Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian Puspita Dewi

NIM : 114230088
Kelas : TL – C
Kimia Lingkungan

Carilah dampak lingkungan dari keberadaan karbon dioksida, belerang, kalsium dan
magnesium, logam besi dan mangan dalam air disertai contoh studi kasus.

1. Dampak lingkungan dari keberadaan karbon dioksida (CO2) dalam air


Karbon dioksida (CO2) adalah gas rumah kaca yang secara alami ada di atmosfer dan air.
Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan meningkatkan kadar CO2 di
atmosfer telah menyebabkan peningkatan kadar CO2 yang terlarut dalam air. Tito & Susilo,
2023 berpendapat bahwa ketika CO2 terlarut dalam air, ia bereaksi dengan air untuk
membentuk asam karbonat. Hal ini menyebabkan penurunan pH air laut yang biasanya disebut
sebagai pengasaman air laut. Sehingga mengakibatkan air laut menjadi lebih korosif yang dapat
merusak cangkang dan kerangka organisme laut seperti kerang dan karang. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada rantai makanan serta ekosistem laut secara keseluruhan.
Studi kasus : Hasil penelitian pengasaman laut di perairan Indonesia didapatkan sebanyak 63%
yang dilakukan di Perairan Indonesia Tengah (Bali, Lombok dan Sulawesi), Perairan Indonesia
Barat (Natuna dan pulau seribu) dan perairan Indonesia timur (Maluku). Hasil penggunaan
sampel biota, sebanyak 67% hasil penelitian menunjukkan dampak negatif penurunan pH
terhadap pertumbuhan biota fitoplankton yang akan mempengaruhi ekosistem laut secara
keseluruhan. (Tito & Susilo, 2021)

2. Dampak lingkungan dari keberadaan belerang dalam air


Belerang (S) merupakan unsur non-logam yang secara alami terdapat di air, baik air laut
maupun air tawar. Senyawa belerang, seperti sulfur dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida (H2S),
dapat mencemari air dan membuatnya beracun bagi organisme akuatik. H2S memiliki bau
busuk yang menyengat dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan.
SO2 dapat meningkatkan keasaman air, yang dapat merusak ekosistem air.
Studi kasus : Adanya konsentrasi sulfat pada perairan waduk Jatiluhur yang mengingat 83%
menjadi sumber air baku di wilayah Jakarta, sehingga jika tercemar akan berdampak negatif
bagi ketersediaan air baku minum dan beracun bagi organisme akuatik. (Hamzah et al, 2016)

3. Dampak lingkungan dari keberadaan kalsium dan magnesium dalam air


Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) adalah dua mineral penting yang secara alami terdapat
dalam air. Dalam kadar yang rendah, kedua mineral ini tidak berbahaya bagi manusia dan
bahkan memiliki beberapa manfaat. Namun, kadar Ca dan Mg yang berlebihan dalam air dapat
menimbulkan beberapa dampak lingkungan yang negatif di Indonesia, yaitu kesadahan air.
Kadar Ca dan Mg yang tinggi dalam air menyebabkan kesadahan air. Air sadah dapat
meninggalkan kerak pada peralatan rumah tangga dan pipa air. Selain itu, air sadah juga dapat
mengurangi efektivitas sabun dan deterjen.
Studi kasus : Kebutuhan air masyarakat sekitar pantai Kecamatan Rembang cukup tinggi
terutama mandi dan mencuci. Air tanah di daerah Rembang diperoleh dengan cara membuat
sumur sekitar 10-20 meter. Pada saat direbus air akan menghasilkan kerak di sekitar panci.
Selain itu, kesadahan air bisa diliat dari sabun yang sulit berbusa sehingga masyarakat
menambah detergent cukup banyak untuk mencuci dan juga berdampak pada pompa air yang
relatif cepat aus. (Sulistyani & Annisa, 2012)

4. Dampak Lingkungan dari keberadaan logam besi dan mangan dalam air
Besi (Fe) dan mangan (Mn) adalah dua logam yang secara natural terdapat dalam air. Kadar Fe
dan Mn yang berlebihan dalam air dapat menimbulkan dampak lingkungan berupa pencemaran
air. Fe dan Mn dapat mencemari air dan membuatnya tidak layak minum. Air yang tercemar
Fe dan Mn memiliki rasa dan bau yang tidak enak. Selain itu, Fe dan Mn dapat menodai pakaian
dan peralatan rumah tangga.
Studi kasus : Air tanah di daerah kelurahan Mekarsari, kota Bekasi, diteliti bahwa air berwarna
cokelat kemerahan dan berbau. Apabila air digunakan mandi, kulit menjadi kering. Dan bila
digunakan untuk mencuci pakaian atau peralatan berwarna putih, maka benda yang dicuci
mengalami perubahan warna menjadi kuning kecoklatan dan menimbulkan endapan pada baj
penampungan air. (Febrina & Astrid, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Febrina, Laila & Astrid Ayuna. 2015. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi : 36
Hamzah et al. 2016. Status Mutu Air Waduk Jatiluhur dan Ancaman Terhadap Proses Bisnis
Vital. Jurnal Sumber Daya Air 12(1) 47-60
Sulistyani, Sunarto & Annisa Fillaeli. 2012. Uji Kesadahan Air Tanah di Daerah Sekitar Pantau
Kecamatan Rembang Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Sains Dasar 1(1) 33-38
Tito, Camellia & Susilo, Eko. 2021. Pengasaman Laut di Perairan Indonesia. Journal of
Fisheries and Marine Research 05(02):419-426

Anda mungkin juga menyukai