Anda di halaman 1dari 5

J. Akademika Kim.

7(1): 46-50, February 2018


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

ANALISIS SULFUR (S) DAN BESI (Fe) PADA LIMBAH CAIR PANAS PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) DI KELURAHAN PANAU KECAMATAN PALU UTARA
Analysis of Sulfur (S) and Iron (Fe) in the Liquid Waste Heat Steam Power Plant in the Panau
Village Subdistrict of North Palu

*Nurhidayah Abd. Madjid, Mery Napitupulu dan Irwan Said


Pendidikan Kimia/FKIP – Universitas Tadulako, Palu – Indonesia 94118
Received 18 December 2017, Revised 19 January 2018, Accepted 19 February 2018

Abstract
This research aims to find the levels of sulfur and iron in the liquid waste heat of PLTU discarded into
bodies of water at Panau village Subdistrict north of Palu. This research used spectrodirect for the analysis. The
result of the research showed that the waste not contents the sulfur or iron, but contents the sulfite. Based on
measurements using wavelengths of 405 nm was found that the sample contains 3.12 mg/L sulfite compounds.
Keywords: Sulfur (S), iron (Fe), liquid waste, power plant.

Pembangkit listrik ini menggunakan air laut


Pendahuluan 1 sebagai air pendingin yang berfungsi untuk
Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan mengambil kalor dari kondensor sehingga air
sarana perhubungan nasional maupun pendingin tersebut mengalami kenaikan suhu yang
internasional, juga memiliki sumber daya laut yang kemudian dibuang kembali ke perairan di tepi
sangat kaya, antara lain sumber daya perikanan, pantai dalam bentuk limbah panas. Limbah panas
terumbu karang, mangrove, bahan tambang, dan tersebut menyebabkan kerusakan pada kehidupan
daerah pesisir pantai dapat dimanfaatkan sebagai organisme di sekitar pembangkit tersebut
wisata yang menarik. Tetapi kenyamanan beroperasi, karena batu bara yang digunakan
ekosistem laut banyak terganggu disebabkan oleh sebagai bahan bakar mengandung banyak unsur
pembuangan bahan-bahan atau limbah secara kimia, salah satunya adalah sulfur. Meskipun sulfur
langsung atau tidak langsung yang berasal dari memiliki manfaat menyembuhkan penyakit kulit,
kegiatan manusia (Yennie & Murtini, 2005). akan tetapi senyawa sulfur dalam bentuk gas akan
Industri PLTU sebagai pemasok kebutuhan listrik berdampak buruk bagi kesehatan jika terhirup.
juga menghasilkan limbah panas yang dibuang ke Sulfur sendiri jika telah bereaksi dengan oksigen
badan air. Pembuangan limbah secara langsung ke dan membentuk senyawa sulfat, ketika terbawa
badan air tanpa melalui proses pendinginan oleh uap air ke angkasa, maka akan menyebabkan
kembali dapat mempengaruhi perubahan kualitas terjadinya hujan asam. Berdasarkan hasil observasi,
perairan maupun gangguan terhadap organisme ditemukan bahwa keadaan air laut di pesisir pantai
yang hidup di dalam badan airnya tempat dimana PLTU tersebut beroperasi telah
(Trihadiningrum & Tjondronegoro, 1998). mengalami perubahan fisik seperti meningkatnya
Pembangkit listrik berbahan bakar batubara di suhu air, bebatuan dan pasir di dasar air tampak
daerah Sulawesi Tengah dibangun di kawasan kehitaman. Dilihat dari segi biologis, di kawasan
pesisir pantai di Kelurahan Panau Kecamatan Palu pesisir pantai tersebut tidak ditemukan satupun
Utara. Batubara telah digunakan secara intensif hewan maupun tumbuhan seperti ikan-ikan kecil
sebagai bahan bakar pada pabrik semen yang dan tumbuhan laut. Selain itu, karena limbah
tersebar di wilayah Indonesia. Dengan menipisnya buangan yang panas yang membuat air laut hangat,
cadangan minyak bumi, diperkirakan bahwa oleh warga setempat digunakan sebagai tempat
pemakaian batubara akan semakin meningkat permandian. Masyarakat tidak menyadari bahwa
seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang penyebab utama air hangat yang mereka gunakan
semakin meningkat (Chalmers & Bustin, 2007). sama dengan penyebab rusaknya perairan tersebut,
Batubara merupakan salah satu sumber energi yaitu adanya limbah yang mengandung bahan-
utama selain minyak dan gas bumi. Saat ini bahan kimia berbahaya yang diperoleh dari batu
penggunaan batubara secara global sebagian besar bara yang mengandung sulfur. Sulfur merupakan
masih didominasi oleh pembangkit tenaga listrik suatu zat yang pada konsentrasi tertentu dapat
(Sufriadin, dkk, 2016). menyebabkan bahaya pada manusia. Pada kondisi
anaerob maka ion sulfat akan direduksi menjadi
*Correspondence ion sulfit yang membentuk kesetimbangan dengan
Nurhidayah Abd. Madjid ion hidrogen membentuk hidrogen sulfit (H2S).
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Hidrogen sulfit bersifat mudah larut, toksik bagi
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako biota perairan dan menimbulkan bau seperti telur
e-mail: nurhidayahabd.madjid@gmail.com busuk (Kusumaningtyas & Sumarno, 2013).
Published by Universitas Tadulako 2018

46
Volume, 7, No. 1, 2018, 46-50 Jurnal Akademika Kimia

Selain sulfur, zat besi yang dapat terbawa oleh Metode


limbah juga dapat mencemari perairan. Besi Proses pengukuran kadar sulfur dan besi
merupakan logam berat yang dibutuhkan dimana dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer
zat ini dibutuhkan dalam proses untuk spectrodirect. Sampel dimasukan kedalam vial dan
menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan ditambahkan dengan tablet sulfite LR untuk
pigmen pernapasan (Hasbi, 2007). Ferrum/zat besi sampel yang akan diukur kadar sulfurnya, serta
terdapat dalam hampir semua sel tubuh dan penambahan tablet iron II LR untuk sampel yang
memegang peranan penting. Ferrum dibutuhkan akan dilakukan pengukuran pada kadar besinya.
untuk produksi hemoglobin (Hb), sehingga Setelah itu masing-masing sampel dimasukan
kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia kedalam spektrofotometer specktro-direct.
(Marzuki, dkk., 2013). Besi (Fe) dan zink (Zn)
merupakan logam esensial yang dibutuhkan Hasil dan Pembahasan
manusia dalam jumlah kecil <100 mg/hari
(Mulyaningsih, 2009). Namun dalam jumlah Kadar sulfur (S)
tertentu dibutuhkan tubuh dalam jumlah Pengukuran sulfur dilakukan pada panjang
berlebihan menimbulkan efek toksik (Hasni & gelombang 666 nm, setelah diukur ternyata sampel
Ulfa, 2016). Variasi faktor lingkungan seperti tidak mengandung sulfur. Karena sulfur sulit
suhu, salinitas, pH, kecepatan arus dan jenis ditemukan dalam keadaan bebas, maka kemudian
sedimen juga memberikan kontribusi yang cukup dilakukan kembali pengukuran dengan
penting terhadap kandungan logam Fe senyawanya, menggunakan panjang gelombang
(Supriyantini & Endrawati, 2015). Indikasi adanya 405 nm dan ditemukan bahwa sampel tersebut
logam Fe ditandai dengan air berwarna mengandung sulfit. Kadar sulfite berturut-turut
kekuningan dan berbau (Irawan, dkk, 2011). adalah 3,13 mg/L; 3,23 mg/L; dan 3,02 mg/L. Jadi
Di daerah Palaran Kutai Kartanegara rata-rata kandungan sulfit yang terkandung dalam
Kalimantan Timur diketahui bahwa sulfur total sampel adalah 3,12 mg/L. Berdasarkan hasil
pada daerah bukan sesar yang diwakili oleh lapisan pengukuran tersebut, konsentrasi S dalam sampel
landai dan lapisan curam adalah rendah yaitu: adalah 1,25 mg/L.
0,37% dan 0,48%, sedangkan kandungan sulfur Kadar besi (Fe)
total pada daerah sesar adalah cenderung tinggi Pengukuran kadar Fe dalam sampel dilakukan
yaitu 2,26%. Secara keseluruhan diketahui bahwa pada panjang gelombang 562 nm. Sampel yang
sulfur total seams didominasi oleh sulfur organik digunakan adalah limbah cair PLTU yang
(Resmawan, 2007). Konsentrasi logam timbal pada ditambahkan dengan tablet iron II LR. Hasil
air laut di wilayah pesisir pelabuhan ferry Taipa, pengukuran menunjukan bahwa sampel tersebut
yaitu berkisar antara 0,703 mg/L-0,919 mg/L, tidak mengandung besi (Fe).
konsentrasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
dengan NAB logam timbal yaitu 0,025 mg/L. Tabel 1 Konsentrasi SO3, Fe, dan S dalam limbah
Konsentrasi logam besi pada air laut di wilayah cair panas PLTU
pesisir pelabuhan ferry Taipa yaitu berkisar antara Konsentrasi (mg/L) Rata-rata
0,324 mg/L-0,546 mg/L, konsentrasi tersebut telah Zat
I II III (mg/L)
melampaui NAB logam besi yaitu 0,01 mg/L (Ika,
Fe - - - -
dkk, 2012). SO3 3,13 3,23 3,02 3,12
Hal yang sama akibat pengaruh buangan
S 1,25 1,30 1,20 1,25
limbah air panas terhadap sebaran dan komposisi
jenis lamun serta morfometrik lamun di perairan 4
pesisir sekitar PLTU di Desa Lampoko Kecamatan
Balusu Kabupaten Barru. menunjukkan bahwa 3
buangan limbah air panas berpengaruh terhadap
2
sebaran lamun dimana pada stasiun I (outfall)
lamun ditemukan lebih jauh dari garis pantai 1
(sekitar 300 meter) dibandingkan dengan dua
stasiun lainnya dimana ±50 meter dari garis pantai 0
sudah ditemukan lamun. Selain itu buangan I II III
limbah air panas berpengaruh terhadap komposisi Konsentrasi SO3 Konsentrasi S
jenis, penutupan, kerapatan lamun dan
morfometrik lamun di daerah stasiun I (outfall)
Gambar 1 Grafik konsentarsi SO3 dan S dalam
pada gradien suhu 35-40 oC. Gradien suhu
perairan akibat pembuangan limbah air panas limbah cair panas PLTU
PLTU hanya berpengaruh terhadap kerapatan dan Pembahasan
morfometrik (khususnya panjang daun) jenis Sebelum dilakukan analisis, pertama-tama
lamun e. acoroides, sementara pada jenis lamun lain sampel diambil dan dimasukan kedalam botol yang
tidak terpengaruh (Anwar, 2014). berwarna gelap agar sampel tidak terpapar
langsung oleh sinar matahari yang dapat
mempengaruhi kondisi sampel. Sampel kemudian

47
Nurhidayah Analisis Sulfur (S) dan Besi (Fe) pada Limbah .......

dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Tujuan Korosi sendiri dapat terjadi karena dipengaruhi
penggunaan tablet sulfite LR dan tablet Iron (II) oleh penggnaan air laut atau air sungai yang
LR adalah sebagai reagen untuk mengidentifikasi mengandung garam-garam mineral. Akan tetapi,
adanya sulfur dan besi dalam sampel yang ditandai pada limbah tersebut tidak dijumpai adanya besi
dengan adanya perubahan warna. Namun, setelah (Fe). Hal tersebut menunjukan bahwa limbah
dilakukan penambahan reagen, sampel tidak bebas dari besi yang mungkin terbawa dari
mengalami perubahan warna. peralatan yang mengalami korosi. Berdasarkan
Sulfit merupakan senyawa dari sulfur yang hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa
dapat menyebabkan gangguan pada saluran endapan coklat kehitaman yang terdapat di dasar
pernafasan. Akan tetapi, ketika sulfit terdapat di perairan laut di sekitar pembuangan limbah
dalam air maka yang menanggung dampak dari tersebut bukan disebabkan karena adanya senyawa
keberadaan senyawa tersebut adalah biota laut. FeS. Selain itu, air laut yang panas yang oleh
Adanya sulfit di dalam limbah juga menandakan masyarakat seringkali digunakan sebagai tempat
bahwa terdapat sulfur yaitu sebesar 1,25 mg/L atau berendam bukan disebabkan karena adanya unsur
setara 1,25 × 10-6 ppm di dalam limbah yang sulfur yang percaya dapat membantu
disalurkan ke badan air laut. Kadar tersebut masih menyembuhkan penyakit kulit, akan tetapi
tergolong normal dan belum melampaui NAB disebabkan karena limbah yang dibuang ke badan
yaitu 0,05 ppm (Menteri Kesehatan RI, 2002). air laut tersebut adalah limbah yang dihasilkan oleh
Adanya senyawa sulfit (SO3) dalam limbah PLTU dengan suhu yang panas karena telah
disebabkan karena kandungan sulfur dalam melalui beberapa tahap dalam siklus tertutup yang
batubara bereaksi dengan oksigen yang terdapat di terjadi berulang-ulang di dalam pengoperasian
dalam air laut yang digunakan dalam PLTU. PLTU. Dimana air laut dengan suhu yang normal
Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar disedot melalui sebuah pipa dan kemudian melalui
dalam PLTU adalah material yang mengandung proses penyaringan untuk membebaskan air laut
banyak unsur salah satunya adalah sulfur. Senyawa dari garam-garam mineral yang dapat
sulfite yang terkandung dalam limbah buangan menyebabkan korosi pada alat yang digunakan.
PLTU tersebut berasal dari sulfur yang terkandung Setelah itu, air kemudian digunakan untuk
dalam batubara dan bereaksi dengan oksigen menarik uap panas dari boiler yang kemudian
membentuk senyawa sulfite. Sulfur beikatan dapat memutar turbin yang dihubungkan dengan
dengan ion hidrogen dan oksigen dalam perairan. generator dan menghasilkan energi listrik. Air
Bentuk sulfur di perairan adalah sulfida (S2-), tersebut melalui kondensor yang dinamakan
hydrogen sulfide (H2S), ferro sulfide (FeS), sulfur dengan air kondensat. Begitu seterusnya hinggap
dioksida (SO2), sulfit (SO3), dan sulfat (SO4). pada akhirnya air laut tersebut dibuang kembali ke
Sulfat yang berikatan dengan hydrogen badan air dalam bentuk liambah cair dengan suhu
membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan yang tinggi.
dengan logam alkali merupakan bentuk sulfur yang Besi merupakan logam berat yang dibutuhkan
paling banyak ditemukan di danau dan sungai dimana zat ini dibutuhkan dalam proses untuk
(Efendi, 2003). menghasilkan oksidasi enzim cytochrome dan
Salah satu contoh senyawa dari batu bara yang pigmen pernapasan (hemoglobin). Logam ini akan
berbahaya bagi kesehatan manusia adalah SO3, menjadi racun apabila keadaannya terdapat dalam
senyawa tersebutjika terhirup akan menimbulkan konsentrasi di atas normal (Hasbi, 2007).
gangguan pada saluran pernafasan. Selain itu, jika Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam
senyawa tersebut bereaksi dengan hydrogen di berat ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis
udara, akan terbentuk senyawa H2SO4 (asam pertama adalah logam berat esensial dimana
sulfat) yang menyebabkan terjadinya hujam asam. keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat
Senyawa SO3 ditemukan di dalam sampel limbah dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
cair PLTU sebesar 3,12 mg/L. Adanya senyawa jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek
tersebut disebabkan karena sulfur (S) yang terdapat racun, contoh logam berat ini adalah Fe.
dalam batubara bereaksi dengan oksigen yang yang Keberadaan besi dalam air laut juga dapat
terdapat dalam air laut. bersumber dari perkaratan kapal-kapal laut dan
Berdasarkan hasil pengujian, tidak ditemukan tiang-tiang pancang pelabuhan yang mudah
adanya besi di dalam sampel. Hal ini menunjukan berkarat (Khasanah, 2009).
bahwa mesin yang digunakan pada pengoperasian Kandungan logam berat yang menumpuk pada
PLTU tersebut belum mengalami korosi. Korosi air laut dan sedimen akan masuk ke dalam sistem
sendiri akan mengakibatkan terlarutnya Fe dalam rantai makanan dan berpengaruh pada kehidupan
air pada saat pengoperasian mesin dan akan organisme. Logam berat ini dapat menimbulkan
terbawa bersama limbah yang dapat menyebabkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada
pencemaran dan berdampak buruk bagi organisme bagian mana logam berat tersebut terikat dalam
yang berada di dalamnya. Besi yang terkandung di tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja
dalam limbah PLTU biasanya disebabkan karena sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses
terjadinya korosi pada alat-alat yang digunakan. metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi,
Sehingga karat yang terdapat dalam pipa-pipa logam berat ini akan bertindak sebagai alergen,
saluran akan terbawa bersama dengan limbah. mutagen, atau karsinogen bagi manusia. Jalur
48
Volume, 7, No. 1, 2018, 46-50 Jurnal Akademika Kimia

masuknya adalah melalui kulit, pernafasan, dan hidup di laut. Laut seakan dijadikan sebagai
pencernaan. Masing-masing logam berat tersebut tempat pembuangan sampah yang dihasilkan oleh
memiliki dampak negatif terhadap manusia jika manusia. Pada dasarnya makhluk yang hidup di
dikonsumsi dalam jumlah yang besar dalam waktu lautan memberikan manfaat yang baik bagi
yang lama (Said, dkk., 2009). Saat pengambilan manusia, akan tetapi manusia justru melakukan hal
sampel yang keluar langsung dari saluran yang mengancam keberadaan hewan, tumbuhan
pembuangan diperoleh suhunya adalah 40 oC. laut sehingga keseimbangan ekosistem laut menjadi
Suhu tersebut sangat tinggi dan telah melampaui terganggu.
suhu normal air laut yaitu berkisar antara 28 oC-30
o
C. Kenaikan suhu limbah tersebut dipengaruhi Kesimpulan
karena air digunakan untuk mengambil kalor dari Sampel limbah air PLTU yang bertempat di
kondensor sehingga air mengalami kenaikan suhu. Kelurahan Panau Kecamatan Palu Utara tidak
Jadi PLTU memiliki buangan berupa air panas mengandung besi (Fe), akan tetapi mengandung
yang suhunya lebih tinggi dari pada suhu air sulfit sebesar 3,12 mg/L dan di dalam 3,12 mg/L
sebelum dipakai untuk pendingin atau dengan kata sulfit tersebut terdapat 1,25 mg/L sulfur (S).
lain PLTU menghasilkan buangan air panas. Pada
suhu tersebut, jarang ada hewan yang bertahan Ucapan Terima Kasih
karena pada umumnya hewan laut bertahan pada Penulis mengucapkan terima kasih kepada
rentan suhu tertentu. Hal tersebut menunjukan Bapak Tasryk selaku laboran laboratorium Kimia
bahwa limbah buangan yang panas telah merusak FKIP UNTAD yang telah banyak membantu
biota laut di sekitar pembuangan limbah tersebut. selama penelitan.
Laut juga mempunyai arti penting bagi
kehidupan makhluk hidup seperti manusia, ikan, Referensi
tumbuh-tumbuhan, dan biota laut lainnya. Hal ini Anwar, M. Y. (2014). Dampak limbah air panas
menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai terhadap sebaran dan komposisi jenis lamun di
potensi yang sangat besar untuk dapat ikut pesisir Desa Lampoko Kecamatan Balusu
mendorong pembangunan di masa kini maupun Kabupaten Barru. Makassar: Universitas
masa depan. Oleh karena itu, laut yang merupakan Hasanuddin.
suatu sumber daya alam, sangat perlu untuk Chalmers, G. R. L. & Bustin, R. M. (2007). On
dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus the effects of petrographic composition on
dilakukan dengan bijaksana dengan coalbed methane sorption. International
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang Journal of Coal Geology, 69, 288-304.
dan yang akan datang. Suatu hal yang menjadi
masalah, luas dan besar dijadikannya lautan sebagai Efendi, H. (2003). Telaah kualitas air bagi
tempat penampungan bagi kegiatan kehidupan di pengelolaan sumber daya dan lingkungan
darat dan di laut, karena dianggap mampu perairan. Yogyakarta: Kanisius.
mengelola limbah. Namun ternyata proses fisika Hasbi, R. (2007). Analisis polutan logam tembaga
dan kimiawi berlangsung tidak secepat yang (Cu) dan timbal (Pb) dalam sedimen laut
diperkirakan. Masuknya unsur lain ke dalam pelabuhan Pantoloan berdasarkan
lingkungan laut memberi dampak pada kedalamannya. Palu: Universitas Tadulako.
keseimbangan ekosistem secara keseluruhan Hasni, N. A. M. & Ulfa, A. M. (2016). Penetapan
(Sumarni, 2004). Pencemaran laut diartikan kadar logam besi (Fe) pada air sumur galian
sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas warga sekitar industri “x” kecamatan panjang
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Logam dengan metode spektrofotometri serapan
berat di perairan laut dapat berasal dari berbagai atom. Jurnal Analis Farmasi, 1(3), 163-168.
sumber, antara lain dari kegiatan pertambangan, Ika, Tahril, & Said, I. (2012). Analisis logam
rumah tangga, limbah pertanian dan buangan timbal (Pb) dan besi (Fe) dalam air laut di
industri (Parawita, dkk, 2009). Penurunan kualitas wilayah pesisir pelabuhan ferry Taipa
air diakibatkan oleh adanya zat pencemar, baik Kecamatan Palu Utara. Jurnal Akademika
berupakomponen-komponen organik maupun Kimia, 1(4), 181-186.
anorganik. Komponen-komponen anorganik,
diantaranya adalah logam berat yang berbahaya Irawan, C., Dahlan, B. & Retno, N. (2011).
(Siaka, 2008). Pengaruh massa adsorben, lama kontak dan
Laut yang telah tercemar tidak lagi dapat aktivasi adsorben menggunakan HCl terhadap
menjalankan fungsinya dengan maksimal dan tidak efektivitas penurunan logam berat (Fe) dengan
menggunakan abu layang sebagai adsorben.
dapat memberikan manfaat yang semestinya. Jurnal Teknologi Terpadu, 2(3), 107-127.
Adanya limbah yang mengandung zat-zat
berbahaya dapat merusak dan menurunkan Khasanah, N. E. (2009). Adsorpsi logam berat.
kualitas air. Jika demikian, maka makhluk yang Oseana, 34(4), 1-7.
terdapat di daerah perairan tersebut akan terancam Marzuki, A., Fujaya, Y., Rusydi, M. & Haslina.
punah atau berpindah ke tempat yang lain. Hal (2013). Analisis kandungan kalsium (Ca) dan
tersebut adalah akibat dari kurangnya perhatian besi (Fe) pada kepiting bakau (scylla olivacea)
manusia terhadap keberadaan makhluk lain yang cangkang keras dan cangkang lunak dengan

49
Nurhidayah Analisis Sulfur (S) dan Besi (Fe) pada Limbah .......

metode spektrofotometri serapan atom. Sufriadin, Widodo, S. & Mendaun, Y. (2016).


Farmasi dan Farmakologi, 17(2), 31-34. Analisis petrografi dan kualitas batubara Sinjai,
Mulyaningsih, R. (2009). Kandungan unsur Fe Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Enjiniring,
dan Zn dalam bahan pangan produk 20(2), 21-25.
pertanian, peternakan dan perikanan dengan Sumarni. (2004). Analisis hidrokarbon fraksi
metode K0-AANI. Jurnal Sains dan Teknologi aromatik dalam sedimen laut dangkal pelabuhan
Nuklir Indonesia, 10(2), 71-80. Pantoloan. Palu: Universitas Tadulako.
Parawita, D., Insafitri & Nugraha, A. W. (2009). Supriyantini, E. & Endrawati, H. (2015).
Analisis konsentrasi logam berat timbal (Pb) di Kandungan logam berat besi (Fe) pada air,
muara sungai Porong. Jurnal Kelautan, 2(2), sedimen, dan kerang hijau (perna viridis) di
34-41. perairan Tanjung Emas Semarang. Jurnal
Resmawan. (2007). Analisis variasi kandungan Kelautan Tropis, 18(1), 38-45.
sulfur pada batubara seam s di daerah Palaran Trihadiningrum, Y. & Tjondronegoro, I. (1998).
Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Makroinvertebrata sebagai bioindikator
Bandung: Institut Teknologi Bandung. pencemaran badan air tawar di Indonesia.
Said, I., Jalaluddin, M. N., Upe, A. & Wahab, A. Jakarta: Lingkungan dan Pembangunan.
W. (2009). Penetapan konsentrasi logam berat Yennie, Y. & Murtini, T. J. (2005). Kandungan
krom dan timbal dalam sedimen estuaria logam berat air laut, sedimen dan daging
sungai matangpondo Palu. Jurnal Chemica, kerang darah (anadara granosa) di perairan
10(2), 40-47. Mentok dan Tanjung Jabung Timur. Jurnal
Siaka, M. L. (2008). Korelasi antara kedalaman Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia,
sedimen di pelabuhan Benoa dan konsentrasi 12(1), 27-32.
logam berat Pb dan Cu. Jurnal Kimia, 2(2),
61-70.

50

Anda mungkin juga menyukai