa hangat. Reaksi yang terjadi :
Na2O2(s) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + H2O2(aq)

Selanjutnya, hidrogen peroksida yang dihasilkan akan mengalami


dispropordionasi dan mengurai menjadi air dan gas oksigen sesuai persamaan berikut:
2H2O2 → 2H2O + O2
Hidrogen peroksida selain berperan sebagai oksidator juga berperan sebagai reduktor.
Kemudian ditambahkan larutan KI (tidak berwarna) dan amilum (tidak berwarna),
larutan tersebut berwarna biru keunguan. Pada proses ini terjadi reaksi antara Natrium
sulfat dengan KI menghasilan kalium sulfat dan iodida persamaan reaksinya sebagai
berikut:

Na2SO4(aq) + 2KI(aq) → K2SO4(aq) + I2(aq) + NaOH(aq)

Fungsi dari penambahan KI dan amilum adalah sebagai oksidator untuk


membentuk I2 serta sebagai indikator pembentuk kompleks iod amilum yang ditandai
dengan warna biru keunguan. Reaksi antara I2(aq) dan amilum
Na2O2 dalam reaksi diatas berperan sebagai oksidator kuat karena dapat
mengoksidasi I- mnejadi I2. Saat reaksi yang pertama antara KI dan Na2O2 menurut
teorinya terbentuk gas oksigen, hal ini dibuktikan saat praktikum dan penambahan
H2SO4 terbentuk gelembung, maka dapat dipastikan bahwa percobaan in sesuai dengan
teori dan gas tersebut adalah gas oksigen. Dalam percobaan ini terjadi reaksi redoks,
Na2O2 mengalami reduksi menjadi Na, yang disertai dengan perubahan biloks dari +1
menjadi 0 . Sedangkan KI mengalami oksidasi I2 yang ditandai dengan perubahan biloks
dari -1 menjadi 0. Fungsi penambahan H2SO4 dalam reaksi tersebut adalah sebagai
suasana asam namun ikut bereaksi. Reaksi keseluruhannya :
-1
0
oksidasi
Na2O2(aq) + H2SO4(aq) + 2KI(aq) → I2(aq) + K2SO4(aq) + 2Na(s) + H2O(l)
reduksi

+1 0

Percobaan IV
Dalam percobaan ini, dengan subjudul Reaksi dehidrasi garam glauber. bertujuan
untuk mengidentifikasi sifat dari senyawa natrium. Gram glauber bisa disebut juga
dengan natrium sulfat dekahidrat merupakan salah satu senyawa hidrat garam natrium
sulfat dengan rumus molekul Na2SO4.10H2O. garam-garam hidrat jika dipanaskan akan
melepaskan molekul airnya dari senyawa hidratnya.
Langkah pertama dengan cara memasukkan sesendok kecil garam glauber yang
berbentuk kristal tidak berwarna ke dalam tabung reaksi. Garam glauber merupakan
senyawa hidrat dengan rumus kimia Na2SO4.10H2O. Kemudian dipanaskan di atas
nyala api kecil, dihasilkan endapan kristal putih yang merupakan senyawa hidrat adalah
senyawa Na2SO4 dan terdapat cairan tidak berwarna yang merupakan H2O. Reaksi yang
terjadi :
Na2SO4.10H2O(s) → Na2SO4(s) + 10H2O(l)
Pemanasan dapat memutus ikatan kompleks pada gram hidrat mengyebabkan
putusnya ikatan air sehingga menjadi garam terhidrat. Sekitar 45% diperoleh dari
netralisasi Na2SO4 dengan mengiakan H2SO4 menjadikan sumber utamanya yaitu garam
glober Na2SO4.10H2O.
Percobaan V
Dalam percobaan ini, dengan subjudul Uji Nyala Natrium bertujuan untuk
mengidentifikasi ion natrium dalam suatu sampel atau bahan. Percobaan ini akan
dilakukan uji nyala dengan kawat platina yang dicelupkan pada larutan yang
mengandung ion-ion natrium. Menurut Svehla (1990), uji nyala terhadap garam-garam
yang mengandung ion-ion natrium dapat memberikan nyala kuning.
Pada percobaan ini akan diuji warna nyala dari ion natrium yang terdapat pada
senyawa natrium klorida (NaCl) yang tidak berwarna. Langkah pertama adalah
menyiapkan kawat platina/kawat nikrom, kemudian dicelupkan ke dalam HCl pekat
(tidak berwarna) digunakansebagai larutan pencuci untuk membersihkan kawat platina
karena HCl pekat dapat melarutkan garam pengotor/zat pengganggu yang mungkin
menempel pada kawat platina sehingga pengotor tersebut mudah terlarut dari kawat,
sehingga kawat bebas dari kontaminan. kawat platina dikatakan bebasdari kontaminan
adalah dengan memijarkan di atas api jika tidak memancarkan warna api maka kawat
tersebut sudah bebas kontaminan sehingga tidak mengganggu warna nyala logam alkali
(Na) ketika diamati.
Kemudian kawat platina dicelupkan ke dalam larutan NaCl (tidak berwarna)..
Kemudian ujung kawat platina dipijarkan di atas nyala api. Warna nyala api saat diuji
dengan larutan NaCl berwarna kuning. Sehingga dapat dikatakan bahwa ion natrium
pada senyawa tersebut memberikan uji nyala berwarna kuning. Reaksi yang terjadi :
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Gambar 5. Spektra emisi natrium


Hal ini dapat menjelaskan bahwa elektron dalam atom tereksitasi, misalnya
dengan dipanaskan atau dipijarkan, energi tambahan akan mendorong elektron ke
orbital berenergi lebih tinggi. Ketika elektron turun kembali dan meninggalkan keadaan
tereksitasi, energi dipancarkan kembali dalam bentuk foton. Panjang gelombang (atau
ekuivalen, frekuensi) foton ditentukan oleh perbedaan energi antara kedua keadaan.
Foton yang dipancarkan ini membentuk spektrum unsur.
Fakta bahwa hanya warna-warna tertentu yang muncul dalam emisi spektrum
atom suatu unsur berarti bahwa hanya frekuensi tertentu dari cahaya yang dipancarkan.
Masing-masing frekuensi ini berkaitan dengan energi. Natrium menghasilkan warna
kuning pada panjang gelombang 589,2 nm dan bilangan gelombang 16972(cm -1).
Sehingga sesuai dengan gambar spektra emisi natrium dalam literatur yang
memancarkan pada warna kuning.
Percobaan VI
Dalam percobaan ini, dengan subjudul uji sifat dan reaksi eksoterm senyawa KOH
bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa kalium.
Langkah pertama yaitu memasukkan sepotong kecil padatan KOH (butiran tidak
berwarna) di atas cawan porselen. Kemudian ditambahkan aquades sampai larut,
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Larutan tersebut diuji sifatnya dengan
mengambil setetes kemudian digosokkan pada ujung jari. Yang dirasakan adalah tangan
menjadi licin. Hal ini menunjukkan licin adalah sifat-sifat basa. Sifat basa yang lain
adalah akustik, berasa pahit, licin, pH>7, merubah lakmus merah jadi biru,
menghantarkan arus listrik, menetralkan asam, menyebabkan pelapukan. Reaksi yang
terjadi :
KOH(s) + H2O(l) → KOH(aq) + H2O(l)
Percobaan ini hanya melarutkan KOH dalam air dan terdapat panas yang
dibebaskan ke lingkungan. maka dari itu sifat licin ini dimanfaatkan dalam pembuatan
sabun.

Percobaan VII
Dalam percobaan ini, dengan subjudul Reaksi KOH bertujuan untuk mengetahui
sifat dari senyawa kalium. Dengan mereaksikan dengan air brom beserta benang wol.
Langkah pertama dengan cara larutan KOH yang dihasilkan dari percobaan VI
ditambahkan dengan 2 mL aquades (tidak berwarna), diperoleh larutan yang tidak
berwarna. aquades ditambahkan dengan tujuan untuk mengurangi konsentrasi larutan
KOH dari percobaan sebelumnya. Kemudian menambahkan 1 mL air brom (Br2)
(jingga) ke dalam larutan tersebut, dan diperoleh larutan yang berwarna kuning pudar.
Reaksi yang terjadi :
KOH(s) + Br2(aq) → KBr(aq) + H2O(l) + KOBr(aq)
Selanjutnya larutan diasamkan dengan penambahan HCl 0,1 M berupa larutan
yang tidak berwarna. Dari penambahan ini terjadi dua lapisan yang dihasilkan, lapisan
atas berwarna kuning telur dan lapisan bawah berwarna kuning pudar. Dalam suasana
asam Br2 terbentuk kembali. Reaksi yang terjadi :
KBr (aq) + H2O (l) + KOBr (aq) + HCl (aq) → 2 KCl (aq) + Br2 (g) + H2O (l)
Percobaan ini mengetahui kesetimbangan Br2 yang telah bereaksi dengan KOH
membentuk KBr, kemudian di reaksikan dengan asam (HCl) maka Br2 kembali
terbentuk dan larutan menjadi kuning seperti pada air brom.
Selanjutnya mengidentifikasi menggunakan benang wol. Mengambil sebagian
larutan KOH sisa dari percobaan VI, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
memasukkan sehelasi benang wol lalu dipanaskan. Dari percobaan ini diapat dilihat
bahwa benang wol tersebut terurai menjadi serabut-serabut halus. Hal ini dikarenakan
larutan KOH bersifat sebagai zat pengelantang pada benang wol, sehingga dapat
menguraikan serat dari benang wol tersebut.

Percobaan VIII
Dalam percobaan ini, dengan subjudul uji sifat abu kayu dan senyawa yang
terkandung. bertujuan untuk mengetahui sifat dari senyawa kalium dan mengidentifikasi
sifatnya. Abu kayu mengandung kalsium karbonat sebagai komponen utamanya,
mewakili 25-45% massa abu kayu. Kalium terdapat pada jumlah kurang dari 10%, dan
fosfat kurang dari 1%. Terdapat juga besi, mangan, seng, tembaga, dan beberapa jenis
logam berat. Namun, komposisi abu kayu sangat bergantung pada jenis kayu dan
kondisi pembakaran seperti temperatur.
Langkah pertama yaitu memasukkan serbuk abu kayu (K2CO3) yang berwarna
abu- abu kehitaman ke dalam tabung reaksi secukupnya. Kemudian menambahkan
sedikit aquades (tidak berwarna) lalu dikocok. Terdapat endapan berwarna hitam dan
larutan yang keruh. K2CO3 sedikit larut dalam air dan larutan berwarna abu-abu. K2CO3
memiliki nilai kelarutan yang apabila dilarutkan dalam air, yaitu sebesar 112 gr dalam
100 mL air pada suhu 25°C. Persamaan reaksinya adalah
K2CO3(s) + 2H2O(l) → 2KOH(aq) + H2CO3(g)
Karena sifat dari H2CO3 yang tidak stabil maka terurai menjadi air dan gas karbon
dioksida
H2CO3 (aq) → H2O(l) + CO2(g)
Setelah dikocok, kemudian disaring menggunakan kertas saring dan diperoleh residu
berwarna abu-abu kehitamab dan filtrat yang tidak berwarna. Filtrat diuji dengan
indikator pp (tidak berwarna) sebanyak 3 tetes dan dihasilkan perubahan warna dari
larutan yang tidak berwarna menjadi berwarna merah muda. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat senyawa yang bersifat basa dalam larutan, dalam reaksi ditunjukkan
bahwa KOH bersifat basa maka sesuai dengan teori ketika indikator PP bereaksi dengan
basa berubah warna menjadi merah muda.. trayek PP yaitu 8,3-10,0 dengan perubahan
warna dari tidak berwarna pada suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa.
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa salah satu sifat dari kalium adalah senyawa
kalium karbonatnya dapat larut dan menjadi larutan yang bersifat basa yang merupakan
KOH Berikut reaksi antara indikator pp dengan larutan basa :
Percobaan IX
Dalam percobaan ini, dengan subjudul uji kelarutan abu kayu. bertujuan untuk
mengidentifikasi sifat dari senyawa kalium. Telah dijelaskan bahwa kalium karbonat
memiliki kelarutan yang cukup rendah di air, maka dari itu dilakukan uji kelarutan
dalam larutan asam klorida, untuk mengetahui kelarutan dan dibandingkan.
Langkah pertama mengambil residu abu kayu yang berwarna abu-abu kehitaman
dari percobaan VIII kemudian memasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu diteteskan
tetes demi tetes larutan HCl pekat (tidak berwarna) endapan yang semula banyak
menjadi lebih sedikit dan larutan menjadi sedikit tidak keruh. Hal ini menunjukkan
bahwa K2CO3 larut dalam larutan HCl. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut
K2CO3(s) + HCl(l) → 2KCl(aq) + H2CO3(aq)
Karena sifat dari H2CO3 yang tidak stabil maka terurai menjadi air dan gas karbon
dioksida
H2CO3 (aq) → H2O(l) + CO2(g)
Dari percobaan ini dihasilkan larutan berwarna kuning, ada endapan hitam, dan
timbul gas CO2 yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung gas dan asap.
Berdasarkan dari percobaan VIII dan IX maka dapat dibandingkan kelarutan
kalium karbonat dalam aquades dan HCl. Kelarutan kalium karbonat bertambah di
larutan HCl yang ditunjukkan residu yang digunakan telah menjadi lebih sedikit
daripada yang ada pada aquades.

Percobaan X
Dalam percobaan ini, dengan subjudul reaksi asam tartrat dan KCl bertujuan untuk
mengetahui sifat kimia dari senyawa kalium. Asam tartrat yang dipakai maka larutan
harus dibufferkan dengan natrium asetat, karena asam kuat Yang terbentuk dalam reaksi
dan basa alkali juga melarutkan endapan.
Langkah pertama dimasukkan larutan KCl 0,1 M (tidak berwarna) sebanyak 2 mL dan
ke dalam tabung reaksi. Kemudian menambahkan larutan Asam tartrat (H2C4H4O6) 2 M
(tidak berwarna) sebanyak 1 mL. Dari percobaan ini dihasilkan terdapat kristal hablur
yang berada di samping tabung reaksi berwarna putih,. Larutan tersebut diindikasikan
sebagai senyawa kalium tartrat, berdasarkan reaksi berikut :
KCl (aq) + H2C4H4O6 (aq) → KHC4H4O6 (s) + HCl (aq)
Endapan sedikit larut dalam air tetapi sangat tidak larut dalam etanol 50%.
Pengendapan dapat dipercepat dengan menggunaduk keras-keras dengan menggosok-
gosok dinding dalam bejana dengan sebatang kaca, dan dengan menambahkan alkohol.

Percobaan XI
Dalam percobaan ini, dengan subjudul Uji Nyala kalium bertujuan untuk
mengidentifikasi ion kalium dalam suatu sampel atau bahan. Percobaan ini akan
dilakukan uji nyala dengan kawat platina yang dicelupkan pada larutan yang
mengandung ion-ion kalium. Menurut Svehla (1990), uji nyala terhadap garam-garam
yang mengandung ion-ion kalium dapat memberikan nyala lembayung (lila).
Pada percobaan ini akan diuji warna nyala dari ion kalium yang terdapat pada
senyawa kalium klorida (KCl) yang tidak berwarna. Langkah pertama adalah
menyiapkan kawat platina/kawat nikrom, kemudian dicelupkan ke dalam HCl pekat
(tidak berwarna) digunakan sebagai larutan pencuci untuk membersihkan kawat platina
karena HCl pekat dapat melarutkan garam pengotor/zat pengganggu yang mungkin
menempel pada kawat platina sehingga pengotor tersebut mudah terlarut dari kawat,
sehingga kawat bebas dari kontaminan. kawat platina dikatakan bebasdari kontaminan
adalah dengan memijarkan di atas api jika tidak memancarkan warna api maka kawat
tersebut sudah bebas kontaminan sehingga tidak mengganggu warna nyala logam alkali
(K) ketika diamati.
Kemudian kawat platina dicelupkan ke dalam larutan KCl (tidak berwarna)..
Kemudian ujung kawat platina dipijarkan di atas nyala api. Warna nyala api saat diuji
dengan larutan NaCl berwarna lembayung. Sehingga dapat dikatakan bahwa ion kalium
pada senyawa tersebut memberikan uji nyala berwarna lembayung. Reaksi yang terjadi :
KCl(aq) → K+(aq) + Cl-(aq)

Gambar 6. Spektra emisi kalium


Hal ini dapat menjelaskan bahwa elektron dalam atom tereksitasi, misalnya
dengan dipanaskan atau dipijarkan, energi tambahan akan mendorong elektron ke
orbital
berenergi lebih tinggi. Ketika elektron turun kembali dan meninggalkan keadaan
tereksitasi, energi dipancarkan kembali dalam bentuk foton. Panjang gelombang (atau
ekuivalen, frekuensi) foton ditentukan oleh perbedaan energi antara kedua keadaan.
Foton yang dipancarkan ini membentuk spektrum unsur.
Fakta bahwa hanya warna-warna tertentu yang muncul dalam emisi spektrum
atom suatu unsur berarti bahwa hanya frekuensi tertentu dari cahaya yang dipancarkan.
Masing-masing frekuensi ini berkaitan dengan energi. Kalium menghasilkan warna
lembayung pada panjang gelombang 766,5 nm dan bilangan gelombang 13046(cm-1).
Sehingga sesuai dengan gambar spektra emisi natrium dalam literatur yang
memancarkan pada warna lembayung. Intensitas pada spektra emisi kalium paling
banyak terletak pada daerah berwarna biru-ungu-tosca, apabila digabung maka
mengemisikan warna lembayung
X. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Sifat-sifat dari logam natrium antara lain sangat reaktif dengan air menghasilkan
larutan NaOH yang bersifat basa
2. Sifat-sifat dari senyawa natrium hidroksida dalam udara bebas bersifat
higroskopis dan mengeluarkan kalor saat dilarutkan dalam aquades
3. Senyawa natrium peroksidanya memiliki sifat oksidator
4. Senyawa garam natrium kompleks dalam pemanasan melepaskan molekul air.
5. Warna uji nyala natrium adalah kuning terang
6. KOH bersifat ketika dilarutkan dalam air melepaskan kalor dan licin saat digosok
dengan jari
7. Sifat-sifat dari senyawa karbonatnya sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam asam, dan memiliki sifat sebagai pengelantang
8. K2CO3 merupakan garam yang bersifat basa dibuktikan oleh reaksinya dengan
akuades menghasilkan ion OH dan indikator berwarna merah muda.
9. Reaksi Senyawa kalium Dengan asam tartrat membentuk hablur kristal yang tidak
mudah larut
10. Warna uji nyala kalium adalah lembayung
XI. Daftar Pustaka
Citron, M. L.; Gabel, C.; Stroud, C.; Stroud, C. (1977). "Experimental Study of Power
Broadening in a Two-Level Atom". Physical Review A. 16 (4): 1507–1512.
Bibcode:1977PhRvA..16.1507C. doi:10.1103/PhysRevA.16.1507.
Greenwood, Norman N.; Earnshaw, Alan (1997). Chemistry of the Elements (edisi ke-
2nd). Butterworth-Heinemann. ISBN 0-08-037941-9.
Housecroft, C. dan Sharpe. 2005. Inorganic Chemistry, Second Edition. Edinburgh:
Pearson Inc.
Lee, J.D. 1991. Concise Inorganic Chemistry. London : Capmann and Hall.
Lutfi, Achmad, dkk. 2016. Kimia Anorganik Unsur-Unsur Golongan Utama.
Yogyakarta : Absolute Media.
Schumann, Walter (5 August 2008). Minerals of the World (edisi ke-2nd). Sterling.
hlm.
28. ISBN 978-1-4027-5339-8. OCLC 637302667.
Shelva,G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta : PT Kaiman Media Pustaka.
XII. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan sifat Natrium peroksida!
Jawab :
Natrium peroksida merupakan zat padat berwarna kuning dan warnanya
berubah menjadi putih ketika terkena udara dan akan menghasilkan natrium
hidroksida dan natrium karbonat. Natrium peroksida memiliki senyawa ionik harga
-1 yang monovalen natrium dan hidrat. Sodium peroksida dapat larut dalam asam
sulfat pada suhu rendah, dan kemudian didestilasi pada tekanan rendah untuk
mendapatkan hidrogen peroksida (H2O2). Dalam lingkungan basa, senyawa natrium
peroksida arsen trivalen (As) oksidasi valensi, trivalen kromium (Cr) 6 oksidasi.
Selain itu, natrium peroksida dapat teroksidasi menjadi besi elemental ferit
mengandung FeO4, tetapi juga dalam oksidasi bahan organik dalam kondisi normal
menjadi etanol dan karbonat. Dengan sulfida dan klorida akan bereaksi keras.
Sodium peroksida dan air, reaksi pertama dari hidrogen peroksida, hidrogen
peroksida alkali tidak stabil, maka akan terurai :
Na2O2 + 2H2O → 2NaOH + H2O2
2 H2O2 → 2H2O + O2(g) (reaksi eksotermis)
Persamaan kimianya :
2 Na2O2 + 2 H2O → 4NaOH + O2(g)
Oksida non logam dengan reaksi yang tinggi akan terjadi oksidasi-reduksi
menghasilkan garam, tetapi tidak melepaskan oksigen, seperti kombinasi langsung:
Na2O2 + CO → Na2CO3
Na2O2 + SO2 → Na2SO4
Dengan harga gas oksida non logam tertinggi dapat terjadi reaksi redoks
menghasilkan garam dan melepaskan oksigen, misalnya:
2 Na2O2 + 2CO2 ⇄ 2Na2CO3 + O2(g)

2. Terangkan sifat, pembuatan dan kegunaan natrium!


Jawab :
A. Sifat Kimia dan fisika :
Sifat Fisika
 Simbol : Na
 Nomor atom : 11
 Nomor massa : 22,989
 Keadaan standar : padatan
 Warna : putih keperakan
 Klasifikasi dalam sistem periodik : Logam
 Total isotop : 22
 Total isomer : 2
 Isotop radioaktif : 19
 Isotop stabil : 1
 Elektronegatifitas pauli : 0,9
 Entalpi atomisasi : 108,4 KJ/mol
 Entalpi fusi : 2,59 KJ/mol
 Entalpi penguapan : 89,04 KJ/mol
 Panas penguapan : 96 KJ/mol
 Volume molar : 23,7 cm3/mol
 Jari-jari ionik : 2,23 Amstrong
 Jari-jari kovalen : 1,54 Amstrong
 Kristal struktur : CCB kubus berpusat badan
 Densitas : 0.97 g/cm3
 Titik leleh : 97,5°C
 Titik didih : 883°C
 Potensial standar : -2,7 V
 Penemu : Sih Humphrey Davy 1807
 Koefisien ekspansi liner termal : 70,6 x 10exp-5 /K
 Konduktivitas termal : 1,41 W/cmK
 Konduktifitas listrik : 0,21 x 10exp-6/ohm.cm
 Kalor jenis : 1,23 J/gK
 Tekanan uap : 0,0000143 Pa pada 961°C
Sifat Kimia
- Natrium bereaksi cepat dengan air, salju, dan es untuk menghasilkan
natrium hidroksida dan hidrogen.
- Ketika terkena udara, logam natrium kehilangan warna keperakannya dan
berubah menjadi abu-abu buram akibat pembentukan lapisan natrium
oksida.
- Natrium tidak bereaksi dengan nitrogen, bahkan pada suhu yang sangat
tinggi, tetapi dapat bereaksi dengan amonia untuk membentuk natrium
amida.
- Natrium dan hidrogen bereaksi pada suhu diatas 200ºC untuk membentuk
natrium hidrida. Natrium hampir tidak bereaksi dengan karbon serta tidak
bereaksi dengan halogen.
- Unsur ini juga bereaksi dengan berbagai halida logam untuk membentuk
logam dan natrium klorida.
- Natrium tidak bereaksi dengan hidrokarbon parafin, tetapi membentuk
senyawa dengan naftalena dan senyawa polisiklik aromatik lainnya dan
dengan alkena aril.
- Reaksi natrium dengan alkohol mirip dengan reaksi natrium dengan air,
tapi berlangsung lebih lambat.
- Natrium adalah unsur keenam paling melimpah di kerak bumi, dengan
komposisi sekitar 2,83%.
- Natrium, setelah klorida, adalah unsur kedua paling berlimpah yang
terlarut dalam air laut.
- Cenderung tidak bereaksi dengan karbon akan tetapi bereaksi dengan
halogen. Natrium tidak bereaksi dengan hidrokarbon rantai lurus akan
tetapi dapat bereaksi dengan naftalena dan hidrokarbon aromatik dan aril
alkena. Karena sangat reaktif maka natrium harus disimpan dalam minyak.
- Natrium seperti halnya logam reaktif yang lain tidak dapat ditemukan
dalam keadaan murni. Logam natrium sangat lunak, keperakan mengkilat
dan akan terapung bila dimasukkan ke dalam air.
- Sangat reaktif dengan air sehingga reaksinya dapat menimbulkan ledakan
dan nyala api. Jika dibakar, warnanya kuning kemerah-merahan.

B. Pembuatan natrium :
Natrium diisolasi denga cara elektrolisis. Dibumi terdapat sumber untuk
dipakai sebagai pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl
yang dapat diperoleh dari air laut dengan cara penguapan. NaCl memiliki titik
leleh lebih dari 800°C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan NaCl
saja akan membutuhkan energi yang cukup besar.
Untuk menghemat energi maka NaCl dicampur dengan CaCl 2 dengan
perbandingan masing-masing 40% dan 60% sehingga titik lelehnya turun
menjadi 580°C.
Reaksi yang terjadi:
Katoda: Na+ + e → Na
Anoda: Cl- → ½ Cl2 +
e
Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam peralatan
“Down Cell” dalam prakteknya sering diikuti dengan pembentukan logam
kalsium akan tetapi padatan ini dikembalikan lagi ke tempat pelelehan.

C. Kegunaan natrium :
- Logam natrium sangat penting dalam fabrikasi senyawa ester dan dalam
persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini dapat di gunakan untuk
memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan untuk memurnikan
logam cair.
- Biasanya digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir karena
meleleh pada 98°C dan mendidih pada 892°C
- Sebagai lampu penerangan jalan.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan pula
dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang dibutuhkan
darah.
- Senyawa natrium dibutuhkan oleh semua organisme dan digunakan pula
dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Natrium klorida (NaCl), atau garam dapur dibutuhkan agar sel dapat
berfungsi baik serta merupakan penyususn elektrolit yang dibutuhkan
darah.
- Natrium juga digunakan dalam berbagai produk industri seperti baking
soda (NaHCO3) dan pemutih (NaOCl), serta digunakan dalam paduan
logam karena efisien dalam mentransfer panas
- Natrium bagi tubuh adalah untuk mencegah menurunnya kandungan
cairan ekstraseluler akibat tekanan osmotik dalam cairan tubuh menurun.
- Uap natrium digunakan untuk lampu natrium yang berwarna kuning dan
dapat menembus kabut.
- Digunakan pada industri pembuatan bahan anti ketukan pada bensin, yaitu
TEL (tetraetillead).
XIII. Lampiran Dokumentasi

NO ALUR GAMBAR KETERANGAN


1. Seiris kecil Ketika logam
logam natrium bereaksi
natrium dengan aquades,
dimasukkan maka akan
kedalam menghasilkan
kertas saring larutan NaOH yang
kemudian tidak berwarna.
dimasukkan
kedalam
kedalam
gelas kimia
yang telah
berisi
aquades dan
ditutup
dengan kaca
arloji.
Pengujian Larutan yang
larutan yang terbentuk dari
dihasilkan logam natrium yang
dengan bereaksi dengan
indikator PP aquades, kemudian
diuji dengan
indikator PP dan
menghasilkan
larutan berwarna
merah muda yang
menunjukkan
bahwa larutan
NaOH bersifat
basa.

2. NaOH solid Ketika NaOH


dimasukkan bereaksi dengan
kedalam udara terbuka
cawan menghasilkan
porselin padatan menjadi
kemudian berair yang
dibiarkan di menunjukkan sifat
udara terbuka NaOH yang
dan diamati higroskopis.
perubahan
yang terjadi

-
Kemudian NaOH Ketika NaOH
ditambah dengan bereaksi dengan
aquades hingga aquades
larut dan menghasilkan
ditambah HCl larutan tak
pekat
berwarna yaitu
menghasilkan
larutan tak larutan NaCl.
berwarna dan gas
CO2 yang tak
berwarna

3. Seujung Ketika Natrium


sendok kecil peroksida bereaksi
Natrium dengan Asam
Peroksida Sulfat Pekat
dimasukkan menghasilkan
kedalam kaca larutan tak
arloji berwarna yaitu
kemudian larutan Na2SO4.
ditambah
Asam Sulfat
pekat

Natrium Saat natrium sulfat


peroksida bereaksi dan
yang telah larutan KI dan
ditambah amilum dapat
asam sulfat membentuk
pekat kompleks
kemudian berwarna ungu.
ditambahkan
larutan KI
dan Amilum.
4. Sesendok kecil Garam glauber
garam glauber akan berubah dari
(Na2SO4.10 hidrat menjadi
H2O) anhidrat melalui
dimasukkan proses pemanasan
kedalam yang ditandai
tabung reaksi dengan
kemudian pembentukan
dipanaskan endapan putih.
perlahan-
lahan.

5. Penyelupan Ketika kawat


kawat platina platina dicelupkan
kedalam kedalam larutan
larutan HCl HCl pekat
pekat yang kemudian
sebelumnya dipijarkan
dibersihkan menghasilkan
terlebih warna nyala api
dahulu kuning keorangean
kemudian dikarena unsur H
dipijarkan. pada HCl pekat
Kemudian tidak memiliki
dicelupkan warna nyala yang
kedalam khas sehingga
larutan NaCl mengikuti warna
dan nyala api.
dipijarkan. Kemudian
dicelupkan dalam
larutan NaCl
kemudian
dipijarkan
menghasilkan
warna nyala
kuning terang
karena unsur Na
Memiliki warna
nyala kuning
terang.
6. Sepotong kecil Ketika padatan
KOH KOH bereaksi
dimasukkan dengan aquades
kedalam membentuk larutan
tabung reaksi KOH yang tidak
kemudian berwarna.
ditambah
aquades
hingga larut
dan diamati.

Kemudian Ketika KOH


larutan KOH digosokkan dengan
dambil setetes ujung jari maka jari
dan akan terasa licin
digosokkan di yang menunjukkan
ujung tangan bahwa KOH
bersifat basa.

7. 1-2 ml larutan Ketika KOH


KOH direaksikan dengan
dimasukkan ke air brom
tabung reaksi, menghasilkan
diencerkan larutan tidak
dengan 5 ml berwarna
aquades,
ditambah air
brom dan
diasamkan
dengan HCl
pekat dan
dibuktikan
dengan
merubah
kertas lakmus
biru menjadi
merah.
Sisa larutan Ketika KOH
KOH dipanaskan
dimasukkan menghasilkan gas
kedalam Br2 yang ditandai
tabung reaksi dengan dapat
kemudian menguraikan
ditambah benang wol
sehelai benang menjadi
wol dan mengembang
dipanaskan ketika proses
perlahan pemanasan.

8. Abu kayu Ketika K2CO3


dimasukkan dengan aquades
kedalam menghasilkan
tabung reaksi, larutan berwarna
ditambah abu-abu dan ada
sedikit air, endapan hitam.
dikocok dan
disaring.

Filtrat dari abu Ketika filtrat


kayu diuji bereaksi dengan
dengan indikator pp
indikator pp. menghasilkan
larutan berwarna
merah muda
menunjukkan
bahwa KOH
bersifat basa.
9. Residu dari Endapan K2CO3
abu kayu larut sebagian
dimasukkan dengan HCl
kedalam membentuk garam
tabung reaksi berupa KCl.
kemudian
ditambah
larutan HCl
tetes demi
tetes.

10. Larutan KCl Ketika KCl


0,1 M direaksikan dengan
dimasukkan asam tartrat maka
kedalam akan terbentuk
tabung reaksi larutan seperti
kemudian minyak yang
ditambah menandakan
dengan larutan adanya kalium
asam tartrat hidrogen tartrat.
11. Penyelupan Ketika kawat
kawat platina platina dicelupkan
kedalam kedalam larutan
larutan HCl HCl pekat
pekat yang kemudian
sebelumnya dipijarkan
dibersihkan menghasilkan
terlebih dahulu warna nyala api
kemudian kuning keorangean
dipijarkan. dikarena unsur H
Kemudian pada HCl pekat
dicelupkan tidak memiliki
kedalam warna nyala yang
larutan KCl khas sehingga
dan dipijarkan. mengikuti warna
nyala api.
Kemudian
dicelupkan dalam
larutan KCl
kemudian
dipijarkan
menghasilkan
warna nyala ungu
karena unsur K
Memiliki warna
nyala ungu.

Anda mungkin juga menyukai