2 ISSN:2355-6358
ANALISIS KANDUNGAN MINERAL TEMBAGA (Cu)
YANG TERDAPAT PADA STRUKTUR BATU TAMBANG
DENGAN METODE ATOMIC ABSORPTION
SPECTROFOTOMETER (AAS)
Abstract: Fisika Material adalah salah satu mata kuliah wajib dalam menempuh jenjang
pendidikan S1 di IKIP Mataram. Dalam bidang ini Mahasiswa dituntut untuk mengadakan suatu
penelitian mengenai kandungan mineral didalam bongkahan batuan tambang. Penelitian ini
bersifat eksak, yang terdiri dari beberapa rangkaian yakni mulai mengumpulkan data,
mengumpulkan bahan, memilih mineral yang akan diteliti, memilih metode, dan menemukan hasil.
Salah satu mineral yang terdapat dalam batuan yakni Tembaga, Tembaga dalam SI adalah Cu.
Tembaga (Cu) merupakan konduktor panas dan listrik yang baik, unsur ini memiliki korosi yang
cepat, dan memiliki murni sifat halus dan lunak. Penelitian ini menggunakan metode
Spektrofotometri Serapan atom (AAS). AAS adalah suatu metode analisis untuk penentuan
unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-
atom bebas unsur tersebut. Dimana setelah penelitian didapatkan hasil bahwa kandungan tembaga
dalam bongkahan batuan itu ada, sedangkan nilai dalam konsep dengan kenyataan dalam
penelitian memiliki keterkaitan dan kesamaan yang dilihat dari hasil yang tercapai.
Kata Kunci : Tembaga (Cu), Spektrofotometri Serapan Atom (AAS), Batuan Tambang.
105
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No.2 ISSN:2355-6358
Batuan adalah benda alam yang unsur-unsur logam dan metaloid yang
menjadi penyusun utama bumi. Kebanyakan berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi
batuan merupakan campuran mineral yang oleh atom-atom bebas unsur tersebut.
tergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa Metode AAS berprinsip pada absorpsi
batuan terutama tersusun dari satu jenis mineral cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
saja, dan sebagian kecil lagi dibentu7k oleh cahaya tersebut pada panjang gelaombang
gabungan mineral, bahan organik serta bahan tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Vulkanik (Nandi, 2010). Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm,
Di Daerah Indonesia tepatnya di uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium
kawasan Lombok Tengah, terdapat salah satu pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini
tempat pertambangan yang tergolong besar. mempunyai cukup energi untuk mengubah
Terdapat sangat benyak batu tambang dengan tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi
berbagai kandungan mineral yang terdapat energi, berarti memperoleh lebih banyak
didalamnya. Tetapi pada masyarakat awam, energi, suatu atom pada keadaan dasar
banyak diantaranya hanya memperdulikan dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi.
kandungan Emas dari batu itu saja, yang Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-
dikarenakan faktor ekonomi dan harga yang macam. Misalnya unsur Na dengan nomor
sekiranya mampu memenuhi kehidupannya atom 11 mempunyai konfigurasi elektron
sehari-hari. Padhal selain Emas, juga banyak 1s2 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk elektron
terdapat mineral didalamnya seperti Mn, Fe, valensi 3S, artinya tidak memiliki kelebihan
Cu, dan lain sebagainya yang tidak kalah energi. Elektron ini dapat tereksitasi ketingkat
penting selain daripada Emas.Baik dari segi 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ketingkat 4p
enkonomi maupun fungsi dalam kehidupan. dengan energi 3,6 eV, masing-masing sesuai
Pada fokus kita menganalisis dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan
kandungan Tembaga, dapat kita ketahui bahwa 330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang
Tembaga (Cu) merupakan konduktor panas dan gelombang ini yang menghasilkan garis
listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki spektrum yang tajam dan dengan intensitas
korosi yang cepat sekali. Tembaga murni maksimum, yang dikenal dengan garis
sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan resonansi. Garis-garis lain yang bukan garis
berwarna jingga kemerahan. Tembaga resonansi dapat berupa spektrum yang
dicampurkan dengan timah untuk membuat berasosiasi dengan tingkat energi molekul,
perunggu (Wikipedia, 2017) biasanya berupa pita-pita lebar
Tembaga (Cu) dapat difungsikan
sebagai penghantar listrik. Bagian dalam kabel PROSEDUR PENELITIAN
yang berwarna emas atau agak mengkilap a. Alat dan bahan
itulah yang disebut tembaga. Bayangkan jika Sampel ( Batu Yang Sudah Dileburkan )
tidak ada tembaga, bagaimana listrik bisa 0,5 gram
dihantarkan dan kita menggunakan peralatan Tabung Digest
sehari-hari? kabel dilapisi dengan bahan yang Asam Nitrat HnO3
tidak menghantarkan listrik sehingga kita tidak Asam Perklorat HclO4
kesentrum ketika memegangnya. Oleh karena Alat Pemenas
itu, sangat dilarang memegang kabel yang Timbangan Analitik Digital
terbuka atau terkelupas karena berbahaya akan Tabung Reaksi
tegangannya. Labu Ukur
Selain penghantar listrik, tembaga Pipet Ukur Gondok
juga penghantar panas yang baik. Beberapa AAS ( Atomic Absorption
peralatan rumah tangga terbuat dari campuran Spectrophotometer )
besi dan tembaga sehingga menghasilkan b. Langkah Kerja
kombinasi yang baik.Manfaat tembaga dalam 1. Menimbang 0,5 gram sampel halus <
kehidupan sehari hari memang terpusat pada 0,5 mm kedalam tabung digest
hal yang panas dan listrik karena manfaat 2. Menambahkan 5 ml asam nitrat
tembaga sangat besar dalam hal ini. HnO3p.a dan 0,5 asam perkelorat
HCLO4 p.a, mendiamkan satu malam.
Esoknya memanaskan pada suhu 100
METODE PENELITIAN derajat selaam 1 jam 30 menit,
Spektrofotometri Serapan atom (AAS) kemudian meningkatkan suhu menjadi
adalah suatu metode analisis untuk penentuan 130 derajat selama 1 jam, meningkatkan
106
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No.2 ISSN:2355-6358
suhu lagi menjadi 150 derajat selam 2 3. Mendinginkan ekstrak kemudian
jam 30 menit ( sampai uap kuning habis, mengencerkan dengan air bebas ion
apabila masih ada uap kuning waktu menjadi 25 ml.
pemanasan ditambah lagi ), setelah uap 4. Mengocok hingga homogen.
kuning habis, meningkatakan suhu nya 5. Membiarkan semalaman.
lagi menjadi 170 derajat selama 1 jam, 6. Memipet 1 ml ekstrak dan deret standar
kemudian meningkatkan suhu nya lagi masing masing ke tabung kimia dan
menjadi 200 derjat selam 1 jam ( hingga menambahkan 9 ml larutan La 0,25 % .
terbentuk uap putih ). Destruksi selesai 7. Mengukur Cu ( Tembaga ) dalam
dengan terbentuk nya endapan putih ekstrak dengan menggunakan AAS.
atau sisa larutan jernih sekitar 0,5 ml.
HASIL DAN ANALISIS DATA
Action Sampel ID Conc Abs Pos
UNK49 19T20181 0.4552 0.056 1
UNK50 1 dpl 0.4354 0.054 2
UNK51 bik 0.0127 0.00 3
107
Jurnal Ilmiah IKIP Mataram Vol. 5. No.2 ISSN:2355-6358
semaksimal mungkin agar berguna dalam Eviati dan Sulaeman. 2009. Petunjuk Teknis
kehidupan sehari-hari. Edisi 2 Analisis Kimia Tanah,
Tanaman, Air dan Pupuk. Bogor:
KESIMPULAN Balai Penelitian Tanah.
Dari penelitian yang sudah https://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa : (1) (diakses pada 6 juli 2018 pada pukul 19.37
kandungan tembaga dalam bongkahan batuan WITA)
sebesar 0.0013 (%) dari 0.5 Gram singkapan http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2009/
batuan, (2) konsep dengan kenyataan dalam 4TAHUN2009UU.HTM (diaksews
penelitian memiliki keterkaitan dan kesamaan pada 6 juli 2018 pada pukul 20:03
dilihat dari hasil. WITA)
Munir, M., 1995, Geologi dan Mineralogi
DAFTAR RUJUKAN Tanah, Pustaka jaya: Jakarta.
Distamben, 1998,Peranan Departemen Nandi, 2010, Handouts Geologi Lingkungan
pertambangan dan Energi (GG405) Batuan, Mineral dan
DalamPengembangan Peletakan Batubara, Jurusan Pendidikan
Kerangka Landasan Pengembangan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Industri Nasional, Departemen Sosial, Universitas Pendidikan
Pertambangan Dan Indonesia, Jakarta.
Energi,Jakarta.http://ebookbrowse. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JU
com/7a-peranan-departemen- R._PEND._GEOGRAFI/1979010120
pertambangan-dan-energi-dalam- 05011,NANDI/geologi%20lingkungan
pengembangan-peletakan- /BaBATUAN.pdf_suplemen_Geologi
kerangka-landasan-pdfd331413582, _Lingkungan.pdf,12 Februari 2013
27 maret 2013.
108