Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol.

18(1):38–45 ISSN 0853-7291

Kandungan Logam Berat Besi (Fe)


Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Perna viridis)
Di Perairan Tanjung Emas Semarang
Endang Supriyantini* dan Hadi Endrawati

Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698
Email: supri_yantini@yahoo.com

Abstrak

Logam berat Fe merupakan logam berat essensial yang keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebih
dapat menimbulkan efek racun.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan dan
tingkat pencemaran logam berat Fe pada air, sedimen, dan kerang hijau (Perna viridis) di
perairan Tanjung Emas Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 November dan
7 Desember 2013 dengan metode penelitian deskriptif. Logam berat Fe dalam sampel air,
sedimen dan kerang hijau dianalisis di Laboratorium Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri (BTPPI) Semarang dengan menggunakan metode AAS
(AtomicAbsorption Spectrophotometry). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan
Tanjung Emas masih dalam taraf terkontaminasi logam Fe. Sedangkan pada sedimen dan
pada kerang hijau (Perna viridis) sudah terindikasi tercemar logam Fe.Meskipun demikian
variasi faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, pH, kecepatan arus dan jenis sedimen juga
memberikan kontribusi yang cukup penting terhadap kandungan logam Fe.

Kata Kunci: logam Fe, Air, Sedimen, Perna viridis, metode AAS

Abstract

Heavy metalsiron(Fe) is anessentialheavy metalswhose presencein a certain amountis


neededby living organisms, but inexcessiveamountscan causetoxic effects.The aims of the
research is to analyze the heavy metals coccentration and the pollution level of Fe in water,
sediment, and green mussels (Perna viridis) at Tanjung Emas Semarang. This research was
conducted from 7 November and 7 December 2013 using the Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS) and research methodswithdescriptive. The results showed that the
waters of the Tanjung Emas is still in the stage of heavy metals contaminated iron (Fe).
Sediment and green mussels (Perna viridis)already indicated heavy metal contaminatediron.
However, variations inenvironmental factorssuch astemperature, salinity, pH, flow velocity an
dsediment types also providean important contributionto heavy metal contentof iron(Fe).

Key Words: Fe, water, sediment, Perna viridis, metode AAS

PENDAHULUAN bisnis.Setiap hari perahu dan kapal-kapal


merapat untuk keperluan perikanan,
Tanjung Emas merupakan pelabuhan bongkar muat, menaik turunkan
utama yang ada di Jawa Tengah yang penumpang serta kegiatan lainnya.
mempunyai peranan penting bagi Beberapa pabrik/industri yang ada di
perkembangan masyarakat di wilayah sekitar Tanjung Emas seperti PLTGU, industri
Jawa Tengah.Pelabuhan Tanjung Emas garmen, industri pengolahan tepung,
merupakan sarana perdagangan dan industri pembuatan mesin otomatis,

*) Corresponding author Diterima/Received : 20-03-2015, Disetujui/Accepted : 08-05-2015


Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

pengelasan kapal, kegiatan budidaya, kannya untuk dikonsumsi dan sebagian


kegiatan rumah tangga dan beberapa dijual ke konsumen. Mengingat hal
kegiatan lainnya.Pesatnya perkembangan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
industri seringkali diikuti dengan untuk mengetahui sejauh mana
meningkatnya polutan dari berbagai kontaminasi logam Fe dalam tubuh kerang,
sumber. Diduga kegiatan-kegiatan industri mengingat kerang merupakan indicator
yang ada disekitar perairan Tanjung Emas yang baik dalam memonitor suatu
tersebut akan menyumbangkan limbah pencemaran lingkungan disebabkan oleh
yang banyak mengandung logam berat, sifatnya yang menetap dalam suatu
salah satunya yaitu logam Fe. Sebagian habitat tertentu dan cara makannya yang
besar logam seperti Fe, Pb, Zn, Al & Cu filter feeder. Selain itu juga perlu dilakukan
mudah terlarut dan sangat mobil pada pH penelitian terhadap kandungan logam Fe
< 5 (Stumn & Morgan, 1996). Pada pH 6,5-7 dalam air dan sedimen.
adalah merupakan pH yang ideal. Unsur-
unsur hara akan relative banyak tersedia
pada pH tersebut. Sedangkan pada pH MATERI DAN METODE
rendah unsur-unsur seperti Al, Mn & Fe akan
bersifat racun. Kadar besi (Fe) > 1 mg/L Sampel air, sedimen dan kerang hijau
dianggap membahayakan kehidupan (Perna viridis) diambil dari tiga stasiun di
organisme akuatik (Moore, 1991). sekitar perairan Tanjung Emas Semarang
(Gambar 1). Penelitian ini dilaksanakan
Buangan industri yang mengandung pada tanggal 7 November dan 7
persenyawaan logam berat Fe bukan Desember 2013 dengan metode
hanya bersifat toksik terhadap tumbuhan analisisdeskriptif. Kandungann logam berat
tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Fe dalam sampel air, sedimen dan kerang
Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam hijau dianalisis di Laboratorium Balai Besar
berat yang sulit didegradasi, sehingga Teknologi Pencegahan Pencemaran
mudah terakumulasi dalam lingkungan Industri (BTPPI) Semarang dengan
perairan dan keberadaannya secara alami menggunakan metode AAS (Atomic
sulit dihilangkan, dapat terakumulasi dalam Absorption Spectrophotometry). Analisis
biota perairan termasuk kerang, ikan dan kandungan logam berat Fe untuk sampel
sedimen, memiliki waktu paruh yang tinggi air dilakukan dengan mengambil 250 ml
dalam tubuh biota laut serta memiliki nilai sampel air laut kedalam corong pemisah
factor konsentrasi yang besar dalam tubuh polyetilen yang sudah disaring dengan
organisme. menggunakan kertas saring berukaran 0,45
µm dengan menambahkan amonium
Logam Fe merupakan logam pirolidin ditiokarbonat (APDC) dan metil
essensial yang keberadaannya dalam isobutil keton (MIBK) sampai fase organik
jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh dan fase air terpisah. Fase organik
organisme hidup, namun dalam jumlah digunakan untuk membuat larutan standar
berlebih dapat menimbulkan efek racun. dan kemudian ditambahkan HNO3 pekat
Tingginya kandungan logam Fe akan dan air suling bebas ion sampai kedua fase
berdampak terhadap kesehatan manusia terpisah. Fase air ditampung untuk
diantaranya bisa menyebabkan diaspirasikan pada AAS. Perhitungan
keracunan (muntah), kerusakan usus, kandungan logam Fe pada air
penuaan dini hingga kematian mendadak, menggunakan rumus (BTPPI, 2013), sebagai
radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, berikut :
kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes,
diare, pusing, mudah lelah, hepatitis, Kadar logam Fe mg / L   hasil pengukuran AAS x
Faktor pemeka tan(mL)
Vol awal contoh (mL)
hipertensi, insomnia (Parulian, 2009).

Berdasarkan hasil pengamatan Analisis kandungan logam berat Fe


wilayah perairan Tanjung Emas banyak dalam sedimen dilakukan dengan
ditemukan kerang hijau (Pernaviridis). memasukkan contoh sedimen ke dalam
Penduduk sekitar banyak memanfaat- oven selama 3 jam lalu ditumbuk sampai

Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati) 39
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

halus, sebanyak 2 gram sampel dimasuk- penelitian.Analisis ukuran butir sedimen


kan kedalam labu, didihkan &ditambahkan juga dilakukan untuk menentukan
dengan HNO3 untuk didestruksi selama 3 pembagian butiran (gradasi) dengan
jam kemudian disaring dan filtratmya menggunakan saringan berukuran 0,074
diencerkan dan siap untuk diaspirasikan. mm. Pengukuran parameter kualitas
Perhitungan kandungan logam Fe pada perairan dilakukan selama penelitian untuk
sedimen menggunakan rumus (BTPPI, 2013), mengetahui kondisi perairan di lokasi
sebagai berikut: penelitian.

mg
hasil pengukuran AAS ( )
L x 100
Kadar logam Fe mg / kg  
berat contoh ( gr ) Kadar padat (%) HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun untuk sampel kerang, Berdasarkan hasil penelitian di


terlebih dahulu diambil sampel dagingnya. perairan Tanjung Emas Semarang di tiga
Sampel daging tersebut kemudian titik stasiun yang berbeda, diketahui bahwa
dipanaskan kedalam hot plate sampai kandungan logam Fedalam kolom air baik
berbentuk arang, kemudian diabukan pada bulan November maupun Desember
dalam tanur dan ditambahkan HNO3 dan 2013 menunjukkan hasil yang bervariasi
aquades. Sampel kemudian disaring dan yakni antara 0,031-0,371 mg/L (November)
siap untuk diaspirasikan pada AAS. dan 0,105-0,234 mg/L (Desember) dan
Perhitungan kandungan logam Fe pada pada pengamatan selama dua bulan
kerang menggunakan rumus (BTPPI, 2013), tersebut kandungan logam Fe tertinggi
sebagai berikut : semuanya terdapat pada muara (stasiun
1)dan terendah di pelabuhan (stasiun 3).
hasil pengukuran AAS (
mg
) x Vol akhir (mL) Rata-rata kandungan logam Fe pada
Kadar logam Fe mg / kg   L
berat contoh ( gr ) sedimen (November) tertinggi terdapat
padamuara (stasiun 1) yaitu 27,945 mg/kg
Dilakukan pula pengukuran dan terendah di tambak (stasiun 2) yaitu
panjang, lebar, dan tebal cangkang 19,681 mg/kg. Sedangkan pada bulan
kerang dengan menggunakan jangka Desember logam Fe pada sedimen
sorong untuk mengetahui kisaran panjang tertinggi di pelabuhan (stasiun 3) yaitu
cangkang yang berada disekitar stasiun 34,051 mg/kg dan terendah di muara

Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian Logam Berat Fe di Perairan Tanjung Emas Semarang

40 Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati)
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

(stasiun 1) yaitu 26,727 mg/kg. Rata-rata berdampak pada penurunan kadar


kandungan logam berat Fe pada kerang oksigen terlarut.
hijau (P. viridis) pada sampling bulan
November tertinggi terdapat padamuara Dari hasil analisis, terlihat bahwa
(stasiun 1) sebesar 203,596 mg/kg dan seluruh kandungan logam berat besi (Fe)
terendah di tambak (stasiun 2) 161,430 pada sedimen di semua stasiun jauh lebih
mg/kg. Sedangkan pada bulan Desember besar dibandingkan logam berat Fe yang
kandungan logam Fe pada kerang hijau ada di kolom air.Hal ini diduga dipengaruhi
tertinggi terdapat pada muara yaitu 95,963 oleh kondisi pH, temperature dan DO
mg/kg dan terendah di tambak yaitu dalam air.
84,866 mg/kg(Tabel1).
Hasil pengukuran pH selama
Kandungan logam berat Fe dalam penelitian diperoleh pH air cenderung
kolom air dari ke tiga stasiun tersebut masih rendah (asam) yaitu antara 5,39-7,02. pH
menunjukkan dibawah baku mutu air laut. air berpengaruh terhadap kesadahan
Hal ini disebabkan karena logam berat kadar besi dalam air, apabila pH air
yang masuk ke dalam lingkungan perairan rendah akan berakibat terjadinya proses
akan mengalami pengenceran akibat korosif sehingga menyebabkan larutnya
pengaruh pasang surut, adsorbsi dan besi dan logam lain dalam air. Menurut
absorbsi oleh organisme perairan (Bryan, Begum et al.(2009 a), pH < 7 dapat
1976). Namun demikian jika diperhatikan melarutkan logam. Dalam keadaan pH
dari ketiga stasiun tersebut, di daerah rendah besi yang ada dalam air berbentuk
muara mempunyai kandungan logam ferro (Fe 2+) dan ferri (Fe 3+), dimana bentuk
berat Fe lebih tinggi dibandingkan dengan ferri akan mengendap dan tidak larut
lokasi lainnya.Tingginya kandunganlogam dalam air serta tidak dapat dilihat dengan
besi (Fe) di muara diduga disebabkan oleh mata sehingga mengakibatkan air menjadi
kandungan Fe yang berasal dari beberapa berwarna, berbau dan berasa. Hal ini juga
sumber, yaitu selain dari tanah juga berasal didukung oleh kecepatan arus yang
dariaktivitas manusia yang terjadi di sangat rendah. Hasil pengukuran
daratan yakniadanya buangan limbah memperlihatkan bahwa kecepatan arus
rumah tangga yang mengandung besi, dilokasi penelitian berdasarkan dua bulan
reservoir air dari besi, endapan-endapan pengamatan (November & Desember)
buangan industri dan korosi dari pipa-pipa yaitu berkisar antara 0,02-0,13 m/detik.
air yang mengandung logam besi yang Kecepatan arus yang rendah, mendukung
dibawa aliran sungai menuju ke muara. Hal kation ferri (Fe 3+) semakin mudah
ini dapat juga dikaitkan dengan kondisi terdeposit dalam sedimen terutama pada
perairan pada saat penelitian, clay dan silt (Johnson et al., 2005).
berdasarkan hasil pengukuran kualitas
perairan terhadap kandungan oksigen Selain itu temperature air juga akan
terlarut (DO) di muara menunjukkan hasil mendukung tingginya kelarutan besi dalam
paling rendah jika dibandingkan dengan air. Hasil pengukuran di lapangan tercatat
daerah pelabuhan dan tambak yaitu temperature sekitar 29,77-32,35°C. hasil ini
sekitar 1,68-1,87 mg/L. Ini mengindikasikan melebihi baku mutu yang telah ditentukan
bahwa di muara telah terjadi pencemaran yaitu 28-30°C (Kepmen LH No.51, 2004).
limbah yang lebih berat yang Temperatur yang tinggi menyebabkan
mengandung salah satunya logam Fe. menurunnya kadar oksigen terlarut (DO)
dalam air. Kenaikan temperature air dapat
Menurut Begum et al. (2009a) menguraikan derajat kelarutan mineral
dikatakan bahwa pencemaran berat sehingga kelarutan Fe pada air
apabila kadar DO antara 0,1-2 mg/L tinggi.Kelarutan logam berat juga
,Rendahnya Oksigen terlarut ini diduga dipengaruhi oleh kondisi DO
dipakai oleh bakteri untuk menguraikan zat diperairan.Menurut Rozak dan Rochyatun
pencemar tersebut agar bahan buangan (2007), konsentrasi DO yang rendah
yang ada dalam air dapat teroksidasi menyebabkan kelarutan logam berat
melalui reaksi kimia, sehingga akan rendah sehingga mudah mengendap ke

Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati) 41
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

Tabel 1. Hasil Analisis Rata-Rata Kandungan Logam Berat Fe pada Sampel Air, Sedimen, dan
Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Tanjung Emas, Semarang

Logam Berat Fe
November Desember
Lokasi
Air Sedimen Kerang Air Sedimen Kerang
(mg/l) (mg/kg) (mg/kg) (mg/l) (mg/kg) (mg/kg)
Stasiun 1
Muara 0,146 22,675 193,620 0,101 32,052 65,590
Sungai 0,480 33,880 234,120 0,353 21,761 122,100
0,489 27,280 183,050 0,248 26,368 100,200
Rata-rata 0,371 27,945 03,596 0,234 26,727 95,963

Stasiun 2
Tambak 0,118 14,872 150,680 0,067 28,147 84,410
0,103 22,926 203,370 0,232 31,212 73,560
0,422 21,247 130,240 0,272 25,629 96,630
Rata-rata 0,214 19,681 161,430 0,190 28,329 84,866

Stasiun 3:
Pelabuhan 0,051 42,143 - 0,064 45,515 -
0,010 15,045 - 0,082 32,131 -
0,033 25,555 - 0,170 24,509 -
Rata-rata 0,031 27,581 - 0,105 34,051 -
Baku Mutu 0,5 a) 20 b) 1 c) 0,5 a) 20 b) 1 c)
Keterangan:
a)USEPA.(1986). Quality Criteria for Water. EPA-440/5-86-001, Office of Water Regulation Standards,

Washington DC, USA


b)Baku mutu sedimen dengan standar sediment quality guideline values for metals and associated

levels of concern to be used in doing assessments of sediment quality.(2003)


c) Badan Standarisasi Nasional (BSN).(2009). Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 Tentang Batas

Maksimal Cemaran Logam Berat dalam Pangan, Jakarta.


-) Tidak ditemukan Kerang Hijau (Perna viridis)

Tabel 2. Hasil Analisis Ukuran Butir Sedimen di Perairan Tanjung Emas Semarang

Presentase (%) Jenis Sedimen


Stasiun
Gravel Sand Silt Clay
1: Muara Sungai 0 80,90 19,10 0 pasir berlumpur
2: Tambak 0 12,30 70,27 17,43 lumpur berlempung
3: Pelabuhan 0 3,60 55,54 40,86 lumpur berlempung

dasar sedimen. Diketahui bahwa DO di lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang
perairan Tanjung Emas sekitar 1,68-7,56 ada pada kolom perairan, disebabkan
mg/L. karena logam berat yang masuk kedalam
kolom perairan akan diserap oleh partikel-
Kandungan logam berat Fepada partikel tersuspensi.Sesuai dengan
sedimen disemua stasiun diketahui lebih pendapat Boehm (1987), pada sedimen
tinggi dibandingkan sampel air. Hal ini terdapat hubungan antara ukuran partikel
disebabkan karena adanya proses sedimen dengan kandungan bahan
sedimentasi yang dialami oleh logam berat organik. Pada sedimen yang halus,
Fe. Sesuai dengan hasil penelitian Mance presentase bahan organik lebih tinggi dari
(1987) yang menyatakan bahwa pada sedimen yang kasar. Hal ini
kandungan logam berat di sedimen jauh berhubungan dengan kondisi lingkungan

42 Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati)
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

yang tenang, sehingga memungkinkan oleh pendapat Darmono (2001) bahwa


pengendapan sedimen lumpur yang semakin tinggi suhu air pada suatu
diikutioleh akumulasi bahan organik ke perairan, daya toksisitas semakin
dasar perairan. Sedangkan pada sedimen meningkat, sehinggakandungan logam
yang kasar, kandungan bahan organiknya berat Fe lebih mudah diabsorbsi oleh
lebih rendah karena partikel yang lebih kerang hijau (P. viridis) sehingga
halus tidak mengendap. Demikian pula kandungan logam berat Fe dalam
dengan bahan pencemar, kandungan tubuhnya meningkat, dan sebaliknya
bahan pencemar yang tinggi biasanya semakin rendah suhu air maka daya
terdapat pada partikel sedimen yang toksisitasnya semakin menurun.Naiknya
halus.Ukuran dan jenis butir sedimen di suhu pada perairan akan mempercepat
perairan Tanjung Emas disajikan pada reaksi dalam pembentukan ion-ion logam
Tabel 2. berat. Menurut Kastoro (1988), suhu normal
agar jenis kerang-kerangan daerah tropis
Kandungan logam berat Fe dalam dapat hidup adalah 20-35 oC, dengan
kerang memiliki kandungan yang lebih fluktuasi tidak lebih dari 5 oC. Hal ini
tinggi bila dibandingkan dengan menunjukkan bahwa kisaran suhu di
kandungan logam berat Fe pada kolom Perairan Tanjung Emas Semarang masih
perairan dan sedimen. Hal ini diduga baik untuk pertumbuhan hidup kerang
karena kerang hijau (P. viridis) memiliki cara hijau (P. Viridis).
makan filter feeder yaitu menyerap
makanan dengan menyaring sedimen Berdasarkan hasil pengukuran
masuk kedalam tubuhnya, sehingga logam cangkang, kisaranukuran panjang
berat Fe yang terdapat pada sedimen cangkang kerang hijau (P. viridis) yang
masuk kedalam tubuh kerang hijau (P. ditemukan pada stasiun 2 (Tambak) lebih
viridis) secara terus menerus dan logam panjang dibandingkan stasiun 1 ( Muara)
berat Fe terakumulasi dalam tubuhnya. yaitu berkisar antara2,57-8,4 cm
Sesuai dengan pendapat Ward et kandungan logam berat Fe antara 84,866-
al.(1986), bahwa logam yang ada dalam 161,430 mg/kg. Sedangkan ukuranpanjang
tubuh biota sejalan dengan konsentrasi cangkang pada stasiun 1 (Muara) berkisar
logam di lingkungannya.Darmono (2001) antara 1,75-6,68 cm dengankandungan
mengatakan bahwa perbedaan kerang logam berat 95,963-203,596 mg/kg. Salah
dengan organisme lainnya adalah, jenis satu yang mempengaruhi akumulasi logam
kerang mampu mengakumulasi logam berat pada jaringan organisme laut
lebih besar daripada hewan air lainnya termasuk kerang adalah ukuran dan fase
karena sifatnya yang menetap, lambat hidupnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
untuk dapat menghindari diri dari Connel dan Miller (1995) bahwa umur dan
pengaruh polusi, dan mempunyai toleransi ukuran tubuh mempengaruhi akumulasi
yang tinggi terhadap konsentrasi logam logam berat pada organisme. Menurut
berat. Johnson et al. (2005), logam Fe merupakan
logam berat essensial yang fungsinya
Kandungan logam berat yang ada dalam enzim terrodoksin, suksinat
pada kerang juga dipengaruhi oleh kondisi dehydrogenase, perokdase, katalase,
perairan.Berdasarkan hasil pengukuran aldehid oksidase dan sitokrom.
parameter kualitas perairan Tanjung Emas
(Tabel 3),nilai suhu mengalami kenaikan Diduga kerang yang mempunyai
pada stasiun 2 (Tambak) dan stasiun 3 ukuran cangkang lebih pendek
(Pelabuhan) baik pada sampling pertama membutuhkan logam essensial Fe lebih
(November 2013) maupun pada sampling banyak untuk mendukung
kedua (Desember 2013). Semakin tinggi pertumbuhannya.Namun jika dilihat
suhu, maka tingkat akumulasi logam berat hasilnya kerang yang diperoleh di Tanjung
dalam sedimen akansemakin tinggi. Emas hampir semuanya mempunyai
Menurut Hutagalung (1984)bahwa kandungan Fe lebih tinggi bahkan
kenaikan suhu akan menyebabkan tingkat melampaui baku mutu yang ditentukan
bioakumulasi akan semaki tinggi. Diperkuat menurut BSN (2009). Oleh karena itu kerang

Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati) 43
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

Tabel 3. Hasil Rata-Rata Pengukuran Parameter Fisika-Kimia pada Setiap Stasiun di Perairan
Tanjung Emas Semarang Periode November-Desember 2013
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3
BM*
Parameter (Muara sungai) (Tambak) (Pelabuhan)
Nov Des Nov Des Nov Des
pH 6,81 5,90 7,02 5,39 6,79 5,85 6,5-8,5
Salinitas (‰) 21,67 19,33 31,67 31,33 32 33,23 35
Temperatur (oC) 29,77 30,4 30,67 32 31,46 32,35 28-30
DO (mg/L) 1,68 1,87 5,67 4,25 7,48 7,56 >5
Arus (m/detik) 0,13 0,10 0,02 0,02 0,05 0,05 -
Kedalaman (m) 0,68 0,86 1,41 1,27 3,86 2,89 -
Kecerahan (m) 0,39 0,18 0,55 0,37 1,02 0,89 >3
Kondisi Cuaca Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Cerah
Keterangan:
* Baku Mutu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 yang ada di
Tanjung Emas sudah tercemar logam berat besi (Fe).

Kandungan Fe di lokasi perairan (November 2013) dan 26,727-34,051 mg/kg


Tanjung Emas Semarang selama penelitian (Desember 2013).Sementara kandungan
menunjukkan bahwa diperairantersebut logam berat Fe dalam kerang hijau (P.
masih dalam taraf terkontaminasi logam Fe viridis) pada bulan November 2013lebih
karena masih berada dibawah baku mutu tinggi dibandingkan bulan Desember 2013
yang telah ditetapkan oleh USEPA (1986), dan sudah melampaui batas ambang
tentang baku mutu air laut.Sedangkan, yang ditentukan yaitu 161,430-203,596
kandungan logam berat Fe dalam mg/kg (November) dan 84,866-95,963
sedimen dari seluruh titik lokasi penelitian mg/kg (Desember).
hampir semua melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan oleh Wisconsin
Department of Natural Resources tahun UCAPAN TERIMAKASIH
2003, dimana baku mutu untuk kandungan
logam Fe pada sedimen yaitu sebesar 20 Ucapan terima kasih disampaikan
mg/kg.Kandungan logam berat Fe pada kepada reviewer yang turut membantu
kerang hijau dari seluruh titik lokasi dalam memperbaiki naskah ini dan
penelitian baik pada bulan November terimakasih disampaikan pula kepada
maupun Desember berkisar antara 84,866- Herdis Syariefudin dan Emil Sijabat yang
203,596 mg/kg, dan hasil ini sudah telah membantu pelaksanaan penelitian
melewati baku mutu yang telah ditetapkan hingga selesai
oleh Badan Standarisasi Nasional tahun
2009, dimana baku mutu logam Fe pada
bivalvia sebesar 1,0 mg/kg. DAFTAR PUSTAKA

Begum, A., Krishna, H., Irfanulla, K., 2009a,


KESIMPULAN Analysis of Heavy Metals in Water,
Sediments and Fish Samples of
Kandungan Logam Fe pada air di Madivala Lakes of Bangalore,
Perairan Tanjung Emas Semarang belum Karnataka. International Journal of
tercemar logam Fe karena masih dibawah ChemTechResearch, Vol.1, No.2, pp.
baku mutu yaitu berkisar 0,031-0,371mg/L 245-249.
(November 2013) dan 0,105-0,234 mg/L Boehm, P. D. 1987. Transport and
(Desember 2013). Sedimen yang ada di transformation process regarding
Perairan Tanjung Emas Semarang sudah hydrocarbon and metal pollution in
terindikasi tercemar logam berat Fe yaitu offshore sedimenary environment in:
berkisar antara 19,681-27,945 mg/kg Long term effect of shore oil and gas

44 Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati)
Jurnal Kelautan Tropis Juni 2015 Vol. 18(1):38–45

development. D. F. Boesch and N. N. Laut. Deputi Menteri Lingkungan


Rabalai. Elsivier applied science. Hidup, Bidang Kebijakan dan
London. Kelembagaan L. H, Jakarta, 11 hlm.
Bryan, G.W. 1976. Heavy Metal Mance, G. 1987. Pollution Trreat of Heavy
Contamination in The Sea. In: Metals in Aquatic Environmens. Page
Jonhston R (ed). Marine Pollution. Bross Limited. Great Britain.
Academic Press, London. Moore, J.W. 1991. Inorganic Contaminant
Connel, D.W. dan G. J. Miller. 1995. Kimia of Surface Water Springer Verlag,
dan Ekotoksikologi Pencemaran. New York.
(terjamahan: Yanti Kastoer). UI-Press. Parulian, A. 2009. Monitoring dan Analisis
Jakarta. 520 hlm Kadar Aluminium (Al) dan Besi (Fe)
Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pada Pengolahan Air Minum PDAM
Pencemaran. Universitas Indonesia, Tirtanadi Sunggal. Medan :
Jakarta. Pascasarjana Universitas Sumatera
Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat dalam Utara (USU).
Lingkungan Laut. Oseanologi Vol IX Rozak, A., dan Rochyatun, E. 2007.
No:LP3O-LIPI, Jakarta Pemantauan Kadar Logam Berat
Johnson, V., Peterson, R., Olsen, K., 2005, dalam Sedimen di Perairan Teluk
Heavy Metal Transport and Behavior Jakarta. Makara Sains, 11(1): 28 36.
In The Lower ColumbiaRiver, USA, Stumn, W and J.J. Morgan. 1996. Aquatic
Environmental Monitoring and Chemistry: Chemical Equilibria and
Assessment (Springer), Vol. 110, pp. Rates in Natural Waters. John Wiley &
271–289 Sons, New York.
Kastoro, W. 1988. Beberapa Aspek Biologi Ward, T.J., R.L. Cornel dan R. B. Anderson.
Kerang Hijau (Perna viridis) dari 1986. Distribution of Cadmiun Lead,
Perairan Binaria, Ancol Teluk Jakarta. and Zinc Amongst the Marine
Jurnal Pen. Perikanan Laut. No 45: 830 Sediment, Seagrass, and Fauna, and
– 102. the Selection of Sentinel
Kepmen LH. 2004. Keputusan Menteri Accumulation, Near a Lead Smeller in
Negara Lingkungan Hidup No. 51 South Australia. Aust J. Mar, Freshw.
Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Res. 37. 567-585

Kandungan Logam Berat Besi (Fe) Pada Air, Sedimen, Dan Kerang Hijau (Endang Supriyantini dan Hadi Endrawati) 45

Anda mungkin juga menyukai