Oleh kelompok I
Kontaminasi logam yang seribg terjadi dalam kaleng adalah ion besi
dan timbal. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan
toksisitas karena dapat meghambat kerja enzim. Ion Pb2+ dalam tubuh yang
terakumulasi dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pada susunan
saraf sehingga dapat menimbulkan edema otak dan gangguan lainnya. Ion Fe2+
merupakan logam yang diperlukan tubuh agar erotrosit dapat berkembang
secara tepat. Tetepi jika berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.
lanjutan
Untuk mengidentifikasi ion besi dan timbal, menggunakan instrumen spektrofotometer serapan
atom. Dengan tahapannya :
Persiapan sampel
Sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin, yang sebelumnya telah dihancurkan.
Kemudian ditambahkan larutan HNO3 pekat lalu dipanaskan pada suhu 600° C selama 100 menit
hingga menjadi abu. Dilarutkan dengan aquadest kemudian disaring
Pengukuran kadar timbal
Dioptimalkan spektrometer serapan atom (SSA) dengan cara dihidupkan 10 menit
sebelum dimasukkan sampel. Masukkan larutan standart ke SSA untuk dianalisis. Kemudian
masukkan sampel yang siap dianalisis. Diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 217
nm.
Pengukuran kadar besi
Dioptimalkan spektrometer serapan atom (SSA) dengan cara dihidupkan 10 menit
sebelum dimasukkan sampel. Masukkan larutan standart ke SSA untuk dianalisis. Kemudian
masukkan sampel yang siap dianalisis. Diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 248,3
nm.
Hasil penelitian
Fungsi dari pengabuan/dekstutor untuk memutuskan ikatan antara senyawa organik dengan
logam yang akan dianalisis. HNO3 digunakan sebagai dekstutor, untuk bahan-bahan organik
yang sulit dihancurkan dan dibantu pemanasan untuk dekstutor. Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel dengan lama penyimpanan
yang sama, mengandung nilai ion besi (Fe2+) yang belum melebihi ambang batas
(konsentrasi kecil) tetepi dapat menyebabkan racun apabila mengkonsumsi makanan dalam
kemasan kaleng secara terus-menerus.
Lanjutan
Untuk kadar ion timbal (Pb2+) juga tidak melebihi ambang batas. Hal
ini dapat dimungkinkan karena kaleng sebagai wadah sampel tidak
mengandung logam Pb pada saat proses penyambungan atau
pemantrrian pada saat pengolahan kaleng.
Jadi berdasarkan hasil penelitian itu, dapat disimpulkan bahwa lama
penyimpanan tidak mempengaruhi nilai ataunkadar ion Pb dan Fe
dalam produk ikan makarel kemasan kaleng.
Daftar pustaka
Estiasi, teti dkk. Kimia dan fisik pangan. Jakarta : bumi aksara
Karina, Desi., Alimuddin dan Chairul Saleh. 2018. Analisis kadar ion besi
(Fe2+) dan ion timbal (Pb2+) dalam ikan makarel kemasan kaleng
berdasarkan lama waktu penyimpanan.Samarindah : Univ.
Mulawarman
Wetipo, Yafeth dkk. 2019. Produksi ros akibat akumulasi ion loham berat
dan mekanisme penangkal dengan antioksidan. Salatiga : Univ.
Kristen Satya Wacana.
Terima kasih…