Anda di halaman 1dari 27

PENYAKIT

KARDIOVASKULAR
PATOLOGI 1. Ardyanti Safitri​​517 20 011 020
2. Alya Namira​​517 20 011 021
3. Asmina Haris​​515 20 011 175
4. Grace Maria Somey ​517 011 013
5. Ika Yuliarti​​5117 20 011 063
6. Sri Ratu Bulqis ​517 20 011 025
PENGERTIAN SISTEM KARDIOVASKULAR

 Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses


sirkulasi darah yang terjadi di dalam tubuh manusia.

 3 macam sirkulasi dalam tubuh manusia, sirkulasi sistemik, sirkulasi


paru, dan sirkulasi khusus (sirkulasi pada janin, sirkulasi koroner
jantung).
PENYAKIT KARDIOVASKULER
A. ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis didefinisikan oleh Ross (1999) sebagai pengerasan dan penyempitan


arteri secara progresif akibat timbunan lemak dengan disertai peradangan. Hal
tersebut secara patofisiologi melibatkan lipid, thrombosis, dinding vaskuler dan sel-
sel imun.
PATOGENESIS ATEROSKLEROSIS

Daerah yang sering terjadi Aterosklerosis yaitu di daerah aorta dan arteri
koronaria. Prosesnya diawali dengan perubahan kolesterol LDL (Low-Density
Lipoprotein) yang mengalami oksidasi menjadi LDL yang teroksidasi Ox LDL
(Oxidized Low-Density Lipoprotein). Kemudian hal tersebut akan semakin
berisiko jika pada pembuluh darah terdapat kemungkinan kerusakan dari
nitrogen monoksida (NO)
Faktor Risiko
Faktor risiko major Faktor risiko minor

 Hiperkolesterolemia  Obesitas
 Hipertensi  Stres emosional
 Menghisap rokok  Kurangnya gerak fisik
 Diabetes  Hiperuricemia
 Inflamasi  Sindrom metabolik
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSAAN ATEROSKLEROSIS

 Beberapa tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya aterosklerosis.
Hal tersebut ialah:
a. Bertahan dengan berat badan yang ideal, beraktivitas fisik secara aktif, konsumsi bahan
makanan yang mengandung lemak tak jenuh dan sedikit kolesterol
b. Mengontrol hipertesi dengan melakukan diet yang sehat serta aktivitas fisik yang rutin bila
perlu ditambah dengan obat-obatan anti hipertensi
c. Mengontrol kadar gula darah dengan cara yang sama
d. Menghindari rokok.
Beberapa obat yang dapat digunakan sebagai anti inflamasi seperi : Statin, Aspirin,
Angiotensine Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) dan Angiotensin Receptor Bloker
(ARB)
B. Penyakit Jantung Iskemik

Penyakit yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen


oleh miokardium dan suplai darah arterialnya. Pada angina pektoris, iskemia
menghilang tanpa terjadi nekrosis miokardium. Pada infark miokard akut,
nekrosis miokardium biasanya disebabkan oleh sumbatan arteri koroner yang
mengalami aterosklerosis oleh trombus.
ETIOLOGI

 Iskemia dapat disebabkan oleh 3 macam hal, yaitu:

a. Berkurangnya aliran darah koroner (penyebab pada > 90% kasus)


b. Peningkatan kebutuhan miokardium (misalnya pada takikardia, hipertrofi
jantung).
c. Hipoksia akibat berkurangnya transpor oksigen
FAKTOR RISIKO

Faktor risiko yang bisa di ubah Faktor risiko yang tidak bisa di ubah

• Dislipidemia
• Hipertensi • Usia
• Rokok • Jenis Kelamin
• Diabetes Melitus • Faktor Keturunan (Riwayat
• Inaktivitas Fisik Penyakit Jantung Dalam
• Stres Psikososial
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala iskemia miokardium disebabkan oleh ketidakkeseimbangan antara


persediaan dan kebutuhan oksigen miokardium. Biasanya nyeri yang timbul
karena iskemia miokardium mempunyai karakteristik tertentu :
a. Lokasinya biasanya di dada, substernal dengan penjalaran ke leher, rahang,
bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian luar, punggung atau
pundak kiri.
b. Kualitas nyeri biasanya merupakan bukanlah nyeri yang tajam, seperti rasa
ditusuktusuk atau di iris sembilu, dan bukan pula mules.
Klasifikasi Penyakit Jantung iskemik
Berdasarkan ada tidaknya infark pada miokardium, penyakit jantung iskemik
dibagi menjadi dua :
a) Penyakit Jantung Iskemik Tanpa Infark
b) Penyakit Jantung Iskemik Dengan Infark

Diagnosis
c) Anamnesis Secara klasik gejala Penyakit Jantung Iskemik (PJI)
d) Pemeriksaan Fisik Irama derap (galop S),
e) Pemeriksaan Penunjang
PATOFISISOLOGI
 Penyakit jantung iskemik bermula akibat dari arteriosklerosis atau pengerasan
pembuluh darah nadi (arteri). Dinding bagian dalam pembuluh darah (intima)
di dalam tubuh, terutama arteri tertutup lapisan sel – sel tipis, karena
melindungi jaringan elastis dan jaringan otot.
 Perkembangan arteriosklerosis berawal dari sel – sel darah putih yang secara
normal terdapat dalam sistem peredaran darah dan mulai menyerang dinding
arteri. Sel - sel darah putih ini menembus lapisan dalam dan mulai menyerap
tetes - tetes lemak, terutama kolesterol. Ketika mati, sel - sel darah putih
meninggalkan kolesterol di bagian dasar dinding arteri, karena tidak mampu
mencerna kolesterol yang diserap. Akibatnya, lapisan di bawah garis pelindung
arteri berangsur - angsur mulai menebal dan jumlah sel otot meningkat.
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pasien dengan riwayat Penyakit Jantung Koroner (PJK) antara


lain :
 Golongan Nitrat
 Golongan Beta Bloker
 Golongan Antagonis Kalsium
 Obat Antiplatelet
 Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (ACE-I)
 Antagonis Reseptor Bloker
 Anti Kolesterol Statin
C. Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan suatu ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah


dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh (forward
failure) atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian
jantung yang tinggi (backward failure) atau keduanya. (Sudoyo, 2006)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
GAGAL JANTUNG

 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gagal jantung adalah


kontraktilitas miokard, denyut jantung (irama dan kecepatan/ menit) beban
awal dan beban akhir.
 Menurut Panggabean, 2009 penyakit jantung disebabkan oleh beberapa hal
adalah usia, jenis kelamin, konsumsi garam berlebihan, keturunan,
hiperaktivitas system syaraf simpatis, stress, obesitas, olahraga tidak teratur,
merokok, konsumsi alcohol dan kopi berlebihan, hipertensi, ischaemic heart
disease, konsumsi alkohol, Hypothyroidsm, penyakit jantung kongenital (defek
septum, atrial septal defek, ventrical septal defek), Kardiomiopati (dilatasi,
hipertropik, restriktif), dan infeksi juga dapat memicu timbulnya gagal jantung.
Macam- macam Gagal Jantung

Gagal Jantung Akut Gagal Jantung Kronik

Gagal jantung akut didefinisikan sebagai


serangan cepat dari gejala-gejala atau
tanda-tanda akibat fungsi jantung yang Gagal jantung kronis juga didefinisikan sebagai
abnormal. sindroma klinik yang komplek yang disertai
Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan keluhan gagal jantung berupa sesak, fatique
berdasarkan gejala dan penilaian klinis, baik dalam keadaan istirahat maupun
didukung oleh pemeriksaan penunjang beraktifitas
seperti Elektrokardiogram (EKG), foto
thoraks, biomarker dan ekokardiografi
Doppler.
PATOGENESIS GAGAL JANTUNG

 Pada gagal jantung terjadi suatu kelainan multisistem dimana terjadi gangguan
pada jantung, otot skelet dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta
perubahan neurohormonal yang kompleks.
DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG

 Diagnosis gagal jantung dapat dilakukan dengan dengan pemeriksaan fisik dan
penunjang. Gejala yang didapatkan pada pasien dengan gagal jantung antara
lain sesak nafas, Edema paru, peningkatan Jugularis Vena Pengukuran (JVP),
hepatomegali , edema tungkai. (Ramani, 2010)
PENGOBATAN GAGAL JANTUNG

 Diuretik
 Digoksin
 Vasodilator
 Beta Blocker (carvedilol, bisoprolol, metoprolol).
 Antikoagolan
 Antiaritmia
D. HIPERTENSI

Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan


sistoliknya melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg
berdasarkan rata - rata dua atau tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu
duduk dalam satu atau dua kali kunjungan. (Commitee, 2014)
Klasifikasi Tekanan Darah
JNC VII ESC/ISH (2007)
Klasifikasi
Sistolik Diastolik   Sistolik Diastolik

Nomal < 120 < 80 Optimal < 120 < 80

Pre Hipertensi 130-139 80-89 Normal 120-129 80-84

Tahap 1 140-159 90-99 Normal Tinggi 130-139 85-89

Tahap 2 >160 >100 Tingkat 1 140-159 90-99


  Tingkat 2 160-179 100-109

    Tingkat 3 > 180 > 110

    Hipertensi >140 < 90


Sistolik
 
ETIOLOGI

 Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi :


 Hipertensi primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada hipertensi
jenis ini tidak diketahui penyebabnya.
 Selain itu terdapat pula hipertensi sekunder akibat adanya suatu penyakit atau
kelainan yang mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya. (Commitee,
2014)
Faktor Resiko

Faktor-faktor yang tidak dapat


dimodifikasi antara lain faktor genetik,
umur, jenis kelamin, dan etnis.
Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan
nutrisi. (Yogiantoro, 2009)
PATOGENESIS HIPERTENSI

 Pada dasarnya hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul


akibat berbagai interaksi faktor-faktor resiko tertentu.
 Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor.
 Pada dasarnya, tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan
perifer.
MANIFESTASI KLINIS HIPERTENSI

 Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah
intrakranial. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
 Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain - lain
DIAGNOSIS HIPERTENSI

 Berdasarkan anamnesis, sebagian besar pasien hipertensi bersifat


asimptomatik. Beberapa pasien mengalami keluhan berupa sakit kepala, rasa
seperti berputar, atau penglihatan kabur.
 penggunaan obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal, kortikosteroid,
dekongestan maupun Non Steroid Anti Inflamasi Drugs (NSAID), sakit kepala
paroksismal, berkeringat atau takikardi serta adanya riwayat penyakit ginjal
sebelumnya.
 Berdasarkan pemeriksaan fisik, nilai tekanan darah pasien diambil rata-rata
dua kali pengukuran pada setiap kali kunjungan ke dokter. Apabila tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka hipertensi dapat
ditegakkan.
PENATALAKSANAAN

 Diuretik
 ACE-Inhibitor
 Calsium channel blocker
 ARB
 Beta blocker

Anda mungkin juga menyukai